BAB I PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PENDAHULUAN K - Unhas

1y ago
13 Views
2 Downloads
1.04 MB
157 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ryan Jay
Transcription

BAB IPENGERTIAN KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJAPENDAHULUANeselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumahsakit dan fasilitas medis lainnya perlu di perhatikan.Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaandengan keselamatan dan kesehatan kerja di tempatkerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber“best practices” yang berlaku secara Internasional, sepertiNational Institute for Occupational Safety and Health(NIOSH), the Centers for Disease Control (CDC), theOccupational Safety and Health Administration (OSHA), theUS Environmental Protection Agency (EPA), dan lainnya. Datatahun 1988, 4% pekerja di USA adalah petugas medis. Darilaporan yang dibuat oleh The National Safety Council (NSC),41% petugas medis mengalami absenteism yang diakibatkanoleh penyakit akibat kerja dan injury, dan angka ini jauh lebihbesar dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Surveiyangdilakukan terhadap 165 laboratorium klinis di Minnesotamemperlihatkan bahwa injury yang terbanyak adalah needlesticks injury (63%) diikuti oleh kejadian lain seperti luka dantergores (21%).K

Selain itu pekerja di rumah sakit sering mengalami stres,yang merupakan faktor predisposisi untuk mendapatkankecelakaan. Ketegangan otot dan keseleo merupakanrepresentasi dari low back injury yang banyak didapatkandikalangan petugas rumah sakit.I.1 PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATANKERJA (K3)Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempatkerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaankerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapatmeningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.Pokok bahasan hakikat keselamatan dan kesehatan kerja(K3) merupakan pengenalan dan dasar dari keselamatan dankesehatan kerja. Hal ini disebabkan keselamatan dankesehatan kerja harus diaplikasikan di semua bidang baik diperkantoran, rumah sakit maupun pabrik sehingga dapatdikatakan ilmu K3 merupakan ilmu yang universal.Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikirandan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baikjasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatankerja maka para pihak diharapkan tenaga kerja dapatmelakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman sertamencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatanyang tinggi.Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakanupaya untuk menciptakan suasana bekerja yang aman,nyaman dan mencapai tujuan yaitu produktivitas setinggi2

tingginya. Kesehatan dan Keselamatan Kerja sangat pentinguntuk dilaksanakan pada semua bidang pekerjaan tanpaterkecuali proyek pembangunan gedung seperti apartemen,hotel, mall dan lain-lain, karena penerapan K3 dapatmencegah dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaanmaupun penyakit akibat melakukan kerja. Smith dan Sonesh(2011) mengemukakan bahwa pelatihan kesehatan dankelelamatan kerja (K3) mampu menurunkan resiko terjadinyakecelakaan kerja. Semakin besar pengetahuan karyawan akanK3 maka semakin kecil terjadinya resiko kecelakaan kerja,demikian sebaliknya semakin minimnya pengetahuankaryawan akan K3 maka semakin besar resiko terjadinyakecelakaan kerja.Terjadinya kecelakaan kerja dimulai dari disfungsimanajemen dalam upaya penerapan Kesehatan danKeselamatan Kerja (K3). Ketimpangan tersebut menjadipenyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja. Dengan semakinmeningkatnya kasus kecelakaan kerja dan kerugian akibatkecelakaan kerja, serta meningkatnya potensi bahaya dalamproses produksi, dibutuhkan pengelolaan K3 secara efektif,menyeluruh, dan terintegrasi dalam manajemen perusahaan.Manajemen K3 dalam organisasi yang efektif dapat membantuuntuk meningkatkan semangat pekerja dan memungkinkanmereka memiliki keyakinan dalam pengelolaan organisasi.Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagaisuatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dankesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja padakhususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya danbudayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera.Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu3

pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegahkemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.Kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) tidak dapat dipisahkandengan proses produksi baik jasa maupun industry:1. Keselamatan KerjaKeselamatan Kerja adalah keselamatan yang bertaliandengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan prosespengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannyaserta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan Kerjamemiliki sifat sebagai berikut:a. Sasarannya adalah lingkungan kerja.b. Bersifat teknik.Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan Kerjabermacam-macam, ada yang menyebutnya HygenePerusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yanghanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenalOccupational Safety and Health.2. Kesehatan KerjaPengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatukondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak sajabebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkanjuga menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi denganlingkungan dan pekerjaannya. Paradigma baru dalam aspekkesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat danbukan sekadar mengobati, merawat, atau menyembuhkan4

