DIMENSI ESOTERIS SHALAT DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN

2y ago
34 Views
2 Downloads
5.68 MB
105 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Aiyana Dorn
Transcription

DIMENSI ESOTERIS SHALAT DALAM AL-QUR’AN(KAJIAN AYAT-AYAT MUSHALLÎN)SkripsiDiajukan Untuk MelengkapiTugas-Tugas Dan Memenuhi SyaratSyarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)Dalam Ilmu Ushuluddin Dan Studi AgamaOleh:SITI KOMARIAHNPM. 1531030045Prodi: Ilmu Al-Qur’an dan TafsirFAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNGTAHUN AKADEMIK 1440 H/ 2019 M

PERNYATAAN ORISINILITAS / KEASLIANAssalamualaikum, wr. wbSaya yang bertanda tangan di bawah ini:Nama: Siti KomariahNpm: 1531030045Prodi: Ilmu Al-Qur‟an dan TafsirMenyatakan bahwa SKRIPSI yang berjudul “DIMENSI ESOTERISSHALAT DALAM AL-QUR’AN ( KAJIAN AYAT-AYAT MUSHALLÎN)”adalah benar-benar hasil karya sendiri dan tidak ada unsur plagiat, kecualibeberapa bagian yang disebutkan sebagai rujukan di dalamnya.Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.Wassalamualaikum, wr. wbBandar Lampung, 25 Juni 2019PenelitiSiti KomariahNPM. 1531030045ii

ABSTRAKDIMENSI ESOTERIS SHALAT DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN AYATAYAT MUSHALLÎN)Oleh:Siti KomariahShalat merupakan suatu ibadah yang harus diperhatikan baik secara dzahirmaupun bathinnya. Agar shalat yang kita kerjakan membuahkan dampak yangpositif dan terhindar dari perbuatan-perbuatan keji maupun munkar serta dapatmenghindarkan kita dari terjerumusnya kedalam kecelakaan atau neraka.Berkenaan dengan shalat, maka peneliti memilih ayat al-Qur‟an sebagai alatanalisis dan peneliti memilih tafsir rûh al- ma’ânî karya al-Alûsî sebagai penjelasdari ayat tersebut. Untuk memudahkan dalam penelitian ini maka penelitimerumuskan pokok peramasalahan yakni Bagaimana penafsiran makna shalatdalam ayat-ayat mushallîn ? dan Bagaimana makna esoteris shalat dalam tafsirrȗh al-ma’ânî? Penelitian ini termasuk dalam penelitian pustaka (libraryresearch), yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data yangbersifat kepustakaan, baik berupa buku, catatan, jurnal dan lain sebagainya.Dalam proses pengumpulan dan pengolahan data peneliti menggunakan metodemaudhu’i. Adapun sifat penelitian ini bersifat “deskriptif” suatu penelitian yangbertujuan untuk melukiskan, memaparkan dan melaporkan suatu obyek ataugejala tertentu dengan cara melakukan penyelidikan yang kritis serta kehati-hatiandan menganalisa sebuah persoalan yang sedang dihadapi.Sementara sumberprimer yang digunakan peneliti adalah tafsir ruh al- ma‟ani dan sumber sekunderyang digunakan berupa karya ilmiah yang berhubungan dengan judul penelitian.Sedangkan metode yang digunakan untuk menganalisi data pada penelitian iniyaitu dengan metode analisis data selanjutnya dalam pengambilan kesimpulan,metode yang digunakan adalah metode deduktif. Berdasarkan penelitian dari fokusmasalah yang peneliti kaji, ditemukan kesimpulan bahwa makna shalat dalamkajian ayat-ayat mushallin memiliki 2 tipe orang shalat yakni orang yang shalatselalu istiqamah di jalan Allah, orang yang shalat selalu membawa sifat kasihsayang. Adapun makna esoteris dalam shalat yakni adannya sifat hadratul qalbi(kehadiran hati) , orang yang shalat adanya perasaan khauf kepada Allah danorang yang shalat selalu berusaha untuk khusyuk.iii

MOTTO bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran)dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalahlebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahuiapa yang kamu kerjakan.Artinya:iv

