Analisa Laju Korosi Pada Stainless Steel 304 Menggunakan Metode . - Core

1y ago
13 Views
2 Downloads
742.73 KB
6 Pages
Last View : 17d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Farrah Jaffe
Transcription

View metadata, citation and similar papers at core.ac.ukbrought to you byCOREprovided by Jurnal Mahasiswa Universitas Negeri SurabayaJTM. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2015, 112-117ANALISA LAJU KOROSI PADA STAINLESS STEEL 304 MENGGUNAKAN METODEASTM G31-72 PADA MEDIA AIR NIRA ARENRizki OrnelasariS1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabayae-mail: rizkiornela@gmail.comMarsudiJurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabayae-mail: marsudi rizky@yahoo.comAbstrakKorosi merupakan kerusakan material logam yang disebabkan reaksi antara logam dengan lingkungannyayang menghasilkan oksida logam, sulfida logam atau hasil reaksi lainnya yang lebih dikenal sebagaipengkaratan. Stainless steel merupakan jenis baja yang tahan terhadap korosi karena memiliki unsur paduanminimal 18% chrom (Cr) dan 8% nikel (Ni). Mengacu pada kegunaan stainless steel 304 yaitu sebagaibejana masakan pada proses fermentasi dalam pembuatan asam asetat (cuka) dari air nira aren yang bersifatasam. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Objek penelitian menggunakan stainless steel 304dengan ukuran spesimen 20mm x 10mm x 2mm. Spesimen yang diujikan dalam penelitian ini ada 12spesimen yang akan mendapatkan perlakuan berbeda yaitu berbeda variasi temperatur, waktu, dankeasaaman larutan (pH). Menggunakan metode kehilangan berat (weight loss) sesuai ASTM G31-72dengan pemilihan volume 0,2 dari permukaan spesimen. Dilakukan uji SEM-EDX (Scanning ElectronMicroscope Energy Dispersive X-ray) setelah dilakukan uji rendam untuk mengetahui kandungan dananalisis material yang terkorosi dengan perbesaran struktur pada stainless steel 304 tersebut. Untukperendaman dalam air nira aren dengan pH 4,6 laju korosi terbesarnya adalah 48,669 mpy. Sedangkanuntuk perendaman dalam larutan asam asetat dengan pH 2,5 laju korosi terbesarnya adalah 69,574 mpy.Untuk perendaman dalam air nira aren dan asam asetat laju korosi terbesarnya terjadi pada temperatur110 C selama 4 hari. Sedangkan laju korosi terkecil sebesar 14,36 mpy dan 13,938 mpy terjadi padatemperatur 26 C selama 7 hari. Temperatur, waktu, dan pH berpengaruh terhadap laju korosi. Laju korositerbesar terjadi pada temperatur tinggi, tetapi semakin lama waktu perendaman laju korosi akan semakinmenurun dan laju korosi menurun seiring dengan meningkatnya pH.Kata kunci: laju korosi, stainless steel, nira aren, asam asetat.AbstractCorrosion is a metal material damage caused by the reaction between the metal and its environment thatgenerates metal oxide, metal sulfide or other reaction products better known as rustiness. Stainless steel is akind of steel which is resistant to corrosion because it has minimum alloying element of 18% chromium(Cr) and 8% nickel (Ni). Referring to the use of stainless steel type 304 as a cooking vessel on thefermentation process in the making of acetic acid (vinegar) from the aren sap water which is acidic. Thisstudy used an experimental method. Objects in this study using stainless steel 304 with a specimen size of20mm x 10mm x 2mm. In this study there were 12 specimens that will receive different treatment which isdifferent variation of temperature, time, and the acidity of the solution (pH). Using the weight loss methodaccording to ASTM G31-72 with 0,2 volume selection of the specimen surface. And then SEM-EDX(Scanning Electron Microscope Energy Dispersive X-ray) test were tested after the soak test to determinethe content and analysis of corroded material with a magnification of structures on the stainless steel type304. For immersion in aren sap water with pH 4.6 the greatest corrosion rate 50.568 mpy. As forimmersion in a solution of acetic acid with pH 2.5 the greatest corrosion rate 74.047 mpy. For immersion inaren sap water and acetic acid occurred at the greatest corrosion rate on the temperature of 110 C for 4days immersion time. As for the smallest corrosion rate of 14.36 mpy and 13.938 mpy occurs attemperature of 26 C for 7 days immersion time. Temperature, time, and pH affects the corrosion rate.The greatest corrosion rate occurred in high temperatures, but the longer of soak time will decrease thecorrosion rate and corrosion rate decreased with increased pH.Keywords: corrosion rate, stainless steel, aren sap water, acetic acid.

