Pemetaan Bangunan Cagar Budaya Golongan A Di Kota Semarang . - Unnes

1y ago
8 Views
3 Downloads
1.71 MB
65 Pages
Last View : 2m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Eli Jorgenson
Transcription

PEMETAAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA GOLONGAN A DIKOTA SEMARANG BERBASIS SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS (SIG)TUGAS AKHIRUntuk Memperoleh Gelar Ahli MadyaProgram Studi Survei dan Pemetaan WilayahOlehNisa IndahSariNIM: 3212312004JURUSAN GEOGRAFIFAKULTAS ILMU SOSIALUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2015i

PERSETUJUAN PEMBIMBINGTugas Akhir ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan kesiding panitia ujian Tugas Akhir Fakultas Ilmu Sosial Universitas NegeriSemarang pada:HariTanggalPembimbingNIP. 19620315 1989011 001Mengetahui.Ketua Jurusan GeografiM.Si.M.Si.NlP.19620904 198901 1 00 1ii

PENGESAHAN KELULUSANTugas Akhir ini telah disampaikan di depan Sidang'Panitia Ujian Tugas AkhirFak:ultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarangpada:Hari:Tanggal:Penguji Tugas AkhirPenguji IIPenguji INIP. 19620315 1989011 001Drs. Satyanta Pannan, MTNIP. 196112021990021001Mengetahui,iii

PERNYATAANSaya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tugas akhir ini benar-benarhasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atauseluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam tugas akhirini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.iv

MOTTO DAN PERSEMBAHANMOTTO Jika ragu dalam melakukan sesuatu, sebaiknya tanya kepada diri sendiri,apa yang kita inginkan esok hari dari apa yang telah kita lakukansebelumnya ( Jonh Lubbock- pakar boilogi Inggris). Pengetahuan diperoleh dengan belajar, kepercayaan dengan keraguan,keahlian dengan berlatih, dan cinta dengan mencintai ( Thomas Szaszpsikiater asal Hungaria ). Jangan pernah menyalahkan orang lain dalam kehidupanmu. Orang baikmembuatmu bahagia, orang jahat membuatmu belajar dan orang yangterbaik membuatmu mengingatnya ( Ziad K. Abdelnour ). Saat kau sedang merana dan sendirian, satu-satunya yang benar-benarbisa kau andalkan adalah dirimu sendiri ( Zetsu ).PERSEMBAHANTugas Akhir ini Kupersembahkan sebagai ungkapan rasaterima kasihku kepada : Kedua orang tua tercinta, Ibu dan Bapak yang telahmerawatku dengan penuh kasih sayang, memberikanmotivasi, dan selalu mengiringi langkahku dengan do’a Kakak dan adik tercinta yang selalu memberi motivasidan semangat dalam menggapai mimpi-mimpiku. Teman-teman seperjuangan SPW 2012v

KATA PENGANTARSegala puji bagi Allah SWT penulis ucapkan, atas segala limpahan nikmatdan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul“PEMETAAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA GOLONGAN A DI KOTASEMARANG BERBASISI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)” denganlancar tanpa ada hambatan suatu apapun. Dalam penyusunan Tugas Akhir initidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara moril maupun spiritual.Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :1.Bapak Prof. Dr.Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas NegeriSemarang yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh studi diUniversitas Negeri Semarang.2.Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas NegeriSemarang yang mengijinkan melakukan survei dan pemetaan pada penulisdalam menyelesaikan Tugas Akhir.3.Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu SosialUniversitas Negeri Semarang yang telah member izin dalam penyusunanTugas Akhir ini.4.Drs. Saptono Putro, M. Si., Ketua Program Studi Survei dan PemetaanWilayah.vi

5.Drs. Hariyanto, M. Si,. Dosen pembimbing yang telah banyak memberikanbimbingan saran dan motivasi kepada penelitian untuk menyelesaikan tugasakhir ini.6.Drs. Satyanta Parman, MT,. Dosen penguji yang telah banyak memberikanbimbingan saran dan dorongan kepada peneliti untuk menyelesaikan tugasakhir ini.7.Bapak dan Ibu dosen Jurusan Geografi yang telah banyak memberikanilmunya kepada peneliti dalam menyelesaikan perkuliahan.8.BAPPEDA dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang yang telahmemberikan ijin Survei dan Observasi.9.Semua pihak yang telah membantu dan turut berpartisipasi baik langsungmaupun tidak langsung atas terselesainya Tugas Akhir ini.Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagipenulis sendiri dan juga dapat bermanfaa bagi pembaca yang budiman.vii

