Abstrak Sistem Deiksis Persona Sebagai Salah Satu Aspek .

2y ago
102 Views
2 Downloads
6.85 MB
16 Pages
Last View : 17d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Bennett Almond
Transcription

SISTEM DEIKSIS PERSONA DALAMTINDAK KOMUNIKASIOleh: Teguh SetiawanAbstrakSistem deiksis persona sebagai salah satu aspek bahasa merupakanpendukung tercapainya tujuan tindak komunikasi. Hal ini mengingat dalamtindak komunikasi penutur tidak akan selamanya menggunakan nama dirinyadan nama lawan tuturnya. akan tetapi akan bervariasi dengan mengunakankata ganti persona baik untuk merujuk dirinya maupun untuk merujuklawan tutumyaDalam bahasa Indonesia penggunaan sistem deiksis personamerujuk pada penggunaan sistem bentuk kata ganti persona (pronominapersona) yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Bentukpronomina persona pertama pada umumnya merujuk pada pembicara akantetapi tindak menutup kemungkinan merujuk pada lawan bicara. Bentukpronomina persona kedua merujuk pada lawan bicara dan dapat pulamerujuk pada pembicara dan pihak ketiga diluar pembicara dan lawan bicara.sedangkan bentuk pronomina persona ketiga pada umumnya merujuk padaorang ketiga tetapi tidak menutup kemungkinan merujuk pada pembicara.Dalam pemakainnya bentuk-bentuk deiksis tersebut tidak dapat digunakansecara acak. Hal ini disebabkan deiksis persona merupakan sistem yangsangat terikat oleh kaidah dan latar belakang budaya bahasa yangbersangkutan. Oleh karena itu perlu adanya deskripsi yang jelas tentangkaidah yang berlaku pada sistem deiksis ahasa Indonesia guna mendukungtercapianya tujuan komunikasi.A. PendahuluanBahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang sangat tingginilainya karena dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dan berinteraksidengan masyarakat di sekitarnya. Dengan bahasa pula, manusia dimungkinkandapat berkembang dan mengabstraksikan berbagai gejala yang muneul dilingkungannya. Jelaslah bahwa bahasa sangat penting peranannya dalamkehidupan sosial.Komunikasi akan berjalan dengan lanear apabila sasaran bahasa yangdigunakan tepat. Artinya bahasa itu dipergunakan sesuai dengan situasi dankondisi penutur dan sifat penuturan itu dilaksanakan. Hal ini sangatbergantung pada faktor-faktor penentu dalam tindak bahasa atau tindakkomunikasi, yaitu lawan bieara, tujuan pembieara, masalah yang dibiearakan,situasi. Penggunaan bahasa seperti inilah yang disebut pragmatik.Pragmatik mangkaji empat hal, yaitu deiksis, praanggapan, tindak77----

