UCAPAN TERIMA KASIH - U.S. Agency For International Development

1y ago
18 Views
2 Downloads
2.06 MB
85 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Mariam Herr
Transcription

Laporan LGBT Nasional Indonesia - Hidup Sebagai LGBT di AsiaUCAPAN TERIMA KASIHLaporan ini merupakan hasil dokumentasi berbagai presentasi dan diskusi dalam DialogKomunitas LGBT Nasional Indonesia yang diselenggarakan pada 13-14 Juni 2013 di Bali.Informasi tambahan diperoleh melalui wawancara dengan para peserta dialog dan kajianpustaka. Harap dicatat bahwa karena adanya perubahan advokasi dan politik komunitasLGBT yang terus berlangsung, maka kemungkinan ada perkembangan mutakhir yang belumtercakup dalam laporan ini pada saat diterbitkan.Panitia penyelenggara menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta ataspartisipasi mereka selama Dialog dan atas masukan berharga yang disampaikan untuklaporan ini. Daftar organisasi dan peserta dapat ditemukan dalam Lampiran 1 dan 2.Laporan ini ditulis oleh: Dédé Oetomo dan Khanis Suvianita, dibantu oleh Kevin StevanusSenjaya Halim, Jamison Liang, Safir Soeparna dan Luluk Surahman.Semua foto dalam laporan ini menampilkan peserta Dialog Komunitas LGBT NasionalIndonesia. Foto-foto disediakan oleh Deni Ahmad Fauzi dari UNDP IndonesiaKomentar dan saran yang berharga mengenai naskah awal laporan ini telah diberikan olehThomas White sebagai Wakil Direktur Governance and Vulnerable Populations Office diUSAID Regional Development Mission Asia (RDMA), Ajit Joshi Penasehat Senior LGBT dan VyLam, American Association for the Advancement of Science and Technology fellow, USAIDWashington, DC; dan Edmund Settle sebagai Penasihat Kebijakan, serta Saurav Jung Thapasebagai Pejabat Teknis Hak Asasi LGBT dan HAM dari Pusat Regional Asia-Pasifik UNDP.Penyuntingan naskah laporan dilakukan oleh Andy Quan.Akhirnya, pada mitra kerja Dialog menyampaikan penghargaan atas kontribusi luar biasayang diberikan oleh Zeric Smith sebagai Wakil Direktur Program Democratic & Governance,dan Miranda Jolicoeur sebagai Democratic & Governance Officer dari USAID Indonesia; DeniAhmad Fauzi sebagai Manager ProgramHIV, Governance & Social Protection; Rita Senakasebagai Admin/Finance Officer HIV, Governance & Social Protection; Luluk Surahmansebagai LGBT Human Rights Officer di UNDP Indonesia; Li Zhou sebagai LGBT and HumanRights Technical Officer dari UNDP Asia-Pacific Regional Centre di Bangkok; dan Zoey Breslarsebagai Konsultan – Ahli Spesialis Peningkatan Kapasitas dari Bank Dunia, yang telahmendukung keberhasilan berlangsungnya Dialog.Rasa terima kasih juga kami sampaikan kepada Dédé Oetomo and Khanis Suvianita yangmenjadi moderator bersama dalam pertemuan, juga kepada para fasilitator sesi pertemuanyaitu: Rendie Arga, Edi “Edyth” Siswanto, Alexa, Anna Arifin, Suhendro, Agustine, Suleman“Eman” Abu, Juita Manurung, King Oey, Yuli Rustinawati, Ienes Angela, Edi “Echa” Saputradan Ridwan Bakar. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Jamison Liang dan SafirSoeparna sebagai pelapor hasil pertemuan.Dialog Komunitas LGBT Nasional Indonesia dan laporan nasional mendapatkan dukungandari UNDP dan USAID melalui prakarsa regional 'Being LGBT in Asia' (Hidup Sebagai LGBT diAsia). Prakarsa pembelajaran bersama ini, yang mencakup delapan negara yaitu Cina,Filipina, Indonesia, Kamboja, Mongolia, Nepal, Thailand dan Viet Nam, bertujuan untukmendapatkan pemahaman tentang berbagai tantangan baik hukum, politik maupun sosialyang dihadapi kelompok LGBT, aspek hukum dan kebijakan yang terkait, serta peluang aksesmereka akan layanan peradilan dan kesehatan. Prakarsa ini juga akan membahas kebutuhanberbagai organisasi LGBT, ruang gerak mereka, kapasitas organisasi-organisasi ini untuk2

Laporan LGBT Nasional Indonesia - Hidup Sebagai LGBT di Asiamelibatkan diri pada dialog kebijakan dan hak asasi manusia, serta peran teknologi barudalam mendukung advokasi LGBT.3

