BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Shalat Berjamaah

3y ago
89 Views
2 Downloads
435.21 KB
46 Pages
Last View : 14d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Kaden Thurman
Transcription

BAB IILANDASAN TEORIA. Deskripsi Teori1. Shalat Berjamaaha. Pengertian Shalat BerjamaahShalat menurut bahasa adalah doa.1 Dengan kata lainmempunyai arti mengagungkan. Shalla-yushallu-shalatanadalah akar kata shalat yang berasal dari bahasa Arab yangberarti berdoa atau mendirikan shalat. Kata shalat,jamaknya adalah shalawat yang berarti menghadapkansegenap pikiran untuk bersujud, bersyukur, dan memohonbantuan.2 Sedangkan shalat menurut istilah adalah ibadahyang terdiri dari perbuatan dan ucapan tertentu yangdimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. 3 Dalammelakukan shalat berarti beribadah kepada Allah menurutsyarat-syarat yang telah ditentukan.Menurut Sayyid Sabiq shalat ialah suatu ibadah yangterdiri dari perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatantertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah SWT dan1Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab SayyedHawwas, Fiqh Ibadah, terj. Kamran As‟at Irsyady, dkk., (Jakarta: Amzah,2010), hlm. 145.2Khairunnas Rajab, Psikologi Ibadah, (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 91.3Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqh, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2013), hlm. 175.10

diakhiri dengan memberi salam.4 Perkataan tersebut a.Sedangkan perbuatan yang dimaksud berupa gerakangerakan dalam shalat misalnya berdiri, ruku‟, sujud, duduk,dan gerakan-gerakan lain yang dilakukan dalam shalat.Dalam kitab Fathul Qarib diterangkan bahwa shalat yaitu:“pengertian shalat menurut bahasa ialah berdoa(memohon), sedangkan menurut pengertian syara‟sebagaimana kata Imam Rafi‟i, shalat ialah: ucapanucapan dan perbuatan-perbuatan yang dimulaidengan takbir dan ditutup dengan salam disertaibeberapa syarat yang sudah ditentukan.” 5Shalat adalah sistem ibadah yang tersusun daribeberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengantakbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, didalamnyaterdapat doa-doa yang mulia serta berdasar atas syaratsyarat dan rukun-rukun tertentu.Kata jamaah diambil dari kata al-ijtima‟ yang id Sabiq, Fikih Sunnah 1, terj. Mahyudin Syaf, (Bandung: PTAlma‟arif, 1973), hlm. 205.5Muhammad bin Qosim As-Syafi‟i, Fathul Qorib, (Surabaya:Imarotullah, t.t.), hlm. 11.6Mahir Manshur Abdurraziq, Mukjizat Shalat Berjama‟ah, terj. AbdulMajid Alimin, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007), hlm. 66.11

dikumpulkan oleh satu tujuan. 7 Shalat jamaah adalahshalat yang dikerjakan secara bersama-sama, sedikitnyadua orang, yaitu yang satu sebagai imam dan yang satu lagisebagai makmum.8 Berarti dalam shalat berjamaah adasebuah ketergantungan shalat makmum kepada shalatimam berdasarkan syarat-syarat tertentu. Menurut KamusIstilah Fiqih shalat jamaah adalah shalat yang dikerjakansecara bersama-sama, salah seorang diantaranya sebagaiimam dan yang lainnya sebagai makmum. 9 Shalatberjamaah adalah beberapa perkataan dan perbuatan yangdimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, denganmaksud untuk beribadah kepada Allah, menurut lakukan secara bersama-sama, salah seorang di antaranyasebagai imam dan yang lainnya sebagai makmum.b. Dasar Hukum Pelaksanaan Shalat BerjamaahShalat disyariatkan pelaksanaannya secara jamaah.Dengan berjamaah shalat makmum akan terhubung dengan7Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Lebih Berkah Dengan SholatBerjamaah, terj. Muhammad bin Ibrahim, (Solo: Qaula, 2008), hlm. 19.8Ibnu Rif‟ah Ash-shilawy, Panduan Lengkap Ibadah Shalat,(Yogyakarta: Citra Risalah, 2009), hlm. 122.9M. Abdul Mujieb, dkk., Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: PT PustakaFirdaus, 2002), hlm. 318.12