uJaran, dan irnplikatur percakapan (Purwo, 1990:17). Deiksis sebagai salahkonstruksi yang hanya dapat ditafsirkan acuannya dengan rnernperhitungkansituasi pembicaraan. Sebuah kata dikatakan bersifat deiksis apabila rujuakkankata-kata itu berpindah-pindah atau berganti-ganti, tergantung pada saat danternpat dituturkannya kata itu (purwo, 1984:1). Kata-kata seperti saya, dia,kamu, rnerupakan kata-kata yang bersifat deiksis. Rujukan kata-kata tersebutbarulah dapat diketahui jika diketahui pula siapa, di arnan, dan pada waktukapan kata-kata itu diucapkan. Peristiwa deiksis dapat terjadi pada bahasalisan rnaupun tulisan dan dapat pula berupa deiksis persona, deiksis ternpat,deiskis waktu, deiksis sosial, dan deiksis wacana.Kata-kata deiksis pada setiap bahasa jumlahnya terbatas. Walaudernikian, sistem deiksis justru termasuk yang sangat sulit dipelajari orangyang bukan penutur asli bahasa yang bersangkutan (purwo; 1980:18). Hal iniberarti kajian deiksis bahasa Indonesia akan lebih rnendalam apabila orangyang rnengakaji adalah penutur asli bahasa Indonesia.Sistern deiksis bahasa yang satu dengan bahasa yang lain adalahberbeda. Hal ini dirnungkinkan karena tiap-tiap bahasa rnerniliki kaidahbahasa dan latar belakang budaya tersendiri yang berbeda dengan kaidah latarbelakang budaya bahas yang lain. Perbedaan ini rnernbawa konsekuensitersendiribagi orang yang akan rnempelajari atau rnendalami danrnenggunakannya dalam tindak kornunikasi. Dalam bahasa Inggris untukrnenunjuk orang kedua tunggal cukup dengan rnenggunakan kata you tanparnernandang siapa yang diajak bicara. Apakah yang diajak bicara itu seoranganak, pernuda, orang tua, tidaklah rnenjadi persoalan. Dalam bahasa Indonesiatidaklah dernikian, untuk rnenunjuk orang kedua tunggal, seseorang harustabu terlebih dahulu siapa yang diajak berbicara dan bagairnana situasipernbicaraan tersebut. Semua ni harus diperhitungkan oleh penutur bahasaIndonesia sebab hal ini akan rnenentukan bentuk persona yang akan dipilih.Apakah akan rnemilih bentuk kamu, anda, ataukah saudara yang kesernuabentuk persona tersebut rnemiliki beban semantik dan karakteristik yangberbeda-beda. Dengan demikian persolannya adalah beban sernantik dankarakteristik apa saja yang dirniliki oleh rnasing-masing bentuk deiksis yangada di dalam bahasa Indonesia yang selanjutnyan rnenjadi sistern deiksispersona dalam bahasa tersebut? Pengetahuan tentang itu akan sangat pentingguna rnembantu dan rnendukung temcapainya tujuan kornunikasi.78

B. Pengertian PragmatikPragmatik sebagaimana yang telah diperbincangkan di Indonesiadewasa ini, paling tidak dapat dibedakan atas dua hal, yaitu (1) pragmatiksebagai sesuatu yang diajarkan (2) pragmatik sebagai suatu yang mewarnaitindakan mengajar.Bagian pertama sebagai bidang kajian linguistik dankedua pragmatik sebagai salah satu segi di dalarn bahasa atau disebut fungsikomunikatif (Purwo, 1990:2).Istilah pragmatik itu sendiri dapat ditelusuri kehadiranya denganmenyangkutpautkan filosof yang bernama Charles Morries (1978). Iasebenarnya mengarnbil pemikiran para filosof pendahulunya (Locke danPierce) mengenai semiotik, oleh Moris dipilah menjadi tiga cabang yaitusintaksis, semantik dan pragmatik (Moris, 1946: 217 dalam lyons,1978:115).Pragmatik dan semantik sarna-sarna mengkaji tentang makna. Salahsatu upaya untuk memberi batas antara semantik dan pragmatik terlihat padadefmisi berikut. Pragmatik adalah telah mengenai segala aspek mana yangtercakup di dalarn teori semantik. Sedangkan semantik adalah makna kalimat.Pragmatik menekankan pada tuturan (purwo, 1990 : 16). Dengan demikiansemantik menggeluti makna kata atau klausa, tetapi makna pragmatikmemberikan makna yang terikat konteks (context dependent). Hal ini sejalandengan pengertian pragmatik yang dikemukakan ooleh Victoria dan Robert(1978 : 189), yaitu pramatics is the general study of how context influencethe way we interpret sintences atau pragmatik merupakan studi umumtentang agaimana pengaruh kontek terhadap cara kita menafsirkan kalimatRuang lingkup pragmatik itu mencakup beberapa kajian. Levinson(1983 : 37) mengatakan pragmatics is the study of deixis ( at least in past)implicatur, presupposition, speech acts, and aspect of discourse structure.Dengan kata lain pragmatik adalah kajian mengenai deiksis, implikatur,pranggapan tindak tutur dan aspek struktur wacana. Menurut Nababan(1987:18) kajian pragmatik mencakup variasibahasa, tindak bahasa,implikatur percakapan, teori deiksis. praanggapan dan analisis wacana.sementara itu Purwo (1984:10) mengatakan ada empat yang disepakati dalarnkajian pragmatik yaitu (1) deiksis, (2) pranggapan. (3) tindak ujar, dan (4)implikatur percakapan.c. Pengertian DeiksisDalam kegiatan berbahasa, sering digunakan kata-kata atau frase-frase79

