BAHASA INDONESIA DAN PENULISAN ILMIAH - UNIMAL

2y ago
162 Views
51 Downloads
2.05 MB
265 Pages
Last View : 2d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Konnor Frawley
Transcription

JUNI AHYAR, S.Pd., M.Pd.BAHASA INDONESIADANPENULISAN ILMIAHPenerbit CV. BieNa Edukasi, Lhokseumawe, 2015

2015 BieNa EdukasiAll rights reserved. No part of this publication may bereproduced or transmitted in any form or by any means,electronic or mechanical, including photocopy, recording, orany information storage and retrieval system, withoutpermission in writing from the publisher. Requests forpermission to make copies of any part of this publicationshould be mailed to:PermissionBieNa EdukasiJl. Madan No. 10C GeudongLhokseumawe – Aceh – Indonesia 24374Email: bienaedukasi@gmail.comPrinted in Lhokseumawe, 2015JUNI AHYAR, S.Pd., M.Pd.Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah / JuniAhyar - 1st ed. – Lhokseumawe: CV. BieNa Edukasi,2015, 239 hlm. Bibliografi: hlm. 240ISBN 978-602-1068-05-2Penerbit:CV. BieNa EdukasiLayout and Cover Design:Juni Ahyar

JUNI AHYAR, S.Pd., M.Pd.BAHASA INDONESIADANPENULISAN ILMIAHPenerbit CV. BieNa Edukasi, Lhokseumawe, 2015

PENGANTAR PENULISSyukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah swt yangtelah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan buku inidapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Buku ini ditulis dalam konteksupaya memfasilitasi mahasiswa dan masyarakat umum yang peduliterhadap Bahasa Indonesia baik di perguruan tinggi maupun di masyarakat.Buku yang berjudul “Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah”. Sepertidiketahui, bahasa Indonesia dewasa ini menjadi mata kuliah wajibperguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Ada beberapa alasanPemerintah menetapkan hal itu. Alasan yang umum, pembinaan terhadappenutur bahasa, yaitu agar mereka mampu menggunakan bahasa Indonesiayang baik dan benar, harus terus menerus dilaksanakan. Alasan yangkhusus, mahasiswa sebagai calon sarjana harus dibina kemampuannyamenggunakan ragam lisan dan tulisan yang resmi dan lugas. Darimahasiswa dituntut kemampuan menyusun makalah, laporan bacaan, danlaporan penelitian yang tidak saja berbobot, melainkan juga jelaspenalarannya dan runtut penuturannya. Kemampuan ini secara khususdiperhatikan di dalam penyusunan bahan perkuliahan Bahasa Indonesia diperguruan tinggi. Oleh karena itu, buku ini dimaksudkan sebagai rujukanutama bagi mahasiswa dalam dalam belajar Bahasa Indonesia di perguruantinggi. Di samping itu, mahasiswa juga diminta membaca buku-bukureferensi lainnya yang relavan sebagaimana tertera pada daftar pustakabuku ini. Penyusunan buku ini didasari pada peranggapan bahwa salah satuwujud peningkatan kualitas pembelajaran adalah dengan carapengembangan bahan ajar oleh masing-masing staf pengajar sesuai denganspesialisasi ilmu yang digelutinya dalam bentuk buku. Permasalahanselama ini, antara lain, adalah mahasiswa dan masyarakat mengeluh karenatidak tersedianya referensi yang representatif sebagai bahan rujukan utamadalam belajar mata kuliah-mata kuliah tertentu. kepada mahasiswadianjurkan mencari, meminjam, membeli, dan membaca buku-bukureferensi yang ditunjuk oleh staf pengajar sesuai dengan sebaran materiyang tercantum dalam silabus. Mungkin hal itu hanya berupa anjuran,mahasiswa sering tidak memperhatikan hal tersebut. Dengan perkataan laini

