KAJIAN STRATEGI PENGELOLAAN PERIKANAN BERKELANJUTAN

3y ago
26 Views
3 Downloads
4.65 MB
120 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Mia Martinelli
Transcription

KAJIAN STRATEGIPENGELOLAAN PERIKANANBERKELANJUTANKementerian PPN / BappenasDirektorat Kelautan dan Perikanan2014

KATA PENGANTARSebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki laut yangdapat dikelola sebesar 5,8 juta km2 dan mempunyai potensi serta keanekaragamansumber daya kelautan dan perikanan yang sangat besar. Hal ini merupakan modalyang besar bagi pembangunan ekonomi dan pada akhirnya dapat dimanfaatkan untukmeningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, sumber daya kelautan danperikanan tersebut dapat digunakan sebagai sumber bahan pangan untuk memenuhikebutuhan protein masyarakat. Sehingga peningkatan produksi perikanan diharapkanmampu mendukung ketahanan pangan nasional.Sementara itu, berdasarkan data dari FAO, pada tahun 2012, Indonesiamenempati peringkat ke-2 untuk produksi perikanan tangkap laut dunia, peringkat ke-4untuk produksi perikanan budidaya di dunia, dan peringkat ke-2 untuk produksi rumputlaut di dunia. Sejak beberapa tahun terakhir, perikanan tangkap mengalamiperlambatan pertumbuhan produksi dan cendenrung mengalami stagnasi. Hal inikarena jumlah hasil tangkapan yang telah mendekati produksi tangkapan lestari(Maximun Sustainable Yield/MSY) sebesar 6,5 juta ton per tahun, dengan jumlahtangkapan yang diperbolehkan (Total Allowable Catch/TAC) adalah 80 persen dariMSY. Saat ini upaya pengelolaan penangkapan ikan di laut lebih diarahkan padapengendalian dan penataan faktor produksi untuk menghasilkan pemanfaatan yangberkesinambungan. Selanjutnya, upaya peningkatan produksi perikanan budidayaperlu memperhatikan daya dukung lingkungan, diantaranya terkait kualitas air danpencemaran yang mungkin terjadi akibat pemberian pakan yang berlebihan, sertapembukaan lahan baru untuk tambak/kolam pemeliharaan ikan.Kajian “Strategi Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan” ini, diharapkan dapatmemberikan gambaran terkait penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan pembangunannasional di masa datang sebagai bagian dari kebijakan dan pelaksanaanpembangunan bidang kelautan dan perikanan pada saat ini. Hasil Kajian ini, sudahbarang tentu masih jauh dari ideal dan masih memerlukan penyempurnaan. Namundemikian, sebagai suatu pemikiran, dokumen ini diharapkan dapat digunakan sebagaiacuan bagi penyusunan kebijakan/strategi operasional dan perencanaan bagistakeholders dan pelaku usaha kelautan dan perikanan.Akhir kata, saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telahmembantu dalam penyusunan dokumen ini dan berharap dokumen ini dapatbermanfaat bagi para pelaku usaha perikanan dan stakeholders lainnya baik di tingkatnasional maupun daerah.Jakarta, Desember 2014Dr. Ir. Sri Yanti JS. MPMii

DAFTAR ISIHalamanKATA PENGANTAR .iiDAFTAR ISI .iiiDAFTAR TABEL .vDAFTAR GAMBAR .vii1 PENDAHULUAN1.1Latar Belakang . 1-11.2Perumusan Permasalahan . 1-41.3Tujuan dan Sasaran . 1-101.3.1 Tujuan . 1-101.3.2 Sasaran . 1-101.4Keluaran . 1-112 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN2.1Landasan Teori . 2-12.1.1 Pengertian Pembangunan Perikanan Berkelanjutan . 2-12.1.2 Kaidah Internasional untuk Pembangunan Perikanan Berkelanjutan. 2-32.2Kerangka Pemikiran . 2-113 METODE KAJIAN3.1Metode Pengambilan Data . 3-13.2Metode Analisis . 3-13.3Lokasi Kunjungan Lapang. 3-54 INTERNATIONAL PRACTICES DALAM PENGELOLAAN PERIKANAN4.1Perikanan Tangkap . 4-24.1.1 Jepang . 4-24.1.2 Australia. 4-44.1.3 United Kingdom (UK) . 4-74.2Perikanan Budidaya . 4-8iii