rujukannya berpindah-pindah atau berganti-ganti, tergantung pada siapa yangmenjadi pembicara , saat dan tempat dituturkannya kata-kata itu. 01eh karenaitu, deiksis dapat dikatakan sebagai "an expresion thar has one meaning butrefers to differ.ententities as the extralinguistics context change" (Nirma1a,1988:51). Da1am bidang 1inguistik terdapat pula isti1ahrujukan atau seringdisebut referensi, yaitu kata atau ftase yang menunjuk kepada kata, ftase atauungkapan yang akan diberikan. Rujukan semacam itu oleh Nababan (1987:40)disebut deiksis.Pengertian deiksis menurut pandangan tradisiona1 dibedakan denganpengertian anafora. Deiksis diartikan sebagai 1uartuturan. Menutur pandanganyang menjadi pusat orientasi deiksis senantiasa si pembicara, yang tidakmerupakan unsur di da1am bahasa itu sendiri, sedangkan anafora merujukda1amtuturan baik yang mengacu pada kata yang berada dibe1akangmaupun. yangmerujukpada katayangberadaadi depan(Lyons,1977:638).SemantaraNansi J. (1983:181) memberikan definisi deiksis sebagai rujukan suatu katayang berpindah dan bergantung pada siapa yang berbicara, di manapembicara atau pendengar dan waktu dituturkannya kata-kata tersebut.Kata deiksis berasa1 dari kata Yunani deiktikos yang berarti 'ha1menunjuk secara 1angsung'. Sedangkan isti1ah deiktikos yang dipergunakanoleh tata bahasawan Yunani da1am pengertian sekarang kita sebut kata gantidemonstratif. Tata bahasawan Roman (Stoics, Dionysius Trax, danApollonius Dysco1us yang melekatkan dasr bagi timbu1nya tata bahasatradisiona1 di dunia barat) memakai kata demonstrativus untukmenerjemahkan kata deiktikos (Lyons, 1977:639). Da1am lingustik sekarangkata itu dipakai untuk menggambarkan fungsi kata ganti persona, kata gantidemonstratif, fungsi waktu dan macam-macam ciri gramatika1 dan leksikal1ainnyayang mengabungkan ujaran dengan jalinan ruang dan waktu dalamtindak ujaran.D. Macam Deiksis.Da1am kajian pragmatik ada beberapa kreterian pembagiandeiksis, Nansi J. (1983:18) membagi deiksis atas tiga macam, yaitu deiksispersona, deiksis tempat dan deiksis waktu. Pembagian ini seja1amdengan apayang di1akukan oleh Bambang Kawwanti Purwo (1994:19) dan Victoriadan Robert (1987:91). Sedangkan Nababan (1987:41) membagi deiksis80

