BAB III GAMBARAN UMUM STUDI DAN PERSEPSI MASYARAKAT 3.1 Tinjauan .

1y ago
13 Views
2 Downloads
1.32 MB
39 Pages
Last View : 6d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Nixon Dill
Transcription

BAB IIIGAMBARAN UMUM STUDI DAN PERSEPSI MASYARAKAT3.1Tinjauan Kebijakan RTH Yang Relevan3.1.1Kebijakan Pengembangan Kota Bandung (RTRWK Bandung 2013)Fungsi Kota BandungSesuai dengan visi dan misi Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang Genah,Merenah dan Tumaninah, maka sektor-sektor perekonomian yang akan dikembangkandi Kota Bandung bukan lagi ditekankan pada sektor industri (pengolahan), apalagi padabidang pertanian. Hal tersebut berpijak pada perkembangan kota, dan perkembangansektor jasa yang pesat. Fungsi kota yang saat ini berkembang Kota Bandung antara lain:1.Fungsi pemerintahan dan perkantoran: mencakup pemerintahan tingkat propinsi,dan tingkat kota, serta dekonsentrasi fungsi dari pemerintahan pusat, sertaberbagai kantor pusat berskala nasional, seperti PT Pos, Telkom PT Kereta Api.2.Fungsi jasa perdagangan: mencakup jasa pendukung kegiatan perdagangan danjasa distribusi produk perkotaan maupun produk pedesaan (Pasar IndukGedebage dan Pasar Induk Caringin).3.Fungsi industri: mencakup industri manufaktur non-polutif (PT DirgantaraIndonesia, PT Pindad, dll), industri kecil-menengah, industri rumahan (PusatKaos Suci, Pusat Sepatu Cibaduyut, dan lain-lain).4.Fungsi jasa: mencakup jasa keuangan dan perbankan, jasa manajemen, jasakonsultasi dan konstruksi , jasa iformasi dan teknologi, dan sebagainya (bank,koperasi, dan lain-lain).5.Fungsi pendidikan: terutama pendidikan tinggi (ITB, Unpad, Unpar, Unisba,Itenas, dan lain-lain).6.Fungsi wisata: mencakup wisata lokal, regional, nasional, bahkan internasional,terutama wisata kota ( urban tourism), terutama wisata belanja, bangunan,rekreasi, dan lain-lain ( Factory Outlet, hotel, Kawasan Cihampelas, TokoRoti/Kue dan lain-lain).7.Fungsi penelitian dan pengembangan: mencakup berbagai penelitian danpengembangan berbagai sektor kehidupan (Lapan, Pasteur, Pusat Penelitian37

38Keramik Indonesia, LIPI, Puslitbang Jalan, Puslitbangkim, Pusat Air, dan lainlain).8.Fungsi jasa kesehatan: mencakup layanan kesehatan tingkat nsional sampairegional (Rumah Sakit Hasan Sadikin sebagai . Teaching Hospital . skalainternasional, RS.Immanuel, RS. Boromeus, RS Advent, RS. Al-Islam, dan lainlain).Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung,maka sektor kegiatan yang berpotensi untuk dikembangkan di Kota Bandung berupa :1.Kesehatan, mencakupa. Pelayanan kesehatanb. Lembaga penelitian kesehatan2.Pendidikan, mencakup:a. Pendidikan tinggi (institut, universitas, politeknik, akademi, sekolah tinggi)b. Lembaga Penelitian3.Jasa, mencakup:a. Perdagangan skala besar / ekspor-imporb. Layanan pariwisatac. PerbankanKebijakan Pola Pemanfaatan RuangPola pemanfaatan ruang diwujudkan dengan memperhatikan daya dukung dandaya tampung lingkungan hidup. Sebagaimana yang dimaksud dalam UU No. 10/1992tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, Dayadukung dan daya tampung lingkungan hidup adalah daya dukung alam, daya tampunglingkungan binaan, dan daya tampung lingkungan sosial. Kebijakan yang menyangkuttentang pola pemanfaatan ruang salah satunya adalah kebijakan pola pemanfaatankawasan lindung.Perkembangan kota diarahkan dan diprioritaskan ke wilayah Bandung Timuryang terdiri dari WP Ujungberung dan Gedebage. Wilayah ini relatif masih belumterbangun dan merupakan wilayah perluasan kota sebagaimana ditetapkan dalam PPNo. 16 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat IIBandung dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung. Wilayah Bandung Baratmerupakan kota Bandung lama yang telah berkembang, yang perkembangannya perludikendalikan. Wilayah ini terdiri dari WP Bojonagara, Cibeunying, Karees, dan

