Transformasi Arsitektur Buton Dan Bajo Dalam Desain Resort Masa Kini Di .

1y ago
13 Views
2 Downloads
3.21 MB
132 Pages
Last View : 29d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jenson Heredia
Transcription

TESIS PERANCANGAN RA142561TRANSFORMASI ARSITEKTUR BUTON DAN BAJODALAM DESAIN RESORT MASA KINI DIWAKATOBISudiarty Syarif3213207002DOSEN PEMBIMBING:Dr. Ir. Vincentius Totok Noerwasito, MTProf. Dr. Ir. Josep Prijotomo, M.archPROGRAM MAGISTERBIDANG KEAHLIAN PERANCANGAN ARSITEKTURJURUSAN ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2016i

DESIGN THESIS RA142561TRANSFORMATION OF ARCHITECTURE BUTONAND BAJO IN DESIGN RESORT CONTEMPORARYIN WAKATOBISudiarty Syarif3213207002SUPERVISOR:Dr. Ir. Vincentius Totok Noerwasito, MTProf. Dr. Ir. Josep Prijotomo, M.archMASTER DEGREE PROGRAMARCHITECTURE DESIGNDEPARTEMENT OF ARCHITECTUREFACULTY OF CIVIL ENGINEERING AND PLANNINGINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2016i

TRANSFORMASI ARSITEKTUR BUTON DAN BAJO DALAMDESAIN RESORT MASA KINI DI WAKATOBINama mahasiswaNRPPembimbingCo-Pembimbing: Sudiarty Syarif: 3213207002: Dr. Ir. Vincentius Totok Noerwasito, MT: Prof. Dr. Ir. Josep Prijotomo, M.archABSTRAKWakatobi merupakan sebuah kabupaten yang terbentuk dari empatgugusan pulau kecil yaitu Wanci, Kaledupa, Tomia dan Binongko yang berada diSulawesi Tenggara (Buton), kawasan ini 97% wilayahnya merupakan lautansehingga dikenal dengan destinasi wisata yang menampilkan surga bawah lautyang indah. Selain wisata lautnya budaya dan kearifan lokal menjadi daya tariktersendiri dimana Wakatobi memiliki dua arsitektur yang berbeda yaitu ArsitekturButon sebagai arsitektur yang berasal dari Wakatobi sendiri dan arsitektur Bajosebagai arsitektur yang selalu mendiami wilayah perairan Indonesia dandiantaranya Wakatobi. Keberadaan arsitektur Bajo menambah daya tariktersendiri bagi Wakatobi, sehingga Wakatobi terkenal dengan arsitektur Bajonya.Namun citra arsitektur Bajo ini lebih mendominasi keberadaannya diWakatobi daripada arsitektur Buton sebagai arsitektur Wakatobi sendiri. Sehinggapermasalahan yang muncul, yakni hilangnya citra arsitektur Buton dan tidakdikenali sebagai arsitektur Wakatobi lagi.Untuk itu perlu adanya cara agar keduanya tidak saling interfensi danmempertahankan identitasnya serta bersama-sama menciptakan suatu bentuk baru.Cara ini akan diwujudkan dalam sebuah desain resort sebagai obyek pemalihanyang dapat menerjemahkan arsitektur Buton dan Bajo meng-kini. Perancanganresort ini menggunakan dua bentuk metode, yakni metode “Hybrid” sebagaiproses penggabungan dari unsur arsitektur rumah Buton dan Bajo serta metodetransformasi yang dijelaskan di dalam buku “Eksplorasi Desain ArsitekturNusantara“ tentang teknik yang lazim digunakan dalam memalih ataumenggubah unsur-unsur bentuk dan rupa dalam konteks arsitektur nusantara.Dalam metode ini penggubahan bentuk misalnya diperkecil, dipergemuk,dipecahsehingga menghasilkan bentuk baru yang meng-kini.Dari penelitian ini menghasilkan karakteristik dari arsitektur Buton danBajo yang dijadikan acuan dalam merancang sebuah resort, yakni mengeksplorasiarsitektur Buton dan Bajo dengan proses transformasi untuk menemukan bentukvarian baru pada desain resort di Wakatobi.Kata Kunci: Arsitektur Buton dan Bajo, Transformasi, Hybrid, Desain Resort,meng-Kini.vii

