MODUL PRAKTIKUM - Universitas Udayana

2y ago
88 Views
8 Downloads
1.43 MB
44 Pages
Last View : 16d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Roy Essex
Transcription

2019MODUL PRAKTIKUMSTASE RADIOLOGIPROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPIDAN PROFESI FISIOTERAPIFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITASUDAYANA

MODUL PRAKTIKUMStase RadiologiProgram Studi Profesi Fisioterapi FK UnudTim Penyusun :Ni Luh Nopi Andayani, SSt.Ft., M.Fis.1

KATA PENGANTAROm Swastiastu.Puji syukur kita haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kini telah tersusunModul Praktikum Stase Radiologi Program Studi Profesi Fisioterapi FK Unud.Tujuan diterbitkannya modul praktikum ini adalah sebagai panduan dalam :1. Melaksanakan proses praktik dalam stase radiologi2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam stase radiologiHarapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai tujuan dansasaran pendidikanOm santih, santih, santih, om.Denpasar, 30 Nopember 2019Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi FK UnudTim Penyusun2

DAFTAR ISIKata Pengantar .2Daftar Isi .3Definisi .4Tujuan .4Sasaran .4Sumber Pembelajaran .4Sumber Daya .5Ruang Lingkup .5Alat dan Kelengkapan .5Pengendalian dan Pemantauan .5Jenis-jenis Modalitas Imejing untuk Menunjang Diagnosis .6Interpretasi radiologi .123

DefinisiManajemen fisioterapi stase radiologi adalah ilmu yang mempelajari interpretasiradiologi diagnostic. Manajemen fisioterapi stase radiologi adalah gabungan dari beberapailmu seperti fisiologi, anatomi, patologi, manajemen fisioterapi, dll yang bertujuan untukmemberikan gambaran kasus-kasus fisioterapi.TujuanTujuan instruksional umum1. Memahami kasus-kasus fisioterapi berdasarkan hasil gambaran radiologi2. Memahami dan mampu menganalisa kasus-kasus fisioterapi berdasarkan hasilgambaran radiologi3. Memahami dan mampu melakukan interpretasi radiologi diagnosticTujuan intruksional khususMahasiswa memahami dan mampu melakukan proses-proses fisioterapi spesifikseperti:1. Pemeriksaan dengan cermat pada bidang radiologi dalam interpretasi radiologidiagnostic pada sistem cardiopulmonal, muskoloskeletal dan neurologi.SasaranSasaran pembelajaran praktikum manajemen fisioterapi radiologi adalah mahasiswaProfesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah lulus pada matakuliah anatomi, fisiologi, biomekanik, elektrofisika dan sumberfisis, patologi, manualtherapy, terapi latihan, dan psikologi pada semester sebelumnya atau pada jenjangpembelajaran sebelumnya.Sumber PembelajaranSumber Pembelajaran yang digunakan sebagai rujukan adalah :A. Buku Text dan ebook :1. Adam,Andy.2008.DiagnosticCHURCHILL LIVINGSTONE. pp. 768B. Narasumber :1. Dosen Matakuliah4Radiology.Philadelphia:ELSEVIER

Sumber dayaA. Sumber daya manusia:1. Dosen pemberi mata kuliah : 1 orangB. Sarana dan Prasarana:1. RSUP SanglahRuang LingkupRuang lingkup praktikum manajemen fisioterapi stase radiologi adalah interpretasiradiologi diagnostic pada sistem cardiopulmonal, muskoloskeletal dan neurologi.Alat dan kelengkapan:1. X-ray2. CT Scan3. MRIPengendalian dan Pemantauan1. Absensi mahasiswa dan dosen yang telah ditandatangani2. Format penilaian responsi yang telah ditandatangani dan diberi nama jelas instrukturyang menilai dan peserta didik yang bersangkutan3. Pedoman penilaian pencapaian kompetensi.5