39Tegalega. Sedangkan untuk pembangunan di wilayah Bandung Utara harus dibatasi.Hal ini dikarenakan wilayah Bandung Utara, yaitu wilayah di atas garis kontur 750 mdpl, merupakan kawasan berfungsi lindung bagi kawasan bawahannya, yang sebagianjuga telah berkembang sebagai permukiman perkotaan.Kebijakan Pola Pemanfaatan Kawasan LindungSecara umum arahan pengembangan kawasan lindung dilakukan denganmengembangkan kawasan lindung minimal menjadi 10 % dari luas lahan kota,memanfaatkan kawasan budidaya yang dapat berfungsi lindung, dan mengendalikanpemanfaatan sumber daya alam dan buatan pada kawasan lindung. Penjabaran lebihlanjut dari arahan ini adalah sebagai berikut:Untuk pengembangan kawasan yang memberikan perlindungan terhadapkawasan bawahannya dilakukan dengan mempertahankan dan merevitalisasi kawasankawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidrologis untuk menjaminketersediaan sumber daya air dan kesuburan tanah serta melindungi kawasan setempat,arahanpengembanganya adalah:1.Melestarikan dan melindungi kawasan lindung yang ditetapkan dari alih fungsi.2.Mengembangkan kawasan yang potensial sebagai jalur hijau pengamanprasarana dalam bentuk garis sempadan sungai, jalur tegangan tinggi, dan jalurrel kereta api.3.Intensifikasi dan ekstensifikasi ruang terbuka hijau.4.Mempertahankan fungsi dan menata RTH yang ada, dan mengendalikan alihfungsi ke fungsi lain.5.Mengembalikan fungsi RTH yang telah beralih fungsi.Arahan pengembangan kawasan pelestarian alam adalah menyelamatkankeutuhan potensi keanekaragaman hayati, baik potensi fisik wilayahnya (habitat),potensi sumberdaya kehidupan serta keanekaragaman sumber genetikanya. Khususuntuk pengembangan kawasan cagar budaya diarahkan dengan cara:1.Melestarikan dan melindungi kawasan lindung yang ditetapkan dari alih fungsi.2.Melestarikan bangunan tua, bangunan bernilai sejarah dan/atau bernilaiarsitektur tinggi, serta potensi sosial budaya masyarakat yang memiliki nilaisejarah.3.Melestarikan karakter perumahan lama yang prestisius.

403.1.2Arahan Pengembangan RTH Di Kota BandungBerdasarkan pada Rencana Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung 1998/1999,masing-masing wilayah pengembangan memiliki arahan pengembangan ruang terbukahijau. Hal ini dimaksudkan agar terjadi keselarasan di setiap wilayah pengembangan.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 3.1Arahan Pengembangan RTH di Kota BandungJenis RTHTata Hijau PerumahanTata Hijau LingkunganPerumahanTata Hijau SepanjangJalur SungaiTata Hijau JalurTegangan TinggiTata Hijau PemakamanTata Hijau Rel KATata Hijau SekelilingZona IndustriTata Hijau Jalur JalanArahan Pengembagan Berbentuk taman/pekarangan rumah Fungsi : Keindahan, pelembut & penyatu daribentuk bangunan peneduh, dan kenyamananpenghuni Persyaratan : a) daerah padat: koefisienpenghijauan 0,2 2%dari luas perluasanperpetakan; b) daerah jarang: koefisienpenghijauan 0,4 40% dari luas perpetakan. Berbentuk taman/RTH sesuai jumlah darikepadatan pendudukan Fungsi : taman, tempat bermain, lapanganolahraga, kesegaran dan penetralisir polusi udara Jenis RTH : taman 250 penduduk, taman 2.500penduduk, taman 30.000 penduduk, taman120.000 penduduk Lokasi : bersama fasilitas umum sesuai tingkatpelayanannya Fungsi : menahan erosi, menjaga ketersediaanair, mengamankan sumber air dan tata air,memberikan lingkungan yang mendukungkehidupan, keamanan terhadap bahaya banjir Dimensi 5 m kiri-kanan sungai, atau disesuaikandengan lebar dan debit air sungai Fungsi : pengamanan lokasi perumahan danaktifitas lain dan bahaya yang yang dapatditimbulkannya, pembatas fisik dengan daerahsekelilingnya, pengaman agar tidak digunakansecara liar Pengatur tata hijau sesuai dengan KVA Fungsi : keindahan, kenyamanan sesuai visual,pembatas fisik, estetika, resapan air, iklim mikro 10 m kiri-kanan rel KA sesuai arahan RDTRK 25 m kiri-kanan atau sesuai arahan RDTRK Fungsi : pembatas fisik, mengurangi polusiasap, debu, kebisingan industri ke kawasanpemukiman Arteri primer : pada kiri-kanan jalan, jaraktaman 8-10 m: b) fungsi : peneduh, penyerapudara, pencegah erosi, estetika; c) kriteria : akartidak merusak jalan, batang lurus daun,bunga,buah tidak mudah rontok, mudah perawatan,perakaran dalam (tidak mudah tumbang),percabangan rapat dan tidak mudah patah. Jalan kolektor : kriteria bentuk informal (bulatmemanjang), tekstur rapat (daun rapat), tinggi75 m, penakaran tidak mengganggu konstruksiArahan Lokasi PengembanganSeluruh Wilayah PengembanganSeluruh Wilayah PengembanganSeluruh Wilayah PengembanganWilayah Pembangunan :Gedebage, Ujungberung, danTegallegaWilayah Pembangunan :Gedebage, Ujungberung, danTegallegaWilayah Pembangunan :Bojonegara, Karees, Gedebage,UjungberungWilayah Pembangunan :Gedebage, Ujungberung, danTegallegaWilayah Pembangunan :Gedebage, Ujungberung, danTegallega