TRANSFORMATION OF ARCHITECTURE BUTON ANDBAJO IN DESIGN RESORT CONTEMPORARY INWAKATOBIByStudent Identity NumberSupervisorCo-Supervisor: Sudiarty Syarif: 3213207002: Dr. Ir. Vincentius Totok Noerwasito, MT: Prof. Dr. Ir. Josep Prijotomo, M.archABSTRACTWakatobi is a district that formed of four cluster of small being Wanci ,Kaledupa, Tomia and Binongko in Southeast (Buton). This area 97 % of theregion is the sea so known as a tourist destination featuring garden underwaterbeautiful sea. Besides tourism reservoir culture local wisdom and be attraction,Wakatobi having two architecture different namely architecture Buton asarchitecture that originated in Wakatobi own and architecture Bajo as architecturealways inhabiting the region Indonesian waters and others Wakatobi. ArchitectureBajo add attraction for Wakatobi, so that Wakatobi famous for architecture Bajo.But the image of this architecture Bajo is more dominant its existence inWakatobi than architecture Buton as architecture Wakatobi own. So that theproblems that arise, namely the loss of architecture buton image and not identifiedas architecture Wakatobi again.Therefore, it needed way that they did not quite interfensi and maintain hisidentity and together created a new form. Will be in a design resorts as an objectthat can be represented architecture buton and Bajo that contemporary. Designresorts it uses two forms method is a method of “hybrid” as the process ofcombining of elements architecture house Buton and Bajo and a method of atransformation that described in the book “Eksplorasi Desain ArsitekturNusantara” About technique that customarily used in compose the elements ofform and a manner in the context of the architecture of the archipelago. In thismethod the epic forms such as minimized, fattened, broken down, so as toproduce a new form.From the study produce characteristic of architecture Buton and Bajo thatreferred to in designing a resort is explore buton architecture and bajo withtransforming to find a new variant about design resorts in Wakatobi.Key Words: Architecture Buton and Bajo, Transformation, Hybrid, Resortdesign, Contemporary

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dankarunia-Nya sehingga Tesis Perancangan berjudul “Transformasi ArsitekturButon dan Bajo dalam Desain Resort Masa Kini Di Wakatobi” ini dapatdiselesaikan sedemikian rupa untuk memenuhi salah satu persyaratanmenyelesaikan studi Magister Perancangan Arsitektur di Institut TeknologiSepuluh Nopember Surabaya. Selain itu, banyak ucapan terima kasih jugadisampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung terselesaikannya karyatulis ini, antara lain:1. Ibu Dr. Ir. Murni Rachmawati, MT selaku Ketua Pascasarjana JurusanArsitektur yang memberikan motivasi untuk tetap semangat;2. Bapak Dr. Ir. Totok Noerwasito selaku pembimbing utama yang telah bersediamenyisihkan waktu dalam kesibuknya untuk membimbing, memupukkreatifitas serta memberikan motivasi untuk tetap percaya diri dan semangattinggi dalam menyelesaikan tesis;3. Bapak Prof. Dr. Ir Josep Prijotomo, M.arch selaku pembimbing kedua yangtelah menyisikan waktu dalam kesibukannya untuk membimbing danmemberikan masukan dan membagi ilmu mengenai Arsitektur Nusantara;4. Bapak Ir. I Gusti Ngurah Antaryama, PhD dan Bapak Ir. Hari Purnomo,M.Bdg.Sc, IAI selaku penguji yang telah banyak memberikan saran, kritik,dan koreksi;5. Bapak dan Ibu dosen semua yang telah banyak membantu memperdalampemahaman;6. Para karyawan Jurusan Arsitektur khususnya, dan Institut Teknologi SepuluhNopember umumnya, yang telah membantu kelancaran studi;7. Orang tua penulis yang telah banyak berdoa dan memberi dukungan;8. Saudara penulis Heny Syarif, Adnan Syarif, Sofyan Syarif dan ponakan kecilgemesin terima kasih atas dukungan yang begitu hangat dan selalu beradadibelakang untuk mendorong dan memotivasi;9. Saudara, sahabat, teman–teman, serta banyak pihak lain yang telah banyakmemberikan dukungan, motivasi, saran maupun kritik;Penulis menyadari akan keterbasan kemampuannya sehingga memohonmaaf yang sebesar-besarnya atas ketidak-sempurnaan karya tulis ini. Oleh karenaitu, segala saran, kritik, dan umpan balik yang bersifat membangun dari pembacaguna menyempurnakan keterbatasan ini sangat lah diharapkan. Semoga karya tulisini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, maupun pihak lain yangbersangkutan.Surabaya, Januari 2016penulisxi