4.2.1 Vietnam . 4-84.2.2 China . 4-104.2.3 Norwegia . 4-125 KINERJA SEKTOR PERIKANAN5.1Kinerja Sektor Perikanan Nasional dalam Penerapan PerikananBerkelanjutan. 5-15.1.1 Perikanan Tangkap . 5-15.1.2 Perikanan Budidaya . 5-85.2Kondisi Sektor Perikanan Tangkap di Lokasi Kajian . 5-165.2.1 Sumatera Barat . 5-165.2.2 Kalimantan Barat . 5-205.2.1 Jawa Tengah . 5-255.2.2 Sulawesi Tenggara . 5-295.3Kondisi Sektor Perikanan Tangkap di Lokasi Kajian . 5-335.3.1 Sumatera Barat . 5-345.3.2 Kalimantan Barat . 5-365.3.1 Jawa Tengah . 5-375.2.2 Sulawesi Tenggara . 5-396 ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHANNYA6.1Isu dan Permasalahan Umum . 6-16.2Isu dan Permasalahan Perikanan Tangkap . 6-26.3Isu dan Permasalahan Perikanan Budidaya . 6-127 FORMULASI STRATEGI DAN KEBIJAKAN UNTUK MENGEFEKTIFKANPENGELOLAAN PERIKANAN BERKELANJUTAN7.1Pengelolaan Perikanan Tangkap Berkelanjutan. 7-17.1.1 Analisis Kesenjangan Pengelolaan Perikanan Tangkap Berkelanjutan . 7-17.1.2 Rumusan Strategi dan Kebijakan Pengelolaan Perikanan TangkapBerkelanjutan . 7-47.2Pengelolaan Perikanan Budidaya Berkelnajutan . 7-77.2.1 Analisis Kesenjangan Pengelolaan Perikanan Tangkap Berkelanjutan . 7-77.2.2 Rumusan Strategi dan Kebijakan Pengelolaan Perikanan TangkapBerkelanjutan . 7-9iv

8 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI8.1Kesimpulan . 8-18.2Rekomendasi . 8-2DAFTAR PUSTAKAv

DAFTAR TABELHalamanTabel 5.1 Perkembangan Populasi Nelayan Perikanan Tangkap, 2003-2012(orang) . 5-2Tabel 5.2 Luas lahan perikanan budidaya menurut jenis budidaya, 2008-2012(Ha) . 5-8Tabel 5.3 Produksi ikan berdasarkan komoditas di Indonesia tahun 2009-2012 . 5-9Tabel 5.4 Jumlah pembudidaya ikan berdasarkan jenis budidaya(Satuan: Orang) . 5-10Tabel 5.5 Skala usaha perikanan budidaya berdasarkan kategori besarnyausaha . 5-10Tabel 5.6 Kebutuhan pakan menurut komoditas utama (ton) . 5-11Tabel 5.7 Data umum Laboratrium lingkup UPT, Ditjen Perikanan Budidaya . 5-12Tabel 5.8 Perkembangan Jumlah Produksi Perikanan Tangkap di ProvinsiSumatera Barat Periode Tahun 2008-2012 (unit: ton) . 5-16Tabel 5.9 Perkembangan Nilai Produksi Perikanan Tangkap di Provinsi SumateraBarat Periode Tahun 2008-2012 (unit: dalam ribuan Rupiah) . 5-17Tabel 5.10 Perkembangan Populasi Nelayan Perikanan Tangkap di ProvinsiSumatera Barat periode tahun 2008 - 2012 (unit: orang) . 5-18Tabel 5.11 Perkembangan Jumlah Kapal Penangkap Ikan di Provinsi SumateraBarat periode tahun 2008 - 2012 (unit: kapal) . 5-18Tabel 5.12 Perkembangan Jumlah Alat Penangkapan Ikan di Provinsi SumateraBarat periode tahun 2008 - 2012 (unit: alat) . 5-18Tabel 5.13 Perkembangan Jumlah Produksi Perikanan Tangkap di ProvinsiKalimanatan Barat Periode Tahun 2008-2012 (unit: ton) . 5-21Tabel 5.14 Perkembangan Nilai Produksi Perikanan Tangkap di Provinsi KalimanatanBarat Periode Tahun 2008-2012 (unit: dalam ribuan Rupiah) . 5-22Tabel 5.15 Perkembangan Populasi Nelayan Perikanan Tangkap di ProvinsiKalimanatan Barat periode tahun 2008 - 2012 (unit: orang) . 5-22Tabel 5.16 Perkembangan Jumlah Kapal Penangkap Ikan di Provinsi KalimanatanBarat periode tahun 2008 - 2012 (unit: kapal) . 5-22Tabel 5.17 Perkembangan Jumlah Alat Penangkapan Ikan di Provinsi KalimanatanBarat periode tahun 2008 - 2012 (unit: alat) . 5-23Tabel 5.18 Perkembangan Jumlah Produksi Perikanan Tangkap di ProvinsiJawa Tengah Periode Tahun 2008-2012 (unit: ton) . 5-25Tabel 5.19 Perkembangan Nilai Produksi Perikanan Tangkap di Provinsi JawaTengah Periode Tahun 2008-2012 (unit: dalam ribuan Rupiah) . 5-26vi

