Pengantar Analisis Kebijakan Kesehatan Dummy

1y ago
47 Views
2 Downloads
1.74 MB
146 Pages
Last View : 1d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Bennett Almond
Transcription

MMYPENGANTARANALISIS KEBIJAKAN KESEHATANCatatan untuk penulisDUHalaman ditanyakan: 120, 121*Index memang belum disesuaikan karena menunggunaskah final (tidak ada tambahan lagi dari penulis).

MMYDU

MMYPENGANTARANALISIS KEBIJAKAN KESEHATANDUProf. Adjunct. Dr. Marniati, M.Kes.RAJAWALI PERSDivisi Buku Perguruan TinggiPT RajaGrafindo PersadaDEPOK

Perpustakaan Nasional: Katalog dalam terbitan (KDT)Marniati.Pengantar Analisis Kebijakan Kesehatan/Marniati.—Ed. 1, Cet. 1.—Depok: Rajawali Pers, 2021.xiv, 134 - hlm., 23 cm.Bibliografi: hlm. 119ISBN -MMYHak cipta 2021, pada penulisDilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun,termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit2021.- RAJProf. Adjunct. Dr. Marniati, M.Kes.PENGANTAR ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATANCetakan ke-1, April 2021Hak penerbitan pada PT RajaGrafindo Persada, DepokEditorSetterDesain cover: Nuraini: Feni Erfiana: Tim Kreatif RGPDUDicetak di Rajawali PrintingPT RAJAGRAFINDO PERSADAAnggota IKAPIKantor Pusat:Jl. Raya Leuwinanggung, No.112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Kota Depok 16956Telepon : (021) 84311162E-mail : rajapers@rajagrafindo.co.idhttp: // www.rajagrafindo.co.idPerwakilan:Jakarta-16956 Jl. Raya Leuwinanggung No. 112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Depok, Telp. (021) 84311162.Bandung-40243, Jl. H. Kurdi Timur No. 8 Komplek Kurdi, Telp. 022-5206202. Yogyakarta-Perum. Pondok SoraganIndah Blok A1, Jl. Soragan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Telp. 0274-625093. Surabaya-60118, Jl. Rungkut HarapanBlok A No. 09, Telp. 031-8700819. Palembang-30137, Jl. Macan Kumbang III No. 10/4459 RT 78 Kel. Demang LebarDaun, Telp. 0711-445062. Pekanbaru-28294, Perum De' Diandra Land Blok C 1 No. 1, Jl. Kartama Marpoyan Damai,Telp. 0761-65807. Medan-20144, Jl. Eka Rasmi Gg. Eka Rossa No. 3A Blok A Komplek Johor Residence Kec. MedanJohor, Telp. 061-7871546. Makassar-90221, Jl. Sultan Alauddin Komp. Bumi Permata Hijau Bumi 14 Blok A14 No.3, Telp. 0411-861618. Banjarmasin-70114, Jl. Bali No. 31 Rt 05, Telp. 0511-3352060. Bali, Jl. Imam Bonjol Gg 100/VNo. 2, Denpasar Telp. (0361) 8607995. Bandar Lampung-35115, Perum. Bilabong Jaya Block B8 No. 3 Susunan Baru,Langkapura, Hp. 081299047094.

MMYPRAKATA PENULISDengan mengucapkan puji dan syukur dihaturkan kehadirat AllahSwt., yang telah memberikan hidayah-Nya kepada penulis dalammenyusun buku berjudul “Pengantar Analisis Kebijakan Kesehatan”.Buku ini sedikit banyaknya membahas permasalahan pokok tentangpengantar kebijakan kesehatan. Dalam proses perumusan kebijakankesehatan dibutuhkan metode dan pendekatan tertentu, sehingga akanmenghasilkan kebijakan yang relevan dengan tuntutan publik akansuatu kebijakan kesehatan.DUSuatu kebijakan kesehatan berhubungan erat dengan hajat hiduporang banyak akan hidup sehat dan berkeadilan sebagaimana amanahUUD 1945 Pasal 28H, tentang Jaminan Kesehatan Nasional, yaitu:Pertama, setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempattinggal, dan mendapatkan hidup yang baik dan sehat serta berhakmemperoleh pelayanan kesehatan. Kedua, setiap orang berhak mendapatkemudahan dan perlakukan khusus untuk memperoleh kesempatandan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.Ketiga, setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkanpengembangan dirinya secara itu sebagai manusia yang bermanfaat.Berdasarkan amanah konstitusi melalui UUD 1945 sebagaimanadisebutkan di atas maka, kebijakan-kebijakan yang berhubungandengan hajat hidup orang banyak atau kebijakan publik harus mampumelindungi dan mensejahterakan rakyat dari berbagai aspek kebijakan.Kebijakan kesehatan merupakan salah satu kebijakan publik sangatpenting, dan berkaitan erat dengan kebijakan publik lainnya, temasukv

