Rekomendasi Simposium Internasional EENET Asia Newsletter

1y ago
19 Views
2 Downloads
1.04 MB
49 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Isobel Thacker
Transcription

. pendidikan yang inklusif dan ramah terhadap anak seyogyanya dipandang sebagai: Sebuah pendekatan terhadap peningkatan kualitas sekolah secara menyeluruh yangakan menjamin bahwa strategi nasional untuk ‘Pendidikan untuk Semua’ adalah benarbenar untuk semua; Sebuah cara untuk menjamin bahwa semua anak memperoleh pendidikan danpemeliharaan yang berkualitas di dalam komunitas tempat tinggalnya sebagai bagian dariperkembangan dini anak, program pra-sekolah, pendidikan dasar dan menengah,terutama mereka yang pada saat ini masih belum diberi kesempatan untuk memperolehpendidikan di sekolah umum atau masih rentan terhadap marginalisasi dan eksklusi; dan Sebuah kontribusi terhadap pengembangan masyarakat yang menghargai danmenghormati perbedaan individu semua warga. Rekomendasi Simposium InternasionalEENET asia newsletterEdisi Simposium April 2006

2] EENET ASIA NEWSLETTER—EDISI 2, APRIL 2006daftar isiRabindranath Tagore - Sebuah Kutipan2Editorial: Sekilas tentang Simposium Internasional3Bahan Pemikiran 4Apakah Arti Sebuah Nama 6Biarkan Bahagia Masa Kecil Tetap Bahagia8Kerangka Kurikulum Nasional 200510Penelitian ILO Tentang Perilaku Terhadap BuruhAnak dan Pendidikan di Indonesia?11Anak-Anak dari Surga yang Hancur: Bisakah KitaMemberikan Pendidikan untuk Mereka?12Indonesia Menuju Pendidikan Inklusif14Kesempatan Anak-Anak Rentan: Intervensi danPendidikan Dini16Satu Dalam Sepuluh!18Praktekkan dan Jangan Takut20Pendapat Anak Tentang Guru yang Baik21Melawan Stigma dan Diskriminasi atas OrangOrang Terinfeksi atau Terdampak HIV dan AIDS23Eksklusi Anak-Anak Perempuan dari Pendidikan24Satu Pengalaman Merencanakan Sigap Daruratpada Pusat-Pusat Pembelajaran Dini26UNGEI: Girls Education in South Asia28Pisah-Sambut di UNESCO Bangkok29Memasukkan Konsep Sekolah Ramah Anak kedalam Pendidikan Formal Guru di Bhutan30Sekolah-Tenda Ramah Anak bagi Pengungsi Anakdi Pakistan33Wawancara EENET Asia34UNESCO adakan Lokakarya Kawasan PasifikPertama Tentang Pendidikan Inklusif36Telepon Layanan Anak 129 Diperkenalkan diIndonesia37Sekolah Syariah Ramah Anak38Konferensi ICEVI Sedunia39Memfokuskan Sumberdaya Kesehatan Sekolahyang Efektif - FRESH - Mencapai PUS40Hari AIDS Sedunia dan Jambore HIV/AIDS AnakAnak Sekolah di Jakarta, Indonesia41Tanggapan Pembaca42Publikasi Penting43Cover Photo taken by Ian KaplanDari Peradaban dan Kemajuan olehRabindranath Tagore”Ketika masih kanak-kanak saya memilikikebebasan untuk membuat mainan sendiridari barang-barang yang sederhana danmurah, dan menciptakan permainanberdasarkan imajinasi saya. Senangnya,teman-teman bermain saya ikut ambilbagian: bahkan, kesenangan bermain itusepenuhnya tergantung pada keikutsertaanmereka. Suatu hari, di dalam surga masakecil kami, datanglah godaan dari duniaorang dewasa.Godaan itu dimulai ketika salah seorangteman kami diberi mainan yang dibeli daritoko milik orang Inggris; sebuah mainan itusangat sempurna, besar dan sangat bagus.Teman kami ini menjadi bangga akanmainannya itu, dan kurang berminat denganpermainan kami; dengan hati-hati diamenjauhkan mainan mahalnya itu dari kami,mengagungkan miliknya yang eksklusif,merasa dirinya lebih tinggi dari teman-temanlain, yang mainannya murah. Saya yakinandaikan dia bisa menggunakan bahasasejarah modern, dia akan berkata bahwa dialebih beradab daripada kami karenamemiliki mainan bagus namun konyol itu.Satu hal yang tidak dia sadari dalamkesenangannya itu - kenyataan yang padasaat itu tampak tak penting baginya - bahwagodaan ini menutupi sesuatu yang jauh lebihberarti daripada mainannya, yaitumunculnya seorang anak yang sempurna.Mainan itu hanya menunjukkankekayaannya, bukan semangat kreatif,bukan kegembiraan dan kebaikan dalampermainan, dan menghalangi temantemannya masuk ke dunia bermainnya.””Struktur Kurikulum Nasional 2005” hal ixx,NCERT, Desember 2005Edisi Bahasa Indonesia diterjemahkanoleh: Endang Setyaningsih dan HefiSulistyawati, Universitas Sebelas Maret(UNS) di Solo dan diedit dan diformatoleh: IDP Norway di Jakarta: AlexanderThomas Hauschild, Rusmanto, SabrinaKang Holthe dan Sylvia Djawahir

