SKRIPSI - Repository IAIN Bengkulu

1y ago
4 Views
1 Downloads
1.57 MB
98 Pages
Last View : 20d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Philip Renner
Transcription

ZIKIR SEBAGAI SARANA PENINGKATAN KECERDASAN SPIRITUALPERSPEKTIF TASAWUFSKRIPSIDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat UntukMemperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)Dalam Bidang Ilmu TasawufOLEH :LITA SHARANIM . 1611350008PROGRAM STUDI ILMU TASAWUFJURUSAN USHULUDDINFAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAHINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU2021 M / 1442 Hi

ii

iii

MOTOSebuah Perjuangan Akan Menumbuhkan HasilDan Hasil Tidak Akan Menghianati PerjuanganBermimpilah Maka Tuhan Akan Memeluk MimpimuTetapi, Teruslah Berdoa Dan Sembahyang Kepada Allah SWTUntuk Meminta Kekuatan SabarKarena Sabar Akan Menguatkan HatiAgar Mendapatkan Hasil Yang Sempurna.( LITA SHARA )iv

PERSEMBAHANBismillahirahmanirrahimRasa bersyukur yang tak pernah henti saya panjatkan kepada Allah SWT yangmemberiku nikmat, baik nikmat kesehatan, kekuatan dan kesabaran sehingga sayabisa menyelesaikan skripsi ini.Skripsi ini aku persembahkan kepada: Untuk Bapak dan Ibuku tercinta dan tersayang (Bapak Amiri dan IbuYaurida), yang telah membesarkan dan mendidikku sampai kini danmendoakanku untuk selalu sukses. Untuk ayukku tercinta dan keluarganya, ayukku (Leka Karmilia), suaminya(Ari Yanto) dan anaknya (Muhammad Arka Pradipta), terimakasih atasdorongan semangat yang telah diberikan sehingga aku dapat menyelesaikanskripsi ini. Untuk adik laki-lakiku yang tercinta (Bayu Riski Saputra), terimakasih atasdorongan semangat yang telah diberikan sehingga aku dapat menyelesaikanskripsi ini. Untuk seseorang yang istimewa, terimakasih telah berkorban dan dorongansemangat yang telah diberikan sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini. Sahabat dan teman-teman seperjuanganku (Weti Melandari, Vevi Yunita,Susi Nurfita, Yosi Charisma Dewi, Rahmad Hidayat, Heru Nuvo Liantara,Mastur, dan Rahmad Restu Prayoga). Almamater yang telah menempahku, IAIN Bengkulu.v

vi

ABSTRAKLita Shara, NIM. 1611350008, “Zikir Sebagai Sarana PeningkatanKecerdasan Spiritual Perspektif Tasawuf”. Penelitian ini mengkaji: pertama,tentang keterkaitan zikir dengan kecerdasan spiritual; dan kedua, tentang urgensizikir sebagai sarana peningkatan kecerdasan spiritual dalam perspektif tasawuf.Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), denganpendekatan kualitatif. Sumber data penelitian ini yaitu sumber data primer dansekunder. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah data primer tentangzikir sebagai sarana peningkatan kecerdasan spiritual dalam perspektif tasawufserta data sekunder berupa tulisan-tulisan yang relevan. Sedangkan teknik analisisdata ini adalah analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini yaitu: 1) Keterkaitanzikir dengan kecerdasan spiritual yaitu melalui zikir manusia diajak untukmenyadari hakekat dirinya dan hakekat hubungannya dengan Allah SWT agarterwujud kecerdasan spiritual seseorang yang ditandai dengan terwujudnyakeseimbangan antara kebutuhan fisik-biologis dengan mental-religius, jugaseseorang terhindar dari penyakit hati dan jiwa, serta terciptanya ketenangan jiwadan kebahagiaan hidup; 2) Urgensi zikir sebagai sarana peningkatan kecerdasanspiritual dalam perspektif tasawuf sebagai salah satu bentuk upaya dan usahamanusia untuk mendekatkan diri dan membangun hubungan spiritual denganAllah Swt, bersikap adaptif dan fleksibel dalam menghadapi berbagai masalahdan situasi, memiliki nilai hidup dan tingkat kesadaran diri yang tinggi, sertamemiliki pandangan yang holistik.Kata Kunci : Zikir, Kecerdasan Spiritial, Tasawuf.vii

