Laporan Kerja Praktek Modul Pemodelan Dan Analisa Gedung Bertingkat .

1y ago
12 Views
2 Downloads
4.33 MB
136 Pages
Last View : 3m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Julius Prosser
Transcription

KERJA PRAKTEK – RC184802LAPORAN KERJA PRAKTEKMODUL PEMODELAN DAN ANALISA GEDUNG BERTINGKATDENGAN SISTEM GANDA KHUSUSSURABAYADZIKRIE FIKRIYAN SYAHNRP. 03111740000010GERRY ANDROW PRATAMA P.NRP. 03111740000141Dosen PembimbingDr. Asdam Tambusay, ST., MT.DEPARTEMEN TEKNIK SIPILFakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan KebumianInstitut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya 2020

LEMBAR PENGESAHANLAPORAN KERJA PRAKTEKMODUL PEMODELAN DAN ANALISA GEDUNG BERTINGKATDENGAN SISTEM GANDA KHUSUSDZIKRIE FIKRIYAN SYAHNRP. 03111740000010GERRY ANDROW PRATAMA P.NRP. 03111740000141Surabaya, 21 Desember 2020Menyetujui,Dosen Pembimbing InternalDr. Asdam Tambusay, ST.,NIP. 1990201911077Mengetahui,Sekretaris Departemen IBidang Akademik dan KemahasiswaanDepartemen Teknik Sipil FTSPK – ITSData Iranata, ST., MT., PhDNIP. 19800430 200501 1 002i

DAFTAR ISILEMBAR PENGESAHAN . iDAFTAR ISI.iiBAB I PENDAHULUAN . 11.1Latar Belakang . 11.2Rumusan Masalah . 11.3Tujuan . 11.4Manfaat . 2BAB II PRELIMINARY DESIGN . 32.1Diagram Alir . 32.2Filosofi Perancangan Struktur Rangka-Dinding Geser. 42.3Sistem Struktur. 52.4Data-Data Bangunan . 52.5Preliminary Design . 62.5.1Balok Induk . 62.5.2 Pelat Dua Arah . 72.5.3 Kolom . 15BAB III PEMBEBANAN . 193.1Pembebanan Gravitasi . 193.2Pembebanan Gempa. 203.3Kombinasi Pembebanan. 21BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER . 224.1Pelat Dua Arah . 224.1.1 Pembebanan Pada Pelat Lantai . 224.1.2 Perhitungan Momen Menggunakan SNI 2847-2019 . 234.1.3 Perhitungan Penulangan Pelat. 274.1.4 Penulangan Long Section . 284.1.5 Penulangan Short Section . 324.1.6 Rekap Penulangan . 374.2Tangga. 374.2.1 Perhitungan Pembebanan . 384.2.2 Analisa Struktur Tangga . 39ii

4.2.3 Perhitungan Penulangan. 414.3Balok Anak . 464.3.1 Data Perencanaan . 464.3.2 Gaya Dalam Output Etabs . 464.3.3 Desain Tulangan Lentur Negative . 474.3.4 Desain Tulangan Lentur Positive . 484.3.5 Desain Tulangan Geser . 494.3.6 Desain Tulangan Torsi . 494.3.7 Penulangan Sengkang Kombinasi Geser dan Torsi . 51BAB V PEMODELAN STRUKTUR. 525.1Denah Bangunan . 525.2Aplikasi Etabs . 525.3Define . 535.4Draw . 645.5Assign . 65BAB VI ANALISA STRUKTUR . 706.1Modal Load Participation Ratio . 706.2Periode Fundamental Gedung . 706.3Perbandingan Base Shear Statis dan Dinamis . 716.4Pengecekan Sistem Struktur . 746.5Pengecekan Simpangan Antar Lantai . 75BAB VII PERENCANAAN BALOK PRIMER . 787.1Data Perencanaan . 787.2Gaya Dalam Output Etabs . 787.3Persyaratan SRPMK . 787.4Desain Tulangan Lentur . 797.5Desain Tulangan Geser . 867.6Desain Tulangan Torsi . 887.7Penulangan Sengkang Kombinasi Geser dan Torsi . 89BAB VIII PERENCANAAN KOLOM . 918.1Data Perencanaan . 918.2Gaya Dalam Output Etabs . 918.3Persyaratan SRPMK . 92iii

