KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROGRAM

2y ago
31 Views
2 Downloads
281.55 KB
9 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Maxine Vice
Transcription

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri NGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIFKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROGRAMSTUDI KETENAGALISTIKAN DI SEKOLAH MENENGAHKEJURUANOCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (OHS) INTERACTIVE LEARNING MEDIADEVELOPMENT ON ELECTRICITY PROGRAM RESEARCH IN VOCATIONALHIGH SCHOOLOleh: Anggun Ratnasari, Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika, Fakultas Teknik,Universitas Negeri Yogyakarta, anggunratnasari01@gmail.comAbstrakTujuan penelitian ini untuk: (1) mengembangkan media pembelajaran interaktif keselamatandan kesehatan kerja (K3) pada Program Studi Ketenagalistrikan di SMK, (2) mengetahui kelayakanmedia pembelajaran interaktif keselamatan dan kesehatan kerja. Penelitian ini merupakan jenispenelitian dan pengembangan dengan model pengembangan ADDIE. Pengumpulan data dilakukandengan observasi, wawancara, dan angket. Pengujian kelayakan produk dilakukan oleh ahli mediaahli materi, dan siswa sebagai pengguna. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisisdata deskriptif. Hasil penelitian ini adalah: (1) pengembangan media pembelajaran interaktif K3 yangtepat pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik meliputi unsur materi pokok bahasan K3,soal evaluasi, tampilan media dan tata letak tampilan konsisten; (2) hasil penilaian ahli mediamemperoleh skor 4,19 dan ahli materi memperoleh skor 4,25 dengan skor maksimal 5; (3) responpenilaian siswa terhadap media pembelajaran interaktif pada uji kelompok besar memperoleh skor4,05 dengan 33% siswa menyatakan “sangat baik” dan 63% menyatakan “baik” digunakan sebagaimedia pembelajaran.Kata kunci: media pembelajaran interaktif, keselamatan dan kesehatan kerja , SMKAbstractThis research aims to: (1) develop occupational health and safety (OHS) interactivelearning media on Electricity Program Research in Vocational High School, (2) feasibility ofoccupational health and safety interactive learning media development on electricity programresearch in VHS. This research is a RnD with ADDIE development model. Data is collectedthrough observation, interview, and questionnaire. The product feasibility test is conducted bymedia experts, material experts and student as user. The results of this research are: (1) thedevelopment of OHS interactive learning media at the Electromechanical Basic Workssubjects on Electricity program research covers the subject matter of OHS, evaluationexercises, appearance, and consistent layout; (2) the score of media experts assessment is4,19 and material expert assessment is 4,25 with maximun score is 5; (3) the studentresponses to the interactive learning media in big group test obtain 4,05 with 33% of studentssaid that the learning media is categorized as “very good” and 63% response said it isinclude in “good” category as a learning media.Keywords: media interactive learning, occupational health and safety, vocational high schoolPengembangan Media Pembelajaran Interaktif (Anggun Ratnasari)

