Alur Perdagangan Hiu Sebagai Komoditas Ikan Hias Dari .

2y ago
35 Views
3 Downloads
770.28 KB
9 Pages
Last View : 15d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Madison Stoltz
Transcription

Journal of Marine and Aquatic Sciences 4(1), 58-66 (2018)Alur Perdagangan Hiu sebagai Komoditas Ikan Hias dariProvinsi BaliNi Made Putri Handayani a*, Pande Gde Sasmita Julyantoro a, I Ketut Wija Negara aaProgram Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Kabupaten Badung,Provinsi Bali-Indonesia* Ni Made Putri Handayani. Tel.: 6282146413641Alamat e-mail: made.putri.handayani@gmail.comDiterima (received) 8 Juni 2017; disetujui (accepted) 24 Agustus 2017; tersedia secara online (available online) 26 Agustus 2017AbstractThis study objectives were to investigate the track of shark trade from Bali Province, the exports volume of sharktrade during 2015-2016, the length of sharks; species exported in the ETP category; and the effectiveness of shark tradelicense by BPSPL Denpasar based on EAFM analysis. This study used exploration method with questionnaires,interviews and secondary data from BPSPL Denpasar. The results showed that the track of shark trade started fromwhen the shark is caught by the fishermen which purchased by exporter companies, then they had to get shipmentrecommendation letter from BPSPL Denpasar and fish health certificate from BKIPM Class I Denpasar, then sharkswas brought to I Gusti Ngurah Rai International Airport for final check and ready to be exported to the destinationcountry. During 2015-2016 there were 559 sharks from the species of Carcharhinus melanopterus, Triaenodon obesus,Orectolobus maculatus, Atelomycterus marmoratus, Chiloscyllium plagiosum and Halaelurus maculosus that have beenexported to the 12 destination countries. The EAFM analysis of lengths indicated that the shark's size was at a veryyoung until adult age. Meanwhile, the EAFM analysis of ETP species shows there were 4 shark types of NearThreatened, 1 type of Least Concern status and 1 type of Not Evaluated. Finally the result of EAFM analysis on theeffectiveness of shark trade license by BPSPL Denpasar showed that the decision was well executed and runeffectively, and so far the shark fishery management at Bali Province is applied successfully.Keywords: shark; Bali Province; export; EAFMAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui alur perdagangan hiu sebagai komoditas ikan hias dari Provinsi Bali; dataekspor hiu dari Provinsi Bali selama tahun 2015-2016 dan hasil ukuran panjang hiu; hiu yang diekspor dalam kategoriETP spesies; serta efektivitas Pemberian Surat Rekomendasi Hiu dari BPSPL Denpasar berdasarkan analisis EAFM.Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi dengan kuesioner, wawancara dan pengambilan data dari BPSPLDenpasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alur perdagangan hiu dimulai dari hasil tangkapan nelayan yangdibeli oleh perusahaan eksportir ikan hiu, kemudian perusahaan tersebut harus mendapatkan surat rekomendasiperedaran hiu dari BPSPL Denpasar dan sertifikat kesehatan ikan dari BKIPM Kelas I Denpasar, selanjutnya hiu dandokumen surat dibawa ke Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai untuk dilakukan pengecekan terakhir danhiu siap diekspor ke negara tujuan. Selama tahun 2015-2016 terdapat 559 ekor hiu yang terdiri dari spesiesCarcharhinus melanopterus, Triaenodon obesus, Orectolobus maculatus, Atelomycterus marmoratus, Chiloscyllium plagiosumdan Halaelurus maculosus telah diekspor ke 12 negara tujuan. Hasil analisis EAFM menunjukkan bahwa ukuran hiuyang diekspor selama tahun 2015-2016 berada pada usia yang sangat muda-dewasa. Hasil analisis EAFMmenunjukkan bahwa dari 6 jenis hiu yang diekspor, terdapat 4 jenis hiu berstatus hampir terancam (NT), 1 jenisberstatus belum mengkhawatirkan (LC) dan 1 jenis berstatus belum di evaluasi (NE). Selanjutnya, hasil analisisEAFM mengenai efektivitas Pemberian Surat Rekomendasi Hiu dari BPSPL Denpasar menunjukkan bahwakeputusan tersebut telah dijalankan dengan baik dan efektif, sehingga sejauh ini pengelolaan perikanan hiu diProvinsi Bali dapat dianggap berhasil.Kata Kunci: hiu; Provinsi Bali; ekspor; EAFMJ. Mar. Aquat. Sci. 4: 58-66 (2018)