EENET ASIA NEWSLETTER—EDISI 2, APRIL 2006 [3Editorial:Sekilas tentang Simposium InternasionalBersama dengan terbitnya edisi keduaEENET-Asia Newsletter, kami memikirkanmasa depan regional kita - berdasarkanedisi pertama newsletter kita yang terbitbulan Juni 2005 lalu, dan berdasarkaninteraksi serta rekomendasi dari SimposiumInternasional tentang “Inklusi danPenghapusan Hambatan Pembelajaran,Partisipasi dan Perkembangan Berkembangnya Sekolah Inklusif danRamah terhadap Anak di Asia”, yangdiselenggarakan di Bukittinggi danPayakumbuh (Sumatra Barat), Indonesia,dari 26 sampai dengan 29 September 2005.Simposium Internasional menghadirkanpara pembuat kebijakan, perencana danpraktisi pendidikan lebih dari 30 negara diAsia dan luar Asia. Simposium tersebutdiselenggarakan oleh 10 organisasi mitrayang mewakili pemerintah, badan-badanPBB, universitas dan LSM internasional.Dukungan dan partisipasi juga datang dariberbagai organisasi pemberi bantuan untukperkembangan, yayasan dari Indonesia danlembaga donor. Satu hal yang unik adalahbegitu banyaknya pihak yang terlibat dalammerancang acara tersebut dan demikianbanyak pula respon untuk berpartisipasi.Presentasi, diskusi dan rekomendasiterhadap berbagai isu mulai dari“Pengembangan Sekolah dan MasyarakatInklusif serta Ramah terhadap Anak”,“Pendidikan dan Pelatihan Guru Prajabatandan Selama Tugas”, dan “Perawatan danPengembangan Anak-anak Usia Dini”hingga “Peran Organisasi Internasionaldalam Implementasi Program PendidikanInklusif dan Ramah Terhadap Anak”. Hasilrekomendasi dari Simposium Internasionalini juga termasuk dalam edisi ini.Ainscow, University of Manchester(Simposium Internasional 09/2005)Tidak mudah menentukan rekomendasiyang bisa didukung oleh semua peserta.Berbagai organisasi dan peroranganberharap dapat bertemu dengan orangorang yang bekerja sama dengan mereka,yaitu para penyandang cacat, anak-anakperempuan, dll, yang secara spesifikdisebutkan dalam rekomendasi, sehinggaorang-orang ini akan diperhatikan dengansungguh-sungguh dan tidak akanterabaikan. Meski kita memahami perasaantersebut, seberapa inklusifkah hal itu? Danbagaimana kita berusaha meyakinkanbahwa kita tidak melupakan kelompokanak-anak yang lain, yang juga seringterpinggirkan dan terabaikan? Andadipersilakan memberi komentar terhadapRekomendasi Simposium ini, dan informasimengenai pra dan pasca Simposium dapatdilihat di www.idp-europe.org/symposium.“Hambatan terbesar ke arah inklusi lebihdisebabkan oleh masyarakat, bukan olehgangguan medis tertentu. Perilaku negatifterhadap perbedaan-perbedaan yang terjadidi masyarakat mengakibatkan diskriminasi,dan bisa mengarah pada hambatan seriusterhadap pembelajaran. Perilaku negatif inidapat berbentuk diskriminasi sosial,kurangnya kesadaran sosial danprasangka-prasangka tradisional.” (Daripidato pembukaan Prof. Suyanto, DirekturMendikdasmen, Depdikanas - SimposiumInternasional 09/2005)Tim redaksi EENET-Asia telah berupayamenyeimbangkan artikel-artikel yangmerefleksikan teori dan praktek pendidikandi berbagai belahan Asia. Edisi kedua ini”Di beberapa negara, pendidikan inklusifuntuk pertama kalinya menurunkan tulisandianggap sebagai sebuah pendekatandari Asia Tengah. Masalah yang jugauntuk mengakomodasi anak-anakmenjadi fokus kali ini adalah UNGEI, danpenyandang cacat di dalam suasanapemberdayaan pendidikan pada situasipendidikan umum. Akan tetapi, secaradarurat mendapat perhatian khusus. Yanginternasional pendidikan inklusif telahjuga menjadi bagian dari edisi ini yaitudipandang secara lebih luas sebagai suatu pendapat anak-anak tentang “Seorang guruperubahan yang merespon keberagaman di yang baik” dan beberapa informasi awalantara semua murid.” Kutipan dari Prof. Mel mengenai konsep “CFC - Child Friendly

