Laporan Akhir Penelitian Yang Diajukan Ke Lembaga Penelitian Dan .

1y ago
8 Views
2 Downloads
2.82 MB
53 Pages
Last View : 8d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Sutton Moon
Transcription

LAPORAN AKHIRPENELITIAN YANG DIAJUKANKE LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADAMASYARAKATANALISIS ALUR CERITA (STORYLINE) PAMERANDI MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIKJL.POS KOTA, TAMAN SARI, JAKARTA BARATDisusun oleh:KETUA :Noeratri Andanwerti, S.Sn., M.Sn./(NIDN:0327077402)ANGGOTA:Niken Widi Astuti, M.Si., Psikolog (NIDN: 0310106602)Ferdinand, S.Ds., M.Ars. (NIK:10618001)PROGRAM STUDI DESAIN INTERIORFAKULTAS SENI RUPA DAN DESAINUNIVERSITAS TARUMANAGARAJAKARTA20201

2

RINGKASANMuseum Seni Rupa dan Keramik adalah museum yang didedikasikan untukmenampilkan atau mengedukasi tentang seni rupa tradisional dan keramik di Indonesia.Museum ini berdiri tahun 1990 yang menggunakan bangunan lama bekas LembagaPeradilan tertinggi Belanda (Raad van Justitie).kepada Museum Seni Rupa dan Keramik mempunyai tugas pokok melayani masyaratdan pengunjung serta mengadakan, menyimpan, merawat, mengamankan, menelitikoleksi, memperagakan dan mengembangkan untuk kepentingan pendidikan, sejarah,kebudayaan, rekreasi, sosial dan ekonomi baik langsung maupun tidak langsung.Museum ini memiliki 500-an karya seni rupa terdiri dari berbagai bahan dan teknikyang berbeda seperti patung, totem kayu, grafis, sketsa, dan batik lukis. KoleksiKeramik di museum ini jumlahnya cukup banyak, terdiri dari keramik lokal dankeramik asingPenelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan mengidentifikasi alurcerita (storyline) pameran di Museum Seni Rupa dan Keramik yang dilakukan melaluikajian deskriptif untuk melihat karakteristik penataan koleksi dikaitkan dengan visi,misi dan tujuan Lembaga.Kata kunci : desain, interior, alur cerita, storyline, museum, seni rupa, keramik3

PRAKATAPuji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan nikmat-Nya,sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian tentang “Analisis StorylinePameran Museum Seni Rupa dan Keramik, Jl.Pos Kota, Taman Sari, Jakarta Barat”Laporan ini disusun untuk memenuhi kewajiban Tridharma Dosen yaitu melaksanakanpenelitian di Semester Genap Tahun 2020. Penelitian ini mengambil tema storylinepameran di museum dengan tujuan mengidentifikasi alur cerita, pameran sebagai mediainformasi komunikasi dan pemaknaan materi pameran, mengidentifikasi tata pameranyang mencakup materi koleksi dan metoda penyajianLaporan penelitian ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa dukungan dan partisipasidari semua pihak. Untuk itu peneliti menyampaikan terima kasih kepada pihakpengelola Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta yang telah memberikan kesempatanbagi peneliti untuk mengumpulkan data dan informasi tentang storyline pameranmuseum ini.Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih banyak kekurangan, olehkarena itu kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan karya tulis ini dikesempatan yang akan datang.4

DAFTAR ISIRINGKASAN . 3PRAKATA . 4DAFTAR ISI . 5BAB I. PENDAHULUAN . 71.1. Latar Belakang . 71.2. Tujuan Penelitian . 81.3. Rumusan Masalah . 81.4. Urgensi Penelitian . 9BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 102.1. Pengertian Museum. 102.2. Pengertian Alur Cerita (Storyline) . 102.3. Museum Seni Rupa Dan Keramik . 13BAB III. METODE PENELITIAN . 153.1. Objek Dan Lokasi . 153.2.Jenis Penelitian . 153.3.Teknik Pengumpulan Data . 163.4.Metode Analisis . 173.5.Prosedur Penelitian . 18BAB IV. HASIL PENELITIAN . 204.1. Identifikasi Lokasi Objek Penelitian . 20A.Gambaran Umum Kota Jakarta . 20B.Gambaran Umum Kawasan Kota Tua Jakarta . 21C.Gambaran Umum Bangunan & Lingkungan di Kawasan Kota Tua . 224.2. Identifikasi Objek Penelitian . 24A.Lokasi Objek Penelitian . 24B.Status Kepemilikan dan Pengelolaan Objek Penelitian . 24C.Identifikasi Sejarah Objek Penelitian . 25D.Identifikasi Arsitektural Objek Penelitian. 26E.Identifikasi Fungsi Objek Penelitian . 28F.Identifikasi Arsitektural dan Interior Museum Seni Rupa dan Keramik . 29G.Jenis Koleksi di Museum Seni Rupa dan Keramik . 324.3.Hasil Identifikasi Pemetaan Layout Ruang Pameran Keramik . 334.4.Hasil Identifikasi Penerapan Storyline pada Ruang Pameran Keramik . 364.5.Interpretasi Storyline dalam Penataan Benda Koleksi Keramik . 38BAB V. KESIMPULAN & SARAN . 395