84PENDAHULUANPenggunaan media pembelajaranyang tepat merupakan salah satu faktordari keberhasilan pembelajaran di kelas.Sebuah media pembelajaran dapatmembantu guru dalam menyampaikanmateri kepada siswa. Siswa menjadi lebihmudah dalam menerima informasi, gurujuga tidak perlu menjelaskan berulangulang untuk kelas yang berbeda karenamateri telah disajikan dalam sebuah mediapembelajaran. Sekarang ini, guru masihbelum menggunakan media pembelajaransecara optimal. Guru masih menggunakanmetodeceramah(lisan)untukmenyampaikan materi kepada siswa.Dengan menggunakan metode ceramah,siswa menjadi kurang memperhatikan dancepat bosan dengan apa yng disampaikanoleh guru.Gurudituntutuntukterusmengembangkan media pembelajaransebagai sarana penunjang dalam prosespembelajaran, agar proses pembelajarantidak monoton. Perkembangan teknologiyang semakin maju semakin mendorongupaya pembaharuan media pembelajaran.Semakin baik media pembelajaran yangdigunakan maka siswa akan semakin aktifdan mandiri dalam proses belajarmengajar, sehingga guru dituntut untukmembuat media pembelajaran yang sesuaidengan teknologi yang ada. Mediapembelajaran yang sedang banyakdikembangkan adalah media pembelajaraninteraktif. Media pembelajaran interaktifbelum banyak dikembangkan di sekolahsekolah karena keterbatasan sumber dayamanusia dalam pengembangan mediapembelajaran berbasis komputer.Keselamatan dan Kesehatan Kerja,merupakan salah satu mata pelajaran yangharus dipelajari di Sekolah MenengahKejuruan. Mata pelajaran K3 adalah matapelajaran yang mendasari siswa dalammelakukan pekerjaan praktik baik dilaboratorium, bengkel mapupun saat siswamelakukan praktik Industri. Oleh karenaitu, siswa harus paham dan mengetahuibetul tentang Keselamatan dan KesehatanKerja sebelum terjun ke industri maupunmelaksanakan praktik di sekolah. Di SMK,khususnya program studi ketenagalistrikanmata pelajaran K3 diajarkan bersaamaandengan mata pelajaran pekerjaan dasarelektromekanik kelas X. Hal ini dilakukanuntuk memberikan dasar kepada siswasebelum melaksanakan praktik dasar akukan, pembelajaran keselamatan dankesehatan kerja masih menggunakanmetode ceramah dan hanya menggunakanmedia papan tulis. Fasilitas komputer,LCD, Proyektor pun menjadi kurangdimanfaatkan secara maksimal. Sehinggaperludikembangkannyamediapembelajaran interaktif Keselamatan danKesehatan Kerja pada Program StudiKetenagalistrikan di Sekolah MenengahKejuruan.Penelitian ini bertujuan untukmengembangkan media pembelajaraninterkatif keselamatan dan kesehatan mengetahuikelayakan media pembelajaran interaktifkeselamatan dan kesehatan kerja padaProgram Studi Ketenagalistrikan diSekolah Menengah Kejuruan.Media merupakan salah satukomponen dalam komunikasi. Mediaberperan sebagai perantara antara pengirim(komunikator) dan penerima (komunikan).Media berasal dari bahasa latin, merupakankata jamak dari medium yang mempunyaiarti perantara. Gagne (Sadiman dkk, 2011:6) mengemukakan bahwa media adalahPROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA Vol. 6, No. 1, Januari 2016 : 83-91

