PERAN PESANTREN DALAM MENGONTROL PERILAKU SANTRI (Studi Pondok . - UINSBY

1y ago
12 Views
2 Downloads
2.00 MB
98 Pages
Last View : 5d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Kaden Thurman
Transcription

PERAN PESANTREN DALAM MENGONTROL PERILAKU SANTRI(Studi Pondok Pesantren Al-Hidayah Asshomadiyah Sukorejo, Pasuruan)SKRIPSIDitujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana IlmuSosial (S.Sos) dalam Bidang SosiologiOleh :ASRORI IZZII03214001UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKPRODI SOSIOLOGI2018

ABSTRAKAsrori Izzi, 2018, Peran Pesantren Dalam Mengontrol Perilaku Santri (studi PondokPesantren Al-Hidayah Asshomadiyah Sukorejo, Pasuruan), Skripsi Program Studi SosiologiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya.Kata Kunci: Peran Pesantren, Kontrol, Perilaku SantriPermasalahan yang dikaji dalam penelitian ini ada dua yakni bagaimana peran pondokpesantren dalam mengontrol perilaku santri di Pondok Pesantren Al Hidayah AsshomadiyahSukorejo, Pasuruan dan apa langkah-langkah dalam mengontrol perilaku santri di PondokPesantren Al Hidayah Asshomadiyah Sukorejo, Pasuruan.Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknikpengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalammelihat peran pondok pesantren dalam mengontrol Perilaku santri di pondok pesantrenAlhidayah Assomadiyah Sukorejo, Pasuruan, yang identik dengan struktur serta fungsi yag adaini ialah teori Fungsional Sktruktural Talcott Parsons.Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa; (1) Peran pondok pesantren dalammengontrol perilaku santri bisa di lihat dari struktur yang ada mulai dari pengasuh, dewanasatidz, pengurus,kebijakan dan aturan memiliki peran penting yang yang saling terhubungdengan fungsionalnya yaitu santri yang menjalankan, mentaati serta menghormati kebijakanyang ada yang mana struktur fungsinal akan berjalan dengan baik dalam mengontrol perilakusantri di samping itu dari internal maupun eksternal pondok pesantren, juga merupakan faktoryang mana nantinya akan mempengaruhi perannya dalam semua sistem yang ada.(2).Langkah-langkah pondok pesantren dalam mengontrol perilaku santri harus sesuai denganapa yang di butuhkan oleh santri yang mana, santri merasa di lindungi oleh adanya suatukontrol bukan malah sebagai batasan ruang lingkupnya, perlu pemilihan langkah yang telitiketika mengontrol santri, mulai dari membuat, mensosialisasikan, memelihara sampaimenegakkan aturan, karena sudah terjadi ketika tidak tepat dalam memilih langkah akanberdampak besar terhadap suatu control itu sendiri, peraturan yang begitu mengikat biasmenjadi boomerang bagi yang membuat aturan bahkan bias disalahkan oleh pengasuh, namunperaturan yang tidak begitu mengekang akan membuat santri bersikap semuanya. Sehinggadibuat peraturan dalam control santri yang sedemikian rupa dalam bentuk larangan dantakziran bagi yang melanggarnya dan semua itu atas dasar persetujuan bersama.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL . . iPERSETUJUAN PEMBIMBING. . iiMOTTO . . iiiPERSEMBAHAN . .ivPERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULISANSKRIPSI. .vABSTRAK . viKATA PENGANTAR . viiDAFTAR ISI. ixBAB I : PENDAHULUAN . .1A. LatarBelakang masalah . .1B. Rumusan Masalah . .6C. Tujuan Penelitian . . .6D. Manfaat Penelitian. .7E. Definisi Konseptual. . .7H. Sistematika Pembahasan . 12BAB II : KAJIAN TEORETIK.14A. Penelitian Terdahuu . 14B. Kajian Pustaka . 16C. Fungsional Struktural-Talcott Parsons . 29BAB III : METODE PENELITIAN .A. Jenis Penelitian.B. Lokasi dan Waktu Penelitian.C. Pemilihan Subyek Penelitian .D. Tahap-Tahap Penelitian .E. Teknik Pengumpulan Data .F. Teknik Analisis Data .G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .3738383839404243BAB IV : PERAN PESANTREN DALAM MENGONTROL PERILAKUSANTRI . 