Laporan LGBT Nasional Indonesia - Hidup Sebagai LGBT di AsiaPENYANGGAHANPandangan dan pendapat yang disampaikan dalam publikasi ini adalah sebagaimanadikemukakan oleh para penulis sehingga belum tentu mencerminkan pandangan ataupendapat UNDP, USAID atau negara-negara anggota PBB.Laporan ini telah diteliti secara teknis oleh UNDP dan USAID sebagai bagian dari prakarsa‘Being LGBT in Asia’ (Hidup Sebagai LGBT di Asia). UNDP bekerja sebagai mitra denganseluruh lapisan masyarakat untuk membantu pembangunan bangsa-bangsa yang mampubertahan terhadap krisis, serta mendorong dan melestarikan pertumbuhan yang dapatmeningkatkan kualitas hidup semua orang. Dengan kehadiran langsung di 177 negara danwilayah teritorial, UNDP menyediakan sudut pandang global dengan wawasan lokal untukmembantu memberdayakan kehidupan manusia dan membangun negara-negara yangtangguh.4

Laporan LGBT Nasional Indonesia - Hidup Sebagai LGBT di AsiaDaftar IsiDAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM6IKHTISAR EKSEKUTIF8PENDAHULUAN16Hidup Sebagai LGBT di Asia16Dialog Komunitas LGBT Nasional Indonesia16Laporan LGBT Nasional Indonesia17SEKILAS SEJARAH ADVOKASI LGBT DI INDONESIA18GAMBARAN UMUM HAK ASASI MANUSIA KAUM LGBT DI INDONESIA24Undang-Undang24Kebijakan Pemerintah27Sikap Sosial Budaya29Agama29Desentralisasi dan Perbedaan Keadaan di Berbagai Daerah30Pandangan Mengenai Supremasi Hukum dan Korupsi31PERLINDUNGAN HAK-HAK KELOMPOK LGBT33Kesempatan Kerja dan Tempat Tinggal34Pendidikan dan Generasi Muda37Kesehatan dan Kesejahteraan40Urusan Keluarga dan Sikap Sosial Budaya42Media dan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)46Hukum, Hak Asasi Manusia dan Politik48Kapasitas Organisasi LGBT57DAFTAR PUSTAKA665

Laporan LGBT Nasional Indonesia - Hidup Sebagai LGBT di AsiaDaftar Singkatan dan AkronimASEANAssociation of South East Asia Nations.ACWCASEAN Commission on the Promotion and Protection of the Rights of Women and ChildrenAHRDASEAN Human Rights DeclarationAICHRASEAN Intergovernmental Commission on Human RightsAIDSAcquired Immunodeficiency SyndromeAMPATIAliansi Peduli Acara Televisi Indonesia (Alliance of Concern for Indonesian TV ProgrammesASCAusAIDASEAN SOGI CaucusAustralian Agency for International Development, now changed into DFAT (Department ofForeign Affairs and Trade ([Australia)])CEDAWConvention for the Elimination of All Forms of Discrimination Against WomenCVCurriculum VitaeDRGDemocracy, human rights and governanceECOSOCEconomic and Social CouncilFHIFamily Health InternationalFPIFront Pembela Islam (Front for the Defence of Islam)GAMGWL-INAGerakan Aceh Merdeka (Free Aceh Movement)Gay, Waria, dan Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki lain (Gay, TransgenderWomen and Other MSM)Jaringan Gay, Waria dan Laki-laki yang Berhubungan Seks dengan Laki-laki Lain Indonesia, i.e.the Indonesian Network of Gay Men, Transgender Women and Other MSM, related to HIV workHIVHuman Immunodeficiency VirusHivosHIWADHumanistisch Instituut voor Ontwikkelingssamenwerking (Dutch [Humanist]Organization for Development Cooperation)Himpunan Wadam DjakartaHRWGHuman Rights Working Group, a coalition of Indonesian NGOs working at theinternational levelILGAInternational Lesbian, Gay, Bisexual, Trans and Intersex AssociationILOInternational Labour OrganizationICCPRICTInternational Covenant on Civil and Political Rightsinformation and communication technologyIGLHRCInternational Gay and Lesbian Human Rights CommissionISEANIslands of South East Asia Network of Male and Transgender Sexual HealthKLGIKongres Lesbian dan Gay Indonesia (Indonesian Lesbian and Gay Congress)KemenkumhamKementerian Hukum dan HAM (Ministry of Law and Human Rights)Komnas HAMKomnasPerempuanKomisi Nasional Hak Asasi Manusia (National Human Rights Commission)Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (National Commission on ViolenceAgainst Women)LBTLesbian, bisexual (women) and transgender (men)LGBTLesbian, gay, bisexual and transgenderGWL6