85berbagaijeniskomponendalamlingkungan siswa yang dapat merangsangsiswa untuk belajar.Pembelajaran merupakan aktifitasyang dilakukan guru dan siswa dalamlingkungan belajar yang membutuhkankomponen-komponen pembelajaran yangsaling mendukung untuk pencapaian tujuanpembelajaran. Komponen pembelajarantersebut meliputi, tujuan pembelajaran,materi, guru, siswa, media pembelajaran,metode, situasi/lingkungan dan evaluasi.Pada proses pembelajaran terjadi proseskomunikasi, yaitu penyampaian pesan darisumber informasi (guru) kepada penerimainformasi (siswa) melalui media tertentuMedia pembelajaran merupakansebuah alat bantu yang digunakan olehguru untuk menyampaikan isi materi padasiswa. Arief S. Sadiman (2011: 7)menyatakan bahwa media pembelajaranadalah segala sesuatu yang dapatdigunakan untuk menyalurkan pesan daripengirim ke penerima, sehingga dapatmerangsang pikiran dan minat siswa dalampembelajaran. Pembelajaran dapat menjadilebih efektif dengan menggunakan mediapembelajaran.Mediapembelajarandigunakan oleh guru untuk menyajikanmateri menjadi lebih menarik daninteraktif bagi siswa.Nana Sudjana dan Ahmad Rivai(2010: 2) mengemukakan manfaatpenggunaan media pengajaran dalampembelajaran, yaitu: (1) Pengajaran lebihmenarik perhatian siswa sehingga dapatmenumbuhkan motivasi belajar. (2) Bahanpengajaran menjadi lebih jelas makanya,sehingga dapat lebih mudah dipahami olehsiswa. (3) Metode mengajar menjadi lebihbervariasi. (4) Siswa lebih banyakmelakukan kegiatan belajar, karena tidakhanya mendengarkan penjelasan dari gurusaja.Konsepinteraktifdalampembelajaran memiliki tiga unsur, yaitu:(1) urut-urutan instruksional yang dapatdisesuaikan, (2) jawaban atau responsiswa, (3) umpan balik yang dapatdisesuaikan (Azhar Arsyad, 2011: 100).Multimediainteraktifmerupakanmultimedia yang dilengkapi denganpengontrol yang dapat dioperasikan olehpengguna, sehingga pengguna dapatberinteraksi (Daryanto, 2010: 51).Multimediapembelajaranmerupakan aplikasi multimedia yangdigunakan dalam proses belajar mengajar,yang berarti multimedia pembelajaranberfungsiuntukmenyalurkan(pengetahuan, ketrampilan, dan sikap),merangsang pilihan, persaaan, perhatiandan kemauan siswa, sehingga dapatmencapai tujuan pembelajaran (Daryanto,2010: 52).Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3) merupakan salah satu hal yang sangatpenting untuk dipelajari, hal ini dilakukanuntuk mengurangi resiko terjadinyakecelakaan saat siswa melaksanakanpraktik di laboratorium, bengkel maupunsaat melaksanakan praktik di industri. A.Florio, E.D. dan G.T. Stafford, E.D (1987:287) mengemukakan “Sejak SMKdifokuskan untuk menyiapkan siswa yangsiap ditempatkan di industri, sekolah harusmenerapkan sistem yang hampir samadenganindustri,begitpundenganpenerapan K3 di sekolah agar siswaterbiasa. Guru di Sekolah MenengahKejuruanharusmemahamidanmengetahui tentang program Keselamatandan Kesehatan Kerja (K3) di industri jugatindakan pencegahan kecelakaan yangtelah terbukti suskes di industri yang dapatditerapkan di laboratorium maupunbengkel sekolah”. Dari pemaparan tersebutdapat disimpulkan bahwa di sekolah siswaPengembangan Media Pembelajaran Interaktif (Anggun Ratnasari)

86harus dibiasakan dengan K3 dan guruharus dapat menguasai materi K3 agardapat menyampaikan materi K3 kepadasiswa.Spesifikasi produk berupa mediapembelajaran interaktif berekstensi *.exedengan kapasitas dokumen sebesar 260MB. Media pembelajaran interaktif K3dapat dijalankan pada windows Xp, Sevendan windows eight yang sudah terinstallsoftware adobe flash player 8 keatas.Komputer yang digunakan minimalmemiliki RAM 1 GB dengan resolusiminimum pada layar adalah 1024 x 768.METODE PENELITIANJenis PenelitianPenelitian ini merupakan jenispenelitian dan pemgembangan (Researchand Development). Metode penelitian kanuntukmenghasilkan produk dan mengujikeefektifan produk yang dibuat. Penelitiandan pengembangan merupakan penilitianyang bersifat longitudinal (beberapatahap). Model pengembangan mediapembelaranmenggunakanmodelpengembangan ADDIE yang diadaptasidari Lee & Owens. Dalam bukunyaWillian Lee & Owens (2004: 3), ADDIEmerupakan kependekan dari andImplementation(pengembangan dan implementasi), danEvaluation (evaluasi).Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian pengembangan mediapembelajaran interaktif keselamatan dankesehatan kerja pada Program StudiKetenagalistrikan di SMK ini dilakukanpada bulan Desember sampai bulan Mei2015 di Jurusan Pendidikan TeknikElektro, Fakultas Teknik, UniversitasNegeri Yogyakarta dan SMK N 2 DepokYogyakarta.Subjek PenelitianSubjek penelitian pada penelitianpengembangan media pembelajaran iniadalah siswa dan dosen. Validator mediapembelajaran terdiri dari 2 orang dosensebagai ahli media dan 2 orang dosensebagai ahli materi. Ahli media dipilih daridosen yang merupakan pakar dari mediapembelajaran interaktif sedangkan untukahli materi dosen yang dipilih merupakandosen pakar pada bidang keselamatan dankesehatan kerja. Uji coba terbatas mediapembelajaran dilakukan pada siswa kelasX sejumlah 30 siswa dan uji kelompokkecil dilakukan pada siswa kelas XIsejumlah 9 siswa Program StudiKetenagalistrikan SMK N 2 Depok.Uji KelayakanPengujiankelayakanmediapembelajaran interaktif keselamatan dankesehatan kerja (K3) sebagai mediapembelajaran dilakukan uji kelayakan olehahli media, ahli materi dan siswa. Ahlimateri dan ahli media menguji produksebelum media pembelajaran diujicobakankepada siswa, sedangkan uji kelayakanoleh siswa dilakukan pada kelompok kecildan kelompok besar. Uji coba kelompokkecil dilakukan untuk mengetahui responsiswasebagaipenggunasebelumdiujicobakan pada pengguna yang lebihluas.Prosedur PenelitianPengembangan media pembelajranini menggunakan model RAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA Vol. 6, No. 1, Januari 2016 : 83-91