59Journal of Marine and Aquatic Sciences1. PendahuluanPerairan Indonesia memiliki keanekaragamansumberdaya perikanan yang tinggi, salah satunyaadalah hiu (Sembiring et al., 2015). Bagian tubuhhiu yang memiliki nilai jual tinggi adalah sirip,yang umumnya dipasarkan secara lokal dandiekspor ke berbagai negara (Dit. KKJI-KKP, 2015).Selain sirip hiu, terdapat juga perdagangan hiusebagai komoditas ikan hias. Data BalaiPengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL)Denpasar menyebutkan bahwa selama bulanJanuari-April tahun 2016, terdapat 541 ekor hiuyang diekspor oleh perusahaan eksportir ikan hiudari wilayah Bali dan Jawa Timur melalui BandarUdara Internasional I Gusti Ngurah Rai (Bali). Hiuyang diekspor tersebut terdiri dari hiu karang siriphitam (Carcharhinus melanopterus) sebanyak 455ekor dan hiu karang sirip putih (Triaenodon obesus)sebanyak 86 ekor. Permintaan ekspor hiu tersebutberasal dari 16 negara yang didominasi dari HongKong sebanyak 358 ekor (Nurcahyo, 2016).Permintaan pasar internasional yang tinggiterhadap hiu sebagai komoditas ikan hias menjadisalah satu alasan perdagangan hiu terusberlangsung hingga saat ini dan menyebabkankegiatan penangkapan hiu juga mengalamipeningkatan (Yates et al., 2012). Hal inidikhawatirkan akan mengancam populasi hiu dimasa yang akan dating (Mourier et al., 2013).Tertangkapnya hiu yang berusia muda maupundewasa, akan mengurangi kesempatan bagi hiujantan dan betina untuk dapat bereproduksi.Akibatnya jumlah individu baru yang dihasilkantidak cukup untuk mempertahankan populasi hiudi alam (Graham and Daley, 2011). Sementara itu,di sisi lain sumberdaya perikanan hiu menjadisalah satu penghasilan utama yang telahmemberikankesejahteraanbaginelayanpenangkap, pengepul, penjual dan eksportir yangmenjadikan hiu sebagai target perikanan mereka(BPSPL Denpasar, 2015).Penelitian mengenai kegiatan dan alurperdagangan hiu sebagai komoditas ikan hias dariProvinsi Bali sejauh ini belum banyak dilakukan.Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan untukmemperoleh data dan informasi awal mengenaialur perdagangan hiu sebagai komoditas ikan hiasdari Provinsi Bali. Hasil dari penelitian inidiharapkan dapat memberikan gambaran data daninformasi yang dibutuhkan bagi pemerintah ditingkat daerah, Provinsi Bali, KementerianKelautan dan Perikanan maupun pemangkuJ. Mar. Aquat. Sci. 4: 58-66 (2018)kepentingan lain sebagai bahan pertimbangandalam mengevaluasi kegiatan perdagangan hiudanmenentukankebijakanpengelolaansumberdaya perikanan hiu secara berkelanjutan,sehingga dapat memberikan manfaat bagikesejahteraan masyarakat pada saat ini maupunyang akan datang.2. Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan metode kuesioner,wawancara dan pengambilan data dari BPSPLDenpasar selama tahun 2015-2016. Informasimengenai alur perdagangan hiu sebagaikomoditas ikan hias dari Provinsi Bali didapatkandengan menyebarkan kuesioner penelitian kepada5 perusahaan eksportir ikan hiu yang berada diProvinsi Bali (CV. Cahaya Baru, PT. Diyo EnggalMakmur, PT. Bali Double C, PT. Tanjung SariAquarium dan CV. Sarana Teknik), sedangkaninformasi mengenai efektivitas pemberian SuratRekomendasi Peredaran Hiu oleh BPSPL Denpasardidapatkan dari hasil wawancara dengan KepalaSeksi Program dan Evaluasi BPSPL Denpasar.Data jumlah ekspor hiu, jenis-jenis hiu yangdiekspor dan negara tujuan perdagangan eksporhiu dari Provinsi Bali selama tahun 2015-2016diperoleh dari BPSPL Denpasar. Penelitiandilaksanakan pada tanggal 1 Januari-28 Februari2017.Analisis data dilakukan berdasarkan prinsipEAFM (Ecosystem Approach to Fisheries Management),yaitu sebuah konsep yang menyeimbangkanpemanfaatan sumberdaya perikanan untukkepentingan sosial ekonomi masyarakat dengantetapmempertimbangkanketersediaansumberdaya perikanan dan ekosistemnya melaluisebuah pengelolaan perikanan yang terpadu (Dit.SDI-KKP, 2013). Adapun analisis data dalamEAFM yang digunakan yaitu ukuran ikan,Endangered species, Threatened species, dan Protectedspecies (ETP) serta mekanisme pengambilankeputusan. Data yang dihasilkan kemudiandijelaskan secara deskriptif dalam bentuk gambarmaupun tabel.3. Hasil3.1 Jenis Hiu yang dicari Perusahaan EksportirJenis-jenis hiu yang dicari oleh perusahaaneksportir ikan hiu untuk diekspor ke luar negeriterdiri dari 4 jenis, yaitu hiu karang sirip hitam(Carcharhinus melanopterus), hiu karang sirip putih(Triaenodon obesus), hiu mungsing atau hiu tokek

