Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini

2y ago
53 Views
10 Downloads
219.77 KB
40 Pages
Last View : 19d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ryan Jay
Transcription

Modul 1Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia DiniDra. Widarmi D. Wijana, M.M.PE N D A HU L UA Nata kuliah Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diarahkanuntuk mengembangkan kemampuan Anda dalam merencanakan,melaksanakan dan mengevaluasi (Kurikulum) Acuan Menu PembelajaranPAUD dalam proses pembelajaran anak usia dini. Agar dapat mencapaikemampuan tersebut maka dalam Modul 1 ini, Anda akan diajak untukmengkaji tentang Konsep Dasar PAUD. Kemampuan ini sangat diperlukanuntuk mempermudah Anda mengembangkan kemampuan yang lainnya yangharus Anda kuasai setelah mempelajari Buku Materi Pokok (BMP)Kurikulum PAUD ini.Secara khusus, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan mampumenjelaskan hakikat anak berkaitan dengan pendidikan anak usia dini,tujuan kegiatan pendidikan anak usia dini dan fungsi pendidikan anak usiadini.Topik-topik yang akan dibahas dalam modul ini terdiri dari 1) PengertianKurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, 2) Hakikat Anak berkaitan denganPendidikan Anak Usia Dini, 3) Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini, 4) FungsiPendidikan Anak Usia Dini, dan 5) Prinsip-prinsip Pendidikan Anak UsiaDini. Untuk mempermudah Anda mempelajari modul ini, maka materi modulini diorganisasikan dalam 2 kegiatan belajar, yaitu sebagai berikut.1. Kegiatan Belajar 1 membahas tentang pengertian dan tujuan kurikulumPendidikan Anak Usia Dini.2. Kegiatan Belajar 2 membahas tentang fungsi dan prinsip PendidikanAnak Usia Dini.MAgar dapat memahami konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini secaramendalam, Anda harus membaca secara cermat, menganalisis danmendiskusikan setiap paparan yang disajikan. Jangan lupa untuk mengecektingkat pemahaman atau pengalaman belajar yang telah dimiliki dengan

1.2Kurikulum PAUD mengerjakan latihan dan tes formatif yang terdapat pada setiap akhir kegiatanbelajar.Selamat belajar, semoga Anda berhasil!

PAUD4409/MODUL 11.3Kegiatan Belajar 1Pengertian dan Tujuan Kurikulum PAUDA. PENGERTIAN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINIIstilah yang dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD), Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal,Departemen Pendidikan Nasional bukan bernama “Kurikulum PendidikanAnak Usia Dini” tetapi mempergunakan nama “Acuan Menu PembelajaranPendidikan Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran Generik) yang merupakanseperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pengembangan dan pendidikanyang dirancang sebagai pedoman dalam menyelenggarakan kegiatanpendidikan anak usia dini. Pengertian Menu Pembelajaran PAUD (MenuPembelajaran Generik) adalah program pendidikan anak usia dini (lahir – 6tahun) secara holistik yang dapat dipergunakan dalam memberikan layanankegiatan pengembangan dan pendidikan pada semua jenis program yangditujukan bagi anak usia dini. Rentang perkembangan sepanjang kehidupanmanusia dimulai dan didasari oleh pertumbuhan dan perkembangan anaksejak usia dini yang berlangsung sejak usia lahir – 6 tahun. Masa usia inimemiliki peran penting bagi perkembangan individu dan kehidupanberbangsa dan bernegara. Pada usia ini juga anak mengalami pertumbuhandan perkembangan yang sangat pesat pada berbagai dimensi atau aspek. Olehkarena itu, perkembangan yang terjadi pada masa dini ini menjadi penentubagi kehidupan bangsa dan negara di masa yang akan datang.Anak merupakan aset negara. Pada pundak mereka memikul tanggungjawab dan kelangsungan kehidupan negara dan bangsa. Jika sejak usia dini,anak dibekali dengan pendidikan dan nilai-nilai yang baik maka kelak anakakan mampu mengenali potensi-potensi yang ada pada dirinya sehinggamereka dapat mengembangkan potensi tersebut dan menyumbangkan potensiyang ada pada dirinya untuk kemajuan bangsa dan negara ini agar mampubersaing di era globalisasi.Salah satu upaya suatu negara agar dapat menghadapi tantanganglobalisasi adalah dengan mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM)yang handal yang sanggup menghadapi tantangan tersebut. Sumber DayaManusia ini harus sudah dipersiapkan jauh-jauh hari yaitu denganmemberikan perhatian yang besar pada pendidikan sejak usia dininya.