shalat imamnya.10Legalitas shalat jamaah ditetapkandalam al-Qur‟an dan al-Hadits. Allah SWT berfirman: “Dan apabila engkau (Muhammad) beradaditengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu engkauhendak melaksanakan shalat bersama-samamereka, maka hendaklah segolongan dari merekaberdiri (shalat) besertamu dan menyandangsenjata mereka.” (Q.S. an-Nisa‟/4: 102).11Ayat di atas menjelaskan bahwa apabila beradadalam jamaah yang sama-sama beriman dan inginmendirikan shalat bersama mereka, maka bagilahmereka menjadi dua golongan, kemudian olongan yang lain berdiri menghadapi musuh sambilmenjaga orang-orang yang sedang shalat.12 Hal inimenunjukkan betapa shalat fardhu adalah ibadah yangsangat besar dan penting, sehingga dalam keadaanapapun pelaksanaannya dianjurkan secara berjamaah.10Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab SayyedHawwas, Fiqh Ibadah, hlm. 237.11Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, (Jakarta: LenteraAbadi, 2010), jil. II, hlm. 252.12Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi Juz V, terj. BahrunAbu Bakar, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 1993), hlm. 232.13

Selesai shalat hendaklah banyak berdzikir kepada Allahdalam segala keadaan termasuk dalam keadaan berjihaddi jalan Allah. Jihad akan lebih mudah apabiladilaksanakan dengan bersama-sama atau berjamaahseperti halnya dalam pelaksanaan shalat berjamaah.Adapun dasar hukum shalat berjamaah dalamsunnah Rasulullah SAW adalah berdasarkan haditsyang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar RA,sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:“Telah menceritakan kepada kita Abdullah binYusuf, ia berkata: telah mengabarkan kepada kitaMalik dari Nafi‟ dari Abdullah bin Umarsesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Shalatberjamaah itu lebih utama daripada shalatsendirian dengan dua puluh tujuh derajat.” (HR.Bukhari).13Hadits di atas menjelaskan betapa pentingnyashalat berjamaah, karena Allah akan memberikankebaikan atau pahala sebanyak dua puluh tujuh alkan hal tersebut. Berdasarkan ayat Al-Qur‟an13Ibnu Jauzi, Shahih Bukhori, (Kairo: Darul Hadits, 2008), hlm. 302.14

dan sunnah Rasulullah SAW bahwa sholat berjamaah dimasjid itu disyariatkan dan lebih utama dilaksanakandaripada sholat sendiri di rumah.Hukum shalat berjamaah menurut sebagianulama‟ yaitu fardu „ain (wajib „ain), sebagianberpendapat bahwa shalat berjamaah itu fardu kifayah,dan sebagian lagi berpendapat sunat muakkad (sunatistimewa). Pendapat terakhir inilah yang paling layak,kecuali bagi shalat jum‟at.14 Jadi shalat berjamaahhukumnya adalah sunat muakkad karena sesuai denganpendapat yang seadil-adilnya dan lebih dekat kepadayang benar. Bagi laki-laki shalat lima waktu berjamaahdi masjid lebih baik dari pada shalat berjamaah dirumah, kecuali shalat sunah maka di rumah lebih baik.Sedangkan bagi perempuan shalat di rumah lebih baikkarena hal itu lebih aman bagi mereka.c. Fungsi dan Keutamaan Shalat Berjamaah1) Fungsi Shalat BerjamaahShalat berjamaah memiliki beberapa fungsi,antara lain:a) Sebagai tiang agamaShalat adalah tiang agama, barang siapa yangmenegakkan shalat berarti ia menegakkan agama14Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,1994), hlm. 107.15