KATA PENGANTARSegala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah dankarunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi berjudul: “ZikirSebagai Sarana Peningkatan Kecerdasan Spiritual Perspektif Tasawuf”.Shalawat serta salam tidak lupa kita curahkan kepada junjungan kita NabiMuhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan sampai ke alamyang terang-benderang yang penuh dengan ilmu pengetahuan, juga kepadakeluarga besarnya, para sahabatnya dan semua pengikutnya yang setia hinggaakhir zaman.Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat gunauntuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi IlmuTasawuf, Jurusan Ushuluddin, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, InstitutAgama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu. Dalam proses penyusunan Skripsi ini,penulis mendapat bantuan dari berbagi pihak, dengan demikian penulis inginmengucapkan terima kasih kepada:1. Prof. Dr. H. Sirajuddin M, M,Ag. MH, Rektor IAIN Bengkulu.2. Dr. Suhirman, M.Pd., Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, IAINBengkulu.3. Dr. Japarudin, S.Sos. I., M. Si., Ketua Jurusan Ushuluddin, FakultasUshuluddin Adab dan Dakwah, IAIN Bengkulu.4. H. Ahmad Farhan SS., M.S.I, Ketua program studi Ilmu Tasawuf, JurusanUshuluddin, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, IAIN Bengkulu.viii

5. Emzinetri, M.Ag, Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan,motivasi dan arahan dengan penuh kesabaran sehingga Skripsi dapatdiselesaikan dengan baik.6. Drs. Lukman, S.S, M.Pd, Dosen Pembimbing Akademik sekaligus DosenPembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan arahandengan penuh kesabaran sehingga Skripsi dapat diselesaikan dengan baik.7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ushuluddin, Fakultas Ushuluddin Adab danDakwah, IAIN Bengkulu, yang telah mengajar dan membimbing sertamemberikan berbagai ilmu pengetahuan dengan penuh keikhlasan.8. Teman-teman mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, IAINBengkulu, yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan Skripsi ini.9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantudalam penulisan Skripsi ini.Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari masih banyakkelemahan dan kekurangan dari berbagai sisi. Oleh karena itu, penulismengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaanSkripsi ini kedepannya.Bengkulu, Januari 2021Mahasiswa,Lita SharaNIM. 1611350008ix

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL .iHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.iiHALAMAN PENGESAHAN .iiiHALAMAN MOTTO .ivHALAMAN PERSEMBAHAN .vSURAT PERNYATAAN.viABSTRAK .viiKATA PENGANTAR . viiiBAB I.PENDAHULUANA. Latar Belakang .1B. Rumusan Masalah .8C. Tujuan Penelitian .8D. Kegunaan Penelitian .8E. Penelitian Terdahulu .9F. Sistematika Penulisan .17BAB II. LANDASAN TEORIA. Zikir dan Tasawuf . .191. Pengertian zikir .192. Pengertian tasawuf .213. Zikir dalam tasawuf .234. Bentuk-bentuk zikir dalam tasawuf .245. Pandangan ulama tasawuf tentang zikir .25xDAFTA

6. Manfaat berzikir .277. Urgensi berzikir .29B. Kecerdasan Spiritual .321. Pengertian kecerdasan spiritual .322. Aspek-aspek kecerdasan spiritual .35 3.Karakteristik kecerdasan spiritual . .4. Tanda-tanda orang yang mempunyai kecerdasan spiritual .3940BAB III. METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian .46B. Sumber Data .47C. Teknik Pengumpulan Data .48D. Teknik Analisis Data .49BAB IV.ZIKIR SEBAGAI SARANA PENINGKATAN KECERDASANSPIRITUAL PERSPEKTIF TASAWUFA. Keterkaitan Zikir dengan Kecerdasan Spiritual .51B. Urgensi Zikir Sebagai Sarana Peningkatan Kecerdasan Spiritualdalam Perspektif Tasawuf .62BAB V. PENUTUPA. Kesimpulan .73B. Saran-saran .DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN-LAMPIRANxi74

