IV.G Perhitungan - Digilib.unimed.ac.id

1y ago
1 Views
1 Downloads
1.86 MB
13 Pages
Last View : 27d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Maleah Dent
Transcription

IV.EIV.FIV.GvV.AUji Normalitas Sampel Penelitian Dengan UjiLiliefors Pada Taraf Signifikansi a 0,05 DistribusiFrekuensi Sena Perhitungan Modus Dan MedianSkor Akhir Hasil Belajar Kimia Kelompok IV . .180Distribusi Frekuensi, Modus Dan Median HasilBelajar Kimia Antar Kelompok . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .182Uji Homogenitas Variansi Populasi Tes Akhir HasilBelajar Kimia (Uji Barlett) . .186Perhitungan ANA VA Dan Uji-Tuckey. .187Perhitungan Anava 2 Jalan Hasil Belajar KimiaPebelajar MAN 1 Medan Dan MAN 2 Medan . .188xi

BAB IPENDAHllLlJANA. Latar Belakang MasalahGuru (pemhelajar) memiliki peran yang sangat strateg1s dalam kegiatanpembelajaran untuk mentransformasikan pengetahuan, keterampilan dan nilainilai kepada siswa (pebelajar). Oleh karena itu diperlu.kan pembelajar yangprofesional dalam membuat persiapan materi pembelajaran mulai darimedia, dan evaluasi serta dapat merealisasikan apa yang telah direncanakandengan tepat. Bila semua kegiatan pembelajaran telah dilaksanakan maka tujuandapa:t tercapai. Tercapainya tujuan pembelajaran diharapkan sekaligus akantercapai tujuan pendidikan untuk mencerdaskan bangsa akan tercapai pula.Proses pembelajaran membutuhkan pembelajar yang dapat menciptakanbagaimana proses pembelajaran itu menarik minat pebelajar untuk belajar.Pembelajar yang professional adalab seorang yang penuh dengan gagasan, ideide, dan metode yang tepat untuk mencapai proses pembelajaran yang efektif.Karirnan (2002) mengemukakan bahwa profesionalisme seorang pembelajar(teaching professiona/isme) merupakan suatu keharusan dalam menciptakansekolah berbasis pengetahuan yaitu pemahaman tentang pernbelajaran, kurikulum,dan perkembangan manusia tennasuk gaya belajar. Tercapainya prosespembelajaran yang efektif, ·pembelajaran hams dititikberatkan pada pencapaianhasil belajar yang optimal yaitu pebelajar yang memiliki kualitas pengetahuan dan1

kcmampuan dasar yang benar-benar sesuai dengan perkcmbangan ilmupengetahuan dan teknologi serta tuntutan perkembangan zaman. Pebelajar yangmemiliki kualitas pengetahuan dan kemampuan dasar tentunya akan memegangperanan penting untuk menemukan keberhasilan suatu proses. Tercapainyakeberhasilan suatu proses dalam pembelajaran sangatlah bervariasi dan hal iniakan memunculkan banyak hal dalam menentukan langkah selanjutnya untukmelakukan proses pembelajaran.Pada umumnya para ahli peodidikan sependapat bahwa dalam prosespembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran dipilih agar tujuanpembelajaran dan tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelurnnya dapatdicapai secara efektif dan efesien.Salah satu prosespembe\ajaran yang diterapkan dalamprosespembelajaran kimia di tingkat Sekolah Menengah Umum (SMU) atau di tingkatMadrasah Aliyah {MA), merupakan kelanjutan dari mata pelajaran llmuPengetahuan Alarn (IPA) di tingkat Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP). Bentukpembelajara.n kimia bila diterapkan dengan berbagai metode dan pendekatan yangtepat, dapat menimbulkan minat belajar pada diri pebelajar terlebih lagikarakteristik pembelajaran kimia yang membahas struktur materi, sifat danperubahan materi, komposisi materi, serta energi yang menyertai perubahanmateri. Selain itu mempelajari keterkaitan konsetrkonsep kimia ranterhadapperkembangan llmu pengetahuan alam dan teknologi serta dampaknya dalam2