Laporan LGBT Nasional Indonesia - Hidup Sebagai LGBT di AsiaLGBTIQLesbian, gay, bisexual, transgender, intersex, queer or questioningLoGaLaw on the Governing of AcehMSMMen who have sex with menMoUMemorandum of UnderstandingNACNational AIDS CommissionNGONon-Government OrganizationPGYPersaudaraan Gay Yogyakarta (Yogyakarta Gay Brotherhood)RAN HAMRencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (National Human Rights Action Plan)RCTIRajawali Citra Televisi Indonesia (One of Indonesia’s TV Channels)SOGISexual orientation and gender identitySTISexually Transmitted InfectionsSWARASanggar Waria Remaja (Youth Organization for Transgender Women)UNUnited NationsUNAIDSJoint United Nations Programme on HIV/AIDSUNDPUnited Nations Development ProgrammeUNESCOUnited Nations Educational, Scientific and Cultural OrganizationUNFPAUnited Nations Population FundUNHRCUnited Nations Human Rights CouncilUNICEFUnited Nations Children’s FundUN WomenUnited Nations Entity for Gender Equality and the Empowerment of WomenUPRUniversal Periodic ReviewUSAIDUnited States Agency for International DevelopmentUSDUS DollarUSGUnited States GovernmentWariaWanita Pria (transgender womanWHWilayatul Hisbah (Shari’ah police in Aceh)7

Laporan LGBT Nasional Indonesia - Hidup Sebagai LGBT di AsiaIkhtisar Eksekutif[Foto: Para peserta Dialog Komunitas LGBT Nasional Indonesia]Hidup Sebagai LGBT di Asia: Dialog Komunitas LGBT Nasional IndonesiaLaporan ini mengulas lingkungan hukum dan sosial yang dihadapi kelompok lesbian, gay,biseksual dan transgender (LGBT) di Indonesia. Laporan ini merupakan hasil DialogKomunitas LGBT Nasional Indonesia yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, Indonesia padabulan Juni 2013. Dialog menghadirkan 71 peserta dari 49 lembaga yang mewakilikeseluruhan keragaman organisasi LGBT di Indonesia, di samping wakil-wakil pemerintahpusat, lembaga hak asasi nasional, lembaga donor, perguruan tinggi, lembaga nonpemerintah untuk hak asasi manusia, organisasi bantuan hukum dan organisasi masyarakatmadani, serta beberapa tokoh agama. Dialog diselenggarakan oleh United NationsDevelopment Programme (UNDP) bersama United States Agency for InternationalDevelopment (USAID) sebagai mitra kerja.Laporan tingkat negara ini merupakan hasil dari prakarsa yang lebih luas, yaitu‘Being LGBT in Asia: A Participatory Review and Analysis of the Legal and Social Environmentfor Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender (LGBT) Persons and Civil Society’ (Hidup SebagaiLGBT di Asia: Tinjauan dan Analisa Partisipatif tentang Lingkungan Hukum dan Sosial bagiOrang dan Masyarakat Madani Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT)). 'Being LGBTin Asia' yang diluncurkan pada Hari Hak Asasi Manusia, 10 Desember 2012, merupakanupaya pembelajaran yang pertama-kali setingkat Asia, yang dilakukan bersama organisasiorganisasi akar rumput dan para pimpinan komunitas LGBT di Asia, dengan didampingiUNDP dan USAID. Dengan fokus di delapan negara prioritas, yaitu Cina, Filipina, Indonesia,Kamboja, Mongolia, Nepal, Thailand dan Viet Nam, upaya ini mempelajari berbagaipengalaman yang dijalani LGBT dari sudut pandang pengembangan dan hak asasi.'Being LGBT in Asia' mempunyai beberapa tujuan. Prakarsa ini mendorong kegiatanjejaring di antara kelompok LGBT di seluruh kawasan, penyusunan pengetahuan dasar dan8