46A. Deskripsi Umum ObjekPenelitian . 46B. Peran Pondok Pesantren Dalam Mengontrol Perilaku SantriAl-Hidayah Asshomadiyah Sukorejo Pasuruan. . .64C. Langkah-Langkah PondokPesantren Dalam MengontrolPerilaku Santri Al-Hidayah Asshomadiyah Sukorejo, Pasuruan.72D. Kontrol Perilaku Santri DalamTinjauanTeoriFungsionalisme Structural Talcott Parsons . 80ixdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V : PENUTUP . .85A. Kesimpulan . 85B. Saran . 87DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN-LAMPIRANPedoman WawancaraJadwal PenelitianDokumentasi di LapanganSurat Keterangan (bukti melakukan penelitian)Biodata Penelitixdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IPENDAHULUANA.Latar BelakangPendidikan merupakan suatu kewajiban yang harus dipelajari bagi setiapmanusia, dalam pendidikan tidak ada kata batasan yang membatasinya baik itupendidikan agama maupun pendidikan tentang dunia, pendidikan agama terutamaagama Islam erat kaitannya dengan pondok pesantren dimana pondok pesantrenmenjadi tempat kehidupan bagi santri dan sebagai sebuah lembaga pendidikanformal maupun non formal yang dapat menghasilkan anak bangsa yang memilikipendidikan yang berkualitas dibidangnya masing-masing. Pesantren merupakanlembaga pendidikan Islam yang tertua di Indonesia, sebagai sistem pendidikanyang lahir dan tumbuh melalui kultur Indonesia yang diyakini oleh sebagianpenulis telah mengadopsi model pendidikan sebelumnya yaitu dari pendidikanHindu dan Budha. Pesantren sendiri bisa dikatakan sebagai lembaga pendidikandan keagamaan yang memiliki perbedaan dari lembaga lainnya, dimanaPendidikan di pesantren meliputi pendidikan Islam yang menyeluruh baik itu ilmuyang dipelajari dalam dunia keislaman maupun dalam masyarakat tentangperilaku yang berakhlakul karimah, dalam pesantren sendiri terdapat para santriyang menetap di lingkungan pesantren dilihat dari terminologi, kata santri dalamkhasanah kehidupan bangsa Indonesia dan khususnya umat Islam mempunyai duamakna, yaitu pertama, menunjukan sekelompok peserta sebuah pendidikanpesantren atau pondok dan kedua, menunjukan akar budayanya sekelompok1digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2pemeluk Islam. Dalam tulisan ini arti yang pertamalah yang akan dikaji secaramendetail. Lebih lanjut, pembahasan atau pembicaraan tentang santri, tidak bisalepas dari pembicaraan tentang kiai maupun pesantren1, pesantren sendirimempunyai cara untuk mengatur bagaimana santri yang menjadi tanggugjawabnya mulai dari membuat peraturan demi mengontrol prilaku santri agarterpantau dalam lingkaran pengawasan.Pondok pesantren merupakan suatu komunitas pendidikan agama, dimanakyai, ustadz, santri dan pengurus pondok pesantren hidup bersama dalam satutempat, berlandaskan nilai-nilai agama Islam lengkap dengan norma-norma dankebiasaan-kebiasaannya sendiri, yang secara eksklusif berbeda dengan masyarakatumum yang mengitarinya. Kehidupan dalam pondok pesantren tidak terlepas darikontrol yang di lakukan oleh pengurus pondok pesantren agar bisa membedakansuatu hal yang halal-haram, wajib-sunnah, baik-buruk dan sebagainya ituberangkat dari hukum Islam dan semua kegiatan dipandang dan dilaksanakansebagai bagian dari ibadah keagamaan, dengan kata lain semua kegiatan danaktivitas kehidupan selalu dipandang dengan hukum Islam.Belajar atau proses pembelajaran dalam pandangan Islam adalah kewajibanbagi setiap individu. Sedemikian pentingnya kegiatan belajar dan pembelajaran,sehingga perintah yang pertama kali dalam ajaran islam ialah perintah membaca,jauh sebelum perintah ibadah-ibadah yang lain, hal ini menunjukkan bahwamembaca, belajar dan pembelajaran merupakan sarana untuk dapat menjalankanajaran-ajaran Islam yang lain termasuk ibadah, baik ibadah yang mahdhah1Binti maunah, Tradisi Intelektual Santri, (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2009), 16.