PENGARUH MOTIVASI SELF-ESTEEM TERHADAP JOB

2y ago
17 Views
2 Downloads
715.41 KB
50 Pages
Last View : 28d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Dahlia Ryals
Transcription

PENGARUH MOTIVASI SELF-ESTEEM TERHADAP JOB PERFORMANCEOleh:MukaramPoliteknik Negeri BandungEmail: mukaram@polban.ac.idAbstrakBanyak variabel yang dapat mempengaruhi kinerja, salah satu diantaranya adalah motivasiharga diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empirik pengaruh motivasi hargadiri terhadap kinerja dosen pada pendidikan tinggi politeknik di Jawa Barat. Ada 12 politeknikdari total 28 politeknik di Jawa barat yang bersedia dijadikan obyek penelitian. Dari 12politeknik tersebut mempunyai dosen 938 orang. Dalam rangka menjawab pertanyaanpenelitian, maka data lapangan diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner ke seluruh dosenyang ada di 12 politeknik yaitu sebanyak 938 buah. Dari jumlah tersebut yang berhasildikumpulkan adalah 239 kuesioner terisi. Ada 12 kuesioner yang terisi tetapi tidak lengkap,maka jumlah data yang digunakan dalam proses analisis adalah berjumlah 227. Analisisstatistik yang digunakan adalah analisis statistik regresi dengan bantuan program aplikasikomputer SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikanvariabel Motivasi Sefl-Esteem terhadap Job Performance. Selain itu juga hasil penelitianmenunjukan nilai R Square (R2) mempunyai angka 0,07, artinya bahwa varians yang terjadipada variabel dependen dalam hal ini variabel Job Performance 7,1% dapat dijelaskan melaluivarians yang terjadi pada variabel independen yang dalam hal ini adalah Self-Esteem. Dengankata lain, variabel kinerja (Job Performance) memberikan kontribusi terhadap variabel motivasiharga diri (Self-Esteem) sebesar 7,1%. Sedangkan sisanya 92,9% ditentukan oleh variabel lainyang tidak diukur dalam penelitian ini. Oleh karena itu, kiranya perlu dapat difikirkan untukdirumuskan suatu kebijakan dalam perekrutan dosen baru (full time atau part time) agarmemasukan self-esteem sebagai salah satu parameter procurement sumber daya manusia baru.Key words: Dosen, Job Performance, Pendidikan Tinggi, Politeknik, Self-Esteem.PENDAHULUANJika lebih dekat melihat pada alat ukur standar World Class University, maka perankinerja dosen mempunyai proporsi kontribusi yang sangat besar sekali untuk dapat mewujudkanperguruan tinggi-perguruan tinggi Indonesia menjadi World Class University. Oleh karena itu,perhatian terhadap tenaga dosen tentang kemampuan dan kemauannya untuk bersaing dalamranggka meningkatkan produktitasnya perlu lebih diperhatikan.Self-Esteem & Job Performance, MukaramMenurut Duderstadt ( 2000:1

295) “Finally, with access to the vast resources of capital markets and unhindered by othersocial commitments or public governance, for-profit providers could cherry pick the best facultyand most attractive products(learning software, courses, or programs) from traditionaleducational institutions”. Pada tingkatan persaingan antar perguruan tinggi yang sangat ketat,para dosen terbaik akan bekerja dan berkumpul pada perguruan tinggi-perguruan tinggi yangbisa bertahan dengan baik di persaingan tingkat “Maturity” ini. Sebaliknya, para dosen yangkualifikasinya biasa-biasa saja akan berada pada kelompok perguruan tinggi yang biasa-biasajuga (tidak punya prestasi). Walaupun peringkatnya masih rendah, kemampuan dan kemauanjenis penyelenggara pendidikan Universitas dan Institut sudah mulai meningkat dan masukdalam daftar perguruan tinggi kelas dunia. Sedangkan jenis penyelenggara pendidikan tinggijenis politeknik tidak pernah terlihat masuk dalam daftarTimes Higher Education WorldUniversity Rankings. Oleh karena itu, perlu kiranya melihat lebih mendalam tentang dosendosen politeknik secara lebih dekat, lingkungannya, perilakunya di politeknik yang nantinyaakan berdampak terhadap kinerja para dosen itu sendiri.Sesuai dengan permasalahan penelitian yang telah diuraikan dimuka, maka padadasarnyan tujuan pokok penelitian ini adalah berusaha memperoleh eksplanasi factual (terujisecara empiris) variabel yang mempengaruhi terhadapkinerja dosen.Secara rinci tujuanpenelitian ini adalah sebagai berikut:1. Untuk memperoleh gambaran tentang deskripsi empirik tentang Self-Esteem (MotivasiHarga Diri) Serta Job Performance (Kinerja Dosen) Politeknik-politeknik di Jawa Barat.2. Untuk memperoleh eksplanasi faktual tentang pengaruh Self-Esteem (Motivasi HargaDiri) terhadap Job Performance (Kinerja Dosen) Politeknik-politeknik di Jawa Barat.Self-Esteem & Job Performance, Mukaram2