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahDahulu kecerdasan itu dianggap sebagai kesatuan yang berdiri sendiri,namun tidak selalu terdapat kesepakatan pendapat tentang apa yang dimaksuddengan kecerdasan itu. Ada yang berpendapat bahwa kecerdasan itu adalahkemampuan untuk belajar. Ada yang memahami kecerdasan itu sebagaikemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar dengantepat dan serasi, dan ada pula yang menyatakan bahwa kecerdasan adalahtendensi umum ke arah prestasi. Tetapi ada satu hal yang disepakati bersamayaitu bahwa seseorang sama pintarnya apabila dihadapkan pada suatu haldengan apabila dihadapkan pada hal yang lain. Kecerdasan atau intelegensimerupakan kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk memecahkanpersoalan-persoalan hidupnya (problem solving) yang mencakup persoalanpribadi, keluarga, sosial, ekonomi, dan lainnya, namun tidak mencakuppersoalan-persoalan individu dengan persoalan-persoalan spiritualnya. 1Salah satu bentuk kecerdasan yang dibutuhkan manusia dalammenjalani kehidupannya adalah kecerdasan spiritual. Menurut Ary GinanjarAgustian, kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi maknaibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah danpemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya (hanif), dan1Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, Psikologi Kenabian, (Yogyakarta: Beranda Publishing,2007), h. 577.1

memiliki pola pemikiran tauhidi (integralistik), serta berprinsip hanya karenaAllah SWT. 2Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan untuk menghadapi danmemecahkan persoalan makna dan nilai, kecerdasan untuk menempatkanperilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebihbermakna dibandingkan dengan yang lain. Kecerdasan spritual adalahkecerdasan yang dapat digunakan untuk memandang makna atau hakikatkehidupan ini sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan YangMaha Esa, yang berkewajiban menjalankan perintah-Nya dan menjauhisemua larangan-Nya.Dalam konsep ajaran Islam, permasalahan-permasalahan yangsenantiasa dialami oleh setiap manusia tidak akan pernah terlepas denganpersoalan-persoalan mental dan kejiwaan yang berhubungan denganlingkungan yang bersifat horizontal saja, akan tetapi juga mencakuppersoalan-persoalan yang berhubungan dengan spiritual atau ruhaniah dankeyakinan religiusitas yang bersifat vertikal antara seorang hamba denganTuhan. Sebagaimana telah diisyaratkan dalam al-Qur‟an dan as-Sunnah,manusia mempunyai dua sisi kehidupan, yakni kehidupan jasmaniah danruhaniah, lahir dan batin, atau dunia dan akhirat. Maka konsekuensinyaadalah pasti ia memiliki permasalahan-permasalahan kehidupan yangberhubungan antara dirinya dengan Tuhannya dan antara dirinya dengan2Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan SpiritualESQ Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta: Arga, 2001), h. 57.2

lingkungannya di dalam kehidupan dunia. Agar permasalahan tersebut tidakberkembang menjadi permasalahan yang serius, seorang hamba perlumemiliki hubungan ruhani yang kuat dengan Tuhan.Demi untuk memelihara keselarasan yang seimbang, maka seseorangyang beragama harus memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahanpermasalahan yang terjadi di dalam kehidupannya dengan baik, tepat, danbenar secara sinergis dan seimbang antara dirinya dengan Tuhannya danantara dirinya dengan lingkungannya.3 Dalam konteks inilah, seorang muslimdituntut untuk memiliki kecerdasan spiritual yang baik. Hal ini bersesuaiandengan firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran/3 : 112, sebagai berikut:ِّ ض ِرتَ ۡت َعلَ ۡي ِه ُم َّ َ ٱلرلَّحُ أَ ۡيهَ َما ثُقِفُ ٓى ْا إِ ََّّل تِ َح ۡث ٖل ِّمه َ ة ِّمه َُ س َوتَآ ُءو تِ َغ ٖ ض ِ ٱَّللِ َو َح ۡث ٖل ِّمهَ ٱلىَّا ََُّٰۚ ت َّ ٱَّللِ َويَ ۡقتُلُىنَ ۡٱلَ ۢوثِيَآ َء ُ ٱَّللِ َو ِ َ بَٔٔ ا َٰي ِ َ ض ِرتَ ۡت َعلَ ۡي ِه ُم ۡٱل َم ۡس َكىَحُ َذلِكَ تِأَوَّ ُهمۡ َكاوُى ْا يَ ۡكفُ ُرون َٰ ّ ُۚ ت َغ ۡير ح ١١١ َ َصى ْا َّو َكاوُى ْا يَ ۡعتَدُون َ ق َذلِكَ تِ َما ع ٖ َ ِ ِ“Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jikamereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) denganmanusia. Dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan merekadiliputi kerendahan, yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayatAllah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itudisebabkan mereka durhaka dan melampaui batas”. 4Dari ayat di atas, menurut Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, tersiratmakna dan spirit tentang kecerdasan yang ada dalam diri manusia. Manusiaakan memperoleh kehinaan, kehancuran, dan kehilangan makna hidup dankehidupan yang bermakna dimana saja, kecuali ia memiliki kemampuanberinteraksi, beradaptasi, dan berintegrasi dengan Tuhannya dan manusia3Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, Psikologi Kenabian ., h. 578.Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2009), h. 64.43