4] EENET ASIA NEWSLETTER—EDISI 2, APRIL 2006Schools”, Sekolah Ramah terhadap Anak.EENET Asia secara khusus terus menerimamasukan mengenai isu-isu pendidikan dankecacatan, yang menjadi aspek pentingdalam pendidikan inklusif. Di lain pihak, kitajuga harus saling mengajak untuk melihathal lain selain kecacatan yang menjadihambatan-hambatan pendidikan ke arahpembelajaran dan pencapaian inklusi.Bagaimana pendapat anda, para pembaca?kawasan kita - Asia dengan Afrika timur.Redaksi berharap anda dapat menikmatiedisi ini, dan sebagai pembaca anda dapatmengirim artikel untuk edisi berikut. Kamiterutama meminta masukan yang (1)mencermati pendidikan inklusif dariperspektif orang tua, (2) berkaitan dengancontoh-contoh praktis mengenaiperkembangan Sekolah Ramah terhadapanak, dan (3) menjelaskan tentang berbagaiLebih jauh, istilah-istilah yang berbeda bisa pendekatan berbasis hak anak (terkaitmembawa atau menyiratkan maknadengan Konvensi Hak Anak), sertaberbeda atau tersembunyi yang disebabkan implikasinya terhadap dunia pendidikan dioleh perbedaan konteks situasi atauberbagai Negara.budaya. EENET-Asia mengundang paraSelamat Membaca! Anupam Ahuja,pembaca untuk mengirim artikel tentanghal-hal tersebut di atas dan untuk membaca Chinara Djumagulova, Els Heijnen,Vivian Heung, Moch. Sholeh Y.A. Ichrom,sekaligus memberi masukan atas artikelTerje Magnussønn Watterdal“Bahan Pemikiran” yang menghubungkanPictures courtesy of (1) Save the Children Sweden in Pakistan, (2) Ian Kaplan and (3) Marc WetzBahan Pemikiran .Redaksi EENET AsiaSejak kelahirannya [Juni 2005] sebagaijaringan dan newsletter regional, EENETAsia memfokuskan diri pada pendidikaninklusif dan ramah anak dan tentu saja lebihresponsif terhadap kebutuhan anak yangberbeda-beda. Debat-debat melalui e-mailyang menghubungkan Asia dan AfrikaTimur telah menyoroti isu-isu dan banyaktantangan penting yang kita hadapi. Hinggasaat ini telah diadakan 4 macam diskusimengenai “Bahan Pemikiran” dan kamiingin berbagi dengan pembaca dandiharapkan masukan dan kemungkinanpartisipasinya di masa yang akan datang,baik melalui email atau newsletter ini. Email: asia@eenet.org.uk.Diskusi “Bahan Pemikiran” bisa berkaitandengan berbagai contoh, pertanyaan,pernyataan, kebijakan, istilah, dan isu-isulainnya, yang diajukan oleh para partisipandalam jaringan ini. Setiap partisipandipersilakan berbagi topik dengan yang laindalam jaringan sebagai bahan diskusi,memberi saran atau pendapat.Bahan Pemikiran 1:{EENET-Asia menerima cukup banyakmasukan mengenai Pendidikan Inklusifyang terkait dengan kecacatan dankebutuhan khusus. Hal ini menimbulkanpertanyaan bagi kita semua. Dengan carainikah kita mempersepsikan pendidikaninklusif? Perlukan kita memina tantangandi sistem pendidikan umum dalam mencaridan mengajak semua anak usia sekolahsupaya bersekolah (banyak anak tidaksekolah di Asia bukan karena kecacatan)?