Laporan LGBT Nasional Indonesia - Hidup Sebagai LGBT di Asiapengembangan pemahaman akan kapasitas organisasi-organisasi LGBT untuk melibatkan diridalam dialog kebijakan dan mobilisasi masyarakat. Melalui prakarsa ini, 'Being LGBT in Asia'mendorong pemahaman akan hak asasi manusia yang dimiliki kelompok LGBT dan tentangstigma dan diskriminasi yang dihadapi mereka di dalam kawasan. Prakarsa ini jugamenggariskan langkah-langkah bagi UNDP dan sistem PBB, USAID dan Pemerintah AS; sertamitra kerja pembangungan lainnya, menuju pelaksanaan pembangunan yang inklusifterhadap LGBT melalui hasil penelitian seperti laporan ini, di samping berbagai produk sosialdan multimedia lain. Akhirnya, prakarsa ini menyoroti pandangan-pandangan yangdikembangkan oleh para peserta LGBT dalam dialog komunitas, sekaligus membinahubungan antara para pemangku kepentingan yang berusaha memajukan hak asasi manusiauntuk LGBT di seluruh Asia.Hasil TemuanLaporan ini menyajikan gambaran umum hak-hak LGBT di Indonesia dalam kaitan secara luasdengan hukum, kebijakan pemerintah, sikap sosial budaya dan agama, serta secara khususdalam kaitan dengan kesempatan kerja dan tempat tinggal, pendidikan dan generasi muda,kesehatan dan kesejahteraan diri, urusan keluarga, media dan teknologi informasikomunikasi (TIK), hukum, hak asasi manusia dan politik serta kapasitas organisasi LGBT.Laporan ini mengidentifikasi berbagai perbedaan antardaerah dalam hal penerimaanterhadap LGBT dan organisasinya, serta bagaimana pengaruh opini masyarakat Indonesiaterhadap hukum serta korupsi berdampak terhadap hak-hak LGBT. Bagian tambahanmenelusuri situasi khusus mengenai hak-hak LGBT di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.Meskipun beragam perilaku seksual dan identitas gender telah dikenal di wilayahNusantara pada masa-masa terdahulu, identitas homoseksual baru muncul di kota-kotabesar pada awal abad ke-20. Baru pada akhir tahun 1960-an, gerakan LGBT mulaiberkembang melalui kegiatan pengorganisasian yang dilakukan oleh kelompok wanitatransgender, atau yang kemudian dikenal sebagai waria. Mobilisasi pria gay dan wanitalesbian terjadi pada tahun 1980-an, melalui penggunaan media cetak dan pembentukankelompok-kelompok kecil di seluruh Indonesia. Mobilisasi ini semakin mendapatkandorongan dengan maraknya HIV pada tahun 1990-an, termasuk pembentukan berbagaiorganisasi di lebih banyak lokasi. Pada dasawarsa tersebut juga terjadi sejumlah pertemuannasional awal, dengan disertai beberapa perkembangan penting dalam gerakan LGBT, antaralain pembentukan aliansi dengan berbagai organisasi feminis, kesehatan seksual danreproduktif, gerakan pro-demokrasi dan HAM, serta kalangan akademis. Setelah peristiwadramatis tahun 1998 yang membawa perubahan mendasar pada sistem politik danpemerintahan Indonesia, gerakan LGBT berkembang lebih besar dan luas denganpengorganisasian yang lebih kuat di tingkat nasional, program yang mendapatkanpendanaan secara formal, serta penggunaan wacana HAM untuk melakukan advokasiperubahan kebijakan di tingkat nasional. Namun keberhasilan ini sangatlah sederhanadipandang secara keseluruhan, dengan banyaknya organisasi dan individu yang berhasilmelakukan perubahan-perubahan kecil namun tanpa terjadi perubahan besar, baik dalamperundang-undangan maupun penerimaan oleh masyarakat.Sebagai gambaran umum tentang hak asasi LGBT di Indonesia, hukum nasionaldalam arti luas tidak memberi dukungan bagi kelompok LGBT walaupun homoseksualitassendiri tidak ditetapkan sebagai tindak pidana. Baik perkawinan maupun adopsi oleh orangLGBT tidak diperkenankan. Tidak ada undang-undang anti-diskriminasi yang secara tegasberkaitan dengan orientasi seksual atau identitas gender. Hukum Indonesia hanya mengakuikeberadaan gender laki-laki dan perempuan saja, sehingga orang transgender yang tidak9