PERSEMBAHANBismillahirrahmanirrahim,,,Sebuah karya sederhana ini aku persembahkan kepada:Ayah Mujib dan Ibu Okah yang sangat penulis cintai dan ta’dzimii. KakakAhmad (Alm) yang penulis cintai dan ta’dzimi dan kakak Mukhlisin yang sangatku sayangi dan kubanggakan, yang tak pernah henti lisannya berucap do’a dantak pernah bosan untuk memberiku semangat untuk menuju gerbang kesuksesan,yang kumuliakan guru-guruku, yang telah mengajar, mrmbimbing, memotivassidan menginspirasi, dengan keberkahan ilmu-ilmu beliau semoga menjadilantaran ilmu yang bermanfaatdan terakhirkupersembahkan untukalmamaterku tercinta UIN Raden Intan Lampung khususnya fakultas Ushuluddindan Studi Agama jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir untuk teman- temanku yangterhebat, teriama kasih atas semua motivasi, dukungan dan do’a. Semoga Allahsenantiasa mecurahkan kasih sayang dan ampunan-Nya kepada kami sertakebahagiaan dunia akherat. Amin.vii

RIWAYAT HIDUPSiti Komariah dilahirkan di Desa Bangun Rejo, kec. Abung Tinggi, Kab.Lampung Utara, Prov. Lampung, pada tanggal 26 Januari 1994. Anak ke-2 daridua bersaudara dari Bapak Mujib dengan Ibu Okah. Jenjang pendidikan pertamadi Sekolah Dasar Negeri (SDN ) Ujan Mas Way Kanan selesai pada tahun 2006,kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) Miftahul Ulum BukitKemunig selasai pada tahun 2009, kemudian melanjutkan studi di MA MiftahulUlum Bukit Kemuning dan dapat terselesaikan pada tahun 2012. Kemudianpenulis melanjutkan belajar ilmu agama di Pondok Pesantren Imam al-GhazaliPeterongan Jombang hanya tabarukan Tahfidz Al-Qur‟an berlangsung 1 tahun.Kemudian penulis mengabdi di Pondok Pesantren Miftahul Ulum sampaipertengahan tahun 2015, setelah itu pada tahun 2015 mendaftarkan diri danditerima menjadi Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung di jurusan Ilmu AlQur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama dengan jalur PMA.Bandar Lampung, 25 Juni 2019PenelitiSiti KomariahNPM. 1531030045viii

KATA PENGANTAR الرحيم ّ الرحمن ّ بسم اهلل Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah mecurahkanrahman dan rahimnya sehingga skripsi dengan judulDIMENSI ESOTERISSHALAT DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN AYAT-AYAT MUSHALLÎN)dapat terselesaikan dan terwujud dengan segala keterbatasan dan kekurangan.Salam sejahtera semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW,sebagai pemimpin dan pembimbing umat menuju jalan yang lurus, Nabi yangmemiliki kecerdasan intelktual dan emosional.Karya skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikanprogram studi Strata Satu (SI) Prodi Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, FakultasUshuluddin dan Studi Agama UIN Raden Intan Lampung guna memperoleh gelarSarjana Ushuluddin.Peneliti menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini, penelitimendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik berbentuk motivasi maupunmateri, Oleh karena itu, penulis ucapkan rasa terimakasih yang tinggi kepada :1. Bapak Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag, selaku Rektor UIN Raden IntanLampung yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmupengetahuan di kampus tercinta ini;2. Bapak Dr. M. Afif Anshori, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin danStudi Agama UIN Raden Intan Lampung;ix

3. Bapak Drs. Ahmad Bastari, MA, selaku ketua Prodi Ilmu Al-Qur‟an danTafsir dan Intan Islamia, S.SI, M.SC, selaku sekretaris jurusan Prodi IlmuAl-Qur‟an dan tak lupa juga kepada bapak Masruchin, Ph. D yang telahmemberikan kesedian waktu dalam penyelesaian skripsi ini.4. Bapak Drs Ahmad Bastari, MA, selaku pembimbing I, dan Bapak Dr. KikiMuhamad Hakki, MA, selaku pembimbing II, terimakasih atas kesabarandan pengorbanan waktu, pikiran dan tenaganya dalam bimbinganya hinggaskipsi ini selesai.5. Para Dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Raden IntanLampung yang telah memberikan ilmu dan wawasannya kepada penulisselama belajar di kampus ini, khususnya prodi Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir.6. Para Karyawan dan tenaga administrasi Fakultas Ushuluddin Dan StudiAgama UIN Raden Intan Lampung.7. Pimpinan dan pegawai perpustakaan, baik perpustakaan pusat maupunfakultas;8. Kedua orang tua, kakak tersayang, keluarga besar penulis, keluarga besarpeneliti yang selalu memberikan do‟a dan dukungannya.9. Keluarga besar Ma‟had Tahfidzul Qur‟an Miftahul Ulumdari ketuasampai anggota, terimakasih atas semua do‟a serta dukungan danbantuannya. Semoga Allah memberikan nilai-nilai ibadah dalam setiapperbuatannya.x