mahasiswa tetap tidak sungguh-sungguh mempelajari referensi yang telahditunjuk tersebut.Di samping itu, umumnya mahasiswa tidak memiliki alokasi danayang memadai untuk membeli sejumlah buku referensi yang merekabutuhkan. Hal ini berangkali dapat dimaklumi. Oleh karena itu, penyediaanbahan ajar; yang materinya diserap dari berbagai sumber yang representatifdan mutakhir; oleh staf pengajar dalam wujud buku ajar atau modul kuliahmerupakan solusi alternatif yang dapat diberikan. Dengan demikian,mahasiswa pun tidak merasa keberatan memiliki dan mempelajari bahantersebut.Dalam buku ini disajikan materi diantaranya meliputi kata, frasa,ejaan, kalimat, alinea, diksi, dan penulisan ilmiah untuk mengujikemampuan materi ajar masing-masing diberikan latihan di setiap akhirmateri.Penulis menyadari bahwa buku ini masih perlu dikembangkan dandisempurnakan. Oleh karena itu, buku ini pada suatu saat perlu revisisepaya lebih sempurna dimasa yang akan datang. Dengan demikian sarandan masukan dari berbagai pihak, khusunya dari tim pengajar dan parapembaca yang bersifat membangun sangat diharapkan.Aamiin ya Rabbal Alamin Lhokseumawe, Februari 2015Penulis,Juni Ahyar, S.Pd., M.Pd.ii

DAFTAR ISIKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB IPENDAHULUANA. Hakikat BahasaB. Fungsi BahasaC. Ragam Bahasa1. Ragam Bahasa Berdasarkan Media/Sarana2. Ragam Bahasa Berdasarkan PenuturD Bahasa Indonesia yang Baik dan BenarBAB IIEJAANA. EjaanB. Pemakaian HurufC. Pemenggalan Suku KataD. Penulisan Huruf KapitalE. Pemakaian Huruf MiringF. Penulisan KataG. SingkatanH. AkronimI. Angka dan Lambang BilanganJ. Penulisan Unsur SerapanK. Penulisan Tanda BacaBAB IIIJENIS KATAA. Kata Kerja (Verba)B. Kata Sifat (Adjektiva)C. Kata Benda (Nomina)D. Kata Bilangan (Numeralia)E. Kata Ganti (Pronomina)F. Kata Keterangan (Adverbia)G. Kata Tunjuk (Demonstrativa)H. Kata Tanya (Interogativa)I. Kata Sandang (Artikula)J. Kata Depan (Proposisi)K. Kata Seru (Interjeksi)L. Kata Penghubung (Konjungsi)M. Kata Ulang 92424293134353638394243454548

BAB IVKALIMATA. Pengertian KalimatB. Unsur-Unsur Kalimat1. Subjek2. Predikat3. Objek4. Pelengkap5. Keterangan6. Konjungsi7. ModalitasC. Struktur Kalimat1. Kalimat Tunggal2. Kalimat Majemuk2.1. Kalimat Majemuk Setara2.2. Kalimat Majemuk Tidak Setara atau Bertingkat2.3. Kalimat Majemuk Campuran3. Kalimat Langsung dan Tidak Langsung4. Kalimat Aktif dan Pasif5. Kalimat Efektif5.1. Kesatuan5.2. Kepaduan (Koherensi)5.3. Keparalelan5.4. Ketepatan5.5. Kehematan5.6. KelogisanBAB VPARAGRAFA. Unsur-Unsur ParagrafB. Jenis-Jenis Paragraf1. Paragraf Deduktif2. Paragraf Induktif3. Paragraf Campuran atau Paragraf Deduktif-Induktif4. Paragraf yang Tidak Memiliki Kalimat Utama atau5. Paragraf Deskriptif6. Paragraf Narasi7. Paragraf 6676868707073737474757686767879