8.4Desain Tulangan Lentur . 938.5Desain Tulangan Confinement . 998.6Desain Tulangan Geser . 998.7Desain Tulangan Torsi . 1008.8Penulangan Sengkang Kombinasi Geser dan Torsi . 1018.9Desain Lap Splicing . 103BAB IX PERENCANAAN HUBUNGAN BALOK-KOLOM . 1049.1Data Perencanaan . 1049.2Dimensi Join . 1049.3Tulangan Confinement. 1049.4Desain Gaya Geser . 1049.5Cek Kuat Geser . 105BAB X PERENCANAAN DINDING GESER . 10610.1Data Perencanaan . 10610.2Gaya Dalam Output Etabs . 10610.3Kebutuhan Tulangan Vertikal dan Horizontal Minimum . 11110.4Desain Tulangan Geser . 11210.5Desain Kombinasi Aksial dan Lentur . 11310.6Desain Komponen Batas Khusus . 117BAB XI KESIMPULAN . 119iv

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangStruktur beton bertulang merupakan salah satu ilmu yang dipelajari pada program studiS1 teknik sipil ITS. Struktur beton bertulang yang diajarkan berfokus pada bangunangedung bertingkat tahan gempa. Dalam proses pengajarannya, ilmu tersebut dibagimenjadi tiga mata kuliah yaitu elemen struktur beton, struktur beton, dan perancanganstruktur beton. Tujuan akhir dari rangkaian mata kuliah tersebut adalah mahasiswa mampumerencanakan struktur beton bertulang 6 tingkat tahan gempa.Pada mata kuliah perancangan struktur beton, mahasiswa diberikan tugas besarperencanaan struktur beton bertulang 6 tingkat tahan gempa. Hal-hal yang harusdirencanakan meliputi perencanaan struktur sekunder, analisa struktur, dan perencanaanstruktur primer.Sebagian besar mahasiswa mengalami masalah dalam mengerjakan tugas besartersebut, salah satunya adalah tidak adanya modul tutorial dalam mengerjakan tugas besartersebut. Maka dari itu modul pemodelan dan analisa gedung bertingkat dengan sistemganda khusus ini dibuat dengan tujuan sebagai pemodelan bagi mahasiswa yangmengambil mata kuliah perancangan beton.1.2 Rumusan MasalahPermasalahan dalam modul ini adalah sebagai berikut:1. Bagaimana urutan dalam merencanakan struktur gedung beton bertulang?2. Apa saja referensi yang digunakan dalam merencanakan struktur gedung betonbertulang?3. Bagaimana cara untuk merencanakan struktur sekunder yang terdiri dari pelat, balokanak, dan tangga?4. Bagaimana cara untuk memodelkan gedung menggunakan aplikasi etabs?5. Bagaimana cara melakukan analisa struktur?6. Bagaimana cara untuk merencanakan struktur primer yang terdiri dari balok induk,kolom, hubungan balok kolom, dan dinding geser?1.3 TujuanTujuan utama dalam penulisan modul ini adalah sebagai berikut:1. Mengetahui urutan dalam merencanakan struktur beton bertulang.2. Mengetahui referensi yang digunakan dalam merencanakan struktur gedung betonbertulang.1

3. Merencanakan struktur sekunder yang terdiri dari pelat, balok anak, dan tangga.4. Mengetahui cara untuk memodelkan gedung menggunakan aplikasi etabs5. Mengetahui cara untuk melakukan analisa struktur.6. Merencanakan struktur primer yang terdiri dari balok induk, kolom, hubungan balokkolom, dan dinding geser.1.4 ManfaatManfaat yang diperoleh dari penulisan modul ini adalah menjadi panduan bagi mahasiswauntuk mengerjakan tugas besar perancangan struktur gedung beton bertulang.2

BAB II PRELIMINARY DESIGN2.1 Diagram AlirMetodologi ini akan menguraikan secara rinci penyelesaian perencanaan strukturgedung beton bertulang dengan sistem ganda khusus dinding geser. Adapun langkah–langkah dalam penyelesaian perencaan ini dituangkan dalam diagram alir sebagai berikut:3