10. Keluarga besar Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Imam al-Ghazali danpara santri terima kasih atas segala do‟a dan bantuannya. Semoga Allahmembalas dengan kebaikan juga.11. Sahabat-sahabat keluarga besar IAT keseluruhan, khusunya sahabatseperjuangan penulis dalam satu angkatan 2015 yang tidak bisa penulissebutkan namanya satu-per satu, semoga Allah selalu memudahkan dalamurusan mereka dan mewujudkan setiap cita-cita mulia mereka, Amin.12. Sahabat-sahabat keluarga besar IAT angkatan 2015, Adel, Mega, Sinta,Nurul, Novri, Zahruni, Agung, Baharuddin, Eti , Ika, Sri, Yunin, Qodar,Mutiara, Anggun, Riefa, Lisma, Wanseha, terima kasih banyak yang telahmemberikan support yang luar biasa.13. Almamaterku tercinta UIN Raden Intan Lampung, tempatku menempuhstudi dan menimba ilmu pengetahuan.Semoga amal dan jasa yang telah diberikan dicatat oleh Allah SWT.,sebagai amal saleh dan mendapat Ridha-Nya. Dan peneliti menyampaikanpermohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan, baik perkataanmaupun perbuatan. Demikian yang dapat penulis sampaikan, mudah-mudahanskripsiyang sangat sederhana ini dapat memberikan kontribusi bagiperkembangan hasanah keilmuan dimasa mendatang dan dapat menambahwawasan bagi yang membacanya.Bandar Lampung, 25 Juni 2019PenelitiSiti KomariahNPM.1531030045xi

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL . iPERNYATAAN KEASLIAN . iiABSTRAK . iiiMOTTO . ivLEMBAR PERSETUJUAN . vLEMBAR PENGESAHAN . viPERSEMBAHAN . viiRIWAYAT HIDUP .viiiKATA PENGANTAR . ixDAFTAR ISI . xiiPEDOMAN TANSLITERASI .xivBAB I PENDAHULUANA.B.C.D.E.F.Penegasan Judul . 1Alasan Memilih Judul . 3Latar Belakang Masalah . 4Rumusan Masalah . 10Tujuan Dan Kegunaan Penelitian . 11Metode Penelitian . 12BAB II DESKRIPSI UMUM TENTANG MAKNA SHALATA.B.C.D.E.Uraian Tentang Makna Esoteris . 18Makna Shalat Menurut Ulama’ Fiqih . 21Makna Shalat Menurut Ulama’ Sufi . 24Hikmah Shalat. 30Tinjauan Pustaka. . 35BAB III RÛH AL-MA’ÂNI DAN AYAT-AYAT MUSHALLÎNA. Biografi al-Alûsî . 381. Riwayat hidup . 392. Karya-karya . 40B. Profil Tafsir RÛH AL-MA’ÂNI . 421. Latar Belakang Penulisan Tafsir RÛH AL-MA’ÂNI . 42xii

2. Metodologi Tafsir RÛH AL-MA’ÂNI. . 423. Corak RÛH AL-MA’ÂNI. . 424. Sistematika RÛH AL-MA’ÂNI. . 42C. Inventarisasi Ayat-Ayat Mushallin. . 481. Ayat Tentang sifat Tabiat Manusia.(Q.S al-Ma’ârij 1925).482. Ayat Tentang Penyebab manusia yang terjerumus ke dalamneraka Saqar.(Q.S al-Muddatsir 43-46). . 483. Ayat Tentang Penyebab Orang yang shalat termasukCelaka (Q.S al-Mâ’ûn). .484. Ayat tentang shalat khuyuk (Q.S. al-Mu’minȗn).495. Ayat tentang menjaga shalat (Q.S. al-Mu’minȗn). .496. Ayat tentang menjaga shalat (Q.S. al-Mâ’arij). .49D. Penafsiran al-Alûsî Tentang Ayat-Ayat Mushallîn. . 49BAB IV ANALISIS MAKNA SHALAT DALAM AL-QUR’ANKAJIAN AYAT-AYAT MUSHALLÎN PERSPEKTIF TAFSIR RÛHAL-MA’ȂNÎA. Penafsiran Makna Shalat Dalam Ayat- Ayat Mushallîn. 72B. Makna Esoteris Shalat .79BAB V PENUTUPA. Kesimpulan .83B. Saran .84DAFTAR PUSTAKALAMPIRANxiii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIAUIN RADEN INTAN LAMPUNG 2017/2018Mengenai transliterasi Arab-Latin ini digunakan sebagai pedoman SuratKeputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan danKebudayaan Nomor 158 tahun 1987 dan Nomor 0543b/Tahun 1987, sebagaiberikut:1. KonsonanArabLatinArabLatinArabLatinArabLatin ا A ذ Dz ظ Zh ن N ب B ر R ع „ و W ت T ز Z غ Gh ه H ث Ts س S ف F ء ‟ ج J ش Sy ق Q ي Y ح H ص Sh ك K خ Kh ض Dh ل L د D ط Th م Mxiv