menjadi lima macam, yaitu deiksis persona, deiskis tempat, deiksis waktu,deiksis wacana, dan deiksis sosial.E. Pengertian Deiksis PersonaOeiksis persona adalah pemberian bentuk kepada peran pesertadalam kegiatan berbahasa. Oalam kategori deiksis persona yang menjadikreteria adalah peran/peserta dalam peristiwa berbahasa itu. Peran dalamkegiatan berbahasa itu dibedakan menjadi tiga macam, yaitu persona pertama,persona kedua, dan persona ketiga (Haliday dan Hasan, 1984:44). Oalamsistem ini, persona pertama kategorisasi rujukan pembicara kepada dirinyasendiri, persona kedua ialah kategorisasi rujukan pembicara kepadapendengar atau si alamat, dan persona ketiga adalah kategorisasi rujukankepada orang atau benda yang bukan pembicara dan lawan bicara.Oeiksis persona merupakan deiksis asli, sedangkan deiksi waktudan deiksis tempat adalah deiksis jabaran. Hal ini didasarkan atas pendapatBecker dan Oka dalam Purwo (1984:21) bahwa deiksis persona merupakandasar orientasi bagi deiksis ruang dan tempat serta waktu.F. Sistem Deiksis Persona dalam KomunikasiSistem persona merupakan sistem yang pertama kali di-gunakan olehanak-anak yang berumur dua tahoo (Bloom, Lightbown, Hood (1975) danNansi J. (1983:181). hal ini sejalan dengan hasil penelitian Tanz (1980)dalamNansiJ. (1983:182) terhadap tingkat-tingkat perkembanganpenggunaan bahasa. pada anak-anak yang berkesimpulan bahwa ada banyakanak yang sudah menguasai sistem deiksis persona pada umur dua tahoo,terutama bentuk saya, kamu, dia, sedangkan bentuk-bentuk lainnya belumdikuasi dan diketahui banyak oleh mereka. Oleh karena itu, dapat dikatakanbahwa deiksis persona merupakan deiksis asli, sedangkan deiksis waktu dandeiksis tempat merupakan deiksis jabaran.Penggooaan sistem deiskis persona dalam tindak komooikasi tidakhanya harus menguasai kaidah bahasanya tetapi juga harus memperhatikanlatar belakang budaya bahasa tersebut. Tanpa memperhatikan dua hal inidapat dimoogkinkan tindak komooikasi tidak akan berhasil. Sebagaicontoh seorang mahasiswa Australia menggooakan bentuk kamu ootukmemanggil seorang dosen di Indonesia. Bentuk tersebut dirasa kurang tepatkarena bentuk kata ganti persona tersebut umumnya digooakan olehseorang pembicara yang mempunyai hubungan akrab dengan lawan bicara81

atau dari orang yang lebih tua ke yang rnuda. Sernentara itu ada bentuk lainyangsarna-sarna untuk rnerujuk pada oranf kedua tetapi khusus untukrnernanggil seorang dosen yaitu bapak atau ibu sehingga apabila bentukkamu yang dipilih kornunikasi akan terganggu bahkan rnungkin akanterputus.Sehubungan dengan ketepatan pernilihan bentuk deiksis persona,rnaka hams diperhatikan fungsi bentuk-bentuk kata ganti persona dalambahasa Indonesia. Ada tiga bentuk kata ganti persona, yaitu (I) kata gantipersona pertarna, (2) kata ganti persona kedua, dan (3) Kata ganti personaketiga.I. Kata Ganti Persona PertarnaKata ganti persona pertarna adalah kategorisasi rujukanpernbicarakepada dirinya sendiri. Dengan kata lain kata ganti persona pertama rnerujukpada orang yang sedang berbicara. Kata ganti persona pertarna dibagi rnenjadidua, yaitu kata ganti persona pertarna tunggal dan kata ganti personapertarna jarnak.Kata ganti persona pertama tunggal rnempunyai tiga bentuk, yaituaku, saya, daku (P&K, 1988:17). Kata ganti persona pertarna akurnerupakan kata ganti yang sebenarnya (asli) , sedangkan bentuk sayarnerupakan kata ganti persona pinjarnan dari bentuk sahaya (Slarnetmuljono,1957:54). Bentuk aku rnernpunyai dua variasi bentuk, yaitu -ku dan ku-,sedangkan bentuk saya tidak rnernpunyai variasi bentuk. Berdasarkandistribusi sintaksisnya bentuk -ku rnerupakan bentuk lekat kanan, sedangkanbentuk ku- rnerupakan bentuk lekat kiri. Betuk lekat kanan seperti itu dalarnbahasa Indonesia dapat dijumpai dalarn konstruksi posesif dan dalarnkonstruksi posesif bentuk persona senantiasa lekat kanan (Sudaryanto, 1979).Contoh :(1) "Tidak! Bongkrekku tidak rnungkin beracun ." (Ronggeng DukuhParuk, hlrn:34)Di sarnping digunakan dalarn konstruksi posesif bentuk -ku dapat pularnenduduki fungsi objek dan berperan objektif (purwo, 1984:27).Contoh :(2) "Dia rnasih rnenatapku dengan cara seorang yang bodoh."(Ronggeng Dukuh Paruk, hlrn:84)82