SARINisa IndahSari. 2015. Pemetaan Bangunan Cagar Budaya Golongan A di KotaSemarang Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Jurusan Geografi. FakultasIlmu Sosial. Universitas Negeri Semarang.Kata Kunci : Pemetaan, Bangunan Cagar Budaya Golongan A, Sisteminformasi Geografis (SIG)Benda Cagar Budaya adalah benda buatan manusia, bergerak atau tidakbergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagian atau sisasisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau mewakilimasa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (limapuluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmupengetahuan, dan kebudayaan (UU No.5/1992 Pasal 1). Permasalahan yang akandikaji dalam tugas akhir ini adalah peta lokasi bangunan cagar budaya golonganA, fungsi bangunan cagar budaya golongan A pada masa kini, dan kemudahanbagi wisatawan dalam mengakses lokasi bangunan cagar budaya golongan A.Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui peta lokasi bangunan cagar budayagolongan A, fungsi bangunan cagar budaya golongan A pada masa kini, danmemberi informasi bagi wisatawan dalam mengakses lokasi bangunan cagarbudaya golongan A di Kota Semarang.Lokasi penelitian berada di Kota Semarang karena merupakan ibu kota jawatengah dan memiliki banyak bangunan cagar budaya. Variable yang digunakanberupa data spasial yaitu peta administrasi Kota Semarang. Dan data atribut yaitulokasi bangunan cagar budaya golongan A, fungsi bangunan cagar budayagolongan A. Metode yang digunakan adalah metode dokumentasi, dan metodesurvey lapangan. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untukmemberikan gambaran dan penjelasan tentang fungsi, dan aksebilitas lokasibangunan cagar budaya golongan A di Kota Semarang.Hasil Pemetaan Bangunan Cagar Budaya Golongan A menghasilkan petapersebaran lokasi bangunan cagar budaya golongan A di Kota Semarang; Petafungsi bangunan cagar budaya golongan A; dan Peta jalur aksebilitas bangunancagar budaya golongan A di Kota Semarang. Bangunan cagar budaya golongan Adi Kota Semarang dapat dipetakan dengan menggunakan ArcGIS 10.1. Penelitidapat mengetahui nama-nama bangunan cagar budaya dan mengidentifikasibangunan cagar budaya golongan A di Kota Semarang. Peta jalur aksebilitasbangunan cagar budaya golongan A memberikan informasi bagi wisatawan dalammengakses bangunan cagar budaya golongan A di Kota Semarang.Pemetaan yang dilakukan dengan menggunakan softwere ArcGIS 10menghasilkan informasi tentang lokasi persebaran bangunan cagar budayagolongan A di Kota Semarang. Dari hasil Pemetaan Bangunan Cagar BudayaGolongan A di Kota Semarag perlu adanya upaya untuk memulihkan kondisibangunan yang tidak terawat.viii

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL . iHALAMAN PERSETUJUAN . iiHALAMAN PENGESAHAN .iiiHALAMAN PERNYATAAN . ivMOTTO DAN PERSEMBAHAN . vKATA PENGANTAR . viSARI .viiiDAFTAR ISI . ixDAFTAR TABEL .xiiiDAFTAR GAMBAR . xivDAFTAR LAMPIRAN . xviBAB I PENDAHULUAN . 1A. Latar Belakang . 1B. Rumusan Masalah. 5C. Tujuan Penelitian . 6D. Manfaat Penelitian . 61. Manfaat Teoritis . 62. Manfaat Praktis . 6E. Penegasan Istilah . 71. Pemetaan. 72. Bangunan Cagar Budaya Golongan A . 83. Sistam Informasi Geografis . 8ix

4. Aksebilitas . 8F. Sistematika Tugas Akhir . 9BAB II LANDASAN TEORI . 11A. Bangunan Cagar Budaya Golongan A . 11B. Peta Tematik . 16C. Sistem Informasi Geografis (SIG) . 20D. Alasan Penggunaan SIG . 22E. Diagram Alur Pemetaan . 24BAB III METODESURVEY PEMETAAN . 25A. Lokasi Survei . 25B. Alat dan Bahan . 25C. Variabel Penelitian . 25D. Metode Pengumpulan Data . 26E. Analisis Data . 27F. Prosedur Teknis Pemetaan . 27BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 30A. Gambaran Umum . 301. Lokasi . 302. Kondisi Topografi . 313. Jumlah Penduduk. 31B. Bangunan Cagar Budaya Golongan A . 321. Rumah Sakit Dr.Karyadi . 322. SMA N 1 Semarang . 343. RS. Elisabeth . 354. Yayasan Pendidikan Kanisius . 36x