secara baik dan benar.5 Demi untuk menyelaraskan hal itu, maka kekuatandoa dan zikir akan mengantarkan kedekatan seorang hamba denganTuhannya, yang terindikasi dengan hadirnya kemampuan dan kmenyikapidanmenyelesaikan masalah-masalah kehidupan dengan baik. 6Kecerdasan spiritual membantu seseorang menjalani hidup padatingkatan makna yang dalam dan akan memberikan pengaruh positif nDanielmengemukakan bahwa orang yang mempunyai kecerdasan spiritual tinggicenderung lebih kreatif, luwes, berwawasan luas dan spontan. Zohar danMarshall selanjutnya mengemukakan bahwa jika kecerdasan spiritualseseorang telah berkembang dengan baik, akan ditandai oleh kemampuannyauntuk bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif), tingkat kesadarandiri yang tinggi, kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkanpenderitaan, kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit sertakualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai. Mereka juga engganuntuk melakukan sesuatu yang menyebabkan kerugian karena tidakdiperlukan dan mempunyai kecenderungan untuk melihat keterkaitan antaraberbagai hal (berpandangan holistik).7Zikir merupakan salah satu petunjuk terpenting yang ditekankan alQur‟an. Dalam pandangan al-Qur‟an, zikir dapat dimanfaatkan sebagai sarana5Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, Psikologi Kenabian ., h. 578.Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, Psikologi Kenabian ., h. 579.7Goleman Daniel, Emotional Intelligence, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007),6h. 36.4

untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Zikir jugamerupakan ibadah penting yang bisa dimanfaatkan oleh manusia terutamauntuk memberi ketenangan jiwa dalam menghadapi berbagai permasalahanhidup akibat majunya pengetahuan dan teknologi. Terlebih lagi akhir-akhirini semakin banyak juga peristiwa dan bencana yang terjadi di luarperhitungan manusia, yang terkadang membuat manusia menjadi bimbangdan labil. Firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah/2 : 186, sebagai berikut:ٌۖ سأَلَكَ ِعثَا ِدي َعىِّي فَئِوِّي قَ ِر َان فَ ۡليَ ۡست َِجيثُى ْا لِي ُ ية أُ ِج َ َوإِ َذا ِ ٌۖ َّاع إِ َذا َدع ِ ية د َۡع َىجَ ٱلد ١٨١ َ شدُون ُ َو ۡليُ ۡؤ ِمىُى ْا تِي لَ َعلَّ ُهمۡ يَ ۡر “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkanpermohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, makahendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah merekaberiman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. 8Berzikir secara harfiah berarti kita selalu menyebut nama Allah SWT,dan menghayatinya di sanubari. Tidak hanya itu, zikir juga merupakan suatuibadah yang diperkenalkan Allah dan Rasul-Nya. Dengan berzikir,kegelisahan hati, kecemasan emosi dan kemarahan dapat hilang dengansendirinya. Menghilangkan kerisauan dalam hubungan antara dirinya denganAllah SWT. Orang yang lalai tentunya akan dihantui kerisauan antara dirinyadengan Allah, yang tidak bisa dihilangkan kecuali dengan zikir.9 Lebih lanjutbila lebih dipahami bahwa di dalam hati ada suatu celah yang sama sekalitidak bisa disumbat kecuali dengan zikir.89Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an ., h. 74.Ahmad Ghozali, Zikir dan Amalan Nabi Sehari-hari, (Jakarta: Zahra, 2006), h. 32.5