kebijakan pembiayaan kesehatan nasional yang bersumber dari APBN,sarana prasarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan sebagainya. Olehkarena itu, supaya kebijakan dapat paripurna dan sesuai dengan tuntutanrakyat maka kebijakan-kebijakan tersebut dibuat dengan menggunakanmetode yang relevan dan ilmiah sehingga proses dan hasil kebijakantersebut dapat terukur indikator keberhasilannya.MMYBuku ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu rujukanatau referensi stakeholder kesehatan, terutama mahasiswa program studiIlmu Kesehatan Masyarakat program studi sarjana, magister, dan doktor,praktisi dan tenaga medis kesehatan dan para aktor kebijakan kesehatan.Penulis menyadari bahwa buku ini masih terdapat kelemahan berupakesalahan dan memungkin adanya pendapat ahli yang bersumber daribuku, jurnal, media online, dan disertasi yang terlewatkan atau tidakditulis dalam referensi buku ini, oleh karena itu penulis memohon maafsebesar-besarnya dan dengan doa pula penulis panjatkan semoga konsepdan gagasan para ahli yang menjadi referensi buku ini dapat diangkatoleh Allah Swt. sebagai amal ibadah saudara-saudaraku semua.DUDalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yangsetinggi-tinggi kepada suami tercinta Dedi Sefrizal, S.T., ananda DevinCaisario Zefrizal, Fatimah Eysel Zefrizal yang senantiasa menjadipenyemangat, sumber inspirasi dan memberikan doa serta dukungan.Kepada keluarga besar M. Yunus Sa’at dan keluarga besar UniversitasUbudiyah Indonesia atas doa, nasihat dan semangat yang diberikanselama ini.Dengan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya penulissampaikan kepada penerbit yang telah berkenan menerbitkan bukuini, kiranya buku ini menjadi bagian dari mencerdaskan kehidupanbangsa melalui sistem pendidikan nasional, semoga kiranya bermanfaat.Aamiin.Jakarta, Juli 2020Prof. Adjunct Dr. Marniati, M.Kes.viPengantar Analisis Kebijakan Kesehatan

MMYDAFTAR ISIPRAKATAvDAFTAR ISIviiDAFTAR GAMBARxiDAFTAR TABELxiBAB 1 KONSEP DASAR KEBIJAKAN KESEHATAN 1A. Pengertian Kebijakan1B.4Kebijakan Kesehatan12D. Sistem Nasional Kesehatan Indonesia16BAB 2 METODE ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN19A. Pengertian Metode Analisis Kebijakan Kesehatan19B.21DUC. Analisis Kebijakan KesehatanMetode Analisis Kebijakan KesehatanC. Pengaruh Stakeholder Terhadap KebijakanKesehatanD. Proses Analisis Kebijakan Kesehatan2426BAB 3 ANALISIS STAKEHOLDER KEBIJAKANKESEHATAN31A. Analisis Lingkungan Kebijakan Kesehatan31B.Analisis Siklus Kebijakan Kesehatan35C. Metode Siklus Kebijakan Kesehatan39vii

BAB 4 ASPEK KEBIJAKAN KESEHATAN43A. Ideologi43B.Politik45C. Ekonomi47D. Sosial Budaya49E.52Pertahanan KeamananBAB 5 POLITIK DAN SISTEM KEBIJAKAN KESEHATAN55A. Politik dan Sistem Politik55B.58MMYSistem Politik di IndonesiaC. Kaitan Sistem Politik dengan KebijakanKesehatan61BAB 6 ACTOR, CONTENT DAN CONTEXTKEBIJAKAN KESEHATAN65A. Aktor Kebijakan Kesehatan65B.Isi Kebijakan Kesehatan67C. Konteks Kebijakan Kesehatan69D. Implementasi Kebijakan Kesehatan71BAB 7 AGENDA KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL75A. Agenda Kebijakan Kesehatan danDUPolitik IndonesiaB.Hirarki Perundang-undangan danKebijakan KesehatanC. Layanan Kesehatan dalam Kebijakan KesehatanBAB 8 ASPEK KEBIJAKAN KESEHATAN 1778389A. Aspek Geografi89B.Aspek Kekayaan Alam91C. Aspek Kependudukan94BAB 9 ASPEK KEBIJAKAN KESEHATAN 297A. Aspek Keadilan97B.99Aspek PrivatisasiC. Aspek Bantuan Internasionalviii75Pengantar Analisis Kebijakan Kesehatan100