1.4Kurikulum PAUD Perhatian yang diberikan harus secara menyeluruh (holistik) dan terpadu.Menyeluruh, artinya memberikan layanan kepada anak mencakup gizi,kesehatan, pendidikan dan psikososial. Sedangkan terpadu artinyamemberikan layanan bukan hanya pada anak saja tetapi juga kepadakeluarga dan masyarakat di sekitar anak sebagai satu kesatuan yangmendukung perkembangan anak. Keluarga sebagai pranata pendidikanpertama dan utama bagi pendidikan anak. Dalam keluargalah kehidupan anakkhususnya pada usia dini lebih banyak berada. Oleh sebab itu, keluarga atauorang tua terutama ibu harus mengetahui betapa pentingnya memberikanpendidikan sejak usia dini.Demikian pula dengan masyarakat, sangat penting bagi masyarakatuntuk pengetahuan proses pendidikan anak usia dini. Karena seorang anakdapat berkembang secara optimal bergantung dari faktor bawaan (potensi,bakat, dan minat) dan juga faktor lingkungan (alam, masyarakat, danbudaya). Oleh karenanya masyarakat juga perlu mendapat perhatian untukditingkatkan pemahaman dan pengetahuannya tentang PAUD. Berikut akandijabarkan lebih detail tentang PAUD, baik proses pendidikannya maupunhal lainnya yang terkait.Kegiatan pendidikan adalah serangkaian proses pendidikan yangdilakukan secara terencana untuk mencapai hasil belajar, PAUD adalah suatuupaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak usia dini yang dilakukanmelalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhandan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalammemasuki pendidikan dasar dan kehidupan tahap berikutnya. PengembanganAnak Usia Dini adalah upaya yang dilakukan oleh masyarakat dan ataupemerintah untuk membantu anak usia dini dalam mengembangkanpotensinya secara holistik baik aspek pendidikan, gizi, kesehatan maupunpsikososialnya.Berbagai penelitian telah dilakukan oleh para ahli di mulai dari BinetSimon (1908 – 1911) hingga Howard Gardner (1998) yang berbicara padafokus yang sama yaitu fungsi otak yang terkait dengan kecerdasan. Otak yangberada di dalam organ kepala memiliki peran yang sangat penting. Selainsebagai sistem pusat syaraf otak juga berperan penting dalam menentukankecerdasan seseorang. Para ahli juga meneliti dan menggali optimalisasifungsi kerja otak dalam keterkaitan dengan perkembangan Sumber DayaManusia (SDM).

PAUD4409/MODUL 11.5Optimalisasi kecerdasan pada anak manusia sangat dimungkinkan yaitudengan memberikan stimulasi secara tepat pada seluruh aspek pertumbuhandan perkembangannya, terutama pada perkembangan otaknya. Hal inidisebabkan karena pada saat kelahiran, otak bayi mengandung 100 miliarneuron dan satu triliun sel glia yang berfungsi sebagai perekat serta synaps(cabang-cabang neuron) yang akan membentuk sambungan antar neuron.Sambungan-sambungan antar neuron inilah yang akan membentukpengalaman yang akan dibawa anak seumur hidupnya.Pasca lahir, kegiatan otak dipengaruhi dan tergantung pada kegiatanneuron dan cabang-cabangnya dalam membentuk bertriliun sambunganantarneuron. Melalui persaingan alami, otak akan memusnahkan sambungan(sipnasis) yang jarang digunakan. Pemantapan sambungan terjadi apabilaneuron mendapatkan informasi yang mampu menghasilkan letupan-letupanlistrik. Letupan tersebut merangsang bertambahnya produksi myelin yangdiproduksi yang membuat semakin banyak dendrit-dendrit yang tumbuh,sehingga akan semakin banyak synap yang membantu memperbanyakneuron-neuron yang menyatu membentuk unit-unit. Kualitas kemampuanotak dalam menyerap dan mengolah informasi tergantung dari banyaknyaneuron yang membentuk unit-unit.Synap ini akan bekerja secara cepat sampai anak usia enam tahun.Banyaknya jumlah sambungan tersebut mempengaruhi kualitas kemampuanotak sepanjang hidupnya. Pertumbuhan jumlah jaringan otak dipengaruhioleh pengalaman yang didapat anak pada awal-awal tahun kehidupannya,terutama pengalaman yang menyenangkan. Pada fase perkembangan ini anakmemiliki potensi yang luar biasa dalam mengembangkan berbagaikemampuannya yang meliputi kemampuan berbahasa, kognitif, motorik,sosialisasi dan sebagainya. Oleh karenanya maka sebagai pendidik, Andaperlu memahami pengertian (Kurikulum) Menu Pembelajaran PAUD (MenuPembelajaran Generik) sangat diperlukan, agar kita dapat memberikanpelayanan pendidikan yang menyeluruh (holistik) dan terpadu secara tepat.Menu Pembelajaran PAUD merupakan faktor yang sangat penting dalampelaksanaan bagi anak usia dini proses pendidikan seperti di lembagaKelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD Sejenis danlembaga PAUD yang lain. Berbagai konsep dan pengetahuan sertaketerampilan yang harus diketahui dan dimiliki oleh anak didik dan berbagaihal yang harus diajarkan oleh pendidik pada anak usia dini harus dijabarkandalam Menu Pembelajaran PAUD yang menggambarkan secara jelas