Penjelasan Istilah/TerminologiAgar bisa mengurangi kesalahan persepsi, berikut ini adalah definisi dan batasanoperasional beberapa terminologi yang digunakan dalam tulisan ini, yaitu adalah:Harga Diri (Self-Esteem)Self Esteem dapat diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai Harga Diri. Hargadiri adalah sikap positif atau negatif terhadap suatu objek tertentu, yaitu diri. Sikap tersebutmerupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri dengan tingkatan rendah atau tinggi.Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap keberadaan dan keberartian dirinya.Seorang individu yang memiliki harga diri tinggi biasanya akan menerima dan menghargaidirinya sendiri sesuai apa adanya. Orang-orang dengan Motivasi Harga Diri tinggi dipercayabahwa mereka memiliki kemampuan yang lebih dari cukup untuk berhasil dalam pekerjaan.Sebaliknya, orang dengan Motivasi Harga Diri rendah amat bergantung pada diterimanyapenilaian positif dari orang lain. Akibatnya, mereka mempunyai kecenderungan yang lebih besaruntuk mencari persetujuan atau penerimaan dari orang lain dan lebih mudah menyesuaikankepercayaan dan perilaku mereka dengan kepercayaan dan perilaku orang-orang yang merekahormati. Sikap individu yang disebut self esteem ini meliputi; Penilaian atas penghargaandirinya, Penilaian atas penilaian dirinya, Penilaian atas penerimaan dirinya, dan Penilaian ataskehawatiran dirinya.Kinerja (Job Performance)JobPerformance dapat diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai Kinerja(unjuk kerja). Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang karyawan dalam suatuorganisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, dalam rangka upaya mencapaiSelf-Esteem & Job Performance, Mukaram3

tujuan organisasi dengan syarat kodisi kriteria secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuaidengan moral maupun etika. Hasil kerja atau kinerja ini meliputi: Penilaian atas produktivitas,efisiensi, dan kualitas; Penilaian atasPenghargaan, tantangan, dan tanggung jawab; danPenilaian atas mencari peluang dan pemanfaatannya.Dosen (Faculty)Dosen (Faculty) adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utamamentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologimelalui Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Jabata dosen meliputi;Asisten Akhli, Lektor, Lektor Kepala, Guru Besar.Politeknik (Polytechnic)Politeknik (Polytechnic) merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakanpendidikan vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jikamemenuhi syarat, politeknik dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. Politeknik adalahsalah satu jenis penyelengara pendidikan tinggi yang ada di Indonesia (Universitas, Institut,Sekolah Tinggi, Politeknik, Akademi, Akademi Komunitas).KAJIAN TEORITISDalam kajian teoritis ini akan melihat dan membahas secara teoritis dua topik utamayaitu tentang; Self-Esteem dan Job performance. Selain itu pada akhir sub bahasan ini akanditinjau pula keterkaitan kedua variabel tersebut dengan melihat kepada hasil-hasil penelitianterdahulu.Self-Esteem & Job Performance, Mukaram4

