PERENCANAAN BANGUNAN IRIGASI DIKLAT TEKNIS

2y ago
80 Views
8 Downloads
4.22 MB
81 Pages
Last View : 22d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Lee Brooke
Transcription

Modul 09PERENCANAAN BANGUNAN IRIGASIDIKLAT TEKNIS PERENCANAAN IRIGASITINGKAT DASAR2016PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI

Modul 09 Perencanaan Bangunan IrigasiKATA PENGANTARPuji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainyavalidasi dan penyempurnaan Modul Perencanaan Bangunan Irigasi sebagai MateriSubstansi dalam Diklat Teknis Perencanaan Irigasi Tingkat Dasar. Modul ini disusununtuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidangSumber Daya Air (SDA).Modul Perencanaan Bangunan Irigasi disusun dalam 11 (Sebelas) bab yang terbagiatas Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup. Penyusunan modul yang sistematisdiharapkanmampumempermudahPerencanaan Bangunan Irigasi dalampesertapelatihandalammemahamiperencana irigasi. Penekanan orientasipembelajaran pada modul ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.Akhirnya, ucapanterima kasihdan penghargaan kami sampaikan kepada TimPenyusun dan Narasumber Validasi, sehingga modul ini dapat diselesaikan denganbaik. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasaterbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan danperaturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaatbagi peningkatan kompetensi ASN di bidang SDA.Bandung,November 2016Kepala Pusat Pendidikan dan PelatihanSumber Daya Air dan KonstruksiDr. Ir. Suprapto, M.Eng.Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksii

Modul 09 Perencanaan Bangunan IrigasiDAFTAR ISIKATA PENGANTAR. iDAFTAR ISI . iiDAFTAR TABEL . viDAFTAR GAMBAR . viiPETUNJUK PENGGUNAAN MODUL . ixBAB I PENDAHULUAN . I-11.1Latar belakang . I-11.2Deskripsi singkat . I-21.3Tujuan Pembelajaran . I-31.3.1Kompetensi Dasar . I-31.3.2Indikator keberhasilan . I-31.4Materi Pokok . I-31.5Estimasi waktu . I-4BAB II BANGUNAN PENGUKUR DEBIT . II-12.1Umum . II-12.2Alat ukur Ambang Lebar . II-32.2.1Tipe . II-32.2.2Perencanaan hidrolis . II-52.2.3Flum dasar rata . II-72.2.4Batas Moduler. II-72.2.5Besaran debit. II-92.2.6Papan duga . II-92.2.7Tabel debit .II-102.2.8Karakteristik alat ukur ambang lebar .II-122.2.9Kelebihan-kelebihan yang dimiliki alat ukur ambang lebar .II-122.2.10 Kelemahan-kelemahan yang dimiliki alat ukur ambang lebar .II-122.2.11 Penggunaan alat ukur ambang lebar .II-132.3Alat Ukur Romijin. II-132.3.1Tipe-tipe alat ukur Romijn .II-132.3.2Perencanaan Hidrolis.II-152.3.3Dimensi dan tabel debit standar .II-17Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksiii

Modul 09 Perencanaan Bangunan Irigasi2.3.4Papan duga .II-182.3.5Karakteristik alat ukur Romijn .II-192.3.6Kelebihan-kelebihan yang dimiliki alat ukur Romijn .II-192.3.8Penggunaan alat ukur Romiin .II-192.4Alat Ukur Crump - de Gruyter . II-202.4.1Perencanaan hidrolis .II-212.4.2Karakteristik alat ukur Crump-de Gruyter .II-222.4.3Kelebihan-kelebihan yang dimiliki alat ukur Crump-de Gruyter .II-232.4.4Kelemahan-kelemahan yang dimiliki alat ukur Crump-de Gruyter .II-232.4.5Penggunaan alat ukur Crump-de Gruyter .II-232.5Pipa Sadap Sederhana . II-232.5.1Penggunaan pipa sadap sederhana .II-242.6Latihan . II-262.7Rangkuman . II-26BAB III BANGUNAN PENGATUR TINGGI MUKA AIR . III-13.1Umum . III-13.2Pintu Skot Balok . III-13.2.1Perencanaan hidrolis .III-23.2.2Kelebihan-kelebihan yang dimiliki pintu skot balok .III-33.2.3Kelemahan-kelemahan yang dimiliki pintu skot balok .III-43.3Pintu Sorong . III-43.3.1Perencanaan hidrolis .III-43.3.2Kelebihan-kelebihan yang dimiliki pintu pembilas bawah .III-53.3.3Kelemahan-kelemahannya .III-63.3.4Pintu radial .III-63.3.5Kelebihan-kelebihan yang dimiliki pintu radial .III-63.3.6Kelemahan-kelemahan yang dimiliki pintu radial.III-73.4Mercu Tetap . III-73.4.1Perencanaan hidrolis .III-73.4.2Kelebihan-kelebihan yang dimiliki mercu tetap.III-93.4.3Kelemahan-kelemahan yang dimiliki mercu tetap .III-93.5Celah Kontrol Trapesium . III-93.5.1Perencanaan hidrolis .III-10Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksiiii

Modul 09 Perencanaan Bangunan Irigasi3.5.2Kelebihan-kelebihan yang dimiliki celah kontrol trapesium .III-123.5.3Kelemahan-kelemahan yang dimiliki celah kontrol trapesium .III-123.6Penggunaan Bangunan Pengatur Muka Air . III-123.7Latihan . III-133.8Rangkuman . III-13BAB IV BANGUNAN BAGI DAN SADAP. IV-14.1Bangunan Sadap . IV-14.2Bangunan Pengatur . IV-14.3Bangunan Sadap . IV-74.3.1Bangunan sadap sekunder . IV-74.3.2Bangunan sadap tersier . IV-84.4Latihan . IV-94.5Rangkuman . IV-9BAB V BAHAN DISKUSI . V-15.1Bangunan Sadap . V-15.2Latihan . V-1BAB VI BANGUNAN PEMBAWA . V-16.1Bangunan Sadap . VI-16.2Latihan . VI-2BAB VII BANGUNAN LINDUNG . VI-17.1Umum . VII-17.2Latihan . VII-1BAB VIII JALAN DAN JEMBATAN . VIII-18.1Umum . VIII-18.2Latihan . VIII-1BAB IX BANGUNAN BANGUNAN PELENGKAP . IX-19.1Umum . IX-19.2Latihan . IX-2BAB X STUDI KASUS . X-110.1 Umum . X-110.2 Latihan . X-810.3 Rangkuman . X-8BAB XI PENUTUP . XI-1Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksiiv

Modul 09 Perencanaan Bangunan Irigasi11.1 Simpulan . XI-111.2 Tindak lanjut . XI-2DAFTAR PUSTAKA . xGLOSARIUM. xiPusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksiv

Modul 09 Perencanaan Bangunan IrigasiDAFTAR TABELTabel 2. 1 - Perbandingan antara bangunan – Bangunan pengukuran debit yangumum dipakai . 2Tabel 2.2 - Harga-harga minimum batas moduler (H2/H1) . II-8Tabel 2.3 - Contoh hubungan antara jarak vertikal dan kemiringan samping padapapan duga untuk saluran dengan kemiringan talut 1:1,5 .II-11Tabel 2.4 - Besaran debit yang dianjurkan untuk alat ukur Romijn Standar .II-18Tabel 4.1 – Perbandingan antara bangunan – bangunan pengatur muka air . IV-3Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksivi

Modul 09 Perencanaan Bangunan IrigasiDAFTAR GAMBARGambar II.1 - Alat ukur ambang lebar dengan mulut pemasukan yang dibulatkan II-4Gambar II.2 - Alat ukur ambang lebar dengan pemasukan bermuka datar danperalihan penyempitan . II-5Gambar II.3 - Cv sebagai fungsi perbandingan Cd A*/A1 . II-6Gambar II.4 - Ilustrasi peristilahan yang digunakan . II-7Gambar II.5 - Dimensi flum dan alat ukur . II-8Gambar II.6 - Peralihan-peralihan hilir . II-9Gambar II.7 - Bilangan-bilangan pengali untuk satuan-satuan yang dipakai padapapan duga miring .II-10Gambar II.8 - Perencanaan mercu alat ukur Romijn .II-14Gambar II.9 - Sketsa isometris alat ukur romijn .II-16Gambar II.10 – Dimensi alat ukur romijn dengan pintu bawah .II-17Gambar II.11 - Perencanaan yang dianjurkan untuk alat ukur Crump-de Gruyter II-20Gambar II.12 - Karakteristik alat ukur Crump-de Gruyter .II-21Gambar II.13 – Bangunan sadap pipa sederhana .II-25Gambar III.1 - Koefisien debit untuk aliran di atas skot balok potongan segi empat(cv 1,0) .III-2Gambar III.2 - Aliran di bawah pintu sorong dengan dasar horizontal .III-5Gambar III.3 - Koefisien K untuk debit tenggelam (dari Schmidt) .III-5Gambar III.4 - Koefisien debit µ masuk permukaan pintu datar atau lengkung .III-6Gambar III.5 - Bentuk-bentuk mercu bangunan pengatur ambang tetap yang lazimdipakai .III-7Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksivii

Modul 09 Perencanaan Bangunan IrigasiGambar III.6 - Alal ukur mercu bulat .III-8Gambar III.7 - Penggabungan kurve muka air dan kurve debit .III-10Gambar III.8 - Sketsa dimensi untuk celah kontrol .III-10Gambar IV.1 – Saluran primer dengan pengatur sadap ke saluran sekunder . IV-2Gambar IV.2 - Perubahan debit dengan variasi muka air untuk pintu aliran atas danaliran bawah . IV-4Gambar IV.3 – saluran sekunder dengan bangunan pengatur dan sadap ke berbagiarah . IV-6Gambar IV.4 - Bangunan pengatur pintu aliran bawah dengan mercu tetap . IV-7Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksiviii

Modul 09 Perencanaan Bangunan IrigasiPETUNJUK PENGGUNAAN MODULDeskripsiMata Diklat ini meliputi penjelasan tentang tentang Bangunan,PengkurDebit,Bangunan Pengatur tinggi muka air,Bangunan bagi dan sadap, Bahandiskusi, Bangunan pembawa, Bangunan lindung, Jalan dan jembatan,Bangunan – bangunan pelengkap, Studi kasusPeserta diklat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yangberurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untukmemahami perencanaan bangunan irigasi. Setiap kegiatan belajar dilengkapidengan latihan/simulasi atau evaluasi yang menjadi alat ukur tingkatpenguasaan peserta diklat setelah mempelajari materi dalam modul ini.MetodeDalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalahdengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara/Fasilitator,adanya kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusiAlat Bantu/MediaUntuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan AlatBantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white boarddengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau bahanajar.Kompetensi DasarDalam mempelajari perencanaan bangunan irigasi peserta mampu memahamibangunan pengukur debit, bangunan pengatur pintu muka air, bangunan bagidan sadap dengan benar, Bahan diskusi, Banguna Pembawa, Bangunanlindung, jalan dan jembatan, Bangunan – bangunan pelengkap, studi kasus.Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksiix

Modul 09 Perencanaan Bangunan IrigasiBAB IPENDAHULUAN1.1 Latar belakangKriteria Perencanaan Bangunan ini meliputi seluruh bangunan yang melengkapisaluran-saluran irigasi dan pembuang, termasuk bangunan-bangunan sploitasidanpemeliharaan.Di sini diberikan uraian mengenai bangunan-bangunan jaringan irigasi danpembuang. Uraian itu mencakup latar belakang dan dasar-dasar hidrolika untukperencanaan bangunan-bangunan tersebut. Hal ini berarti bahwa beberapajenis bangunan tertentu memerlukan uraian khusus tersendiri karena sifat-sifathidrolisnya yang unik. Bangunan-bangunan lain yang memiliki banyakpersamaan dalam hal dasar-dasar hidrolikanya akan dibahas di dalamkelompok yang sama. Kriteria perencanaan hidrolis disajikan dalam bentuktabel dan grafik untuk menyederhanakan penggunaannya, sejauh hal inidianggap mungkin dan cocok. Namum demikian latar belakang teoretis masingmasing bangunan akan disajikan selengkap mungkin.Perencanaan bangunan bergantung pada keadaan setempat, yang umumnyaberbeda-beda dari satu daerah ke daerah yang lain. Hal ini menuntut suatupendekatan yang luwes. Akan tetapi, di sini diberikan beberapa aturan dan carapemecahannya secara terinci. Bilamana perlu, diberikan referensi mengenaimetode dan bahan konstruksi alternatif.Bab-bab dalam laporan ini dibagi-bagi sesuai dengan tingkat kemanfaatanbangunan. Di sini diberikan rekomendasi pemakaian tipe-tipe bangunan yanglebih disukai. Rekomendasi ini didasarkan pada:1). kesesuaian dengan fungsi yang dibebankan kepada bangunan,2). mudahnya perencanaan dan pelaksanaan,3). mudahnya eksploitasi dan pemeliharaan,4). biaya konstruksi dan pemeliharaan,5). terbiasanya petugas eksploitasi dengan tipe bangunan tersebut.Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan KonstruksiI- 1

Modul 09 Perencanaan Bangunan IrigasiPada topik ”Bangunan Irigasi di Saluran II” ini kita akan lebih banyakmengamati d

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I- 2 Pada topik ”Bangunan Irigasi di Saluran II” ini kita akan lebih banyak mengamati dan mendiskusikan permasalahan hidrolis yang terjadi pada saluran irigasi

Related Documents:

pengaruh program pelatihan terhadap perubahan KSA peserta diklat dikenal dengan istilah evaluasi diklat. Proses evaluasi diklat dapat dilakukan sejak awal perencanaan program diklat, pada saat pelaksanaan diklat berlangsung, setelah selesai seluruh program diklat, atau setelah jangka waktu

Evaluasi Program Diklat Kompetensi Teknis 194 4.2.3 Kelayakan Sistem Evaluasi Program Diklat Kompetensi Teknis Beserta Kelengkapan Pendukungnya 198 4.2.4 Keefektifan Sistem Evaluasi Program Diklat Kompetensi Teknis Beserta Kelengkapan Pendukungnya 199 4.3 Kendala

Adapun kegiatan Diklat Teknis dan Fungsional di Badan Diklat Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2014 yang telah dilaksanakan sebanyak 3 jenis diklat teknis yaitu kearsipan, penata laporan keuangan dan aset, serta kompetensi

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR D I R E K T O R A T I R I G A S I D A N R A W A STANDAR PERENCANAAN IRIGASI KRITERIA PERENCANAAN BAGIAN SALURAN KP-03 2013. ii . KP – 09 Standar Pintu Pengatur Air Irigasi: Spesifikasi Teknis .

Komponen silabusnya terdiri dari 12 topik utama yang harus dipahami siswa secara menyeluruh . - Penggunaan dan salah guna sumberdaya air - Sumberdaya air untuk irigasi - Definisi irigasi - Jenis irigasi - Sejarah irigasi - Dampak irigasi - . 2. Lingkungan Air dan Udara - Sumberda

x.6. konsep titik tangkap bangunan x.7. konsep as bangunan dan kawasan x.8. konsep dimensi bangunan x.9 konsep bentuk massa bangunan x.10. konsep struktur dan konstruksi bangunan . bab vi identifikasi dalam perencanaan alam tahap identifikasi dalam perencanaan, terdapat

S A M B U T A N Keberadaan sistem irigasi yang handal merupakan sebuah syarat mutlak bagi . mendukung produktivitas usaha tani. Pengembangan irigasi di Indonesia yang telah berjalan lebih dari satu abad, telah memberikan pengalaman yang berharga dan sangat bermanfaat dalam kegiatan pengembangan irigasi di masa mendatang. . Daftar Isi xi .

advanced accounting program. Understanding students’ intentions in pursuing their studies to higher level of accounting courses is an important step to attract students to accounting courses. Beside intention, students’ perception on advanced accounting programs and professional courses may