dan barang siapa yang meninggalkan shalat berarti iamerobohkan agama. 15 Shalat merupakan amalanyang pertama kali dihisab kelak di akhirat. Jika baikshalatnya, maka baik pula amal ibadahnya yang lain.Sebaliknya, jika buruk shalatnya, maka buruk pulaamal ibadah yang lainnya.b) Sebagai sumber tumbuhnya unsur-unsur pembentukakhlak yang muliaShalat yang dilakukan secara ikhlas dankhusuk akan membuahkan perilaku yang baik danterpuji serta terjauhkan dari perbuatan keji danmungkar. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya shalat itu (dapat) mencegahdari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.”(Q.S. al-„Ankabut/29: 45).16c) Sebagai cara untuk memperkuat persatuan danpersaudaraan antar sesama muslimAllahSWTmenginginkanumatIslammenjadi umat yang satu, sehingga disyariatkanshalat jamaah setiap hari di masjid. 17 Karena dengan15Ibnu Rif‟ah Ash-shilawy, Panduan Lengkap Ibadah., hlm. 42.16Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, (Jakarta: LenteraAbadi, 2010), jil. VII, hlm. 411.17Mahir Manshur Abdurraziq, Mukjizat Shalat Berjama‟ah, hlm. 71.16

jamaah setiap hari dapat mempersatukan umat,dalam berjamaah tidak membedakan yang kaya atauyang miskin dan tidak memandang jabatan, sehinggadengan berjamaah dapat dijadikan sebagai cara atausarana untuk mempersatukan umat.d) Sebagai suatu pelajaran untuk meningkatkan disiplindan penguasaan diriWaktu-waktu shalat telah ditetapkan dandiatur sedemikian rupa untuk mengajarkan umatIslam agar terbiasa disiplin dalam shalat terutamashalat secara berjamaah dan mendidik manusia agarteratur serta berdisiplin dalam hidupnya. 18 Seseorangyang sudah terbiasa disiplin dalam shalat upannya sehari-hari yaitu menjadi lebih teratur.2) Keutamaan Shalat BerjamaahKeutamaan dalam shalat berjamaah antara lain:a) Pahalanya dua puluh tujuh kali lipat dari pada shalatsendirian. Rasulullah SAW bersabda:18Syahid Tsani, Terapi Salat Khusyuk Penenang Hati, terj. AhmadGhozali, (Jakarta: Zahra, 2007), hlm. 23.17

“Telah menceritakan kepada kita Abdullah binYusuf, ia berkata: telah mengabarkan kepada kitaMalik dari Nafi‟ dari Abdullah bin Umarsesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Shalatberjamaah itu lebih utama daripada shalat sendiriandengan dua puluh tujuh derajat.” (HR. Bukhari). 19b) Mendapat perlindungan dan naungan dari Allahpada hari kiamat kelak.c) Mendapat pahala seperti haji dan umrah bagi yangmengerjakan shalat subuh berjamaah kemudian iaduduk berdzikir kepada Allah sampai matahariterbit. Sebagaimana telah dikatakan oleh AbdulWahab Asy-Sya‟roni dalam kitabnya AlminahuAssaniya, yaitu:20“Wahai Ali: tetaplah kamu shalat berjamaahsesungguhnya shalat berjamaah disisi Allahbagaikan keberangkatanmu menunaikan ibadah hajidan umrah, tidak ada orang yang senang shalatberjamaah kecuali orang yang mu‟min yang benarbenar telah dicintai Allah, dan tidak ada orang yangbenci shalat berjamaah melainkan orang munafiqyang benar-benar dibenci Allah.”19Ibnu Jauzi, Shahih Bukhori, hlm. 302.20Abdul Wahab Asy-Sya‟roni, Alminahu Assaniyah, (Semarang: PTKarya Toha Putra, t.t.), hlm. 5.18

d) Membebaskan diri seseorang dari siksa neraka dankemunafikan.21 Seorang yang ikhlas kannya dari neraka dan di duniadijauhkandarimengerjakanperbuatanorangmunafik dan ia diberi taufik untuk mengerjakanperbuatan orang-orang yang ikhlas.d. Manfaat dan Hikmah Shalat Berjamaah1) Manfaat Shalat BerjamaahShalat jamaah memiliki faedah-faedah (manfaatmanfaat) yang banyak dan kebaikan-kebaikan yangagung, antara lain:a) Allah SWT mensyariatkan kepada umat agarberkumpul pada waktu-waktu tertentu untuk shalatberjamaah, Hal itu dimaksudkan agar dapat salingmenyambung silaturahmi diantara mereka, berbuatkebajikan, saling mengasihi dan memperhatikan.b) Menanamkan rasa saling mengasihi, yaitu salingmencintai antara yang satu dengan yang lainsehingga saling mengerti dan memahami keadaanyang lain. Seperti menjenguk yang sakit, mengantarjenazah, membantu yang kesusahan dan kesulitan.21Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Lebih Berkah Dengan., hlm. 73.19

