DESAIN PEMBELAJARAN - Estu Miyarso

2y ago
35 Views
2 Downloads
294.82 KB
17 Pages
Last View : 11d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ophelia Arruda
Transcription

REVIEW BUKUDESAIN PEMBELAJARANKonsep, Model, danAplikasinya dalam PerencanaanPelaksanaan Pembelajaranoleh :Estu MiyarsoNIM. 17703269009Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori dan Riset Desain PembelajaranYang diampu oleh Bapak Prof. Dr. Abdul Ghofur, M.Sc.Prodi S3 Ilmu Pendidikan Kon. Teknologi PembelajaranPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2017

A. Identitas Buku1. Judul: DESAIN PEMBELAJARAN: Konsep, Model, danAplikasinya dalam Perencanaan PelaksanaanPembelajaran2. Penulis: Prof. Dr. Abdul Gofur, M.Sc.3. Penerbit: Ombak (Anggota IKAPI) 20124. Kota & Tahun Terbitan: Yogyakarta, 20125. Alamat Penerbit: Perumahan Nogotirto III, Jl. Progo B-15Yogyakarta - 552926. Format: Buku teks/ Pegangan Kuliah7. Jumlah HalamanHalaman Depan: xiHalaman Isi - Akhir: 1868. Jumlah Bab: 4 bab9. Jenis KertasSampul: Ivori 90grIsi: Buram 50gr

A. Resume:BAB IKONSEP DAN PERSPEKTIF DESAIN PEMBELAJARANDALAM TEKNOLOGI PEMBELAJARANA. Konsep Desain Pembelajaran1. Definisi Desain PembelajaranDalam literatur-literatur bahasa Inggris, Desain Pembelajaran dikenal denganistilah instructional Design, Instructional Sistem Design, Instructional Development,dan Instructional Sistem Development. Dulu untuk menyebut Desain Pembelajarandigunakan istilah Desain Pengajaran. Tapi kerena istlah Pengajaran diganti denganPembelajaran, maka istilah Desain Pengajaran diganti dengan Desain Pembelajaran.Secara konseptual desain pembelajaran (instructional design) merupakan praktikpembuatan alat dan isi atau materi pembelajaran agar proses belajar berlangsungseefektif mungkin. Proses dimaksud secara garis besar meliputi penentuan kebutuhanbelajar SISwa, menentukan tujuan pembelajaran, dan menciptakan kegiatan atau"intervensi" dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Idealnya proses dimaksuddidasarkan atas teori belajar yang valid. Hasil pembelajaran dapat berupa perubahanperilaku siswa yang secara langsung atau tidak langsung dapat diamati dan diukur.(Kruse, Kevin, Moss, K.J)Definisi dari Michigan University yang menyatakan: Desain pembelajaranmerupakan proses sistematis pengembangan paket pembelajaran menggunakan teoribelajar dan teori pembelajaran untuk menjamin terwujudnya pembelajaran yangberkualitas. Proses dimaksud meliputi analisis kebutuhan dan tujuan belajar siswa,pengembangan sistem penyampaian untuk mencapai tujuan tersebut. Termasuk didalamnya pengembangan materi/paket dan kegiatan pembelajaran, mengujicobakandan mengevaluasi semua kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa.Secara lebih sederhana dan singkat adalah definisi menurut Morison, Ross, danKemp yang mendifinisikan bahwa istilah desain mengandung pengertian membuat ataumengembangkan pola, membuat atau mengembangkan rancangan. Jadi desainpembelajaran mengandung pengertian membuat pola atau rancangan pembelajaran.Pola atau rancangan dimaksud disusun secara sistematis sedemikan rupa, sehingga