BAB 10 KEKUASAAN DAN PROSES KEBIJAKANA. Pengertian KekuasaanB.105105Prinsip dan Pola Kekukasaan107C. Tahapan Pembuatan Kebijakan KesehatanBAB 11 EVALUASI KESEHATAN109111A. Pengertian Evaluasi Kebijakan Kesehatan111B.114Tipe Evaluasi Kebijakan115D. Analisis Kualitas Layanan Kesehatan116MMYC. Dimensi Evaluasi Kebijakan Kesehatan125DAFTAR PUSTAKA119INDEKS129BIODATA PENULIS131DUGLOSARIUMDaftar Isiix

MMYDU[Halaman sengaja dikosongkan]

MMYDAFTAR TABEL DANGAMBARDaftar TabelTabel 3.1Tabel 5.1Elemen Fungsi Kebijakan dan Aktor Kebijakan35Definisi Politik dalam Ilmu Politik57Daftar GambarGambar 3.1Gambar 3.2Gambar 6.132Analisis Siklus Kebijakan Kesehatan37Faktor yang Memengaruhi Kebijakan Kesehatan66Hierarki Perundang-undangan dan KebijakanDUGambar 7.1Lingkungan Analisis Kebijakan KesehatanKesehatanGambar 11.1 Konsep Kepuasan Pelanggan78117Gambar 11.2 Penyebab Utama Tidak TerpenuhinyaHarapan Pelanggan117xi

MMYDU[Halaman sengaja dikosongkan]

BAB1MMYKONSEP DASARKEBIJAKAN KESEHATANA. Pengertian KebijakanDUDalam dunia kesehatan atau dalam medis semua program yangdilaksanakan setiap lembaga-lembaga kesehatan termasuk rumahsakit merupakan peraturan-peraturan resmi yang telah diundangkanoleh konstitusi yang bisa disebut kebijakan. Suatu kebijakan kesehatanyang telah dibuat oleh pemerintah maupun lembaga kesehatan lainnyabertujuan untuk kepentingan umum dan keberlangsungan hidup sehatoleh rakyat. Kebijakan dibuat para aktor kebijakan berdasarkan suatukesadaran yang bahwa dalam bernegara kebijakan akan menata danmengatur ketertiban hidup warga negara.Secara umum kebijakan atau disebut policy dipergunakan untukmenunjukkan perilaku seseorang aktor misalnya seorang pejabat, suatukelompok, maupun lembaga tertentu untuk memecahkan masalah yangsedang dihadapi. Suatu kebijakan tidak bisa hanya dilihat dari persepsidi atas saja, yaitu untuk memecahkan masalah. Akan tetapi, secara lebihluas setiap hal-hal berupa keputusan-keputusan itu juga merupakanarti dari kebijakan.Lebi dari itu, dapat dijelaskan bahwa kebijakan sebagai sesuatuyang dikerjakan atau dilaksanakan oleh setiap lembaga atau organisasitermasuk peraturan-peraturan yang berlaku dalam bernegara dan untukmenjalankan konstitusi. Di level mikro pun misalnya masyarakat ataupemerintahan desa, dalam menjalankan pemerintahan berdasarkankebijakan yang ditetapkan baik pemerintah di atasnya maupun suatukebijakan yang dibuat oleh level pemerintahan yang bersangkutan.1

Dalam menyamakan persepsi untuk memahami sebuah arti darikebijakan pada dasarnya terdapat banyak penjelasan dengan batasanbatasan atau pengertian mengenai kebijakan tersebut. Berikut ini akandipaparkan beberapa batasan pengertian dari kebijakan berdasarkanpendapat para ahlinya, diantaranya sebagai berikut.MMYDye (dalam Abidin, 2012: 5) menyebutkan kebijakan sebagai“pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu(whatever governments choose to do or not to do). Menurut Ealau dan Prewit(dalam Suharto, 2010: 7), kebijakan adalah “sebuah ketetapan yangberlaku yang dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang, baikdari yang membuatnya maupun yang menaatinya”.Sementara Titmuss (dalam Suharto, 2010: 7) mendefinisikankebijakan sebagai “prinsip-prinsip yang mengatur tindakan yangdiarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu”. Kebijakan menurutTitmuss senantiasa berorientasi kepada masalah (problem-oriented) danberorientasi kepada tindakan (action-oriented). Dengan demikian, dapatdinyatakan bahwa kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuatprinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuatsecara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu.DUKebijakan adalah serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkanoleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungantertentu di mana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan)dan kemungkinan-kemungkinan (kesempatan-kesempatan) di manakebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untukmencapai tujuan yang dimaksud. (Friedrich dalam Agustino, 2012: 7).Heglo (dalam Abidin, 2012: 6) menyebutkan kebijakan sebagai “acourse of action intended to accomplish some end” atau sebagai suatu tindakanyang bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan kebijakanyang dimaksudkan di sini adalah bagaimana semua pranata kehidupanuntuk sehat tersebut dapat dilakukan oleh siapa saja dan berguna untuksemua. Pernyataan ini merupakan upaya untuk bisa mewujudkan tujuanberbagai cita-cita akan hidup sehat.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan Kebijakan adalahrangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencanadalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak.2Pengantar Analisis Kebijakan Kesehatan

Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompoksektor swasta, serta individu.MMYSedangkan oleh James E. Anderson (Irfan Islamy, 2000: 17)mendefinisikan kebijakan itu adalah serangkaian tindakan yangmempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan olehseseorang pelaku sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalahtertentu. Menurut Noeng Muhadjir (2000: 15) kebijakan merupakanupaya memecahkan problem sosial bagi kepentingan masyarakat atasasas keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Dan dalam kebijakansetidaknya harus memenuhi empat hal penting yakni: (1) tingkathidup masyarakat meningkat, (2) terjadi keadilan: By the law, socialjustice, dan peluang prestasi dan kreasi individual, (3) diberikan peluangaktif partisipasi masyarakat (dalam membahas masalah, perencanaan,keputusan dan implementasi), dan (4) terjaminnya pengembanganberkelanjutan.Sementara menurut Weihrich dan Koontz dikutip dari Amin Priatna(2008: 15), bahwa kebijakan adalah alat membersihkan hati atauharapan yang mendorong, inisiatif tetap dalam keterbatasan. Kebebasantergantung pada kebijakan dan sebaliknya akan merefleksikan posisidan kekuasaan dalam organisasi.DUKebijakan juga adalah rencana, kebijakan itu sebagai pernyataanatau pemahaman atau pengertian yang mengarahkan pikiran dalammembuat keputusan. Tidak semua kebijakan merupakan pernyataan,tetapi sering diimplikasikan dari tindakan manajer.Koontz, Donnell, dan Weihrich (1992: 144) mengatakan bahwakebijakan adalah sebagai tuntunan dalam berpikir untuk mengambilkeputusan, keputusan tersebut diambil dalam batas-batas. Keputusanmemerlukan tindakan tetapi dimaksudkan untuk menuntut manajerdalam memutuskan komitmen.Lebih lanjut Muhadjir (2003: 90) mengatakan bahwa kebijakandapat dibedakan menjadi dua yaitu kebijakan substantif dan kebijakanimplementatif. Kebijakan substantif adalah keputusan yang dapatdiambil berupa memilih alternatif yang dianggap benar untuk mengatasimasalah. Tindak lanjut dari kebijakan substantif adalah kebijakanimplemetatif yaitu keputusan-keputusan yang berupa upaya-upaya yangharus dilakukan untuk melaksanakan kebijakan substantif.BAB 1 Konsep Dasar Kebijakan Kesehatan3

Dalam pandangan Haris (2020: 26) menyebutkan kebijakan itusebagai suatu aturan yang berlaku dan kita laksanakan di tempat kerjamasing-masing. Kebijakan memiliki ruang lingkup yang sempit danluas tergantung dari wilayah kerja. Suatu kebijakan ditetapkan dandilaksanakan untuk memberikan suatu keteraturan atas dari berbagaipencapai tujuan organisasi. Oleh Haris menambahkan kebijakan itupada dasarnya milik publik dan akan diberlakukan untuk semua orangyang sifatnya memaksa, mengikat seseorang untuk melaksanakannya.MMYDari perngertian kebijakan di atas secara sederhana disimpulkanbahwa kebijakan merupakan suatu hal yang telah ditetapkan berupakeputusan bersama atau ditetapkan oleh pemimpin untuk dilaksanakananggota organisasi. Suatu kebijakan sebagai dasar pokok atau sebagailandasan utama dalam rutinitas keseharian suatu organisasi. Kebijakanjuga sebagai sasaran-sasaran yang mempunyai rambu-rambu untukmencapai tujuan lembaga atau organisasi. Atas dasar itu pula bahwakebijakan dapat disebut sebagai sesuatu yang berlaku di mana saja, ruanglingkup terbuka dan tertutup semuanya melaksanakan yang namanyakebijakan. Lebih spesifik lagi bahwa kebijakan merupakan milik umumatau yang sering disebut dengan kebijakan publik; yang semua adalahuntuk mengatur kepentingan umum.DUB. Kebijakan KesehatanSecara umum dapat disebutkan bahwa kebijakan kesehatan itu adalahsesuatu yang berhubungan dengan kesehatan; berupa aturan, programprogram atau semua yang berhubungan dengan kesehatan. Kebijakankesehatan sifatnya mengatur dan mengikat bagaimana semua yangberupa aturan atau program tersebut dilaksanakan oleh aktor ataumereka yang bergerak dalam bidang kesehatan termasuk di dalamnyatenaga medis.Kebijakan publik bersifat multidisipliner termasuk dalam bidangkesehatan sehingga kebijakan kesehatan merupakan bagian darikebijakan publik. Dari penjelasan tersebut maka diuraikanlah tentangpengertian kebijakan kesehatan yaitu konsep dan garis besar rencanasuatu pemerintah untuk mengatur atau mengawasi pelaksanaanpembangunan kesehatan dalam rangka mencapai derajat kesehatanyang optimal pada seluruh rakyatnya (AKK USU, 2010).4Pengantar Analisis Kebijakan Kesehatan