87pembelajaran dilakukan sesuai denganprosedur dan mengacu pada hasil analisiskebutuhan media pembelajaran. Tahappertama merupakan tahapan analisiskebutuhan, yang terdiri dari analisiskurikulum, analisis materi, dan analisiskarakteristik siswa. Tahap kedua atautahapan setelah analisis kebutuhan adalahtahap design (perancangan). Tahapperancangan ini meliputi desain tampilan,tombol navigasi, dan manajemen plementation(pengembangan dan implementasi), padatahapan ini desain yang sudah dibuatditerapkan kedalam media pembelajaran,setelah itu media pembelajaran divalidasioleh ahli media dan ahli materi. Tahapanterakhir dalam pengembangan adalahtahapanevaluasi.Tahapevaluasimerupakan tahap untuk mengujicobakanproduk media pembelajaran interaktif padasiswa. Uji coba yang dilakukan terbagimenjadi dua yaitu, uji coba kelompok kecil(dengan jumlah 9 orang siswa kelas XITOI) dan uji coba kelompok besar (seluruhsiswa kelas X TOI berjumlah 30 siswa).Data, Instrumen, dan TeknikPengumpulan DataDalam Penelitian ini, instrumenyang digunakan adalah angket. Angketadalah sejumlah pernyataan tertulis yangdigunakan untuk memperoleh informasidariresponden.Angketdibuatmenggunakan skala likert 5 skala yaitu,sangat layak, layak, cukup, kurang layak,sangat kurang layak. Angket disusunmeliputi 3 jenis sesuai dengan peran danposisi responden dalam penelitian ini,angket tersebut meliputi: (1) angket ahlimateri, (2) angket ahli media, dan (3)angketsiswa.Sebeluminstrumendigunakan, instrumen dikonsultasikanterlebih dahulu kepada teman sejawat,dosen pembimbing dan ahli untukmendapatkan saran dan masukan.Pengumpulan data dilakukan untukmemperoleh data atau informasi dalampenelitian. Metode pengumpulan datadilakukan dengan menggunakan angket,observasidanwawancarauntukmenghasilkan data kualitatif dan datakuantitatif. Angket digunakan untukmengetahui tingkat kelayakan media yangdikembangkan. Skala yang digunakanyaitu skala likert yaitu jawaban respondendinyatakan dalam rentang jawaban skala 15 mulai dari sangat layak sampai kuranglayak.Teknik Analisis DataAnalisis data yang dilakukan dalampenelitian ini adalah analisis datakuantitatif dan analisis data kualitatif.Analisis data kuantitatif yang diperolehmelalui pengisian angket dianalisis denganstatistik deskriptif kemudian dikonversikanke data kualitatif untuk mengetahui tingkatkelayakan media. Statistik deskriptifadalah statistik yang digunakan untukmenganalisisdatadengancaramendeskripsikan atau menggambarkandata yang telah terkumpul sebagaimanaadanya tanpa bermaksud membuatkesimpulan yang berlaku untuk umum ataugeneralisasi (Sugiyono, ediapembelajaran dapat dikonversikan menjadinilai dengan skala lima menggunakanpenilaian acuan patokan (PAP), sepertipada tabel 1.Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif (Anggun Ratnasari)