60Handayani, Putri dkk.Tabel 1Jenis-Jenis Ikan hiu yang dicari oleh PerusahaanNo.Nama Lokal1.Hiu Karang Sirip HitamBlack Tip Reef Shark (Carcharhinus melanopterus)Ukuran(cm)30-802.Hiu Karang Sirip PutihWhite Tip Reef Shark (Triaenodon obesus)30-1003.Hiu Mungsing, HiuTokekHiu ZebraCoral Catshark(Atelomycterus marmoratus)Whitespotted Bamboo Shark (Chiloscyllium plagiosum)25-354.Nama Umum30-35NelayanBanyuwangi,Jimbaran, SeranganBanyuwangi,Jimbaran, ar 1. Bagan Alur Perdagangan Hiu sebagai Komoditas Ikan Hias dari Provinsi Bali(Atelomycterus marmoratus), dan hiu zebra(Chiloscyllium plagiosum). Hiu karang sirip hitam(Carcharhinus melanopterus) merupakan jenis hiuyang paling sering dicari oleh perusahaaneksportir ikan hiu karena permintaan eksporterhadap hiu tersebut sangat tinggi. Lokasinelayan yang menangkap ikan hiu antara lainSerangan (Bali), Jimbaran (Bali) dan Banyuwangi(Jawa) (Tabel 1).3.2 Alur Perdagangan Hiu sebagai Komoditas IkanHias dari Provinsi BaliAlur perdagangan hiu sebagai komoditas ikan hiasdari Provinsi Bali dimulai dari hiu hasil tangkapannelayan yang dibeli oleh perusahaan eksportirikan hiu dalam keadaan masih hidup, sehat dantidak cacat. Selanjutnya hiu yang dibeli darinelayan tersebut akan ditempatkan dalamakuarium pemeliharaan dan dipelihara hinggasiap diekspor. Kemudian apabila terdapat terdapatpermintaan ekspor hiu dari luar negeri, makaperusahaan eksportir ikan hiu harus melakukanproses pemesanan tiket penerbangan, mengajukandokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) keKantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(Kantor Wilayah DJBC) Bali, mengajukan suratrekomendasi peredaran hiu ke Balai PengelolaanSumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar,mengajukan sertifikat kesehatan ikan ke BalaiKarantina Ikan, Pengendalian Mutu danKeamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas IDenpasar serta melakukan proses pengepakanbarang (packing). Selanjutnya hiu yang sudah dipacking dalam styrofoam box beserta dokumensurat-surat tersebut dibawa ke Bandara NgurahRai untuk dilakukan pengecekan terakhir dan hiusiap diekspor ke negara tujuan (Gambar 1).3.3 Data Ekspor, Negara Tujuan Ekspor dan Jenis-JenisIkan Hiu yang dieskpor dari Provinsi Bali SelamaTahun 2015-2016Pada tahun 2015 terdapat 79 ekor hiu yangdiekspor dan selama tahun 2016 terdapat 480 ekorhiu yang diekspor, sehingga total hiu yangJ. Mar. Aquat. Sci. 4: 58-66 (2018)

61Journal of Marine and Aquatic SciencesGambar 2. Data Ekspor Ikan Hiu dari Provinsi Bali Selama Tahun 2015-2016Gambar 3. Data Jenis-Jenis Ikan Hiu yang diekspor dari Provinsi Bali Selama Tahun 2015-2016Gambar 4. Jenis-Jenis Ikan Hiu yang diekspor dari Provinsi Bali Selama Tahun 2015-2016diekspor selama tahun 2015-2016 berdasarkan dataBPSPL Denpasar adalah sebanyak 559 ekor(Gambar 2). Jenis hiu yang diekspor dari ProvinsiBali terdiri dari Black Tip Reef Shark (Carcharhinusmelanopterus), White Tip Reef Shark (Triaenodonobesus), Spotted Wobbegong (Orectolobus Whitespotted Bamboo Shark (Chiloscyllium plagiosum)dan Indonesian Speckled Catshark (HalaelurusJ. Mar. Aquat. Sci. 4: 58-66 (2018)maculosus). Hiu Black Tip Reef Shark (Carcharhinusmelanopterus) merupakan jenis hiu yang palingbanyak diekspor selama tahun 2015-2016 yaitusebanyak 459 ekor (Gambar 3). Jenis-jenis hiu yangdiekspor tersebut dapat dilihat Gambar 3 danGambar 4.Daerah tujuan ekspor hiu dari Provinsi Baliterdiri dari 12 negara, yaitu Kanada, Yunani,Jepang, Rusia, USA (New York dan Los Angeles),