a.b.c.d.gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh karenanya,perhatian utama di bidang kesehatan lebih ditujukan kearah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnyapenyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.Status kesehatan seseorang menurut Blum (1981)ditentukan oleh empat faktor sebagai berikut.Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia(organik/anorganik, logam berat, debu), biologik (virus,bakteri, mikroorganisme), dan sosial budaya (ekonomi,pendidikan, pekerjaan).Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.Pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan,pencegahan kecacatan, rehabilitasi.Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.I.3 Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalamKedokteranDefinisi kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmukesehatan/kedokteran beserta praktiknya yang bertujuanagar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperolehderajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik ataumental, maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dankuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguankesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan danlingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin berubah, bukansekadar “kesehatan pada sektor industri” saja melainkanjuga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orangdalam melakukan pekerjaannya (total health of all atwork).5

Keselamatan kerja sama dengan hygene perusahaan.Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut:a Sasarannya adalah manusia.b Bersifat medis.Situasi dan kondisi suatu pekerjaan, baik tata letaktempat kerja atau material-material yang digunakan,memiliki risiko masing-masing terhadap kesehatan pekerja.Ridley (2008) menyatakan bahwa kita harus memahamikarakteristik material yang digunakan dan kemungkinanreaksi tubuh terhadap material tersebut untuk meminimasirisiko material terhadap kesehatan.Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) difilosofikansebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjaminkeutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohanitenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya,hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmurdan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuanadalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalamusaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan danpenyakit akibat kerja.Perkembangan pemba-ngunan setelah Indonesiamerdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkanintensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnyaresiko kecelakaan di lingkungan kerja. (Ramli, 2010).Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 Bagian 6Tentang Kesehatan Kerja, pada Pasal 23 berisi:a Kesehatan kerja disenggelarakan untuk mewujudkanproduktivitas kerja yang optimal.6

b Kesehatan kerja meliputi perlindungan kesehatan kerja,pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatankerja.c Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatankerja.7

BAB IIPROGRAM KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJALatar Belakangiaya kemanusiaan, sosial dan ekonomi dari kecelakaankerja, luka-luka dan penyakit dan bencana industriutama telah lama menjadi perhatian bagi semuatingkat dari tempat kerja individu hingga nasional daninternasional. Langkah-langkah dan strategi yang umenghilangkan bahaya dan risiko akibat pekerjaan telahdikembangkan dan diterapkan terus menerus selamabertahun-tahun. Namun, meski terus berlanjut jikaperbaikannya lambat, kecelakaan dan penyakit akibat kerjamasih terlalu sering terjadi dan biaya untuk penderitaanmanusia dan beban ekonomi terus meningkat secarasignifikan. Proporsi kematian tertinggi ini disebabkan olehkanker, penyakit peredaran darah dan serebrovaskular, danbeberapa penyakit menular. Tingkat kecelakaan kerja secarakeseluruhan tahunan, fatal dan tidak fatal, diperkirakanmencapai 270 juta. Sekitar 160 juta pekerja menderitapenyakit terkait pekerjaan dan sekitar dua pertiga dari merekatidak bekerja selama empat hari kerja atau lebih lama8B

hasilnya. Setelah kanker yang berhubungan dengan pekerjaan,penyakit peredaran darah dan penyakit menular tertentu,kecelakaan kerja yang tidak disengaja adalah penyebab utamakeempat kematian terkait pekerjaan.Keselamatan dan kesehatan kerja adalah area yangberkaitan dengan pengembangan, promosi, dan pemeliharaanlingkungan tempat kerja, kebijakan dan program yangmenjamin kesejahteraan karyawan mental, fisik, danemosional, serta menjaga lingkungan tempat kerja yang relatifbebas dari aktual. atau potensi bahaya yang bisa melukaikaryawan. Kesehatan kerja memerlukan promosi danpemeliharaan tingkat kesehatan fisik dan mental tertinggi dankesejahteraan sosial pekerja di semua pekerjaan. Dalamkonteks ini, antisipasi, pengakuan, evaluasi dan pengendalianbahaya yang timbul di atau dari tempat kerja yang dapatmengganggu kesehatan dan kesejahteraan pekerja merupakanprinsip dasar proses yang mengatur penilaian dan pengelolaanrisiko kerja. Pelatihan kesehatan dan keselamatan pekerjamerupakan bagian penting dari program kesehatan dankeselamatan kerja.Perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakitakibat kerja atau akibat dari lingkungan kerja sangatdibutuhkan oleh karyawan agar karyawan merasa aman dannyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tenaga kerjayang sehat akan bekerja produktif, sehingga diharapkanproduktivitas kerja karyawan meningkat. Memperhatikan haltersebut, maka program K3 dan produktivitas kerja karyawanmenjadi penting untuk dikaji, dalam tujuannya mencapai visidan misi perusahaan.9

Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor yang dapatdicegah yang dapat dieliminasi dengan menerapkan metodedan metode yang sudah dikenal. Hal ini ditunjukkan denganterus mengurangi tingkat kecelakaan di negara-negaraindustri. Oleh karena itu penerapan strategi pencegahanmenawarkan manfaat ekonomi dan manusia yang signifikan.II.1 Pengertian Program K3Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang MENKES/SK/VIII/2010sebagaiberikut:pengembangan kebijakan K3RS, pembudayaan perilaku K3RS,pengembangan SDM K3RS, pengembangan pedoman,petunjuk teknis dan standard operational procedure (SOP)K3RS, pemantauan dan evaluasi kesehatan lingkungan tempatkerja, pelayanan kesehatan kerja, pelayanan keselamatankerja, pengembangan program pemeliharaan pengelolaanlimbah padat, cair dan gas, pengelolaan jasa, bahan beracunberbahaya dan barang berbahaya, pengembangan manajementanggap darurat, pengumpulan, pengolahan, dokumentasidata dan pelaporan kegiatan K3, dan review progam tahunan.Keberhasilan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)di rumah sakit tidak lepas dari sikap kepatuhan personal baikdaripihak perawat maupun pihak manajemen atas dalammelaksanaan peraturan dan kebijakan peraturan K3 untukmendukung pencapaian zero accident di rumah sakit.Keselamatan dan kesehatan kerja berkaitan denganmelestarikan dan melindungi sumber daya manusia danfasilitas di tempat kerja. Praktisi di lapangan berusaha10

mencegah kematian dan luka yang tidak perlu bagi pekerja. Inimelibatkan lebih dari aktivitas pertolongan pertama dansangat luas dalam lingkup dan praktik. Keselamatan dankesehatan kerja melibatkan membantu orang-orang denganmencegah mereka terluka atau menjadi sakit karena bahaya ditempat kerja mereka. Keselamatan dan kesehatan kerja jugamerupakan bidang dimana profesional berusaha mencegahbencana. Ketika mereka melakukan preinspeksi, profesionalkeselamatan dapat mencegah ledakan atau kebakaran yangdapat menghancurkan seluruh bangunan. Keselamatan dankesehatan kerja juga merupakan fungsi manajemen dalamsebuah organisasi yang berkaitan dengan peningkatan kualitasdan efisiensi. K3 mencoba untuk menghilangkan kerusakan,pemborosan, dan biaya properti dan fasilitas yang menguntungkan. Dalam prakteknya, keselamatan dankesehatan kerja mencakup masalah moral dan ekonomi. an keselamatan dan kesehatan kerja.Pada tahun 1950, ILO / WHO Committee onOccupational Health menyatakan bahwa "Kesehatan kerjaharus ditujukan pada promosi dan pemeliharaan tingkatkesehatan fisik, mental dan sosial tertinggi pekerja di semuapekerjaan; pencegahan di antara pekerja keberangkatan darikesehatan yang disebabkan oleh kondisi kerja mereka;perlindungan pekerja dalam pekerjaan mereka dari risiko yangdisebabkan oleh faktor-faktor yang merugikan kesehatan;penempatan dan pemeliharaan pekerja di lingkungan kerjayang disesuaikan dengan kemampuan fisiologis dan11