Jenis-Jenis Modalitas Imejing untuk Menunjang Diagnosis Radiograph : tulang dan soft tissue CT : tulang yang kompleks USG : jaringan lunak (tendon, ligament, otot) MRI : jaringan lunak (tendon, ligament, meniscus, otot) (Martadiani, 2018).1. X-RayDefinisi : Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengangelombang radio, panas, cahaya, dan sinar ultraviolet tetapi dengan panjanggelombang yang sangat pendek (Yueniwati, 2014).Densitas : Hiperadiolusen (udara, gas), Radiolusen (jaringan lemak), Intermediate(jaringan ikat, otot, darah, kartilago), Radiopak (tulang), Hiperadiopak (logam berat)Jenis-jenis : Tanpa kontras dan dengan kontras (Pranata, 2017).1. Tanpa Kontrasa. X-Ray KepalaIndikasi : Pasien post trauma, Perdarahan lewat telinga, Benjolan di kepala, Sakitkepala yang menetap, Sakit telinga, Diduga ada metastase tumor-POSTERO-ANTERIOR (OCCIPITO-FRONTAL) : Untuk melihat detailtulang frontal, Melihat struktur cranium disebelah depan, Untuk melihatdinding orbita, ada fraktur atau tidak-LATERAL : Untuk melihat detail-detail calvaria cranii, viscera cranium.-TOWNE (SEMI-AXIAL/GRASHEY’S POSITION) : Untuk melihat detailtulang occipital, foramen magnum,-VERTIKO-SUBEMENTAL-WATER’S POSITION : Untuk melihat sinus paranasalb. X-Ray ThoraxIndikasi : Untuk Melihat Adanya Trauma (Pneumothorax, Haemothorax), UntukMelihat Adanya Infeksi, Untuk Memeriksa Keadaan Jantung, Untuk memeriksakeadaan paru-paru-POSTERIOR ANTERIOR-ANTERIOR POSTERIOR-LATERAL-LATERAL DECUBITUS6

-OBLIQUEc. X-Ray AbdomenIndikasi : Obstruksi usus, Perforasi saluran cerna, Pankreatitis, Batu ginjal ataubatu empedu, Distribusi faeces-AP SUPINE-LATERAL DEKUBITUS-SETENGAH DUDUK (ERECT)/BERDIRId. X-Ray Tulang Belakang2. Dengan Kontrasa. PEMERIKSAAN PADA KELENJAR LUDAH : Sialography, Pemeriksaanradiografi pada sistem salivaridengan penyuntikan bahan kontras media positifIndikasi : Sialolith, Sialitis Cronis adalah peradangan pada kelenjar ludah,Sialektasis adalah pelebaran pada saluran kelenjar ludah, Tumor pada kelenjarludahb. PEMERIKSAAN ESOFAGUS : Oesofagogram, Pemeriksaan Radiologidengan menggunkan media kontras untuk mengevaluasi anatomi dan fungsifaring dan eshopagus dalam proses menelan, Barrium SwallowIndikasi : Disfagia, Tumor esophagus, Achalasia esophagusc. PEMERISAAN LAMBUNG DUODENUM : OMG (Oesophagus MaagDuodenum), Suatu pemeriksaan radiografi pada bagian lambung denganmenggunakan sinar-x dan bantuan media kontras untuk menegakkan diagnose,Barrium MealIndikasi : Gastritis, Stenosis pylori, ulcerKontra indikasi : Obstruksi kolon, perforasid. PEMERISAAN USUS HALUS : Follow Through, Pemeriksaan radiologisuntuk melihat usus halus dengan menggunakan media kontras(barium sulfat)Indikasi : Anemia yang tidak diketahui penyebabnya, sakit perut yang tidakdiketahui penyebabnya, adanya keluhan pada saluran cerna.e.PEMERIKSAAN KOLON : Colon in Loop, Untuk melihat anatomi dankelainan-kelainan yang terjadi pada usus besar baik pada mukosanya maupunpada lumen usus dengan menggunakan media kontras, Barrium EnemaIndikasi : Kolitis, Karsinoma, Divertikel, MegakolonKontraindikasi : Perforasi, obstruksi, diare berat7