88Tabel 1. Pengelompokan KualifikasiMediaRerata SkorKlasifikasi KriteriaJawabanSangat layakLayakCukup layakKurang layakSangat kurang layakMedia pembelajaran dinyatakanlayakuntukdigunakandalampembelajaran apabila data hasil penelitianuntuk uji kelayakan memiliki rata-ratayang memberikan hasil akhir pada kriteriaminimal “Cukup Layak”. Lebih rendahdari “Cukup Layak” atau dalam kriteria“Tidak Layak”, maka media ASIL PENELITIAN DANPEMBAHASANPenelitian pengembangan mediapembelajaran interaktif dilatarbelakangioleh permasalahan pembelajaran yangmasih menggunakan metode konvensionalyaitu, papan tulis dann penyampaianmateri dengan metode ceramah. Yangmana pada akhirnya dapat mempengaruhitingkat pemahaman siswa terhadap materiyang disampaikan. Selain hal trsebut,penggunaan media berbasis komputer jugabelum dioptimalkan sebagai media dalamproses pembelajaran. Untuk meningkatkankemudahan bagi guru dan siswa dalampembelajaran maka dibuatlah mediapembelajaran interaktif keselamatan dankesehatan kerja (K3) untuk program studiketenagalistrikandiSMKdenganmenganalisis kebutuhan akan media baikanalisis kurikulum, analisis karakteristiksiswa, dan analisis materi.Penelitian dan pengembangan mediapembelajaraninibertujuanuntukmengetahui tingkat kelayakan mediapembelajaran interaktif keselamatan dankesehatan kerja (K3) untuk siswa kelas XProgram Studi Ketenagalistrikan di SMK.Pengembangan media pembelajaran ngembanganmediapembelajaran dilakukan sesuai denganprosedur dan mengacu pada hasil analisiskebutuhan media pembelajaran.Tahap pertama merupakan tahapananalisis kebutuhan, yang terdiri darianalisis kurikulum, analisis materi, dananalisis karakteristik siswa. Tahapan inimerupakantahapawaldalammengembangkan media pembelajaran.Tahap kedua atau tahapan setelah analisiskebutuhanadalahtahapdesign(perancangan). Tahap perancangan inimeliputi desain tampilan, tombol navigasi,dan manajemen halaman. Pada tahapan inimerupakan tahapan yang sangat pentingbagi pembuatan media pembelajaran,karena pada tahap ini kita membuatkerangka media pembelajaran n) adalah tahap developmentand implementation (pengembangan danimplementasi). Pada tahapan ini desainyang sudah dirancang pada tahap designkemudian diterapkan kedalam tampilanmedia pembelajaran yang sesungguhnya.Setelah impelementasi desain, kemudiandilakukan validasi oleh ahli metateri danahli media Tahapan terakhir dalampengembangan adalah tahapan evaluasi.Tahap evaluasi merupakan tahap untukmengujicobakanprodukmediapembelajaran interaktif pada siswa. Ujicoba yang dilakukan terbagi menjadi duaPROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA Vol. 6, No. 1, Januari 2016 : 83-91