41Jenis RTH Tata Hijau KawasanKonservasi Sebelah Utara7.750 m Kawasan Yang LahannyaBerada Di Aliran Sungai Arahan Pengembaganjalan, menyerap sinar matahari, mudahperawatan.Jalan local : fungsi : pengendali polusi darikendaraan, kontur visual, mengurangi sinarmatahari dan lampu pada malam hari, penahankecepatan angina, keindahan/estetika kota,pembatas fisik kendaraan dengan pejalan kakiTujuan : a) mengurangi erosi & mencegahbanjir; b) meningkatkan infiltrasi danmemperkecil erosi tanah; c) menyeimbangkaniklim mikro.Hutan Lindung– Lahan yang peruntukannya belum digunakanuntuk hutan lindung supaya segeradikembangkan sebagai kawasan hutanlindung.– Lahan yang peruntukan sudah dihunakanuntuk hutan segera dikembangkan sebagaihutan lindung– Lahan yang peruntukannya sudah digunakanuntuk hutan lindung supaya dipertahankansebagai kawasan hutan lindungPertanian Tanaman Keras– Merupakan sumber atau hulu aliran sungai– Merupakan lahan dengan kelerengan 740%– Merupakan lahan dengan kelerengan 25-40%peka terhadap erosi– Mempunyai ketinggian di atas 2.000 mdpl– Kemiringan lahan 15-25% agar pekaterhadap erosi– Kemiringan lahan 8-15% sangat pekaterhadap erosi– Penggunaan yang ada berupa hutan maupunnon hutanPertanian Non Tanaman Keras– Kelerengan lahan 8-15% dan tidak pekaterhadap erosi– Kelerengan lahan 0-8% kurang peka, agakpeka dan sangat peka terhadap erosi sertamemiliki ketinggian di atas 1.000 m dpl– Penggunaan yang ada berupa pertanianholtikultural dan non holtikulturalPembatasan kepadatan dan rasio tutupan lahan(KDB), serta penimbunan lahan pada kawasanyang berada di sekitar sungaiPenanganan system drainase secara khusus danterpaduDiusahakan lebih banyak lahan tercetakdibanding terbangunArahan Lokasi PengembanganWilayah Pembangunan :Gedebage, Ujungberung, danTegallegaWilayah Pembangunan :Ujungberung, Cibeunying danBojonegaraWilayah Pembangunan :Ujungberung, Gedebage danTegallegaSumber : Rencana RTH Kota Bandung 1998/19993.1.3Kebijakan Pengembangan Dan Gambaran Umum WP. CibeunyingWP. Cibeunying merupakan salah satu dari tujuh (7) WP Kota Bandung sepertiyang telah dirumuskan RTRW Kota Bandung tahun 2004 – 2013. Untuk meninjau lebihjelas Wilayah Pembangunan Cibeunying maka di perlukan turunan dari RTRWKBandung yaitu RDRTK WP Cibeunying. Berdasarkan data yang ada, yaitu RDTRK WPCibeunying tahun 1993-2003, secara garis besar Wilayah Cibeunying memiliki 2fungsi, yakni fungsi utama dan fungsi penunjang. Fungsi utama berkaitan dengan