Analisa Laju Korosi Stainless Steel 304 pada Media Nira ArenTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh keasaaman larutan (pH) asam asetat arenterhadap laju korosi pada stainless steel 304 yang biasadigunakan untuk bejana masakan, mengetahui pengaruhtemperatur terhadap laju korosi logam stainless steel304 pada media air nira aren dan asam asetat, sertamengetahui pengaruh waktu perendaman terhadap lajukorosi logam stainless steel 304 dengan menggunakanmetode ASTM G31-72.Manfaat dari penelitian ini adalah memberikansumbangan pemikiran mengenai laju korosi padastainless steel 304 yang biasa digunakan pada bejanamasak dengan media pengkorosi air nira aren dan asamasetat.PENDAHULUANLogam merupakan salah satu jenis bahan yang seringdimanfaatkan untuk dijadikan peralatan penunjang bagikehidupan manusia dikarenakan logam memiliki banyakkelebihan dibandingkan bahan-bahan lain. Kelebihankelebihan tersebut menjadikan logam yang n/konstruksi. Diantara kelebihan-kelebihantersebut logam memiliki kelemahan yaitu mudahterkorosi. Korosi merupakan kerusakan material logamyang disebabkan reaksi antara logam denganlingkungannya yang menghasilkan oksida logam,sulfida logam atau hasil reaksi lainnya yang lebihdikenal sebagai pengkaratan. Jadi dilihat dari sudutpandang kimia, korosi pada dasarnya merupakan reaksilogam menjadi ion pada permukaan logam yang kontaklangsung dengan lingkungan berair dan oksigen(Sutjahjo, 2008:1).Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untukmenanggulangi masalah korosi. Upaya yang dapatdilakukan salah satunya adalah pengendalian korosiberupa perbaikan sifat bahan yang dapat dilakukandengan memadukan logam dengan logam lain yangmemiliki sifat yang lebih baik. Sebagai contoh besi yangdipadukan dengan krom dan nikel akan menghasilkanjenis logam baru yaitu baja nirkarat/stainless steel.Stainless steel yang umumnya dikenal dengansebutan baja nirkarat yang merupakan jenis baja yangtahan terhadap korosi karena memiliki unsur paduanminimal 18% chrom dan 8% nikel. Sifat tahan korosipada stainless steel tidak serta merta membuat stainlesssteel tidak dapat terserang korosi, karena padakenyataannya stainless steel dapat mengalami korosibatas butir (intergranuler corrosion), korosi lubang(crevice corrosion), dan retakan korosi tegangan (stresscorrosion cracking).Pada penelitian sebelumnya mengenai pengukuranlaju korosi stainless steel 304 dengan media Premiumdan Pertamax oleh Redy Ardiansyah (2011), didapatkanhasil uji pengukuran laju korosi dengan hasil maksimaltemperatur 100ºC dan waktu 2 jam sebesar 1,345264mm/year pada media premium sedangkan pada mediapertamax sebesar 0,807158 mm/year.Mengacu pada kegunaan stainless steel 304 yaitusebagai bejana masakan pada proses fermentasi dalampembuatan asam asetat dari air nira aren hingga menjadiasam asetat bersifat asam yang siap dipasarkan.Sehingga perlu dianalisa pengaruh temperatur, pengaruhwaktu dan pengaruh kadar keasaman nira aren dan asamasetat terhadap laju korosi stainless steel 304.METODERancangan PenelitianMulaiSurveipendahuluanPerumusan masalahStudiPustakaMerumuskan tujuanPersiapan alat dan bahanPembuatan spesimenPenimbangan berat awalsampelPerendaman (ASTM G31-72)Air nira aren pH 4,6Wadah A (1,2,3,4,5,6)Temperatur 26 C, 60 C, dan110 CWaktu 4 dan 7 hariPerendaman (ASTM G31-72)Asam Asetat pH 2,5Wadah B (1,2,3,4,5,6)Temperatur 26 C, 60 C, dan110 CWaktu 4 dan 7 hariProses pickling & rinsingPenimbangan berat akhirUji mikrostruktur dengan SEM-EDXAnalisa hasil dan pembahasanSimpulan dan SaranSelesaiGambar 1. Diagram Alur Penelitian113