Motivasi Harga Diri (Self-Esteem)Agar dapat memahami kedudukan variabel Motivasi Harga Diri secara komprehesif,maka berikut ini akan dibahas terlebih dahulu mengenai konsep-konsep dan teori Motivasi HargaDiri (Self-Esteem) secara menyeluruh. Salah satu teori motivasi yang terkenal adalah teorimotivasi yang dikembangkan oleh Maslow. Bahkan di dalam bukunya Robbins dan Judge(2011: 167) menuliskan “It’s probably safe to say that the most well-known theory of motivationis Abraham Maslow’s hierarchy of needs”. Dalam teori tersebut bahwa kebutuhan manusiadikelompokan ke dalam lima kelompok kebutuhan, yaitu: (1) physiological; (2) Safety; (3)Social; (4) Esteem; dan (5) Self-actualization. Teori Hirarki kebutuhan Maslow tersebut dapatdilihat pada Gambar 2.5. Menurut teori motivasi Maslow bahwa Self-Esteem merupakan salahsatu kebutuhan manusia yang diklasifikasikan sebagai “Needs that are satisfied internallly” ataumotivasi yang dipenuhinya secara internal (Robbins dan Judge, 2011: alSumber: diadaptasi dari Robbins dan Judge (2011: 167)Gambar-2.5Maslow’s Hierarchy Of NeedsSelf-Esteem & Job Performance, Mukaram5

Teori Harga Diri (Self Esteem)Ada beberapa pendekatan yang dikemukakan para ahli dalam mendefinisikan motivasiharga diri atau self-esteem. Robbins dan Judge (2011:102) mendefinisikan self-esteem segabai:“ as individuals’ degree of liking or disliking for themselves and the degree to which they thinkthey are worthy or unworthy as a person”. Pendapatan lain menyebutkan bahwa: “ to esteem athing is to prize it, to set a high mental valuation upon it, when applied to persons, esteemcarries also the warmer interest of approval, cordiality, and affection” (William, 1979, dalamRobinson, et.al., 1991:115). Rosenberg (1965) mendefinisikan self-esteem sebagai “a positive ornegative attitude toward a particular object, namely, the self”. Hasil studi mengatakan bahwaself esteem berkorelasi secara langsung dengan ekspektasi keberhasilan (Robbins, 2007).Dengan kata lain, jika seseorang melakukan sesuatu, semakin tinggi Motivasi Harga Diriseseorang, semakin tinggi kepercayaannya ia akan berhasil.Pengertian self-esteem seringkali disamakan dengan sejumlah istilah lain, misalnya selfworth, self-regard, self-respect, dan self-acceptance. Meskipun pada dasarnya istilah-istilahtersebut memiliki makna yang sama, ada pula sejumlah ahli yang membedakannya. MisalnyaShamir et.al (1993:216) yang membedakan antara self-esteem dan self-worth. Menurut mereka,“self-esteem is based on a sense of competence, power, achievement or ability to cope with andcontrol own’s environment”. Sementara mereka juga mengatakan bahwa “self-worth is based ona sense of virtue and moral worth and grounded in norms and values concerning conduct”. Jadidengan demikian, Self-esteem didasarkan atas perasaan atau keyakinan seseorang bahwa iamemiliki kompetensi atau kemampuan, sementara konsep self-worth berkaitan dengan nilai ataunorma budaya.Menurut Bandura (1986) dalam Shamir et.al (1993:216), standar-standarSelf-Esteem & Job Performance, Mukaram6