DAFTAR PUSTAKA . 1LAMPIRAN . 2Lampiran 1. PERTIMBANGAN ALOKASI BIAYA . 2Lampiran 2. DUKUNGAN PADA PELAKSANAAN PENELITIAN . 2Lampiran 3. SARANA. 2Lampiran 4. SUSUNAN PERSONALIA PENELITI . 3Lampiran 5. DRAFT ARTIKEL ILMIAH . 46

BAB I. PENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANGPemerintah menetapkan Program Prioritas Nasional melalui Instruksi PresidenNomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunankhususnya Prioritas 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi. Program padaPrioritas 11 tersebut adalah pengelolaan kekayaan budaya/kepurbakalaan yang salahsatu aktivitasnya adalah Revitalisasi Museum. Berdasarkan hal tersebut, RevitalisasiMuseum menjadi salah satu Program Unggulan yang tertuang dalam Rencana StrategisKementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2010-2014.Museum Seni Rupa dan Keramik adalah museum yang didedikasikan untukmenampilkan atau mengedukasi tentang seni rupa tradisional dan keramik di Indonesia.Museum Seni Rupa dan Keramik menampilkan beberapa karya seni dari beragamkebudayaan yang dimiliki Indonesia dan juga yang berasal dari Mancanegara.Keseluruhan koleksi meski cukup beragam namun tak terhindari kesan sayu, tanpamasterpieces. Namun Museum ini masih memiliki daya tarik menurut Merdeka.com,Museum Seni Rupa dan Keramik menjadi salah satu tempat yang dipadati parawisatawan di Kota Tua. Bahkan, jumlah pengunjung melonjak hampir 300 persenselama libur Lebaran 2019. Staf bagian tiket Museum Seni Rupa dan Keramik, LudiSuryono menyampaikan, jumlah pengunjung yang terakumulasi sampai Sabtu(8/6/2019) sore, sebanyak 3.895 orangNamun di era modernisasi saat ini, sedikitnya minat pengunjung untuk menjadiMuseum Seni Rupa dan Keramik sebagai destinasi rekreasi. Menurut Niek Indriyati(2014) mengatakan bahwa Museum Seni Rupa dan Keramik mengalami kendala budgetdalam penyediaan ruang dan melaksanakan kegiatan-kegiatan di museum, sepertipameran temporer dan penyuluhan permuseuman. Ketiadaan kegiatan ini menjadi salahsatu penyebab menurunnya tingkat minat pengunjung. Selain itu, penataan layout ruangMuseum Seni Rupa dan Keramik yang kurang atraktif, sistem display yang monoton,pencahayaan yang kurang baik serta penggunaan media teknologiYayasan Mitra Museum Jakarta (YMMJ) mengusulkan untuk mengadakanrestorasi Museum Seni Rupa dan Keramik. Restorasi tersebut meliputi upayakonservasi dan renovasi museum untuk melestarikan dan mengembalikan kondisi fisikdan tampilan museum yang layak serta menambah dan menyesuaikan fungsi interior7