1.6Kurikulum PAUD bagaimana dan apa saja yang harus dilakukan pendidik dan anak didik dalamproses bermain sambil belajar. Jadi, Menu Pembelajaran Pendidikan AnakUsia Dini menggambarkan kegiatan bermain sambil belajar di suatu lembagapendidikan anak usia dini.B. HAKIKAT ANAK BERKAITAN DENGAN PENDIDIKAN ANAKUSIA DINIAnak adalah manusia kecil yang memiliki potensi dan kemampuan.Semua potensi yang dimiliki anak masih harus dikembangkan secara optimalagar dapat berkembang dengan sebaik-baiknya Anak juga memilikikarakteristiknya sendiri yang khas dan unik yang tidak sama dengan orangdewasa serta akan berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya. Secarasingkatnya dapat dikatakan bahwa anak merupakan seorang manusia atauindividu yang memiliki pola perkembangan dan kebutuhan masing-masingyang berbeda dengan orang dewasa. Pada dasarnya anak memiliki polaperkembangan yang bersifat umum yang sama dan terjadi pada setiap anak.Namun, ritme perkembangan pada setiap anak berbeda satu sama lainnya.Hal ini disebabkan karena pada dasarnya anak bersifat individual. Sehinggadapat dikatakan bahwa anak adalah anak dan bukan manusia dewasa dalambentuk kecil. Berikut ini akan dijabarkan tentang hakikat anak.Ditinjau dari segi usia, anak usia dini adalah anak yang berada dalamrentang usia 0-8 tahun (Morrison, 1989). Standar usia ini adalah acuan yangdigunakan oleh NAEYC (National Assosiation Education for Young Child).Menurut definisi ini anak usia dini merupakan kelompok yang sedang beradadalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini mengisyaratkanbahwa anak usia dini adalah individu unik yang memiliki pola pertumbuhandan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosio-emosional, kreativitas,bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedangdilalui oleh anak tersebut. Anak usia dini terbagi menjadi 4 (empat) tahapanyaitu masa bayi dari usia lahir sampai 12 (dua belas) bulan, masa kanakkanak/batita dari usia 1 sampai 3 tahun, masa prasekolah dari usia 3 sampai 5tahun dan masa sekolah dasar dari usia 6 sampai 8 tahun. Pada setiap tahapanusia yang dilaluinya anak akan menunjukkan karakteristiknya masing-masingyang berbeda antara tahap yang satu dengan tahap yang lainnya. Olehkarenanya, proses pendidikan sebagai bentuk perlakuan yang diberikan padaanak usia dini haruslah memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap

PAUD4409/MODUL 11.7tahapan perkembangan. Apabila perlakuan yang diberikan tersebut tidakdidasarkan pada karakteristik perkembangan anak maka hasil yang akandicapai tidak akan optimal dan bahkan dapat mempengaruhi pertumbuhandan perkembangan anak ke arah yang kurang baik.Pada masa usia dini, terdapat beberapa masa yang perlu diketahui olehseorang pendidik anak usia dini sehingga ia dapat memberikan stimulasi danrangsangan yang tepat pada anak didiknya. Masa-masa tersebut dapatdijabarkan seperti berikut.1.Masa PekaMasa peka ini merupakan masa munculnya berbagai potensi (hiddenpotency) atau suatu kondisi dimana suatu fungsi jiwa membutuhkanrangsangan tertentu untuk berkembang.Konsepsi Montessori ini cukup mendapat dukungan oleh penelitianterbaru dalam bidang neurologi (ilmu syaraf). Para ahli ilmu syaraf telahmenemukan berjuta-juta pertumbuhan sel-sel syaraf pada seorang bayi. Selsel syaraf yang tidak difungsikan atau tidak dirangsang untuk berfungsi makasel-sel tersebut akan mati dan tidak dapat dipergunakan lagi. Banyak sekalisel-sel syaraf yang mati pada usia bayi secara sia-sia yang tidak dapatdipergunakan lagi ketika anak memasuki usia remaja hingga dewasa.Montessori membagi fase penyerapan otak menjadi dua tahap, yaitu fasesadar dan fase tidak sadar. Sejak lahir sampai usia 3 tahun anak belajar hanyadengan berhubungan dengan objek, dengan mengalami lingkungan fisik. Faseini merupakan fase tak sadar. Pikiran masih kosong dan bebas menyerapinformasi yang masih mentah dan tidak disensor. Pada tahap penyerapan taksadar ini, otak menyerap rangsangan fisik tanpa diskriminasi atau rekayasa.Kepekaan seseorang terhadap peristiwa dan perubahan lingkungan membuatotaknya terus menyerap sentuhan, rasa, pandangan, pendengaran dan baudengan demikian kinerja otaknya akan terus berkembang dan meningkatsemakin optimal. Oleh karena itu, pendidik perlu membangkitkan kepekaananak terhadap lingkungan dan perasaan orang lain agar kemampuan otaknyadapat berkembang seoptimal mungkin.Sebagian pendidik baik orang tua maupun guru belum sepenuhnyamampu menciptakan suatu kondisi yang kondusif, memberi kesempatan danmenunjukkan permainan serta alat permainan tertentu yang dapat memicumunculnya masa peka dan atau menumbuh kembangkan potensi yang ada dimasa peka.