62Handayani, Putri dkk.Gambar 5. Daerah Tujuan Ekspor Ikan Hiu dari Provinsi Bali Selama Tahun 2015-2016Italia, Polandia, Korea Selatan, UEA (Dubai),Belanda, Prancis, dan RRC (China, Hong Kong danTaiwan). Daerah yang menjadi tujuan ekspor ikanhiu didominasi oleh Hong Kong, dimana jumlahhiu yang diekspor ke negara tersebut adalahsebanyak 277 ekor (Gambar 5).3.4 Ukuran IkanUkuran panjang tubuh dapat dijadikan indikatoruntuk mengetahui tingkat kematangan seksualpada ikan. Menurut White et al. (2006), panjangtubuh hiu Black Tip Reef Shark (Carcharhinusmelanopterus) dapat mencapai 140-180 cm; ukuranketika lahir berkisar antara 48-50 cm; hiu jantanmemasuki usia dewasa pada ukuran 98-113 cmdan betina pada ukuran 96-120 cm. Ukuran hiuBlack Tip Reef Shark (Carcharhinus melanopterus)yang diekspor dari Provinsi Bali selama 2015-2016berkisar antara 30-90 cm, hal ini menunjukkanbahwa hiu tersebut merupakan ikan yang masihberusia sangat muda hingga hampir memasukiusia dewasa.Panjang tubuh hiu White Tip Reef Shark(Triaenodon obesus) berkisar antara 60-200 cm;ukuran ketika lahir berkisar antara 52-60 cm; hiujantan dan betina memasuki usia dewasa padaukuran 105-120 cm (White et al., 2006). Ukuran hiuWhite Tip Reef Shark (Triaenodon obesus) yangdiekspor dari Provinsi Bali selama 2015-2016berkisar antara 60-100 cm, hal ini menunjukkanbahwa hiu tersebut merupakan ikan yang masihberusia sangat muda hingga hampir memasukiusia dewasa.Panjang tubuh hiuSpotted Wobbegong(Orectolobus maculatus) dapat mencapai 170 cm;ukuran hiu ketika lahir sekitar 25 cm; hiu jantanmemasuki usia dewasa pada ukuran antara 85–88cm dan hiu betina pada ukuran 94 cm (White et al.,2006). Ukuran panjang hiu Spotted Wobbegong(Orectolobus maculatus) yang diekspor dari ProvinsiBali selama 2015-2016 berukuran 100 cm, hal inimenunjukkan bahwa hiu tersebut merupakan ikanyang sudah memasuki usia dewasa.Panjang tubuh hiu Coral Catshark (Atelomycterusmarmoratus) berkisar antara 25-70 cm; hiu jantanmemasuki usia dewasa pada ukuran 47 cm danhiu betina pada ukuran 49 cm (White et al., 2006).Ukuran hiu Coral Catshark (Atelomycterusmarmoratus) yang diekspor dari Provinsi Baliselama 2015-2016 berkisar antara 25-35 cm, hal inimenunjukkan bahwa hiu tersebut merupakan ikanyang masih berusia sangat muda.Panjang tubuh hiu Whitespotted Bamboo Shark(Chiloscyllium plagiosum) berkisar antara 15-95 cm;ukuran ketika menetas berkisar antara 10–13 cm;hiu jantan memasuki usia dewasa pada ukuranantara 50–63 cm (White et al., 2006). Ukuran hiuWhitespotted Bamboo Shark (Chiloscyllium plagiosum)yang diekspor dari Provinsi Bali selama 2015-2016berkisar antara 30-35 cm, hal ini menunjukkanbahwa hiu tersebut merupakan ikan yang masihberusia sangat muda.J. Mar. Aquat. Sci. 4: 58-66 (2018)