bangunan agar sesuai dengan standar internasional. Hal tersebut tentunya menjadidorongan perancang dalam memperbaiki dan mengembangkan interior Museum SeniRupa dan Keramik sesuai dengan perkembangan kebudayaan masyarakat saat ini.Oleh karena itu, demi mewujudkan museum yang menarik untuk dikunjungi,keberadaan museum perlu diperhatikan. Baik itu dengan adanya revitalisasi maupundengan perencanaan desain interior museum yang menarik dan dapat membuat ruanganyang interaktif dengan pengunjung agar pengunjung tidak mudah merasa bosan sertamembantu mempengaruhi proses kerja daya ingat mengenai edukasi yang didapatkandari museum tersebut. Saat ini MuseumMenurut situs beritajakarta.id, Museum Seni Rupa dan Keramik pada tahun2019 melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta menggelarFocus Group Discussion (FGD) Revitalisasi. Kasatlak Informasi Edukasi UnitPengelola Museum Seni Disparbud DKI Jakarta, Misari menuturkan, FGD ini menjadibagian tahapan terkait rencana revitalisasi museum. "Kami ingin mendapat masukandari kurator, akademisi dan masyarakat umum tentang apa yang masih perluditambahkan," "Prinsipnya, kita ingin Museum Seni Rupa dan Keramik bisa menjadipusat edukasi sejarah," terangnya. Sementara, salah seorang kurator seni, MiekeSusanto (45) menuturkan, dalam revitalisasi museum diperlukan adanya storyline. Iamerinci, berdasarkan hasil observasi, untuk revitalisasi Museum Seni Rupa danKeramik bisa dibagi dalam tujuh storyline.1.2. TUJUAN PENELITIANTujuan penyusunan penelitian ini adalah untuk-Mengidentifikasi alur cerita pameran sebagai media informasi komunikasidan pemaknaan materi pameran-Mengidentifikasi tata pameran yang mencakup materi koleksi dan metodepenyajian1.3. RUMUSAN MASALAHPermasalahan yang akan diangkat yaitu bagaimana penataan pameran dan alur cerita(storyline) di Museum Seni Rupa dan Keramik yang saat ini dalam upaya revitaslisasi.Alur cerita merupakan hal yang penting untuk menjawab kebutuhan pengelola danpengunjung untuk memahami dan memaknai pesan pameran serta sebagai media8

informasi dan komunikasi yang efektif dan efisien sesuai dengan visi misi dan tujuanMuseum Seni Rupa dan Keramik.1.4. URGENSI PENELITIANDalam penelitian analisis koleksi dan tata pameran ruang pameran koleksi tetapMuseum Seni Rupa dan Keramik ini memiliki urgensi:a. Bagaimana alur cerita (storyline) pameran dan penataan materi koleksinyab. Bagaimana pemilihan materi koleksi dan metode penyajian/pendekatan yangdigunakanc. Bagaimana pendapat pengunjung dan apa yang perlu ditingkatkan dandikembangkan dari alur cerita, metode penyajian, materi koleksi serta tataruang yang ada9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA2.1. PENGERTIAN MUSEUMBerdasarkan defisinisi pengertian resmi yang dirumuskan oleh InternationalCouncil of Museum (ICOM) bahwa museum adalah lembaga non-profit yang bersifatpermanen yang melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum,yang bertugas untuk mengumpulkan, melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan, danmemamerkan warisan sejarah kemanusiaan yang berwujud benda dan tak benda besertalingkungannya, untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan hiburan. Museum suatu badanyang mempunyai tugas dan kegiatan untuk memamerkan dan menerbitkan hasil – hasilpenelitian dan pengetahuan tentang benda-benda yang penting bagi kebudayaan danilmu pengetahuan.Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1995 pengertian museum adalahlembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda buktimateriil hasil budaya manusia, alam dan lingkungan guna menunjang upayaperlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Berdasarkan PeraturanPemerintah ini museum memiliki tugas menyimpan, merawat, mengamankan danmemanfaatkan koleksi museum berupa benda cagar budaya.2.2. PENGERTIAN ALUR CERITA (STORYLINE)Pameran dan penyajian informasi merupakan cara yang paling visible bagimuseum untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Suatu pameran yang terencanadengan baik patut menjamin keselamatan dan keterawatan lingkungan baikkeselamatan dan keterawatan koleksi maupun pengunjungnya.Hal ini sesuai dengan pengertian museum yang termuat dalam UU RI Nomor 11 useum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan lembaga yang berfungsimelindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi berupa benda, iCagarBudaya,danmengomunikasikannya kepada masyarakat”.Pameran merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan sekelompokmasyarakat guna menyampaikan informasi, ide, dan emosi berkaitan dengan buktimateri kebudayaan manusia dan lingkungannya melalui bantuan metode visual dandimensi. Di dalam menyajikan informasi koleksi tersebut, kebijakan pada setiap10