2. VokalVokalContoPendekhPanjanContoghVokalVokal Rangkap.َ.A جدل ا Â سار ي .Ai.ِ.I سبل ي Î قيل و .Au.ُ.U ذكر و Û يجور 3. Ta’ marbuthahTa’ marbuthah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kashrah, dandhammah, transliterasinya ada /t/. Sedangkan ta’ marbuthah yang matitransliterasinya adalah /h/. Seperti kata: Thalhah, janatu al-Na’im.4. Syaddah dan Kata Sandang.Dalam transliterasi, tanda syaddah dilambangkan dengan huruf, yaituhuruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Seperti kata:nazzala, rabbana. Sedangkan kata sandang “al” tetap ditulis “al”, baik pada kataxv

yang dimulai dengan huruf qamariyyah maupun syamsiyyah. Contoh : al- markaz,al Syamsu. 11Pedoman Penulisan Skripsi, (Bandar Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2018), h.84-85.xvi

BAB IPENDAHULUANA.Penegasan JudulJudul merupakan suatu gambaran dalam sebuah karya ilmiah, tujuannyaialah untuk memudahkan memahami dan menghindari kesalah pahaman terhadapjudul skripsi, maka terkait dengan judul skripsipenulis terlebih dahulu akanmemaparkan secara singkat tentang pengertian kata-kata yang di anggap pentingdalam judul Dimensi Esoteris Shalat Dalam Al-Qur’an (Kajian Ayat-AyatMushallîn). Terkait dengan judul di atas maka ada beberapa istilah yang harusdijelaskan, yakni sebagai berikut:Dimensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ukuran (besarnya/luasnnya) mantra.1Kata esoteris berakar dari bahasa inggris yaitu esoteric yang berarti hanya diKetahui dan di pahami oleh beberapa orang tertentu saja.2 Sementara dalamKamus Bahasa Indonesia esoteris yang bermakna sesuatu yang bersifat khusus(rahasia, terbatas).3 Sedangkan dalam kamus ilmu tasawuf esoteris bermakna1Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga (Jakarta:Balai Pustaka, 2002), Cet. II, h. 265.2John M, Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama,1976), h. 218.3Departemen Pendidikan Nasional , Kamus Besar, Ibd. h. 308.1

2pemahaman aspek bathin ajaran agama atau pemahaman dari aspek rohani darisesuatu yang tampil secara nyata.4Kata shalat dalam bahasa Arab berakar dari kata shallâ- yushallî- shalâtanyang berarti do‟a.5 Sementara menurut Masykur Abdurrahman dan Syaiful Bakhrishalat secara bahasa bermakna do‟a.6 Sedangkan menurut pengertian syara‟ yaitusuatu ibadah dalam bentuk perkataaan dan perbuatan tertentu denganmengahadirkan hati secara ikhlas dan khusyuk yang dimulai dengan takbir dandiakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun tertentu.7 Jadi makna esoterisShalat yaitu suatu ibadah yang dilakukan yang didahului dengan takbir dan ditutupdengan salam yang hanya memfokuskan hati kepada Allah dengan mengharapkanridho dan merasa takut kepada-Nya.Ayat diartikan beberapa kalimat yang merupakan kesatuan maksud danmerupakan bagian surah kitab suci al-Qur‟an.8 Kata المصلين merupakan jamak(menjadi isim fa’il) dari kata المصلي yang berarti orang yang shalat.9 Dalam alQur‟an peneliti menemukan ayat-ayat yang menggunakan kata mushallîn denganmerujuk Kamus al-Mu’jam al-Mufaharas Li al-Fadz al-Qur’an al-Karim terdapatdalam tiga surat yaitu dalam surat al-Maâ’rij ayat 22, surat al-Mâ’un ayat 4 dan4Totok Jumantoro, Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Tasawuf (Amzah, 2012), h. 50Amin Sumawijaya, Biarkan al-Qur’an Menjawab (Jakarta: Zaman, 2013),h.1486M.Masykur Abdurrahman,Syaiful Bakhri, Kupas Tuntas Salat(Jakarta: Erlangga,2006),h.557Sahriansyah, Ibadah dan Akhlak (Banjarmasin: IAIN Antasari Press, 2014),h.68Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga.,Ibd.819Ahmad Warson Munawwir,Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia(Surabaya: PustakaProgressif, 1997), Cet. XIV, h.7925