5. Stasiun Tawang . 376. Gereja Blenduk . 387. Asuransi Jiwa Sraya . 398. Kantor Telegrapgh dan Telex . 409. Bank Niaga . 4110. Bank dagang Negara . 4211. Kantor Urusan Piutang Negara . 4312. Masjid Kauman. 4413. Lawang Sewu. 4514. Monument Tugu Muda . 4615. Rumah Dinas Gubernur. 4716. Gereja Katedral . 4717. AKS dan SMA Ibu Kartini . 4818. Kator Pos Besar . 49C. Aksebilitas / Transportasi . 50D. Proses Pemetaan dengan Teknik Sistem Informasi Geografis (SIG) . 521. Membuka Program Aplikasi ArcGis 10 . 522. Memasukan Data Spasial . 533.Georeferecing . 544. MembangunGeodatabasa . 565. Digitasi Peta . 566. Input Data . 587. Layout Peta . 60E. Hasil Pembahasan . 65BAB V PENUTUP . 67xi

1. Kesimpulan . 672. Saran . 68DAFTAR PUSTAKA . 69LAMPIRAN . 71xii

DAFTAR TABELDaftar bangunan cagar budaya golongan A . 72xiii

DAFTAR GAMBARGambar 1. Diagram Alur pemetaan .24Gambar 2. R.S. Dr. Karyadi . 32Gambar 3. SMA Negeri 01 Semarang.34Gambar 4. R.S Elisabeth . 35Gambar 5. Yayasan Pendidikan Kanisius .36Gambar 6. Stasiun Tawang . 37Gambar 7. Gereja Blenduk . 44Gambar 8. Asuransi Jiwa Sraya .38Gambar 9. Kantor Telegraph dan Telex (Kantor Telkom) . 40Gambar 10. Bank Niaga. 41Gambar 11. Bank Dagang Negara . 42Gambar 12. Kantor Urusan Piutang Negara (Gedung Keuagan Negara). 43Gambar 13. Masjid Kauman. 44Gambar 14. Lawang Sewu. 45Gambar 15. Tugu Muda. 46Gambar 16. Rumah Dinas Gubernur . 47Gambar 17. Gereja Kathedral . 48Gambar 18. AKS dan SMA Ibu Kartini . 49Gambar 19. Kantor Pos Besar. 50Gambar 20. Aksebilitas. 52Gambar 21. Membuka program ArcGis 10. 53xiv

Gambar 22. Memasukan data spasial . 53Gambar 23. Tampilan view link table . 55Gambar 24. Create new shapefile . 56Gambar 25. Menu editor . 57Gambar 26. Mincrosoft Excel 2003 . 59Gambar 27. Menu file . 59Gambar 28. Attribute table . 60Gambar 29. Page and print setup . 61Gambar 30. Menu legend . 61Gambar 31. Menu scale bar . 62Gambar 32. North arrow . 63Gambar 33. Toolbar draw . 63Gambar 34. Grid and graticules wizard . 64Gambar 35. Peta Administrasi Kota Semarang. 75Gambar 36. Peta Jaringan Jalan Kota Semarang. 76Gambar 37. Peta Bangunan Cagar Budaya Golongan A Kota Semarang. 77Gambar 38. Peta Fungsi Bangunan Cagar Budaya Golongan A . 78Gambar 39. Peta Jalur Aksebilitas Bangunan Cagar Budaya Golongan A. 79xv

DAFTAR LAMPIRANBangunan Cagar Budaya Menurut SK Walikota Nomor 646/50/1992.78Surat ijin memperoleh data penelitian di KESBANGPOL. 79Surat ijin memperoleh data penelitian di BAPPEDA. 80Surat ijin penelitian di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata . 81Bimbingan Penulisan Tugas Akhir . 82xvi