Dalam perspektif tasawuf, zikir merupakan amalan hati yang utamayang sangat ditekankan dalam upaya mendekatkan diri secara ruhani denganAllah dan merupakan salah satu jalan yang harus ditempuh oleh seoranghamba dalam menuju Tuhan-Nya. Zikir dalam pandangan tasawuf merupakanamalan yang akan membuat seorang hamba Tuhan menjadi kaya bukankarena harta, terpandang bukan karena keturunan, dan disegani bukan karenakekuasaan. Namun jika ia lalai berdzikir kepada Allah SWT maka keadaanyamenjadi sebaliknya, ia miskin sekalipun hartanya banyak, hina sekalipunmemegang kekuasaan dan tidak dipandang sekalipun keluarganya mapan.Ahli zikir senantiasa mengingat Allah SWT baik di pagi hari, sore hari, danmalam hari atau setelah melakukan sholat fardhu dan sholat sunnah. Dalamtasawuf ditekankan bahwa zikir dapat dilakukan dengan duduk, berbaringatau berdiri, diucapkan dalam hati atau dengan lisan, sebagaimana firmanAllah SWT dalam QS. Al-Ahzab/33 : 41-42, sebagai berikut:َّ َٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّ ِريهَ َءا َمىُى ْا ۡٱذ ُك ُرو ْا ص ا ١١ يًل َ َو ١١ ٱَّللَ ِذ ۡك ٗرا َكثِ ٗيرا ِ َ سثِّ ُحىيُ تُ ۡك َر ٗج َوأ “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama)Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang”. 10Ayat diatas menjadi dasar normatif yang digunakan oleh para sufiuntuk memaknai zikir sebagai upaya mengingat Allah dengan sepenuhkeyakinan akan kebesaran Tuhan dengan segala sifat-Nya, seraya menyebutnama Allah melalui iman, hati dan seluruh jiwanya (zikir jali, khofi danhaqiqi). Diantara manfaat terpenting dari zikir antara lain akan membuka10Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an ., h. 423.6

dinding hati dan menciptakan keikhlasan hati yang sempurna, melunakkanhati, dan menghilangkan kasusahan hati. Zikir juga menjadi suatu yang urgen(penting) dalam tasawuf karena zikir merupakan kunci ibadah dan merupakansalah satu ibadah utama yang bisa digunakan sebagai media untukmendekatkan diri kepada Allah Swt, dan dapat menjadi penghubung antaraseorang hamba dengan Tuhan.Mengingat demikian bermanfaat dan urgennya zikir, peneliti menjaditertarik untuk meneliti tentang zikir dan kecerdasan spiritual melalu penelitianberjudul: “Zikir Sebagai Sarana Peningkatan Kecerdasan Spiritual (PerspektifTasawuf)”. Peneliti melihat masalah ini layak untuk diteliti karena kecerdasanspiritual seseorang akan sangat dipengaruhi oleh kualitas hubunganspiritualnya dengan Tuhan. Di sisi lain, kecerdasan sprittual seseorang akanmempengaruhi seorang muslim dalam melihat hubungan dengan Tuhan,manusia, alam semesta, dan dalam menyikapi permasalahan dalam hidupnya.Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi, juga akanmemiliki dedikasi kerja yang tinggi dan tidak mementingkan kepentinganpribadi, apalagi berbuat dzalim kepada orang lain. Biasanya orang yangpandai dalam intelegensi dan emosi tanpa memiliki kecerdasan spiritualsebagai benteng, hanya akan menjadikan jiwa hampa dan memunculkanpemikiran-pemikiran yang menyesatkan. Fenomena itulah yang banyakterjadi di sekitar masyarakat kita, dan dalam konteks inilah penulis melihatbahwa masalah penelitian ini merupakan suatu masalah yang menarik danlayak untuk diteliti.7

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah padapenelitian ini, yaitu:1. Bagaimana keterkaitan antara zikir dengan kecerdasan spiritual ?2. Bagaimana urgensi zikir sebagai sarana peningkatan kecerdasan spiritualdalam perspektif tasawuf ?C. Tujuan PenelitianSedangkan tujuan dalam penelitian ini, yaitu:1. Untuk mengetahui keterkaitan antara zikir dengan kecerdasan spiritual.2. Untuk mengetahui urgensi zikir sebagai sarana peningkatan kecerdasanspiritual dalam perspektif tasawuf.D. Kegunaan PenelitianHasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut :1. Kegunaan teoritisSecara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dandapat memberikan sumbangan pemikiran yang berdaya guna secarateoritis tentang zikir sebagai sarana peningkatan kecerdasan spiritual.2. Kegunaan praktis8