Laporan LGBT Nasional Indonesia - Hidup Sebagai LGBT di Asiamemilih untuk menjalani operasi perubahan kelamin, dapat mengalami masalah dalampengurusan dokumen identitas dan hal lain yang terkait. Sejumlah Perda melaranghomoseksualitas sebagai tindak pidana karena dipandang sebagai perbuatan yang tidakbermoral, meskipun empat dari lima Perda yang terkait tidak secara tegas mengaturhukumannya.Kebijakan yang terkait dengan hak-hak LGBT cukup bervariasi, dengan adanyasejumlah komisi nasional yang mengakui dan memberikan dukungan bagi kelompok LGBT,serta mengungkapkan dukungan resmi bagi kelompok LGBT karena wabah HIV. Namunsecara umum pihak kepolisian gagal melindungi kelompok LGBT dari berbagai serangan olehpara aktivis Islamis garis keras dan preman. Sementara orang LGBT yang tergolonggelandangan karena berkeliaran di tempat umum dapat menjadi korban perlakuan semenamena dan pemerasan yang dilakukan oleh petugas pemerintahan.Sikap sosial budaya terhadap beragam orientasi seksual dan identitas gendermencerminkan kontras antara mereka yang bersikap progresif dan bersedia menerimadengan populasi jauh lebih besar yang biasanya tidak memiliki pengetahuan tentangmasalah-masalah tersebut. Orang transgender mempunyai visibilitas yang lebih besar.Sebagian besar masyarakat tidak mengenal orang LGBT yang membuka diri. Orang denganorientasi seksual atau identitas gender yang beragam mungkin mendapatkan sekedartoleransi dari pada penerimaan, meskipun hal ini hampir mustahil dapat diharapkan darianggota keluarga.Populasi Indonesia sebagian besar adalah pemeluk agama Islam, Katholik danKristen. Pada umumnya ajaran agama-agama ini ditafsirkan secara konservatif sehinggatidak setuju homoseksualitas dan mempengaruhi pandangan masyarakat secarakeseluruhan dengan cara yang negatif, meskipun ada sejumlah individu religius yang lebihprogresif dan bersikap menerima.Tercatat ada berbagai perbedaan dalam pengembangan komunitas dan kegiatanLGBT di tingkat daerah, dengan tantangan lebih besar dihadapi di provinsi-provinsi yangkonservatif karena dominasi ajaran Islam dan Kristen. Kegiatan pengorganisasian juga lebihmudah di kota besar dan menghadapi tantangan lebih besar di daerah yang penduduknyajarang, sehingga timbul kesulitan dalam hal komunikasi dan transportasi. Khusus di provinsiAceh, kegiatan pengorganisasian LGBT menghadapi tantangan besar karena hak khususprovinsi tersebut untuk menetapkan hukum berdasarkan Syariah, sehingga menimbulkankesulitan secara umum dalam mengangkat permasalahan LGBT dan besar kemungkinanpemberlakuan Perda setempat yang bersifat anti-LGBT.Sebagai catatan akhir sehubungan dengan hak-hak LGBT di Indonesia adalahpandangan masyarakat Indonesia terhadap hukum dan penegakannya sebagai hal yang saratkorupsi. Konteks ini secara luas berdampak negatif pada upaya pengembangan hak-hakLGBT di Indonesia, karena para aktivis dan individu bisa jadi merasa tidak yakin bahwaperaturan undang-undang dan kebijakan mampu melindungi mereka. Di samping itu merekajuga enggan mengupayakan melalui jalur hukum dan lembaga peradilan atau melakukanadvokasi untuk memperjuangkan perubahan di bidang ini, karena adanya faktor persepsikorupsi ataupun korupsi nyata yang mereka hadapi.Laporan ini juga membahas perlindungan hak-hak LGBT di berapa bidang khusus,yaitu kesempatan kerja dan tempat tinggal, pendidikan dan generasi muda, kesehatan dankesejahteraan diri, urusan keluarga, media dan teknologi informasi komunikasi (TIK) danhukum, hak asasi manusia serta politik.10