3surat al-Muddatsir ayat 43.10 Dari pemaparan kata-kata di atas dapat ditarikkesimpulan maksud dari judul skripsi Dimensi Esoteris Shalat Dalam Al-Qur‟an (Kajian Ayat-Ayat Mushallîn ) yakni sebuah kajian tentang makna yangtersembunyi yang terdapat didalam shalat yang mana dikaji melalui ayat-ayatmushallîn. Sehingga dapat menggambarkan bagaimana esensi seorang yangmelaksanakan shalat semestinya,terkait dengan judul tersebutmenggunakan pendekatan seorang tokohmufassirpenelitiyang dalam sebuahpenafsirannya yang bercorak isyari yakni tafsir rûh al-ma’ ânî.B.Fokus MasalahMengingat banyaknya permasalah tentang shalat dalam al-Qur‟an, makadengan demikian peneliti membatasi masalah sebagai berikut :1.C.Tafsir yang digunakan peneliti tafsir Rûh Al-Ma’ ânî.Alasan Memilih Judul1.Shalat merupakan tolak ukur keimanan seseorang. Jika dikerjakan denganpenuh kekhusyukan akan menjadikan keimanan tinggi sehingga dapatberpengaruh terhadap tingkah laku serta ucapannya dan menjadikanmanusia lebih baik dan berakhlak al- karimah.2.Ayat-ayat Mushallîn memberikan pelajaran penting kepada kita agar kitaselalu berupaya untuk muhasabah diri ketika melakukan shalat. Agar10Muhammad Fuad Abd al-Baqi, al-Mu’jam al-Mufaharas Li al-Fadz al-Qur’an al-Karim,(Beirut: Darul Fikr, 1987), h. 525.

4shalat yang kita lakukan untuk selalu mengingat Allah kapan dan dimanapun kita berada. Selain itu juga agar kita mengetahui kreteria orangorang yang celaka dalam shalatnya dan shalat yg dikerjakan dapatmenjadi alternatif untuk menjadi insan yang lebih baik dan bermanfaatterhadap orang lain. sehingga shalat yang kita lakukan dapat menjadisarana kita menjauhkan kita dari sifat-sifat yang keji lagi munkar.3.Tafsir Rûh al-Ma’âni merupakan tafsir sufistik yang bercorak isyari yangmana dalam penafsirannya berupaya menguak makna bathin atau maknayang tersembunyi.D.Latar Belakang MasalahAl-Qur‟an merupakan kalam Allah yang abadi dan kita jadikan sebagaipedoman dan petunjuk dalam kehidupan kita. Sebagaimanadisebutkan dalamfirman Allah surah al-Baqarah ayat 2 . :Kitab(Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yangbertaqwa.11(QS. Al-Baqarah: 2).Al-Qur'an selain menjadi pedoman atau petunjuk bagi manusia, al-Qur'an jugamemiliki kemukjizat yang sangat luar biasa yakni memiliki berbagai makna yang11Departemen Agama, Al-Hikmah ( Bandung: Diponegoro,2010),Cet Ke-10. h. 2

5terkandung didalamnya. Baik terdapat makna yang tersirat dan makna yangtersurat, sehingga dengan kemukjizatan tersebut terdapat kesan-kesan didalamnya.12 Disisi lain al-Qur'an juga unggul dari sisi pemahaman, yang manatidak mudah dijangkau oleh pemikiran manusia biasa, karena al-Qur'an merupakankalam Allah yang terlukis dari setiap lembaran-lembaran memiliki makna secarazahir (eksoteris) dan bathin (esoteris). sehingga dengan keluasan makna tersebutal-Qur‟an dapat menjadikan manusia untuk selalu berfikir dan dapat nyiyangterdapatdidalamnya.13Sebagaimana dalam ilmu tasawuf makna-makna tersembunyi disebut denganistilah esoteris yakni sebuah pemahaman tentang agama yang ditinjau dari aspekrohani dari sesuatu yang tampil secara nyata. 14Dalam pengertian lain yangdidefinisikan oleh Muhammad Ikbal dalam jurnalnya Memahami Agama denganPendekatan Esoterik Kalam memaknai makna esoteris sebagai menguak maknamakna yang tersembunyi di balik suatu teks. 15 Semua bentuk ibadah yang terteradidalam al-Qur‟an tak terlepas dari rahasia-rahasia yang tersembunyi didalamnya.Seperti Allah menyatakan kefarduan shalat dengan berbagai macam susunan katakata. Terkadang menegaskan dengan sebuah perintah yang tegas, terkadang12M. Quraish Shihab, Wawasan Al-qur’an (Bandung: Mizan, 2007) h. 3Hammis Syafaq, Relasi Pengetahuan Islam Eksoteris Dan Esoteris Jurnal Tasawuf DanPemikiran Islam IAIN Sunan Ampel, Vol. 2 No. 2, Desember 2012, h .33514Totok Jumantoro, Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Tasawuf (Amzah, 2012) h. 5015M.Ikbal, “Memahami Agama dengan Pendekatan Esoterik Kalam” (Jurnal Studi Agamadan Pemikiran Islam, IAIN Raden Intan Lampung Vol. 9 No. 1, Juni 2015), h.12-1413