EENET ASIA NEWSLETTER—EDISI 2, APRIL 2006 [5Perlukah kita meminta tantangan di sistem manusia yang dapat mengidentifikasi akarpendidikan umum agar mengakui,permasalahan munculnya diskriminasisecara umum. Barangkali kita harusmenghargai, merespon kebutuhan yangmelihat inklusi sebagai hak semua orangberbeda dan keberagaman padauntuk tidak didiskriminasi. Mungkin kitaumumnya secara lebih baik?harus mendukung pendekatan yang positif{Mengapa institusi-institusi pendidikanterhadap perbedaan dan keberagaman,khusus serta organisasi-organisasisebagai sesuatu yang positif bukanpenyandang cacat hanya memfokuskandiri pada pemberian bantuan kepada anak- sebagai halangan, agar pendidikanmenjadi lebih bermakna dan menarik.anak yang memiliki kebutuhan khusus?Seberapa inklusifkah hal itu? Seberapa{Isu penting lainnya yaitu pendapat anakanak. Di mana posisi mereka dalaminklusifkah pemikiran dan perencanaankita, jika pemikiran kita sangat sempit?perdebatan ini? Apakah kita menanyakan{Apakah “kebutuhan khusus” itu labelpendapat mereka mengenai permasalahannegatif yang baru? Bahkan ketika diini dan permasalahan lain yangsekolah umum anak-anak ini masihmempengaruhi hidup mereka? Tidakkahdianggap “berkebutuhan khusus” danpendapat mereka penting dan menjadidiperlakukan berbeda. Seberapabagian integral pendidikan inklusif?bergunakah label, terutama bagi guru,mengingat label ini sangat sedikitBahan Pemikiran 4:menjelaskan tentang bagaimana cara{Sekolah-sekolah swasta menjamur dimengajar mereka? Label ini juga terlaluAsia. Apakah fenomena ini berpengaruhmenyamaratakan, padahal kelompok anak baik ataukah buruk bagi perkembanganberbutuhan khusus sama beragamnyapendidikan inklusif? Bisakah sekolahdengan kelompok anak-anak yang lain.sekolah swasta menjadi sekolah inklusif,jika mereka menghalangi masyarakatkurang mampu memperoleh pendidikanBahan Pemikiran 2:{Haruskah kita mendukung pemberianyang berkualitas? Seberapa inklusifkah“insentif finansial” bagi para guru dansekolah-sekolah swasta di dalam kelas,sekolah agar dapat mengubah berbagaimisalkan, berkaitan dengan siswa yangsistem yang sekarang dilaksanakanlambat menerima pelajaran?{Bermacam sistem/program pendidikan dimenjadi sistem yang lebih inklusifwilayah Asia barangkali juga harus mulai{Haruskah kita mendukung pelatihanmencermati isu-isu gender yangkhusus bagi para guru umum untukmemfokuskan pada siswa laki-laki yangmembuat program pendidikan inklusifkurang berprestasi, sering tinggal kelassebagai bagian dari program/sistemdan putus sekolah. Bagaimana tiappendidikan umum mereka?Negara menghadapi masalah ini, dan apa{Haruskah sekolah umum yang menujuyang saat ini dilakukan untuk menjagainklusi memiliki anggaran yang terpisahkeseimbangan gender dalam bidangdari sekolah umum lainnya?pendidikan secara umum?Bahan Pemikiran 3:Banyak orang dari kawasan Asia telah{Mungkin akan sulit menemukankeseimbangan antara berpikir ‘inklusif dan memberikan masukan untuk diskusi di atas.berbasis hak asasi’ sementara pada saat Kami akan melanjutkan diskusi ini sertayang sama tetap berfokus pada pekerjaan mengundang anda untuk bergabung danyang dapat dilakukan seseorang sebagai memberi sumbang saran bagi newsletterberikutnya tentang berbagai macam isuanggota kelompok atau organisasi.yang telah kami kemukakan dalam ‘BahanBerpikir mengenai persamaan hak dannilai-nilai universal selamanya cenderung Pemikiran’ 1 sampai 4. Nantikan pula‘Bahan Pemikiran 5’ akan segera beredar,memunculkan banyak pertanyaan baru.tetapi terlebih dulu akan kita lihat pendapatKita sering membatasi diri sendiri untukanda dan yang lain dari berbagai wilayahmemikirkan masalah-masalah yangserumpun tanpa mencoba untuk lebih jauh dan bersama-sama belajar dari satudengan yang lainnya.melakukan analisis berdasar hak dasar

6] EENET ASIA NEWSLETTER—EDISI 2, APRIL 2006Apakah Arti Sebuah Nama? Sebutan danIstilah Tentang Kecacatan dan KebutuhanPendidikan Khusus: Pemikiran Lebih Lanjutpembelajaran?Pertimbangan Sektoral yangMempengaruhi PeristilahanDi Kamboja, ada beragam istilah yangdigunakan untuk menyebut kelompokkelompok anak yang memberi kontribusipada perbedaan, tergantung pada pihakatau sektor mana yang ditanya. Misalnya,Departemen Pendidikan, Pemuda danOlahraga menyebut kelompok anaktersebut sebagai ‘anak-anak yang lemah”dan “anak-anak berkebutuhan khusus”.Sementara Departemen Sosial, Veteran,dan Rehabilitasi Pemuda yang khususDi berbagai belahan dunia, diskusi tentang menangani orang-orang cacatmenggunakan istilah yang lazim digunakanpencarian dan penggunaan istilah yangtepat telah banyak dilakukan. Salah satunya para penyumbang, seperti “anak-anakdalam pertemuan EENET di ISEC (Inclusive berisiko,” dan ”anak-anak dalam kondisisulit.” Beragamnya istilah yang digunakan diand Supportive Special Education) diberbagai daerah juga dialami Kamboja,Glasgow bulan Agustus 2005. Tujuan darisebagian ditemui di dokumen tertulis dipertemuan tersebut adalah untuk melihatpertemuan, dan diskusi.kembali kegiatan EENET saat ini danmerancang rencana kegiatan di masaDi Indonesia, Departemen Pendidikanmendatang. Edisi perdana EENET AsiaNasional menggunakan istilah ‘anak luardiluncurkan pada pertemuan ini.biasa’, ‘anak penyandang cacat’ dan ‘anakBerbicara mengenai peristilahan, paraberkebutuhan khusus”. Sementara itu dipembicara menggarisbawahi:Departemen Sosial digunakan istilah ‘anak Pentingnya menemukan danyang lemah” dan ‘anak dengan problemmenggunakan istilah yang tepatsosial”. Oleh Departemen PendidikanNasional Indonesia, anak-anak cacat Menyadari adanya konteks nasionaldikelompokkan dengan menggunakan hurufmenentukan kata atau frasa mana yangpaling tepat digunakan pada tiap konteks. A sampai Q. (A untuk anak tuna netra, Buntuk tuna runggu, dll). Di KyrgyzstanUntuk mengundang diskusi danKementerian Pendidikan menggunakanmeningkatkan perhatian terhadap isu-isuistilah “anak dengan gangguan fisik dandalam konteks Asia, kami memutuskanintelektual” sementara Departemen Tenagauntuk lebih jauh menggali dan memintapendapat orang-orang yang berkecimpung Kerja dan Perlindungan Sosiallangsung di lapangan. Berbagai pertanyaan menggunakan istilah “anak-anakdiajukan dan respon menarik diterima dari penyandang cacat” dan baru-baru ini mulaidigunakan istilah “anak yang berisiko”Asia Selatan (Pakistan), Asia Tenggaraterkait dengan anak-anak yang mengalami(Indonesia, Kamboja) dan Asia Tengahmasalah sosial yang beragam. (Di bawah 2(Tajikistan dan Kyrgyzstan). Kami berikandepartemen ini, kami memiliki sekolah danperhatian terhadap isu - isu pokok dalamlembaga khusus, berdasarkan jenisrespon-respon tersebut.kecacatan. ”Anak-anak yang berisiko”Apa istilah yang digunakan di Negara anda adalah mereka yang tidak bersekolahuntuk menyebut kelompok-kelompok anak karena berbagai permasalahan sosial).yang turut menambah keberagaman padaTidak ada dua individu yang sama, danperbedaan antar orang dewasa dan anakadalah hal yang wajar. Ini adalah sebuahfakta nyata. Namun yang menjadi pokokpermasalahan adalah bagaimana cara kitamelihat perbedaan dan mengungkapkan haltersebut. Dalam edisi perdana EENET Asia,kami telah menurunkan artikel tentang“Apakah Arti Sebuah Nama Sebutandan Istilah Kecacatan dan KebutuhanPendidikan Khusus” yang berfokus padapentingnya penggunaan istilah yang tepatdan penuh penghargaan.