museum akan mengacu pada jenis museum dan koleksi yang dihimpunnya. Kebijakanyang dimaksud pada umumnya tertuang pada visi dan misi museum (museum missionstatement). Dalam perkembangannya, museum bergerak maju dengan memperluascakupan kebijakan penyelenggaraan pameran. Di samping menguraikan pameran tetapdan temporer, informasi yang akurat, dan menjaga keterawatan koleksi, museum jugamulai mengantisipasi berbagai tanggapan atas kebutuhan pengunjung dan masyarakatmelalui kajian yang intensif, rancangan desain pameran, dan beragam strategikomunikasi.TABEL 1. GAGASAN PAMERAN DI MUSEUM(Sumber: Arbi, emahamam)TipeEstetikaJenis MuseumMuseum Seni RupaKontekstualMuseum Sejarah,Arkeologi, EtnografiPenemuanEksplorasiMuseum IlmuPengetauan AlamInteraksiDemonstrasiScience CenterKarakteristikPersepsi Individualterhadap karya khususPersepsi relasionalartefak/koleksi dalamkonteks/temaEksplorasi terhadapspecimen yangdikelompokkan olehkategoriEstetika dan StimulusBila lihat pada tabel di atas, maka konsep penyajian pameran menurut pembagian padaempat jenis museum memiliki tipe, gaya dan karakteristik yang berbeda. Hal inimempengaruhi pada cara menyajikan informasi yang letak kekuatan pada teks, gambardan foto atau pada kekuatan estetika koleksi ataupun juga keduanya ditampilkan secaraseimbang.Storyline yang dimaksud disini adalah alur cerita atau sistematika pameranmerupakan sekumpulan dokumen atau blueprint tertulis mengenai apa yang akandipamerkan. Dokumen ini tidak diartikan secara sempit sebagai outline linear yangsederhana tetapi merupakan acuan utama dalam perancangan dan produksi pameranyang didalamnya mengandung muatan pembelajaran dan pewarisan nilai. (Arbi,2011:52)Alur cerita disusun sebagai kerangka kerja untuk menyampaikan hasilinterpretasi mengenai suatu topik yang akan disampaikan dalam pameran. Narasi yangmenjadi menjadi sumber dari alur cerita diperoleh melalui hasil penelitian, baik dilapangan maupun hasil studi koleksi. Narasi ini juga penting karena dapat dijadikan11

topik pameran yang pada umumnya dilakukan oleh kurator atau bagian koleksi.Selanjutnya, perlu disusun juga sebuah garis besar pameran yang meliputi judul, topik,sub topik, dan poin penting dalam pameran. Garis besar ini mencakup deskripsi,gambar-gambar, dan koleksi pendukung cerita. Proses penyusunan alur cerita danpengembangan narasi dimulai dari gagasan yang akan disampaikan. Konsepsi darigagasan yang akan dituangkan ini harus mampu membangkitkan rasa keingintahuanpara pengunjung terhadap pesan apa yang akan disampaikan. Pendekatan yang lazimdigunakan dalam pengembangan gagasan adalah pada koleksi yang akan ditampilkan.Namun, pengembangan gagasan pun tidak selalu harus bertumpu pada koleksi, akantetapi pada informasi secara tekstual atau ilustrasi gambar atau foto seperti nampak dibawah ini.Storyline untuk penataan pameran tetap pada museum-museum negeri provinsidi Indonesia adalah alam, manusia, aktivitas, keluarga, seni, religi, dan sejarah(Direktorat Pemuseuman, 1998 : 11-2). Storyline tersebut telah dibakukan sejak tahun1979 dalam sebuah pedoman pembakuan museum umum tingkat provinsi. Pembakuanyang sudah ini hendaknya dapat disesuaikan dengan kondisi kebijakan masing-masingdaerah sekarang akan tetapi tetap memperlihatkan semangat persatuan dan konsepsiwawasan nusantara. Semua unsur cerita ini merupakan penggambaran yang utuh daridaerah setempat yang menggambarkan identitas budaya daerah setempat. Oleh sebabitu, penggunaan unsur-unsur ini disetiap museum akan berbeda bergantung dari tujuanpenyajian yang akan disampaikan. (Arbi, 2011:52)Pada mulanya, konsep dan pendekatan penyajian di masa lalu (traditionalmuseum) banyak dilandasi dari hasil penelitian ilmiah terhadap ‘benda” koleksi.Pemaknaan terhadap benda banyak dipengaruhi oleh para peneliti, akibatnyapemaknaan tersebut kurang dipahami oleh masyarakat umum dan sering kali tidaksesuai dengan kondisi kekinian. Di era 1980an, Para ahli dibidang permuseumanmengembangkan konsep “museum baru” (new museum) yang subjeknya diambil darikehidupan masyarakat, bersifat interdisipliner, dan pemaknaan benda koleksi pundidasarkan pada penggunaannya di masyarakat. Selanjutnya pemaknaan tersebut dikajirelevansinya dengan masa kini dan masa yang akan datang. Oleh sebab itu orientasikomunikasi pada museum masa kini menekankan pada penyajian pameran yangberorientasi pada informasi dibandingkan koleksi. Informasi ini ditujukan untuk12