NomorTahun2015,112-117Penelitian ini dilakukan di: Laboratorium rekayasa energi dan bahan bakaralternatif jurusan Teknik Mesin ngan dan perendaman sampel. Laboratorium FMIPA Terpadu UniversitasNegeri Surabaya: untuk foto SEM-EDX.Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalahvariasi temperatur 26 C, 60 C, dan 110 C sertakadar keasaaman nira aren dan asam asetat 4,6dan 2,5 serta waktu perendaman sampel selama 4hari dan 7 hari terhadap laju korosi stainless steel304. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah lajukorosi stainless steel 304 yang telahmendapatkanprosesdegradasi/korosidilingkungan korosif seperti nira aren dan asamasetat. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah: Volume media pengkorosi sama untuksetiap sampel yaitu 105 ml3 Material yang digunakan stainless steel304 Media pengkorosi yaitu air nira aren danasam asetatBahan, Peralatan, dan Instrumen PenelitianBahan Stainless steel 304 didapatkan di toko bangunan Air nira aren dari penyadap nira di daerahTrenggalek, Jawa Timur Asam asetat Aseton Amplas AquadesPeralatan Bak/wadah perendaman spesimen Gerinda tangan HairdryerInstrumen Scanning Electron Microscope Energy –Dispersive X-Ray (SEM-EDX) Oven pH Meter Timbangan Digital Gelas Ukur Jangka Sorong Jam Tangan/Penanda WaktuTeknik Pengumpulan DataMetode EksperimenPenelitian ini dipoleh dengan cara melakukanpercobaan terhadap objek yang akan diteliti danmencatat data-data yang diperlukan. Data-data yangdiperlukan adalah nilai laju korosi terhadap variasitemperatur, waktu, pH larutan nira aren dan asamasetat.Metode LiteraturDalam metode literatur ini dilakukan pengumpulandata berupa teori, gambar dan tabel yang diperolehdari buku-buku dan media internet yang berkaitandengan penelitian ini.Prosedur Penelitian Persiapan Penelitian Persiapan bahan Persiapan alat-alat Pembuatan n dimulai yang nantinya akan di analisalaju korosinya. Pembuatan spesimen disinimaksudnya proses pembentukan spesimen yangakan dipotong sesuai ukuran yang ditentukan.Langkah-langkahnya sebagai berikut: Bahan dipotong berbentuk lempengan denganukuran panjang 20mm, lebar 10mm, dantinggi 2mm. Setelah bahan yang sudah terbentukselanjutnya dirapikan permukaan sampingnyadengan diamplas sampai halus. Proses Penimbangan Berat Awal SpesimenSebelum spesimen direndam dalam air niraaren dan asam asetat perlu dilakukan prosespenimbangan berat awal spesimen. Tujuannyauntuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudahdilakukan perendaman. Menentukan Volume Uji RendamBerdasarkan ASTM G31-72, untuk uji rendamskala laboratorium, volume larutan minimal untukpengujian adalah:(0,2 sampai 0,4) x (luas permukaan spesimen) Pengangkatan spesimen dari uji rendam,selanjutnya dilakukan proses pickling padaspesimen yang mengalami korosi selama ujirendam. Proses pickling adalah sebagai berikut: Keluarkan spesimen dari wadahnya