63Journal of Marine and Aquatic SciencesPanjang tubuh hiu Indonesian Speckled Catshark(Halaelurus maculosus) dapat mencapai 52 cm; hiujantan memasuki usia dewasa pada ukuran 40 cm(White et al., 2006). Ukuran hiu Indonesian SpeckledCatshark (Halaelurus maculosus) yang diekspor dariProvinsi Bali selama 2015-2016 berkisar antara 4449 cm, hal ini menunjukkan bahwa hiu tersebutmerupakan ikan yang sudah memasuki usiadewasa (Tabel 2).3.5 Endangered species, Threatened species, danProtected species (ETP)Jenis-jenis ikan hiu yang diekspor dari ProvinsiBali selama tahun 2015-2016 berdasarkan dataBPSPL Denpasar terdiri dari 6 jenis, dimana 4 jenisdiantaranya (Black Tip Reef Shark (Carcharhinusmelanopterus), White Tip Reef Shark (Triaenodonobesus), Coral Catshark (Atelomycterus marmoratus),dan Whitespotted Bamboo Shark (Chiloscylliumplagiosum)) berstatus hampir terancam (NearThreatened/NT), 1 jenis (Spotted Wobbegong(Orectolobus maculatus)) berstatus belum dievaluasi (Not Evaluated/NE) dan 1 jenis (IndonesianSpeckled Catshark (Halaelurus maculosus)) berstatusbelum mengkhawatirkan (Least Concern/LC)(Fahmi dan Dharmadi, 2013) (Tabel 3).3.6 Efektivitas SOP Pemberian Rekomendasi Hiu olehBPSPL DenpasarSOP (Standar Operasional Prosedure) Nomor20/KP3K.2/III/2015 tentang Pemberian SuratRekomendasi Sirip Hiu Utuh bukan dilindungi,bukan dilarang keluar, dan bukan 5 tentang Pemberian SuratRekomendasi Sirip Hiu Produk Olahan bukan dilindungi, bukan dilarang keluar, dan bukan daftarappendiks CITES diterbitkan oleh DirektoratKonservasi Kawasan dan Jenis Ikan (KementerianKelautan dan Perikanan) pada tanggal 2 Maret2015. Direktorat Konservasi Kawasan dan JenisIkan bersama dengan BPSPL Denpasar telahmemberikan sosialisasi mengenai SOP tersebutkepada nelayan, pengusaha perikanan, penyuluhperikanan dan lembaga atau instansi pemerintahdi Provinsi Bali, Lombok Timur dan Jawa Timur(Nurcahyo, 2015a; 2015b; 2015c).Kasubdit Pemanfaatan Kawasan dan Jenis Ikan(Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis IkanKementerian Kelautan dan Perikanan) dalamsosialisasi tersebut menyampaikan bahwa saat iniJ. Mar. Aquat. Sci. 4: 58-66 (2018)setiap proses ekspor sirip hiu, sirip hiu produkolahan maupun hiu hidup dari wilayah RepublikIndonesia ke luar negeri harus mematuhi SOPPemberian Surat Rekomendasi Hiu nomor 20 dan21 tahun 2015. Penerapan SOP tersebut bertujuanuntuk menghindarkan terjadinya peredaran jenishiu yang ditetapkan sebagai perlindungan penuhserta jenis hiu yang dilarang keluar dari wilayahRepublik Indonesia sesuai dengan PeraturanMenteri Kelautan dan Perikanan Nomor 34 Tahun2015 mengenai Larangan Pengeluaran Ikan HiuKoboi (Carcharhinus longimanus) dan Hiu Martil(Sphyrna lewini, S. mokarran, S. zygaena) dariwilayah Negara Republik Indonesia (Nurcahyo,2015b).Nelayan, pengusaha perikanan dan lembagaatau instansi pemerintah yang diberikan sosialisasitersebut mendukung kebijakan SOP PemberianSurat Rekomendasi Hiu dan berharap agar semuapihak dapat melaksanakan kebijakan yang telahditetapkan oleh pemerintah tersebut secarabersama-sama agar sumberdaya perikanan hiutetap lestari, sehingga dapat memberikan manfaatbagi kesejahteraan masyarakat (Nurcahyo, 2015a;2015b; 2015c).Kepala BPSPL Denpasar (Bapak Suko Wardono,A.Pi., M.Si) menegaskan bahwa pemberianrekomendasi tersebut sangat efektif untukmenekan dan mengendalikan peredaran hiu,khususnya bagi produk hiu yang akandikeluarkan dari wilayah Republik Indonesia.Data BPSPL Denpasar menyebutkan bahwaselama bulan Januari-April tahun 2016 terdapat179,6 ton permohonan rekomendasi hiu dan pari(produk dan turunnya) yang diekspor olehpengusaha perikanan dari wilayah Jawa Timur,hBali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan NusaTenggara Timur (NTT), namun dari permohonantersebut hanya dikeluarkan rekomendasi sebanyak39,5 ton karena diketahui sebagian dari produkyang akan dikirim tersebut terdapat jenis hiu yangdilarang dikeluarkan dari wilayah RepublikIndonesia (Nurcahyo, 2016).4. PembahasanHiu Black Tip Reef Shark (Carcharhinus melanopterus)ditemukan pada hasil tangkapan nelayan yangdidaratkan di Pelabuhan Perikanan n Ikan (PPI) Tanjung Luar, PPI Oeba danTempat Pelelangan Ikan (TPI) Bom Kalianda.