f. PEMERIKSAAN SISTEM TRAKTUS URINARIA : HSG (Histerosalphyngography) , Pemeriksaan X-ray dari tuba fallopii dan uterus denganmenggunakan kontras yang diinjeksikan melalui cervik uteri, Barrium EnemaIndikasi : Endometrial Karsinoma, infertilisasiKontraindikasi : Menstruasi, peradangan rongga pelvisg. PEMERIKSAAN SISTEM TRAKTUS URINARIA : IVP (IntravenousPyelography), Pemeriksaan secara radiologi pada organ traktus urinarius(ginjal ,uruter, dan vesika urinaria) dengan menggunakan kontras melaluipenyuntikan intravenaIndikasi : Polyuria, Congenital anomaly, hidronephrosis, pyelonephrosisKontraindikasi : Alergi bahan kontras, Neonatus, ureum/kreatinin yang tinggi(Pranata, 2017).Syarat Foto X-Ray Layak Baca1. Kondisi baik Jelas beda tulang dengan jaringan lunak2. Struktur tulang bagus jelas beda corteks dengan medulla3. Jaraknya Simetris4. Foto Tulang masuk 2 sendi (Saraswati, 2017).2. MRIDefinisi : Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu teknik penggambaranpenampang tubuh berdasarkan prinsip resonansi magnetik inti atom hidrogen. Tehnikpenggambaran MRI relatif komplek karena gambaran yang dihasilkan tergantungpada banyak parameter (Notosiswoyo & Suswati, 2004).Indikasi : Pemeriksaan MRI bertujuan mengetahui karakteristik morpologik (lokasi,ukuran, bentuk, perluasan dan lain-lain dari keadaan patologis. Tujuan tersebut dapatdiperoleh dengan menilai salah satu atau kombinasi gambar penampang tubuh aksial,sagittal, koronal atau oblik tergantung pada letak organ dan kemungkinanpatologinya.Adapun jenis pemeriksaan MRI sesuai dengan organ yang akan dilihat, misalnya :1. Pemeriksaan kepala untuk melihat kelainan pada: kelenjar pituitary, lobang telingadalam, rongga mata, sinus.2. Pemeriksaan otak untuk mendeteksi : stroke / infark, gambaran fungsi otak,pendarahan, infeksi; tumor, kelainan bawaan, kelainan pembuluh darah sepertianeurisma, angioma, proses degenerasi, atrofi.8

3. Pemeriksaan tulang belakang untuk melihat proses Degenerasi (HNP), tumor,infeksi, trauma, kelainan bawaan.4. Pemeriksaan Musculo-skeletal untuk organ : lutut, bahu , siku, pergelangantangan, pergelangan kaki , kaki , untuk mendeteksi robekan tulang rawan, tendon,ligamen, tumor, infeksi/abses dan lain lain.5. Pemeriksaan Abdomen untuk melihat hati , ginjal, kantong dan saluran empedu,pakreas, limpa, organ ginekologis, prostat, buli-buli.6. Pemeriksaan Thorax untuk melihat : paru –paru, jantung.Tahapan Pemeriksaan dengan MRI :1. Perlu diperhatikan bahwa alat-alat seperti tabung oksigen, alat resusistasi, kursiroda, dll yang bersifat feromagnetik tidak boleh dibawa ke ruang MRI. Untukkeselamatan, pasien diharuskan memakai baju pemeriksaan dan menanggalkanbenda-benda feromagnetik, seperti : jam tangan, kunci, perhiasan jepit rambut,gigi palsu dan lainnya.2. Screening dan pemberian informasi kepada pasien dilakukan dengan uatuyangmembahayakan pasien bila dilakukan pemeriksaan MRI, misalnya: pasienmenggunakan alat pacu jantung, logam dalam tubuh pasien seperti IUD, sendipalsu, neurostimulator, dan klip anurisma serebral, dan lain-lain.3. Upaya untuk kenyamanan pasien diberikan, antara lain dengan penggunaanEarplugs bagi pasien untuk mengurangi kebisingan, penggunaan penyangga lutut /tungkai , pemberian selimut bagi pasien, pemberian tutup kepala .4. Untuk persiapan pelaksanaan pemeriksaan perlu dilakukan beberapa hal berikut.Persiapan console yaitu memprogram identitas pasien seperti nama, usia dan lainlain, mengatur posisi tidur pasien sesuai dengan obyek yang akan diperiksa.5. Memilih jenis koil yang akan digunakan untuk pemeriksaan, misalnya untukpemeriksaan kepala digunakan Head coil, untuk pemeriksaan tangan, kaki dantulang belakang digunakan Surface coil. Memilih parameter yang tepat, misalnyauntuk citra anatomi dipilih parameter yang Repetition Time dan Echo Timependek, sehingga pencitraan jaringan dengan konsentrasi hidrogen tinggi akanberwarna hitam. Untuk citra pathologis dipilih parameter yang Repetition Timedan Echo Time panjang, sehingga misalnya untuk gambaran cairan serebrospinalis dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan tampak berwarna putih. Untukkontras citra antara, dipilih parameter yang time repetition panjang dan time echo9