kehidupan sehari-hari, rnisalnya saja pencemaran lingkungan oleh limbah industri,penggunaan obat-obatan yang tidak sesuai dengan dosisnya. penggunaan pupukyang tidak sesuai dengan keadaan tanah. Dengan demikian, bentuk pembelajarankimia yang telah dirancang sedemikian rupa oleh pembelajar dengan berbagaipendekatan dalam proses pembelajaran, akan ikut menentukan keberhasilanpebelajar dalam bel jar.Mata pelajaran kimia merupakan bahagian dari IPA yang mempelajaristruktur materi, komposisi materi, sifat dan perubahan materi serta energi yangdapat dikaji dari sudut pembahasan ilmu kimia. Misalnya air, banyak yang dapatdikaji, seperti bagaimana struktumya, unsur-unsur penyusunnya, sifat dan energiyang diperlukan untuk merubahnya serta reaksi-reaksi kimia yang menyertainya.Tujuan pembelajaran kimia seperti yang tercantum dalam Garis-GarisBesar Program Pengajaran (GBPP) 1994 adalah menguasai konsep-konsep kimiadan saling keterkaitannya serta penerapannya baik dalam kehidupan sehari-harimaupun dalam teknologi, mampu menerapkan berbagai konsep-konsep kimiauntuk memecabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi secarailmiah, menguasai konsep-konsep kimia untuk rneningk.atkan kesadaran akankemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). kelestarian lingkungan sertakebanggaan nasional. bersikap ilmiah dan menyadari kebenaran dan kekuasaanTuhan Yang Maha Esa.Berdasarkan tujuan tersebut, rnaka setiap pebelajar dituntut untuk mampumempersiapkan diri menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupannya yang3

selalu berkembang melalui latihan, ataupun bertindak dengan dasar pemikiranyang logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efisien serta membina hubunganyang baik dengan sesamanya.Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran kimia, pemerintah (institusiterkaif) telah me1aksanakan berbagai upaya dan kebijakan, antara lainmengadakan penyesuaian dan pengembangan kurikulum, penambahan sarana danprasarana pendidikan, perbaikan sistem pembelajaran, dan mengadakan penataranbagi pembelajar khususnya mata pelajaran kimia. Selanjutnya pemerintah jugaperkembangan zaman.Narnun berbagai upaya yang dilakukan belum mencapai hasil yangmaksimal. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya mutu pendidikan di Indonesiajika dibanding dengan negara lain. Rendahnya mutu pendidikan akan berakibatpada rendahnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.Berdasarkan perolehan nilai Ebtanas untuk mata pelajaran kimia masi.htergolong rendah, sebab rata-ratanya tidak mencapai nilai 6,0. Ha1 inimenunjukkan bahwa nilai tersebut masih jauh dari yang diharapkan. Meskipunditinjau dari fasilitas belajar, MAN 2 Medan telah memiliki fasilitas belajar yangmemadai sebab Mfu't 2 Medan yang berstatus sebagai MAN Model terdiri dari 25kelas (sekolah tipe A), lengkap dengan laboratorium dan perpustakaan babkandilengkapi dengan pusat sumber belajar (PSB).Rendahnya basil belajar kimia yang diperoleh dari NEM menurut IbuDra. Jati Setiasih selaku pembelajar kimia di MAN 2 Medan, salah satunya4

disebabkan kurangnya penguasaan pebelajar secara mcndalam akan materipelajaran kimia yang telah diajarkan. selain itu materi kurikulum yang harusdiajarkan begitu padat, sehingga pembelajar tidak mempunyai waktu yang cukupuntuk membahas soal-soal dan mengevaluasi penguasaan pebelajar akan materiyang telah diajarkan, disamping kurangnya keaktifan pebelajar dalam mencari danmenambah informasi tentang materi pembelajaran yang telah diterimanya, yaitudengan membaca berbagai literatur tentang mata pelajaran kimia.Menurut Kepala MAN 2 Medan, rendahnya basil belajar kimia tersebutam menerap anstrategi pembelajaran yang tepat. sehingga strategi pembelajaran yang diterapkanterkesan monoton dan tidak diperkaya dengan hal-hal baru yang dapatmembangkitkan motivasi belajar pebe'lajar.Dari informasi tersebut terlihat fenomena bahwa rendahnya minat danprestasi belajar dalam mata pelajaran kimia disebabkan oleh pembelajaran yangkurang mendukung terbadap pemahaman pebelajar dan berakibat kurangnyakeaktifan pebelajar dalam mengulang dan mengembangkan materi pelajaran yangtelah diterimanya Hal ini sejalan dengan penjelasan Wardiman dalam Nelvianti(2002), yang mengemukakan bahwa pembelajaran yang dilakukan saat ini kurangmendukung terhadap pemahaman pebelajar. terlalu banyak hafa1an dan k:urangdilengk.api dengan praktek-praktek di lapangan. Selanjutnya Suriasumantri (1986)menyatakan dua pokok permasatahan pendidikan yang mendasar, yaitutertinggalnya Indonesia di bidang IPTEK serta kurangnya kemampuan pebelajardalam memahami dan menerapkan teori-teori yang mereka kuasai dalam5