64Handayani, Putri dkk.Ukuran panjang hiu yang didaratkan berkisarantara 52-140 cm dan didominasi oleh jeniskelamin betina (BPSPL Denpasar, 2015; Parluhutandan Imanjar, 2013). Hiu White Tip Reef Shark(Triaenodon obesus) ditemukan pada hasiltangkapan nelayan yang didaratkan di PPNBrondong, PPI Kedonganan, PPI Tanjung Luar danPPI Oeba. Ukuran panjang hiu yang didaratkanberkisar antara 26-156 cm dan didominasi olehjenis kelamin betina (BPSPL Denpasar, 2015).Hiu Whitespotted Bamboo Shark (Chiloscylliumplagiosum) ditemukan pada hasil tangkapannelayan yang didaratkan di PPN Prigi dan TPIBom Kalianda. Ukuran panjang hiu yangdidaratkan berkisar antara 28-57 cm dandidominasi oleh jenis kelamin jantan (BPSPLDenpasar, 2015; Parluhutan dan Imaniar, 2013).Hiu Coral Catshark (Atelomycterus marmoratus)ditemukan pada hasil tangkapan nelayan yangdidaratkan di PPN Tanjung Luar dan TPI BomKalianda. Ukuran panjang hiu yang didaratkanberkisar antara 35-69 cm dan didominasi oleh jeniskelamin jantan (BPSPL Denpasar, 2015; Parluhutandan Imaniar, 2013). Informasi mengenai sebaranhiu Spotted Wobbegong (Orectolobus maculatus) danIndonesian Speckled Catshark (Halaelurus maculosus)di Indonesia tidak ditemukan.Tingginya nilai ekonomi hiu merupakan salahsatu dasar perdagangan hiu terus berlangsunghingga saat ini. Namun di lain pihak, aspekkeberlanjutansumberdayabelummenjadiperhatian dari pelaku usaha. Pengendalian jumlahperdagangan ekspor ikan hiu harus dilakukan diIndonesia sebelum kondisinya mencapai titik kritisyang beresiko terhadap menurunnya populasi hiu,mengingat banyaknya jumlah ikan hiu yangdieskpor dari Provinsi Bali selama tahun 2015-2016yaitu sebesar 559 ekor. Dulvy et al. (2014)mengatakan bahwa sebagian besar populasi hiu dialam mengalami penurunan akibat oleh adanyakegiatan eksploitasi selama bertahun-tahun dankegiatan perdagangan internasional. Mengingatfungsi penting hiu bagi stabilitas dan ekosistemlaut, maka implementasi pemanfaatan danmanajemen sumberdaya perikanan hiu yangefektif dan berkelanjutan harus diterapkan secaraserius agar populasi hiu tersebut tidak menjadipunah dalam rangka pemanfaatan secara lestaridan berkesinambungan untuk jangka panjang.Pemerintah di tingkat daerah, Provinsi Bali,Kementerian Kelautan dan Perikanan maupunpemangku kepentingan lain diharapkan entukansuatukebijakanpengelolaan sumberdaya perikanan hiu. Langkahawal untuk membuat kebijakan mengenaipengelolaan sumberdaya perikanan hiu dapatdimulai dengan mengumpulkan data mengenaijenis-jenis, ukuran dan jumlah hiu yang dieksporoleh perusahaan eksportir hiu di Indonesia,kemudian menentukan suatu kebijakan mengenaipembatasan jumlah perdagangan hiu dalam suatuperiode waktu tertentu dan atau membuatkebijakanmengenaiukuranhiuyangTabel 2Data Ukuran Hiu yang dieskpor Selama Tahun 2015-2016No.Jenis Hiu1.2.3.4.5.6.Black Tip Reef Shark (Carcharhinus melanopterus)White Tip Reef Shark (Triaenodon obesus)Spotted Wobbegong (Orectolobus maculatus)Coral Catshark (Atelomycterus marmoratus)Whitespotted Bamboo Shark (Chiloscyllium plagiosum)Indonesian Speckled Catshark (Halaelurus maculosus)Ukuran (cm)30-9060-10010025-3530-3544-49Tabel 3Jenis Hiu yang dieskpor Selama Tahun 2015-2016 beserta Status Konservasi IUCN Red ListNo.Jenis HiuStatus IUCN Red List1.2.3.4.5.6.Black Tip Reef Shark (Carcharhinus melanopterus)White Tip Reef Shark (Triaenodon obesus)Spotted Wobbegong (Orectolobus maculatus)Coral Catshark (Atelomycterus marmoratus)Whitespotted Bamboo Shark (Chiloscyllium plagiosum)Indonesian Speckled Catshark (Halaelurus maculosus)Hampir Terancam (Near Threatened/NT)Hampir Terancam (Near Threatened/NT)Belum di Evaluasi (Not Evaluated/NE)Hampir Terancam (Near Threatened/NT)Hampir Terancam (Near Threatened/NT)Belum Mengkhawatirkan (Least Concern/LC)J. Mar. Aquat. Sci. 4: 58-66 (2018)