DAFTAR ISIHalHALAMAN JUDUL . iLEMBAR PENGESAHAN TESIS . iiiSURAT PERNYATAAN KEASLIAN TESIS . vABSTRAK . viiKATA PENGANTAR . ixDAFTAR ISI . xiDAFTAR GAMBAR . xiiiDAFTAR TABEL . xvBAB 11.1.1.21.31.41.5PENDAHULUAN . 1Latar Belakang. 1Rumusan Masalah . 6TujuanPerancangan . 6ManfaatPerancangan . 7Batasan Penelitian dan Perancanan . 7BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI . 92.1 KajianObyek . 92.1.1 Arsitektur Nusantara Rumah Buton . 72.1.2 Arsitektur Nusantara Etnik Bajo . 162.2 TinjauanTerhadap Resort . 212.2.1 Pengertian Resort . 212.2.2 Persyaratan dan Klasifikasi Resort . 222.2.3 Kriteria Resort . 232.2.4 Kebutuhan Ruang pada Resort. 242.3 Arsitektur Nusantara Mengkini . 252.3.1 Meng-kini . 262.4 Kajian Teori Transformasi . 282.4.1 Definisi Transformasi dalam Arsitektur . 302.4.2 Unsur-unsur Pengubahan Arsitektur Nusantara . 262.5 Kajian Teori Hybrid . 312.5.1 Pengertian Hybrid . 312.5.2 Teknik Olah Geometri . 322.5.3 Teknik Olah Bentuk . 352.6 Studi Kasus . 362.6.1 Resort . 362.6.2 Transformasi dan Penggabungan . 422.7 Dasa Teori . 482.7.1 Hasil Sintesa Kajian Pustaka . 482.7.2 Sintesa Studi Kasus . 492.7.3 Kriteria Rancangan . 502.7.2 Sintesa Studi Kasus . 51xii

BAB 33.13.23.3METODE PERANCANGAN . 53Proses Perancangan . 53Metode Perancangan . 54Alur Pikir . 55BAB 4 ANALISA DAN KONSEP PERANCANGAN . 594.1 Kondisi Umum Wilayah Perencanaan . 594.1.1 Kondisi Eksisting Kawasan Perancangan . 604.1.2 Potensi Fisik dan Kendala Kawasan Pantai Patuno. 614.2 Data Tapak . 634.2.1 Potensi View . 634.2.2 Sirkulasi dan Pencapaian Tapak . 644.2.3 Vegetasi . 664.2.5 Building Form and Massing (Bentuk dan Massa Bangunan). 664.3 Pelaku dan Kegiatan. 694.4 Analisa Kebutuhan Ruang . 704.5 Analisa Terhadap Karakteristik Bentk Arsitektur Buton dan Bajo . 744.5.1 Analisa Sampel Rumah Buton dan Bajo sebagai Batasan dalamTransformasi . 814.5.2 Analisa Penggabungan Elemen Arsitektur Rumah Buton danBajo . 874.5.3 Strategi Penelesaian entuk Arsitektur Buton dan Bajo . 934.6 Aplikasi Perancangan . 1074.6.1 Ide Rancang . 1074.6.2 Rancangan Tapak dan Tata Massa Bangunan . 1084.6.3 Rancangan Denah dan Interior . 1124.6.4 Racangan Bentuk dan Fasade . 1154.6.5 Rancangan Bentuk Struktur Resort . 1164.6.6 Aplikasi Material pada Bangunan Resort . 116BAB 5 KESIMPULAN . 1195.1 Kesimpulan . 119DAFTAR PUSTAKA .xii