menghadapi masalah-masalah yang konkrit, sebab titik berat pembelajaran padahafalan dan bukan pada pengertian dan aplikasi.Disamping itu, kurikulum di Indonesia dapat dikatakan sangat padatsehingga tiap kali waktu untuk menyelesaikan kurikulum, waktu yang tersediatidak mencukupi (Rooijakkers, 1993). Bidang studi, pokok bahasan dan subpokok bahasan diuraikan berturut-turut secepat mungkin. Pembelajaran ini tidakmemberi kesempatan waktu bagi pebelajar untuk melatih kemampuannya.Pebelajar d.ianggap sudah menguasai bahan, padahal penguasaan itu npembelajarmenerapk.an strategi pembelajaran sangat berperan dalam memotivasi pebelajarmelalui berbagai pendekatan. Dengan demikian pebelajar diharapkan akan dapatmeningkatkan keterlibatannya dalam kegiatan pembelajaran.keterlibatan pebelajardalamkegiatanmeningkatkan hasil belajar. ikan dapatmelibatkanataumengalctifkan pebelajar dalam kegiatan pembelajaran, khususnya mata pelajarankimia. Salah satu yang dapat ditempuh oleh pembelajar adalah denganmemberik.an tugas kepada pebelajar. Pemberian tugas yang akan diberikan adalahpemberian tugas di awal dan di akhir pembelajaran. Pemberian tugas yangdiberikan kepada pebelajar di awal pembelajaran bertujuan untuk menuntunpebelajar mempelajari dan mengerjakan materi pelajaran berikutnya Untukmemberi kemudahan kepada pebelajar dalam mengeijakan tugas-tugas yangdiberikan, tugas tersebut dirancang sedemikian rupa oleh pembelajar sehingga6

tugas yang diberikan dapat disclesaikan. Dengan mengerjakan tugas inidiharapkan pebelajar semakin siap untuk menerima materi pelajaran berikutnya.Sedangkan pemberian tugas yang diberikan di akhir pembelajaran bertujuan untukmemberikan latihan dan pengulangan kepada pebelajar dalam menguatkankemampuan yang dimilikinya.Berdasarkan paparan tersebut, diasumsikan bahwa kekurangsiapanpebelajar dalam mengikuti pembelajaran dan kurangnya latihan dalammengerjakan materipelajaran kimia,akan menimbulkan dampakyangegiatanpembelajaran tersebut menjadi kurang efektif, sehingga pembelajaran menjadikurang bermakna. Pembelajaran kimia akan efektif dan bermakna apabiladiterapkan pemberian tugas di awal dan di akhir pembelajaran. Asumsi inididasari dari ungkapan Ausubel (1963) yang menyatakan belajar akan bermaknahila ada keterkaitan apa yang dipelajari dengan apa yang telah diketahui.Pernberian tugas kepada pebelajar di MAN 2 Medan berdasarkanpengamatan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Begitu juga dengan pemberiantugas yang diberikan kepada pebelajar di MAN 1 Medan. Tugas yang diberikanadalah tugas yang diberikan di akbir pembelajaran dan seeing tanpa melaluiperencanaan sebelumnya, sedangkan tugas di awal pembelajaran jarangdilaksaoakan. Menurut keterangan yang diperoleh dari pembelajar kimia MAN 1dan MAN 2 Medan bahwa pemberian tugas di awal pembelajaran saogat jarangdilaksanakan dan hasil belajar kimia kuraog memuaskan. Menanggapi hal inidiasumsikan bahwa rendahnya hasil belajar kimia disebabkan karena beberapa7