EENET ASIA NEWSLETTER—EDISI 2, APRIL 2006 [7Istilah yang menyesatkan dan tidak tepat“Di Pakistan, menurut pendapat saya, istilahyang digunakan untuk menyebutsekelompok anak tidaklah tepat danmenyesatkan. Misalnya anak-anak yangtinggal di pedesaan dan daerah terpencildisebut sebagai ‘anak-anak yang serbakekurangan’. Berbagai usaha yangdilakukan oleh LSM dan pemerintah dalambentuk sekolah pemukiman khusus, daninsentif lain yang cenderung secara tanpadisadari memisahkan mereka darimasyarakat. Jadi, apakah anak-anaktersebut yang serba kekurangan ataukahkondisi dimana mereka tinggal yangsebenarnya kurang menguntungkan?”kecacatan dianggap sebagai kondisi medisyang mengharuskan anak-anak cacatdipisahkan dari yang lainnya dan mendapatperlakuan khusus. Anggapan bahwakecacatan perlu disembuhkan dan bahwaanak-anak cacat tidak dapat belajarbersama teman-teman sebayanya yangtidak cacat, masih tergambar pada legislasipendidikan saat ini. Sebagian besar anakcacat ditempatkan pada lembaga yang jauhdari keluarga dan masyarakat. “Sebenarnyadari konteks kami tidaklah menguntungkanmasih menggunakan istilah Defectologykarena ini merupakan bagian dari warisansistem pendidikan.Apakah istilah tersebut memiliki konotasinegatif?Fakta umum di Pakistan menunjukkanSebagian besar istilah yang digunakan tidakbahwa banyak anak menjadi buruh. Didipandang memiliki konotasi negatif apapunbeberapa jenis industri para pengusahadi Kamboja dan Indonesia. Meskiberanggapan bahwa anak-anak bisademikian, dalam berbagai konteks budayamenjadi pekerja yang handal. Jenis-jenisyang berbeda di Indonesia, sejumlah istilahpekerjaan ini antara lain industri karpet,memang cenderung membawa konotasibengkel dan rumah makan, semir sepatu,negatif. Lagi-lagi dalam budaya Khmermengemis dan sebagainya. Sepertigaistilah-istilah ini, tanpa penjelasan yangpopulasi Pakistan hidup di bawah garismemadai, yang bisa menimbulkankemiskinan, dan banyak orang tua yangberpenghasilan rendah terpaksa menyuruh bayangan akan anak-anak yang khusus’beda’ atau ‘tidak normal’. Menarik dicatatanak mereka bekerja. Para pengusahabahwa ketika diterjemahkan ke dalamsepenuhnya memanfaatkan situasi ini.bahasa Khmer, istilah khusus’ danIstilah yang digunakan di Pakistan untuk‘kebutuhan khusus’ dalam kata-kata Khmermenyebut anak-anak yang menjadi buruhyang digunakan, diucapkan dalam kualitasadalah ”pekerja anak-anak”. Ketikaditerjemahkan, istilah tersebut dimaksudkan suara yang berbeda dengan pembicaraanyang biasa. Diperlukan kehati-hatian ketikauntuk menyampaikan pemahaman yangpertama kali memperkenalkan kata-katapositif, mengandung makna bahwa anaktersebut, guna memastikan diperolehanak tersebut bekerja karena tidak punyapemahaman tepat.pilihan dan mereka memberi kontribusipada pembangunan nasional.Di Tajikistan dan berbagai negara AsiaTengah, ada konotasi negatif terkait istilahLagi-lagi, ada beberapa anak yangdefectology. Komisi Klasifikasi memutuskanterabaikan. Misalnya, anak-anakpenggunaannya untuk penempatanperempuan di pedesaan Pakistan yangpendidikan dan institusionalisasi anak-anak.jarang sekali dibahas dan seringkaliFokusnya adalah pada penilaian medisdikekang hak asasi mereka. Merekaterhadap anak, yang seringkali hanyamemiliki akses yang sangat terbatas kemenyoroti hal-hal yang tidak bisa merekapendidikan, kesehatan, air bersih, fasilitaslakukan. Di Pakistan istilah yang digunakanbermain, dll. Istilah yang digunakanmengandung makna bahwa mereka adalah menimbulkan pemahaman adanyabeban dan merupakan anggota masyarakat semacam ”anak khusus”. Di sini jelasterdapat kurangnya pemahaman fakta,yang tidak memberi kontribusi apapun.bahwa SEMUA anak perlu diberi hak yangPengaruh Sejarah terhadap Peristilahan sama, dukungan dan rasa hormat, bukanhanya simpati.Di banyak negara di Asia Tengah yangdulunya berada di bawah rejim Soviet,