Laporan LGBT Nasional Indonesia - Hidup Sebagai LGBT di AsiaDiskriminasi terhadap individu LGBT di tempat kerja belum mendapatkan perhatianyang berarti. Belum ada undang-undang anti-diskriminasi maupun kebijakan ataupernyataan yang jelas sehubungan dengan orang-orang LGBT di tempat kerja. Wanitalesbian dan pria gay yang gender-conforming (menyesuaikan peran gender) dapatmenghindari diskriminasi dengan merahasiakan perilaku mereka. Sebagian besardiskriminasi diarahkan pada kelompok waria yang juga mengalami masalah dengan KTP, baikdalam pengurusannya maupun karena di KTP tidak tercantum gender pilihan mereka.Masalah-masalah ini dapat membawa dampak lanjutan pada kesempatan mendapatkantempat tinggal, dengan kelompok waria menghadapi berbagai tantangan dalammendapatkan pekerjaan tetap, kartu identitas dan berhadapan dengan prasangka buruk.Kurangnya pendidikan tentang seks dan seksualitas di lingkungan sekolah padaumumnya dan soal-soal yang terkait dengan seksualitas LGBT, dapat berdampak buruk padarasa percaya diri pemuda LGBT, belum lagi karena kurangnya informasi dan bimbingan dariorang tua. Ada beberapa organisasi LGBT dan LSM yang menyediakan sumber daya danmenyelenggarakan berbagai acara untuk mengatasi kesenjangan tersebut. Bullying(penggertakan disertai perlakuan sangat merendahkan) terhadap mahasiswa LGBT jugamenjadi hal yang memprihatinkan.Informasi dan sumber daya tentang kesehatan dan kesejahteraan kelompok LGBT diIndonesia terutama dikaitkan dengan HIV dan penyakit menular seksual (PMS). Layanankesehatan seksual dan reproduksi ditujukan kepada orang-orang heteroseksual. Padahal adakebutuhan akan layanan konseling dan perhatian terhadap permasalahan psikoseksual dankesejahteraan seksual, juga kebutuhan akan informasi dan dukungan bagi kelompoktransgender sehubungan dengan terapi hormon, serta kebutuhan untuk memperluas danmeningkatkan pelatihan petugas kesehatan agar lebih peka terhadap permasalahan danorang-orang LGBT.Keluarga barangkali merupakan sumber pengaruh terbesar dalam kehidupankelompok LGBT, namun penerimaan oleh pihak keluarga dibatasi oleh tekanan budaya yangkuat untuk menikah secara heteroseksual dan mendirikan keluarga, demikian juga pengaruhdari agama. Perkawinan semu adalah hal yang umum. Program pembinaan matapencaharian dapat memberi peluang bagi orang individu LGBT untuk hidup secara mandiri,lepas dari keluarganya. Untuk meningkatkan penerimaan lingkungan sosial budaya terhadapkelompok LGBT, kampanye kesadaran umum dan kerjasama dengan pihak-pihak yangmendukung, dianggap sebagai strategi utama.Liputan media massa di Indonesia tentang permasalahan LGBT cukup bervariasi,mulai dari mendukung hingga bermusuhan. Diperlukan pelatihan aktivis LGBT mengenaiurusan media dan juga pelatihan bagi pekerja media mengenai permasalahan LGBT, disertaidengan pendekatan lebih strategis untuk hubungan media. Sementara itu, teknologiinformasi dan komunikasi digunakan oleh individu maupun organisasi LGBT untukmenyebarkan informasi dan mengembangkan serta menampilkan materi budaya, meskipunmenghadapi beberapa masalah terkait dengan pemblokiran situs web oleh penyedia jasainternet atas desakan pemerintah. Media ini menunjukkan potensi untuk mendorongpengembangan komunitas LGBT.Kemajuan telah dicapai dalam hak-hak LGBT karena gerakan yang mengambil prinsipdan strategi hak asasi manusia secara universal selama beberapa tahun terahir, dengansejumlah organisasi dan individu LGBT yang berpartisipasi pada peninjauan dan proses hakasasi manusia nasional, mengangkat kesadaran akan permasalahan orientasi seksual danidentitas gender. Termasuk dalam upaya ini adalah pencalonan individu LGBT sebagai11

Laporan LGBT Nasional Indonesia - Hidup Sebagai LGBT di Asiaanggota Komnas HAM yang pada akhirnya tidak berhasil, namun membawa sejumlahmanfaat bagi masyarakat LGBT dengan meningkatkan kesadaran dan kebanggaan sebagaihal yang dapat diharapkan mendorong aktivisme lebih lanjut. Belum ada tokoh yang secaraterbuka LGBT dan menjadi politisi sukses, namun terdapat potensi untuk bekerja samadengan para calon pejabat politik yang tidak memusuhi LGBT.Hasil temuan dialog yang paling akhir adalah meneliti kapasitas organisasi-organisasiLGBT di Indonesia. Jumlah organisasi yang ada di Indonesia relatif besar, terdiri dari: duajaringan nasional dan 119 organisasi yang didirikan di 28 provinsi dari keseluruhan 34provinsi di Indonesia, beragam dari segi komposisi, ukuran dan usia. Organisasi-organisasi iniberperan aktif di bidang kesehatan, publikasi dan penyelenggaraan kegiatan sosial danpendidikan. Organisasi-organisasi yang disurvei menilai bahwa akses mereka ke sumberpendanaan pada umumnya lemah, di samping menghadapi berbagai tantangan di bidangsumber daya manusia dan pengurusan organisasi. Kepimpinan organisasi dipandang lebihpositif. Para organisasi menghadapi berbagai tantangan dalam memahami caramendaftarkan diri sebagai badan hukum, mengorganisir kegiatan dengan ancamankekerasan dari preman dan kelompok Islamis, serta kurangnya dukungan dan perlindungandari pihak pemerintah maupun kepolisian. Keterlibatan organisasi-organisasi ini padakegiatan advokasi dan penyusunan kebijakan negara dapat ditingkatkan.RekomendasiDialog Nasional ini menghasilkan sejumlah rekomendasi yang ditujukan kepada komunitasLGBT Indonesia, pemerintah Republik Indonesia dan lembaga-lembaga internasional sebagaihal yang perlu ditindak lanjuti dan diprioritaskan selama tiga tahun ke depan.Rekomendasi Untuk Organisasi dan Komunitas LGBT di Indonesia1. Mengingat pentingnya bekerja dengan pendekatan berbasis hak asasi manusia,sementara tingkat pemahaman dan pelaksanaan hak asasi manusia masih rendah, makaadvokasi hak asasi manusia LGBT dapat dijadikan sebagai salah satu strategi utama disetiap organisasi, selain berperan aktif dalam advokasi kebijakan baik di tingkat regional,nasional maupun internasional, melalui mekanisme hak asasi manusia PBB danmekanisme hak asasi manusia ASEAN.2. Mengingat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin tinggi,serta resistensi unsur-unsur konservatif termasuk di kalangan pemerintah terhadapwacana keragaman gender dan seksual, maka harus dipastikan adanya sistemkeselamatan dan keamanan dari organisasi untuk melindungi kelompok LGBT, sertadipastikan agar setiap organisasi yang menggunakan media sosial sebagai saranakampanye juga memahami berbagai kebijakan yang terkait (misalnya UU Informasi danTransaksi Elektronik dan UU Pornografi).3. Memperkuat kapasitas organisasi LGBT di Indonesia di bidang: orientasi seksual danidentitas gender serta hak asasi manusia, advokasi dan kebijakan (di tingkatinternasional, regional, nasional dan lokal), layanan konseling, perlindungan aktivis hakasasi manusia yang LGBT (termasuk keamanan penggunaan TIK), investigasi danadvokasi kasus, dokumentasi pelanggaran hak asasi manusia, hak asasi manusia danagama, gender dan seksualitas, serta hak mendapatkan jaminan kesehatan seksual danreproduktif, dengan keterlibatan aktif dari lembaga hukum dan hak asasi manusia baik ditingkat nasional maupun regional.12