42peranan Wilayah Cibeunying dalam menunjang perkembangan perkotaan secaralangsung dan menyeluruh yang diantaranya adalah kegiatan perdagangan yang terdapatdi Wilayah Cibeunying. Sedangkan fungsi penunjang timbul sebagai akibat dariperkembangan fungsi utama dimana pengaruhnya pada perkembangan perkotaan tidaksecara langsung. Fungsi ini cenderung berperan dalam pemenuhan kebutuhan pendudukdi wilayah perencanaan itu sendiri. Pendukung fungsi yang terdapat di WilayahCibeunying adalah kegiatan perumahan dan perkantoran.Sesuai dengan arahan yang telah digariskan dalam RDTRK WP Cibeunyingtahun 1993-2003 sebagian besar merupakan pemukiman, perdagangan, perkantoran dankawasan konservasi. Secara administratif Wilayah Pembangunan Cibeunying terdiriatas 6 (enam) kecamatan dan 36 keluruhan. Luas wilayah Cibeunying adalah sebesar2.918,39 Ha, kurang lebih 30% dari luas kota Bandung. Jumlah penduduk di tahun2004 sebesar 505.609 jiwa dengan tingkat kepadatan sebesar 172 jiwa/Ha (untuk lebihjelas dapat dilihat pada tabel 3.5). Secara fisiografi wilayah Cibeunying terletak padasuat wilayah ketinggian antara 710 sampai 1.060 meter di atas permukaan laut dengankemiringan yang meninggi kea rah utara. Pada bagian utara dari mulai garis ketinggian750 meter memperlihatkan variasi kecuraman yang lebih rapat.Dari segi penggunaan lahan secara umum dapat dikemukakan bahwa kecamatanCidadap yang terletak di bagian paling utara di wilayah Cibeunying ini, penggunantanahnya didominasi oleh perumahan dan kegiatan pertanian. Kegiatan lain yang cukupmenonjol adalah perkantoran terutama dengan adanya kompleks militer di KelurahanHegarmanah. Di Kecamatan Coblong penggunaan yang paling menonjol adalahperumahan, kegiatan jasa, perkantoran dan ruang terbuka. Di wilayah KecamatanCibeunying penggunaan untuk perumahan menunjukan dominasinya disampingpenggunaan untuk perkantoran dan perdagangan, di kecamatan ini juga terdapatpenggunaan untuk industri walaupun hanaya dalam proporsi yang kecil. Di KecamatanBandung Wetan meskipun perumahan tetap penggunaan yang mempunyai persentaseterbesar, tetapi proporsinya dapat dikatakan cukup berimbang dengan kegiatan-kegiatanlain, khususnya perdagangan dan perkantoran.Jaringan jalan di Wilayah Pembangunan Cibeunying terdiri dari jalur jalanutama yang berfungsi sebagai arteri sekunder, yaitu Ir. H. Djuanda-Merdeka; Jalan Dr.Setiabudi-Cihampelas-Cicendo, Cihampelas-Wastukencana-Merdeka : sebagai aksesyang langsung dari WP. Cibeunying ke bagian wilayah kota lainnya, khususnya ke

43wilayah pusat kota. Jalur Jalan Arteri sekunder lainnya adalah jalan Surapati, K.H.H.Mustopa, L.L.R.E. Martadinata dan A. Yani yang berfungsi juga sebagai akses KotaBandung ke kota-kota lainnya di sebelah timur, seperti : Cirebon, Garut, danTasikmalaya. Jalur jalan lainnya adalah kolektor sekunder dan jalan-jalan lokal yangberperan sebagai akses pergerakan di dalam Wilayah Cibeunying, yang terutamamenhubungkan kawasan perumahan dan tempat kerja. Wilayah yang dapat dikatakansedang berkembang dengan pesat adalah wilayah kecamatan Coblong dan Cibeunyingdengan ciri berkembangnya kegiatan perdagangan di sepanjang jalur jalan utama.Dalam rangka penebaran kegiatan fungsional Kota Bandung, direncanakan akandikembangkan sub pusat kota yang berfungsi sebagai pusat sekunder di KelurahanSadang Serang.3.1.4Karakteristik RTHK di WP CibeunyingRuang terbuka hijau dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi, tempatberkarya, ruang pemeliharaan, ruang pengamanan, ruang penunjang pelestarian danpengamanan lingkungan dan ruang cadangan pengembangan wilayah terbangun kota.Hal tersebut selanjutnya akan menentukan lokasi dan bentuk Ruang Terbuka Hijau(Annissa M.R, Strategi pemeliharaan RTH di WP Cibeunying; 61: 2004).Sasaran RTH berdasarkan RDTRK WP.Cibeunying 1993-2005, adalah : Penempatan taman-taman di setiap pusat lingkungan Jalur rel KA 20 m bagian kiri dan kanan Jalur konservasi sungai selebar 8 m, kecuali sungai cikapundung selebar 20 m dibagian kiri dan kanan sungaiKonsep dan Pengembangan RTH WP. CibeunyingKondisi fisik lingkungan wilayah perencanaan serta perkiraan kegiatan yangakan dikembangkan di masa mendatang menurut pengendalian-pengendalian jalur hijauyang terencana dan terpadu, hal ini memiliki tujuan untuk memelihara kelestariansumber air tanah. Kesegaran udara lingkungan, perlindungan, keindahan dan lainnya(dikutip dari Strategi Pemeliharaan RTHK di Wilayah Cibeunying Kota Bandung;Annissa Maryana Ruslan, 2004). Pengelompokan jalur daerah ini adalah : Daerah hijau sebagai tempat olahraga dan rekreasi terbuka Daerah hijau sebagai kawasan konversi lahan kritis dan kritis dan daerah rawayang tidak boleh dibangun