proses pembelajaran berlangsung secara optimal dalam arti tujuan pembelajarantercapai sesuai dengan yang diharapkan.Adapun perspektif Desain Pembelajaran Menurut Carl Berger and Rosalind Kam(http://www.umich.edu/-ed626/define.html diunduh tel 25 Maret 2012) menyatakanbahwa desain pembelajaran (Instructional Design) dapat dipandang sebagai proses,disiplin, sains, dan sebagai sistem. Desain pembelajaran sebagai proses adalah prosessistematis dalam mengembangkan spesifikasi menggunakan teori belajar dan teorimengajar untuk mewujudkan kualitas pembelajaran.Makna proses sistematis tersebut mengandung pengertian bahwa, desainpembelajaran merupakan keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar sertapengembangan sistem penyampaian, kebutuhan dan tujuan tersebut. Termasuk didalamnya adalah proses pengembangan paket pembelajaran, alktivitas pembelajaran,menguji mengevaluasi proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.Desain pembelajaran sebagai disiplin atau bidang garapan merupakan cabangpengetahuan atau bidang garapan yang berkenaan dengan riset dan teori tentang strategipembelajaran, proses untuk mengembangkan dan mengimplementasikan u/courses/cuin6373/whatisid.html).Desain pembelajaran sebagai sains merupakan suatu yang berhubungan denganpengembangan, implementasi, evaluasi, dan pengendalian situasi yang memberikanfasilitas belajar.Pengembangan dimaksud bisa berkenaan dengan sebagian ataukeseluruhan materi pembelajaran suatu bidang studi.Desain pembelajaran sebagai sistem merupakan proses sistematis pengembangandan implementasi sistem pembelajaran. Desain Pembelajaran dalam KawasanTeknologi pembelajaran adalah teori dan praktik tentang desain pengembangan,pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi Pembelajaran terhadap proses dan sumberuntuk belajar (Seels and Richey).Literatur dengan judul "Instructional Design" telah banyak dihasilkan. Praktisi dibidang desain telah banyak melahirkan profesi "Instructional Designer" baik yangbekerja pada lembaga pendidikan maupun lembaga pelathan.Dengan kata lain terdapatkecenderungan berkembangnya profesi desain dalam berbagai lingkungan (Reiser &Dempsey, 2002: 195). Kawasan desain mencakup desain sistem pembelajaran, desainpesan, strategi pembelajaran, dan identifikasi karakteristik siswa.

2. Landasan Teoretisa. Teori Belajarb. Teori Pembelajaranc. Teori Informasi dan Teori Komunikasid. Teori Manajemen (Pengelolaan)e. Teori Sistem3. Asumsi dan Prinsipa. AsumsiPenyusunan desain pembelajaran didasarkan atas beberapa asumnsi, pokokpokok pikiran atau proposisi. Gagne & Brigs (2004:3) mengidentifikasi adanyaempat pokok-pokok pikiran atau asumsi dasar penyusunan desain pembelajaran.Pertama diterima asumsi (anggapan) bahwa desain pembelajaran harusditujukan untuk membantu belajar individual siswa. Desain pembelajaran tidakmemusatkan perhatian terhadap perubahan pengetahuan,sikap, dan keterampilanyang bersifat massal.Kedua, desain pembelajaran mempunyai dua fase, yaitu fase jangka pendekdan fase jangka panjang. Desain jangka pendek (disebut juga desain mikro) berupapersiapan mengajar guru untuk menyajikan beberapa topik dalam waktu beberapajam pelajaran. Desain jangka panjang (desain makro), berupa desain untukmengajarkan keseluruhan matapelajaran dalam suatu satuan pendidikan. Hasilnyaberupa silabus dan kurikulum sekolah.Ketiga, desain pembelajaran yang disusun secara sistematis akanberpengaruh terhadaap pencapaian tujuan pembelajaran siswa. Dengan kata lainpembelajaran yang direncanakan dengan baik, hasilnya akan lebih optimaldaripada tanpa perencanan yang sistematis, Keempat, desain pembelajaran harusdisusun dengan menggunakan pendekatan sistem (sistem approach). Secara singkatdapat dikatakan bahwa pendekatan sistem dalam desain pembelajaran meliputisejumlah langkah mulai dari analisis kebutuhan dan tujuan belajar, berakhir denganevaluasi terhadap pencapaian tujuan belajar.Desain pembelajaran didasarkan atas asumsi, pokok-pokok pikiran, yaitu:1) Bahwa kompetensi atau tujuan pembelajaran sebagai hasil analisis kebutuhanbelajar, apa pun bidang studi yang diajarkan perlu dirumuskan dengan jelas,dalam arti proses