1.8Kurikulum PAUD 2.Masa EgosentrisOrang tua harus memahami bahwa anak masih berada pada masaegosentris yang ditandai dengan seolah-olah dialah yang paling benar,keinginannya harus selalu dituruti dan sikap mau menang sendiri. Orang tuaharus memberikan pengertian secara bertahap pada anak agar dapat menjadimakhluk sosial yang baik. Misalnya dengan melatih anak untuk dapat berbagisesuatu dengan temannya atau belajar antri/menunggu giliran saat bermainbersama. Penjelasan lain mengungkapkan bahwa rentang perkembangan usia0 tahun sampai dengan 8 tahun muncul masa yang dinamakan dengan “masatrotz alter 1” atau sering disebut masa “membangkang tahap 1” , terutamausia 3 tahun sampai 6 tahun. Masa ini diperkuat dengan munculnya “ego”(keakuan) yang merupakan cikal bakal perkembangan “jati diri” anak.Tumbuhnya ego (keakuan) harus didukung oleh tindakan edukatif orangdewasa sehingga keakuan anak akan berkembang ke arah terbentuknyakonsep diri atau jati diri yang positif pada anak, tidak sebaliknya menjadianak yang “keras kepala” dan “keras hati”.3.Masa MeniruPada masa ini proses peniruan anak terhadap segala sesuatu yang ada disekitarnya tampak semakin meningkat. Peniruan ini tidak saja pada perilakuyang ditunjukkan oleh orang-orang di sekitarnya tetapi juga terhadap tokohtokoh khayal yang sering ditampilkan di televisi, koran, majalah maupunmedia lainnya. Pada saat ini orang tua atau guru, sebagai pendidik haruslahdapat menjadi tokoh panutan bagi anak dalam berperilaku. Menyadarikecenderungan alamiah otak untuk meniru dapat menambah kedalamanpengertian dan arti terhadap hubungan pendidik/anak. Anak dapat menirusegala sesuatu termasuk bahasa, gerakan, bunyi mesin, semua suara alam,sahabat, orang tua dan yang paling penting menirukan pendidik. Anak akanmelakukan peniruan dengan sangat objektif dan dengan ketepatan danketelitian luar biasa.4.Masa BerkelompokBiarkan anak bermain di luar rumah bersama teman-temannya, janganterlalu membatasi anak dalam pergaulan sehingga anak kelak akan dapatbersosialisasi dan beradaptasi sesuai dengan perilaku lingkungan sosialnyakarena masa ini adalah masa berkelompok. Masa berkelompok adalahpembelajaran anak dalam pergaulan sehingga anak kelak akan dapat