faktor pcmbelajaran, salah satu di antaranya adalah pendekatan pembelajaranyang belum tepat sehingga kurang terlibatnya pebelajar dalam kegiatanpembelajaran.Untuk mengantisipasi hal tersebut, pembelajar harus terus berupayamengefektifkannya, dengan memilih atau mengembangkan pembelajaran sesuaidengankondisiyang diprediksikandapat meningkatkanhasilbelajar.Pembelajaran akan semakin efektif hila strategi pembelajaran semakin sesuai1dengan kondisi yang ctapat mempengaruhi hasil belajar (Suhardjono, 1990). Olehemampuan unkarena imengembangkan atau menetapkan strategi pernbelajaran yang sesuai dengankondisi pembelajaran (seperti kecenderungan sifat 1Jebelajar yang lebih aktifdalam mencari, mengolah dan memanfaatkan berbagai infonnasi, serta memilikirasa percaya diri yang lebih tinggi) pebe1ajar yang diajar, artinya pembelajar harusberupaya mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan pebelajar, sepertiyang memiliki lokus kendali internal dan eksternal. Lokus kendali adalah salahsatu karakteristik pebelajar yang dapat berpengaruh terhadap keaktifan pebelajaruntuk mencari, mengolah dan memanfaatkan belbagai informasi kbususnya dalammelatih diri untuk menyelesaikan soal-soal, dan merupakan salah satukarakteristik pebelajar yang urgen untuk diuji berapa besar pengaruhnya terhadaphasil belajar. Oleh karenaitu. penelitian ini akan menguji apakah ada pengaruhpemberian tugas dan 1okus kendali terhadap basil belajar pada mata pelajarankimia.8

B. ldentifikasi MasalahSehubungan dengan gejala-gejala yang telah diuraikan, maka beberapapenanyaan dapat di identifikasi, antara lain: Apakah rnetode pernbelajaran tidaksesuai dengan kondisi pebelajar? l;:lagaimana hubungan strategi pengorganisasianisi pembelajaran dan karakteristik pebelajar dengan hasil belajar? Apakah strategipengelolaan pembelajaran tidak sesuai dengan karakteristik pebelajar? Apakahstrategi penyampaian isi pembelajaran tidak sesuai dengan tujuan dan krakteristik;isi pelajaran? Bagaimana pengaruh strategi penyampaian isi pembelajaran bilatidak sesuai densignifikan antara basil belajar kimia dengan pemanfaatan laboratoriilm yangefektif? Apakah tidak ada hubungan yang signifikan antara hasil belajar kimiadengan penggunaan alat praktikwn yang tepat dan benar? Bagaimana pengaruhantara kurangnya tenaga pembelajar kimia dengan basil belajar? Apakah tidakada hubungan yang signiflkan antara karakteristik belajar yang tinggi terhadaphasil belajar? Apakah teknik pembelajaran dan karakteristik pebelajarberpengaruh terhadap basil belajar? Bagaimanakah strategi pembelajaran kimiayang telah di1ak:ukan di sekolah tersebut? Bagaimanakah hasil belajar kimiadengan menggunakan strategi pembelajaran tersebut? Kemudian jika digunakanstrategi pembelajaran yang berbeda apakah basil belajar kimia juga akan berbeda?J ika dihubungkan dengan lokus kendali pebelajar, apakah pebelajar yang memilikilokus kendali internal berbeda dengan yang memiliki lokus kendali eksternaldalam perolehan basil belajar? Apakah pemberian tugas di awal sesuai bagipebelajar yang memiliki lokus kendali internal? Apakah pemberian tugas di akhir9

pembelajaran sesuai dengan pebelajar yang memiliki lokus kendali ekstemal?Apakah hasil belajar kimia yang diajar dengan pemberian tugas di awal leb ihtinggi dari pada hasil belajar yang diajarkan dengan pemberian tugas di akhirpembelajaran dari segi ha ;il belajar? Apakah pemberian tugas dan \okus kendahberpengaruh terhadap basil belajar mata pelajaran kimia?Sesungguhnya masih banyak pertanyaan lainnya yang dapat diajukansehubungan dengan rendahnya hasil belajar pebelajar seperti falctor-faktor internaldan ekstemal pebelajar. Untuk itu perlu diajukan pembatasan masalah yangC. Pembatasan MasalabPenelitian yang akan dilaksanakan ini dibatasi pada masalah sebagaiberikut:I. Pemberian tugas yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pemberian tugasyang diberikan kepada pebelajar di awal pembelajaran dan di akhirpembelajaran, dikaitkan dengan lokus kendali pebelajar. Hal ini disebabkankemungkinan keberhasilan pembelajaran kimia dipengaruhi oleh pemberiantugas dan lokus kendali.2. Lokus kendali yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu lolrus kendali internaldan lokus kendali eksternal pebelajar, dengan alasan lokus kendali eratkaitannya dengan tingkat kepercayaan pebelajar terhadap dirinya.3. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah mata pelajaran kimia, dengan alasanbahwa mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang sifatnya teoritikdan praktek.10