merekonstruksi memori kolektif dan disesuaikan dengan kebutuhan saat ini. Apabiladicermati secara luas, maka fokus pada konsep “museum baru” ini adalah museum yangberperan dalam menyelamatkan, menyimpan, dan meneruskan ingatan bersama(memory collective). Oleh sebab itu dalam melaksanakan aktifitasnya, museum bekerjasecara dekat dengan komunitas sekitarnya hingga pada akhirnya mampu memperkuatidentitas budaya. Pemaknaan identitas yang disajikan oleh museum diupayakanmemiliki relevansi pemaknaan dengan masyarakat masa kini. Bagaimana punpemaknaan tersebut dibutuhkan oleh masyarakat untuk merumuskan dan menemukankembali sejarahnya sendiri melalui pencarian relevansi antara masa lalu dengan masakini. (Arbi, 2011:52)2.3. MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIKMuseum Seni Rupa dan Keramik merupakan salah satu museum yangmenempati bangunan bersejarah di kawasan Kota Tua Jakarta. Gedung museum inidirancang oleh W.H.F.H van Raders dan diresmikan pada tahun 1870. Awalmyagedung ini dipergunakan sebagai Lembaga Peradilan Tinggi Belanda atau Raan VanJustitie, kemudian pada masa pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaanIndonesia dijadikan sebagai asrama militer. Museum Seni Rupa dan Keramikmenampilkan beberapa karya seni dari beragam kebudayaan yang dimiliki Indonesiadan juga yang berasal dari mancanegara.GAMBAR 1. BANGUNAN MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK13

Museum Seni Rupa dan Keramik adalah museum yang didedikasikan untukmenampilkan atau mengedukasi tentang seni rupa tradisional dan keramik di Indonesia.Namun di era modernisasi saat ini, sedikitnya minat pengunjung untuk menjadiMuseum Seni Rupa dan Keramik sebagai destinasi rekreasi. Menurut Niek Indriyati(2014) mengatakan bahwa Museum Seni Rupa dan Keramik mengalami kendala budgetdalam penyediaan ruang dan melaksanakan kegiatan-kegiatan di museum, sepertipameran temporer dan penyuluhan permuseuman. Ketiadakadaan kegiatan ini menjadisalah satu penyebab menurunnya tingkat minat pengunjung. Selain itu, penataan layoutruang Museum Seni Rupa dan Keramik yang kurang atraktif, sistem display yangmonoton, pencahayaan yang kurang baik serta penggunaan media teknologi yang tidakmaksimal membuat pengunjung mudah merasa bosan dan jenuh.Yayasan Mitra Museum Jakarta (YMMJ) mengusulkan untuk mengadakanrestorasi Museum Seni Rupa dan Keramik. Restorasi tersebut meliputi upayakonservasi dan renovasi museum untuk melestarikan dan mengembalikan kondisi fisikdan tampilan museum yang layak serta menambah dan menyesuaikan fungsi interiorbangunan agar sesuai dengan standar internasional. Hal tersebut tentunya menjadidorongan perancang dalam memperbaiki dan mengembangkan interior Museum SeniRupa dan Keramik sesuai dengan perkembangan kebudayaan masyarakat saat ini.Museum Seni Rupa dan Keramik memiliki visi yakni menjadikan Museum SeniRupa dan Keramik sebagai pusat pelestarian seni rupa Indonesia dan sebagai tujuankunjungan wisata seni dan budaya yang bertaraf internasional dan memiliki misi untukmeningkatkan sumber daya manusia, meningkatkan pelayanan pengunjung, melakukanpenataan ruang koleksi secara berkala, meningkatkan kerjasama dengan mitra museum.Tugas pokok museum ini yaitu untuk melayani masyarat dan pengunjung sertamengadakan, menyimpan, merawat, mengamankan, meneliti koleksi, memperagakandan mengembangkan untuk kepentingan pendidikan, sejarah, kebudayaan, rekreasi,sosial dan ekonomi baik langsung maupun tidak langsung.14