pendek sehingga gambaran jaringan dengan konsentrasi hidrogen tinggi akantampak berwarna abu-abu.6. Untuk mendapatkan hasil gambar yang optimal, perlu penentuan center magnet(land marking patient) sehingga coil dan bagian tubuh yang diamati harus sedekatmungkin ke center magnet, misalnya pemeriksaan MRI kepala, pusat magnet padahidung.7. Untuk menentukan bagian tubuh dibuat Scan Scout (panduan pengamatan),dengan parameter, ketebalan irisan dan jarak antar irisan serta format gambarantertentu. Ini merupakan gambaran 3 dimensi dari sejumlah sinar yang telahdiserap. Setelah tergambar scan scout pada TV monitor, maka dibuat pengamatanpengamatan berikutnya sesuai dengan kebutuhan.8. Pemeriksaan MRI yang menggunakan kontras media, hanya pada kasus-kasustertentu saja . Salah satu kontras media untuk pemeriksaan MRI adalahGadolinium DTPA yang disuntikan intra vena dengan dosis 0,0 ml / kg beratbadan. (Notosiswoyo & Suswati, 2004).3. CT-ScanDefinisi : Computer Tomography (CT) Scanner merupakan alat diagnostik denganteknik radiografi yang menghasilkan gambar potongan tubuh secara melintangberdasarkan penyerapan sinar-x pada irisan tubuh yang ditampilkan pada layarmonitor tv hitam putih. Computer Tomography (CT) biasa juga disebut Computedaxial tomography (CAT), computer-assisted tomography, atau (body sectionroentgenography) yang merupakan suatu proses yang menggunakan digital processinguntuk menghasilkan suatu gambaran internal tiga dimensi suatu obyek dari saturangkaian sinar x yang menghasilkan gambar dua dimensi. Kata " tomography"diperoleh dari Yunani tomos ( irisan) dan graphia ( gambarkan) (Ramadhani, 2006).Indikasi : CT Scanner memiliki kemampuan yang unik untuk memperhatikan suatukombinasi dari jaringan, pembuluh darah dan tulang secara bersamaan. CT Scannerdapat digunakan untuk mendiagnose permasalahan berbeda seperti : Adanyagumpalan darah di dalam paru-paru (pulmonary emboli), Pendarahan di dalam otak (cerebral vascular accident), Batu ginjal, Inflamed appendix, Kanker otak, hati,pankreas, tulang, dll, Tulang yang retak.Cara Kerja : CT Scanner menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan dengankomputer berdaya tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk memperolehgambaran panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas suatu meja10

khusus yang secara perlahan - lahan dipindahkan ke dalam cincin CT Scan. Scannerberputar mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen. Waktu yangdigunakan sampai seluruh proses scanning ini selesai berkisar dari 45 menit sampai 1jam, tergantung pada jenis CT scan yang digunakan( waktu ini termasuk waktu checkin nya). Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit. Sebelum dilakukanscanning pada pasien, pasien disarankan tidak makan atau meminum cairan tertentuselama 4 jam sebelum proses scanning. Bagaimanapun, tergantung pada jenisprosedur, adapula prosedur scanning yang mengharuskan pasien untuk meminumsuatu material cairan kontras yang mana digunakan untuk melakukan proses scanningkhususnya untuk daerah perut (Ramadhani, 2006).11

Interpretasi RadiologiInterpretasi radiologi diagnostik pada sistem cardiopulmonal1. Asma bronkial : normal diluar serangan, hiperinflasi saat serangan (Fitri, 2018).12

Gambar 1. Asma Bronkial2. BronkitisBronkitis kronis: peningkatan corakan bronchovascular, dapat disertai olehemphysema paru ataupun bronkiektasis (Martadiani & Anandasari, 2017).Gambar 2. BronkitisGambar 3. Rontgen Bronkitis3. sopacity.bronchiectasis: honeycomb appearance (Martadiani & Anandasari, 2017).13Cystic