c) Saling mengenal, karena apabila manusia shalatbersama-sama maka terjadi saling kenal diantaramereka.d) ersamaansosial.danKarenamereka berkumpul di masjid, orang yang palingkaya berdampingan dengan orang yang paling fakir,atasan berdampingan dengan bawahan, yang mudaberdampingandenganyangtua,demikianseterusnya. Maka manusia merasa mereka adalahsama sehingga dengan itu terjadi keakraban.e) Menghindari kesalahan arah kiblat, karena belumtentu semua orang muslim mengetahui arah kiblatsecara tepat, terkadang ada juga yang lupa jikaberada di tempat yang masih asing. Sehingga denganmelakukan shalat secara berjamaah di masjid dapatmengurangi dan menghindari kesalahan arah kiblat.f) Membiasakan manusia untuk berdisiplin, karena jikaia telah terbiasa mengikuti imam secara detail, tidakmendahului dan tidak tertinggal banyak, dan tidakmembarenginya tapi mengikutinya maka ia akanterbiasa disiplin. 2222Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Lebih Berkah Dengan., hlm. 53.20

2) Hikmah Shalat aah karena mempunyai hikmah-hikmah yangbesar, diantaranya:a) Persatuan umat, Allah SWT menginginkan umatIslam menjadi umat yang satu, maka disyariatkanshalat berjamaah sehari semalam lima kali. LaluIslam memperluas jangkauan persatuan ini denganmengadakan shalat jum‟at seminggu sekali supayajumlah umat semakin besar. Hal itu menunjukkanbahwa umat Islam adalah umat yang satu.b) Mensyiarkan syiar Islam. Allah SWT mensyariatkanshalat di masjid, dengan shalat berjamaah di masjid,maka berkumpul umat Islam di dalamnya, sebelumshalat ada pengumandangan adzan di tengah-tengahmereka, semua itu adalah pemaklumatan dari umatakan penegakan syiar Allah SWT di muka bumi.c) Merealisasikan penghambaan kepada Allah Tuhansemesta alam. Tatkala mendengar adzan makamenyegerakan untuk memenuhi panggilan adzantersebut kemudian melaksanakan sholat berjamaahdan meninggalkan segala urusan dunia. Maka itulahbukti atas penghambaan kepada Allah.d) Menumbuhkan kedisiplinan. Dengan melaksanakanshalat berjamaah secara rutin, maka seseorang akan21

terbiasa berdisiplin dalam mengatur dan menjalanikehidupan.e) Menghilangkan perbedaan status sosial. Ketikamelakukan shalat berjamaah di masjid, maka sudahtidak ada perbedaan lagi antara yang kaya dan yangmiskin, antara atasan dan bawahan, demikianseterusnya. Semua dihadapan Allah SWT sama,yang paling mulia adalah yang paling bertakwa. 23e. Dimensi Psikologi Shalat BerjamaahDisamping mempunyai pahala yang besar, ersendiri, antara lain:1) Aspek demokratisAspek demokratisterdapatpadadalamaktivitasshalat berjamaahmemukulbedug,mengumandangkan adzan, pengisian shaf, dan lainsebagainya. Semua orang boleh melakukan hal tersebutasalkan sesuai dengan aturan dan ketentuan yang telahditetapkan. Hal ini berarti Islam sudah menerapkan teoribahwa manusia itu berkedudukan sama.2) Perasaan kebersamaanShalat berjamaah selain mempunyai pahala yanglebih banyak dari shalat sendiri, di dalamnya jugaterdapat23aspekatauunsurkebersamaanyakniMahir Manshur Abdurraziq, Mukjizat Shalat Berjama‟ah, hlm. 70.22