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangIndonesia merupakan negara khatulistiwa yang terdiri dari pulau-pulaudan lautan yang membentang dari timur ke barat. Pulau-pulau tersebut terdiridari pulau besar maupun pulau kecil dengan jumlah 13.466 nesia-ada-13-466-pulaubukan-17508-pulau). Wilayah Indonesia dibagi menjadi 33 provinsi yangterdiri dari 399 kabupaten, 98 kota. Luasnya wilayah Indonesia juga diikutioleh banyaknya kandungan aspek didalamnya, salah satunya yakni cagarbudaya. Menurut data rekapitulasi yang dirilis oleh direktorar purbakala padatahun 2011 terdapat 64.844 benda purbakala dengan klasifikasi 11.616 situs,53.233 benda bergerak cagar budaya, 749 cagar budaya. (Dokumenrekapitulasi cagar budaya direktorat peninggalan purbakala update pada 29juli 2011). Pengklasifikasian pada data rekapitulasi tersebut tidak begitusesuai seluruhnya dengan klasifikasi yang ada pada perundangan, dimanatidak disebut berapa jumlah bangunan, berapa jumlah struktur, dan berapajumlah kawasan.Bangunan cagar budaya tidak saja menjadi saksi sejarah sebuah kotatetapi dapat bernilai budaya pada masa silam. Bangunan cagar budaya dapatdikatakan artefak bagi perkembangan sebuah kota atau lingkunganterdekatnya. Bangunan cagar budaya memiliki nilai penting bagi kehidupanbaik di masa sekarang maupun di masa depan. Bangunan cagar budaya juga1

memiliki nilai penting bagi sejarah, kebudayaan, ilmu pengetahuan danteknologi.Dalam perjalananya benda cagar budaya berasal dari masa prasejarah,Hindu-Budha atau kolonial. Benda cagar budaya memiliki sifat unik(unique), langka, rapuh, tidak dapat diperbaharui (non-renewable), tidak bisadigantikan oleh teknologi dan bahan yang sama, dan penting (significant)karena merupakan bukti-bukti aktivitas manusia masa lampau.Saat ini keberadaan bangunan bersejarah secara umum semakinberkurang sebagai akibat kemajuan ekonomi, tingkat pendidikan, jumlahpenduduk, dan keragaman kelompok etnis, sehingga membawa perubahannilai dan sikap. Perubahan ini berpengaruh kepada pola pikir, penilaian, dancara pandang masyarakat yang akhirnya menggiring pada pembangunan yangmenitikberatkan hanya pada kepentingan ekonomi.Kenangansejarah perjuangan bangsadimasa lampau dalammewujudkan kemerdekaan bangsa seperti saat ini mulai kehilangan roh-nya.Pada hari-hari nasional seperti hari Kemerdekaan Bangsa, hari Pahlawan, hariKartini, dan lainya hanya menjadi formalitas di kantor pemerintah, swastamupun lingkungan pendidikan. Padahal jika dilihat dari sejarahnya hari-harinasional memiliki arti yang sangat penting bagi bangsa ini. Dan akan sangatdisayangkan jika sejarah perjuangan bangsa mulai mengalami pengikisanmakna historisnya dan semakin lama terlupakan oleh sebagian besar generasimuda saat ini.2

Semangat perjuangan bangsa untuk membangun dan percaya akankemampuan bangsa untuk melestarikan nilai-nilai cultural dan social dapatdiawali dengan jalan menggali nilai histori dari cagar budaya yang menjadisaksi bisu perjuangan bangsa. Sejarah lahirnya kota-kota besar di Indonesiaseperti Jakarta, Bandung dan Semarang tidak lepas dari banyaknya bangunantua bersejarah yang menyimpan kenangan masa lalu dan menjadi buktiperkembangan kota.Lahirnya Kota Semarang diawali pada tahun 1398 Saka atau tahun 1476Masehi dengan kedatangn Ki Pandan Arang yang sekaligus menjadi bupatipertama di Semarang . Menurut C. Lekkerkerker, nama Semarangkemungkinan berasal dari kata-kata Asem-Arang. Sejak pemerintahan KiPandan Arang sudah memiliki bangunan bersejarah seperti Klenteng Sam PoKong yang dulu terletak di atas sebuah altar, berada di dalam sebuah gua.Kampung Kauman yang dulu merupakan pemukiman para pengikut KiPandan Arang, terutama para santri Ki Pandan Arang.Seiring dengan berkembangnya zaman di Kota Semarang terdapat 334bangunan yang diduga sebagai cagar budaya. Dan berdasarkan SK WalikotaSemarang Nomor 646/50/1992 tentang Konservasi Bangunan-bangunanKuno/Bersejarah di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarangterdapat 101 bangunan cagar budaya yang telah dilindungi. Pemerintah KotaSemarang sudah melakukan berbagai upaya untuk melindungi bangunancagar budaya yang ada di Kota Semarang, salah satunya adalah dengan3