DAFTAR GAMBARHalGambar 1.1 Arsitektur Rumah Buton Daerah Pesisir, Arsitektur Rumah Bajo . 2Gambar 1.2 Peta Populasi Suku Bajo dan Wakatobi. . 3Gambar 1.3 Arsitektur Nusantara Bajo Lebih Mendominasi Arsitektur NusantaraButon. . 4Gambar 2.1 Pondasi (Sandi). . 11Gambar 2.2 Susunan Tada pada Bangunan Rumah Adat Buton. . 11Gambar 2.3 Susunan Lantai Rumah Buton. 12Gambar 2.4 Kerangka Atap Rumah Buton . 13Gambar 2.5 Sistem Kunci pada Rumah Buton untuk Jendela dan Pintu. . 14Gambar 2.6 Ornamen Nanas pada Atap Rumah Buton. . 15Gambar 2.7 Ragam Hias Bosu-bosu pada Rumah Buton . 15Gambar 2.8 Ragam Hias Ake pada Rumah Buton . 16Gambar 2.9 Elemen Naga pada Rumah Buton . 16Gambar 2.10 Prinsip pada Rumah Bajo . 18Gambar 2.11 Elemen Rumah Bajo . 18Gambar 2.12 Konstruksi Tiang Rumah Bajo . 19Gambar 2.13 Konstruksi Atap Rumah Bajo . 20Gambar 2.14 Konstruksi Dinding Rumah Bajo . 20Gambar 2.15 Detail Dinding Rumah Bajo . 20Gambar 2.16 Konstruksi Lantai Rumah Bajo . 21Gambar 2.17 Detail Lantai Rumah Suku Bajo . 21Gambar 2.18 Dua Tuntutan dalam Meng-Kinikan . 26Gambar 2.19 Strategi Bentuk dan Ruang. 27Gambar 2.20 Strategi Bentuk dan Ruang. 27Gambar 2.21 Bagan Fundamental Classicism . 28Gambar 2.22 Penembusan Bidang dan Bentuk Geometri . 33Gambar 2.23 Pencakupan Bidang dan Bentuk Geometri . 33Gambar 2.24 Penjepitan Bidang dan Bentuk Geometri . 33Gambar 2.25 Penggabungan Bidang dan Bentuk Geometri . 34Gambar 2.26 Bantalan Bidang dan Bentuk Geometri. 34Gambar 2.27 Penjalinan Bidang dan Bentuk Geometri . 35Gambar 2.28 Kombinasi Jepit dan Penembusan Bidang dan Bentuk Geometri . 35Gambar 2.29 Penggabungan Garis, Bidang Persegi dan Bentuk . 36Gambar 2.30 Garis , Bidang Persegi dan Bentuk . 36Gambar 2.31 Garis, Bidang Persegi dan Bentuk . 36Gambar 2.32 Garis, Bidang Persegi dan Bentuk . 37Gambar 2.33 Pemandangan Resort Amankilla . 37Gambar 2.34 Siteplan Resort Amankilla . 38Gambar 2.35 Fasilitas Tur Budaya dengan Menggunakan Perahu . 39Gambar 2.36 Eksterior Amankilla. . 39Gambar 2.37 Interior Guset Room Amankilla . 39Gambar 2.38 Suasana Eksterior pada Shew Inn Tha Floating Restoran . 40Gambar 2.39 Suasana Interior dari Beberapa Kamar Bungalow . 41Gambar 2.40 Suasana Interior pada Restoran . 41v