psikologisnya ". Singkatnya: "adaptasi kerja terhadap manusia,dan masing-masing orang terhadap pekerjaannya.II.2 Tujuan Program K3Program K3 bertujuan untuk melindungi keselamatandan kesehatan serta meningkatkan produktifitas SDM RumahSakit, melindungi pasien, pengunjung/ pengantar pasien danmasyarakat serta lingkungan sekitar Rumah Sakit. Kinerjasetiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakanresultante dari tiga komponen yaitu ka asitas kerja, bebankerja, dan lingkungan kerja.Pernyataan Kebijakan Kesehatan Kerja menetapkanbahwa semua karyawan harus diberi lingkungan kerja yangaman dan sehat. Penilaian kesehatan dan rekomendasikesehatan kerja diperlukan untuk tugas pekerjaan spesifikberdasarkan jenis bahaya termasuk bahaya bio yang ada dilingkungan kerja. Program Kesehatan Kerja bertujuan untukmencapai hal berikut:a. Sesuai dengan standar kesehatan kerja yang ditetapkanoleh badan pengatur dan badan pemberian dan akreditasi;b. Meyakinkan bahwa karyawan secara fisik dapat melakukanpekerjaan mereka;c. Mencegah dan mendeteksi penyakit dan penyakit akibatterpapar bahaya kesehatan yang mungkin terjadi dilingkungan kerja;d. Menetapkan panduan kesehatan kerja untuk vaksinasi,pengawasan medis, dan respon paparan; dane. Menetapkan etapkan data kesehatan dasar untukperbandingan di masa mendatang.12

Tujuan program keselamatan dan kesehatan kerjatermasuk membina lingkungan kerja yang aman dan sehat.Tujuan mendasar dari program keselamatan yang efektifadalah untuk menghilangkan atau mengurangi risikokeselamatan sebelum pekerjaan dimulai. Untuk mencapaitujuan ini, penting untuk mengidentifikasi sebanyak mungkinbahaya sebelum memulai pekerjaan. Bahaya yang tidakdikenali mungkin berpotensi menimbulkan kecelakaanbencana yang tak terduga. Pekerja yang tidak dapatmemahami bahaya keamanan tidak dapat merespons ataubersikap aman karena mereka tidak menyadari akibat yangmungkin timbul akibat tindakan mereka.II.4 Program K3Program K3 yang harus diterapkan yaitu:1) Pengembangan kebijakan K3RSa. Pembentukan atau revitalisasi organisasi K3RS;b. Merencanakan program K3RS selama 3 tah un ke depan,(setiap 3 tahun dapat direvisi kembali, sesuai dengankebutuhan)2) Pembudayaan perilaku K3RSa. Advokasi sosialisasi K3 pada seluruh jajaran RumahSakit, baik bagi SDM Rumah Sakit, pasien maupunpengantar pasien/ pengunjung Rumah Sakit;b. Penyebaran media komunikasi dan informasi baikmelalui film, leaflet, poster, pamflet dll;c. Promosi K3 pad a setiap pekerja yang bekerja disetiapunit RS dan pada para pasien serta para pengantarpasien/ pengunjung Rumah Sakit.3) Pengembangan SDM K3RS13

a. Pelatihan umum K3RSb. Pelatihan intern Rumah Sakit, khususnya SDM RumahSakit per unit Rumah Sakit; c.c. Pengiriman SDM Rumah Sakit untuk pendidikan formal,pelatihan lanjutan, seminar dan workshop yangberkaitan dengan K3.4) Pengembangan Pedoman, Petunjuk Teknis dan StandardOperational Procedure (SOP) K3RSa. Penyusunan pedoman praktis ergonomi di Rumah Sakit;b. Penyusunan pedoman pelaksanaan pelayanan kesehatankerja;c. Penyusunanpedomanpelaksanaanpelayanankeselamatan kerja ;d. Penyusunan pedoman pelaksanaan tanggap darurat diRS;e. Penyusunan pedoman pelaksanaan pencegahan danpenanggulangan kebakaran;f. Penyusunanpedomanpengelolaanpenyehatanlingkungan Rumah Sakit;g. Penyusunan pedoman pengelolaan faktor risiko danpengelolaan limbah Rumah Sakit;h. n bencana;i. Penyusunan kontrol terhadap penyakit infeksi;j. Penyusunan SOP angkat angkut pasien di Rumah Sakit;k. Penyusunan SOP terhadap Bahan Beracun danBerbahaya (B3);l. Penyusunan SOP kerja dan peralatan di masing-masingunit kerja Rumah Sakit14