Laporan LGBT Nasional Indonesia - Hidup Sebagai LGBT di Asia4. Mendorong kegiatan pendidikan tentang orientasi seksual dan identitas gender sertahak asasi manusia di lingkungan komunitas LGBT dan kepada orang tua serta keluarga,baik melalui organisasi LGBT maupun organisasi hak asasi manusia dan pendidikan nonLGBT di tingkat nasional maupun daerah, dengan melibatkan lembaga hak asasi manusiadan lembaga hukum.5. Memperkuat kegiatan jejaring dan kolaborasi dengan lembaga-lembaga nonpemerintah, mulai dari organisasi hukum dan hak asasi manusia (termasuk HRWG, YLBHIdan lain sebagainya), media massa (termasuk Aliansi Jurnalis Indonesia, AsosiasiPenyedia Layanan Internet Indonesia, ICT Watch, Media Watch dan media massa umumtermasuk televisi, radio dan media cetak), pusat-pusat pengetahuan, hingga sektorswasta dalam rangka mempromosikan dan mengarusutamakan hak asasi manusia sertapermasalahan orientasi seksual serta identitas gender.6. Memperkuat jaringan advokasi hak asasia manusia di kalangan organisasi LGBT diIndonesia melalui partisipasi aktif di Forum LGBTIQ Indonesia dan berbagai kegiatanserta kampanye advokasi melalui media sosial.7. Secara aktif berpartisipasi pada berbagai dialog dan koalisi di tingkat regional, nasionalmaupun internasional dan secara aktif mendorong dialog yang konstruktif terkaitdengan hak asasi manusia LGBT di Indonesia (misalnya Internet Governance Forum,ASEAN People's Forum, konferensi ILGA, mekanisme hak asasi manusia PBB, AllianceOne Vision dan lain sebagainya).Rekomendasi untuk Pemerintah Republik Indonesia8. Mengakui secara resmi keberadaan kelompok LGBT yang memiliki beragam orientasiseksual dan identitas gender sebagai bagian integral dalam masyarakat Indonesia, disamping juga menghargai dan melindungi hak asasi manusia kelompok LGBT yang setaradengan warga Indonesia lainnya, baik di tingkat nasional maupun internasional melaluimekanisme HAM yang sudah ada. Rekomendasi ini ditujukan kepada Presiden RepublikIndonesia, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Luar Negeri,Komnas HAM, Komnas Perempuan, Komnas Perlindungan Anak, Perwakilan Indonesiapada Komisi Hak Asasi Manusia Antar Pemerintah ASEAN (AICHR), Perwakilan Indonesiapada Komisi ASEAN tentang Pemajuan dan Perlindungan Hak Perempuan dan AnakAnak (ACWC) dan Perwakilan Indonesia pada Komisi Hak Asasi Manusia PerserikatanBangsa-Bangsa (UNHRC). Lembaga-lembaga dan para individu ini perlumengembangkan mekanisme nasional untuk memajukan hak asasi manusia kelompokLGBT di Indonesia dan menyertakan permasalahan LGBT dan orientasi seksual sertaidentitas gender ke dalam Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RAN HAM),Rencana Nasional Komnas HAM termasuk Komnas Perempuan dan KomnasPerlindungan Anak, State Accountability Report (Laporan Pertanggungjawaban Negara)dalam rangka mekanisme hak asasi manusia PBB (antara lain UPR, ICCPR, ECOSOC danCEDAW) serta mekanisme hak asasi manusia ASEAN (termasuk AHRD), di samping jugamemajukan Prinsip-Prinsip Yogyakarta. Semuanya itu harus dilakukan denganketerlibatan aktif kelompok LGBT.9. Hentikan segala bentuk diskriminasi dan kekerasan yang didasarkan pada orientasiseksual dan identitas gender, baik yang dilakukan oleh pejabat negara (termasukpetugas kepolisian dan pamong praja) maupun oleh masyarakat umum (termasukorganisasi berbasis agama) dengan mengusulkan undang-undang atau kebijakan anti13