Kebijakan kesehatan merupakan pedoman yang menjadi acuan bagisemua pelaku pembangunan kesehatan, baik pemerintah, swasta, danmasyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan denganmemperhatikan kerangka desentralisasi dan otonomi daerah (DepkesRI, 2009). Kebijakan kesehatan merupakan aplikasi dari kebijakan publikketika pedoman yang ditetapkan bertujuan untuk meningkatkan derajatkesehatan masyarakat. Kebijakan kesehatan nasional ditujukan untukmeningkatkan status kesehatan penduduk suatu negara, (Ayuningtas,2014).MMYOleh karena itu, dalam pembuatan kebijakan kesehatan tersebutdapat mengikuti beberapa prinsip substansial yang mendukung agarkebijakan memiliki dasar dalam melaksanakannya. Adapun prinsipsubstansial yang berhubungan dengan kebijakan itu adalah sebagaiberikut.1. Mengikuti Dasar-Dasar dalam Membuat Kebijakan KesehatanDUDalam Amandemen UUD 1945 dan TAP No.VII/MPR/2001 merupakanvisi Indonesia untuk bertanggung jawab dalam hal kesehatanwarga negaranya, menjaga hak asasi manusia dalam kesehatan, danmenjadikannya sebagai jaminan sosial. Kesehatan merupakan aspekpenting dalam kehidupan karena tidak ada kegiatan yang dapatdilaksanakan secara maksimal yang dapat dilakukan oleh orang sakit.Oleh karena itu, cerminan negara sejahtera diukur dalam bentuk HDI(Human Development Index) atau pembangunan manusia yang mencakupkesehatan, pendidikan, ekonomi. Jika HDI tinggi maka ketiga cakupantadi akan berada pada tingkat yang tinggi pula.Menurut HR. Blum derajat kesehatan seseorang dipengaruhi olehempat faktor dari yang paling dominan:a.perilaku,b.lingkungan,c.pelayanan kesehatan,d.genetik.Keempat faktor yang disebutkan di atas menjadi dasar untukpengembangan HDI (Human Development Index). Dalam hal ini, yaituBAB 1 Konsep Dasar Kebijakan Kesehatan5

bagaimana perilaku hidup sehat dan sakit masyarakat, sehingga dapatdijadikan untuk merumuskan kebijakan pengembangan SDM dalambidang kesehatan. Demikian pula faktor lingkungan, genetik dan faktorpelayanan menjadi dasar pertimbangan di mana setiap hal yang pentingdan mendesak dilakukan untuk sebuah kebijakan itu.Menurut Dunn (1988) beberapa karakteristik masalah pokok darimasalah kebijakan, adalah sebagai berikut.Interdepensi (saling tergantung), yaitu kebijakan suatu bidang(energi) sering kali memengaruhi masalah kebijakan lainnya(pelayanan kesehatan). Kondisi ini menunjukkan adanya sistemmasalah. Sistem masalah ini membutuhkan pendekatan Holistik,satu masalah dengan yang lain tidak dapat dipisahkan dan diukursendirian.b.Subjektif, yaitu kondisi eksternal yang menimbulkan masalahdiindentifikasi, diklasifikasi dan dievaluasi secara selektif. Contoh:Populasi udara secara objektif dapat diukur (data). Data inimenimbulkan penafsiran yang beragam (a.l. gangguan kesehatan,lingkungan, iklim, dll.). Muncul situasi problematis, bukan problemitu sendiri.c.Artifisial, yaitu pada saat diperlukan perubahan situasi problematis,sehingga dapat menimbulkan masalah kebijakan.d.Dinamis, yaitu masalah dan pemecahannya berada pada suasanaperubahan yang terus-menerus. Pemecahan masalah justru dapatmemunculkan masalah baru, yang membutuhkan pemecahanmasalah lanjutan.DUMMYa.e.Tidak terduga, yaitu masalah yang muncul di luar jangkauankebijakan dan sistem masalah kebijakan.Pandapat Dunn tersebut memberikan penafsiran lebih konkretbahwa kebijakan dibuat atas dasar ketergantungan (interdepensi)antara kebijakan yang satu dengan kepentingan atau kebijakan lainnya.Dalam hal subjektif, dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan sesudahnya,sehingga mendorong untuk membuat kebijakan baru.Sedangkan artifisial, memberikan pemahaman bahwa suatu situasiatau keadaan yang di mana situasi tersebut membutuhkan kebijakanyang berdasarkan apa yang terjadi, sehingga pandangan ini memberikan6Pengantar Analisis Kebijakan Kesehatan