5) Pemantauan dan evaluasi kesehatan lingkungan tempatkerjaa. Mapping lingkungan tempat kerja (area atau tempatkerja yang dianggap berisiko dan berbahaya,area/tempat kerja yang belum melaksanakan programK3RS, area/tempat kerja yang sudah melaksanakanprogram K3RS, area/tempat kerja yang sudahmelaksanakan dan mendokumentasikan pelaksanaanprogram K3RS); .b. Evaluasi lingkungan tempat kerja (walk through danobservasi, wawancara SDM Rumah Sakit, survei dankuesioner, checklist dan eva luasi lingkungan tempatkerja secara rinci).6) Pelayanan kesehatan kerjaa. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja,pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaankesehatan khusus bagi SDM Rumah Sakit;b. Memberikan pengobatan dan perawatan sertarehabilitasi bagi SDM Rumah Sakit yang menderitasakit;c. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani)dan kemampuan fisik SDM Rumah Sakit;d. Perlindungan spesifik dengan pemberian imunisasi padaSDM Rumah Sakit yang bekerja pada area/tempat kerjayang berisiko dan berbahaya;e. Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja.7) Pelayanan keselamatan kerjaa. Pembinaan dan pengawasan keselamatan/keamanansarana, prasarana dan peralatan kesehatan di RumahSakit;15

b. Pembinaan dan pengawasa n perlengkapan keselamatankerja di Rumah Sakit;c. Pengelolaan, pemeliharaan dan sertifikasi sarana,prasarana dan peralatan Rumah Sakit;d. Pengadaan peralatan K3RS.8) Pengembangan program pemeliharaan pengelolaan limbahpadat. cair dan gasa. Penyediaan fasilitas untuk penanganan dan pengelolaanlimbah padat, cair dan gas;b. Pengelolaan limbah medis dan nonmedis.9) Pengelolaan jasa, bahan beracun berbahaya dan barangberbahayaa. Inventarisasi jasa, bahan beracun berbahaya dan barangberbahaya (Permenkes No.472 tahun 1996);b. Membuat kebijakan dan prosedur pengadaan,penyimpanan dan penanggulangan bila terjadikontaminasi dengan acuan Lembar Data KeselamatanBahan (MSDS-Material Safety Data Sheet) atau LembarData Pengaman (LOP);. lembar informasi dari pabriktentang sifat khusus (fisik/ kimia) dari bahan, carapenyimpanan, risiko pajanan dan cara penanggulanganbila terjadi kontaminasi.10) Pengembangan manajemen tanggap darurata. Menyusun rencana tanggap darurat (survey bahaya,membentuk tim tanggap darurat, menetapkanprosedur pengendalian, pelatihan dll);b. Pembentukan organisasi/tim kewaspadaan bencana;c. Pelatihan dan uji coba terhadap kesiapan petugastanggap darurat;16

11)a.b.c.d. Inventarisasi tempat-tempat yang berisiko danberbahaya serta membuat denahnya (Iaboratorium,rontgen, farmasi, CSSO, kamar operasi, genset, kamarisolasi penyakit menular dll);e. Menyiapkan sarana dan prasarana tanggap darurat!bencana;f. kebijakan dan prosedur kewaspadaan, upayapencegahan dan pengendalian bencana padatempattempat yang berisiko tersebut;g. Membuat rambu-rambu/tanda khusus jalan keluaruntuk evakuasi apabila terjadi bencana;h. Memberikan Alat Pelindung Oiri (APO) pada petugasdi tempat-tempat yang berisiko (masker, apron, kacamata, sarung tangan dll);i. Sosialisasi dan penyuluhan ke seluruh SOM RumahSakit;j. Pembentukan sistem komunikasi internal daneksternal tanggap darurat Rumah Sakit;k. sistem tanggap darurat.Pengumpulan, pengolahan, dokumentasi data danpelaporan kegiatan K3prosedur pencatatan dan pelaporan serta penanggulangankecelakaan kerja, PAK, kebakaran dan bencana (termasukformat pencatatan dan pelaporan yang sesuai dengankebutuhan);sistem pelapor. n kejadian dan tindak lanjutnya (alurpelaporan kejadian nyaris celaka dan celaka serta SOPpelaporan, penanganan dan tindak lanjut kejadian nyariscelaka (near miss) dan celaka);Pendokumentasian data;17