6dengan memuji-muji orang yang bershalat dan terkadang dengan mencela orangyang meninggalkannya.Shalat merupakan sebuah tali penyambung antara manusia dengan Tuhannya.Selain itu juga shalat merupakan sebuah sarana penyejuk hati para hamba Allahyang mencinta-Nya serta merupakan tamannya dan buahnya bagi para ahli ibadahdan merupakan barometer manusia menuju kehidupan yang diridhai-Nya.16Allahmemfardhukan shalat kepada seluruh umat nabi Muhammad, karena melaluiibadah tersebut Allah akan menganugrahkan limpahan cahaya yang dapatmenjernihkan hati nurani.17Shalat dalam buku shalat sebagai samudra hikmah, dalam buku tersebut shalatmempunyai dua makna yakni shalat ditinjau dari segi etimologi dan terminologi.Shalat secara etimologi bermakna do‟a atau permintaan pemohonan, sedangkansecara terminologi yaitu sebuah aktivitas ibadah yang dilakukan oleh seoranghamba yang mana di dahului dengan takbir dan di tutup dengan salam.18Berbicara tentang shalat dalam Islam, shalattidak hanya dimaksudkansebagai sebuah kewajiban ritual saja. Tetapi jauh dari itu, shalat diharapkanmampu membentuk pola kepribadian seseorang menjadi lebih baik dan bernilai.Oleh karena itu, apabila Shalat didirikan dengan penuh keikhlasan danpenghayatan, akan melahirkan kepribadian baik lagi16mulia. sehingga ShalatMalik Sya‟ban, Rahasia Shalat (Menyingkap Makna dan Hikmah setiap Bacaan danGerakan Shalat dari Takbiratul Ihram Hingga Salam, penter. Helmi Bazuheir ( Jakarta: Pustaka ImamAsy-Syafi‟i, 2016) h.817Zamry Khadimullah, Kekhusyukkan Shalatmu : Mi’raj spiritual Muslim ( Bandung: Marja,2011) h. 3818Saiful Hadi El-Sultha, Shalat Samudra Hikmah ( Jakarta: Wahyu Qolbu,2016),h.3

7mampu menjadi penghalang seseorang terjerumus dari berbagai kemungkaran dankemaksiatan. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah (QS. al-Ankabût :45) :Artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (AlQuran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). danAllah mengetahui apa yang kamu kerjakan.19(QS.al- ankabût:45).Ayat diatas menjelaskan tentang buah yang didapat dari pelaksaan shalatyakni dapat mengubah akhlak-akhlak yang tidak baik menjadi baik. Sehinggaorang yang mengerjakan shalat benar-benar menjadi alternatif terhindarnya dariperbuatan keji dan munkar. Perbuatan keji adalah segala ucapan dan tingkah lakuyang mengotori kehormatan dan kesucian diri, sementara arti dari kata munkarialah apa saja yang ditolak oleh syariat.20Maka jika pengaruh shalat itu tidak ada dalam jiwa, sesungguhnya shalatYangdilakukan itu hanya sebagai bentuk gerakan dan ucapan-ucapan yangKosong dari ruhnya ibadah, dan dapat menghilangkan kesempurnaan dalamShalatnya. Ibadah shalat jika dikerjakan dengan baik,benar, dengan penuhkekhusyukan akan menjadi Filter bagi dirinya baik dari segala ucapan dan1920Departemen Agama, Al-Hikmah., Ibd. 401Haidar Bagir, Buat Apa Shalat ( Jakarta: PT Mizan Pustaka,2009),h.25

8tindakannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga yang terlahir dalam dirinyaadalah segala perbuatan yang baik-baik saja. Serta Ia akan menghindarkan dirinyadari perbuatan buruk, keji dan munkar.21Imam al-Samarqandi juga menjelaskan bahwa banyak orang –orang yangmelaksanakan shalat, tetapi orang yang menegakkan shalat secara sempurnasedikit. Kini telah banyak kita menyaksikan orang-orang shalat dimana- mana.Namun berapa banyak orang yang benar-benar menikmati buah dari shalatnya,sehingga bisa menjaga diri dari perbuatan keji, perzinaan, korupsi dan lainsebagainya yang termasuk kategori munkar.22Dapat disimpulkan bahwa banyak diantara kita yang mengerjakan shalatnamun hanya sebatas menggugurkan kewajiban atau suatu kebiasaan, tidakmelakukannya secara sempurna dan istiqomah dalam melakukannya. sehinggatanpadisadari kita mengerjakan shalat tetapi lalai dalam mengerjakannya.Maksud lalai Disini ialah seseorang yang melakukan ibadah namun ia lakukandengan perbuatan riya’ dalam mengerjakan shalat tidak untuk mencari keridhaanAllah tetapi mencari pujian dan popularitas dari manusia, Kemudian sebabkecelakan selanjutnya ialah karena mereka tidak mau menolong orang –orangyang membutuhkan pertolongan, padahal ia mampu menolong. Maka dalam ayatal-Qur‟an dijelaskan bahwa Allah Akan mengancam orang-orang yang shalat21Saiful Hadi El-Sultha, Shalat Samudra Hikmah, Ibd.29Al-Faqih Abul Laits As-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin Nasehat Bagi Yang Lalai,Perterjemah Abu Juhaidah, (Jakarta:Pustaka Amani,1999),h.40222

9yaitu bagi orang yang melalaikan shalatnya. 23Sebagaimana Firman Allah dibawah ini. : Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yanglalai dari salatnya, . orang-oang yang berbuat riya, dan enggan (menolongdengan) barang berguna.24Maka dengan itu shalat sangatlah penting dijadikan sebagai ibadah hati yangpaling besar dan sempurna. Tatkala hati sepenuhnya menghadapkan diri kepadaSang Maha Pencipta kita akan mendapatkan ketenangan, ketenteraman dankebahagian serta akan merasakan lezatnya kedekatan dan kecintaan pada-Nya.25Selain itu juga didalam buku Daras Fiqih dijelaskan bahwa ibadah shalat akanmampu mengubah akhlak-akhlak yang tercela menjadi akhlak –akhlak terpujidengan satu syarat shalat yang dikerjakan dengan benar dan penuh perhatian sertamelakukan shalat pada awal waktu dengan kehadiran hati dalam setiap gerakandan ucapan selalu mengingat bahwa sedang berdialog dengan Allah. 26 Sehinggasangatlah wajar jika didalam Ayat al-Qur‟an Allah telah mengancam terhadap23Abdul Aziz Salim Basyarani, Shalat Hikmah, Falsafah dan Urgensinya, ( Jakarta: Gemainsani Press,1996), h.51-5224Departemen Agama, Al-Hikmah., Ibd.60225Malik Sya‟ban, Rahasia Shalat (Menyingkap Makna dan Hikmah setiap Bacaan danGerakan Shalat dari Takbiratul Ihram Hingga Salam, penter. Helmi Bazuheir, Ibd.926Muhammad Ridha Musyafiqi Pur, Daras Fiqih Ibadah (Jakarta:Nur al-Huda,2013) ,h.135

10pelaku shalat dengan kecelakaan dan kehinaan, karena masih banyak diantara kitayang melakukan shalat hanya sebagai menggugurkan sebuah kewajiban saja.Maka dengan berawal dari permasalahan diatas peneliti berkesimpulanbahwa masih banyak dari kalangan kita yang belum memahami makna dari shalatitu sendiri. Sehingga tanpa disadari shalat yang kita lakukan hanya akan membuatkita celaka. Dalam hal ini juga kita perlu memperdalam ilmu kita tentang shalatdalam aspek esoterisnyaagarketika melaksanakan shalat bisa benar-benarberdialog dengan Allah sehingga dapat menjadi buah ketika melaksanakannyayakni ketika diluar shalat kita tetap shalat, artinya kita tetap selalu ingat Allahdalam keadaan apapun serta dapat menjadi penghalang kita untuk melakukanperbuatan keji dan munkar. Dengan demikian untuk memahami makna mushallîntersebut diperlukan penafsiran yang mengarah ke makna isyari ( esoteris) ayattersebut, untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami ayat tersebut,maka peneliti berkeinginan meneliti tentang Dimensi Esoteris Shalat Dalam AlQur‟an (Kajian Ayat- Ayat Mushallîn) dalam Tafsir Rûh al-Ma’ânî yang manatafsir tersebut bercorak isyari.E.Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan skripsidi atas dapat di rumuskan sebagai berikut:1.Bagaimana penafsiran makna shalat dalam ayat-ayat mushallîn?2.Bagaimana makna esoteris shalat dalam tafsir rȗh al-mâ’anî?