8. Paragraf PersuasiC. Ciri-Ciri Paragraf yang Baik1. Ketepatan Pemilihan Kata2. Kelogisan3. Kekompakan Hubungan Antar KalimatBAB VIALINEAA. Pengertian AlineaB. Tujuan Pembentukan AlineaC. Struktur AlineaD. Jenis Alinea1. Alinea Pembuka2. Alinea Isi3. Alinea PenutupE. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam PembentukanAlineaBAB VII JENIS-JENIS MAKNA KATAA. Pengertian dan Jenis MaknaB. Perubahan MaknaC. Bentuk –Bentuk Pertalian MaknaBAB VIII PILIHAN KATA (DIKSI)A. Pengertian Pilihan KataB. Syarat Ketepatan Pemilihan KataC. Gaya Bahasa dan Idiom1. Gaya Bahasa2. Idiom dan Ungkapan IdiomatikD. Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata dan KataBAB IXPENULISAN KARANGAN ILMIAHA. KaranganB. Karangan Ilmiah1. Ciri-Ciri Karya Ilmiah2. Langkah-Langkah Menulis Karya Ilmiah3. Menentukan dan Membatasi Topik yang Dipilih4. Menentukan Gagasan yang Akan Dikembangkan dalamKarya Ilmiah5. Menyusun Kerangka Karangan Berdasarkan Topik6. Mengembangkan Kerangka Karangan Menjadi 124

BAB XCATATAN KAKI (FOOTNOTE) DAN DAFTARPUSTAKAA. Catatan KakiB. InnoteC. Menulis Daftar PustakaBAB XISURATA. Pengertian SuratB. Hal-Hal yang Dimiliki oleh SuratC. Fungsi SuratD. Jenis-Jenis SuratE.Fungsi dan Cara Penulisan Bagian-Bagian SuratF.Bentuk SuratG. Jenis Surat1. Surat Niaga2. Surat Pembelian3. Surat Claim atau Surat Keluhan4. Surat Kuasa5. Surat Perjanjian Jual BeliBAB XII PENGGUNAAN KATA YANG BAKU DALAMBAHASA INDONESIADAFTAR 6156157158161239

BAB IPENDAHULUANA. Hakikat BahasaBahasa merupakan alat komunasi paling efektif bagi manusia.Bahasa dapat dimanfaatkan dalam berbagai macam situasi. Manusiadikaruniai kenikmatan berupa bahasa oleh Allah swt. Oleh sebab itu,manusia dapat membayangkan bagaimana situasi bila manusia tidakmemiliki bahasa sebagai alat komunikasi. Kebudayaan dan peradabanmanusia tidak akan berkembang.Bahasa adalah sebuah sistem. Bahasa dapat dibentuk oleh sejumlahkomponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Orang yangmengerti sistem bahasa Indonesia akan mengakui bahwa susunan “Ibumeng. seekor.di.” adalah sebuah kalimat bahasa Indonesia yang benarsistemnya. Meskipun, ada sejumlah komponen yang ditinggalkan. Akantetapi, susunan “Meng ibu se ikan di ekor dapur” bukanlah kalimat bahasaIndonesia yang benar karena tidak tersusun menurut sistem kalimat bahasaIndonesia (Chaer dan Agustina, 2004:11-12).Masalah hakikat bahasa telah mendapat perhatian besar dari parapakar sejak dahulu. Jawaban atas pertayaan “Apa yang disebut bahasa?”pada prinsipnya merupakan upaya untuk mengetahui serta memahamihakikat bahasa. Dipandang secara sepintas, pertayaan tersebut dalamternyatajawabannya tidaklah semudah yang disangka orang.Berbicara mengenai hakikat bahasa, Prof. Anderson mengemukakanadanya delapan prinsip dasar, yaitu:1. Bahasa adalah suatu sistem;1