8] EENET ASIA NEWSLETTER—EDISI 2, APRIL 2006menekankan pentingnya memperhatikanasal-usul seseorang ketika memberipenjelasan mengenai istilah-istilah tersebut.Ini sangat penting untuk memastikanpemahaman yang tepat sekaligus memberiperhatian memadai pada asumsi budayayang secara luas diyakini. Dengandemikian, kita berupaya membuat orangmampu membangun pemahaman yangtepat terhadap istilah-istilah ini dan jugavalid dalam konteks mereka.” Respon diSulitkah menerjemahkan istilah sepertiatas menunjukkan bahwa konteks budayainklusi, memberdayakan pendidikan danmenentukan penggunaan istilah. Kita tidakterpinggirkan ke dalam bahasa nasional?bisa mengangkat dan menerjemahkan“Tidak ada kesulitan khusus dalamistilah begitu saja, tetapi kita perlumenerjemahkan istilah-istilah ke dalammempelajari dengan jalan membandingkanBahasa Indonesia. Meski demikian,terjemahannya bisa jadi cukup panjang.” “Di pengalaman, dan menentukan kata/frasayang paling tepat di tiap konteks. Kami akanAsia Tengah, kami kesulitanmeneruskan diskusi ini dan mengajak andamenerjemahkan istilah-istilah tersebut.Kurangnya pemahaman juga tercermin dari untuk memberikan pandangannya.tulisan-tulisan, karena kami melihat adanyaterjemahan yang tidak tepat tentang anak- Tulisan di atas disiapkan oleh Ibu Anupamanak yang mengalami ‘gangguan fisik dan Ahuja dengan masukan dari:Bapak Parvez Pirzado, Pakistan; email:intelektual’.” “Terjemahan inklusi dalamparvez.pizado@aku.edu, Aga Khan Insitutebahasa Urdu adalah ‘Shamooliyat’. Meskidemikian, tidak ada terjemahan yang tepat for Educational Development, Karachiuntuk ‘Pemberdayaan’ dan ‘Terpinggirkan’, Tim Pendidikan di Disability ActionCouncil, Kamboja; vichetra@dac.org.kh orsehingga penggabungan beberapa kataBapak Budi Hermawan, Indonesia, email:seringkali digunakan.” “Dari istilah-istilahyang disebutkan tadi, istilah ‘terpinggirkan’ budih1968@yahoo.com, ICRAISberpotensi menimbulkan masalah di budaya Ibu Janiee Goedkoop, Tajikistan,office@scuk.tjKhmer karena secara kultural dikaitkanIbu Chinara Djumagulova, Kyrgyzstan,dengan orang yang mudah gagal dalamchinara@scuk.kg, Save the Children UKhidup”. “Di Kamboja, pertimbanganpenggunaan istilah dan interpretasinyaApa terjemahan dalam Bahasa Inggris yangpaling tepat untuk istilah yang nantinyadigunakan?Terjemahan bahasa Inggris yang tepatuntuk istilah bahasa Khmer ternyata sudahhampir sesuai dengan istilah aslinya. DalamBahasa Khmer dan Indonesia, seringkalilebih banyak kata diperlukan untuk dapatmenjelaskan konsep dengan baik.Biarkan Bahagia Masa Kecil Tetap AbadiElmira SherikbaevaAgar sekolah benar-benar terbuka untuksemua, kita perlu mengubah budaya,kebijakan, dan praktek-praktek kehidupansekolah. Indeks Inklusi (Bristol InclusiveEducation Study Centre Bristol-Inggris)membantu kita untuk mencapai haltersebut. Penting membuat rencanastrategis pengembangan sekolah inklusifyang membuat sekolah mampu berubah,dan pengalaman menunjukkan bahwamereka siap melakukan hal itu. Sekolahsekolah ini mampu mempengaruhipengalaman siswa dan guru melaluipenciptaan budaya dimana setiap orangdihormati, dan kebijakan serta praktek yangmendukung bagi semua siswa, sehinggamereka mampu belajar dan berpartisipasibersama dengan teman sesekolahnya.Indeks Inklusi juga memungkinkan sekolahmempertimbangkan berbagai aspekpengembangan sekolah mulai dariperbaikan hubungan antara staf sekolahdan siswa hingga pengembangan kebijakanbagi inklusi, peningkatan mutu asesmen ,perencanaan lokasi kelas dan metodebelajar mengajar.Indeks Inklusi adalah hubungan antara tigaaspek yang dapat digunakan untuk