2.2 Filosofi Perancangan Struktur Rangka-Dinding GeserSemakin tinggi suatu gedung, penggunaan struktur rangka saja untuk menahan gayalateral akibat beban gempa menjadi kurang ekonomis karena akan menyebabkan dimensistruktur balok dan kolom yang dibutuhkan akan semakin besar untuk menahan gaya lateral.Oleh karena itu, untuk meningkatkan kekakuan dan kekuatan struktur terhadap gaya lateraldapat digunakan kombinasi antara rangka kaku dengan dinding geser (system ganda). Padastruktur kombinasi ini, dinding geser dan kolom-kolom struktur akan dihubungkan secarakaku (rigid) oleh balok-balok pada setiap lantai bangunan. Dengan adanya hubungan yangrigid antara kolom, balok, dan dinding geser akan memungkinkan terjadinya interaksiantara struktur rangka dan dinding geser secara menyeluruh pada bangunan, dimanastruktur rangka dan dinding geser akan bekerja bersama-sama dalam menahan beban yangbekerja baik itu beban gravitasi maupun beban lateral. Selain itu, dengan menggunakansistem ganda ini, maka simpangan lateral akan jauh berkurang seiring dengan peningkatanjumlah lantai struktur. Semakin tinggi suatu struktur gedung, semakin kecil simpanganyang terjadi. Besarnya simpangan keseluruhan yang terjadi pada sistem rangka kakudinding geser diperoleh dengan cara menggabungkan perilaku kedua elemen tersebutseperti yang terdapat pada gambar dibawah ini:Gambar 2. 1 Superimpos mode individu dari deformasi (Sumber : Schueller 1989)a. Deformasi mode geser untuk rangka kaku (Gambar 1.1 a)Pada struktur rangka kaku, sudut deformasi (lendutan) paling besar terjadi padadasar struktur dimana terjadi geser maksimum.b. Deformasi mode lentur untuk dinding geser (Gambar 1.1 b)Pada struktur dinding geser, sudut deformasi (lendutan) paling besar terjadi padabagian atas bangunan sehingga sistem dinding geser memberikan kekakuan palingkecil pada bagian atas bangunan.c. Interaksi antara rangka kaku dan dinding geser (Gambar 1.1c)4

Interaksi antara struktur rangka kaku dan dinding geser diperoleh dengan membuatsuperposisi mode S defleksi terpisah yang menghasilkan kurva S datar. Perbedaansifat defleksi antara dinding geser dan rangka kaku menyebabkan dinding gesermenahan simpangan rangka kaku pada bagian bawah, sedangkan rangka kaku akanmenahan simpangan dinding geser pada bagian atas. Dengan demikian, geser akibatgaya lateral akan dipikul oleh rangka pada bagian atas bangunan dan dipikul olehdinding geser dibagian bawah bangunan.2.3 Sistem StrukturSistem struktur yang digunakan adalah sistem ganda, yakni Sistem Rangka PemikulMomen Khusus (SRPMK) dan Sistem Dinding Struktural Khusus (SDSK). Sistem strukturyang digunakan harus sesuai dengan batasan sistem struktur dan batasan ketinggianstruktur yang ditunjukkan dalam Tabel 12 SNI 1726-2019. Koefisien modifikasi responyang sesuai, R, faktor kuat lebih sistem Ω0, dan koefisien amplifikasi defleksi Cd,sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 9 harus digunakan dalam penentuan geser dasar,gaya desain elemen, dan simpangan antar lantai tingkat desain.Tabel 2. 1 Sistem Struktur Penahan GempaKoefisien Modifikasi Respon (R) : 7Faktor Kuat Lebih Sistem (Ω0)Faktor Pembesaran Defleksi (Cd) : 5 ½:2½2.4 Data-Data BangunanTipe bangunan: ApartemenLokasi bangunan : SurabayaJenis Tanah: SD5

Tinggi bangunan : 40 meterJumlah lantai: 10 lantaiMutu bahan: Beton (f’c) 30 MPaBaja (fy) 420 MPa2.5 Preliminary Design2.5.1 Balok IndukBentang (L) 5600 mm Tinggi balok (h)𝐿ℎ min 21 560021 266,667 𝑚𝑚(SNI 2847-2019, Tabel 9.3.1.1)ℎ 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 500 𝑚𝑚 Lebar balok (b)𝑏 min 1 0,3 ℎ 150 𝑚𝑚(SNI 2847-2019, Ps. 18.6.2.1)𝑏 min 2 250 𝑚𝑚(SNI 2847-2019, Ps. 18.6.2.1)𝑏 min 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 250 𝑚𝑚6

𝑏 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 300 𝑚𝑚 Kontrol Tinggi dan Lebar Balok𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟 40 𝑚𝑚(SNI 2847-2019, Tabel 20.6.1.3.1)𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐿𝑜𝑛𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙 𝐷19, 𝑑𝑏 19 𝑚𝑚𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 𝐷10, 𝑑𝑠 10 𝑚𝑚𝑑 ℎ 𝑐 𝑑𝑠 𝑑𝑏19 500 40 10 440,5 𝑚𝑚224𝑑 4 436 1762 𝑚𝑚𝑐1 700 𝑚𝑚𝑐2 700 𝑚𝑚𝐿𝑛 𝐿 𝑐1 𝑐2 22𝐿𝑛 5600 700 700 4900 𝑚𝑚22𝐿𝑛 4𝑑 (𝑶𝑲)(SNI 2847-2019, Ps. 18.6.2.1)Maka digunakan dimensi b 300 mm, dan h 500 mm2.5.2 Pelat Dua Arah7