kedudukan yang sama sebagai hamba Allah sehinggadapat menghindarkan seseorang dari rasa terisolir,terpencil, dan asing di hadapan manusia lain.3) Tidak ada jarak personalSalah satu kesempurnaan shalat adalah lurus danrapatnya barisan shaf. Ini berarti tidak ada jarakpersonal antara satu dengan yang lainnya. Karenamasing-masing mereka berusaha untuk meluruskan danmerapatkan barisan, walaupun kepada mereka yangtidak kenal, namun merasa ada suatu ikatan, yakniikatan aqidah atau keyakinan. 24f. Aspek-aspek Pelaksanaan Shalat Berjamaah1) Ketepatan waktu dalam melaksanakan shalat berjamaahAllah SWT menegaskan bahwa shalat yangdifardhukan itu mempunyai waktu tertentu. 25 Shalatfardhu dengan ketetapan waktu pelaksanaannya tersebutmempunyai nilai disiplin yang tinggi bagi seorangmuslim yang mengamalkannya. Hal itu merupakanlatihan bagi pembinaan disiplin pribadi. Ketaatanmelaksanakan shalat pada waktunya, menumbuhkankebiasaan untuk secara teratur dan terus-menerus24Sentot Haryanto, Psikologi Shalat, (Yogyakarta: Pustaka PelajarOffset, 2002), hlm. 116.25T. M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Shalat, (Jakarta: BulanBintang, 1990), hlm. 117.23

melaksanakannyapadawaktuyangditentukan. 26Aktifitas shalat tidak boleh dikerjakan di luar ketentuansyara‟. Karena waktu-waktu shalat telah ditetapkan dandiatur sedemikian rupa untuk mengajarkan parapelaksana shalat agar terbiasa disiplin dalam shalat danmendidik manusia agar teratur serta berdisiplin dalamkehidupannya. Sebagaimana firman Allah SWT: “Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yangditentukan waktunya atas orang yang-orang yangberiman.” (Q.S. an-Nisa‟/4: 103).27Berikut ini adalah batas-batas waktu pelaksanaanshalat fardhu yang telah ditentukan oleh syara‟:a) Waktu shalat subuh, mulai dari terbit fajar sadiqsampai terbitnya matahari. Fajar sadiq ialah fajarputih yang sinarnya terbentang di ufuk timur.b) Waktu shalat zuhur, mulai dari endanya.c) Waktu shalat ashar, mulai dari bayangan lebihpanjang dari bendanya hingga beberapa saatmenjelang terbenamnya matahari.26Zakiah Darajat, Shalat: Menjadikan Hidup Bermakna, (Jakarta:Ruhama, 1996), hlm. 37.27Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, Jil. II, hlm. 253.24

d) Waktu shalat maghrib, mulai dari terbenamnyamatahari sampai hilangnya warna merah di ufukbarat.e) Waktu shalat isya‟, mulai dari hilangnya warnamerah di ufuk barat sampai terbitnya fajar sadiq ataumenjelang terbitnya fajar sadiq.28Dari pembagian waktu shalat fardhu dapatmengajarkan manusia untuk konsisten terhadap waktu,karena shalat adalah ibadah yang telah ditetapkanwaktunya, sehingga pelaksanaannya harus tepat waktu.Shalat disyariatkan pelaksanaannya secara jamaah.Sebagaimana firman Allah SWT: “dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, danrukuklah beserta orang yang rukuk.” (Q.S. alBaqarah/2: 43).29Melalui ayat ini Allah SWT memerintahkan agarmelaksanakan shalat setiap waktu dengan cara segalawaktunyasyaratdanyangtelahditentukan, menghadapkan seluruh hati kepada Allah28Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve, 1993), hlm. 211.29Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, (Jakarta: LenteraAbadi, 2010), Jil. I, hlm. 92.25