AnalisaLajuKorosiStainlessSteel304padaNira Media dalam nira aren dan asam asetat didapatkan laju korosisebagai berikut.Celupkan spesimen kedalam larutan asetonselama 5 menit untuk menghilangkan produkkorosi yang melekat pada permukaanspesimen Cuci kembali spesimen dengan aquades lalukeringkan dengan hairdryer Spesimen ditimbang dengan menggunakantimbangan elektrik untuk mengetahui berat akhirsetelah proses perendaman dan selanjutnyadilakukan perhitungan laju korosi dengan metodeweight loss sesuai dengan literatur pada bab 2. Setelah dilakukan perhitungan laju korosi,diambil dua contoh spesimen untuk dilakukan ujibahan menggunakan SEM-EDX, untuk melihatspesimen yang terkorosi sehingga dapatmengetahui bentuk korosi pada spesimentersebut. Daerah untuk uji bahan yaitu padapermukaan dari spesimen.Tabel 2. Densitas dan Laju KorosiUntuk lebih jelasnya disajikan dalam bentuk grafikhasil laju korosi pada saat uji rendam menggunakanair nira aren dan asam asetat. Dari grafik diketahuilaju korosi terbesar pada saat uji rendam denganvariasi waktu 4 dan 7 hari serta dengan variasitemperatur 26 C (suhu ruangan), 60 C, dan 110 C.Teknik Analisis DataSetelah data diperoleh selanjutnya adalahmenganalisa data dengan cara mengolah data yangsudah terkumpul. Data dari hasil pengujian dimasukkansehingga diperoleh data yang bersifat deskripsikuantitatif, untuk menerjemahkan dalam bentukdeskripsi, hasil penelitian ditafsirkan dengan metodekualitatif.HASIL DAN PEMBAHASANLaju KorosiSecara terperinci nilai perubahan berat dilihat pada tabeldibawah ini.Tabel 1. Data Perubahan BeratGambar 2. Diagram Uji Rendam pada Air Nira Arendengan pH 4,6Berdasarkan gambar diagram laju korosi spesimensaat uji rendam pada air nira aren dengan pH 4,6terlihat jelas laju korosi terbesar terjadi pada waktu 4hari perendaman dan terjadi pada temperatur 110 Cbesarnya laju korosi adalah 48,669 mpy. Untuk waktu7 hari laju korosi terbesar terjadi pada temperatur110 C dengan laju korosinya sebesar 28,041 mpy.Berdasarkan hasil uji korosi dan perhitungan lajukorosi yang dilakukan pada spesimen yang derendam115

015,112-117112-117JTM.mpy juga terjadi pada waktu perendaman selama 4hari. Sedangkan untuk laju korosi terkecil sebesar13,936 mpy dialami oleh spesimen dengan waktuperendaman selama 7 hari.Berdasarkan data dan gambar diagram semakinlama perendaman laju korosi akan semakin menurundan laju korosi terbesar terjadi diawal prosesperendaman, yaitu pada waktu 4 hari. Hal iniberkaitan dengan permukaan logam masih telanjang,belum terselimuti lapisan hasil korosi. Pada rentangwaktu 4 sampai 7 hari laju korosi menurun, hal iniberkaitan dengan terbentuknya lapisan hasil korosi.Gambar 3. Diagram Uji Rendam pada Asam Asetatdengan pH 2,5Berdasarkan gambar diagram dapat diamati lajukorosi spesimen saat uji rendam dengan asam asetatterlihat jelas laju korosi terbesar terjadi pada waktu 4hari perendaman dan terjadi pada spesimen dengantemperatur 110 C dengan besar laju korosinya adalah69,574 mpy. Untuk waktu perendaman selama 7 harilaju korosi terbesar terjadi pada temperatur 110 Cmemiliki laju korosi sebesar 41,814 mpy.Pengaruh TemperaturUntuk perendaman dalam air nira aren dengan pH 4,6laju korosi terbesarnya adalah 48,669 mpy padatemperatur 110 C. Sedangkan untuk laju korosi terkecilsebesar 14,36 mpy pada temperatur ruangan.Untuk perendaman dalam asam asetat dengan pH2,5 laju korosi terbesarnya adalah 69,574 mpy padatemperatur 110 C. Sedangkan untuk laju korosi terkecilsebesar 13,936 mpy dialami oleh spesimen dengantemperatur ruangan.Berdasarkan data dan gambar diagram ternyatatemperatur sangat mempengaruhi laju korosi padalogam stainless steel 304. Laju korosi dipengaruhi olehtemperatur mengikuti teori Arrhenius yaitu, “bilalarutan bertemperatur tinggi dapat menyebabkan tingkatkeasaman yang tinggi pula dan bila temperatur yangtinggi mengakibatkan difusi oksigen yang tinggi dalamlarutan, maka korosi dapat menjadi cepat.”Pengaruh WaktuUntuk perendaman dalam air nira aren dengan pH 4,6laju korosi terbesarnya adalah 48,669 mpy dan waktuperendaman selama 4 hari. Sedangkan untuk laju korositerkecil sebesar 14,36 mpy dengan waktu perendamanselama 7 hari.Untuk perendaman dalam larutan asam asetatdengan pH 2,5 laju korosi terbesarnya adalah 69,574Pengaruh Kadar Keasaman Larutan (pH)Untuk perendaman dalam air nira aren dengan pH 4,6laju korosi terbesarnya adalah 48,669 mpy padatemperatur 110 C dan waktu perendaman selama 4hari. Sedangkan untuk laju korosi terkecil sebesar14,36 mpy pada temperatur ruangan dengan waktuperendaman selama 7 hari.Untuk perendaman dalam larutan asam asetatdengan pH 2,5 laju korosi terbesarnya adalah 69,574mpy pada temperatur ruangan juga terjadi pada waktuperendaman selama 4 hari. Sedangkan untuk lajukorosi terkecil sebesar 13,936 mpy dialami olehspesimen pada temperatur ruangan dengan waktuperendaman selama 7 hari.Hasil percobaan korosi stainless steel 304 dalamlarutan air nira aren dengan pH 4,6 dan asam asetatdengan pH 2,5 menunjukkan perbedaan n bahwa laju korosi menurun seiringdengan meningkatnya pH. Hal ini terjadi karenapengaruh pH lingkungan yang merupakan derajatkeasaman dari lingkungan yang mengindikasikonsentrasi H dalam lingkungan tersebut. Padakondisi asam, banyaknya ion H memicu terjadinyareaksi reduksi lainnya yang juga berlangsung, yaknievolusi atau pembentukan hidrogen menurutpersamaan reaksi: 2H 2e- H2 Adanya 2 reaksi dikatode pada kondisi asam menyebabkan lebih banyaklogam besi yang teroksidasi.Gambaran mengenai bentuk korosi dan jeniskorosi pada spesimen akan diperlihatkan melaluiScanning Electrone Microscope (SEM) untukmemperjelas. Berikut ini adalah gambar spesimenyang telah melalui perendaman air nira aren diamatimenggunakan SEM.