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3maupun ibadah yang ghoiru mahdhah.2, dengan kata lain belajar dalam pondokpesantren merupakan kewajiban bagi setiap santri yang berda di pondok tersebut,tidak kemungkinan peran pesantren sangat di perlukan demi kemajuan belajaryang sesuai dengan apa yang di terapkan baik itu yang membahas tentang agamamaupun tentang yang lain. Secara tersirat inti dari belajar untuk meningkatkannilai dari diri sendiri untuk mendekatkan kepada sang pencipta, dalam pondokpesantren dapat meninggikan moral yang tinggi dan bisa untuk melatihmempertinggi semangat belajar untuk menghargai nilai-nilai spiritual dankemanusiaan, mengajarkan sikap dan tingkah laku yang jujur dan bermoral, danmenyiapkan para santri untuk hidup tanpa ketergantungan, peran pondokpesantren bisa sebagai tempat untuk menambah kualitas pada diri santri itu sendiridalam menyerap nilai-nilai agama Islam. Perilaku yang tidak bermoral juga dapatmembuat suatu masalah yang bisa menjatuhkan nama kelurga, sebab tidak jarangdijumpai pada suatu pesantren dimana santri yang dititipkan oleh orang tuanyakepada pengasuh pondok pesatren akan mengalami perubahan sikap yang bisamengangkat derajat nama keluraga karna perubahan perilaku tersebut meskipunperubahan itu tidak besar namun dampak yang di timbulkan sangatlah besar,dengan begitu kontrol yang harus diterapkan oleh pesantren terhadap santri harusdi perhatikan betul ketepatannya dalam menghadapi setiap permasalahan santri,banyaknya santri yang berada di pondok akan membuat pesantren semakinberfikir dalam mengontrol santri, pernyataan tersebut bisa dijadikan objekpenelitian yang penulis lakukan, sebuah pesantren yang memiliki santri dimana2Muhammad, Amin, Nur, Islam Dan Pembelajaran Sosial (Malang: UIN Malang Press, 2009),15.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4pesantren ini dalam mengontrol santri harus dengan bemacam cara supaya caratersebut bisa di terima di setiap santri, peran pondok pesantren dalam mengontrolprilaku santri merupakan suatu kewajiban meskipun tidak ada tali persaudaraantetapi layaknya seorang adik dan kakak yang memiliki hubungan kedekatanemosional yang tinggi, interaksi yang terjalin di antaranya merupakan polainteraksi yang mendidik agar membentuk suatu kepribadian yang penuh dengankekeluargaan.”Pesantren adalah sebuah kehidupan yang unik, sebagaimana dapatdi simpulkan dari gambaran lahiriahnya”.3Penjelasan ini merupakan pesantrenmenyatu dalam semua golongan.Adanya hal tersebut bisa terjadi karena perbedaan kepribadian dan factorlingkungan keaagamaan dalam perilaku kekeluargaan begitu tinggi sehunggaterjadi hal yang demikian menurut penulis sangat menarik untuk diteliti karenaadanya sebuah pertanyaan-pertanyaan yang begitu banyak tentang bagaimanaperan pondok pesantren yang begitu detail dalam mengatur setiap aktifitas santrimulai dari hal kecil sampai dengan hal yang besar dan juga dilihat perubahantersendiri di dalam pesantren yang lebih bersifat kekluargaan atapun justru bisamenjadikan suatu masalah disetiap hubungan dan pola perilaku yang berbedabeda karakter dan tujuan, sehingga banyak hal yang tidak bisa diprediksi akansuatu hal yang akan dihadapi pondok pesantren, meskipun sudah tertanam nilainilai agama dalam diri santri namun hal itu tidak bisa menjamin untukmenjauhkan dari masalah karna hal tersebut tidak bisa terlepas dari adanya peranhubungan yang baik dalam diri interpersonal masing-masing santri, dimana3Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi Esai-Esai Pesantren, (Yongyakarta:LKiSYongyakarta, 2001), 3.