MACAM-MACAM RAGAM BAHASA INDONESIA - Gunadarma

1y ago
20 Views
4 Downloads
536.57 KB
15 Pages
Last View : 1d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ronan Garica
Transcription

MACAM-MACAM RAGAM BAHASA INDONESIA Yuning Ika R. Universitas Gunadarma

Macam-macam Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan media: 1. ragam lisan 2. ragam tulis

1. ragam dialek Berdasarkan cara pandang penutur : 2. ragam terpelajar 3. ragam resmi 4. ragam tak resmi

1. ragam bahasa ilmiah; 2. ragam hukum; 3. ragam bisnis; Berdasarkan topik pembicaraan : 4. ragam agama; 5. ragam sosial; 6. ragam kedokteran; 7. ragam sastra;

Ragam Lisan Ragam Tulis Memerlukan orang kedua/teman bicara; Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara; Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu; Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu; Tidak harus memperhatikan unsur Harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta gramatikal bahasa tubuh. Berlangsung cepat; Berlangsung lambat; Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu; Selalu memakai alat bantu; Kesalahan dapat langsung dikoreksi; Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi; Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.

Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa itu sendiri dengan pemakainya. Laras bahasa dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yakni laras bahasa biasa dan laras bahasa khusus. Laras bahasa biasa digunakan oleh masyarakat luas, sedang laras bahasa khusus dalam pemakaian khusus. Contoh dalam penulisan berita menggunakan laras bahasa jurnalistik.

Ciri bahasa Indonesia ragam keilmuan/ilmiah : Bahasa Indonesia ragam baku; Penggunaan kalimat efektif; Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda; Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias; Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan; Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea.

Bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakainya (penggunaannya sesuai dengan situasi komunikasi); Bahasa yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten. penggunaannya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia itu meliputi tata bunyi,tata bentuk kata, tata kalimat, dan tata tulis. Tata tulis itulah yang disebut ejaan.

Ejaan Van Ophujsen ( nama seorang guru Belanda yang meminati bahasa ) tahun 1901; Ejaan Soewandi ( Menteri P & K Republik Indonesia) tahun 1947; Ejaan Melindo (Melayu – Indonesia) tahun 1958; Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) diresmikan tanggal 16 Agustus 1972.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah cara menggambarkan bunyibunyi (kata, kalaimat, dan sebagainya) dalam tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca (KBBI, 2008:353). Penjelasan itu mengandung pengertian bahwa ejaan hanya terkait dengan tata tulis yang meliputi pemakaian huruf, penulisan kata, termasuk penulisan kata atau istilah serapan, dan pemakaian tanda baca. Dalam ejaan tidak terdapat kaidah pemilihan kata atau penyusunan kalimat.

Huruf j untuk kata : sajang, bajang, pajah, dll. Huruf oe untuk kata: goeroe, boekoe, dll. Tanda diakritik berbentuk koma ain, untuk kata : ta’ , pa’

Huruf oe berubah menjadi u: buku, saku, guru dll. Tanda diakritik berubah menjadi k, seperti : tak, pak. Awalan dan kata depan di & ke ditulis serangkai / digabungkan dengan kata yang mengikutinya. Angka 2 dipakai untuk pemakaian kata ulang.

Ejaan ini diresmikan 16 Agustus 1972 oleh Presiden Suharto Presiden Soeharto berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972., kemudian pada tahun 1976 disusunlah buku pedoman mengenai EYD. 1. Pemakaian huruf 2. Penulisan huruf 3. Penulisan kata 4. Penulisan unsur serapan 5. Pemakaian tanda baca / pungtuasi

Ophuijsen Republik/Soewandi EYD djoedjoer setoedjoe tjoetjoe setjertjah chawatir choesoes njanji menjoeroeh sjarat moesjawarah sajang bajang Bapa’ Tida’ Ma’mur Ra’yat ‘ilmu ‘akal Jum’at Do’a Ma’af djudjur setudju tjutju setjertjah chawatir chusus njanji menjuruh sjarat musjawarah sajang bajang bapak tidak makmur rakyat ilmu akal Jumat doa maaf jujur setuju cucu secercah khawatir khusus nyanyi menyuruh syarat musyawarah sayang bayang bapak tidak makmur rakyat ilmu akal Jumat doa maaf

Ophuijsen tj dj j nj ch sj oe Republik tj dj j nj ch sj u EYD c j y ny kh sy u

Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa itu sendiri dengan pemakainya. Laras bahasa dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yakni laras bahasa biasa dan laras bahasa khusus. Laras bahasa biasa digunakan oleh masyarakat luas, sedang laras bahasa khusus dalam pemakaian khusus. Contoh dalam penulisan berita menggunakan laras bahasa .

Related Documents:

manusia. Selain berfungsi sebagai alat komunikasi, bahasa juga memiliki beberapa fungsi lain. Bahasa gaul merupakan salah satu ragam bahasa, sehingga penggunaan bahasa gaul juga memiliki fungsi tersebut. Jacobson (dalam Suparno, 2013: 18) membagi fungsi bahasa menjadi enam fungsi, yaitu: fungsi emotif,

bersifat universal. Dalam penggunaan bahasa terdapat perbedaaan‐ perbedaan penggunaan bahasa yang dikenal dengan sebutan ragam bahasa. Penggunaan ragam bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor geografis dan sosial. Fishman (1972:2‐3) menyebutkan

satu ke dalam bahasa lainnya yang disebut interferensi leksikal bahasa Indonesia dalam bahasa Jawa. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini, adalah (1) apa saja wujud interferensi leksikal bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa yang terdapat pada teks berita Pawartos Jawi Tengah di Cakra Semarang TV?, (2) faktor-faktor apa saja yang .

dengan bahasa seseorang bisa berkomunikasi dengan orang lain. Dalam berkomunkasi, bahasa menjadi alat yang paling efektif untuk menyampaikan pesan. Bahasa memiliki ragam dalam pemakaiannya. Bahasa dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan, sesuai dengan kebutuhan dan tujuan komunikasi tersebut.

1.2.2 Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata ) : a. Tata Bahasa : 1) Ragam Bahasa lisan a) Nia sedang baca surat kabar. b) Ari mau nulis surat. c) Tapi kau tak

tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata, susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide atau gagasan. Ragam Bah

etnis Tionghoa Jawa Timur telah terinterferensi oleh bahasa Jawa, bahasa Indonesia, bahasa Tionghoa, maupun dialek Suruboyoan. Hasil analisis tampak dalam Tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Bentuk interferensi yang terjadi pada lagam etnis Tionghoa Jawa Timur Bentuk lagam kata Bentuk interferensinya dari bahasa Indonesia atau bahasa Jawa atau bahasa

Ratio 104 121 143 165 195 231 273 319 377 473 559 649 731 841 1003 1247 1479 1849 2065 2537 3045 3481 4437 5133 6177 7569 50 Hz 60 Hz 13.9 12.0 10.1 8.79 7.44 6.28 5.31 4.55 3.85 3.07 2.59 2.23 1.98 1.72 1.45 1.16 0.98 0.754 0.702 0.572 0.476 0.417 0.327 0.282 0.235 0.192