Gambar 2.41 Fasilitas Pendukung Kolam Renang dan Spa . 41Gambar 2.42 Transportasi untuk Penyebrangan di Kawasan Resort . 42Gambar 2.43 Ragam hias pada Interior Phaung Da Woo Paya yang Diterapkanpada Dinding Bungalow. . 42Gambar 2.44 Bentuk Bukaan Kaca pada Bungalow. . 42Gambar 2.45 Struktur Bawah pada Bungalow yang Menggunakan Kayu. . 43Gambar 3.1 Proses Desain . 53Gambar 3.2 Proses Desain, Generasi II, Metode Zeizel. . 53Gambar 3.3 Skema Alur Penelitian . 54Gambar 3.4 Diagram Rancangan Penelitian. 55Gambar 3.5 Alur Pikir Rancangan . 57Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Wakatobi . 59Gambar 4.2 Situasi Site . 60Gambar 4.3 Bentuk Kontur Tapak . 61Gambar 4.4 Potensi Tapak. 63Gambar 4.5 View Luar Tapak . 64Gambar 4.6 Sirkulasi Lokasi Tapak . 64Gambar 4.7 Sirkulasi Tapak Main Entrance dan Side Entrance . 65Gambar 4.8 Sirkulasi Dari Pintu Masuk Menuju Tapak . 65Gambar 4.9 Vegetasi di Kawasan Pesisir Tapak . 66Gambar 4.10 Tapak dan Permukiman Suku Bajo . 67Gambar 4.11 Posisi/Orientasi Rumah Bajo . 68Gambar 4.12 Tata Massa Pola Linear . 73Gambar 4.13 Rumah Buton dan Bajo yang Belum Mengalami Perubahan . 81Gambar 4.15 Transportasi untuk Penyebrangan di Kawasan Resort . 85Gambar 4.16 Suasana Interior pada Restoran . 100Gambar 4.17 Eksplorasi Desain Hasil dari Transformasi . 102Gambar 4.18 Tampilan Bangunan . 108Gambar 4.19 Tapak perancangan resort. 109Gambar 4.20 View bangunan resort yang mengarah pada lautan sebagai viewterbaik pada tapak. . 109Gambar 4.21 Tapak dan Tata Masa Bangunan Resort . 110Gambar 4.22 Organisasi Antar Ruang . 110Gambar 4.23 Akses Masuk Ke Dalam Tapak . 111Gambar 4.24 Penzoningan pada tapak . 111Gambar 4.25 Area parkir resort . 111Gambar 4.26 Denah Cottage dan denah pola mezzanine cottage. 112Gambar 4.27 Denah restoran dan area kolam renang . 113Gambar 4.28 Interior restoran dan area kolam renang . 113Gambar 4.29 Denah Wedding chapel dan ballroom/ruang rapat . 113Gambar 4.30 Interior Wedding chapel . 114Gambar 4.31 Denah Lobby dan pengelola . 114Gambar 4.32 Interior Lobby dan Pengelola . 115Gambar 4.33 Wujud Bangunan Cottage. 115Gambar 4.34 Tampilan bangunan pada dinding bangunan resort. 115Gambar 4.35 Struktur kaki Bajo yang diaplikasikan pada struktur Resort .116Gambar 4.36 Penerapan material pada bangunan . 116v

DAFTAR TABELHalTabel 2.1Tabel 2.2Tabel 2.3Tabel 2.4Tabel 4.1Tabel 4.2Tabel 4.3Tabel 4.4Tabel 4.5Tabel 4.6Tabel 4.7Tabel 4.8Tabel 4.9Tabel 4.10Tabel 4.11Tabel 4.12Tabel 4.13Tabel 4.14Tabel 4.15Perbedaan Rumah Tempat Tinggal Pejabat/Kaum Bangsawan denganRumah Tempat Orang Biasa . 9Tipe Rumah Bajo di Wakatobi . 17Kebutuhan Ruang Menurut Architecture Data . 24Sintesa Kajian Pustaka. . 48Analisa Sirkulasi pada Tapak . 65Identifikasi Kegiatan Resort . 69Kebutuhan Unit Cottage . 71Kebutuhan Unit Penerima dan Pengelolah . 71Kebutuhan Unit Restoran. 72Kebutuhan Unit Hiburan/Rekreasi . 72Kebutuhan Unit Fasilitas Sewa . 72Kebutuhan Unit Fasilitas Service . 73Perbandingan Sifat antara Rumah Buton-Bajo dengan Resort . 74Perbandingan Aktivitas antara Rumah Buton-Bajo dengan Resort . 74Karakteristik Arsitektur Nusantara Etnik Buton dan Bajo . 75Penggabungan Arsitektur Buton dan Bajo . 87Hasil Penggabungan Arsitektur Buton dan Bajo . 90Kriteria dan Konsep Aspek Perancangan . 103Kriteria Hasil Transformasi . 101xv