Data PerencanaanFy 420 MPaF’c 30 MPaL1 5450 mmL2 2900 mmDimensi balok 300 x 500𝐿𝑛 𝐿1 𝑏 𝑏300 300 5450 5150 𝑚𝑚2 222𝑆𝑛 𝐿2 𝑏 𝑏300 300 2900 2600 𝑚𝑚2 222𝛽 5150 1,981 2 (𝑻𝒘𝒐 𝒘𝒂𝒚 𝒔𝒍𝒂𝒃)2600Menurut SNI 2847:2019 Tabel 8.3.1.1, tebal minimum untuk pelat dua arah adalahsebagai berikut:Dengan fy 420 MPa, dan pelat merupakan panel interior, maka digunakan tebalminimum pelat sebagai berikut:𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 (𝑡𝑝 ) 𝐿5150 156,061 𝑚𝑚3333Menurut SNI 2847:2019 Pasal 8.3.1.2, terdapat metode lain untuk menentukan tebalminimum pelat dua arah jika terdapat balok di semua sisi pelat. Perhitungan tebalminimum pelat adalah sebagai berikut:8

Penampang Balok Sisi AtasDiketahui balok sisi atas merupakan balok interior dan mempunyai penampangsebagai berikut:b 300 mmh 500 mmMaka dapat diperoleh be menurut SNI 2847:2019 Pasal 8.4.1.8 adalah sebagaiberikut:𝑏𝑒 𝑏𝑤 2 ℎ𝑏 𝑏𝑤 8 ℎ𝑓𝑏𝑒 300 2 (500 156,061) 300 8 156,061𝑏𝑒 98,788 1548,48(OK)𝑏𝑒 98,788 𝑚𝑚ℎ𝑓ℎ𝑓ℎ𝑓 2ℎ𝑓 3𝑏𝑒𝑏𝑒1 ( 1) ( ) [4 6 ( ) 4 ( ) ( 1) ( ) ]𝑏𝑤ℎℎℎ𝑏𝑤ℎ𝑘 ℎ𝑓𝑏1 ( 𝑒 1) ( )𝑏𝑤ℎ1 (𝑘 98,788156,061156,061156,061 298,788156,061 3) [4 6 () 4() () ] 1) ( 1) (30050050050030050098,788156,061)1 ( 1) (300500𝑘 1,662Dapat deperhitungkan momen inersia balok dan juga pelat sebagai berikut:𝐼𝑏 1. 𝑘 . 𝑏 . ℎ312𝐼𝑏 1. 1,662 .300 . 5003 5193315807 𝑚𝑚412Jarak balok sejajar yang bersebelahan diketahui sebagai berikut:Arah x1 5000 mmArah x2 5450 mm𝐼𝑝 1 1. . (𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘𝑥1 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘𝑥2 ) . ℎ𝑓 312 29

𝐼𝑝 1 1. . (5000 5450) . 156,0613 1654950149 𝑚𝑚412 2𝛼𝐴𝑡𝑎𝑠 𝐼𝑏 5193315807 3,138𝐼𝑝 1654950149 Penampang Balok Sisi KananDiketahui balok sisi kanan merupakan balok interior dan mempunyai penampangsebagai berikut:b 300 mmh 500 mmMaka dapat diperoleh be menurut SNI 2847:2019 Pasal 8.4.1.8 adalah sebagaiberikut:𝑏𝑒 𝑏𝑤 2 ℎ𝑏 𝑏𝑤 8 ℎ𝑓𝑏𝑒 300 2 (500 156,061) 300 8 156,061𝑏𝑒 98,788 1548,48(OK)𝑏𝑒 98,788 𝑚𝑚ℎ𝑓ℎ𝑓ℎ𝑓 2ℎ𝑓 3𝑏𝑒𝑏𝑒1 ( 1) ( ) [4 6 ( ) 4 ( ) ( 1) ( ) ]𝑏𝑤ℎℎℎ𝑏𝑤ℎ𝑘 ℎ𝑓𝑏1 ( 𝑒 1) ( )𝑏𝑤ℎ1 (𝑘 98,788156,061156,061156,061 298,788156,061 3) [4 6 () 4() () ] 1) ( 1) (30050050050030050098,788156,061)1 ( 1) (300500𝑘 1,662Dapat deperhitungkan momen inersia balok dan juga pelat sebagai berikut:𝐼𝑏 1. 𝑘 . 𝑏 . ℎ31210