BAB III. METODE PENELITIAN3.1. OBJEK D AN LOKASIPenelitian ini memilih objek di Museum Seni Rupa dan Keramik di Jalan PosKota, Tamansari, Jakarta Barat.GAMBAR 2. LOKASI MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIKPengambilan data dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.Pengambilan data secara langsung dilakukan di lokasi Museum Seni Rupa danKeramik, Jakarta. Sementara secara tidak langsung, data didapat melalui wawancaranarasumber kepala museum, staf dan mitra. Pemilahan dan penyusunan data, yangdilanjutkan dengan proses analisis, dilakukan di kampus FSRD Untar oleh tim peneliti,dengan melibatkan tim mahasiswa maupun dengan mendapatkan masukan dari rekanrekan dosen FSRD Untar melalui forum diskusi terbatas.3.2.JENIS PENELITIANPenelitian yang akan dilaksanakan pada Museum Seni Rupa dan Keramikmenggunakanpendekatankualitatif,hal inimemberikanpeluanguntukmendapatkan data yang dibutuhkan karena dalam pelaksanaan penelitiannya, penelitiberhubungan langsung dengan objek yang diamati dengan melakukan observasilangsung pada Museum Seni Rupa dan Keramik yang secara khusus diprioritaskanpada aspek alur cerita dan tata ruang pamer, metode penyajian di ruang pamer dalam15

memberikan informasi kepada pengujung seperti pola penataan bentuk ruang, tataletak koleksi, alur pengunjung yangmemilikidampakterhadap kenyamananpengunjung sehingga informasi dapat disampaikan dan memberi nilai pembelajaranmelalui tata pamernya.Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif denganmenggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan danmendeskripsikan keadaan suatu fenomena dengan menganalisis data yang ditemukandi lapangan sebagai hasil penelitian. Data yang bersifat kualitatif digunakan teknikanalisis deskriptif dengan mengembangkan kategori-kategori yang relevan dengandasar penelitian dan didasarkan pada teori-teori yang relevan.3.3.TEKNIK PENGUMPULAN DATAKualitas data hasil penelitian dipengaruhi oleh kualitas instrumen penelitian dankualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitasdan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-carayang digunakan untuk mengumpulkan data (Sugiyono, 2006).Tahapan-tahapan yang akan digunakan pada penelitian kualitatif ini yaitupengumpulan data, melakukan pengolahan data, dan menyimpulkan hasil penelitian.Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam penelitian, padametode penelitian kualitatif data berupa lisan maupun tulisan bahkan bisa berupagambar atau foto.GAMBAR 3. RUANG PAMERAN KOLEKSI SENI RUPA16