dua versi yaitu kebijakan mendukung situasi atau mengarah padahal antisipasi, sehingga tidak terjadi hal-hal yang bisa berakibat fatalterhadap publik dari situasi tersebut.Dinamis, suatu kebijakan baru dilakukan berdasarkan apa yangterjadi, jika itu membutuhkan solusi atau kontribusi dalam hal untukmengatasinya. Kebijakan dibuat berdasarkan hal itu, karena dalamsetiap kebijakan menghasilkan sesuatu yang bisa saja tidak sesuaidengan yang diinginkan, sehingga kedinamisan menjadi dasar untukkebijakan tersebut.MMYDalam ini juga untuk suatu kebijakan selalu terjadi dengan apayang disebut tidak terduga. Sesuatu yang sifatnya tidak terduga ituterjadi di luar analisis atau kajian kebijakan, sehingga kebijakan yangbaik juga adanya alternatif-alternatif untuk mengatasi masalah hal yangtidak terduga tersebut. Dalam konteks ini sangat dibutuhkan keahlianaktor kebijakan dalam memahami akan hal-hal yang tidak terduga.Ketidakterdugaan memengaruhi keberlakuan kebijakan, sehingga lebihpada membuat kebijakan itu tidak berlaku atas ketidakterdugaan itu.Dari itu, pembuatan suatu kebijakan selalu memiliki dasar yanghakiki atau dasar yang kuat bisa berupa suatu landasan yuridis ataulandasan hukum di mana, landasan yuridis sebagai tempat berpijakdari kebijakan kesehatan tersebut.DU2. Merencanakan Kebijakan Kesehatan dengan BaikSuatu strategi untuk menghasilkan produk kebijakan yang baik, makaharus melalui perencanaan kebijakan yang baik pula. Dalam hal itu,perencanaan yang baik dapat melalui peramalan-peramalan yangmampu menghasilkan alternatif-alternatif terhadap perencanaan yangtepat sesuai dengan yang diinginkan oleh publik yang bersangkutan.Perencanaan yang tepat memberikan kepuasan berupa kemudahanproses dalam mencapai sasaran serta tujuan dari kebijakan yang dibuattersebut. Pembuatan kebijakan yang diawali perencanaan harus dapatmengcover semua aspek yang mendukung tercapainya tujuan darikebijakan; misalnya kesesuaian anggaran, waktu pelaksanaan, aktoryang terlibat, lama kebijakan berlaku, untuk siapa saja kebijakan itudiberlakukan, hambatan dan keunggulan kebijakan termasuk pihakBAB 1 Konsep Dasar Kebijakan Kesehatan7

penantang kebijakan, tahap implementasi kebijakan dan indikator hasilserta evaluasi kebijakan.Selain yang disebutkan di atas maka perencanaan yang baik itu,mempunyai beberapa ciri-ciri yang harus diperhatikan. Ciri-ciri tersebutakan mewarnai keberhasilan kebijakan ketika dilaksanakan. MenurutAzwar (1996) ciri-ciri perencanaan tersebut secara sederhana dapatdiuraikan sebagai berikut.a.Bagian dari sistem administrasib.MMYSuatu perencanaan yang baik adalah yang berhasil menempatkanpekerjaan perencanaan sebagai bagian dari sistem administrasisecara keseluruhan. Sesungguhnya, perencanaan pada dasarnyamerupakan salah satu dari fungsi administrasi yang amat penting.Pekerjaan administrasi yang tidak didukung oleh perencanaan,bukan merupakan pekerjaan administrasi yang baik.Dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambunganDUSuatu perencanaan yang baik adalah yang dilakukan secara terusmenerus dan berkesinambungan. Perencanaan yang dilakukanhanya sekali bukanlah perencanaan yang dianjurkan. Ada hubunganyang berkelanjutan antara perencanaan dengan berbagai fungsiadministrasi lain yang dikenal. Disebutkan perencanaan pentinguntuk pelaksanaan, yang apabila hasilnya telah dinilai, dilanjutkanlagi dengan perencanaan. Demikian seterusnya sehingga terbentuksuatu spiral yang tidak mengenal titik akhir.c.Berorientasi pada masa depanSuatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada masadepan. Artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan tersebut, apabiladapat dilaksanakan, akan mendatangkan berbagai kebaikan tidakhanya pada saat ini, tetapi juga pada masa yang akan datang.d.Mampu menyelesaikan masalahSuatu perencanaan yang baik adalah yang mampu menyelesaikanberbagai masalah dan ataupun tantangan yang dihadapi. Penyelesaianmasalah dan ataupun tantangan yang dimaksudkan di sini tentuharus disesuaikan dengan kemampuan. Dalam arti penyelesaianmasalah dan ataupun tantangan tersebut dilakukan secara bertahap,yang harus tercermin pada tahapan perencanaan yang akan dilakukan.8Pengantar Analisis Kebijakan Kesehatan