44 Daerah hijau sebagai paru-paru kota : taman “green belt” pada setiap jalanutama, “buffer zone” pembatasan antara kawasan industri dengan permukiman.Ruang Terbuka Hijau OlahragaMengacu pada Strategi Pemeliharaan RTHK di Wilayah Cibeunying KotaBandung; Annissa Maryana Ruslan, 2004, Olahraga merupakan kebutuhan bagi setiaporang, namun pada umumnya, kesadaran masyarakat kota akan pentingnya kesehatanlebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat desa. Hal ini menyebabkan pemerintahkota merasa perlu untuk menyediakan fasilitas olahraga. Fasilitas tersebut padaumumnya cukup terawat karena memang biasanya ada pengelola yang khusus merawatfasilitas olahraga ini.Aspek FisikKondisi RTH di WP Cibeunying pada umumnya cukup terawat, walaupundemikian masih banyak fasilitas penunjang yang kurang, misalnya saja, banyak RTHolahraga yang memiliki toilet dan tempat duduk yang sudah rusak (tidak layak pakai).Keadaan ini menyebabkan banayak dari pengunjung yang tidak merasa nyaman beradadi RTH tersebut. Ditambah lagi dengan banyak sampah sisa pembungkus makanan yangbertebaran, sehingga menjadikan kawasan olahraga tersebut terkesan kotor/kumuh.Selain itu, dilihat dari segi luasnya terjadi penurunan, kecuali untuk Kecamatan SumurBandung terjadi penambahan luas RTH olahraga.Aspek FungsionalPada umumnya fungsi RTH Olahraga sudah sesuai dengan fungsi yangdicanangkan yaitu sebagai tempat olahraga dan sebagai ruang terbuka untukmeningkatkan kualitas lingkungan hidup, namun dengan dianggapnya bahwa RTHK inikurang dapat menambah pemasukan bagi pemerintah, maka keberadaannya punmenyusut.Namun jika diperhatikan lagi, RTH olahraga sekarang ini terutama yangberskala kota seperti Gasibu, fungsi utamanya sudah sedikit tergeser. Keberadaantempat umum yang ramai biasanya akan mengundang adanya PKL. Hal ini juga berlakuuntuk RTH olahraga dimana biasanya pengunjungnya cukup banyak apalagi di harilibur, seperti halnya lapangan Gasibu dan Lapangan Sabuga, bahkan untuk Gasibusendiri, pada hari libur mendadak berubah menjadi pasar kaget. Keadaan ini sangatdisesalkan oleh sebagian pengunjung yang berniat berolahraga.

453.2Profil Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung3.2.1Sejarah Ruang Terbuka Hijau Kota BandungBandung, yang dahulu dikenal akan kesejukannya, terletak pada dataran tinggiyang subur berkontur dan dikelilingi oleh bukit serta pegunungan. Dengan kondisi alamyang demikian, maka tak heran dapat tumbuh beraneka-ragam tanaman, seperti yangterlihat di tepi kiri kanan jalan maupun ruang-ruang terbuka kota. Pada umumnya, suatulingkungan yang ruang terbuka, dirancang dengan menggunakan kaidah-kaidah estetikadan memakai pola-pola geometris-simetris yang jelas, sehingga dapat membangkitkankesan tertentu dalam benak seseorang. Bandung-khususnya Bandung Utara-bangunan,lahan, serta alamnya merupakan satu kesatuan desain yang tak dapat dipisahkan,demikian pendapat Ir. Slamet Wirasonjaya MLA, ("Kalau Bandung Gundul, Ia Brutaldan Tak Manusiawi", Pikiran Rakyat, Bandung, 11 Februari 1989) seorang arsitekperancang kota mengenai konsep rancangan dan gaya yang mengikutsertakanpepohonan dan ruang terbuka ke dalam perancangan suatu kota. Ditambahkannya pulabahwa konsep perancangan Kota Bandung yang mengagumkan tersebut sangatgeometris, formalistik, dan berorientasi ke alam-yang awalnya lahir dari konsepRenaisans, yang dipengaruhi juga oleh konsep-konsep Islam tentang ruang dan waktu.Secara singkat, dapat dikatakan bahwa basil rancangan Kota Bandung (Bandung Utara),yang dibangun sebelum tahun 1950an, mencerminkan perpaduan antara konsep Islam,Renaisans Romantis, dan Awal Modern.Ada beberapa bagian wilayah atau lingkungan Kota Bandung yang dirancangmenarik, menggunakan pola geometris-simetris, dengan dilengkapi penerapan kaidahkaidah estetika yang menyebabkan pengamat dapat merasakan adanya kesanpengalaman ruang maupun visual, misalnya kesan kelegaan, ketegangan, harapan,maupun kesan lainnya. Contoh lingkungan kota yang dirancang untuk dapatmemberikan pengalaman ruang bagi pengamatnya tersebut antara lain adalah ruangruang terbuka pada lingkungan sekitar Jalan Lapangan Supratman, Taman Pramuka,lingkungan Jalan Malabar-Jalan Gatot Subroto, lingkungan Jalan Sultan Tirtayasa-JalanIr. H. Juanda, lingkungan Jalan Patrakomala-Jalan Ermawar. Rancangan tersebutmemiliki ciri khas berupa jalan yang mengelilingi rancangan ruang terbuka tersebut,sehingga tercipta pola yang jelas dan mempunyai anti. Ruang terbuka kota, sepertitaman yang dirancang dan ditata dengan baik serta ditanami berbagai macam bunga,pernah mengorbitkan Kota Bandung dengan berbagai julukan yang mengharumkan,