Data seluruh SDM Rumah Sakit; Data SDM Rumah Sakit yang sakit yang dilayani; Data pekerja luar Rumah Sakit yang sakit yang dilayani; Data pemeriksaan kesehatan SDM Rumah Sakit :- Sebelum bekerja (awal) (orang)- Berkala (orang)- Khusus (orang) Cakupan MCU bagi SDM Rumah Sakit; Angka absensi SDM Rumah Sakit; Kasus penyakit umum pada SDM Rumah Sakit; Kasus penyakit umum pada pekerja luar Rumah Sakit; Jenis penyakit yang terbanyak di kalangan pekerja RumahSakit; Jenis penyakit yang terbanyak di kalangan pekerja LuarRumah Sakit; Kasus penyakit akibat kerja (SDM Rumah Sakit); Kasus penyakit akibat kerja (pekerja Luar Rumah Sakit); Kasus diduga penyakit akibat kerja (SDM Rumah Sakit); Kasus diduga penyakit akibat kerja (pekerja luar RumahSakit); Kasus kecelakaan akibat kerja (SDM Rumah Sakit); Kasus kecelakaan akibat kerja (pekerja luar Rumah Sakit); Kasus kebakaran/peledakan akibat bahan kimia; Data kejadian nyaris celaka (near miss) dan celaka; Data sarana, prasarana dan peralatan keselamatan kerja; Data perizinan; Data kegiatan pemantauan keselamatan kerja; Data pelatihan dan sertifikasi;18

Data pembinaan dan pengawasan terhadap kantin danpengelolaan makanan di Rumah Sakit (dapur); Data promosi kesehatan dan keselamatan kerja bagi SDMRumah Sa kit, pasien dan pengunjung/pengantar pasien; Data petugas kesehatan RS yang berpendidikan formalkesehatan kerja, sudah dilatih Kesehatan danKeselamatan Kerja dan sudah dilatih tentang DiagnosisPAK; Data kegiatan pemantauan APD Uenis, jumlah, kondisidan penggunaannya); Data kegiatan pemantauan kesehatan lingkungan kerjadan pengendalian bahaya di tempat kerja (unit kerjaRumah Sakit).12) Review program tahunana. Melakukan internal audit K3 dengan menggunakaninstrumen self assessment akreditasi Rumah Sakit;b. Umpan balik SDM Rumah Sakit melalui wawancaralangsung, observasi sing kat, survey tertulis dankuesioner, dan evaluasi ulang; c. Analisis biaya terhadapSDM Rumah Sakit atas kejadian penyakit dankecelakaan akibat kerja;c. Mengikuti akreditasi Rumah Sakit.Komitmenmanajemenmemberikankekuatanpendorong dan sumber daya untuk mengatur danmengendalikan aktivitas dengan organisasi. Dalam sebuahprogram yang efektif, manajemen menganggap keselamatandan kesehatan pekerja sebagai nilai fundamental organisasidan menerapkan komitmennya terhadap perlindungankeselamatan dan kesehatan dengan semangat yang samaseperti pada tujuan organisasi lainnya.19

a. Bagian pertama dari program keselamatan dan kesehatanmenyeluruh harus menjadi kebijakan tertulis darimanajemen puncak dan dukungan yang nyata untukmenyelesaikan program keamanan dan kesehatan.Kebijakan tertulis adalah landasan program. Tanggungjawab ditugaskan dan dikomunikasikan untuk semua aspekprogram dan manajer bertanggung jawab atas kinerjakeselamatan.b. Keterlibatan karyawan menyediakan sarana untukmengembangkan dan / atau mengekspresikan komitmenmereka terhadap perlindungan keselamatan dan kesehatankerja, untuk diri mereka sendiri dan rekan kerja mereka.Mereka termasuk dalam tahap awal pengembangan danpelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja danberbagi tanggung jawab untuk itu. Tanggung jawab merekadiuraikan secara tertulis. Keterlibatan karyawan termasukmasukan karyawan dalam penulisan program awal.Karyawan memiliki gagasan dan saran tentang bagaimanaprogram dibentuk dan komponennya. Karena mereka lebihdekat dengan pekerjaan dan bahaya pekerjaan daripadamanajemen, karena mereka dapat memberikan wawasanyang mungkin tidak pernah terpenuhi pada seseorang yangbelum benar-benar melakukan pekerjaan itu. Denganmemasukkan karyawan dalam prosesnya, manajemencenderung memiliki '' buy-in '' dan partisipasi aktif olehmereka.c. Program juga harus mencakup bagian tentang analisis ditempat kerja. Analisis tempat kerja melibatkan berbagaipemeriksaan di tempat kerja, untuk mengidentifikasi tidakhanya bahaya yang ada tetapi juga kondisi dan operasi di20