LajuKorosiStainlessSteel304padaNira NiraArenAren Laju korosi menurun seiring dengan meningkatnyapH.Saran Gambar 4. Foto SEM Spesimen Uji Rendam dalam NiraAren pada pH 4,6 dengan Perbesaran2000XUntuk penelitian selanjutnya variasi waktu,temperatur dan material menggunakan variasi yangbaru.Untuk larutan dengan kadar keasaman yang tinggimaka temperatur proses uji rendam perludiperhatikan.DAFTAR PUSTAKAArdiansyah, Redi. 2011. Pengukuran Laju KorosiStainless Steel 304 Menggunakan Metode ASTM D130 Dengan Media Premium dan Pertamax. Skripsitidak diterbitkan. Surabaya: PPs Universitas NegeriSurabaya.Setelah dilakukan perbesaran 2000x sepertiditunjukkan pada gambar 4.4 terlihat permukaanspesimen mengalami retak-retak dan berlubang akibatkorosi. Terjadi rengkahan-rengkahan antar partikel danakibatnya pori-pori semakin melebar dan mudahditerobos oleh atom-atom pengkorosif, jika ini dibiarkanterus menerus spesimen akan terjadi pengkeroposan.Pengkeroposan akibat korosi diperlihatkan dengangambar hitam yang membentuk seperti cekungan ataulubang. Jenis korosi yang terlihat merupakan korosicelah (crevice corrosion), korosi sumuran (pittingcorrosion), korosi tegangan (stress corrosion cracking)dan korosi seragam (uniform corrosion).Jadi bisa disimpulkan dalam penelitian ini, untuklaju korosi terbesar terjadi pada perendaman denganvariasi temperatur tertinggi yaitu 110 C, pada waktuterpendek yaitu 4 hari dan pada pH larutan yangterendah yaitu 2,5.ASTM Internasional. 2004. ASTM G31-72: StandardPractice for Laboratory Immersion CorrosionTesting of Metals. United State.Fontana, Mars G. 1986. Corrosion Engineering. ThirdEdition. New York: iakses 8 Maret 2015.Lempang, Mody. 2010. “Laporan Hasil Penelitian:Bioteknologi Pengolahan Nira Aren Untuk ProduksiNata Dan Sebagai Pengembang Adonan Roti”. BalaiPenelitian Kehutanan. Makassar.Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. 2005. MetodologiPenelitian. Jakarta: Bumi Aksara.Nugroho, Dipo. 2012. Klasifikasi Stainless ge 1905.html?m 1, diakses 15 Maret 2015).PENUTUPSimpulan Untuk larutan air nira aren dan asam asetat, hasillaju korosi terbesar terjadi pada temperatur danwaktu yang sama. Untuk perendaman pada air niraaren laju korosi terbesarnya adalah 48,669 mpyterjadi pada temperatur 110 C dalam waktu 4 hari.Sedangkan untuk perendaman pada asam asetatlaju korosi terbesarnya adalah 69,574 mpy terjadipada temperatur 110 C dalam waktu 4 hari. Laju korosi terbesar terjadi pada temperatur tinggi. Semakin lama perendaman laju korosi akansemakin menurun.Permadi, Lingga Bayu. 2014. Analisa Laju Korosi PadaBaja Karbon Ringan (Mild Steel) Dengan PerlakuanBending Pada Media Pengkorosi Larutan Asam.Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: PPs UniversitasNegeri Surabaya.Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta.Sutjahjo, Dwi Heru. 2008. Diktat Kuliah Teknik Korosi.Surabaya: Unesa.Tim Penulis. 2014. Pedoman Penulisan SkripsiProgram Sarjana Strata Satu (S-1) UniversitasNegeri Surabaya. Surabaya: Unesa.117