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5komunikasi interpersonal dapat lebih berperan untukmendekatkan hubunganantara sesama santri, pengasuh, pengurus, maupun masyarakat yang ikut terlibatdalam lingkaran pesantren, santri sendiri merupakan siswa yang tinggal dipesantren, guna menyerahkan diri,4 dengan begitu santri akan siap menerimaapapun yang menjadikewajibannya, dengan begitu adanya peran yang ada dapatmenentukan ke arah mana pondok pesantren berjalan.Ada berbagai bentuk peran yang ada dalam pondok pesantren atau perilakusantri yang bermacam-macam nantinya akan memiliki tanggung jawab yang beratterutama dalam hal pantauan atau mengontrol sejauh mana santri berkembangdalam berperilaku, di antara santri dengan pengurus pondok pesantren adalahinteraksi personal (individual) dan kolektif (kelompok). Pola perilaku hubungansecara khusus antara santri dengan pengurus secara personal atau individual inidapat berbentuk pemanggilan-pemanggilan dan atas keinginan (kepentingan)santri sendiri, antara pengontrolan perilaku santri adakalanya karena santridibutuhkan oleh pengurus, santri memiliki masalah, dan adakalanya juga karenasantri ingin mendapatkan kedekatan secara khusus terhadap pengurus supaya bisabelajar dengan baik.Dalam praktiknya seringkali pengurus ataupun santri menggunakanpembelajaran sosial dari lingkungan sekitar padahal pembelajaran adalah prosessaling mempengaruhi antara satu individu dengan individu yang lain atau individudengan kelompok. Pembelajaran sosial adalah proses pembelajaran yangdilakukan manusia ketika terjadi proses sosialisasi dan interaksi sejak ia lahir4Ibid, 15.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6hingga akhir hayatnya5, proses pembelajaran sosial itu pengurus selalu bersikapterbuka jika ada seorang santri yang memberikan masukan ataupun hanya inginberdiskusi memecahkan masalah pembelajaran atau masalah yang di hadapi santriitu sendiri, adanya pembahasan pondok pesantren yang sangat luas dengan begitupeneliti membatasi serta menfokuskan pada satu pondok pesantren, denganadanya hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang“Peran Pondok Pesantren Dalam Mengontrol Perilaku Santri” (Studi di pondokpesantren Al-Hidayah Asshomadiyah Sukorejo, Pasuruan).B.Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang ada, maka perumusan masalah dalampenelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:1.Bagaimana peran pondok pesantren dalam mengontrol perilaku santri diPondok Pesantren Al-Hidayah Asshomadiyah Sukorejo, Pasuruan?.2.Apa langkah-langkah dalam mengontrol perilaku santri di PondokPesantren Al-Hidayah Asshomadiyah Sukorejo, Pasuruan?.C.Tujuan PennelitianBerdasarkan rumusan masalah diatas adapun tujuan penelitian sebagaiberikut;1.Untuk mengetahui peran pondok pesantren dalam mengontrol perilakusantri di Pondok Pesantren Al-Hidayah Asshomadiyah Sukorejo,Pasuruan.5Muhammad Amin Nur, Islam Dan Pembelajaran Sosial (Malang: UIN Malang Press, 2009), 1.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

72. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam mengontrol perilaku santri diPondok Pesantren AL-HidayahAsshomadiyah Sukorejo, Pasuruan.D.Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi civitasakademik baik secara teoritis maupun praktis:1. Secara TeoritisHasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan dalam upayamemberikan informasi ilmiah terkait dengan peran pndok pesantren dalammengontrol pola perilaku santri, serta mengembangkan wawasan nAl-HidayahAsshomadiyah Sukorejo, Pasuruan.2. Secara PraktisSebagai upaya pemecahan masalah yang ada terkait dengan perananPondok Pesantren Al-Hidayah Asshomadiyah Sukorejo, Pasuruan dalammegontrol pola perilaku santrinya dan menjadi alternative bagi keluarga,masyarakat maupun ustadz untuk mengatasi