Tabel 5.20 Perkembangan Populasi Nelayan Perikanan Tangkap di ProvinsiJawa Tengah periode tahun 2008 - 2012 (unit: orang) . 5-27Tabel 5.21 Perkembangan Jumlah Kapal Penangkap Ikan di Provinsi JawaTengah periode tahun 2008 - 2012 (unit: kapal) . 5-27Tabel 5.22 Perkembangan Jumlah Alat Penangkapan Ikan di Provinsi JawaTengah periode tahun 2008 - 2012 (unit: alat) . 5-27Tabel 5.23 Perkembangan Jumlah Produksi Perikanan Tangkap di ProvinsiSulawesi Tenggara Periode Tahun 2008-2012 (unit: ton). 5-30Tabel 5.24 Perkembangan Nilai Produksi Perikanan Tangkap di SulawesiTenggara Periode Tahun 2008-2012 (unit: dalam ribuan Rupiah) . 5-30Tabel 5.25 Perkembangan Populasi Nelayan Perikanan Tangkap di ProvinsiSulawesi Tenggara periode tahun 2008 - 2012 (unit: orang) . 5-31Tabel 5.26 Perkembangan Jumlah Kapal Penangkap Ikan di Provinsi SulawesiTenggara periode tahun 2008 - 2012 (unit: kapal) . 5-31Tabel 5.27 Perkembangan Jumlah Alat Penangkapan Ikan di Provinsi SulawesiTenggara periode tahun 2008 - 2012 (unit: alat) . 5-31Tabel 5.28 Produksi perikanan budidaya di lokasi survei (ton) . 5-34Tabel 5.29 Perkembangan budidaya laut di Sumatera Barat . 5-34Tabel 5.30 Perkembangan budidaya tambak di Sumatera Barat . 5-34Tabel 5.31 Perkembangan budidaya kolam di Sumatera Barat . 5-35Tabel 5.32 Perkembangan budidaya keramba di Sumatera Barat . 5-35Tabel 5.33 Perkembangan budidaya jaring apung di Sumatera Barat . 5-35Tabel 5.34 Perkembangan budidaya mina padi di Sumatera Barat . 5-35Tabel 5.35 Perkembangan budidaya laut di Kalimantan Barat . 5-36Tabel 5.36 Perkembangan budidaya tambak di Kalimantan Barat . 5-36Tabel 5.37 Perkembangan budidaya kolam di Kalimantan Barat. 5-36Tabel 5.38 Perkembangan budidaya keramba di Kalimantan Barat . 5-37Tabel 5.39 Perkembangan budidaya jaring apung di Kalimantan Barat . 5-37Tabel 5.40 Perkembangan budidaya mina padi di Kalimantan Barat . 5-37Tabel 5.41 Perkembangan budidaya laut di Jawa Tengah . 5-38Tabel 5.42 Perkembangan budidaya tambak di Jawa Tengah . 5-38Tabel 5.43 Perkembangan budidaya kolam di Jawa Tengah . 5-38Tabel 5.44 Perkembangan budidaya keramba di Jawa Tengah . 5-39Tabel 5.45 Perkembangan budidaya jaring apung di Jawa Tengah. 5-39Tabel 5.46 Perkembangan budidaya mina padi di Jawa Tengah . 5-39Tabel 5.47 Perkembangan budidaya laut di Sulawesi Tenggara . 5-40Tabel 5.48 Perkembangan budidaya tambak di Sulawesi Tenggara . 5-40vii