46seperti Bandung Kota Kembang maupun Paris-nya Pulau Jawa. Di samping bangunanbangunan yang dirancang secara menarik penuh sentuhan keindahan, dirancang pulapola kota dengan mempertimbangkan kaidah serta prinsip estetika yang baik, dilengkapidengan elemen pelengkap kota-jalan, jembatan, pedestrian -maupun elemen penghiaskota-patung, monumen, air mancur-yang dipadukan sedemikian rupa. Paduan inisebenarnya mampu menjadikan ' Kota Bandung sebagai tempat untuk mendapatkankenikmatan visual yang nyaman dan harmonis. Ruang-ruang terbuka tersebut tidaksemuanya mempunyai fungsi yang sama. Ada yang dirancang dengan fungsi sebagaitaman kota, yaitu yang ditumbuhi berbagai tanaman dan dilengkapi dengan alur jalan,kolam, lampu hias, serta bangku tempat duduk, seperti yang dapat kita jumpai di TamanMaluku, Taman Ganeca, Taman Merdeka, Taman Lalu-Lintas, dan Kebun Binatang(TamanSari). Semua Ruang terbuka/taman diprakasai oleh para arsitek Belanda yangterkumpul dalam sebuah organisasi “Bandoeng Vooruit” yang berarti Bandung Majupada masa kolonial Belanda, berikut sejarah singkat pembentukan ruang terbukahijau/taman di Kota Bandung (sumber : Semerbak Bunga Di Bandung Raya, HaryotoKunto) :a)Taman Maluku (Molukken Park)Taman yang mulai dibangun pada tahun 1919 ini terletak di antara Jalan Aceh,Jalan Maluku, dan Jalan Seram. Dilengkapi dengan sebuah kolam dan sungai kecil,patung, jalan-jalan setapak, bangku-bangku taman, ditambah rimbunnya pepohonanyang tumbuh di sana-antara lain pohon kiangsret (Spathodea campanulata) dan bungur(Lagerstroemia speciosa) membuat suasana dalam taman dan lingkungan sekitarnyaterasa sejuk dan nyaman. Taman ini berdekatan dengan lapangan tennis dan lapanganolahraga “Gelora” yang memiliki sport hall yang merupakan satu kesatuan taman.b)Taman GanecaTaman Ganeca dibangun pada tahun 1919 untuk mengenang jasa seorang tokohpendiri ITB, Dr. Ir. J. W. Ijzerman, sehingga dahulu dinamai "Ijzerman Park". Tamanyang berbentuk oval dan dirancang serba simetris ini terasa sangat menyatu dengankampus ITB yang berada di depannya. Dilengkapi dengan tangga-tangga pada bagiankiri kanannya, juga bangku-bangku serta koleksi beragam pohon-antara lain bungaterompet oranye, bugenvil, pohon kelapa gading, dan angsana-taman ini mampumenciptakan suasana sejuk, segar, dan tenang. Taman Ganeca pernah mengalamibeberapa kali perbaikan, namun keindahan rancangan awal taman ini hingga kini masih

47dapat dirasakan. Konon, pada saat Kota Bandung masih lengang, dan belum banyakgedung-gedung tinggi didirikan, dari pelataran atas taman yang berbentuk lengkungtersebut kita dapat menyaksikan keindahan untaian gunung-gunung yang membentangdari timur, selatan, ke barat, mengelilingi Kota Bandung. Saat ini, lingkungan TamanGaneca dikenal sebagai tempat wisata berkuda yang mempunyai rute mengitari TamanGaneca dan sekitarnya. Karena lokasinya yang berdekatan dengan Kebun Binatang,pada hari-hari libur taman ini selalu ramai dikunjungi para warga kota yang inginmenikmati segarnya alam terbuka.c)Taman Lalu Lintas (Taman Ade Irma Suryani)Taman Lalu-Lintas, yang dahulu dikenal sebagai "Insulinde Park", terletak diantara Jalan Aceh, Jalan Kalimantan, dan Jalan Sumatera. Taman ini dapat dikatakansebagai taman kota yang bersifat rekreatif-edukatif untuk seluruh keluarga.Koleksi pepohonan yang nampaknya sudah cukup' umur, antara lain pohon kenari, kihujan, ki angsret, angsana, dan palem raja-yang menyebar menaungi seluruh taman danjalan-jalan di sekitarnya-menjadikan lingkungan Taman Lalu-Lintas ini terasa sejuk.Berbagai sarana rekreasi yang ditujukan untuk anak yang ada di sana menyebabkanmanfaat ruang terbuka ini semakin terasa. Bentuk tamannya sendiri sebenarnyasederhana saja, namun kehadirannya di tengah kota mampu meredam panasnya terikmatahari maupun hiruk-pikuk dan semrawutnya kegiatan di dalam kota.d)Taman Merdeka (Pieter'sPark)Taman Merdeka merupakan taman yang pertama dibangun di Kota Bandungpada tahun 1885, untuk mengenang Pieter Sijthof, asisten residen Bandung, yang jugadianggap berjasa dalam pembangunan Kota Bandung pada masa itu. Tamanyang terletak di depan Gedung Balai Kotamadya Bandung ini seolah-olah melengkapidan menunjang keberadaan serta penampilan kompleks Balai Kota tersebut. TamanMerdeka juga dilengkapi dengan sebuah gazebo, patung badak putih, alur jalan kaki,bangku-bangku taman, lampu-lampu hias, serta sekumpulan pepohonan yang rindangseperti ki hujan (Saman easamman), ki angsret, johar, damar (Agathis alba), bubundelan(Cassia fistula), tanjung (Mimusops eleng), bungur, dan cemara laut (Casuarina).Kehadiran taman ini beserta pohon-pohon tersebut di daerah pusat pemerintahanKotamadya Bandung, dirasakan dapat memperhalus suasana visual lingkungansekitarnya.