3.4.METODE ANALISISPenelitian ini mengambil studi kasus desain interior ruang pameran tetap diMuseum Seni Rupa dan Keramik, yang memiliki fungsi memberikan informasi danmemberikan edukasi dan berperan dalam pembangunan karakter bangsa.Sebagai suatu metode kualitatif, studi kasus memiliki beberapa analisis, yaitu :-Menyajikan pandangan pihak Museum Seni Rupa dan Keramik sebagaipengelola dan pihak yang menyelenggarakan fungsi museum dalammenyampaikan informasi dan komunikasi tentang materi koleksi-Menyajikan uraian tentang objek: desain bangunan dan desain interior ruangeksisting, alur cerita dan alur sirkulasi pengunjung.-Menunjukkan karakteristik sasaran pengunjung sebagai pertimbangan terhadapsetting lingkungan fisik-Terbuka bagi penilaian atas standar/pedoman perencanaan tata ruang terhadapaspek desain bangunan dan desain interiornyaTeknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan iniadalah menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu melalui pemaparandata dan simpulan data, sehingga data statistik yang digunakan adalah sebagaipelengkap untuk penelusuran masalah dalam penelitian.Data yang diperoleh dari hasil pengukuran, observasi, wawancara dan diskusiterhadap desain bangunan dan interior, dianalisis dengan mengelompokkan,menyeleksi, dan menyimpulkan data mentah. Dari data inilah kemudian didapatkankriteria bagi desain interior ruang pameran koleksi tetap.Berdasarkan hasil data observasi, wawancara, dan dokumentasi tersebut dianalisa datakualitatif deskriptif adalah sebagai berikut:a. Reduksi data yaitu data yang diperoleh dari lapangan yang banyak dankompleks maka perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Reduksidata dengan cara merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan hal-halyang penting dan membuang hal-hal yang dianggap kurang penting. Dengandemikian data yang direduksi dapat memberi gambaran yang jelas bagi penulisuntuk mendapat data selanjutnya.17

b. Penyajian data yaitu data yang sudah direduksi disajikan dalam bentuk uraiansingkat berupa teks yang bersifat naratif. Melalui penyajian data tersebut makadata akan mudah dipahami sehingga memudahkan rencana kerja selanjutnya.c. Penarikan kesimpulan yaitu data yang sudah disajikan dianalisis secara kritisberdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dilapangan. Penarikan kesimpulandikemukakan dalam bentuk naratif dan program (pedoman desain) sebagaijawaban dari rumusan masalah.3.5.PROSEDUR PENELITIANPenelitian ini merupakan suatu tahap awal dari serangkaian penelitian tentangbangunan konservasi dengan fungsi museum seni rupa dan keramik yang menerapkanalur cerita (storyline) untuk tujuan informasi dan edukasi. Sehingga dapat dilakukanmelalui pendekatan dan metode yang sama untuk fasiulitas sejenis lainnya di Indonesiasehingga dapat dikumpulkan menjadi sebuah hasil penelitian yang berkelanjutan.Metode ilmiah dalam penelitian desain terdiri lima langkah pokok yaitu: (1)identifikasi/perumusan masalah, (2) desain penelitian, termasuk penjelasan teknik danprosedur yang digunakan, (3) pengumpulan data, termasuk kajian literatur danpemilihan sampel, (4) interpretasi atau analisis data dan (5) pembuktian dan pelaporanhasil. (Montgomery, 1981) dalam (Snyder, 1984)a. Tahap PendahuluanMelakukan identifikasi dan perumusan masalah penelitianb. Tahap Pengumpulan DataMelakukan kajian pustaka, menentukan teknik dan prosedur yang digunakanuntuk mengumpulkan data lapangan, wawancara narasumberc. Tahap Analisis DataMelakukan analisis data dan intepretasi datad. Tahap Penyusunan Laporan PenelitianMenyusun proses dan hasil penelitian dalam bentuk laporan secara sistematisdan membuat rumusan penelitian untuk rekomendasi penelitian maupuntindakan lanjut.18

Proses PenelitianProses penelitian dapat dijelaskan dalam bagan berikut:Tahap PendahuluanRumusan MasalahDesain PenelitianTahap Pengumpulan DataKajian pustakaObservasi LapanganWawancara NarasumberTahap Analisa DataAnalisa DataIntreptretasi DataPenyusunan KesimpulanTahap PenyusunanLaporan PenelitianHasil Penelitian19

BAB IV. HASIL PENELITIAN4.1. IDENTIFIKASI LOKASI OBJEK PENELITIANA. Gambaran Umum Kota JakartaDaerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara dan kotaterbesar di Indonesia. Jakarta terletak di pesisir bagian laut Pulau Jawa. Dahulu, Jakartapernah dikenal dengan Sunda Kelapa, Jayakarta, dan Batavia. Jakarta terdiri daridataran rendah dengan ketinggian 7 meter diatas permukaan laut, terletak pada posisi6o 12’ Lintang Selatan dan 106o 48’ Bujur Timur. Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi5 wilayah kota dan satu kabupaten, yakni kota Jakarta Barat, kota Jakarta Selatan, kotaJakarta Pusat, kota Jakarta Utara, dan kota Jakarta Selatan serta kabupaten KepualauanSeribu. Di sebelah utara membentang pantai sepanjang 35km, yang menjadi tempatbermuaranya 13 buah sungai dan 2 buah kanal. Di sebelah selatan dan timur berbatasandengan Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, sebelahbarat dengan Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang, serta di sebelah utara denganLaut Jawa.GAMBAR 1. PETA KOTA JAKARTA(Sumber: Jakarta.go.id, diakses 2020)20