Tabel 5.49 Perkembangan budidaya kolam di Sulawesi Tenggara . 5-40Tabel 6.1 Isu, Permasalahan dan Dampak Potensial pada Perikanan Tangkap . 6-3Tabel 6.2 Isu, Permasalahan dan Dampak Potensial pada Perikanan Budidaya . 6-14Tabel 7.1 Analisis Kesenjangan untuk Pengelolaan Perikanan TangkapBerkelanjutan . 7-2Tabel 7.2 Strategi dan Kebijakan yang Diperlukan untuk MewujudkanPerikanan Tangkap Nasional yang Berkelanjutan . 7-4Tabel 7.3 Analisis Kesenjangan untuk Pengelolaan Perikanan BudidayaBerkelanjutan . 7-7Tabel 7.4 Strategi dan Kebijakan yang Diperlukan untuk MewujudkanPerikanan Budidaya Nasional yang Berkelanjutan. 7-9viii

DAFTAR GAMBARHalamanGambar 2.1 Diagram Kerangka Pemikiran Kajian Strategi PengelolaanPerikanan Berkelanjutan . 2-11Gambar 3.1 Diagram Tulang Ikan. 3-4Gambar 3.2 Gap Analysis Kondisi Riil dengan Kondisi Ideal . 3-5Gambar 4.1 Keterkaitan Ekosistem dalam Pengelolaan Sistem Perikanan . 4-2Gambar 4.2 Peta Tata Cara Pengelolaan Perikanan Otoritas Australia . 4-4Gambar 4.3 Pengelolaan Perikanan Udang di Utara Wilayah Australia. 4-5Gambar 4.4 Pengelolaan Udang Berkelanjutan . 4-6Gambar 4.5 Cara Kerja Sistem Kuota di United Kingdom . 4-7Gambar 5.1 Perkembangan Jumlah Kapal Ikan Nasional Periode Tahun2003-2012 . 5-2Gambar 5.2 Perkembangan Jumlah Produksi Perikanan Tangkap NasionalPeriode Tahun 2003-2012 . 5-4Gambar 5.3 Perkembangan Nilai Produksi Perikanan Tangkap NasionalPeriode Tahun 2003-2012. 5-5Gambar 5.4 Nilai produksi perikanan budidaya berdasarkan komoditi(x Rp.1000,-) . 5-12Gambar 5.5 Perkembangan Produktivitas Nelayan Sumatera Barat Periode2008-2012 . 5-19Gambar 5.6 Perkembangan Produktivitas Kapal Ikan di Sumatera BaratPeriode 2008-2012 . 5-20Gambar 5.7 Perkembangan Produktivitas Nelayan Kalimantan Barat Periode2008-2012 . 5-24Gambar 5.8 Perkembangan Produktivitas Kapal Ikan di Kalimantan BaratPeriode 2008-2012 . 5-24Gambar 5.9 Perkembangan Produktivitas Nelayan Jawa Tengah Periode2008-2012 . 5-28Gambar 5.10 Perkembangan Produktivitas Kapal Ikan di Jawa TengahPeriode 2008-2012 . 5-29Gambar 5.11 Perkembangan Produktivitas Nelayan Sulawesi Tenggara Periode2008-2012 . 5-32Gambar 5.12 Perkembangan Produktivitas Kapal Ikan di Sulawesi TenggaraPeriode 2008-2012 . 5-33Gambar 6.1Hasil Analisis Diagram Tulang Ikan untuk PermasalahanPerikanan Tangkap Nasional . 6-3ix

Gambar 6.2Hasil Analisis Permasalahan Diagram Tulang Ikan untuk PerikananBudidaya Nasional. 6-13x