Gambar 4. Bronkiektasis4. Pneumonia : konsolidasi pada paru, air bronchogram ( ). Lobar pneumonia: lesiradiopaque sesuai batas lobus paru yang dibatasi fisura (Martadiani & Anandasari,2017).Gambar 5. PenumoniaBronkopneumonia : patchy infiltrat di paru, tanpa air bronchogram (Martadiani &Anandasari, 2017).Gambar 6. Bronkopneumonia5. Tuberculosis opati hilus atau hanya

limfadenopati hilus.Tuberkulosis post primer: dominan di apeks paru.Proses aktif: konsolidasi, kavitas, tuberculoma, efusi pleura, atelectasis akibatbronkostenosis, bronkiectasis, penebalan pleura.Proses healing: fibrosis dan kalsifikasi (Martadiani & Anandasari, 2017).Gambar 7. TB Paru6. Pneumothorax : Arearadioluscenttanpalungmarking, disertai garis pleuravisceral. Pneumotoraks tension : gambaran pneumotoraks disertai pendorongan hebatmediastinum ke sisi yang sehat (Martadiani & Anandasari, 2017).Gambar 8. Pneumothorax7. Efusi pleura:Proyeksi PA: opasitas homogen dengan sinus phrenicocostalis tumpul danmeniscus sign; atau gambaran menyerupai diafragma yang meninggipada efusi pleura subpulmonum. Proyeksi AP: densitas hemitoraks yanglebih tinggi daripada sisi kontralateralnya.Proyesi left lateral decubitus (LLD): opasitas di sepanjang sisi lateral15

hemithorax (efusi pleura minimal).Efusi pleura massif : opasitas homogen dengan pendorongan jantung danmediastinum kearah sisi yang sehat (Martadiani & Anandasari, 2017).Gambar 9. Efusi PleuraHematothorax : ipsilateral lung compression and mediastinal displacement (Ho &Gutierrez, 2009).Gambar 10. Hematothorax8. Emfisema paru : hiperinflasi paru, pendataran diafragma, sinus phrenicocostalismenumpul, peningkatan retrosternal clear-space, pelebaran sela iga, jantung berbentuktear drop (Martadiani & Anandasari, 2017).16

Gambar 10. Emfisema9. Atelektasis : Opasitas pada paru yang berbatas tegas, kadang berbentuk segitigadengan apeks mengarah ke hilus disertai tanda-tanda loss of volume (Martadiani &Anandasari, 2017).Gambar 11. Atelektasis10. Edema paruKongestif vena pulmonal: cephalisasi.Edema paru interstitial: penebalan interlobular septa (Kerley B line, Kerley A line),peribronchial cuffing, cairan di fissure, efusi pleura.Edema paru alveolar: opasitas pada kedua paru yang tebal di bagian sentral danmenipis di bagian tepi (bat-wing appearance) (Martadiani & Anandasari, 2017).17

Gambar 12. Edema paru11. Abses paru : kavitas dengan air fluid level di dalamnya (Martadiani & Anandasari,2017).Gambar 13. Abses paru12. Cardiomegaly : PA and lateral chest x-rays demonstrate markedly enlargedcardiac silhouette. There is a double contour to the right heart border and splaying ofthe carina (Gaillard, 2019).18

Gambar 14. CardiomegalyInterpretasi radiologi diagnostik pada sistem musculoskeletal13. Fraktur :Fraktur baru/ akut:1. Disrupsi yang tiba-tiba (abrupt) dari kortes tulang2. Perubahan akut dari licinnya kontur tulang3. Terlihatnya garis fraktur yang hitam4. Apabila garis fraktur berubah orientasinya (berbelok), membentuk angulasi yangtajam.5. Tidak adanya kortikasi pada fragmen frakturTanda sekunder dari fraktur:1.Pembengkanan jaringan lunak2.Menghilangnya fat-stripe yang normal3.Efusi sendi4.Reaksi periostealDeskripsi fraktur :1.Jumlah fragmennya (simple atau kominutif)19

2.Arah garis fraktur (transversal, oblik, spiral)3.Hubungan antar satu fragmen tulang dengan (lainnya (displacement, angulasi,rotasi, pemendekan)4.-Hubungan fragmen tulang dengan atmosfir (fraktur terbuka atau tertutup)Fraktur Colles:Mekanisme trauma: jatuh dengan bertumpu pada tangan/ fall on an outstretchedhand (FOOSH)Gambaran radiografi: fraktur distal radius dengan angulasi fragmen distal ke arahdorsal.Gambar 15. Fraktur Colles-Fraktur Smith:Mekanisme trauma: jatuh dengan pergelangan tangan fleksi.Gambaran radiografi: fraktur distal radius dengan angulasi fragmen distal ke arahvolar.Gambar 16. Fraktur Smith-Fraktur Monteggia:Mekanisme trauma: fall on an outstretched arm.20