65Journal of Marine and Aquatic Sciencesdiperbolehkan untuk diekspor serta memberikansosialisasi mengenai jenis-jenis yang dilindungi diIndonesia, jenis-jenis hiu yang boleh dan tidakboleh diperdagangkan di Indonesia sertamemberikan sosialisasi kepada masyarakat,nelayan dan pengusaha perikanan untuk tidakmenangkap atau memperdagangkan hiu padaukuran yang belum dewasa. Hal ini bertujuan agarsumberdaya perikanan hiu tetap lestari, sehinggadapat memberikan manfaat bagi kesejahteraanmasyarakat pada saat ini maupun yang akandatang.5. SimpulanAlur perdagangan hiu sebagai komoditas ikan hiasdari Provinsi Bali dimulai dari hiu hasil tangkapannelayan yang dibeli oleh perusahaan eksportirikan hiu, kemudian perusahaan eksportir ikan hiutersebut harus melakukan proses pemesanan tiketpenerbangan, mengajukan dokumen PEB keKantor Wilayah DJBC Bali, mengajukan suratrekomendasi peredaran hiu ke BPSPL Denpasar,mengajukan sertifikat kesehatan ikan ke BKIPMKelas I Denpasar serta melakukan prosespengepakan barang (packing). Selanjutnya hiu yangsudah di packing beserta dokumen surat-surattersebut dibawa ke Bandara Ngurah Rai untukdilakukan pengecekan terakhir dan hiu siapdiekspor ke negara tujuan. Data perdaganganekspor hiu selama tahun 2015-2016 menunjukkanbahwa telah diekspor sebanyak 559 ekor hiu yangterdiri dari spesies Carcharhinus ,Atelomycterus marmoratus, Chiloscyllium plagiosumdan Halaelurus maculosus ke 12 negara tujuan,yang didominasi oleh Hong Kong yaitu sebanyak277 ekor.Ucapan terimakasihUcapan terimakasih disampaikan kepada KepalaBPSPL Denpasar (Bapak Suko Wardono, A.Pi.,M.Si), Kepala Seksi Program dan Evaluasi BPSPLDenpasar (Bapak Permana Yudiarso, ST., MT)beserta seluruh staff BPSPL Denpasar, sertaPimpinan beserta seluruh staff dan karyawanPerusahaan CV. Sarana Teknik, PT. Tanjung SariAquarium, PT. Diyo Enggal Makmur, PT. BaliDouble C dan CV. Cahaya Baru yang telahbersedia membantu dan memberikan banyakinformasi yang penulis perlukan selama kegiatanpenelitian berlangsung.J. Mar. Aquat. Sci. 4: 58-66 (2018)Daftar PustakaBPSPL Denpasar. (2015). Profil Survei Monitoring PopulasiJenis Ikan Hiu di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Baratdan Nusa Tenggara Timur. Denpasar, Indonesia: BalaiPengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL)Denpasar, Direktorat Jenderal Pengelolaan RuangLaut, Kementerian Kelautan dan Perikanan RepublikIndonesia.Dit. SDI-KKP. (2013). Modul Penilaian Indikator osystem Approach and Fisheries Management). Bogor,Indonesia: Direktorat Sumberdaya Ikan, DirektoratJenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautandan Perikanan Republik Indonesia.Dit. KKJI-KKP. (2015). Pedoman Identifikasi dan PendataanHiu Apendiks II CITES. Jakarta, Indonesia: DirektoratKonservasi Kawasan dan Jenis Ikan, DirektoratJenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil,Kementerian Kelautan dan Perikanan RepublikIndonesia.Dulvy, N. K., Fowler, S.L., Musick, J.A., Cavanagh, R. D.,Kyne, P. M., Harrison, L. R., Carlson, J. K., Davisdson,L. N. K., Fordham, S.V., Francis, M. P., Pollock, C. M.,Simpfendorfer, C. A., Burgess, G. H., Carpenter, K. E.,Compagno, L. V. J., Ebert, D. A., Gibson, C., Heupel,M. R., Livingstone, S. R., Sanciangco, J. C., Stevens, J.D., Valenti, S. and White, W. T. 2014. Extinction riskand conservation of the world's sharks and rays.eLIFE, 3, e00590.Fahmi & Dharmadi. (2013). Pengenalan Jenis-Jenis Hiu diIndonesia. Jakarta, Indonesia: Direktorat KonservasiKawasan dan Jenis Ikan, Kementerian Kelautan danPerikanan Republik Indonesia.Graham, K. J., & Daley, R. K. (2011). Distribution,reproduction and population structure of threegulper sharks (Centrophorus, Centrophoridae) insouth-east Australian waters. Marine and FreshwaterResearch, 62(6), 583-595.Mourier, J., Mills, S. C., & Planes, S. (2013). Populationstructure, spatial distribution and life‐history traitsof blacktip reef sharks Carcharhinus melanopterus.Journal of fish biology, 82(3), 979-993.Nurcahyo, H. (2015a). Pengusaha Perikanan di BaliMendapatkan Sosialisasi SOP Pemberian RekomendasiSirip Hiu. [online] Balai Pengelolaan SumberdayaPesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, DirektoratJenderal Pengelolaan Ruang Laut, KementerianKelautan dan Perikanan Republik n-rekomendasi-sirip-hiu), [diakses: 14 Januari 2017].Nurcahyo, H. (2015b). Nelayan dan Stakeholder di LombokTimur Menerima Sosialisasi SOP Pemanfaatan Hiu.[online] Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir danLaut (BPSPL) Denpasar, Direktorat Jenderal