melakukan pengelompokan berdasarkan bangunan dalam klasifikasi A, B, C,dan D (tahun 1992).Bangunan cagar budaya golongan A memiliki nilai arsitektur yangsangat tinggi yakni komposisi elemen-elemen dalam tatanan lingkungan dangaya tertentu (wakil dari periode gaya tertentu) serta keteknikan. Termasuk didalam nilai arsitektur adalah fasad, layout dan bentuk bangunan, warna sertaornament yang dimiliki oleh bangunan. Juga berkaitan dengan perkembanganilmu pengetahuan atau menunjang ilmu pengetahuan. Misalnya, bangunanyang dibangun dengan teknologi tertentu atau teknologi baru (termasukdidalamnya penggunaan konstruksi dan material khusus).Tujuan dari upaya pelestarian bangunan cagar budaya selain untukmelestarikan warisan budaya bangsa, meningkatkan harkat dan martabat,memperkuat kepribadian bangsa, juga untuk mempromosikan warisanbudaya bangsa kepada masyarakat internasional.Sehubungan dengan pelestarian benda cagar budaya khususnya karyaarsitektur yang merupakan cagar budaya, semata-mata bukan hanyakeindahan dari bangunan saja, tapi yang terpenting adalah nilai sertainformasi yang terkandung didalamnya, karena bangunan-bangunan tersebutmerupakan kesinambungan atau penghubung masa lalu dan saat ini, yangdapat memberikan informasi-informasi yang penting tentang masa lalu bagimasyarakat saat ini.Bangunan cagar budaya merupakan aset wisata, untuk itu dibutuhkanpemetaan lokasi bangunan cagar budaya untuk memberikan kemudahan4

akses lokasi bagi para wisatawan. Salah satu kemudahan akses lokasi tersebutadalah dengan memperhatikan sarana transportasi. Sarana transportasijaringan jalan sangat penting digunakan sebagai prasarana pendukung dalammenunjang perkembangan fisik suatu daerah.Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan bagian dari kemajuanteknologi. SIG digunakan bagi mereka yang berada di bidang perencanaan,inventarisasi, monitoring, dan pengambilan keputusan. Bidang aplikasi SIGbegitu luas, dari urusan militer sampai persoalan bagaimana mengetahuilokasi suatu objek. Untuk dapat mengetahui lokasi persebaran bangunancagar budaya golongan A di Kota Semarang dapat dilakukan denganpemetaan. Salah satu tekhnik pemetaan adalah menggunakan SIG. Denganmenggunakan SIG maka segala kegiatan yang berhubungan denganpemanfaatan data spasial dan non spasial dapat dilakukan dengan mudah.Berdasarkan uraian diatas maka judul untuk penelitian ini adalah“PEMETAAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA GOLONGAN A DIKOTA SEMARANG BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS(SIG)”.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas dapat diambil suatu permasalahanyang terkait, sebagai berikut :1.Bagaimana peta persebaran bangunan cagar budaya golongan A di KotaSemarang.5

2.Apa fungsi bangunan cagar budaya golongan A di Kota Semarang padamasa kini.3.Bagaimana wisatawan mengakses lokasi bangunan cagar budayagolongan A di Kota Semarang.C. Tujuan PenelitianTujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :1.Memetakan lokasi persebaran bangunan cagar budaya golongan A diKota Semarang.2.Mengidentifikasi fungsi bangunan cagar budaya golongan A di KotaSemarang pada masa kini.3.Untuk memberi informasi bagi wisatawan dalam mengakses lokasibangunan cagar budaya golongan A di Kota Semarang.D. Manfaat Penelitian1.Manfaat TeoritisSecara umum bagi pengembang ilmu pengetahuan khususnyabidang ilmu Geografi adalah memberikan khazanah keilmuan yaitukontribusi secara akademik pada bidang penelitian.2.Manfaat Praktisa.Bagi PenelitiManfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruhtahapan penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapatmemperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuanempirik mengenai penerapan fungsi ilmu pemetaan yang diperoleh6

selama mengikuti kegiatan perkuliahan. Bagi para wisatawan,manfaat hasil penelitian dapat memberikan kemudahan dalammengakses lokasi bangunan cagar budaya golongan A di KotaSemarang.b.Bagi AkademisManfaat akademis yang diharapkan adalah bahwa hasilpenelitian dapat dijadikan rujukan bagi upaya pengembangan IlmuPemerintahan, dan berguna juga untuk menjadi referensi bagimahasiswa yang melakukan kajian terhadap pemetaan suatu objekberbasis SIG.E. Penegasan IstilahJudul penelitian yang dipilih yaitu “Pemetaan Bangunan Cagar BudayaGolongan A di Kota Semarang berbasis SIG”. Untuk mempermudahpembaca dalam memahami isi dan gambaran dari penelitian ini, maka perluadanya penegasan istilah atau batasan yang terdapat dalam penelitian :1.PemetaanPemetaan merupakan suatu rangkaian pekerjaan yang melibatkanberbagai disiplin ilmu seperti geodesi, pemotretan udara, fotogametri,kartografi serta teknik pencetakan peta (Subagio, 2003). Dalam hal inikhususnya mengkaji tentang kartografi yang terkait dengan pemetaanbangunan cagar budaya golongan A di Kota Semarang.7