kompetensi dan norma-norma budaya itu diinternalisasikan menjadi konsep diri (self-concept)dalam bentuk standar-standar penilaian (evaluative standards).Dari sudut pandang yang lain, McKay dan Fanning (1992:1) mengatakan bahwa selfesteem sangat penting bagi terwujudnya ketahanan psykologis (psychological survival)seseorang.Maka berdasarkan pandangan ke dua ahli tersebut, bahwa tanpa self-esteem,seseorang akan berada dalam kehidupan dengan perasaan yang menderita dan tak akan mampumemenuhi banyak kebutuhan dasarnya. Dengan lebih mendalam McKay dan Fanning (1992:1)menyinggung pula bahwa salah satu factor utama yang membedakan manusia dengan hewanadalah adanya “the awareness ofself”, yakni kemampuan untuk membentuk jati-diri dankemudian memberi nilai pada identitas itu. Dengan kata lain, seseorang memiliki kapasitasuntuk mendefinisikan atau menentukan siapa dirinya dan kemudian memutuskan apakah iamenyukai jati-diri itu atau tidak. Tentu proses itu tidak sederhana dan mudah. Berkaitan denganself-esteem, masalah yang muncul adalah kapasitas manusia untuk menilai (human capacity forjudgment). Ketidaksukaan terhadap sebuah warna, suara, atau bentuk tertentu adalah sesuatuyang wajar dan tidak membawa konsekuensi yang merugikan. Tetapi, sekali kita menolakbagian-bagian dari diri kita sendiri, kita akan merusak struktur psikologis yang menopangkehidupan kita (Mckay & Fanning, 1992:1).Menurut Robbins (2007), self-esteem berkolerasi secara langsung dengan ekspektasikeberhasilan. Orang-orang dengan self-esteem tinggi dipercaya bahwa mereka memilikikemampuan yang lebih dari cukup untuk berhasil dalam pekerjaan. Salah satu temuan yangpaling umum adalah bahwa orang dengan self-esteem rendah lebih rentan terhadap pengaruheksternal, daripada orang dengan self-esteem tinggi. Orang dengan self-esteem rendah amatSelf-Esteem & Job Performance, Mukaram7

bergantung pada diterimanya penilaian positif dari orang lain. Akibatnya, mereka mempunyaikecenderungan yang lebih besar untuk mencari persetujuan atau penerimaan dari orang lain danlebih mudah menyesuaikan kepercayaan dan perilaku mereka dengan kepercayaan dan perilakuorang-orang yang mereka hormati.Dalam posisi-posisi manajerial, orang dengan self-esteem rendah cenderung berusahamenyenangkan orang lain dan oleh sebab itu, kecil kemungkinannya untuk mengambil langkahlangkah yang tidak populer, dibandingkan dengan orang dengan self-esteem tinggi. Di sampingitu, temuan lain menunjukkan bahwa self-esteem juga berkorelasi dengan kepuasan kerja(Robbins, 2007). Sejumlah studi mengkonfirmasikan bahwa orang dengan self-esteem tinggimerasa lebih puas atas pekerjaannya daripada orang dengan self-esteem rendah. Dari hasilpenelitian yang lain, Manz (1992:592) menyebutkan bahwa self-esteem adalah salah satukarakteristik pekerja yang menentukan keberhasilan self-leading teams di tempat kerja, disamping faktor-faktor lain seperti locus of control, ability, need for autonomy. Meskipundemikian, penelitian tentang hal ini tampaknya belum banyak dilakukan di Indonesia, khususnyayang menggunakan organisasi perguruan tinggi sebagai setting-nya. Oleh sebab itu, penelitiantentang pengaruh motivasi harga diri, kepuasan kerja, dan perilaku kewargaan yangorganisasional terhadap kinerja dosen pada pendidikan politeknik di Jawa Barat diharapkandapat memberikan kontribusi yang penting, bagi pengembangan teori maupun bagi upaya-upayapraktis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya dosen di politeknik.Self Esteem dapat diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai Harga Diri. Hargadiri adalah sikap positif atau negatif terhadap suatu objek tertentu, yaitu diri. Sikap tersebutmerupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri dengan tingkatan rendah atau tinggi.Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap keberadaan dan keberartian dirinya.Self-Esteem & Job Performance, Mukaram8