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukanyang sangat berharga bagi pembaca dan diharapkan dapat menjadireferensi untuk penelitian-penelitian berikutnya.E. Penelitian TerdahuluPenelitian terdahulu digunakan untuk menghasilkan penelitian yanglebih baik dan sempurna, untuk itu penulis mengambil referensi yang berasaldari penelitian terdahulu, yaitu:1. “Pengembangan Nilai-nilai Kecerdasan Spiritual dalam Ibadah PuasaPerspektif Tasawuf”.11 Dimana dalam penelitian ini yang menjadirumusan masalah yaitu: a) Bagaimana konsep kecerdasan spiritual ? pengembangan kecerdasan spiritual dalam ibadah puasa perspektiftasawuf ?Sedangkan hasil penelitiannya yaitu:a. Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi maknaibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan melalui langkahlangkah dan pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusiaseutuhnya dan memiliki pola pemikiran tauhid serta berprinsip hanyakarena Allah. Adapun ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasanspiritual diantaranya: memiliki kualitas yang diilhami dengan visi11Novia Handayani, Pengembangan Nilai-Nilai Kecerdasan Spiritual dalam IbadahPuasa Perspektif Tasawuf, pada Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, InstitutAgama Islam Negeri Salatiga, 2016.9

dan nilai-nilai, autentik (tanggung jawab dan jujur kepada dirisendiri), memiliki kesadaran hidup yang tinggi, merasakan kehadiranAllah, cinta dan kasih sayang untuk mencerahkan eksistensi terhadapmanusia tanpa kebencian, memiliki kualitas sabar, berrdzikir danberdoa. Sedangkan faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritualberasal dari internal juga eksternal yang meliputi lingkungankeluarga, sekolah, masyarakat dan kelompok teman sebaya.b. Tasawuf adalah proses mendidik jiwa manusia untuk tidak lagiterikat dengan dunia dan lebih berorientasi kepada akhirat.Pendidikan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa tahap sepertitaubat, zuhud, sabar, wara‟, kerendahan hati, takwa, tawakkal,kerelaan, cinta dan ma‟rifat. Beberapa tahap tersebut disebut tariqahyang berarti jalan. Puasa merupakan salah satu jalan yang dapatdilakukan untuk mendidik manusia dalam menempuh perjalananspiritual, puasa itu bukan lagi berkisar dalam peperangan hati daridosa-dosa batin, karena melalui perjalanan yang panjang melintasitangga-tangga untuk dapat melihat Tuhan dengan mata hatinya.Dalam definisi tasawuf, puasa berarti menahan diri dari nafsuyang berasal dari mata, telinga, mulut, perut dan kemaluan denganberusaha menata hati dari lalai kepada Allah dengan harapanmendapatkan ridho Allah. Tasawuf juga mengajarkan manusia untuktidak terjerat pada materi dan mampu melibatkan jiwa dalam setiapaktifitas dengan cara menghiasi hati dengan nilai-nilai ruhaniah.10

Sebagaimana puasa yang dijalankan seseorang merupakan salah satucara yang dapat membentengi manusia dari gemerlapnya dunia.c. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan untuk memaknai hidupdengan melakukan hal-hal yang bersifat positif yang akanmengembangkan rasa percaya diri dan selalu berpikir positif dalammenghadapi setiap keadaan. Sedangkan oleh ilmuwan muslimkecerdasan spiritual merupakan kecerdasan ruhani manusia, makatakwa merupakan efek dari kecerdasan ruhani tersebut. Indikatortakwa salah satunya adalah kemampuan untuk istiqomah dalammenjalankan ibadah, adanya semangat untuk selalu menambahkebaikan. Tepat sekali apabila puasa menjadi metode dalammeningkatkan ketakwaan seseorang.Dalam aktifitas puasa seseorang dituntut untuk berperangdengan hawa nafsu, dengan menjalankan perintah Allah danmenjauhi larangan-Nya serta menjaga hati dari keadaan lalai kepadaAllah. Ketika nafsu melemah maka cahaya Allah akan masuk kedalam hati manusia yang menjadikan seseorang sampai kepadaderajat takwa. Dalam nilai spiritual puasa akan menepis sifatkebinatangan yang ada pada manusia, yaitu sifat yang hanyabergairah kepada makan dan minum serta semisalnya. Sehinggapuasa termasuk media yang dapat dikembangkan untuk mendidikmanusia untuk cerdas secara spiritual.11