temperatur 26 C selama 7 hari. Temperatur, waktu, dan pH berpengaruh terhadap laju korosi. Laju korosi terbesar terjadi pada temperatur tinggi, tetapi semakin lama waktu perendaman laju korosi akan semakin menurun dan laju korosi menurun seiring dengan meningkatnya pH. Kata kunci: laju korosi, stainless steel, nira aren, asam asetat. Abstract

Related Documents:

Judul : Analisa Laju Korosi Sambungan Las Pipa Stainless Steel 316 Pada Kondensor Di dalam Media Larutan NaCl Isi Tugas : Menganalisa laju korosi pada potongan spesimen pipa stainless steel 316 didalam larutan NaCl sebagai fungsi waktu serta menganalisa jenis korosi dengan uji metalografi Dosen Pembimbing,

0.576601. Sementara laju korosi pipa galvanis kecepatan 3.95 m/s dan 3.29 m/s adalah 0.212672 dan 0.1821101 kesimpulan laju korosi pipa baja karbon lebih besar dari pipa baja galvanis dalam segala kondisi. Untuk prediksi usia pipa, pipa baja karbon memiliki nilai laju korosi lebih rendah dari pipa baja galvanis.

Tidak memperhitungkan korosi eksternal, beban tanah, dan korosi pada sambungan pipa. Fenomena subsidence dan scoring diabaikan, karena kondisi tanah relative stabil. Perhitungan laju korosi tidak mempertimbangkan luasan korosi yang terjadi dan adanya pengaruh suhu. Manajemen Korosi memperhatikan perencanaan dan implementasi.

korosi air laut, dilakukan pengujian metalografi dan kekerasan. Berdasarkan hal tersebut, hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah analisis tentang laju korosi pada baja karbon pada lingkungan air laut, mengetahui struktur mikro akibat korosi dan penurunan nilai kekerasan material akibat korosi tersebut. II.

pipe yang dapat menyebebkan kerusakan pada drill pipe. Analisa pada drill pipe meliputi analisa ketebalan, laju korosi, sisa umur, kerusakan internal plastic coating, dan SEM. Hasilnya menunjukan penyimpanan dan perlakuan pemakaian drill pipe sangat mempengaruhi kondosi dari drill pipe. Kata Kunci : Pipa Bor, Korosi

Analisa korosi dan pengendaliannya Murabbi, Abdul Latif dan Sulistijono, 2012, Pengaruh Konsentrasi Larutan Garam Terhadap Laju Korosi dengan Metode Polarisasi dan Uji Kekerasan Serta Uji Tekuk Pada Plat Bodi Mobil, Surabaya : Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 2012

Dari penelitian I. Syahri Cebro dan Sariyusda (2016) tentang analisa korosi pada heat exchanger E-4512 PT. ARUN NGL CO., didapatkan jenis korosi yang dapat terjadi pada heat exchanger E-4512 air laut adalah korosi sumur (pitting corrosion), korosi erosi (erosion corrosion), dan korosi galvanis (galvanic corrosion).

ASTM D2310 - Machine-Made Reinforced Thermosetting Resin Pipe. 11. ASTM D2996 - Filament-Wound Reinforced Thermosetting Resin Pipe. 12. ASTM D4021 - Glass-Fiber-Reinforced Polyester Underground Petroleum Storage Tanks. 13. NFPA 30 - Flammable and Combustible Liquids Code. University of Houston Master Construction Specifications Insert Project Name AE Project Number: Fuel Oil Piping 22 50 00 .