2.Bangunan Cagar Budaya Golongan ABangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat daribenda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhanruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap (UndangUndang No.11 Tahun 2010).Bangunan-bangunan yang termasuk dalam golongan A yaitubangunan-bangunan bersejarah atau bangunan-bangunan yang sangattinggi nilai arsitekturnya. Bangunan-bangunan tersebut tidak bolehditambah, diubah, dibongkar atau dibangun baru (SK WalikotaSemarang Nomor 646/50/1992). Bangunan cagar budaya golongan A diKota Semarang berjumlah 18 bangunan.3.Sistem Informasi GeografisSIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkatlunak, data, manusia, organisasi dan lembaga yang digunakan untukmengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasiinformasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi.Dalam penelitian ini, informasi yang digunakan adalah lokasipersebaran bangunan tersebut, fungsi bangunan pada saat ini.4.AksebilitasAksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahanlokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain, dan mudah atausul

2. Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang mengijinkan melakukan survei dan pemetaan pada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir. 3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah member izin dalam penyusunan Tugas Akhir ini. 4. Drs.

Related Documents:

Riyanto, Minyak Atsiri sebagai Bahan Aktif Konservasi Benda Cagar Budaya Tabel 1. Tanaman penghasil minyak atsiri yang sudah umum dibudidayakan No. Tanaman Bagian tanaman Minyak atsiri Komponen utama 1. Pohon cengkeh Bunga/daun Cengkeh Eugenol 2. Pohon lawang Kulit Lawang Eugenol dan safrol 3. Pohon pinus Kulit/batang/getah Terpentin Alfa-pinen 4.

3. Seksi Pengendalian Ruang. d. Bidang Pengembangan Tata Ruang dan Bangunan, terdiri atas : 1. Seksi Pelayanan Informasi Tata Ruang dan Bangunan; 2. Seksi Pemetaan dan Pengembangan Sistem Data dan Infromasi; 3. Seksi Dokumentasi dan Evaluasi. e. Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan, terdiri atas : 1. Seksi Perencanaan dan Desain Bangunan; 2.

x.6. konsep titik tangkap bangunan x.7. konsep as bangunan dan kawasan x.8. konsep dimensi bangunan x.9 konsep bentuk massa bangunan x.10. konsep struktur dan konstruksi bangunan . bab vi identifikasi dalam perencanaan alam tahap identifikasi dalam perencanaan, terdapat

Pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi (preventive maintenance). 2. Perawatan bangunan gedung adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengga

F. Nilai-Nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 7 BAB II : PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA MELALUI INTEGRASI MATA PELAJARAN, PENGEMBANGAN DIRI, DAN BUDAYA SEKOLAH A. Prinsip dan Pendekatan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 11 B. Perencanaan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 14

al-Quran, beliau bagaimanapun mengkritik Kod 19 Rasyad Khalifa dan memaparkannya di dalam buku beliau 19 I'jaz al-Raqm fi al-Quran al-Karim.7 Berbeza dengan Kod 19 ciptaan Rasyad Khalifa yang sudah menjadi satu hujah untuk menolak hadis bagi golongan antihadis, khususnya di Malaysia. Bagi golongan ini, ia adalah bukti bahawa al-Quran

Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung. 1. Ruang lingkup. Standar ini dimaksudkan sebagai acuan yang diperlukan dalam perencanaan jalan lingkungan dan akses ke bangunan gedung sehingga penyelamatan dan operasi pemadaman kebakaran dapat dilakukan seefektif mungkin. 2 .

of its Animal Nutrition Series. The Food and Drug Administration relies on information in the report to regulate and ensure the safety of pet foods. Other reports in the series address the nutritional needs of horses, dairy cattle, beef cattle, nonhuman primates, swine, poultry, fish, and small ruminants. Scientists who study the nutritional needs of animals use the Animal Nutrition Series to .