𝐼𝑏 1. 1,662 .300 . 5003 5193315807 𝑚𝑚412Jarak balok sejajar yang bersebelahan diketahui sebagai berikut:Arah x1 5100 mmArah x2 2900 mm𝐼𝑝 1 1. . (𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘𝑥1 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘𝑥2 ) . ℎ𝑓 312 2𝐼𝑝 1 1. . (5100 2900) . 156,0613 1266947482 𝑚𝑚412 2𝛼𝐾𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐼𝑏 5193315807 4,099𝐼𝑝 1266947482 Penampang Balok Sisi BawahDiketahui balok sisi bawah merupakan balok interior dan mempunyai penampangsebagai berikut:b 300 mmh 500 mmMaka dapat diperoleh be menurut SNI 2847:2019 Pasal 8.4.1.8 adalah sebagaiberikut:𝑏𝑒 𝑏𝑤 2 ℎ𝑏 𝑏𝑤 8 ℎ𝑓𝑏𝑒 300 2 (500 156,061) 300 8 156,061𝑏𝑒 98,788 1548,48(OK)𝑏𝑒 98,788 𝑚𝑚11

ℎ𝑓ℎ𝑓ℎ𝑓 2ℎ𝑓 3𝑏𝑒𝑏𝑒1 ( 1) ( ) [4 6 ( ) 4 ( ) ( 1) ( ) ]𝑏𝑤ℎℎℎ𝑏𝑤ℎ𝑘 ℎ𝑓𝑏1 ( 𝑒 1) ( )𝑏𝑤ℎ1 (𝑘 98,788156,061156,061156,061 298,788156,061 3) [4 6 () 4() () ] 1) ( 1) (30050050050030050098,788156,061)1 ( 1) (300500𝑘 1,662Dapat deperhitungkan momen inersia balok dan juga pelat sebagai berikut:𝐼𝑏 1. 𝑘 . 𝑏 . ℎ312𝐼𝑏 1. 1,662 .300 . 5003 5193315807 𝑚𝑚412Jarak balok sejajar yang bersebelahan diketahui sebagai berikut:Arah x1 5450 mmArah x2 4300 mm𝐼𝑝 1 1. . (𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘𝑥1 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘𝑥2 ) . ℎ𝑓 312 2𝐼𝑝 1 1. . (5450 4300) . 156,0613 1544092244 𝑚𝑚412 2𝛼𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 𝐼𝑏 5193315807 3,363𝐼𝑝 1544092244 Penampang Balok Sisi KiriDiketahui balok sisi kiri merupakan balok interior dan mempunyai penampangsebagai berikut:b 300 mmh 500 mmMaka dapat diperoleh be menurut SNI 2847:2019 Pasal 8.4.1.8 adalah sebagaiberikut:12

𝑏𝑒 𝑏𝑤 2 ℎ𝑏 𝑏𝑤 8 ℎ𝑓𝑏𝑒 300 2 (500 156,061) 300 8 156,061𝑏𝑒 98,788 1548,48(OK)𝑏𝑒 98,788 𝑚𝑚ℎ𝑓ℎ𝑓ℎ𝑓 2ℎ𝑓 3𝑏𝑒𝑏 1) ( ) [4 6 ( ) 4 ( ) ( 𝑒 1) ( ) ]𝑏𝑤ℎℎℎ𝑏𝑤ℎℎ𝑓𝑏1 ( 𝑒 1) ( )𝑏𝑤ℎ1 (𝑘 1 (𝑘 98,788156,061156,061156,061 298,788156,061 3) [4 6 () 4() () ] 1) ( 1) (30050050050030050098,788156,061)1 ( 1) (300500𝑘 1,662Dapat deperhitungkan momen inersia balok dan juga pelat sebagai berikut:𝐼𝑏 1. 𝑘 . 𝑏 . ℎ312𝐼𝑏 1. 1,662 .300 . 5003 5193315807 𝑚𝑚412Jarak balok sejajar yang bersebelahan diketahui sebagai berikut:Arah x1 5100 mmArah x2 2900 mm𝐼𝑝 1 1. . (𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘𝑥1 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘𝑥2 ) . ℎ𝑓 312 2𝐼𝑝 1 1. . (5100 2900) . 156,0613 1266947482 𝑚𝑚412 213

𝛼𝐾𝑖𝑟𝑖 𝐼𝑏 5193315807 4,099𝐼𝑝 1266947482Setelah didapatkan untuk semua sisi, perhitungan tebal minimum adalah sebagaiberikut:𝛼𝑓𝑚 𝛼𝐴𝑡𝑎𝑠 𝛼𝐾𝑎𝑛𝑎𝑛 𝛼𝐾𝑖𝑟𝑖 𝛼𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ4𝛼𝑓𝑚 3,138 4,099 4,099 3,3634𝛼𝑓𝑚 3,675𝑡𝑝1 𝑡𝑝1 𝑓𝑦𝐿𝑛 (0,8 1400)36 9𝛽4205150 (0,8 1400)36 9 . 1,981 78,592 𝑚𝑚𝑡𝑝2 90 𝑚𝑚Maka, didapat tebal pelat minimum adalah sebesar 90 mm.14