problem yang dihadapi.E.Definisi KonseptualDefinisi konseptual merupakan bahasan mengenai judul yang membutuhkanpenjelasan secara mendalam tentang pengertian dari setiap kata dalam judul yangakan di jabarkan, definisi konseptual sendiri berguna untuk mejelaskan apa yangada dalam judul supaya pembaca memiliki penjelasan dan tidak sampaidigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8mengalami kesalapahaman sehingga akan berdampak merugikan pembacamaupun penulis.1. PeranPeran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lainterhadap seseorang sesuai dengan kedudukannya dalam suatu sistem. Peranadalah suatu pola sikap, nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang yangberdasarkan posisinya dimasyarakat. Peran juga diartikan sebagai serangkaianperilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsiindividu dalam berbagai kelompok sosial. Peran merupakan salah satukomponen dari konsep diri. Peran merupakan fulngsi seseorang atau sesuatudalam kehidupan.6 Peran sendiri sangat penting adanya karena memiliki halpenting dalam keteraturan suatu fungsi dimana bisa dikatakan sebagai salahsatu penggerak keteraturan.2. Pondok PesantrenPengertian pesantren berasal dari kata santri yang berarti seseorang yangbelajar agama Islam, kata santri tersebut kemudian mendapat awalan “pe” danakhiran “an” yang berarti tempat tinggal santri. Dengan demikian pesantrenmempunyai arti tempat orang berkumpul untuk belajar agama Islam.7 Adajuga yang mengartikan pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam6Tim penyusun, KBBI( Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1155.Hanun Asrohah, Pelembagaan Pesantren Asal usul dan Perkembangan Pesantren Di Jawa(Jakarta: BagianProyek PeningkatanInformasi Penelitian dan Diklat Keagamaan,2004), 30.7digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9Indonesia yang bersifat “tradisional” untuk mendalami ilmu tentang agamaIslam dan mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian.“Pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan merupakan realitasyang tak dapat di pungkiri”8Pesantren adalah lembaga pendidikan Islamdimana para santri biasa tinggal di pondok (asrama) dengan materi pengajarankitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum bertujuan untuk menguasai ilmuagama islam secara detail serta mengamalkan sebagai pedoman hidupanbermasyarakat.Pondok pesantren secara definitif tidak dapat diberikan batasan yang tegasmelainkan terkandung fleksibilitas pengertian yang memenuhi ciri-ciri yangmemberikan pengertian pondok pesantren. Jadi pondok pesantren belum adapengertian yang lebih konkrit karena masih meliputi beberapa unsur untukdapat mengartikan pondok pesantren secara komprehensif.3. KontrolDi dalam masyarakat bahkan dalam pemerintahan dan berbangsa danbernegara, sangat memerlukan fungsi kontrol agar dapat saling mengingatkan,menasehati, memberi bimbingan, menertibkan bahkan sampai memberikansanksi sosial dan sanksi hukum. Karena dengan adanya kontrol segalakeinginan masyarakat dan kepentingan masyarakat dapat dicapai danterpenuhi sesuai dengan kebutuhannya, begitupun dengan pondok pesantren8Abdul A‟la, Pembaruan Pesantren,(Pustaka Pesantren, 2006),15.