PAUD4409/MODUL 11.9bersosialisasi dan beradaptasi sesuai dengan perilaku lingkungan sosialnya.Pada dasarnya, anak usia dini memiliki kecenderungan untuk membangunsuatu kelompok. Namun, kelompok anak usia dini biasanya berbeda dengankelompok anak-anak berusia 6 sampai 12 tahun. Kelompok anak usia diniaturannya belum jelas tanpa terstruktur, untuk itu masa ini disebut denganfase prasosial egosentris. Masa ini juga merupakan masa anak mulaimembentuk sebuah kelompok tetapi anak masih memusatkan perhatian padadiri sendiri. Anak masih belum mempunyai orientasi mengenai pemisahansubjek-subjek. Pada masa ini anak belum mampu bekerja sama denganteman-temannya sehingga terkadang menimbulkan konflik atau pertengkaranantar anak usia dini adalah wajar.5.Masa BereksplorasiOrang tua atau orang dewasa harus memahami pentingnya eksplorasibagi anak. Biarkan anak memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitarnyadan biarkan anak melakukan trial dan error, karena memang anak adalahseorang penjelajah yang ulung. Kebutuhan suatu sel syaraf untukberkembang ditunjukkan oleh seorang anak melalui aktivitas gerakan tangan,kaki, mulut dan mata. Sebagai contoh, gerakan motorik tangan dan jaritangan muncul pada saat bayi mulai memainkan jari-jari tangan, sepertimenggerakkan, memasukkan ke dalam mulut, menggaruk anggota badan,menggosok mata dan telinga dan lain-lain. Saat anak menjajaki(bereksplorasi) sesuatu dengan menggunakan jari tangan maka dalam kondisiinilah stimulasi atau rangsangan lingkungan menjadi sangat penting sehinggaanak akan menunjukkan gerakan-gerakan yang berguna, seperti melatihkoordinasi motorik tangan kanan dan kiri, koordinasi tangan dan mata,koordinasi mata dan telinga.6.Masa PembangkanganOrang tua dan guru (pendidik) disarankan tidak selalu memarahi anaksaat ia membangkang karena ini merupakan suatu masa yang akan dilaluioleh setiap anak. Selain itu, bila terjadi pembangkangan sebaiknya diberikanwaktu pendinginan (cooling down) misalnya berupa penghentian aktivitasanak dan membiarkan anak sendiri berada di dalam kamarnya atau di sebuahsudut. Beberapa waktu kemudian barulah anak diajak bicara dan mintalahpenjelasan pada anak mengapa ia melakukan itu semua. Tindakanmembangkang seorang anak merupakan wujud bahwa keakuan anak muncul.

1.10Kurikulum PAUD Ia tidak selalu harus selalu menurut pada apa yang diperintahkan orangdewasa. Ini ditunjukkan dengan sikap atau tindakan menolak ataumenunjukkan sikap/tindakan yang bertolak belakang dengan sikap/tindakanyang diinginkan orang dewasa.Dalam uraian tersebut kita perlu memahami hakikat anak yang berkaitandengan pendidikan anak usia dini, yaitu kita perlu mengetahui cara mendidikanak usia dini. Secara istilah, mendidik anak usia dini sering diartikanmengasuh, membimbing serta mengembangkan potensi (kemampuan).Pengertian ini mempunyai makna bahwa seorang pendidik akan berusahamemberikan asuhan, bimbingan dan arahan dalam upaya mengembangkanpotensi anak baik berupa kemampuan fisik, mental dan sosial anak. Dalamperistilahan budaya bangsa Indonesia kegiatan mendidik sering dihubungkandengan kegiatan tiga A, yakni “Asuh”, “Asah” dan “Asih”.Asuh adalah usaha pendidik mengantarkan dan mengarahkan kehendak(keinginan) anak ke arah yang baik (benar) misalnya anak ingin bermainlumpur, maka pendidik akan berusaha mengikuti kegiatan anak tersebut danmengarahkannya pada hal yang baik (seperti bermain lumpur denganmembentuk sesuatu). Arahan pendidik seperti itu sebenarnya sekaligusmelaksanakan kegiatan “Asah” atau mengasah (menajamkan) pikiran (otak)anak melalui berbagai bentuk kegiatan yang disukainya. Segala bentuktindakan pendidik dalam kegiatan “Asuh” dan “Asah” harus dilandasi olehsikap “Asih” atau welas asih (kasih sayang). Dengan kata lain, setiapperbuatan pendidikan harus didasarkan pada kasih sayang dan kecintaan yangtulus pada anak usia dini. Secara teoritik maupun praktis, mendidik dapatpula dimaknai sebagai segala bentuk usaha (tindakan) pendidik yangdilakukan secara sadar, sengaja dan bertanggung jawab untuk membantuanak mempersiapkan diri ke arah kedewasaan. Pengertian ini memilikimakna bahwa segala bentuk pikiran, ucapan, sikap, dan tindakan pendidikharus dilakukan secara sadar. Kesadaran ini menunjukkan pendidik mengertisegala bentuk usaha/tindakan yang dilakukan pada anak usia dini yang akanberpengaruh pada seluruh kepribadian anak. Sebagai contoh, ketika pendidikmengatakan “tidak boleh bermain kotoran” pada anak maka pada saat itupendidik menyadari (mengerti) bahwa ucapan tersebut dilakukan dalamupaya mengenalkan dan mengisi mental anak tentang aturan boleh dantidaknya sesuatu dilakukan. Di samping menyadari, ucapan tersebut jugadengan sengaja disampaikan pada anak untuk tujuan memberikan pengaruhyang baik seperti yang telah dikemukakan. Upaya seperti ini hendaklah tidak