48e)Kebun Binatang (TamanSari)Dibangun pada tahun 1931, dahulu Taman Sari merupakan taman yang dapatmencerminkan taman-tropis khas Indonesia. Dengan memanfaatkan lahan yangberkgtur serta rancangan taman yang disesuaikan dengan kondisi fisik alamnya, sertaditumbuhi berbagai pohon pelindung maupun tanaman-tanaman lainnya, taman inimampu menciptakan suasana yang sejuk, asri, apik din alami. Taman yang terletak disebelah barat kampus ITB ini, sekarang sebagian lahannya digunakan untuk KebunBinatang dan Pusat Reaktor Atom Bandung. Apabila melintasi Jalan Taman Sari, kitamasih dapat .merasakan kenyamanan dan kesejukan lingkungannya yang sesekaliditingkahi derik lengking serangga, maupun binatang kecil lainnya.3.2.2Jumlah, Luas dan Sebaran Taman Kota BandungRuang terbuka hijau di Kota Bandung terdiri atas berbagai jenis ruang terbukahijau. Berdasarkan buku Rencana Ruang Terbuka Hijau Kotamadya Dati II BandungTahun 1998 ruang terbuka hijau terdiri atas ruang terbuka hijau permukiman(pekarangan, taman, dan pemakaman), ruang terbuka hijau kawasan industri, ruangterbuka hijau pendidikan, ruang terbuka hijau kawasan perkantoran dan perdagangan,ruang terbuka hijau jalur hijau, yang terdiri dari jalur hijau sungai, jalur hijau rel keretaapi serta ruang terbuka hijau pengaman utilitas, yaitu jalur hijau jaringan listrik.Berdasarkan uraian di atas maka dalam kajian ini akan diterangkan hanya yangberkaitan dengan kajian yaitu ruang terbuka hijau permukiman, dimana terdapat 3 (tiga)jenis ruang terbuka yaitu pekarangan, taman dan pemakaman. Berdasarkan kajian yangditeliti maka penelitian dibatasi pada taman. Uraian ruang terbuka tersebut disarikandari Buku Pengkajian Pola Penghijauan Di Kota Bandung; Kantor Penelitian DanPengembangan Kota Bandung kerjasama dengan Pusat Penelitian Sumberdaya DanLingkungan – Lembaga Penelitian – Universitas Padjadjaran Tahun 2003, dapat dilihatpada lampiran B.

493.3Gambaran Umum Wilayah Studi3.3.1Lapangan Gasibua)Sejarah Lapangan GasibuLapangan Gasibu tidak amterbentuknyalapangan gasibu diterangkan mengenaisejarah singkat Pembangunan GedungSate yang dikutip dari buku Balai AgungDi Kota Bandung karya Haryoto Kunto.Gambar 3.1Kemegahan Gedung Sate(Sumber : nda. Diilhami oleh seorang arsitek kebangsaan Belanda yakni Ir. Gerber, pemilihanlokasi Gedung Sate dipilih dengan seksama dan terintegrasi dengan ngdiputuskanolehGemeenteraad (Dewan Kota Praja) tanggal 12 mei 1920.Pembangunan Komplek Perkantoran Instansi Pemerintah Pusat Di KotaBandung bertujuan untuk memindahkan lokasi Ibukota Nusantara di Batavia (Jakarta)ke Bandung, dengan maksud untuk meminimalisir terjadinya serangan musuh melaluijalur laut. Pada waktu itu kegiatan pembangunan Gedung Sate hanya sebagian kecil sajayang telah selesai dari rencana semula, terhambatnya pembangunan komplekperkantoran ini dikarenakan terjadinya resesi ekonomi dunia (maleise) pada tahun 1930an yang dampaknya terasa hingga ke bumi nusantara. Bangunan yang sempatdiselesaikan adalah Gedung Sate (Departemen Verkeer en Waterstaat yang artinyaDepartemen Pekerjaan Umum) yang kini menjadi Kantor Sekretariat Pemda Tk I Jabar,gedung Hoofdbureau PTT (Kantor Pusat Telkom) serta gedung laboratoriumdanmuseum geologi. Adapun peletakan batu pertama pembangunan Gedung Sate dilakukanpada tanggal 27 juli 1920 oleh nona Johanna Catherina Coops putri sulung dariWalikota Bandung B. Coops serta nona Petronella Roelofsen yang mewakili sangGubernur. Itulah sejarah singkat pembangunan Gedung Sate.