Bentuk ku- sebagai bentuk lekat kiri dalam hal pemakaiannya sarnasekali berbeda dengan bentuk -ku. Bentuk ku- umumnya diletakan pada katayang terletak disebelah kirinya, dalam rangkaian verba dan mengisi gatrakonstituen pelaku.Contoh :(3) "Lebih baik sekarang ku hadapi hal yang lebih nyata." (RonggengDukuh Paruk, hlm:51)Selain bentuk kata ganti persona, digunakan pula nama-nama oranguntuk menunjuk persona pertama tunggal (Samsuri, 1987:238). Anak-anakbiasa memakai nama diri untuk merujuk, pada dirinya misalnya seoranganak bemama agus suatu ketika dia ingin makan dan dia mengucapkan "Agusmau makan" yang berarti 'Aku mau makan' (bagi diri Agus). Akan tetapiapabila kalimat itu diucapkan oleh seorang ayah atau seorang ibu dengan nadabertanya seperti "Agus mau makan?" maka nama Agus tidak lagi merujukpada pembicara tetapi merujuk pada persona kedua tunggal (mitra tutur).Dalam hal pemakainnya, bentuk persona pertama aku dan saya adaperbedaan. Bentuk saya adalah bentuk yang formal dan umumnya dipakaidalam tulisan atau ujaran yang resmi. Untuk tulisan formal pada bukunonfiksi, pidato, sambutan bentuk saya banyak digunakan bahkan pemakianbentuk saya sudah menunjukan rasa hormat dan sopan. Namun demikian tidakmenutup kemungkinan bentuk saya dipakai dalam situasi nonformal.Sebaliknya dengan bentuk aku lebih banyak dipakai dalam situasi yang tidakformal sert:a.lebih menunjuk keakraban antara pembicara dan lawan bicara.Dengan kata lain bentuk saya tak bermarkah, sedangkan bentuk akubermarkah keintiman (markedfor intimacy) (purwo, 1983:23).Contoh:(4) "Aku tidak pasti lagi, Mas Sun. Mungkin sekali yangmendorongku adalah Hasan suamiku" (Bawuk, hlm:141)(5) "Aku harap aku betul, sungguh darling, aku serius. aku harapitu betul" (Seribu Kunang-Kunang di Manhattan, hIm:IS8)(6) "Ab bukan saya tapi sarna Kanjeng. Masa ondemya dulu."(Bawuk, hlm:112)(7) "Setujukah Tuan dengan pendapat saya bahwa di Amerika tidakadajam baik seperti di Swiss ?" (There Goes Tatun, hlm:237)83