BAB 1PENDAHULUAN1.1Latar BelakangIndonesia memiliki keragaman arsitektur Nusantara yang dapat menjadiidentitas tersendiri, namun berkembangnya arsitektur modern (identitas budayabarat) menjadikan arsitektur Nusantara mulai mengalami pergeseran. Dibuktikandengan pemahaman dan kebanggaan pada potensi arsitektur di Indonesia yangmakin minim.Menurut Josep Prijotomo dalam orasi ilmiahnya (Rabu, 16 Maret 2008),“tidak digunakannya arsitektur Nusantara selama ini alasannya sama persisdengan gaya pakaian wanita yang saat ini jarang memakai kebaya dan kainbatik”, menurutnya “arsitektur seharusnya mampu berlaku layaknya desainerpakaian yang bisa membuat baju-baju yang up to date dengan bahan batik, itulahyang seharusnya dilakukan arsitek”. Masyarakat sudah terlanjur dijejali denganarsitektur barat, sehingga arsitektur Nusantara terkesan kuno dan tidak up to date.Pola pikir dan pola desain seperti desainer pakaian tadilah yang harus di gali,sehingga arsitektur Nusantara tidak hanya lestari namun juga mengalamiperkembangan. (Prijotomo, 2008).Pengaruh modernitas yang sering dijumpai menjadi tantangan untukkeberlanjutan arsitektur Nusantara. Mengingat perubahan adalah sesuatu yangtidak dapat kita hindari, maka sangat mustahil jika karya arsitektur Nusantaramampu bertahan seperti dahulu. Melakukan perubahan arsitektur Nusantara kebentuk masa kini, sah-sah saja. Namun bagaimana kita mencoba memahami dankemudian menyikapinya secara kritis sehingga menghasilkan sebuah kreatifitasbaru dan masih dapat dikenali wujudnya. Menghadirkan disinipun tidak etapimampumengkombinasikan antara pemahaman arsitektur Nusantara dengan pengetahuanmodern yang berkembang saat ini. Salah satu upayanya adalah denganmengangkat kembali potensi arsitektur Nusantara pada sebuah karya arsitekturdengan menggunakan inovasi berbasis potensi arsitektur lokal melalui1

transformasi. Dengan bentuk dasar atau prinsip yang akan dijadikan acuansehingga dihasilkan suatu kreatifitas baru/bangunan baru yang bercitra kekinian.Mengkinikan adalah kombinasi dua unsur arsitektur atau lebih.Arsitektur Nusantara dalam masing-masing daerah di Indonesia berbedabeda, sehingga arsitektur Nusantara merupakan identitas dan penunjang tiapdaerah. Perbedaan arsitektur Nusantara disesuaikan dengan posisi geografisnya,sehingga dalam penyelesaian kebutuhan bernaung, diselesaikan dengan jawabanyang berbeda-beda. Namun berbeda dengan dua arsitektur Buton dan Bajo yangberada pada posisi wilayah yang sama di Wakatobi. Dengan penjelasan bahwakedua bangunan ini sama-sama menyesuaikan iklim daerah pesisir pantai/lautan.Ilustrasinya dapat dijelaskan pada gambar berikut :Gambar 1. 1 Arsitektur rumah Buton daerah pesisir (kiri), arsitektur rumah Bajo(kanan)Berkembangnya masyarakat Bajo dan bermukiman di perairan Wakatobimenjadi daya tarik tersendiri dari pulau Wakatobi. Arsitektur nusantara etnik Bajomenambah identitas/karakteristik baru di Wakatobi selain arsitektur Nusantaraetnik Buton.Wakatobi merupakan singkatan dari empat pulau yaitu Wanci, Kaledupa,Tomia dan Binongko, di perairan pulau ini suku Bajo tersebar untuk bermukim.Sehingga jumlah populasi terbanyak kedua di Indonesia berada di perairanWakatobi yang mencapai 37,540 jiwa. Dengan adanya jumlah populasi ini,membuat citra arsitektur Nusantara Bajo di Wakatobi tidak dapat dipisahkan lagi.Oleh sebab itu, pemerintah kabupaten Wakatobi memiliki “affirmative policy”yang kuat untuk pengelolahan kebudayaan Bajo dan mendukung pelestariankebudayaan Bajo di Wakatobi.2

Gambar 1. 2 Peta populasi suku Bajo dan Wakatobi (Sumber : tata kotaWakatobi)Arsitektur Nusantara Bajo sebagai mayoritas telah mengadaptasikanunsur-unsur budayanya ke dalam unsur-unsur budaya minoritas (Buton). Olehsebab itu tidak mengherankan apabila Wakatobi lebih dikenali dengan keberadansuku Bajo dibandingkan suku Buton yang merupakan kebudayaan asli dari3