22. Bahasa adalah vokal (bunyi ujaran);3. Bahasa tersusun dari lambang-lambang arbitrer;4. Setiap bahasa bersifat unik, khas;5. Bahasa dibangun dari kebiasaan-kebiasaan;6. Bahasa adalah alat komunikasi;7. Bahasa berhubungan erat dengan budaya tempatnya berada; dan8. Bahasa selalu berubah-ubah (Anderson 1972:35-6;Tarigan 1986:23)B. Fungsi BahasaBahasa merupakan alat yang digunakan untuk komunikasi dalamkehidupan sehari-hari. Bahasa tulis dan bahasa lisan memiliki pengaruhdalam kehidupan manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi tentu memilikifungsi bedasarkan kebutuhan manusia. Dalam literatur bahasa, para ahliumumnya merumuskan fungsi bahasa bagi setiap orang ada empat, yaitu:1. Sebagai alat berkomunikasi;2. Sebagai alat mengekpresikan diri;3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial;4. Sebagai alat kontrol sosial. (Keraf 1994:3-6).C. Ragam BahasaRagam bahasa adalah variasi bahasa yang terjadi karena pamakaianbahasa. Ragam bahasa dapat dibedakan berdasarkan media pengantarnyadan berdasarkan situasi pemakaiannya. Berdasarkan media pengantarnya,ragam bahasa dapat dibedakan lagi atas dua macam, yaitu ragam lisan danragam tulis. Berdasarkan situasi pemakaiannya, ragam bahasa dapat dibagilagi atas tiga macam, yaitu ragam formal, ragam semiformal, dan ragamnonformal.Juni Ahyar, S.Pd., M.PdBahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah

3Ragam bahasa sangat banyak jumlahnya karena penggunaan bahasasebagai alat komunikasi tidak terlepas dari latar budaya penutur yangberbeda. Ragam bahasa dibagi atas beberapa jenis:1. Ragam Bahasa Berdasarkan Media/Sarana(1) Ragam Bahasa LisanRagam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organof speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kitaberurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasalisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atautekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.(2) Ragam Bahasa TulisRagam Bahasa LisanRagam Bahasa Tulis1. Sauqiya bilang kita haruspulang2. Rayyansedangbacamajalah3. Saya tinggal diLhokseumawe1. Sauqiya mengatakan kita haruspulang2. Rayyansedangmembacamajalah3. Saya bertempat tinggal diLhokseumaweRagam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan denganmemanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragamtulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspektata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis,dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata, susunankalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, danpenggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide atau gagasan.Juni Ahyar, S.Pd., M.PdBahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah

4Keunggulan dan kelemahan berkomunikasi secara lisan dan tertulisCaraberkomunikasiSecara LisanSecara TertulisKeunggulanKelemahan1. Berlangsung cepat2. Sering dapat berlanggsungtanpa alat bantu3. Kesalahan dapat langsungdi koreksi4. Dapat dibantu dengangerak tubuh dan mimikmuka.1. Mempunyai bukti autentik2. Dasar hukumnya kuat3. Dapatdisajikanlebihmatang/bersih4. Lebih sulit dimanipulasi1. tidak selalumempunyai buktiautentik2. Dasar hukumnya lemah3. Sulit disajikan secaramatang/bersih4. Mudah dimanipulasi1. Berlangsung lambat2. Selalu memakai alatbantu3. Kesalahan tidak dapatlangsung dikoreksi4. Tidak dapat dibantudengan gerak tubuhdan mimik mukaUraian tabel di atas tidak dimaksudkan untuk memvonis bahwa salahsatu ragam lebih unggul atau lemah, tetapi hanya sekedar mengingatkanbahwa antara ragam lisan dan ragam tulis terdapat perbedaan yangmendasar. Kedua ragam tersebut seyogianya dapat dikuasai secaraberimbang oleh setiap penutur bahasa yang ingin berhasil mendayagunakanbahasa sebagai alat komunikasi. Berkomunikasi secara lisan dan secaratertulis sama pentingnya karena antara keduanya dapat saling melengkapi.2. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur(1) Ragam Bahasa Logat/DialekRagam bahasa logat/dialek ialah ragam bahasa berdasarkan daerahpenutur. Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaanpemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yangtinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakanorang yang tinggal di Aceh, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. MasingJuni Ahyar, S.Pd., M.PdBahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah

5masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat BahasaIndonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan /b/ pada posisiawal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung,Banyuwangi, dan lain-lain. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampakpada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dan lainsebagainya.(2) Ragam TerpelajarRagam terpelajar ialah ragam bahasa berdasarkan pendidikanpenutur. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yangberpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutamadalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah,kompleks, vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidakberpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin,pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tatabahasa, misalnya bawa seharusnya membawa, nyari seharusnyamencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering meninggalkanawalan yang seharusnya dipakai.(3) Ragam Bahasa Resmi dan Ragam Bahasa Tak ResmiRagam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap lawanbicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan),sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Demikian juga sebaliknya,kedudukan lawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulisjuga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamatibahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannyaatau bahasa perintah atasan kepada bawahan.Jika terdapat jarak antara penutur dengan lawan bicara atau antarapenulis dengan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atauJuni Ahyar, S.Pd., M.PdBahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah

6bahasa baku. Semakin formal jarak penutur dan lawan bicara, makaakan semakin resmi dan makin tinggi pula tingkat kebakuan bahasayang digunakan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keformalannya,maka semakin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang dipakai dalam situasiresmi/formal, baik lisan maupun tulisan. Bahasa baku sering dipakaipada:a) Pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan,seminar, rapat dinasmemberikan kuliah/pelajaran;b) Pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya denganatasan, dengan guru/dosen, dengan pejabat;c) komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan,undang-undang;Segi kebahasaan yang telah diupayakan pembakuannya meliputi:a) Tata bahasa yang mencakup bentuk dan susunan kata atau kalimat,pedomannya adalah buku Tata Bahasa Baku Indonesia;b) Kosa kata berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI);c) Istilah kata berpedoman pada Pedoman Pembentukan Istilah;d) rnakan (EYD);e) Lafal baku kriterianya adalah tidak menampakan kedaerahan.(4) Ragam Bahasa Menurut Pokok Persoalan atau Bidang PemakaianDalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yangdibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-bedaini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasayang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yangdigunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. BahasaJuni Ahyar, S.Pd., M.PdBahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah

7yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yangdigunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni,atau teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalanatau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlahkata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidangtersebut, misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yangdigunakan dalam bidang agama; koroner, hipertensi, anemia, digunakandalam bidang kedokteran; improvisasi, maestro, kontemporer banyakdigunakan dalam lingkungan seni; pengacara, duplik, terdakwa,digunakan dalam lingkungan hukum; pemanasan, peregangan, wasitdigunakan dalam lingkungan olah raga. Kalimat yang digunakan punberbeda sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan. Kalimatdalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam imatdalamkoran/majalah, dan lain sebagainya.D. Bahasa Indonesia yang Baik dan BenarPada sekitar tahun 1990, slogan Gunakanlah Bahasa Indonesiadengan Baik dan Benar sangat akrab bagi pemerhati bahasa Indonesia.Meskipun sebuah slogan, maksud ungkapan tersebut sarat dengan muatan“keprihatinan” tentang kedisiplinan penutur bahasa Indonesia yang kurangmenaati norma baik dan benar.Menurut Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia,1980), berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikanpemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan juga mengikutikaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benarmengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikandan kebenaran.Juni Ahyar, S.Pd., M.PdBahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah

8Bahasa dapat dikatakan baik apabila dapat dimengerti olehkomunikan kita dan ragamnya harus sesuai dengan situasi pada saat bahasaitu digunakan. Bahasa yang digunakan oleh mahasiswa sewaktu berbicaradi kantin atau di lapangan olah raga yang memakai ragam dialek karenahubungan sesama teman adalah salah satu contoh bahasa yang baik.Bahasa dikatakan tidak baik jika sulit dimengerti oleh komunikan.Bahasa para mahasiswa yang sudah dikatakan baik tadi tidak dapatsepenuhnya digolongkan sebagai bahsa yang benar. Bahasa yang benaradalah bahasa yang sesuai dengan kaidah. Salah satu contoh bahasa yangbenar adalah bahasa yang dipkai oleh para dosen pada saat memberi kuliah;atau seperti bahasa yang dipakai dalam rapat formal; lebih-lebih bahasadalam temu ilmiah seperti diskusi dan seminar.Apabila kedua contoh yang disebut tadi dipertukarkan pemakaiannya(misalnya mahasiswa memakai ragam resmi dalam situasi yang tidak resmi;dosen memakai ragam tidak resmi dalam situasi resmi), sudah jelaskeduanya bukan merupakan bahasa yang baik. Jadi, disini terlihat bahwabahasa yang benar bisa menjadi tidak baik karena tidak sesuai dengansituasi pemakaiannya. Sebaliknya, bahasa yang baik belum tentu benar,kecuali jika bahasa itu sesuai dengan kaedah.Bahasa yang baik dan benar memiliki empat fungsi:1) pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batasbatas kedaerahan;2) penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulandengan bangsa lain;3) pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan terpelajar;4) sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknyapemakaian bahasa.Keempat fungsi bahasa yang baik dan benar itu bertalian erat dengantiga macam batin penutur bahasa sebagai berikut:Juni Ahyar, S.Pd., M.PdBahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah page

tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata, susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide atau gagasan. Ragam Bah

Related Documents:

Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa itu sendiri dengan pemakainya. Laras bahasa dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yakni laras bahasa biasa dan laras bahasa khusus. Laras bahasa biasa digunakan oleh masyarakat luas, sedang laras bahasa khusus dalam pemakaian khusus. Contoh dalam penulisan berita menggunakan laras bahasa .

dasar karya tulis ilmiah secara lebih mendalam. 1) Definisi Karya Tulis Ilmiah Karya ilmiah terdiri dari dua kata yaitu: karya dan ilmiah. Karya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pekerjaan, hasil perbuatan, buatan, ciptaan (terutama hasil karangan). Sedangkan ilmiah adalah

8) S-1 Pend. Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah 9) S-1 Bahasa dan Sastra Indonesia 10) S-1 Ilmu Perpustakaan 11) S-1 Pendidikan Bahasa Inggris 12) S-1 Bahasa dan Sastra Inggris 13) S-1 Pendidikan Bahasa Arab 14) S-1 Pendidikan Bahasa Jerman 15) S-1 Pendidikan Bahasa Mandarin 16) S-1 Pendidikan Seni Rupa 17) S-1 Pendidikan Seni Tari dan Musik

Pentingnya Tata Tulis karya tulis ilmiah? Pada suatu karya tulis ilmiah, bahasa memegang peranan penting dalam proses penulisan dan penyusunannya. Dalam penyusunan suatu tulisan yang berkonsep ilmiah harus menggunakan bahasa yang baku dan ejaan yang benar serta sistematika penulisan yang terstruktur.

Pedoman penulisan karya ilmiah skripsi ini merupakan panduan berupa tatacara, cara penulisan, rambu-rambu dan batasan dalam penulisan skripsi di lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, yang harus diikuti oleh penulis agar sistematika dan kaidah ilmiah yang berlaku sesuai dengan tujuan penulisan skripsi.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR 6411/UN40/HK/2016 TENTANG PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH UPI TAHUN AKADEMIK 2016 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2016. ii . iii . PENDAHULUAN 1.1 Penulisan Karya Ilmiah di UPI Penulisan karya ilmiah memiliki peranan dan kedudukan yang

PEDOMAN PENULISAN ILMIAH Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma I. PENGERTIAN PENULISAN ILMIAH Penulisan Ilmiah dapat diartikan sebagai karya tulis yang disusun oleh seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan minimal 102 sks dengan dibimbing oleh Dosen Pembimbing sebagai sa

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung hasil revisi ke-3 ini merupakan pedoman yanglebih menekankan pada format penulisan suatu karya ilmiah, sehingga nama dari pedoman ini diganti dengan Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Sesuai dengan judulnya