Seorang individu yang memiliki harga diri tinggi biasanya akan menerima dan menghargaidirinya sendiri sesuai apa adanya. Orang-orang dengan self-esteem tinggi dipercaya bahwamereka memiliki kemampuan yang lebih dari cukup untuk berhasil dalam pekerjaan. Sebaliknya,orang dengan self-esteem rendah amat bergantung pada diterimanya penilaian positif dari oranglain. Akibatnya, mereka mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk mencari persetujuanatau penerimaan dari orang lain dan lebih mudah menyesuaikan kepercayaan dan perilakumereka dengan kepercayaan dan perilaku orang-orang yang mereka hormati. Sikap individu yangdisebut self esteem ini meliputi; Penilaian atas penghargaan dirinya, Penilaian atas penilaiandirinya, Penilaian atas penerimaan dirinya, dan Penilaian atas kehawatiran dirinya.Menurut hasil studi dari Rosenberg (1965) bahwa:” high self-esteem expresses the feelingthat one is “good enough,” a person of worth with respect for him or herself. The person orstudent with high self-esteem does not necessarily consider him or herself superior to others”.Self-esteem dari hasil banyak penelitian terdahulu bisa merupakan salah satu determinan darivariabel-variabel internal; Job Performance, Organizational Citizenship Behaviour, dan Jobsatisfaction.Dimensi Motivasi Harga Diri (Self Esteem)Seperti telah diterangkan di atas bahwa salah satu determinan variabel-variabel; JobPerformance, Organizational Citizenship Behaviour, dan Job Satisfaction adalah Self esteem.Pada penelitian ini, pertanyaan penelitian Motivasi Harga Diri diukur dengan menggunakanSelf Esteem Scale dari Rosenberg (Rosenberg, 1965).Menurut Rosenberg, Schooler,Schoenbach, dan Rosenberg (1995: 141) bahwa Seft Esteem terbagi atas dua jenis yaitu; (1)global self-esteem (2) specific self-esteem.Self-Esteem & Job Performance, MukaramBerdasarkan pendapat mereka bahwa: “global self-9

esteem being more relevant to psychological well-being, and specific self-esteem being morerelevant to behavior”.Pendapat lain tentang rincian self esteem adalah pendapat Hill dan Buss (2012). dalamKernis (2012). Mereka mengatakan bahwa ada enam komponen dari Self Esteem yaitu adalah:1. Solving problem ability adalah kemampuan dalam memecahkan masalah dalam hal inimereka mengatakan “Ability to maintain a cognitive map and to solve specific adaptiveproblems”;2. Monitoring mechanisms adalah mengawasi mekanisme dari kinerja, dalam hal ini merekamengutarakan sebagai “Mechanisms designed to monitor one’s performance”;3. ansehinggamenyesuaikan dengan keadaan terkini. Menurut mereka Updating mechanisms adalah“Ability may change due to success or Failure”;4. Affective evaluation adalah kemampuan membuat evaluasi dan mengkomposisi tindakanmengadaptasi, dalam hal ini Affective evaluation merupakan Composed of cognitiveadaptations;5. Motivational Function adalah sebagai fungsi dari motivasi, maka secara umumMotivational Function dalam hal ini merupakan kemampuan memotivasi atau dengankata lain “Ability to motivate”;6. Specific behavioral output adalah kemampuan melakukan penyesuaian terhadap output(Ability to adjust their behaviour to make the most of the situation they are in and preventtheir competition from exploiting their weakness).Menurut Santrock (2003) ada tiga aspek yang berhubungan dengan self-esteem. Aspekaspek tersebut yaitu:Self-Esteem & Job Performance, Mukaram10