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini, yaitu padafokus penelitian. Penelitian di atas meneliti tentang pengembangan nilainilai kecerdasan spiritual dalam ibadah puasa perspektif tasawuf,sedangkan penelitian ini meneliti tentang zikir sebagai saranapeningkatan kecerdasan spiritual dalam perspektif tasawuf.2. Skripsi yang disusun oleh Muhammad Idris, yang berjudul: “KonsepZikir dalam Al-Qur’an (Studi atas Penafsiran M. Quraish Shihab)”.12Dimana dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah yaitu:a) Bagaimana hakikat zikir dalam al-Qur‟an? b) Bagaimana penafsiranM. Quraish Shihab tentang zikir dalam al-Qur‟an? c) Bagaimana urgensipenafsiran M. Quraish Shihab tentang zikir dalam al-Qur‟an?Sedangkan hasil penelitiannya yaitu:a. Hakikat zikir dalam al-Qur‟an adalah menyebut atau mengingatkepada Allah Swt, dengan maksud mendekatkan diri kepada-Nyaguna untuk mengingat kebesaran dan keagungan Allah Swt agarmanusia tidak lupa terhadap pencipta-Nya serta terhindar daripenyakit sombong dan takabur. Ada juga sebagian pakar yangberpendapat bahwa makna zikir itu mengucapkan dengan lidahnyaatau menyebut sesuatu. Makna inipun berkembang menjadimengingat, kerena mengingat seringkali mengantarkan lidahmenyebutnya. Demikian pula menyebut dengan lidah dapat12Muhammad Idris, Konsep Zikir dalam Al-Qur’an (Studi atas Penafsiran M. QuraishShihab), pada Program Studi Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, Jurusan Tafsir Hadis, FakultasUshuluddin, Filsafat dan Politik, UIN Alauddin Makasar, 2016.12

mengantarkan hati untuk mengingat lebih banyak lagi apa yangdisebut itu.M. Quraish Shihab mengatakan bahwa menyebut dikaitkandengan sesuatu, maka apa yang disebut itu adalah namanya, pada sisilain bila nama sesuatu terucapkan, maka pemilik nama itu diingatatau disebut sifat, perbuatan atau peristiwa yang berkaitandengannya. Dari sinilah kata zikrullah mencakup nama Allah Swtatau ingatan menyangkut sifat-sifat atau perbuatan-perbuatan AllahSwt, surga atau neraka-Nya, rahmat atau siksa-Nya, perintah ataularangan-Nya dan juga wahyu-wahyu-Nya, bahkan segala yangdikaitkan dengan-Nya.b. Pokok-pokok penafsiran M. Quraish Shihab lahir dari penafsirannyaterhadap ayat-ayat al-Qur‟an. Metodologi pemikiran M. QuraishShihab tentang zikir tidak bisa dilepaskan dari metode tafsir yang iagunakan, yaitu metode tafsir maudhu„i (tematik). Dengan metodetersebut, M. Quraish Shihab merumuskan pendapatnya tentangkonsep zikir dalam al- Qur‟an melalui penelusuran munasabah ayatdan asbab al-nuzul surat al-Ahzab/33 ayat 41-42 sebagai bagian darimetode tafsir maudhu„i yang ia terapkan. Dengan metode tafsirmaudhu„i, M. Quraish Shihab pertama-tama menetapkan masalahtopik zikir dan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan zikir.Setelah itu M. Quraish Shihab menyusun runtutan ayat sesuaidengan masa turunnya, disertai pengetahuan tentang asbab al-nuzul-13