Gambaran radiografi: fraktur pada shaft ulna dengan dislokasi caput radius.Gambar 17. Fraktur Monteggia-Fraktur Galleazi:Mekanisme trauma: fall on an outstretched hand (FOOSH) dengan siku fleksi.Gambaran radiografi: fraktur pada distal radius dengan dislokasi sendi radiulnadistal, ulna intak (Martadiani & Anandasari, 2017).Gambar 18. Fraktur Galleazi14. Arthritis Rematoid : Fase awal: pembengkakan jaringan lunak, osteopenia disekitar sendi) periarikuler, erosi marginal tulang.Fase akhir: penyempitan celah sendi, deformitas tulang Umumnya terjadi padasendi kecil, simetris, melibatkan banyak sendi (poliartikuler) (Martadiani &Anandasari, 2017).21

Gambar 19A. Arthritis rematoidOsteoarthritis : Osteofit, penyempitan celah sendi, sklerosis tulang subkondral,deformitas tulang. Bisa disertai tanda-tanda synovitis berup

Tujuan diterbitkannya modul praktikum ini adalah sebagai panduan dalam : 1. Melaksanakan proses praktik dalam stase radiologi 2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam stase radiologi Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai tuj

Related Documents:

Praktikum Biologi Sel merupakan salah satu praktikum yang mendasari praktikum pada mata praktikum yang lain seperti Praktikum Teknik Analisa Biologi Molekuler, Praktikum Kultur Jaringan dan Sel Hewan serta Praktikum Imunologi. Petunjuk Praktikum Biologi Sel ini disusun sejak tahun akademik 2004/2006 yang saat itu hanya memuat tiga materi.

TUGAS PENDAHULUAN PRAKTIKUM SISTEM OPERASI MODUL XX April 19, 2014 Pada modul kali ini, mungkin akan sedikit berbeda dengan modul-modul sebelumnya. Masih dapat kita ingat bahwa modul-modul sebelumnya, kita membahas manajemen administrasi dalam sistem operasi Windows. Sekarang, kita beralih kepada sistem operasi yang berbasi GNU/Linux.

Modul Praktikum Jaringan Syaraf Tiruan Designed by Dr. Ucuk Darusalam, ST, MT Format Laporan Laporan praktikum dibuat dalam bentuk dokumen "Laporan Praktikum" per dua minggu sesuai dengan topik-topik yang telah disusun dalam modul praktikum. Dokumen laporan ditulis dengan menggunakan Word Processor, dengan ukuran margin halaman sebagai berikut:

E. Dasar Hukum F. Materi Pokok dan Sub Materi MATERI POKOK 1 KARAKTERISTIK MODUL A. Self Instructional B. Self Contain C. Stand Alone D. Adaptive E. User Friendly MATERI POKOK 2 PENGEMBANGAN MODUL DAN MUTUNYA A. Pengembangan Modul B. Mutu Modul MATERI POKOK 3 PROSEDUR PENYUSUNAN MODUL A. Analisa Kebutuhan Modul B. Penyusunan Modul PENUTUP A .

METABOLISME BIOKIMIA UDAYANA UNIVERSITY PRESS 2013 Dr. Ir. Sri Wahjuni, M.Kes. . Kampus Universitas Udayana Denpasar Jl. P.B. Sudirman, Denpasar - Bali, Telp. 0361 255128 Fax. 0361 255128 . kuliah biokimia pada jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Udayana. Penulisan buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena .

Modul Praktikum Desain Web 2015 1 Retno Indah R.,S.Pd.,M.Pd. FILKOM, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MODUL 1 DASAR-DASAR HTML A. TUJUAN PRAKTIKUM Melalui praktikum Dasar-dasar HTML, diharapkan mahasiswa dapat memiliki kompetensi, antara lain: 1. Memahami struktur dasar doku

Alur Bagi Peserta Praktikum : 1. Peserta praktikum menerima dan kemudian mempelajari modul praktikum. 2. Peserta praktikum mengerjakan tugas prepraktikum yang diberikan. 3. Peserta praktikum melakukan asistensi tugas prepraktikum. Asistensi ini digunakan sebagai bahan bagi asisten un

luxury week long cruise in the Pacific Ocean. You encountered a bad storm and the clipper ship limped to shore and partially sank. Only the top is still visible off the north tip of the island. You are all now stranded on an uninhabited island in the middle of the Pacific Ocean. The storm basically ruined most things on board, leaving very few useful items. Your task is choose the 12 most .