PAUD4409/MODUL 11.11selalu dilakukan dengan cara mendikte (mendogma) anak. Dalam upayamengasah (asah) kecerdasan anak maka pendidik akan membimbing danmengarahkan anak untuk berpikir tentang kebersihan dan kekotoran. Upaya“asah” dapat dilakukan dengan cara dialog (interaksi melalui tanya jawab).Misalnya, “kalau bermain kotoran, tangan dan badan kita nantinyabagaimana?” (berikan anak kesempatan berpikir dan menjawab). Jadi,pendidik tidak berusaha menjelaskan sendiri akibat tangan dan badan kotortersebut sebelum anak diberikan kesempatan untuk menjawab.Pengertian mendidik sering kali diputarkan maknanya dengan istilahmengajar dan melatih. Mengajar atau memberikan ajaran sebenarnyamerupakan bagian dari proses mendidik itu sendiri, terutama pada kegiatan”asah” atau mengasah. Mengajar anak menangkap dan melempar bola,berenang, menulis, membaca dan berhitung merupakan rangkaian kegiatanmendidik dalam rangka mempersiapkan fisik dan mental anak ke arahkedewasaan. Salah satu cara mengajar anak berbagai hal, terutama berkaitandengan aspek fisik dan motorik dapat dilakukan dengan latihan (melatih),misalnya melatih renang, melatih melompat, melatih membuka danmemasang kancing baju, melatih merayap dan diperluas lagi dengan melatihpada aspek keterampilan kognitif (cognitif skill). Pendidikan merupakanproses interaksi antara pendidik (orang tua dan pembimbing) dengan anaksecara terencana dan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses interaksi,selain aspek perkembangan anak, pendidikan harus menemukan suatu polaasuh yang tepat agar anak merasa aman dan nyaman dalam asuhan pendidik.Oleh karena itu, setiap pendidik harus mengenal dan memahami pola asuhyang sesuai bagi anak didiknya sehingga tidak terjadi kesalahan pendidikdalam pengasuhan anak. Kualitas interaksi ini akan menentukan kualitaspertumbuhan dan perkembangan anak.Secara umum, pola asuh terbagi dalam tiga bagian besar, yakni PolaAsuh Demokratis, Pola Asuh Permisif, dan Pola Asuh Otoriter.1.Pola Asuh DemokratisMerupakan salah satu bentuk pola asuh yang ditujukan pendidik dengancara memberikan kebebasan disertai bimbingan pada anak dalam mengambilberbagai keputusan. Pola Asuh Demokratis juga akan ditunjukkan denganpola pengasuhan yang bersahabat dan membimbing anak dengan kasihsayang. Dalam banyak hal pendidik mengadakan dialog dengan anak tentangberbagai keputusan, menjawab pertanyaan anak dengan bijak dan terbuka.

1.12Kurikulum PAUD Pendidik demokratis cenderung menganggap sederajat hak dan kewajibananak dibandingkan pendidik. Secara bertahap pendidik memberikan tanggungjawab pada anak untuk menunjukkan sikap dan perilaku sampai anak menjadidewasa. Pola Asuh Demokratis menempatkan musyawarah sebagai pilardalam memecahkan berbagai persoalan anak. Pendidik yang menerapkanpola asuh demokratis bersikap hangat, mengasihi, mendukung dengan penuhkesadaran serta berkomunikasi dengan baik pada anak.2.Pola Asuh PermisifPola asuh permisif, adalah bersikap damai dan selalu menyerah padaanak, untuk mencegah timbulnya persoalan atau konfrontasi. Pendidik takutuntuk menjalankan pembatasan-pembatasan sehingga biasanya anakmemperoleh apa yang dikehendaki walaupun tentang sesuatu yang tidakpantas. Pendidik yang menerapkan pola asuh permisif mendorong anak untukbersikap otonomi. Pendidik kurang mengontrol anak didiknya, membiarkananak didik berbuat sekehendak hatinya, dan tidak membuat aturan-aturanyang dipatuhinya. Sikap pendidik dengan pola asuh permisif di antaranyadengan bebas menerima semua ungkapan si anak, memberikan sedikitpetunjuk mengenai tingkah laku, tidak menentukan batas-batas, peraturan,dan disiplin pada anak.3.Pola Asuh OtoriterPendidik cenderung melaksanakan pendekatan yang bersifat diktator,menonjolkan wibawa, menghendaki ketaatan yang mutlak. Pendekatanpendidik yang keras dan kaku mengakibatkan anak cenderung merasatertekan, takut, dan penurut. Anak dengan pendidik otoriter cenderung kurangdapat mengendalikan diri, kurang kreatif, kurang rasa ingin tahu, kurangpercaya diri, kurang mandiri, kurang dewasa dalam perkembangan moral,dan kurang fleksibel dalam menghadapi masalah intelektual akademis sertamasalah sehari-hari. Anak tidak diberi waktu cukup kesempatan untukmengujicobakan gagasan serta ide-ide mereka. Akibatnya anak yang telahmemiliki kemampuan menganalisis sesuatu serta memerlukan sarana untukmengeluarkan ide-ide tersebut menjadi terhambat. Mereka menjadi anakyang tertutup dan penakut.Di samping tiga pola asuh secara umum tersebut, terdapat pula beberapapola asuh dalam mendidik, yaitu sebagai berikut.