nya. Dengan tahapan ini M. Quraish Shihab merumuskanpendapatnya tentang konsep zikir dalam al-Qur‟an terkait denganayat-ayat yang berkaitan tentang zikir, hal ini disimpulkan melaluipenelusuran asbab al-nuzul surat dan ayat- ayat lain yang membahastentang zikir dengan menjelaskan munasabah-nya.c. Urgensi zikir merupakan kesadaran tentang kehadiran Allah Swtdimana dan kapan saja, serta kesadaran akan kebersamaan-Nyadengan makhluk. Kebersamaan dalam arti pengetahuan-Nyaterhadap apa pun di alam raya ini serta bantuan dan pembelaan-Nyaterhadap hamba-hamban-Nya yang taat. Zikir dalam peringkat inilahyang menjadi pendorong utama melaksanakan tuntunan-Nya danmenjauhi larangan-Nya bahkan hidup bersama-Nya.Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini, yaitu padafokus penelitian. Penelitian di atas meneliti tentang konsep zikir dalamal-Qur‟an menurut penafsiran M. Quraish Shihab, sedangkan penelitianini meneliti tentang zikir sebagai sarana peningkatan kecerdasan spiritualdalam perspektif tasawuf.3. Skripsi yang disusun oleh Ayu Efita Sari, yang berjudul: “PengaruhPengamalan Zikir Terhadap Ketenangan Jiwa di Majlisul DzakirinKamulan Durenan Trenggalek”.13 Dimana dalam penelitian ini yangmenjadi rumusan masalah yaitu: a) Adakah pengaruh pengamalan zikirterhadap ketenangan jiwa di Majlisul Dzakirin Kamulan Durenan13Ayu Efita Sari, Pengaruh Pengamalan Zikir Terhadap Ketenangan Jiwa di MajlisulDzakirin Kamulan Durenan Trenggalek, pada Jurusan Tasawuf Psikoterapi, Fakultas Ushuluddin,Adab dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri Tulunga

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) . kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar dengan tepat dan serasi, dan ada pula yang menyatakan bahwa kecerdasan adalah . persoalan-persoalan hidupnya (problem solving) yang mencakup persoalan pribadi, keluarga, sosial, ekonomi, dan .

Related Documents:

Lampiran 3. Lembar Bimbingan Lampiran 7. Surat Izin Penelitian dari IAIN Lampiran 8. Surat Izin Penelitian dari SDN 68 Kota Bengkulu Lampiran 9. Surat Telah Selesai Penelitian dari SDN 68 Kota Bengkulu Lampiran 10. Lembar Angket Ahli Bahasa Lampiran 11. Angket Penelitian Minat Belajar Lampiran 12. Tabel Skor Hasil Angket Minat Belajar Lampiran 13.

Lampung, Jambi, Palembang dan sebagainya. Mahasiswa-mahasiswa pendatang atau perantau di Kelurahan Kandang Limun Kota Bengkulu yang berinteraksi dengan masyarakat setempat tersebut menemukan situasi yang berbeda dengan kehidupan di tempat asalnya. Universitas Bengkulu adalah Perguruan Tinggi Negeri yang terletak di Bengkulu,

solaris repository description Local\ copy\ of\ the\ Oracle\ Solaris\ 11.1\ repository solaris repository legal-uris solaris repository mirrors solaris repository name Oracle\ Solaris\ 11.1\ Package\ Repository solaris repository origins solaris repository

skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. KH. Sirajuddin, M. M.Ag. MH Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu. 2. Dr. Asnaini, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut

pemahaman masyarakat kususnya pedagang terhadap alat pembayaran non tunai dalam pelaksanaan jual beli di domplek kampus Universitas Dehasen Bengkulu dan komplek kampus Institus Agama Islam Negeri Bengkulu tidak ada perbedaannya karena dari dua tempat tersebut pemahamannya sama saja. Kata Kunci :Pemahaman, Alat Pembayaran, Non Tunai.

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri Bengkulu Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Dalam Bidang Ilmu Tarbiyah Oleh: MEDIANSYAH Nim. 1516240218 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU 2020

Creating, Restoring, and Configuring the Informatica Repository 78 Starting the Informatica Repository Server 78 Creating or Restoring the Informatica Repository 79 Dropping the Informatica Repository (Optional) 81 Registering the Informatica Repository Server in Repository Server Administration Console 81 Pointing to the Informatica Repository 82

Judul Skripsi : Rehabilitasi Bagi Penyalahguna Narkotika (Di Badan Narkotika Nasional Kabupaten Banyumas) Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini merupakan hasil penelitian/ karya sendiri. semua sumber yang digunakan dalam penelitian ini telah dicantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di IAIN Purwokerto.