Wakatobi. Alasan lain, potensi Wakatobi yang merupakan pulau yang dikelilingioleh lautan sangat mendukung keberadaan arsitektur Nusantara etnik Bajo.Gambar 1. 3 Arsitektur Nusantara Bajo lebih mendominasi arsitektur NusantaraButon.Jika arsitektur etnik Bajo lebih mendominasi arsitektur Buton sebagaiarsitektur asli dari Wakatobi, maka arsitektur Buton tidak dapat dikenali lagisebagai wujud arsitektur Nusantara yang berasal dari Wakatobi. Selain mengacupada peranan rumah Buton dan Bajo sebagai wujud arsitektur yang Indonesia.Maka sangat penting untuk menggali kekayaan yang terdapat di dalamnya,kemudian melakukan penghadiran yang mengkini, sehingga dapat memunculkanNusantara mengkini yang dapat diterima serta mengikuti perkembangan saat ini.Dalam proses mengkinikan kedua arsitektur Buton dan Bajo, dibutuhkan sebuah4

proses penggubahan yakni melalui transformasi dengan objek yang dapatmenerjemahkan kekiniannya melalui desain resort yang menghadirkan sebuahfungsi baru dari fungsi sebelumnya (rumah tinggal).Karakteristik arsitektur rumah Buton dan Bajo sebagai potensipengembangan, yakni wujud rumah Buton dan Bajo terbentuk dari prosespenyesuaian terhadap iklim. Dimana Buton dapat menyesuaikan dengan keadaanpegunungan, daratan dan daerah pesisir pantai sedang rumah Bajo denganpenyesuaian bangunan di atas laut yang memiliki iklim ekst

TRANSFORMASI ARSITEKTUR BUTON DAN BAJO DALAM DESAIN RESORT MASA KINI DI WAKATOBI . Sudiarty Syarif . 321320700. 2. DOSEN PEMBIMBING: Dr. Ir. . Gambar 2.26 Bantalan Bidang dan Bentuk Geometri. 34 . Gambar 2.27 Penjalinan Bidang dan Bentuk Geometri . 35 . Gambar 2.28 Kombinasi Jepit dan Penembusan Bidang dan Bentuk Geometri . 35 .

Related Documents:

Kata Kunci: arsitektur masjid, perkembangan, tradisionalitas dan modernitas arsitektur, transformasi bentuk dan ruang. Jika ditelusuri dari sejarah perkembangannya, masjid merupakan karya seni dan budaya Islam terpenting dalam ranah arsitektur. Karya arsitektur masjid, merupakan perwujudan dari puncak ketinggian pengetahuan teknik dan

S1 ARSITEKTUR DESKRIPSI MATA AJAR WAJIB ENAR601009 ENAR611009 PENGANTAR ARSITEKTUR 3 SKS Tujuan Pembelajaran: Mengetahui prinsip-prinsip dasar arsitektur, termasuk beberapa teori dasar, kaitan antara arsitektur dan manusia, kaitan arsitektur dan alam, arsitektur dan e

S1 ARSITEKTUR INTERIOR DESKRIPSI MATA AJAR WAJIB. ENAR601009 PENGANTAR ARSITEKTUR 3 SKS Tujuan Pembelajaran: Mengetahui prinsipprinsip dasar arsitektur, termasuk beberapa teori dasar, kaitan antara - arsitektur dan manusia, kaitan arsitektur dan alam, arsitektur dan e

transformasi Fourier - Jika ingin mengetahui informasi tentang kombinasi skala dan frekuensi kita memerlukan transformasi wavelet Transformasi citra, sesuai namanya, merupakan proses perubahan bentuk citra untuk mendapatkan suatu informasi tertentu Transformasi bisa dibagi menjadi 2 : - Transformasi piksel/transformasi geometris

Arsitektur dan Desain Riset Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan . Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur, . itu, dukungan kebijakan, sumber daya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme .

Transformasi Linier Transformasi fungsi pemetaan (mapping) DEFINISI 1: Misalkan V dan W adalah ruang vektor. Transformasi yang memetakan ruang vektor V ke ruang vektor W ditulis sebagai T : V W V adalah daerah asal (domain) transformasi T dan W adalah daerah hasil transformasi (kodomain) fungsi. Jika V W, maka T dinamakan operator .

kaidah arsitektur tradisional Bali melalui transformasi, fenomena both-and, dan resultan kompleksitas. Transformasi bale daja saat ini mengarah pada resultan yang membenarkan yang masih mengikuti kaidah-kaidah arsitektur tradisional Bali dan sesuai dengan nilai-nilai keyakinan masyarakat Bali.

House and Bharat Law House Pvt. Ltd. Bharatis one of the most reputed publishers of law books with an experience of over five decades. We possess a very diverse range of publications covering not only the area of taxation — direct and indirect — but also company law, capital market, finance, industrial law, foreign exchange, commercial, civil and criminal laws. Bharat'snew and most .