2.5.3 KolomA. Kolom Lantai 8—10Perencanaan dimensi kolom lantai 8 s.d. 10 berdasarkan beban yang dipikul olehkolom adalah sebagai berikut:Dead LoadPelat bawahPelat atasBalok Induk bawahBalok Induk kiriBalok Induk atasBalok Induk kananKolomSuperimposed DeadLoadAdukan semenPlafondPengggantung PlafondLebarm440.30.30.30.30.5Berat sendiriKg/m221117Panjang .130.50.50.50.54Jumlah3333333Luas 00240024002400Berat rat totalton1.31670.68970.438915

Ducting 81.31671.2547.524Berat 6TotalLive LoadKamar ApartemenKoridor ApartemenBerat sendiriKg/m2195.7855129488.444066Luas Pelatm239.9712522.72875TotalTotal (1,2D 1.6L)𝑃𝑢 82,087 𝑡𝑜𝑛 805001,5 𝑁 N𝐴𝑔 2 𝑃𝑢𝑓′𝑐𝐴𝑔 2 805001,5 53666,76 𝑚𝑚230𝑏 ℎ 𝐴𝑔𝑏 ℎ 53666,76 231,661 𝑚𝑚𝑏𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 ℎ𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 500 𝑚𝑚 300 𝑚𝑚 (𝑂𝐾)B. Kolom Lantai 5—7Perencanaan dimensi kolom lantai 5 s.d. 7 berdasarkan beban yang dipikul olehkolom adalah sebagai berikut:Dead LoadPelat bawahPelat atasBalok Induk bawahBalok Induk kiriBalok Induk atasBalok Induk kananKolomSuperimposed DeadLoadAdukan semenPlafondLebarm440.30.30.30.30.7Berat sendiriKg/m22111Panjang .130.50.50.50.54Jumlah3333333Luas 0024002400Berat 4Berat totalton1.31670.689716

Pengggantung PlafondDucting 70.43892.5081.31671.2547.524Berat 6TotalLive LoadKamar ApartemenKoridor ApartemenBerat sendiriKg/m2195.7855129488.444066Luas Pelatm239.9712522.72875TotalTotal (1,2D 1.6L)𝑃𝑢 (𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 5 10) 90,382 𝑃𝑢 (𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 8 10) 90,382 82,087 172,469 𝑡𝑜𝑛𝑃𝑢 (𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 5 10) 1691343 𝑁𝐴𝑔 2 𝑃𝑢𝑓′𝑐𝐴𝑔 2 1691343 112756,2 𝑚𝑚230𝑏 ℎ 𝐴𝑔𝑏 ℎ 112756,2 335,792 𝑚𝑚𝑏𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 ℎ𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 700 𝑚𝑚 300 𝑚𝑚 (𝑂𝐾)C. Kolom Lantai 1—4Perencanaan dimensi kolom lantai 1 s.d. 4 berdasarkan beban yang dipikul olehkolom adalah sebagai berikut:Dead LoadPelat bawahPelat atasBalok Induk bawahBalok Induk kiriBalok Induk atasBalok Induk kananKolomLebarm440.30.30.30.30.9Berat sendiriPanjang .130.50.50.50.54Jumlah4444444Luas Berat 12Berat total17

Superimposed DeadLoadAdukan semenPlafondPengggantung PlafondDucting 683.683.621117402120TotalLive LoadKamar ApartemenKoridor ApartemenBerat sendiriKg/m2195.7855129488.444066Luas Pelatm253.29530.305TotalTotal (1,2D rat 81𝑃𝑢 135,255 𝑡𝑜𝑛 1326394 𝑁𝑃𝑢 (𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 1 10) 90,382 𝑃𝑢 (𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 5 10) 135,255 172,469 307,724 𝑡𝑜𝑛𝑃𝑢 (𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 1 10) 3017737 𝑁𝐴𝑔 2 𝑃𝑢𝑓′𝑐𝐴𝑔 2 3017737 201182,5 𝑚𝑚230𝑏 ℎ 𝐴𝑔𝑏 ℎ 201182,5 448,5337 𝑚𝑚𝑏𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 ℎ𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 900 𝑚𝑚 300 𝑚𝑚 (𝑂𝐾)18