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10perlu adanya suatu bentuk kontrol dalam pengawasan santri yang di harapakanapa yang dilakukan oleh santri bisa tekontrol dengan baik oleh pemegangkendali.Kontrol sebagai proses, menurut Ndraha9 kontrol dapat dilakukan olehsiapa saja yang berkepentingan terhadap suatu organisasi atau kelompokmasyarakat. Kontrolsering diterjemahkansebagai pengawasan ataupengendalian apapun baik itu perkataan yang diucapkan sampai perbuatanyang dilakukan, sehingga di harapakan adanya kontrol menjadi salah satu nilaidalam masyarakat dan sebagai pembatas ruang lingkupnya. Pada hakikatnyadalam kehidupan masyarakat perlu ada keseimbangan, supaya kehidupanmasyarakat tercipta suasana tertib, aman dan damai sesuai dengan tujuanhidup bersama.4. PerilakuPerilaku pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itusendiri, perilaku juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut,baik dapat diamati secara langsung atau tidak langsung dan hal ini berartibahwa perilaku terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untukmenimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan, dengan demikian suaturangsangan tertentu akan menghasilakan reaksi perilaku tertentu .Menurut Skinner juga merumuskan bahwa perilaku merupakan responatau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena9Ndraha, Talizidhuhu, Budaya Organisasi(Jakarta: Rineke Cipta,2003), 197.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dankemudian organisme tersebut merespon. Maka teori Skinner ini disebut teori“S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respons.105. a“santri”digambarkan menjadi dua pengertian yaitu, Pertama bahwa “santri” itu berasaldari perkataan “Sastri”, sebuah kata dari saskerta, yang artinya melek huruf.karena kira-kira pada permulaan tumbuhnya kekuasaan politik islam diDemak, Kaum santri adalah kelas “Literary” bagi orang Jawa. Ini disebabkanpengetahuan mereka tentang agama melalui kitab-kitab bertulisan danberbahasa Arab. Dari sini bisa kita asumsikan bahwa menjadi santri berartijuga menjadi mengerti agama (melalui kitab-kitab tersebut). Kedua, santriberasal dari bahasa Jawa, persisnya dari kata “cantrik”, yangartinyaseseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru ini pergimenetap. Tentunya dengan tujuan dapat belajar darinya mengenai suatukeahlian. Pola hubungan “guru-cantrik” itu kemudian diteruskan dalam masaislam. Pada proses selanjutnya “guru-Cantrik” menjadi “guru-santri”. Karenaguru di pakai secara luas, yang mengandung secara luas, untuk guru yangterkemuka kemudian digunakan kata Kyai, yang mengandung arti tua atau10Umi Kulsum, Pengantar Psikologi Sosial(Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2014), 61.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12sacral, keramat, dan sakti. Pada perkembangan selanjutnya, dikenal istilahKyai-santri. 11F.Sistematika PembahasanPenelitian ini diuraikan menjadi beberapa bab dan sub bab untukmemudahkan dalam penulisan agar runtut dan mudah dipahami. Adapunsistematikanya yaitu sebagai berikut:1.Bab I Pendahuluan: Peneliti memberikan gambaran tentang latarbelakang masalah yang di teliti yaitu tentang peran pesantren dalammengontrol perilaku santri, rumusan masalah yang menjadi focus dalampenelitian ini, tujuan penelitian supaya ada kejelasan dalam pencapaianpenelitian, manfaat penelitian yang nanti bisa berguna bagi peneliti danlainnya serta, definisi konseptual yang mejelaskan apa yang ada dalamjudul supaya memiliki penjelasan sehingga tidak sampai mengalamikesalapahaman dalam memahaminya.2.BAB II Kajian Teoretik: Meliputi kajian pustaka (beberapa referensiyang di gunakan untuk menelaah obyek kajian), kajian teori (teori yangdigunakan untuk menganalisis masalah penelitian), dan peneliti terdahuluyang relevan (referensi hasil penelitian oleh peneliti terdahulu yang miripdengan kajian peneliti).3.BAB III Metode Penelitian: Peneliti memberikan gambaran tentangdata-data yang di peroleh.Penyajian data dapat berupa tertulis atau dapat11Nurcholish, Madjid, Bilik-bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan (Jakarta:Pramadina, 2010),19-20.