dan hasil pembelajaran dapat diamati dan diukur (observable and measurable).2) Tanpa memandang bidang studi yang dikembangkan, materi pembelajarandapat diklasifikasikan dengan cara tertentu. Klasifikasi materi pembelajarandimaksud dapatberupa pengetahuan, sikap dan keterampilan, dapat pula diklasifikasikanmenjadi fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Bahwa setiap jenis materitersebut memerlukan strategi,media, dan evaluasi yang berbeda dalam mengajarkannya. Hasil pembelajarandievaluasi atau dinilai dengan menggunakan acuan kriteria (bukan acuannorma), penilaian didasarkan atas kriteria tercapai tidaknya tujuan ataukompetensi pembelajaran (criterion measurement).3) Tugas penyusun desain pembelajaran (instructional designer) adalah mencarialternatif strategi, alat, dan media yang optimal untuk membantu individusiswa menguasai materi (p.283; 3). Berdasarkan jenis materi pembelajarandikenal adanya conceptual learning principles (p.233) dan problem basedlearning principles.b. PrinsipDari berbagai prinsip dalam mendesain pembelajaran tersebut, pada dasarnyaprinsip-prinsip dapat disarikan menjadi 6 prinsip sebagai berikut.1) Kesiapan dan Motivasi (Readiness and motivation)Prinsip pertama kesiapan dan motivasi menyatakan bahwa jika dalammenyampaikan pesan pembelajaran siswa siap dan motivasi tinggi hasilnyaakan lebih baik. Kesiapan (readiness) di sini mempunyal maknasiappengetahuan prasyarat, siap mental, dan siap fisik. Untuk mengetahui kesiapansiswa perlu diadakan tes prasyarat, tes diagnostik, dan tes awal. Jikapengetahuan, keterampilan dan sikap prasyarat untuk mempelajari suatukompetensi belum terpenuhi perlu diadakan pembekalan atau matrikulasi.Selanjutnya, motivasi adalah dorongan untuk melakukan atau tidak melakukansesuatu, termasuk melakukan kegiatan belajar. Dorongan dimaksud bisa berasaldari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Teknik untuk mendorongmotivasi antara lain dengan jalan menunjukkan kegunaan dan pentingnya materiyang akan dipelajari, kerugiannya jika tídak mempelajari, manfaat ataurelevansinya untuk kegiatan belajar di waktu sekarang, waktu yang akan

datang, dan untuk bekerja di dalam masyarakat. Motivasi juga dapatditingkatkan dengan memberikan hadiah dan hukuman (reward andpunishment).2) Penggunaan alat pemusat perhatian (Atten directing devices)Prinsip kedua penggunaan alat pemusat perhatian. Prinsip ini menyatakanbahwa jika dalam penyampalan pesan yang digunakan alat pemusat perhatian,hasil belajar akan meningkat. Hal ini dlasarkan atas pemikiran bahwa perhatianyaitu terpusatnya mental terhadap suatu objek memegang peranan pentinoterhadap keberhasilan belajar.Semakin memperhatikan semakin berhasil,semakin tidak memperhatikan semakin gagal. Meskipun penting namunperhatian mempunyai sifat sukar dikendalikan dalam waktu lama (dlifficut toswitch off. Perhatian itu sebentar sebentar berubah. Karena itu perlu digunakanberbagai alat dan teknik untuk mengendalikan atau mengarahkan perhatian. Alatpengendali perhatian yang paling utama adalah media seperti gambar, ilustrasi,bagan warna warni, audio, video, alat peraga, penegas sual, penegas verbal,kecerahan, bentuk yang aneh, dsb. Teknik yang dapat digunakan untukmengendalikan perhatian misalnya gerakan, perubahan, sesuatu yang aneh,lucu, humor, mengagetkan, menegangkan, dsb.3) Partisipasi aktif siswa (Student's active participation)Prinsip ketiga adalah partisipasi aktif siswa. Proses belajar pada hakikatnyaadalah proses aktivitas siswa secara individual. Dalam kegiatan pembelajaranjika siswa aktif berpartisipasi dan interaktif, hasil belajar akan meningkatmembayangkan, merasakan dan aktivitas fisik (meliputi aktiftas abpertanyaan,mengarang, menulis mengerjakan tugas, dsb.4) Perulangan (Repetition)Prinsip keempat adalah perulangan. Jika penyampaian pesan pembelajarandiulang-ulang, maka hasil belajar akan lebih baik. Perulangan dilakukan denganmengulangi dengan cara dan media yang sama maupun dengan cara dan mediayang berbeda-beda. Perulangan dapat pula dilakukan dengan memberikantinjauan selintas awal pada saat memulai pelajaran dan ringkasan ataukesimpulan pada akhir pelajaran. Perulangan dapat pula dilakukan dengan jalan