BAB III PEMBEBANAN3.1 Pembebanan GravitasiPembebanan gravitasi pada perencanaan struktur bangunan berdasarkan pada SNI1727-2018 dan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983.Pembebanan gravitasi meliputi:1. Beban Mati Berat Sendiri (DL)Beban mati (dead load) adalah berat seluruh komponen element struktural bangunan,yang terdiri atas pelat, balok, kolom, dan dinding geser. Beban mati akan dihitungsecara otomatis oleh peranti lunak ETABS V 18.0 dengan menggunakan berat jenismaterial beton 2402,77 kg/m3 dan berat jenis tulangan 7849,05 kg/m3.2. Beban Mati Tambahan (SiDL)Beban mati tambahan (Super Imposed Dead Load) adalah berat komponen nonstructural yang terdapat pada perencanaan struktur bangunan. Berikut adalah bebanSiDL yang digunakan dalam perencanaan :a. Beban adukan semen : 21 kg/m2(PPIUG 1983 Tabel 2.1)b. Beban plafond : 11 kg/m2(PPIUG 1983 Tabel 2.1)c. Beban penggantung plafond : 7 kg/m2(PPIUG 1983 Tabel 2.1)d. Beban ducting dan plumbing : 40 kg/m2(PPIUG 1983 Tabel 2.1)e. Beban sanitasi : 20 kg/m2(PPIUG 1983 Tabel 2.1)f. Beban marmer/tekel : 21 kg/m2(PPIUG 1983 Tabel 2.1)g. Beban dinding ½ bata merah : 250 kg/m2(PPIUG 1983 Tabel 2.1)3. Beban Hidup (Live Load)Beban hidup (Live Load) adalah beban yang terjadi akibat beban hunian penggunaangedung yang berasal dari barang atau orang yang dapat berpindah tempat sehinggamempengeruhi perilaku komponen struktur. Beban hidup yang digunakan berdasarkanpada SNI 1727-2018 tabel 4.3-1 sebagai berikut :a. Beban hidup kamar : 1,92 kN/m2 195,8 kg/m2b. Beban hidup koridor : 4,79 kN/m2 488,5 kg/m2c. Beban hidup roof top : 0,96 kN/m2 97,9 kg/m2d. Beban hidup tangga : 4,79 kN/m2 488,5 kg/m24. Beban Hujan (R)Beban hujan dihitung berdasarkan RSNI 1727-201x pasal 8.319

Asumsi: Tinggi statis (ds) 16 mmTinggi hidrolis (dh) 4 mm𝑅 0,0098 (𝑑𝑠 𝑑ℎ) 0,196 kN/m2 20 kg/m23.2 Pembebanan GempaPeninjauan beban gempa pada perencanaan struktur bangunan ini ditinjau secaraanalisa dinamis 3 dimensi. Fungsi Response Spectrum ditetapkan sesuai peta wilayahgempa untuk daerah Surabaya, Jawa Timur dengan kelas situs tanah sedang (D).Berdasarkan SNI 1726-2012, zonasi peta gempa menggunakan peta gempa untukprobabilitas 2% terlampaui dalam 50 tahun atau memiliki periode ulang 2500 tahun.Gambar 2. 1 Respons Spektrum Gempa Surabaya (Sumber : Puskim)Didapatkan data gempa sebagai berikut :1. PGA (g) 0,32810. SD1 (g) 0,3162. Ss (g) 0,66811. T0 (detik) 0,1123. S1 (g) 0,24912. TS (detik) 0,5604. FPGA 1,17213. Berdasarkan table 3 RSNI 1726-5. FA 1,266201x,6. FV 1,902merupakan7. SMS (g) 0,845dengan factor keutaman gempa (Ie)8. SM1 (g) 0,474adalah 1,09. SDS (g) 0,564gedungkategoriapartemenrisikoII20

3.3 Kombinasi PembebananKombinasi beban untuk metode ultimit struktur, komponen struktur, dan elemenfondasi harus dirancang sedemikian ruupa sehingga kuat rencananya melebihi pengaruhbeban berfaktor. Bedasarkan pasal 2.3 SNI 1727-2018, kombinasi beban terfaktor adalahsebagai berikut :1. 1,4 DL2. 1,2 DL 1,6 LL 0,5 (Lr atau R)3. 1,2 DL 1,0 W 1,0 L 0,5 (Lr atau R)4. 1,2 DL 1,0 E 1,0 LL5. 0,9 DL 1,0 W6. 0,9 DL 1,0 Edimana,DL: Beban mati termasuk SiDLLL: Beban hidupR: Beban HujanE: Beban Gempa – (Respon Spektrum : Ex dan Ey)21

BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER4.1 Pelat Dua ArahDiketahui dimensi pelat:L1 5,45 mL2 2,90 mLn-long 5,15 mLn-short 2,60 m𝛽 1,978 mDiketahui:Mutu baja (fy) 420 MPaMutu beton (f’c) 30 MPa 0,836Tebal minimum 9 cmTebal pelat pakai, tp 13 cmSelminut beton, cc 20 mmTulangan pakai D13𝜋𝐴𝑠 4 132 132,732 𝑚𝑚2𝑑𝑥 𝑡𝑝 𝑐𝑐 𝐷132 130 20 𝑑𝑦 𝑡𝑝 𝑐𝑐 𝐷13 132 103,5 𝑚𝑚𝐷1313 130 20 13 90,5 𝑚𝑚224.1.1 Pembebanan Pada Pelat Lantaia. Beban mati (DL)Beban sendiri 2400 0,13 312 Kg/m2Plafon 11 Kg/m2Penggantung 7 Kg/m2Ducting plumbing 40 Kg/m2Spesi 21 Kg/m2Tegel 21 Kg/m2Total 412 Kg/m2 4,12 KN/m222

b. Beban hidup (LL) 4,79 KN/m2LLc. Kombinasi beban𝑄𝑢 1,2𝐷𝐿 1,6𝐿𝐿 1,2 4,12 1,6 4,79𝑄𝑢 12,608 𝐾𝑁/𝑚24.1.2 Perhitungan Momen Menggunakan SNI 2847-2019A. Long sectionL 2,9 mLn 5,15 mDikarenakan merupakan pelat yang berada pada interior, maka koefisiennya sebagaiberikut:o Negatif interior 0,65o Positif 0,35o Negatif eksterior 0,65Perhitungan momen:o Momen statis total, Mo𝑀𝑜 𝑞 𝐿 (𝐿𝑛 )28 12,608 2,9 (5,15)28 121,218 𝐾𝑁𝑚o Mom

MODUL PEMODELAN DAN ANALISA GEDUNG BERTINGKAT DENGAN SISTEM GANDA KHUSUS SURABAYA DZIKRIE FIKRIYAN SYAH NRP. 03111740000010 . langkah dalam penyelesaian perencaan ini dituangkan dalam diagram alir sebagai berikut: 4 2.2 Filosofi Perancangan Struktur Rangka-Dinding Geser

Related Documents:

B. Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di industri PT. Lombok Gandaria selama 20 hari kerja, sejak tanggal 1 Maret 2018 hingga 31 Maret 2018. Industri PT. Lombok Gandaria terletak di Jl. Raya Jaten KM.7, Karanganyar, Jawa Tengah. C. Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Panduan Kerja Praktek dan Tugas Akhir ini disempurnakan dan disesuaikan dengan kondisi yang berlaku pada saat ini sehingga dapat mengakomidir kebutuhan para mahasiswa yang akan melaksanakan kerja praktek dan tugas akhir, dengan demikian diharapkan dapat membantu dan memperlancar tahapan penyusunan laporan akhir kerja praktek dan tugas akhir.

10. Sahabat yang Selalu mendukung dan mendoakan sehingga Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat selesai tepat waktunya. 11. Mba Rina, Ika, Bang Ajis, Nunung, Umi dan Jihad sebagai Teman Seperjuangan PKL yang selalu mendukung dan mendoakan sehingga Laporan Praktek kerja Lapangan selesai tepat pada waktunya.

4. Nilai akhir kerja praktek merupakan nilai yang diberikan oleh dosen pembimbing berdasarkan hasil wawancara selama presentasi atau seminar dan buku laporan kerja praktek yang telah disusun. Penentuan nilai akhir kerja praktek dilakukan oleh dosen pembimbing yang dinyatakan dalam berita acara.

langsung ke dunia indusri/kerja, maka dipadang sangat perlunya untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan. Besar kemungkinan dengan melalui program Praktek Kerja Lapangan ini mahasiswa dapat memahami langsung struktur organisasi dalam sebuah manajemen, profesionalitas kerja, kedisiplinan dan masih banyak hal lainnya.

1.3 Tujuan Praktek Kerja Industri Praktek Kerja Industri merupakan program sekolah kejuruan dalam upaya mendukung usaha pemerintah dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) guna menunjang pembangunan bangsa dan negara. Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Industri adalah : 1.

Praktek Kerja dan Tugas Akhir. 3. Pihak Mahasiswa 3.1 Bapak Fx Bambang Istiyadi dan Ibu Supartina selaku orang tua penulis yang telah memberi biaya, mendukung,membantu ,memotivasi penulis dari awal kuiah hingga tahap akhir kuliah dan pembuatan Laporan Praktek Kerja dan Tugas Akhir.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT. INDUSTRI JAMU BOROBUDUR SEMARANG, JAWA TENGAH PRAKTEK KERJA LAPANGAN Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Sebagai Ahli Madya pada Program Studi D-III Anafarma Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Oleh : 1. Dini Rusnia Astari 28161408C 2.