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13juga di sertakan gambar. Sedangkan analisis data dapat di gambarkanberbagai macam data-data yang kemudian di tulis dalam analisisdeskriptif.4.BAB IV Penyajian data dan analisis teori5.BAB V Penutup: Peneliti menuliskan kesimpulan dari permasalahandalam penelitian, dan memberikan rekomendasi atau saran untuk penelitiselanjutnya.6.Daftar Pustakadigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14BAB IIKAJIAN TEORETIKA.Penelitian Terdahulu1.Jurnal penelitian mengenai pondok pesantren ini sebelumnya sudahpernah diteliti oleh Ida Rahmawati dengan judul POLA PEMBINAANSANTRI DALAM MENGENDALIKAN PERILAKU IPURO, KECAMATAN PUNGGING, MOJOKERTO.Pokok pembahasan : isi dari jurnal tersebut membahas mengenai polapembinaan santri dalam upaya pengendalian tindak penyimpangan santridari yang sudah diatur oleh peraturan pondok pesantren maupun dengankebiasaan pola hidup yang dijalani berbeda dengan pola hidup sebelumberada dipondok dengan begitu sesuatu yang dirasa ada yang kurangdalam pembinaan yang berlangsung bisa dikendalikan dengan pembinaanyang lebih khusus.Persamaan : pada jurnal tersebut sama-sama mengandung pembahasanmengenai masalah peran pondok pesantren dan perilaku santri dipondokpesantren.Perbedaan : perbedaannya terlihat dari fokus penelitian serta sasarannya.Jurnaltersebutterfokus padapola pembinaan santridalammengendalikan perilaku menyimpang, sasarannya pun berbeda, jurnaltersebut sasarannya adalah santri pondok pesantren Sabilul Muttaqindesa Kalipuro, Kecamatan Pungging, Mojokerto sedangkan penelitian inidigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15terfokus pada peran pondok pesantren dalam mengontrol perilaku santridi pondok pesantren Al Hidayah Asshomadiyah Sukorejo, KabupatenPasuruan.2.Jurnal penelitian seelanjutnya dilakukan oleh Wahyu Nugroho Ponpesal-Hasan, Salatiga dengan judul „‟PERAN PONDOK PESANTRENDALAM PEMBINAAN KEBERAGAMAAN REMAJA‟‟.Pokok pembahasan : isi dari jurnal tersebut membahas mengenaipembinaan keberagamaan dalam pondok pesantren al-Hasan terhadapproblematika keberagamaan remaja secara langsung serta membahasbagaimana pembinaan yang benar-benar tepat kepada remaja adanyakeberagamaan.Persamaan : melihat dari pembahasannya terdapat persamaan yaitusama-sama mengandung tentang peran pondok pesantren.Perbedaan : perbedaan yang terlihat dari pembahasannya yaituperbedaan mengenai peran pondok pesantren dalam pembinaankeberagamaan remaja sedangkan yang akan dibahas oleh peneliti yaituperan pesantren dalam mengontrol perilaku santri.3.Skripsi penelitian selanjutnya oleh suprapti wulaningsih dari jurusanpendidikan agama islam fakultas ilmu tarbiyah keguruan UniversitasIslam Negeri Sunan Kalijaga Yogjakarta yang berjudul „‟PERANPONDOK PESANTREN AS-SALAFIYYAH DALAM KARAKTERSANTRI DI DESA WISATA RELIGI MLANGI‟‟.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16Pokok pembahasan :isi dari skripsi tersebut membahas mengenaipembiasaan yang di lakukan di desa wisata religi mlangi sebagaikampung santri dengan begitu pokok pembahsannya berada di peranpndok pesantren dan karakter santri.Persamaan : melihat dari pembahasannya terdapat persamaan yaitusama-sama mengandung tentang peran pondok pesantren.Perbedaan : perbedaan yang terlihat dari pembahasannya yaituperbedaan mengenai peran pondok pesantren as-salafiyyah dimanapondok pesantren ini mengikuti metode pembelajaran yang kental akantradisional dan juga dalam pembahsann ya fokus kepada karakter santridi desa wisata religi mlangi.B.Kajian Pustaka1. Peran Pondok PesantrenPondok Pesantren memiliki tanggung jawab yang harus dilaksanakandengan baik sebagai lembaga pendidikan yang memegan

SKRIPSI Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos) dalam Bidang Sosiologi Oleh : ASRORI IZZI I03214001 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PRODI SOSIOLOGI 2018 . digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id .