PAUD4409/MODUL 11.131.Melindungi secara Berlebihan (Overproteksi)Perlindungan pendidik yang berlebihan mencakup pengasuhan danpengendalian anak yang berlebihan. Hal ini menimbulkan ketergantunganyang berlebihan, ketergantungan anak pada orang lain dan menimbulkan rasakurang percaya diri dan frustrasi.2.PermisivitasPermisivitas adalah pendidik yang membiarkan anak berbuat sesuka hati,dengan sedikit kekangan. Hal ini menciptakan suatu kegiatan yang berpusatpada anak. Jika sikap permisif ini berlebihan akan mendorong anak menjadicerdik, mandiri, dan berpenyesuaian sosial yang baik. Sikap ini jugamenumbuhkan rasa percaya diri, kreativitas, dan sikap matang.3.MemanjakanPermisivitas yang berlebihan akan menjadi pola mendidik yangmemanjakan. Pola ini akan membuat anak egois dan selalu menuntut. Anakmenuntut perhatian dan pelayanan dari orang lain, sehingga perilaku yangmenyebabkan penyesuaian sosial yang buruk di rumah maupun di luarrumah.4.PenolakanPenolakan dapat dinyatakan dengan mengabaikan kesejahteraan anakatau dengan menuntut terlalu banyak dari anak dan sikap bermusuhan yangterbuka. Hal ini menumbuhkan rasa dendam, perasaan tak berdaya, frustrasi,perilaku gugup, dan sikap bermusuhan kepada orang lain, terutama terhadapmereka yang lebih lemah dan kecil.5.PenerimaanPenerimaan pendidik ditandai oleh perhatian besar dan kasih sayang(asih) pada anak. Pendidik yang menerima, memperhatikan perkembangankemampuan anak dan memperhitungkan minat anak. Dengan pola asuh yangdemikian anak akan diterima dalam bersosialisasi dengan baik, kooperatif,ramah, loyal, secara emosional stabil, dan gembira.6.DominasiAnak yang didominasi oleh salah satu atau kedua orang tua akanmemiliki sifat jujur, sopan dan berhati-hati tetapi cenderung malu, patuh, dan

1.14Kurikulum PAUD mudah dipengaruhi orang lain. Anak juga cenderung mengalah dan sangatsensitif. Pada anak yang didominasi sering berkembang rasa rendah diri danperasaan menjadi korban.7.Tunduk pada AnakPendidik yang tunduk pada anak, membiarkan anak mendominasi. Anakmemerintah pendidik/orang tua dan anak akan menunjukkan sikap tenggangrasa, penghargaan atau loyalitas yang sangat kecil. Anak juga belajar untukmenentang semua yang berwewenang dan mencoba mendominasi orang diluar lingkungannya.8.FavoritismeMeskipun mereka berkata bahwa mereka mencintai semua anak dengansama rata, kebanyakan orang tua mempunyai favorit (atau anak kesayangan).Dalam hal ini orang tua cenderung lebih menuruti dan mencintai anakfavoritnya dari pada anak lain dalam keluarga. Anak yang disenangicenderung memperlihatkan sisi baik mereka pada orang tua tetapi agresifdan dominan dalam hubungan dengan kakak atau adik mereka.9.Ambisi Orang TuaHampir semua orang tua mempunyai ambisi bagi anak mereka, seringkali sangat tinggi sehingga tidak realistis. Ambisi ini sering dipengaruhi olehambisi orang tua yang tidak tercapai dan hasrat orang tua supaya anakmereka naik di tangga status sosial. Bila anak tidak dapat memenuhi ambisiorang tua, anak cenderung bersikap bermusuhan, tidak bertanggung jawab,dan berprestasi di bawah kemampuan. Tambahan pula mereka memilikiperasaan tidak mampu yang sering diwarnai perasaan dijadikan orang yangdikorbankan yang timbul akibat kritik orang tua terhadap rendahnya prestasimereka.Asih adalah setiap tindakan/perbuatan pendidikan harus didasarkan padakasih sayang dan kecintaan yang tulus pada anak usia dini. Kelebihan dankekurangan anak seharusnya dipahami sebagai suatu hal yang wajar danalamiah, bahkan jauh lebih baik jika hal tersebut ditempatkan segala sesuatukekhasan anak didik. Upaya memberikan rasa ”asih” merupakan bagian dariproses bagaimana pendidik memberikan penghargaan dengan jalanmenempatkan anak pada posisi yang benar, wajar dan alamiah. Menghargaianak memberikan makna bahwa anak memiliki hak, kebutuhan dan keunikan