4. Ruang lingkup matcri yang dibahas meliputi pokok bahasan Laju Reaksi danKesetimbangan Kimia pada semester ganjilltiga), agar pebelajar memperolehkemampuan yang harus dimilikinya.D. Perumusan MasalabBerdasarkan uraian latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah,rumusan masalah yang akan diteliti adalah :l . Apakar pebelajar yang diberi perlakuan dengan pemberian tugas di awal, akanpebelajar yang diberi perlakuan dengan pemberian tugas di akhirpembelajaran?2. Apakah basil belajar kimia pebelajar yang memiliki \okus kendali internalberbeda dengan yang memiliki \ok:us kendali ekstemal?3. Apakah terdapat interaksi antara pemberian tugas dengan lok:us kendaliterhadap basil belajar kimia?E. Tujuan PenelitiaaSecara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambarantentang pengaruh pemberian togas dan lokus kendali terbadap basil belajar kimia.Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :1. Perbedaan secara keseluruhan basil belajar kimia yang diberikan perlakuandengan pernberian tugas di awal dan di akhir pembelajaran.2. Perbedaan secara keseluruhan basil belajar kimia bagi pebelajar yangmemiliki lokus kendali internal dengan yang memiliki lokus kendali eksternal.ll

3. lnteraksi antara pemberian tugas dan lokus kendali terhadap hasil belajarkimia.F. Manfaat PenelitianDari hasi I penelitian yang dilaksanakan di lapangan, diharapkanbermanfaat sebagai berikut :1. Sumbanganpernikiran bagi pembelajar, pengelola, pengembang, danlembaga-lembaga pendidikan dalammenanggapidinamika kebutuhan2. Bahan masukan bagi sekohh dan para pembelajar dalam upaya memahamikegiatan perancangan pembelajaran sebagai bagian dari aphkasi teoritisteknologi pembe1ajaran.3. Bahan perbandingan bagi peneliti lain yang membahas dan menelitipermasalahan yang sama dengan kondisi pebelajar yang berbeda.12

I. Pemberian tugas yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pemberian tugas yang diberikan kepada pebelajar di awal pembelajaran dan di akhir pembelajaran, dikaitkan dengan lokus kendali pebelajar. Hal ini disebabkan kemungkinan keberhasilan pembelajaran kimia dipengaruhi oleh pemberian tugas dan lokus kendali. 2.

Related Documents:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby. ac.id digilib.uinsby.ac.id 27 BAB II . merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan . atau feminim adalah gabungan blok-blok bangunan biologis dasar dan interpretasi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby. ac.id digilib.uinsby.ac.id saran dalam penulisan saya sayangi yang selalu mendoakan pe memberikan semangat dan motivasi kepada penulis menyelesaikan skripsi saya vii skripsi yang penulis rasakan sebagai pekerjaan

digilib.uin—by.ac.id digilib.uin—by.ac.id digilib.uin—by.ac.id digilib.uin—by.ac.id digilib.uin—by.ac.id digilib.uin—byKac.id digilib.uin—by.ac.id

SKRIPSI Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos) dalam Bidang Sosiologi Oleh : ASRORI IZZI I03214001 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PRODI SOSIOLOGI 2018 . digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id .

Simulasi dan Analisis Aliran Daya Pada Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Perangkat Lunak Electrical Transient Analyser Program(Etap) Versi 4.0 1)Rudi Salman Dosen Pendidikan Teknik Elektro FT Unimed 2)Mustamam Dosen Pendidikan Teknik Elektro FT Unimed 3)Arwadi Sinuraya Dosen Pendidikan Teknik Elektro FT Unimed 121 Gambar 2.2. Diagram Admitansi Pada

SNI DT-91-0009-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding. SNI DT-91-0010-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran. SNI DT-91-0011-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu. SNI DT-91-0012-2007 – Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai dan dinding.

Clean Up Kits, Biohazard Waste Bags, Medical Facility Fixtures, Waste Sharps Containers, First Aid and Safe-ty, Chemotherapy Products, Hand Sanitizer. You’re getting the best value in the industry. But, Unimed Government Services customers get m

Andreas Wagner Head of Building Science Group Karlsruhe Institute of Technology Department of Architecture. Background Occupant behaviour has a strong influence on building energy performance Reasons for occupants’ interventions: dissatisfaction with building automation interfaces are not designed/equipped for intended purpose designers / building managers do not fully consider –or .