mana perubahan mungkin terjadi untuk menciptakanbahaya. Kurangnya kesadaran akan bahaya, yang berasaldari kegagalan untuk memeriksa lokasi kerja, adalahkebijakan keamanan dan kebijakan kesehatan dan / atautindakan pencegahan berkala. Manajemen yang efektifsecara aktif menganalisis pekerjaan dan tempat kerja,untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya bahaya. Halini memerlukan pemeriksaan berkala terhadap tempatkerja melalui inspeksi, audit, dan penerapan alatkeselamatan lainnya seperti analisis keselamatan kerja.d. Selanjutnya, pencegahan dan pengendalian bahaya dipicuoleh penentuan bahaya atau potensi bahaya yang ada. Bilamemungkinkan, bahaya dicegah dengan desain tempatkerja atau pekerjaan yang efektif. Bila tidak memungkinkanuntuk menghilangkannya, mereka dikendalikan untukmencegah pemaparan yang tidak aman dan tidak sehat.Setelah bahaya atau bahaya potensial dikenali, eliminasiatau kontrol dilakukan pada waktu yang tepat. Teknikuntuk mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya harusdidiskusikan dalam program.e. n dan kesehatan semua personil yang terkaitdengan situs ini, baik yang digaji atau per jam. Sertakanpelatihan ini ke dalam sesi mengenai persyaratan kinerjadan praktik kerja. Kerumitan pelatihan tergantung padaukuran dan kompleksitas tempat kerja dan sifat bahaya danpotensi bahaya di lokasi.Adanya program kesehatan yangbaik akanmenguntungkan para pekerja secara material, karena merekaakan lebih jarang absen bekerja dengan lingkungan yang21

menyenangkan, sehingga secara keseluruhan akan mampubekerja lebih lama berartilebih produktif. Kesehatan kerjadapat dilakukan dengan penciptaan lingkungan an dalammengembangkan dan mengimplementasikan program K3adalah sebagai berikut:1) Komitmen perusahaan untuk mengembangkan programyang mudah dilaksanakan.2) Kebijakan pimpinan tentang Keselamatan dan KesehatanKerja (K3).3) Ketentuan penciptaan lingkungan kerja yang menjaminterciptanya K3 dalam bekerja.4) Ketentuan pengawasan selama proyek berlangsung.5) Pendelegasian wewenang yang cukup selama proyekberlangsung.6) Ketentuan penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan.7) Pemeriksaan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja.8) Melakukan penelusuran penyebab utama terjadinyakecelakaan kerja.9) Mengukur kinerja program keselamatan dan kesehatankerja.10) Pendokumentasian yang memadai dan pencacatankecelakaan kerja secara kontinu.Ada beberapa faktor penerapan program kesehatan dankeselamatan, diantaranya adalah:1) Keadaan Lingkungan Kerjaa. Persiapan dan penyimpanan barang-barang berbahayaharus dipertimbangkan keamanannya.22

2)3)4)5)b. Ruang kerja terlalu ramai dan padat dikondisikan.Pengaturan Udaraa. Perubahan udara di ruang kerja pasti bagus.b. Suhu udara harus dikondisikanPencahayaana. Pengaturan dan gunakan sumber cahaya yang tepatb. Ruang kerja cukup terangPenggunaan Peralatan Kerjaa. Peralatan keselamatan harus merupakan pekerjaan yangbaik dan layak.b. Penggunaan mesin dan perangkat elektronik harusdengan keamanan yang baik.Kondisi Fisik dan Mental Karyawana. Alat indra dan stamina karyawan harus stabil.b. Emosi karyawan harus stabil, motivasi kerja tinggi, sikapdan kecerobohan karyawan tidak cukup pengetahuandalam penggunaan fasilitas kerja, terutama fasilitas kerjayang membawa risiko bahaya.II.5 Manfaat Program K3Program keselamatan dan kesehatan kerja dapatmembantu membawa "budaya keselamatan" ke rumah sakit,dengan potensi keuntungan bagi keselamatan pekerja danpasien. Dengan program keselamatan dan kesehatan kerja,melindungi keselamatan dan kesehatan berawal dari aktivitasterisolasi dan sporadis menjadi satu yang terintegrasi ke dalamsemua proses dan aktivitas bisnis dan operasional.Keselamatan dan kesehatan tidak didelegasikan kepada hanyasedikit orang - ini didistribusikan ke seluruh angkatan kerjadan didukung oleh tanggung jawab, komitmen, dan perhatian23