11F.Tujuan PenelitianSetiap manusia yang melakukan penelitian pasti memiliki suatu tujuan yangingin dicapai. Begitu pula dalam penelitian ini, peneliti mempunyai tujuan yangingin di capai, agar memperoleh gambaran yang lebih jelas, tetap dan terhindardari permasalahan yang meluas dalam memahami sebuah penelitian. Maka setelahmelihat rumusan masalah di atas peneliti akan menjelaskan tujuan yang ingin dicapai:G.1.Untuk mengetahui penafsiran makna shalat dala

DIMENSI ESOTERIS SHALAT DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN AYAT-AYAT MUSHALLÎN) Skripsi Diajukan Untuk MelengkapiTugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Dalam Ilmu Ushuluddin Dan Studi Agama Oleh: SITI KOMARIAH NPM. 1531030045 Prodi: Ilmu Al-Qur’an da

Related Documents:

3. Rukun shalat 35 4. Yang membatalkan shalat 35 5. Sunat dalam melakukan shalat 36 6. Makruh shalat 37 7. Perbedaan laki-laki dan wanita dalam shalat 38 8. Hal-hal yang mungkin dilupakan 38 B. Bacaan-bacaan dalam shalat 40 1. Cara-cara mengerjakan shalat . . '. 40 2.Do'aIftitah 41 3. Surat Fatihah 43 4. Surat-surat yang pendek 44 5. Ruku .

shalat tarawih adalah shalat sunnah yang di lakukan hanya pada malam bulan ramadhan, dan di setiap dua raka’at atau empat rakaat dilakukan istirahat. B. Waktu Shalat Tarawih Secara umum, waktu mengerjakan shalat tarawih adalah ba’da shalat isya’ sampai terbit fajar7. Akan tetapi, waktu yang paling utama

Jadi shalat sunnah itu sebagai penambal dari shalat yang wajib. Dengan adanya shalat sunnah manusia dapat menambal amal ibadahnya. Tidak hanya shalat sunnah yang mampu menambal amal-amal wajib, seperti yang dijelaskan diatas bahwa puasa sunnah pun dapat menambal puasa wajib. Manusia diharapkan memperbanyak amalannya.

shalat zhuhur, ashar, maghrib dan isya serta shalat subuh. Setiap shalat dikerjakan pada waktunya, namun shalat yang jumlah rakaatnya empat diqashar sehingga menjadi dua rakaat. Para jamaah tetap berada di Mina sampai matahari terbit pada tanggal 9 Dzulhijjah. (1) Disebut dengan hari tarwiyah, karena para jama’ah haji menyiapkan bekal secukupnya

Shalat disyariatkan pelaksanaannya secara jamaah. Dengan berjamaah shalat makmum akan terhubung dengan 7 Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Lebih Berkah Dengan Sholat Berjamaah, terj. Muhammad bin Ibrahim, (Solo: Qaula, 2008), hlm. 19. 8 Ibnu Rif‟ah Ash-shilawy, Panduan Lengkap Ibadah Shalat, (Yogyakarta: Citra Risalah, 2009), hlm. 122.

1 Imam Abi Dawud, Sunan Abi Dawud, (Beirut: Darul Kutub Al Alamiyah, 1996), hlm. 173 . v ABSTRAK . data menggunakan metode angket untuk menggali data tentang pendidikan shalat pada masa kanak-kanak dalam keluarga (variabel X) dan kedisiplinan shalat lima . BAB

membedakan hukum shalat fardhu dengan shalat sunnah. Jadi, niat yang lengkap, misalnya: َ ََ ِ ِ0 ٍ/ َ َ -,ِ ضَ رَْ * تِ َ ا اْ ذ َ ھ َ %َ ةَ َ " !ّ ا تُْ وََ Pengurusan Jenazah 10 Artinya: Niat aku shalat atas mayat ini fardhu kifayah karena Allah swt.

This asset management policy provides the framework for the care and control of IT assets through their life cycle. The 5 life cycle phases cover acquisition, deployment, operation and maintenance through to decommissioning (retirement) and disposal of assets. The primary purposes of asset management are to: Support delivery of IT services in line with customers’ business plans .