Bab 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIndonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayahlaut yang dapat dikelola sebesar 5,8 juta km2 yang memiliki keanekaragamansumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat besar. Potensi lestari sumber dayaikan atau maximum sustainable yield (MSY) di perairan laut Indonesia sebesar 6,5 jutaton per tahun, dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 5,2 jutaton/tahun (80% dari MSY).1 Kemudian, untuk besarnya potensi perikanan tangkap diperairan umum yang memiliki total luas sekitar 54 juta Ha, yang meliputi danau,waduk, sungai, rawa, dan genangan air lainnya, diperkirakan mencapai 0,9 juta tonikan/tahun.2 Sementara, untuk perikanan budidaya, potensi yang dimilikinya adalah a)perikanan budidaya air laut seluas 8,3 juta Ha (yang terdiri dari 20% untuk budidayaikan, 10% untuk budidaya kekerangan, 60% untuk budidaya rumput laut, dan 10%untuk lainnya), b) perikanan budidaya air payau atau tambak seluas 1,3 juta Ha, danc) perikanan budidaya air tawar seluas 2,2 juta Ha (yang terdiri dari kolam seluas526,40 ribu Ha, perairan umum (danau, waduk, sungai dan rawa) seluas 158,2 ribuHa, dan sawah untuk mina padi seluas 1,55 juta Ha).2 Berdasarkan data FAO (2014)pada tahun 2012 Indonesia menempati peringkat ke-2 untuk produksi perikanantangkap dan peringkat ke-4 untuk produksi perikanan budidaya di dunia. Fakta inidapat memberikan gambaran bahwa potensi perikanan Indonesia sangat besar,sehingga bila dikelola dengan baik dan bertanggungjawab agar kegiatannya dapatberkelanjutan, maka dapat menjadi sebagai salah satu sumber modal utamapembangunan di masa kini dan masa yang akan datang.1Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor KEP.45/MEN/2011 tentangEstimasi Potensi Sumber Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia2Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.PER.15/MEN/2012 tentang Rencana StrategisKementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2014.Bab 1 PendahuluanPage 1-1

Potensi perikanan yang sangat besar tersebut dapat memberikan manfaat yangmaksimal secara berkelanjutan bagi negara dan masyarakat Indonesia, bila dikeloladengan baik dan bertanggungjawab. Hal tersebut juga telah diamanatkan dalamUn

Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki laut yang dapat dikelola sebesar 5,8 juta km2 dan mempunyai potensi serta keanekaragaman sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat besar. Hal ini merupakan modal yang besar bagi pembangunan ekonomi dan pada akhirnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat.

Related Documents:

NAUTIKA 2015 PERIKANAN LAUT PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN 2015 NAUTIKA PERIKANAN LAUT MODUL MEL AKUKAN PEN AN G AN AN IKAN PEL A GIS KECIL DIKAP Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan AL A-PDF Watermark DEMO: Purchase from www.A-PDF.com to .

KAJIAN PENGELOLAAN PERIKANAN WILAYAH LAUT MALUKU Miftahussalam ( C24100061) Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor 2013 Abstrak Provinsi Maluku memiliki wilayah laut dengan total luas adalah sekitar 658.294,69 Km2, dengan panjang garis pantainya 8.287 Km. Sedangkan luas

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.06/MEN/2010 TENTANG ALAT PENANGKAPAN IKAN DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 7 ayat (1) huruf f Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan .

SUPM Teknika Perikanan Laut/SUPM Mesin Perikanan/SMK Teknika/ SMK Teknika Kapal Penangkap Ikan/ D-lll Mesin Dan Peralatan Perikanan/ Teknika SUPM Nautika Perikanan Laut/ SUPM Penangkapan Ikan/ SMK Nautika/ SMK Nautika Kapal Penangkap Ikan/ D-lll Teknologi Penangkapan Ikan/ Nautika S-2 Pariwisata/Manajemen Ekowisata dan Jasa Lingkungan/Kajian .

DAFTAR ISI Daftar Isi i Daftar Tabel ii I. Pendahuluan 1 II. Makna Praktis Delapan Prinsip Keuangan Berkelanjutan 3 III. Prioritas Program Keuangan Berkelanjutan 6 IV. Langkah Strategis dalam Implementasi Program Keuangan Berkelanjutan 9 V. Kegiatan Usaha Berkelanjutan 15 A. Kriteria Kegiatan Usaha Berkelanjutan 16 .

menteri kelautan dan perikanan republik indonesia keputusan menteri kelautan dan perikanan nomor : kep. 26 /sj-kkp/kp.430/vii/2016 tentang pemberhentian dan pengangkatan dari dan dalam jabata pengawas setara eselon iv dan eselon v di lingkungan direktorat jenderal perikanan tangkap kementerian kelautan dan perikanan

Dr. Simon Masengi (Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KP) Dr. Chandra Nainggolan (Sekolah Tinggi Perikanan) Dr. Priyanto Raharjo (Sekolah Tinggi Perikanan) Yuliati H. Sipahutar S.Pi, MM (Sekolah Tinggi Perikanan) Staff Editor : Maria Goreti, M.MPi Ir Asriani Mardiono, MM Rahmad Surya Hadi Saputra S.St.Pi, M.Sc

advanced accounting program. Understanding students’ intentions in pursuing their studies to higher level of accounting courses is an important step to attract students to accounting courses. Beside intention, students’ perception on advanced accounting programs and professional courses may