Bentuk kata ganti persona pertama aku pada kalimat(3) dan (4)bemada akrab dan dirmakan dalam situasi van tidak formal sedanlZkanbentuk saya pada kalimat (5) dan (6) digunakan dalam tuturan yang bemadaformal.Bentuk dan fungsi persona pertama tunggal berbeda denganbentuk dan fungsi kata ganti persona pertama jamak. Bentuk kata gantipersona jamak meliputi kaOO dan kita. Dalam bahasa 1nggris, baik untukmerujuk bentuk kami maupun kita hanya menggunakan satu bentuk, yaituwe. Bentuk we yang berarti kami akan meliputi (I, she, he, dan they) tanpayou sebagai lawan bicara, sedangkan bentuk we yang berarti kita akanmeliputi (I, she, he, they, dan you) (Hal1idaydan Hasan, 1984:50).Bentuk persona pertama jamak kaOOmerupakan bentuk yangbersifat ekslusif artinya bentuk persona tersebut merujuk pada pembicaraatau penulis dan orang lain dipihaknya, akan tetapi tidak mencakup oranglain dipihak lawan bicara. Se1ain itu, bentuk kaOOjuga sering digunakandalam pengertian tunggal untuk mengacu kepada pembicara dalam situasiyang formal. Dengan demikian, kedudukan kaOO dalam halinimengggantikan persona pertama tunggal, yaitu saya (P&K, 1988:174). Halini berhubungan dengan sikap pemakai bahasa yang sopan mengemukakandirinya dan karenanya menghindari bentuk saya. Sebaliknya dengan bentukkita, bentuk ini bersifat inkIusif artinya bentuk pronomina tersebut merujukpada pembicara/penulis, pendengar/pembaca dan mungkin pihak lain (Leech,1979:84). Oleh karena itu, bentuk kita biasanya digunakan oleh pembicarasebagai usaha untuk mengakrabkan atau mengeratkan hubungan dengan lawanbicara.Contoh :(8) "Alangkah cerdas mereka. Tentu saja kita adalah pemainkabuki." (Kimono Biru Buat [stri, hlm:315)(9) "Kalau ibu tahu di mana mereka, lapor kami ya Bu."(Sri Sumarah, hlm:56)Dalam situasi yang berbeda bentuk kami memiliki rujukan danmakna yang berbeda. Sebagai contoh bentuk kaOO yang digunakan olehseorang presiden atau seorang raja saat berbicara dengan rakyatnya,bukanlah untuk merujuk pembicara tunggal guna mencapai kadar kesopanantetapi bentuk kaOO tersebut mewakili dirinya (raja atau presiden) dengan84

segenap pembantunya dan kekuasaanya. Bentuk persona pertama selainmerujuk pada pembicara kemungkinannya juga merujuk pada lawan bicara(persona kedua). Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan kontekspenuturan.Contoh :(10) Wah bajuku bam ! Pantas gayanya lain.Bentuk kata ganti persona pertama -ku pada kalimat (10) merujukpada lawan bicara bukan untuk merujuk pembicara. Penggunaan bentukdeiskis semacam itu biasanya digunakan oleh seorang pembicara yang sudahdewasa kepada anak kecil tau untuk menyinggung lawan bicara karena lawan.bicaranyamemakaibajubaru.2. Kata Ganti Persona KeduaKata ganti persona kedua adalah kategorisasi rujukan pembicarakepada lawan bicara . Dengan kata lain bentuk kata ganti persona kedua'baiktunggal maupun jamak merujuk pada lawan bicara.Bentuk pronomina persona kedua tunggal adalah kamu dan engkau.Kedua bentuk kata ganti persona kedua tunggal tersebut masing-masingmempunyai bentuk variasi -mu dan kau-. Bentuk persona ini biasanyadipergunakanoleh:.a) Orang tua terhadap orang muda yang telah dikenal dengan baik danlamab) Orang yang mempunyai status sosial lebih tinggi untuk menyapa lawanbicara yang statusnya lebih rendah.c) Orang yang mempunyai hubungan akrab, tanpa memandang umur ataustatus sosial (Purwo, 1984:23).Contoh :(11) "Kau tak usah ragu tentang hal itu. Baiklah aku akanmengganti pertanyaan itu kalau kau mau "(Bawuk, hlm:143)(12) ".Maukah kau membikin aku segelas" (Seribu Kunangkunang di Manhattan, hIm:156)(14) "Kalau begitu, kenapa tidak di sini saja menuggu suamimu itu"(Bawuk, hIm:141)Sebutan ketaklaziman untuk pronomina persona kedua dalambahasa Indonesia banyak ragamnya, seperti anda, saudara, leksim kekerabatanseperti bapak, ibu, kakak dan leksem jabatan seperti guru, dokter.Pemilihan bentuk mana yang hams dipilih ditentukan oleh aspek85---