menggunakan kata-kata isyarat tertentu seperti "Sekali lagi saya ulangi","dengan kata lain", "singkat kata", atau "singkatnya", dsb.5) Umpan balik (Feedback)Prinsip kelima adalah umpan balik. Jika dalam penyampaian pesan siswa diberiumpan balik, hasil belajar akan meningkat. Umpan balik adalah informasi yangdiberikan kepada siswa mengenai kemajuan belajarnya. Jika salah diberikanpembetulan (corrective feedback) dan jika betul diberi konfirmasi ataupenguatan (confirmative feedback). Siswa akan menjadi mantap kalaujawabannya betul kemudian dibetulkan. Sebaliknya, siswa akan tahu di manaletak kesalahannya jika salah diberi tahu kesalahannya kemudian dibetulkan.Secara teknis, umpan balik diberikan dalam bentuk kunci jawaban yang benar.Umpan balik dapat diberikan secara lengkap atau tidak lengkap. Umpan balikdapat diberikan segera atau ditunda.6) Dibatasinya materi yang tidak relevanJika dalam menvampaikan materi pelajaran dibatasi hanya yang relevan danpenting-penting saja maka hasil belajar akan lebih baik. Dengan kata lain, dalampenyampaian pembelajaran, perlu dihindari menyampaikan yang tidalk relevandengan pokok pembicaraan. Materi yang tidak ada hubungannya dengan pokokpembicaraan (berupa selingan), jika terlalu banyak akan mengaburkan pokokpembicaraan.Untuk mengatasi hal tersbut, maka dalam penyajian materipembelajaran perlu dibuat garis-garis besar isi topik pembahasasn (topicoutlines). Penyajian materi hendaknya hanya fokus pada gari-garis besar topikyang telah dibuat atau disajlikan.

BAB IIMODEL-MODEL DESAIN PEMBELAJARANA. Pengertian Model Desain PembelajaranIstilah model mempunyai banyak pengertian. Model dapat diartikan sebagaipenyederhanaan (simplifikasi) sesuatu yang kompleks agar mudah dipahami. Model dapatpula diartikan sebagai representasi grafik untuk menggambarkan situasi kehidupan nyataatau seperti yang diharapkan. "A model is a simplified abstract view of a complex realityor concept. A model is a graphic analog representing a real-life situation either as it is oras it should be" (AECT, 1977:16).Model dapat berupa deskripsi verbal (model deskriptif konseptual), dapat pulaberupa deskripsi visual dalam bentu diagram, gambar, bagan arus (flowchart) yangmenggambarkan suatu proses secara berturutan dalam nyelesaikan suatu tugas (modelprosedural). Kesemuanya merepresentasikan suatu proses.Model desain pembelajaran pertama-tama dapat didefinisikan sebagai deskripsiverbal tentang langkah-langkah secara urut yang dilakukan dalam menyusun desainpembelajaran. Berikutnya, model desain pembelajaran dapat pula didefinisikanrepresentasi visual dalam bentuk diagram, bagan, gambar yang menggambarkan langkahlangkah, proses atau prosedur penyusunan desain pembelajaran. Perlu diingat bahwa apapun modelnya, tujuan dari setiap model desain pembelajaran adalah mengupayakan agarproses pembelajaran berjalan optimal (to bring people learn).Pembahasan dalam buku ini untuk bab-bab selanjutnya lebih menekankan padamodel desain pembelajaran yang bersifat preskriptif, yaitu model yang memberikan resepatau petunjuk bagaimana mengorganisasikan kegiatan penyusunan desian atau rencanapembelajaran secara sistematis. Model ini dipandang mudah dan bermanfaat bagi gurumaupun pembaca dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran.B. Analisis/Telah BeberapaModelDesain PembelajaranUntuk mempelajari berbagai model pembelajaran, ada beberapa langkah yang perluperhatikan (Gafur, 1986:27), yaitu: Pelajari langkah-langkah yang terdapat dalam suatumodel perencanaan pembelajaran, Pelajari istilah-istilah yang digunakan untukmenyebutkannya. Pelajari urutan langkah-langkah perencanaan pembelajaran . Denganmenggunalkan salah satu model sebagai tolok ukur, kita bandingkan berbagai modelperencanaan pembelajaran. Dengan menganalisis dan membandingkan berbagai model,

dapat kita nilai model yang praktis dan mudah untuk dilaksanakan dalam merencanakanpembelajaran.Berikut disajikan dan dibahas beberapa model desain pembelajaran. Pembahasanmodel-model berikut ditekankan pada jumlah langkah, urutan, istilah-istilah yangdigunakan, kompleksitas, dan kepraktisan aplikasi model untukpengembanganpembelajaran. Adapun beberapa model desain pembelajaran yang penulis uraikan padaBab 2 buku ini yaitu:1. Model Banathy2. Model Dick and Carrey3. Model Kemp4. Model Assure5. Model ADDIE