Laporan LGBT Nasional Indonesia - Hidup Sebagai LGBT di Asiadiskriminasi. Lebih jauh lagi, lakukan penyelidikan tuntas berbagai pelanggaran hak asasimanusia yang dihadapi kelompok LGBT, termasuk kasus-kasus yang selama ini belumdiselesaikan. Rekomendasi ini ditujukan kepada Kepolisian National Republik Indonesia,Komnas HAM, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia serta Kementerian DalamNegeri.10. Prioritaskan peninjauan kembali semua kebijakan negara (termasuk Perda) yang secaralangsung maupun tidak langsung mengancam hukuman pidana dan mendiskriminasikankelompok LGBT, serta harmonisasikan undang-undang, kebijakan dan praktek hukumnasional dengan Prinsip-Prinsip Yogyakarta. Rekomendasi ini ditujukan kepada tigalembaga negara yang berwenang mengevaluasi kebijakan negara, termasukKementerian Dalam Negeri (lembaga eksekutif), Dewan Perwakilan Rakyat (lembagalegislatif) dan Makhamah Konstitusi (lembaga yudikatif).11. Membuat dan menyebarkan petunjuk teknis pelaksanaan pendaftaran resmi untukorganisasi LGBT yang memuat azas-azas anti-diskriminasi terhadap kelompok LGBT.Rekomendasi ini ditujukan kepada Kementerian Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.12. Mengarusutamakan permasalahan hak asasi manusia dan orientasi seksual sertaidentitas gender di lingkungan lembaga-lembaga nas

Laporan LGBT Nasional Indonesia - Hidup Sebagai LGBT di Asia 8 Ikhtisar Eksekutif [Foto: Para peserta Dialog Komunitas LGBT Nasional Indonesia] Hidup Sebagai LGBT di Asia: Dialog Komunitas LGBT Nasional Indonesia Laporan ini mengulas lingkungan hukum dan sosial yang dihadapi kelompok lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) di Indonesia.

Related Documents:

aku bantu membuang sampahnya Oh, boleh. Terima kasih ya Odi Terima kasih atas bantuannya ya nak Jangan terima kasih saja. Setelah membantu membuang sampah, Imbalannya mana om? Odi mengejar Nenek Muri. Aku sudah membantu membuang sampahnya, sekarang aku minta imbalan Ow, baiklah Anak kecil jaman sekarang benar-benar aneh Hah?

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Perkembangan Konsep Diri Pada Remaja SMP Negeri 8 Denpasar Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada: 1. Prof. Dr.

thamrinnst.wordpress.com UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemilik hak cipta photo-photo, buku-buku rujukan dan artikel, yang terlampir . 2016 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP, ITM 2 2). Detail Hubungan Geser (RSNI T-03-2005). a. Permukaan hubungan yang menahan gaya pemisah .

(Deus Caritas Est): Segala sesuatu berasal dari kasih Allah, diciptakan oleh kasih, diarahkan menuju kasih. Kasih adalah anugerah terbesar dari Allah bagi manusia, kasih adalah janji-Nya dan harapan kita

Buku ini tersusun berkat kerjasama tim pengajar mata kuliah Keperawatan Anak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang turut membantu penyelesaian buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat. Saran dan kritik untuk perbaikan buku ini kami harapkan. Terima kasih. Tim Penyusun

Karya Tulis Ilmiah ini, namun berkat bimbingan dan bantuan berbagai pihak yang berjasa, Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan membantu penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Dengan segala hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

Panduan Format Penulisan Proposal Tesis dan Tesis ini dapat selesai atas kerja keras tim Panduan Magang dan Tesis Politeknik Negeri Bandung dan andil berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada tim yang telah bekerja dalam menyelesaikan panduan ini, dan juga terima kasih kepada seluruh anggota Majelis Jurusan

Penulisan skripsi ini dilakukan guna untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana pada jurusan ilmu perpustakaan UIN Sumatera Utara Medan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak yang turut berpartisipasi. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.