dengan tulus dan khusyuk. Kemudian Allah menyuruhuntuk menunaikan zakat, karena zakat merupakan salahsatu pernyataan syukur kepada Allah atas nikmat yangtelah dilimpahkannya. Allah juga memerintahkan agarmereka rukuk bersama orang-orang yang rukuk,maksudnya ialah agar mereka masuk Islam danmelaksanakan shalat berjamaah seperti halnya kaummuslimin.2) Keteraturan dalam melaksanakan shalat berjamaahSemua amal baik hendaklah dilaksanakan secaraterus menerus dan teratur. Begitupun dengan shalatberjamaah hendaknya dilakukan secara terus menerusdan teratur. Dengan demikian seseorang akan terbiasamelakukan hal-hal yang baik karena sudah seringdilakukan.Orang yang melakukan shalat hidupnya akanterkontrol dengan baik. Setiap melaksanakan shalat,seorang muslim menghadapkan dirinya ke hadapanAllah SWT, meminta ampunan dan petunjuk-Nyamelalui bacaan shalat yang diucapkannya. 30 Setelahmelakukan shalat ia dapat kembali ke dalam kegiatanrutinnya dengan jiwa yang bersih dan semangat yangbaru. Pribadi yang sudah terkontrol seperti di atas, akan30Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama., hlm. 27.26

terus menerus melakukan shalat lima kali seharisemalam.Keteraturan dalam shalat berjamaah antara lain,persamaan gerak, yakni makmum wajib mengikutiimam. Kemudian adanya keseragaman dalam shalat,yakni meluruskan, merapatkan, dan menutupi shaf yangkosong sebelum mulai shalat. 31 Selanjutnya harusmemenuhi persyaratan shalat berjamaah,32 yaitu berniatmengikuti imam (jadi makmum), mengetahui segalasesuatu yang dikerjakan oleh imam, jangan mendahuluiimam, keduanya berada dalam satu tempat, tidak adadinding yang menghalangi antara imam dan makmum,dan niat shalat sama (cocok).3) Kesadaran dan ketaatan dalam melaksanakan shalatberjamaahKesadaran adalah kemampuan untuk mengetahuiapa yang terjadi disekitarnya, atau kemampuan untukmenceritakan apa yang terjadi dalam pikirannya.33Segala amal ibadah harus dilaksanakan atas panggilandi dalam jiwa, tanpa ada pengaruh dari siapapun yaitudilakukan atas dasar kesadaran sendiri. Kesadaran31Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqh, hlm. 182-183.32Sudarsono, Sepuluh Aspek Agama Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta,1994), hlm. 50.33Bisri M. Djaelani, Be Succes With Shalat, (Yogyakarta: Madania,2010), hlm. 42.27

manusia terhadap kekuasaan Allah, kesadarannyaterhada

Shalat disyariatkan pelaksanaannya secara jamaah. Dengan berjamaah shalat makmum akan terhubung dengan 7 Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Lebih Berkah Dengan Sholat Berjamaah, terj. Muhammad bin Ibrahim, (Solo: Qaula, 2008), hlm. 19. 8 Ibnu Rif‟ah Ash-shilawy, Panduan Lengkap Ibadah Shalat, (Yogyakarta: Citra Risalah, 2009), hlm. 122.

Related Documents:

tentang teori-teori hukum yang berkembang dalam sejarah perkembangan hukum misalnya : Teori Hukum Positif, Teori Hukum Alam, Teori Mazhab Sejarah, Teori Sosiologi Hukum, Teori Hukum Progresif, Teori Hukum Bebas dan teori-teori yang berekembang pada abad modern. Dengan diterbitkannya modul ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh para

BAB II Landasan Teori Dan Pengembangan Hipotesis A. Teori Agency (Agency Theory) . agent (yangmenerima kontrak dan mengelola dana principal) mempunyai kepentingan yang saling bertentangan.3 Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan.4 Teori agensi .

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Nilai Nilai berasal dari bahasa Latin vale’re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.1

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam penyusunan skripsi ini dibutuhkan tinjauan pustaka yang berisi teori-teori atau konsep-konsep yang digunakan sebagai kajian dan acuan bagi penulis 2.1.1. Pengertian Sistem Suatu sistem t

17 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) Ramizes dalam bukunya Cultivating Peace, mengidentifikasi berbagai pendapat mengenai stakeholder.Friedman mendefinisikan stakeholder sebagai: “any group or individual who can affect or is affected by the achievment of the organi

BAB II . URAIAN TEORI . 1.1. Landasan Teori . Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi dari ha

6 BAB II LANDASAN TEORI . A. Kajian Teori. 1. Konstruktivisme a. Pengertian Konstruktivisme Konstruktivis