B. Gambaran Umum Kawasan Kota Tua JakartaKota Tua Jakarta atau Batavia Lama (Old Batavia) terletak di Kelurahan Pinangsia,Kecamatan Tamansari, Jak

Museum Seni Rupa dan Keramik adalah museum yang didedikasikan untuk menampilkan atau mengedukasi tentang seni rupa tradisional dan keramik di Indonesia. Museum Seni Rupa dan Keramik menampilkan beberapa karya seni dari beragam kebudayaan yang dimiliki Indonesia dan juga yang berasal dari Mancanegara.

Related Documents:

Tugas Akhir dalam ujian lisan di hadapan tim dosen penguji 1.3. Bentuk Tugas Akhir Bentuk tugas akhir bisa berupa penelitian atau perancangan, yang terdiri atas proposal tugas akhir dan laporan tugas akhir. 1.3.1. Tugas Akhir yang berupa penelitian Tugas akhir yang berupa penelitian harus mengandung

ketentuan umum penyusunan Laporan Tugas Akhir, struktur isi Laporan Tugas Akhir, tata tulis Laporan Tugas Akhir dan prosedur ujian. Pedoman Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi STIE Putra Bangsa yang akan menyusun Laporan Tugas Akhir dan dosen pembimbingnya.

Pedoman Penulisan Tugas Akhir I (Penelitian) Teknik Kimia 2017 5 BAB III FORMAT LAPORAN PENELITIAN/TUGAS AKHIR I Panduan Penulisan laporan penelitian ini dibagi dalam tiga bagian : (a) awal; (b) isi; dan (c) akhir. 3.1 BAGIAN AWAL Bagian awal laporan penelitian terdiri atas: a. Halaman Sampul b. Halaman Judul c. Halaman Pernyataan Orisinalitas d.

Laporan Tugas Akhir yang berkualitas, tentunya harus pula didukung oleh perangkat petunjuk pelaksanaannya berupa Panduan Laporan Tugas Akhir. Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Y.M.E., akhirnya Panduan Laporan Tugas Akhir ini dapat selesai tepat pada waktunya. Semoga Panduan Laporan Tugas Akhir yang

2. Tujuan e-Tugas Akhir 4 3. Persyaratan Mengikuti e-Tugas Akhir 5 4. Bentuk e-Tugas Akhir 5 5. Penelitian Tindakan Kelas 6 6. E-Portofolio 12 7. Strategi Pleaksanaan Penelitian Tindakan Kelas untuk e-Tugas Akhir 13 8. Penyusunan e-Portofolio sebagai Laporan Penelitian Bab 3 Pengelolaan e-Tugas Akhir 19 1. Mekanisme Pelaksanaan Tugas Akhir 19 2.

SKS) dan mata kuliah Tugas Akhir (4 SKS) dan setiap bagian Tugas Akhir ini harus diseminarkan. Luaran dari mata kuliah Proposal Tugas Akhir dan Tugas Akhir masing-masing adalah proposal penelitian dan laporan hasil penelitian. 1.2. BENTUK TUGAS AKHIR Bentuk TA mahasiswa dapat dilaksanakan melalui penelitian empiris atau

6.10 Berita acara hasil seminar skripsi/laporan tugas akhir 7. Mekanisme/Alur Prosedur 7.1 Tugas Akhir terdiri dari dua tahap, yaitu 7.1.1 Proyek 1 (seminar proposal tugas akhir) 7.1.2 Proyek 2 (seminar tugas akhir dan laporan tugas akhir) 7.1.3 Ujian Tugas Akhir 7.2 Syarat-syarat Tugas Akhir

pembimbing. Tugas Akhir dapat dilaksanakan dalam bentuk penelitian atau pengembangan karya kreatif yang berkualifikasi setara dengan penelitian. Dokumentasi laporan dan pembahasan penelitian diwujudkan ke dalam Skripsi, sedangkan dokumentasi laporan dan analisis tugas karya diwujudkan dalam bentuk Laporan Tugas Akhir.