8954,254,19Ahli materiahli media43210Gambar 1. Diagram Batang Penilaian AhliMateri dan Ahli MediaDalam uji coba kelompok kecil,siswamemberikan penilaian kepadaproduk sebagai pengguna pada prosespembelajaran. Hasil penilaian oleh siswadalam uji coba kelompok kecil, 44,4%siswa menyatakan media pembelajaraninteraktif dalam kategori “ sangat baik”dan 56,67% menyatakan bahwa mediapembelajaran interaktif dalam kategori“baik”. Dari data tersebut kemudian dapatdiperoleh skor rata-rata 4,21 (kategori“sangat baik”) pada skala 5.RATA RATA54,2143210SiswaGambar 2. Diagram Batang PenilaianSiswa pada Uji CobaKelompok KecilUji coba kelompok besar dilakukansetelah uji kelompok kecil dilakukandengan memperbaiki beberapa masukanyang diberikan oleh responden pada ujikelompok kecil. Pada uji coba kelompokbesar penilaian media 33% siswamenyatakan media pembelajaran interaktifdalam kategori “sangat baik” dan 63%menyatakan “baik” digunakan sebagaimedia pembelajaran. Berdasarkan datahasil penilaian siswa uji kelompok besar,diperoleh skor rata-rata sebesar 4,05. Hasilakhir dari penilaian siswa menunjukkanbahwa media pembelajaran interaktifkeselamatan dan kesehatan kerja “Baik”digunakan sebagai media pembelajaran54,054RATA RATAyaitu, uji coba kelompok kecil (denganjumlah 9 orang siswa kelas XI TOI) dan ujicoba kelompok besar (seluruh siswa kelasX TOI berjumlah 30 siswa).Tingkat kelayakan produk dinilaioleh ahli materi, ahli media, dan responden(siswa kelas eksperimen). Ahli materi danahli media memberi penilaian kepadaproduk sebelum produk diujicobakankepada siswa. Hasil penilaian oleh ahlimateri memperoleh skor 4,25 (kategori“sangat layak”) pada skala 5. Hasilpenilaian oleh ahli media menunjukkanrerata skor 4,19 (kategori “layak”) padaskala 5. Dari penilaian dua ahli tersebutdapat dilihat bahwa media pembelajaraninteraktif K3 “layak” digunakan sebagaimedia pembelajaran.3210SiswaGambar 3. Diagram Batang PenilaianSiswa pada Uji Coba KelompokBesarPengembangan Media Pembelajaran Interaktif (Anggun Ratnasari)

90SIMPULAN DAN SARANSimpulanBerdasarkan hasil penelitian danpembahasan mengenai pengembanganmediapembelajaraninteraktifKeselamatan dan Kesehatan Kerja Beng

Oleh: Anggun Ratnasari, Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, anggunratnasari01@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk: (1) mengembangkan media pembelajaran interaktif keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada Program

Related Documents:

dengan memperhatikan standar keselamatan dan kesehatan kerja yang di gunakan dalam proyek konstruksi,maka penulisan tugas akhir ini,penulis membatasi masalah pada penerapan keselamatan dan kesehatan kerja menggunakan Standart Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/Men/1980).

n Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Laboratorium adalah semua upaya untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja laboratorium dari risiko-risiko yang ada di laboratorium. n Keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium sangat penting untuk dipahami mengingat banyaknya Laboratorium

dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan Kerja memiliki sifat sebagai berikut: a. Sasarannya adalah lingkungan kerja. b. Bersifat teknik. Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

tentang keselamatan kesehatan kerja serta penerapan sikap terhadap keselamatan kerja pada karyawan untuk mengurangi dan mencegah timbulnya kecelakaan. Dengan pengetahuan tentang keselamatan kerja yang tinggi, dan pengalaman kerja bahaya-bahaya kecelakaan mendapat perhatian dari tenaga kerja yang bersangkutan.

Penyelesaian masalah keselamatan dan kesehatan kerja yang terjadi pada PT. Atoz Nusantara Mining adalah: 1. Melakukan perbaikan pada kondisi tidak aman dan tindakan kerja tidak aman agar resiko keselamatan dan kesehatan kerja dapat diminimalkan. 2. Melakukan pembinaan atau pelatihan keterampilan kepada karyawan sesuai dengan bidang kerjanya. 3.

Modul Teknisi Akuntansi Muda 2017 Universitas Gunadarma Page 52 MENERAPKAN PRAKTIK KESEHATAN DAN KESELAMATAN DI TEMPAT KERJA KODE: M.692000.002.02 Objektif: Unit ini mencakup kompetensi yang berkaitan dengan ketrampilan, pengetahuan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam menerapkan aspek-aspek kesehatan dan keselamatan di tempat kerja (K3).

laboratorium kesehatan dan bahaya potensial di laboratorium kesehatan. t,jentrfikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja dapat dilakukan dengan mengadakan irrspeksi tempat i erja dan m:ngadakan penguktran lingkungan kerja. Dari kegiatan ini kita dapat menemukan masalah-

8. Keselamatan Kerja Keselamatan kerja dalam perusahaan peternakan ruminansia adalah keselamatan kerja yang menyangkut dengan unsure manusia, mesin/peralatan, bahan yang dikerjakan dan ternak yang diusahakan. Fungsi keselamatan kerja adalah menceg