e.Mempunyai tujuanSuatu perencanaan yang baik adalah yang mempunyai tujuan yangdicantumkan secara jelas. Tujuan yang dimaksudkandi sini biasanyadibedakan atas dua macam, yakni tujuan umum yang berisikanuraian secara garis besar, serta tujuan khusus yang berisikan uraianlebih spesifik.f.Bersifat mampu kelolaMMYSuatu perencanaan yang baik adalah yang bersifat mampu kelola,dalam arti bersifat wajar, logis, objektif, jelas, runtun, fleksibelserta telah disesuaikan dengan sumber daya. Perencanaan yangdisusun tidak logis serta tidak runtun, apalagi yang tidak sesuaidengan sumber daya bukanlah perencanaan yang baik.Dengan demikian, perencanaan kebijakan yang baik tersebut diatas merupakan alternatif dasar dalam pencapaian tujuan kebijakanyang sesungguhnya. Suatu kebijakan akan dicapai secara maksimaljika semua ciri-ciri perencanaan di atas dapat dirumuskan dan jugadilaksanakan dengan sempurna. Kegunaan ciri khusus tersebut adalahuntuk membantu proses demi proses implementasi kebijakan.DUModel perencanaan yang disebutkan di atas mendekati prosessistematis dengan menggunakan metode dan pendekatan tertentu,yaitu adanya analisis dan pertimbangan untuk menghasilkan prosesyang lebih baik pada tahap setelah fungsi perencanaan. Pendekatan initidak hanya berlaku dalam suatu analisis kebijakan kesehatan, namunanalisis kebijakan bidang lainnya pun terjadi.3. Kebijakan Kesehatan di IndonesiaKebijakan kesehatan merupakan hajat hidup orang banyak. Atasdasar tersebut kebijakan kesehatan harus mampu membangun SDMyang sehat bagi seluruh Rakyat Indonesia. Dengan demikian, setiapkebijakan kesehatan harus berpihak untuk kepentingan hajat hiduporang banyak, dengan tidak mengabaikan Hak Asasi Manusia akankesehatan. Kebijakan kesehatan di Indonesia selain mengarah padaperaturan sumber daya atau aktor kesehatan dan pengembangannya,juga mengarah pada sejumlah pendukung lainnya seperti layananBAB 1 Konsep Dasar Kebijakan Kesehatan9

ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai, anggaran kesehatandan kemudahan proses lainnya.Terhadap berbagai kebijakan kesehatan tersebut, semua aktordan pembuat kebijakan kesehatan harus mampu mengarahkan setiapkebijakan kesehatan terhadap unsur yang disebutkan di atas. Adapunkebijakan-kebijakan kesehatan di Indonesia memperhatikan hal-halsebagai berikut.a.Isu strategisMMY1) Pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yangbermutu belum optimal.2) Sistem perencanaan dan penganggaran departemen kesehatanbelum optimal.3) Standar dan pedoman pelaksanaan pembangunan kesehatanmasih kurang memadai.4) Dukungan departemen kesehatan untuk melaksanakanpembangunan kesehatan masih terbatas.b.Strategi kesehatan di Indonesia1) Mewujudkan komitmen pembangunan kesehatan.2) Meningkatkan pertanggungjawaban dan pertanggugatan.3) Membina sistem kesehatan dan sistem hukum di bidangkesehatan.DU4) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.5) Melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan.c.Kebijakan program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat1) Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologiKomunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).2) Pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat dangenerasi muda.3) Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.d.Kebijakan program lingkungan sehat1) Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar.2) Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan.3) Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan.4) Pengembangan wilayah sehat.10Pengantar Analisis Kebijakan Kesehatan