1. Global Self Esteem. Secara umum yang dimaksud dengan Global Self-Esteem adalahmerupakan variabel keseluruhan yang ada dalam diri individu dan relatif menetap dalamberbagai dimensi waktu dan situasi.2. Self-Evaluation. Secara umum yang dimaksud dengan Self-Evaluation adalah bagaimanacara seseorang dalam mengevaluasi variabel yang dimaksud pada butir satu diatas danpula bagaimana cara mengevaluasi atribusi yang terdapat pada diri mereka.3. Emotion. Secara umum yang dimaksud dengan Emotion adalah keadaan emosi sesaatterutama ketika terjadi sesuatu yang muncul sebagai konsekwensi positif dan ataunegatif.Dalam penelitian ini, sebagai pengukuran akan digunakan menurut Rosenberg, Schooler,Schoenbach, dan Rosenberg (1995:141) yaitu bahwa Seft Esteem terbagi atas dua jenis yaitu; (1)global self-esteem (2) specific self-esteem.Kinerja (Job Performance)Agar dapat memahami kedudukan variabel kinerja atau disebut juga Job Performancesecara komprehesif, maka berikut ini akan dibahas terlebih dahulu mengenai konsep-konsep danteori Job Performance secara menyeluruh. Menurut Robbins dan Judge (2011: 209) bahwa:“performance f(A x M x O)”. Persamaan tersebut mengartikan bahwa kinerja itu tergantungpada tiga komponen yaitu: Ability (A), Motivation (M), dan Opportunity (P).Teori Kinerja (Job Performance)Job performance atau Employee Performance dapat diterjemahkan ke dalam BahasaIndonesia sebagai Kinerja. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang karyawandalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, dalam rangka upayaSelf-Esteem & Job Performance, Mukaram11

mencapai tujuanorganisasi dengan syarat kodisi kriteria secara legal, tidak melanggar hukumdan sesuaidengan moral maupun etika. Hasil kerja atau kinerja ini meliputi: Penilaian atasproduktivitas, efisiensi, dan kualitas; Penilaian atasPenghargaan, tantangan, dan tanggungjawab; dan Penilaian atas mencari peluang dan pemanfaatannya.Wood (2001:114) mendefinisikan “performance is a summary measure of the quality oftask contributions made by an individual or group to the work unit a

tentang pengaruh motivasi harga diri, kepuasan kerja, dan perilaku kewargaan yang organisasional terhadap kinerja dosen pada pendidikan politeknik di Jawa Barat diharapkan dapat memberikan kontribusi yang penting, bagi pengembangan teori maupun bagi upaya-upaya

Related Documents:

Self Esteem Time 1 & 2 1-3 Very Low Self Esteem 4-5 Low Self Esteem 6-7 Below Average Self Esteem 8-12 Average Self Esteem 13-14 Above Average Self Esteem 15-16 High Self Esteem 17- 20 Very High Self Esteem

self-esteem is mostly taking part in most of human's activities including speaking to others. Three types of self-esteem, namely, global. self-esteem, situational. self-esteem, and . task. self-esteem [1]. These types of self-esteem can be jotted down into a level since they are listed in such leveled-like characteristics. The first type is a .

didik. Motivasi belajar peserta didik memiliki pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan proses maupun hasil belajar peserta didik. Salah satu indikator kualitas pembelajaran adalah adanya minat belajar yang besar dan motivasi yang didapatkan baik dari diri sendiri maupun dari guru. Motivasi memiliki pengaruh

Self-Esteem - page 4 Heatherton and Polivy's (1991) measure of state self-esteem includes subscales to measure appearance self-esteem, performance self-esteem, and social self-esteem (see also, Harter, 1986; Marsh, 1993a; Shavelson, Hubner, & Stanton, 1976). In our opinion, it confuses matters to say that people who think they are

their self-esteem rose, nor did they find that people's grades dropped after their self-esteem fell. In other words, good grades were the horse and self-esteem was the cart, not the other way around. Many other studies with younger children have reached the same conclusion.9 If self-esteem is a result, not a cause, of good schoolwork,

being. The concept of self-esteem is not able to be seen or measured with the naked eye, so it is necessary for a self-esteem inventory to be used to measure self-esteem. Self-esteem is ones attitude towards oneself which may be positive, neutral, or negative." (Oxford dictionary of Psychology) Self-esteem is static and does not change much.

Square pengaruh kompensasi dan kepuasan kerja terhadap motivasi sebesar 0,412 atau 41,2% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel kompensasi dan kepuasan kerja terhadap motivasi. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat faktor lain yang berpengaruh terhadap motivasi sebesar 58,8% yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

3.6 Sexual Shame and Self-esteem; Self-esteem expert Rosenberg (1965) defined self-esteem as an attitude towards one's self, a self-worth with levels of positive and/or negative feelings about the self. Coopersmith (1967) described self-esteem as being an appreciation of oneself and showing self-respect,