sosiolinguistik. Bentuk bapak/pak, ibu/bu yang merupakan bentuk sapaankekeluargaan menandakan dua pengertian. Pertarna, orang yang mamakaientuk-bentuk tersebu! memilila hubungan akral Jeugan I.wan bicaranya.Kedua, dipergunakan untuk memanggil orang yang lebih tua atau orang yangbelum dikenal. Dengan kata lain pengertian kedua menandakan hubunganantara pembicara dengan lawan bicara kurang akrab, sedangkan bentuksaudara, anda biasanya digunakan untuk menghormat dan ada jarak yangnyata antara pembiacar dan lawam bicara. Khusus untuk bentuk ketakzimananda biasanya dimaksudkan untuk menetralkan hubungan. Meskipun kata itutelah lam

dan deiksis tempat adalah deiksis jabaran. Hal ini didasarkan atas pendapat Becker dan Oka dalam Purwo (1984:21) bahwa deiksis persona merupakan dasar orientasi bagi deiksis ruang dan tempat serta waktu. F. Sistem Deiksis Persona dalam Komunikasi Sistem p

Related Documents:

deiksis persona, (3) deiksis waktu, (4) deiksis sosial, dan (5) deiksis tempat. Di antara deiksis-deiksis tersebut, deiksis yang sering muncul yaitu deiksis wacana dan deiksis persona, sedangkan deiksis yang jarang ditemukan yaitu deiksis persona, pronomina orang ketiga

Peran pemakaian deiksis persona yang ditemukan meliputi peran deiksis persona pertama sebagai pembicara, peran deiksis persona kedua sebagai lawan bicara, dan peran deiksis persona ketiga sebagai persona yang dibicarakan. Kata kunci: Deiksis Persona, Bahasa Musi

Selain itu (Levinson,1983) membagi deiksis menjadi lima bentuk: deiksis persona, deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis wacana dan deiksis sosial. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada deiksis tempat. 2.3 Deiksis

Deiksis ada lima macam, yaitu deiksis orang, deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis wacana dan deiksis sosial. Chaniago, dkk (2007:225) menjelaskan bahwa deiksis merupakan penggunaan bentuk dalam sebuah tuturan. Sebuah kata dikatakan bersifat deiksis

d. Penggunaan deiksis persona kedua bentuk jamak kalian 20 penemuan. e. Penggunaan deiksis persona ketiga bentuk tunggal dia 50 penemuan, ia 42 penemuan, dan – nya 377 penemuan. f. Penggunaan deiksis persona bentuk jamak mereka 75 penemuan. Penggunaan deiksis persona

Selain itu, jenis deiksis persona, penunjuk, dan waktu yang terdapat dalam novel Sunset Bersama Rosie jenisnya bervariasi. Diantaranya, deiksis persona pertama dan kedua, deiksis pronomina demonstratif, serta deiksis waktu. Deiksis persona pertama yang digunakan dalam novel Sunset Bersam

Kusumawati, Erlina. (2006) meneliti “Analisis deiksis persona dan sosial wacana berita patroli dalam surat kabar harian umum solopos tahun 2004”.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) bentuk-bentuk deiksis persona dan sosial; (2) katagorisasi deiksis persona dan sosial; d

Agile Software Development with Scrum Jeff Sutherland Gabrielle Benefield. Agenda Introduction Overview of Methodologies Exercise; empirical learning Agile Manifesto Agile Values History of Scrum Exercise: The offsite customer Scrum 101 Scrum Overview Roles and responsibilities Scrum team Product Owner ScrumMaster. Agenda Scrum In-depth The Sprint Sprint Planning Exercise: Sprint Planning .