PAUD4409/MODUL 11.15pada berbagai hal yang bersifat pribadi. Anak memiliki hak untuk didengar,dimengerti/dipahami, diperhatikan, dicintai, didukung, dan diberipenghargaan yang layak sesuai dengan hal-hal yang dimiliki dandikembangkan. Memberikan penghargaan pada anak akan memperkuat hargadiri positif pada anak.C. TUJUAN KEGIATAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINIDasar pendidikan merupakan suatu asas untuk mengembangkan bidangpendidikan dan pembinaan kepribadian. Pendidikan memerlukan landasankerja untuk memberi arah bagi programnya. Pendidikan merupakan suatukegiatan yang sadar akan tujuan. Oleh karenanya tujuan merupakan salahsatu hal yang penting dalam kegiatan pendidikan. Maka tujuan pendidikantidak saja akan memberikan arahan kemana pendidikan harus ditujukan,tetapi juga memberikan ketentuan yang pasti dalam memilih materi, metode,alat, evaluasi dalam kegiatan yang dilakukan (Suryosubroto, 1990:18).Secara umum, tujuan pendidikan dapat dikatakan untuk membawa anak kearah tingkat kedewasaan. Artinya, membawa anak didik agar dapat mandiridalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, perananpendidik dalam hal ini sangatlah penting.

Pendidikan Anak Usia Dini, 3) Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini, 4) Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini, dan 5) Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Usia Dini. Untuk mempermudah Anda mempelajari modul ini, maka materi modul ini diorgan

Related Documents:

Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Amirul Mukminin, S.Pd, M.Kes. Kata Kunci: Persepsi Orang Tua, Pendidikan Anak Usia Dini, Motivasi Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pembinaan yang diajukan bagi anak-anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

Anak Usia Dini adalah seorang anak yang sedang mengalami porses perkembangan yang sangat pesat untuk kehidupan selanjutnya. (Yuliani Nurani, 2012) menjelaskan anak usia dini memiliki rentang usia 0-6 tahun. Usia ini memiliki ciri khas dalam perubahan tingkah laku. Anak usia dini merupakan kelompok usia anak yang berada dalam proses

Dasar-dasar Agribisnis Produksi Tanaman 53. Dasar-dasar Agribisnis Produksi Ternak 54.Dasar-dasar Agribisnis Produksi Sumberdaya Perairan 55. Dasar-dasar Mekanisme Pertanian 56. Dasar-dasar Agribisnis Hasil Pertanian 57. Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian 58. Dasar-dasar Kehutanan 59. PertanianDasar-dasar Administrasi

1. Membuat game edukasi untuk anak usia dini. 2. Game edukasi dengan empat gameplay untuk mendukung perkembangan kognitif dan bahasa pada anak usia dini. Target Audien Target audien dari pengembangan game interaktif untuk anak usia dini “e-do game ini adalah: 1. Usia : Anak Usia Dini 2. Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan 3.

pertumbuhan anak usia dini maka penyelenggaraan pendidikan anak usia dini disesuaikan dengan tahapan-tahapan perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini tersebut.2 Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidikan dan orang tua dalam proses

METODOLOGI PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI Oleh : Dra. Hj. Zulminiati M.Pd NIP: 196012251986032001 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan . Mengetahui kekurangan anak dalam perkembangan kognitif c. Menilai kompetensi yang ingin dicapai anak dalam perkembangan kognitif d. Melaporkan perkembangan anak pada orang tua

Pendidikan Anak Usia Dini diatur dalam Pasal 28 UU sisdiknas no 20 tahun 2003, bahwa pendidikan anak usia dini diberikan sejak usia 0 sampai 6 tahun. Pendidikan anak usia dini adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada arah pertumbuhan dan perkembangan fisik anak (motorik), kecerdasan, sosio emosi,

Software Development Using Agile and Scrum in Distributed Teams Youry Khmelevsky Computer Science, Okanagan College Kelowna, BC Canada Email: ykhmelevsky@okanagan.bc.ca Also Affiliated with UBC Okanagan, Canada Xitong Li Ecole des Hautes Etudes Commerciales de Paris, France Email: lix@hec.fr Stuart Madnick Sloan School of Management Massachusetts Institute of Technology Cambridge, MA USA .