Handayani, Putri dkk.Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan danPerikanan Republik Indonesia. an-hiu/),[diakses: 14 Januari 2017].Nurcahyo, H. (2015c). Nelayan Lamongan MendapatkanSosialisasi SOP Hiu. [online] Balai PengelolaanSumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar,Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut,Kementerian Kelautan dan Perikanan RepublikIndonesia. atkan-sosialisasi-sop-hiu/), [diakses: 14Januari 2017].Nurcahyo, H. (2016). Pemberian Rekomendasi Hiu Efektifuntuk Menekan dan Mengendalikan Peredaran Hiu.[online] Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir danLaut (BPSPL) Denpasar, Direktorat JenderalPengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan k-menekan-dan-mengendalikanperedaran-hiu), [diakses: 14 Januari 2017].66Parluhutan, D & Imanjar, K. (2013). Keragaman JenisIkan Hiu yang didaratkan di TPI Bom Kalianda,Lampung Selatan. Loka Pengelolaan SumberdayaPesisir dan Laut Serang. Di dalam : ProsidingSimposium Hiu dan Pari di Indonesia. PelaksanaanProsiding Simposium Hiu dan Pari di Indonesia : IPBConvention Centre Bogor, 10 Juni 201, 15-21.Sembiring, A., Pertiwi, N. P. D., Mahardini, A.,Wulandari, R., Kurniasih, E. M., Kuncoro, A. W.,Cahyani, N. K. D., Anggoro, A. W., Ulfa, M.,Madduppa, H. H., Carpenter, K. E., Barber, P. H. &Mahardika, G. N. (2015). DNA barcoding revealstargeted fisheries for endangered sharks in Indonesia.Fisheries Research, 164, 130-134.White, W. T., Last, P. R., Stevens, J. D., Yearsley, G. K.,Fahmi & Dharmadi. (2006). Economically ImportantShark and Rays of Indonesia. Lamb Print, ional Agricultural Research.Yates, P. M., Heupel, M. R., Tobin, A. J., &Simpfendorfer, C. A. (2012). Diversity in young sharkhabitats provides the potential for portfolio effects.Marine Ecology Progress Series, 458, 269-281. 2017 by the authors; licensee Udayana University, Indonesia. This article is an open access article distributed underthe terms and conditions of the Creative Commons Attribution license (http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/).J. Mar. Aquat. Sci. 4: 58-66 (2018)

komoditas ikan hias dari Provinsi Bali didapatkan dengan menyebarkan kuesioner penelitian kepada 5 perusahaan eksportir ikan hiu yang berada di Provinsi Bali (CV. Cahaya Baru, PT. Diyo Enggal Makmur, PT. Bali Double C, PT

Related Documents:

7. Komoditas unggulan bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, mulai dari fase kelahiran, pertumbuhan, puncak hingga penurunan. Di saat komoditas unggulan yang satu memasuki tahap penurunan, maka komoditas unggulan lainnya harus mampu menggantikannya. 8. Komoditas unggulan tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan internal. 9.

3.3 Pengembangan Komoditas Unggulan 63 3.3.1 Pengembangnan Ternak Terpadu 63 3.3.2 Pengembangan Komoditas Jagung 66 3.3.3 Pengembanngan Komoditas Ubi Kayu 68 3.3.4 Pengembangan Komoditas Padi 69 BAB IV AGRIBISNIS KAWASAN AGROPOLITAN 73 4.1 Konsep Agribisnis 73 4.2 Rancangan Usaha Agribisnis 78 4.2.1 Tujuan Usaha Agribisnis 79

Buku ini ditulis sebagai salah satu sumber belajar siswa SMK Kelas XI untuk mempelajari dan memperdalam materi Produksi Pengolahan Komoditas Perkebunan dan Herbal. Buku Produksi Pengolahan Komoditas Perkebunan dan Herbal ini disajikan dalam sembilan bab, sebagai berikut. BAB 1 : Pengolahan Hasil Perkebunan Tanaman Rempah dan Bahan Penyegar BAB 2 : Pengolahan Hasil Perkebunan Kopi, Teh, Cokelat .

A. Teori Perdagangan Internasional Menurut Christianto (2013) Pengertian perdagangan internasional secara sederhana menurut kamus ekonomi yaitu perdagangan yang terjadi . Pada pasar internasional harga yang dimiliki oleh negara A akan lebih kecil yaitu berada pada harga P* sehingga negara A akan mengalami kelebihan penawaran (excess supply .

Hukum sebagai ilmu pengetahuan 2. Hukum sebagai disiplin 3. Hukum sebagai kaedah 4. Hukum sebagai tata hukum 5. Hukum sebagai petugas (hukum) 6. Hukum sebagai keputusan penguasa 7. Hukum sebagai proses pemerintah 8. Hukum sebaga perikelakuan yang ajeg atau sikap tindak yang teratur 9. Hukum sebagai jalinan nilai-nilai

Daya saing komoditas unggulan khususnya di sektor pertanian tiap . tor/komoditi dalam suatu wilayah relative ter- . identifikasi dan menentukan komoditas ung-gulan sektor pertanian di Kabupaten Bone. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

sektor pertanian dapat dilakukan melalui penetapan komoditas unggulan komparatif dan kompetitif setiap komoditas di setiap kecamatan. Selain itu, dalam

Alison Sutherland 579 Alison Sutherland 1030 Alison Will 1084 Alison Haskins 1376 Alison Butt 1695 Alison Haskins 1750 Alison Haskins 1909 Alison Marr 2216 Alison Leiper 2422 Alistair McLeod 1425 Allan Diack 1011 Allan Holliday 1602 Allan Maclachlan 2010 Allan Maclachlan 2064 Allan PRYOR 2161 Alys Crompton 1770 Amanda Warren 120 Amanda Jones 387 Amanda Slack 729 Amanda Slack 1552 Amanda .