EENET ASIA NEWSLETTER—EDISI 2, APRIL 2006 [9pentingnya pendidikan bagi SEMUA anakanak. Secara khusus mereka menyoroti hakbagi anak-anak berkebutuhan khusus untukmendapat pendidikan dan kesempatanberpartisipasi secara penuh. Anak-anak darikelas 5 sampai 11 mementaskan dramayang menekankan pentingnya pendidikanUntuk menciptakan budaya inklusif danbagi SEMUA anak dan menunjukkan peranmengembangan kebijakan serta praktekyang dapat dimainkan orangtua dan anakinklusif di sekolah-sekolah, harusdikoordinasikan kelompok-kelompok terkait anak pada proses belajar mengajar. Anakanak menjelaskan bahwa orang dewasalahuntuk membantu memfasilitasi reformasiyang memiliki perilaku negatif, sementarasekolah. Kelompok tersebut harusmencerminkan komposisi etnis dan gender anak-anak meniru mereka. Acara tersebutadalah langkah pertama yang dibuatyang ada di sekolah. Kelompok tersebutkelompok koordinasi kami. Setelah ini,bisa melibatkan orang tua dan wali murid,anggota kelompok berencanasiswa, pendidik, dan staff bukan pendidik.Contohnya, di sekolah Tantarov, kelompok mewawancara anak-anak denganmenggunakan angket. Tujuannya adalahkoordinasi terdiri dari 20 orang, termasukmencoba mengenali arah utama bagiguru, siswa, orang tua, dan anggotapengembangan, mengingat tujuan kamimasyarakat lainnya. Pasal 28 dan 29adalah untuk membuat sekolah menjadiKonvensi PBB tentang Hak-Hak Anakmenyebutkan bahwa tiap anak memiliki hak terbuka bagi SEMUA anak. Wawancaraakan berlangsung seminggu. Berdasarkanpendidikan dan bahwa pendidikan harushasil wawancara, kami akan mengajukanmembuat siswa mampu mengembangkankemampuan dan bakatnya. Meski demikian, proposal kepada pengelola sekolah kami.ada anak-anak yang tidak bisa ke sekolah Kelompok koordinasi nantinya akan secarajelas menentukan prioritas yang diusulkanatau TK, anak-anak yang tidak bermainoleh para orangtua, staf dan siswa, dandengan teman-teman mereka, dan anakakan mempresentasikannya untukanak yang berkembang dengan cara atauselanjutnya bisa dimasukkan ke dalamdengan kecepatan yang berbeda darikebanyakan anak-anak lain. Anak-anak ini, rencana strategis pengembangan sekolah.karena mereka dianggap “berbeda”, seringKelompok koordinasi ini akan sepenuhnyadipaksa tinggal di rumah karenakepercayaan kuno yang melarang mereka bertanggung jawab atas bagi pelaksanaan’prioritas-prioritas’ tersebut dan menjaminbelajar, bermain, tertawa, dan berada diakuntabilitas prosesnya. Informasitengah-tengah anak-anak lain. Itulahperkembangan apapun akan dilaporkan dansebabnya maka para anggota kelompokdibagi buletin atau brosur sekolah.koordinasi pendidikan inklusif ini inginPelaksanaan lebih lanjut dari proposal ituberdiskusi dengan dan tentang hak-hakakan dijalankan melalui kerjasama denganasasi anak. Pada tanggal 9 Desemberdiselenggarakan sebuah acara di Tantarov para guru, siswa, dan pengelola sekolah.Membuat sekolah kita terbuka dan dapatBoarding School di distrik Uzgen denganjudul ‘Biarkan Masa Kecil yang Bahagia Ini diakses oleh semua anak membutuhkanAbadi’. Tujuan utama adalah untuk menarik partisipasi dan keterlibatan kita semua.perhatian para guru dan anak-anakElmira Sherikbaeva, Sekolah Tantarov.mengenai masalah anak-anak yangEmail: project@oshmail.kg or: Tantarovterpinggirkan dan terabaikan dari sekolahProfessional Development School; 11,dan masyarakat. Pada acara tersebut,Shamsinskay Str.; Kurshab Village; Uzgenberbagai kelompok anak yang beragammembuat presentasi yang menggambarkan Rayon; Osh Oblast; Kyrgyzstanmembuat perubahan pada rencanastrategis pengembangan sekolah Menciptakan budaya inklusif Pengembangan kebijakan inklusif Pengenalan Praktek inklusi“Sekolah Ramah Anak (SRA) menghormati perbedaan dan menjamin kesetaraankesempatan bagi semua anak (misal: anak-anak perempuan, etnis minoritas danpekerja anak-anak, anak-anak dengan kecacatan, anak-anak yang terinfeksi HIV)”Sheldon Shaeffer (09/2005, International Symposium - Indonesia)