mulanya berupa sebuah tamanperkantoran yang tepat didepangedungsateyangdifungsikan sebagai penghiasGambar 3.2Lima buah pesawat “capung” terbang melintasi komplekDepartement van Gouvernements Berderijven (kini Gedung Sate)Bandung, tahun 1923. (Sumber : Balai Agung Di Kota Bandung;Haryoto Kunto)halamankantor.Seiringdengan perkembangan waktudan peralihan tren jaman sertakekuasaan, kawasan gasibu yang semula direncanakan sebagai Komplek PerkantoranInstansi Pemerintah Kota Bandung kini tidak tentu arahnya, namun untuk komplekGedung Sate yang sekarang masih dipertahankan fungsinya. Maka sesuai denganpenelitian yang dilakukan bahwa Lapangan Gasibu merupakan satu kesatuan dariGedung Sate yang fungsi awalnya sebagai penghias halaman kantor. merupakan konsepawal pembangunan Gedung Sate/Komplek Perkantoran Instansi Pemerintah KotaBandung jaman Kolonial Belandab)Kondisi Eksisting Taman Olahraga Lapangan GasibuSesuai dengan uraian sebelumnya, Taman Olahraga Lapangan Gasibu terletak diKelurahan Sadang Serang, Kecamatan Coblong, Wilayah Pengembangan Cibeunying,Kota Bandung. Taman Olahraga Lapangan Gasibu merupakan salah satu RuangTerbuka Hijau berupa fasilitas olahraga yang berbentu lapangan dengan luas yang dapatmelayani akti

GAMBARAN UMUM STUDI DAN PERSEPSI MASYARAKAT 3.1 Tinjauan Kebijakan RTH Yang Relevan 3.1.1 Kebijakan Pengembangan Kota Bandung (RTRWK Bandung 2013) Fungsi Kota Bandung Sesuai dengan visi dan misi Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang Genah, Merenah dan Tumaninah, maka sektor-sektor perekonomian yang akan dikembangkan

Related Documents:

74 BAB III GAMBARAN UMUM NATO (North Atlantic Treaty Organization) Dalam bab ini penulis akan menjelaskan beberapa pembahasan, Pertama penulis akan menjelaskan profil North Atlantic Treaty Organization (NATO). dalam bab ini akan dijelaskan sejarah terbentuknya NATO, alasan negara-negara Eropa untuk membentuk aliansi, struktur NATO dan cara kerja struktur dalam NATO.

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

26 BAB II GAMBARAN UMUM. KONFLIK DI . DURBAN AFRIKA SELATAN Dalam Bab ini menjelaskan bagaimana latar belakang konflik yang terjadi di Durban Afrika Selatan, politik apartheid yang merupakan sebagai

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .

bab iii. jenis-jenis perawatan 7 . bab iv. perawatan yang direncanakan 12 . bab v. faktor penunjang pada sistem perawatan 18 . bab vi. perawatan di industri 28 . bab vii. peningkatan jadwal kerja perawatan 32 . bab viii. penerapan jadwal kritis 41 . bab ix. perawatan preventif 46 . bab x. pengelolaan dan pengontrolan suku cadang 59 . bab xi.

Bab 24: Hukum sihir 132 Bab 25: Macam macam sihir 135 Bab 26:Dukun,tukang ramal dan sejenisnya 138 Bab 27: Nusyrah 142 Bab 28: Tathayyur 144 Bab 29: Ilmu nujum (Perbintangan) 150 Bab 30: Menisbatkan turunnya hujan kepada bintang 152 Bab 31: [Cinta kepada Allah]. 156 Bab 32: [Takut kepada Allah] 161

Dalam bab ini disajikan gambaran secara umum yang menjadi obyek penelitian yang bersumber dari observasi di lapangan dan dari dokumen tertulis yang didapatkan oleh peneliti tentang gambaran umum masing-masing . estetika adalah Seni Budaya dan Bahasa Jawa. e) Jasmani, Olahrag

Request: to those who have found this material useful, please make an effort to let at least two people know about my web site, so that we can start a chain reaction of ever more people that will be informed of this site. I am looking for volunteers to translate this book into any language. See "Notes for