BAB IIIDESKRIPSI LANGKAH-LANGKAH POKOK PENGEMBANGANDESAIN PEMBELAJARANA. Penentuan Standar Kompetensi dan Kompetensi1. Konsep Standar Kompetensi PembelajaranDalam berbagai model desain pembelajaran, penentuan Standar kompetensipembelajaran merupakan langkah pertama yang harus dilakukan oleh pengembangdesain pembelajaran. Agar dapat menentukan kompetensi pembelajaran denganbaik, maka pertama-tama perlu dipahami tentang konsep standar kompetensipembelajaran.Standar kompetensi (SK) pembelajaran merupakan suatu kebulatan pengetahuan,keterampilan dan sikap minimal yang diharapkan dikuasai siswa setelah mengikutikegiatan pembelajaran. Standar kompetensi meliputi dua dimensi, yaitu standarisicontent stondard dan standar penamplan/pencapaian2. ISIDimensi standar isi menggambarkan ruang lingkup atau cakupan materiyang harusdikuasai. Misalnyajika siswa menguasal kompetensi materi operasi bilangan,berarti siswa tersebut mampu menguasai penambahan, pengurangan, perkalian danpembagian. Penguasaan materi Pancasila berarti mencakup sila pertama sampaidengan sila kelima.3. Standar Penampilan/ Tujuan UmumDimensi standar penampilan menggambarkan tingkat menjawab pertanyaanseberapa tinggi, seberapa luas, seberapa besar, dan seberapa dalam. Sebagai contoh,sama-sama mempelajari topik Pancasila, maka tingkat kedalaman dan keluasanantara siswa SD, SMP. dan SMA berbeda-beda. Operasi bilangan untuk siswa SD,SMP, dan SMA tentu berbeda-beda pula tingkat keluasan dan kedalamannya. Adabeberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penguasaan.Tingkat penampilan ada kalanya harus dicapai 100%. Hal ini berlaku untukkompetensi-kompetensi yang bersifat penting atau kritis dalam kehidupan seharihari. Seorang dokter ahli bedah, seorang pilot, dan bengkel atau mekanik, harusmenguasai kompetensi 100%. Sebab kalau tidak, maka mereka akan menemuikesulitan dalam menjalankan profesinya. Seorang pilat harus kompeten

menerbangkan dan mendaratkar pesawat terbang, tidak boleh hanya bisa take offtetapi tidak bisa landing.Istilah lain kompetensi pembelajaran yang pernah digunakan pada pengembanganpembelajaran di Indonesia adalah tujuan pembelajaran umum. Singkatnya,kompetensi pembelajaran merupakan petunjuk yang jelas dalam penentuan materi,sumber, alat/media, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Demikian pentingnyakompetensi tersebut sampai-sampai Merill (1971:1) mengatakan: "Without thisinformation, it is difficult, if not impossible, to outline a zourse that has attaineddesired level competence". Juga Hall memandang begitu penting kompetensitersebut sampai-sampai ia berkata: "The curriculum without aims was compared toa journey without a destination" (1975: 22). Dikatakan juga bahwa "tiadanya tujuanpembelajaran dapat membawa frustasi kepada mahasiswa sebab mereka tak tahutentang apa sebenarnya yang dipelajari dari suatu matakuliah tertentu". Tanpaperumusan yang tegas, kuliah akan hanya didasarkan atas isi semata-mata, sedangisi pelajaran sebenarnya adalah sekadar alat (tool) untuk mencapai tujuan.4. Prosedur Penyusunan dan Perumusan KompetensiPemerincian dan pengurutan (sequencing) kompetensi pembelajaran.Dalam merencanakan pembelajaran sering kita dihadapkan pada tugas untukmenyampaikan kompetensi pembelajaran yang luas cakupan atau ruanglingkupnya. Untuk memudahkan cara mengajarkannya, kompetensi tersebut perludirinci menjadibagian-bagian yang manajebel untuk diajarkan dalam rentang waktu tertentu.Teknik memerinci dan mengurutkan atau menyusun kompetensi adalah denganmelakukan analisis kompetensi (dalam buku-buku teks lazim disebut analisisinstruksional/ instructional analysis). Analisis instruksional adalah kegiatanmemerinci tugas dan subtugas yang harus dipelajari siswa kemudianmengurutkannya. Dari rincian dan urutaan tersebut akan menjadi jelas bagi siswatentang materi yang harus dipelajaridan urutan mempelajarinya. Ditinjau dari pihak guru, hasil analisis instruksionalakan memberi pedoman bagi guru tentang materi yang harus diajarkan dan urutanmengajarkannya.B. Penentuan Materi PembelajaranProblem yang sering dihadapi oleh para guru dan dosen adalah "begitubanyaknya materi yang harus diajarkan dengan waktu yang terbatas" (Kozma, 1978:2).