manajemen yang signifikan. Setiap orang mengambil alihtujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatanorganisasi. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatanmembantu memastikan bahwa bahaya telah diidentifikasisebelumnya, pengendalian yang efektif diterapkan, orangorang dilatih dan diberdayakan dengan memadai, dan proseskerja dirancang dan dilaksanakan dengan cara yangmemberikan kinerja keselamatan dan kesehatan yang lebihkonsisten.Program keselamatan dan kesehatan kerja dapat membanturumah sakit menyadari berbagai manfaat:a. Lebih sedikit luka, penyakit, dan infeksi.b. Mengurangi biaya klaim kompensasi pekerja danmenurunkan premi asuransi kesehatan.c. Kurangnya absensi dan tingkat pengembalian bekerja yanglebih tinggi setelah cedera atau penyakit.d. Perbaikan praktik kerja, yang menyebabkan peningkatanefisiensi dan keamanan dan kepuasan pasien yang lebihbesar.e. Kepuasan kerja, moral, dan retensi karyawan yang lebihtinggi.f. Peningkatan reputasi.Rumah sakit menemukan bahwa praktik yang diadopsidi bawah sistem manajemen untuk memperbaiki keselamatanpekerj

dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan Kerja memiliki sifat sebagai berikut: a. Sasarannya adalah lingkungan kerja. b. Bersifat teknik. Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Related Documents:

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .

Tanggal 2 Maret 2010 Tentang "Decade of Road Safety" 2011 - 2020 Kesepakatan 4 Menteri Kapolri Pekan Nasional Keselamatan Jalan 2008 Pekan Nasional Keselamatan Jalan 2009 Disusun draft Rencana Aksi Keselamatan Jalan Dekade Aksi Keselamatan (DoA) Dibuka Wapres di Silang . Uji Coba, Workshop/ Uji Publik SMK

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

dengan memperhatikan standar keselamatan dan kesehatan kerja yang di gunakan dalam proyek konstruksi,maka penulisan tugas akhir ini,penulis membatasi masalah pada penerapan keselamatan dan kesehatan kerja menggunakan Standart Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/Men/1980).

n Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Laboratorium adalah semua upaya untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja laboratorium dari risiko-risiko yang ada di laboratorium. n Keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium sangat penting untuk dipahami mengingat banyaknya Laboratorium

bab iii. jenis-jenis perawatan 7 . bab iv. perawatan yang direncanakan 12 . bab v. faktor penunjang pada sistem perawatan 18 . bab vi. perawatan di industri 28 . bab vii. peningkatan jadwal kerja perawatan 32 . bab viii. penerapan jadwal kritis 41 . bab ix. perawatan preventif 46 . bab x. pengelolaan dan pengontrolan suku cadang 59 . bab xi.

Bab ini menjelaskan perihal pengertian perkerasan jalan, jenis perkerasan jalan dan jenis bahan susun perkerasan jalan. 2. Relevansi Pemahaman perihal pengertian dan jenis perkerasan jalan serta jenis bahan susunnya merupakan dasar pemahaman terhadap bab-bab berikutnya. Oleh karena itu, bab ini berkaitan dengan bab-bab lain dalam bahan ajar ini. 3.

A.R. Paterson, A First Course in Fluid Dynamics, Cambridge University Press. (The recommended text to complement this course - costs ˇ 50 from Amazon; there are 6 copies in Queen’s building Library and 3 copies in the Physics Library) 2. D.J. Acheson, Elementary Fluid Dynamics. Oxford University Press 3. L.D. Landau and E.M. Lifshitz, Fluid Mechanics. Butterworth Heinemann Films There is a .