e.Kebijakan program upaya kesehatan dan pelayanan kesehatan1) Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas danjaringannya.2) Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasaranapuskesmas dan jaringannya.3) Pengadaaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obatgenetik esensial.MMY4) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang mencakupsekurang-kurangnya promosi kesehatan, kesehatan ibu dananak, keluarga berencana.5) Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan.f.Kebijakan program upaya kesehatan perorangan1) Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin kelas III RS.2) Pembangunan sarana dan prasarana RS di daerah tertinggalsecara selektif.3) Perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit.4) Pengadaan obat dan perbekalan RS.5) Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan.6) Pengembangan pelayanan kedokteran keluarga.7) Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan.g.Kebijakan program pencegahan dan pemberantasan penyakitDU1) Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko.2) Peningkatan imunisasi.3) Penemuan dan tata laksana penderita.4) Peningkatan surveilans epidemiologi.5) Peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit.h.Kebijakan program perbaikan gizi masyarakat1) Peningkatan pendidikan gizi.2) Penanggulangan KEP, anemia gizi besi, GAKI, kurang vitaminA, kekurangan zat gizi mikro lainnya.3) Penanggulangan gizi lebih.4) Peningkatan surveilans gizi.BAB 1 Konsep Dasar Kebijakan Kesehatan11

i.Kebijakan program sumberdaya kesehatan1) Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan.2) Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalankesehatan terutama untuk penduduk miskin.3) Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumahsakit.j.Kebijakan program dan manajemen pembangunan kesehatan1) Pengkajian dan penyusunan kebijakan.MMY2) Pengembangan sistem perencanaan dan penganggaran,pelaksanaan dan pengendalian, pengawasan dan penyempurnaanadministrasi keuangan, serta hukum kesehatan.3) Pengembangan sistem informasi kesehatan.4) Pengembangan sistem kesehatan daerah.5) Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan.k.Kebijakan program penelitian dan pengembangan kesehatan.1) Penelitian dan pengembangan.2) Pengembangan tenaga, sarana dan prasarana penelitian.3) Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian danpengembangan kesehatan.DUKebijakan-kebijakan ke

C. Analisis Kebijakan Kesehatan 12 D. Sistem Nasional Kesehatan Indonesia 16. BAB 2 METODE ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN 19. A.engertian Metode Analisis Kebijakan Kesehatan P 19 B. Metode Analisis Kebijakan Kesehatan 21 C. Pengaruh . Stakeholder. Terhadap Kebijakan . esehatan K 24 D.roses Analisis Kebijakan Kesehatan P 26

Related Documents:

Daftar Isi ix Bab VEvaluasi Kebijakan Pendidikan 101 A. Konsepsi Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 101 B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 104 C. P ermasalahan dalam Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 106 D. Manfaat Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 108 E. Monitoring Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 109 F. Kriteria Evaluasi Program Kebijakan Pendidikan — 111

Do not grab the dummy by the head, as this may damage the dummy. You cannot lift the dummy over your shoulder. You will lift the dummy first and tell me when you are ready to begin the test. Time starts when the dummy's feet cross the starting line and ends when the feet cross the finish line. DO NOT JERK THE DUMMY UP WHEN LIFTING IT. Do not .

strategi dan kebijakan kementerian kesehatan . urusan kesehatan (uu 23 tahun 2014 ttg pemerintahan daerah) . menteri kesehatan republik indonesia. kompetensi dokter indonesia yang dibutuhkan sesuai isue strategis yang dihadapi indonesia transisi demografi, transisi epidemiologi, kondisi ekonomi, .

Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis . Oleh: EKA WULANDARI . B300140179 . PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN . FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS . UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA . 2018 . i . ii . iii . ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA . Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi, jumlah uang .

kebijakan publik baik konsep formulasi maupun konsep implementasi. Selanjutnya diperdalam dengan konsep ekonomi politik sebagai dasar dalam melihat sudut pandang kebijakan dan perekonomian. Untuk mempertajam analisis, digunakan konsep analisis kebijakan dalam dime

kinerja keuangan ada beberapa analisis rasio keuangan yang digunakan yaitu: analisis likuiditas perusahaan, analisis struktur keuangan, analisis penilaian pasar, analisis kesehatan keuangan perusahaan, dan analisis dengan metode EVA. 1. Analisis Likuiditas Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan p

dummy is laying on the ground. You must take hold of the dummy and drag it for 15-feet. You may drag the dummy in any manner you see fit except for dragging it by the legs or the head. One common method to drag the dummy

Alex Rider: Never say Die by Anthony Horowitz Below are the complete reviews, written by the Lovereading4kids members. George Hutton - Dormston Secondary School Alex Rider receives a suspicious email from who could be Jack Starbright who was kidnapped on his previous mission. However, whilst trying to locate Jack, he accidentally manages to get tangled up in another MI6 Mission which could put .