Related Documents:

Anak Dengan Hambatan Perilaku Emosi dan Sosial 1 BAB 1 KONSEP PERILAKU SOSIAL DAN EMOSI A. Konsep Perilaku 1) Pegertian Perilaku Istilah Perilaku merupakan sinonim dari respon, atau reaksi,aktivitas, aksi, kinerja. Jadi dapat dikatakan bahwa perilaku adalah segala sesuatu yang dikatakan maupun yang dilakukan oleh manusia.

Berdasarkan gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku organisasi terbentuk dari perilaku individu-individu dalam organisasi tersebut, perilaku kelompok atau tim, dan perilaku institusi. Studi perilaku organisasi merupakan hasil gabungan dari beberapa disiplin ilmu

perilaku organisasi, tantangan dan peluang perilaku organisasi, dan disiplin ilmu pendukung perilaku organisasi. Arti dan Makna Perilaku Organisasi Perilaku menurut Hersey dan Blanchard (1992:15) pada dasarnya berorientasi tujuan dimotivasi oleh keinginan untuk

Kesehatan merupakan investasi sumber daya manusia dan merupakan tanggung jawab bersama. Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan agama Islam yang akan menghasilkan manusia yang berkualitas. Untuk meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia di pesantren, maka diharapkan lembaga pendidikan pondok pesantren termasuk komunitas pesantren, yang berisiko tinggi untuk terjangkit penyakit .

Perilaku organisasi dapat di terapkan secara luas dalam perilaku orang – orang semua jenis organisasi seperti bisnis , sekolah dan organisasi jasa, apapun organisasi itu, ada kebutuhan untuk memahami perilaku organisasi. Menurut pendapat Dharma (1993: 5-6) dalam bukunya “perilaku dalam

kali 1 sesi dilakukan pada pasien resiko perilaku kekerasan dengan tujuan untuk mengontrol marah pasien. Pengkajian Keperawatan, pengkajian keperawatan yang dilakukan pada selasa, 18 Februari 2020 didapatkan hasil identitas pasien merupakan seorang perempuan bernama Ny. S pasien dengan resiko perilaku kekerasan. Alasan pasien

perilaku organisasi. 3. Pendekatan dalam Perilaku Organisasi Dengan adanya interaksi atau hubungan antar individu dalam organisasi, maka penelaahan terhadap perilaku organisasi haruslah dilakukan melalui pendekatan-pendekatan sumber daya manusia (supportif), pendekatan kon

Cambridge University Press. Whittaker, J.C. 1994. Flintknapping: Making and Understanding Stone tools. Austin University of Texas Press. The following articles give a good overview of, and references about the topic: Andrefsky, W. Jr. 2009. The analysis of stone tool procurement, production and maintenance. Journal of Archaeological Research 17 .