Selain problem tersebut, para guru dan dosen juga sering mengalami kesulitan di dalammengorganisasikan materi elajaran yang akan diajarkan.Dalam proses penyusunan desain pe

representasi visual dalam bentuk diagram, bagan, gambar yang menggambarkan langkah-langkah, proses atau prosedur penyusunan desain pembelajaran. Perlu diingat bahwa apa pun modelnya, tujuan dari setiap model desain pembelajaran adalah mengupayakan agar pros

Related Documents:

A. Pengertian Multimedia dalam desain pembelajaran B. Elemen – elemen multimedia dalam desain pembelajaran C. Aplikasi multimedia dalam pelaksanaan desain pembelajaran III. EVALUASI A. Pre test B. Tugas C. Post test IV. DAFTAR BACAAN Azhar Arsyad,.1997. Media Pembelajaran, Jakarta: CV Rajawali Arief S. Sadiman,dkk, .1986.

Konsep dan Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran a. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Pembelajaran-1 ini, anda diharapkan dapat: 1. menjelaskan pengertian desain pembelajaran dengan bahasa sendiri. 2. menjelaskan konsep Pembelaj

Ketujuh : Desain Media Pembelajaran. Alat Bantu bagi sebuah peristiwa pembelajaran sangat efektif bagi pencapaian tujuan pembelajaran. Banyak media yang tersedia di dalam menyampaikan pesan pembelajaran, ada yang masih bersifat manual non elektronik, ada juga yang bersifat modern yang serba elektronik.

Pembelajaran tata panggung berbeda dengan tata cahaya. Pembelajaran dimulai dengan pengenalan desain atau gamba rancangan tata panggung yang terdiri dari komposisi, keseimbangan, dan penerapannya dalam desain. Pemahaman desain sangat penting untuk dijadikan panduan dalam kerja penataan. Proses kerja tata panggung setelah memahami desain

Arsitektur dan Desain Riset Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan . Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur, . itu, dukungan kebijakan, sumber daya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme .

22 BAB II KERANGKA TEORI DESAIN GRAFIS, KONSEP DAKWAH DAN DESAIN GRAFIS SEBAGAI SENI DAKWAH A. Desain Grafis 1. Pengertian desain grafis Graphic, atau Grafis dalam bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Yunani Graphein yang berarti menulis atau menggambar. Sementara itu, istilah Seni

perpaduan warna,teks,dan gambar yang sesuai dengan isi dan tujuan CMS. c. Desain isi Melakukan perancangan modul dari aplikasi CMS.Desain dirancang berdasarkan kebutuhan informasi yang telah diidentifikasi pada proses analisis.Desain basis data dilakukan yaitu desain model logic,desain mod

Peter G. Harris SHERFIELD Ian Buckbury Farm, Buckbury Lane, Newport, PO30 2NL UKIP Paul S. Martin . Anne E.V. Robertson Ivy D. Sykes Frank Vecsei ( ) Janet Champion Stephen G. Phillips Nicholas H. Finney Jean C. Burt KENDALL Gordon Sutherland 29 Beachfield Road, Bembridge, Isle of Wight, PO35 5TN Independent Patrick D. Joyce ( ) Jennifer A. Austen John L. Gansler Richard C. Beet Roger F .