10] EENET ASIA NEWSLETTER—EDISI 2, APRIL 2006Kerangka Kurikulum Nasional 2005Kerangka Kurikulum Nasional (KKN) 2005,baru-baru ini dipublikasikan oleh DewanRiset Pendidikan dan Pelatihan New Delhi,India. Kerangka ini bertujuan untukmemperkaya kurikulum sehingga tidaksebatas membahas buku teks danmembuat ujian lebih fleksibel. Hal inididasarkan pada pedoman petunjuk yangmenghubungkan pengetahuan dengankehidupan di luar sekolah dan memastikanbahwa pembelajaran digeser dari metodehafalan. KKN 2005 menyarankanpengajaran dengan menggunakan bahasaibu, memasukan nilai-nilai yang berorientasikedamaian di semua mata pelajaran,menerapkan manajemen sekolah yangpartisipatif, memasukan hak asasi manusia,mengutamakan pelajar aktif, meningkatkankreativitas dan

Editorial: Sekilas tentang Simposium Internasional Bahan Pemikiran Apakah Arti Sebuah Nama Biarkan Bahagia Masa Kecil Tetap Bahagia Kerangka Kurikulum Nasional 2005 Penelitian ILO Tentang Perilaku Terhadap Buruh Anak dan Pendidikan di Indonesia? Anak-Anak dari Surga yang Hancur: Bisakah Kita Memberikan Pendidikan untuk Mereka?

Related Documents:

prinsip GCG merupakan pedoman tata kelola mencakup 5 (lima) aspek, 8 (delapan) prinsip dan 25 (dua puluh lima) rekomendasi penerapan aspek dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Perseroan senantiasa menerapkan rekomendasi dan meningkatkan kualitasnya dari waktu ke waktu. Rincian rekomendasi tersebut meliputi: PRINSIP GCG 5 GCG PRINCIPLE 1. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang .

perkembangan akuntansi internasional saat ini. Keenam Negara ini termasuk dalam pendiri Komite Standar Akuntansi Internasional (sekarang Badan Standar Akuntansi Internasional) yang memiliki peranan penting dalam mengarahkan agenda IASB. Keenam negara tersebut adalah Pranci

sistem moneter internasional 7. kuis 1kuis 1 8. ujian tengan semester (uts) 9. foreign direct investment 10. memasuki pasar luar negeri 11. pemasaran internasional dan pengembangan produkpemasaran internasional dan pengembangan produk 12. manajemen operasi dalam bisnis internasional 13. manajemen sumber day

perdagangan internasional. Penggunaan standar internasional akan menjamin konsumen bahwa produk yang dikonsumsi sangatlah aman, efisien dan ramah lingkungan. Dengan demikian bagi bisnis, keuntungan standar internasional antara lain: 1. Hemat biaya, standar internasional akan mengoptimalkan op

71 Dr. Drs. I Gusti Ketut Purnaya, S.H., M.Si INSTITUT PARIWISATA DAN BISNIS INTERNASIONAL 72 Dr. Putu Sabda Jayendra, S.Pd.H., M.Pd.H INSTITUT PARIWISATA DAN BISNIS INTERNASIONAL 73 Nyoman Surya Wijaya, SE., M.M INSTITUT PARIWISATA DAN BISNIS INTERNASIONAL 74 I Wayan Eka Sudarmawan, SST.Par.,M.Par INSTITUT PARIWISATA DAN BISNIS INTERNASIONAL .

A. Teori Perdagangan Internasional Menurut Christianto (2013) Pengertian perdagangan internasional secara sederhana menurut kamus ekonomi yaitu perdagangan yang terjadi . Pada pasar internasional harga yang dimiliki oleh negara A akan lebih kecil yaitu berada pada harga P* sehingga negara A akan mengalami kelebihan penawaran (excess supply .

Sekilas tentang Gerakan Serikat Buruh InternasionalG erakan serikat buruh internasional terdiri dari 2 pilar. Pilar yang pertama adalah Konfederasi Internasional Serikat . (Konvensi ILO No. 135 dan Rekomendasi ILO No. 143). Pengusaha harus menerima dengan positif terhadap kegiatan-kegiatan serikat buruh, termasuk pengorganisiran, dengan .

API TYPE 6B FLANGE S L WITH RX GASKET STUD BOLT WITH NUTS POINT HEIGHT L API TYPE 6B FLANGE L S Figure 2.0-1 L API TYPE 6BX FLANGE NO STANDOFF AWHEM Recommendation For Stud Bolts and Tap End Studs For API Spec 6A 4 2.0 METHOD OF CALCULATING STUD BOLT LENGTHS FOR TYPE 6B AND 6BX FLANGES 2.0a CALCULATION. The following formula was