KONSEP DASAR ETIKA - IKIP Siliwangi

3y ago
106 Views
6 Downloads
332.22 KB
12 Pages
Last View : 7d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Pierre Damon
Transcription

KONSEP DASAR ETIKAA. Pengertian EtikaKata etika berasal dari kata ethos(bahasa yunani) yang berarti karakter, watakkesusilaan atau adat. Sebagai suatu subjek, etika berkaitan dengan konsep yangdimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan – tindakanyang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Etika adalah refleksidari self control karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untukkepentingan kelompok itu sendiri. Etika disebut juga filsafat moral, cabang darifilsafat yang berbicara tentang tindakan manusia.Menurut para ahli, etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalampergaulan antar sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi perkembangan manusia. Etikamemberi manusia orientasi cara ia menjalani hidupnya melalui rangkaian kehidupansehari – hari. Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama denganmenentukan baik dan buruknya perilaku manusia:.1. Etika DeskriptifMendiskripsikan tingkah laku moral dalam arti luas, seperti adat kebiasaan,anggapan tentang baik dan buruk, tindakan – tindakan yang diperbolehkan. Objekpenelitiannya adalah individu – individu, kebudayaan – kebudayaan2. Etika NormatifDalam hal ini, sesorang dapat dikatakan sebagai participation approach karenayang bersangkutan telah melibatkan diri dengan mengemukakkan penilaiantentang perilaku manusia. Ia tidak netral karena berhak untuk mengatakan ataumenolak suatu etika tertentu.3. MetaetikaAwalan meta (Yunani), berarti “melebihi”, “melampaui”. Metaetika bergerakseolah – olah pada taraf lebih tinggi dari perilaku etis, yaitu pada taraf “bahasaetis” atau bahasa yang digunakan dibidang moral.

Etika selalu berhubungan dengan hal – hal baik dan buruk, antara hal – hal yangsusila dan tidak susila, ataupun antara hal – hal yang tidak boleh dilakukan. Adabeberapa mazhab dalam etika antara lain sebagai berikut:1. Egoisme, adalah tindakan taua perbuatan memberi hasil atau manfaat bagidiri sendiri untuk jangka waktu selama diperlukan atau dalam waktu yanglama. Egoisme secara praktis tampak dalam aliran berikut: hedonisme,eudaemonisme.2. Deontologisme, berpendapat bahwa baik-buruknya atau benar-salahnya suatutindakan tidak diukur berdasarkan akibat yang ditimbulkannya, tetapiberdasarkan sifat – sifat tertentu dari tindakan dan perbuatan yang dilakukan.Bentuk deontologisme ada dua, yaitu: deontologisme tindakan, deontologismeperaturan.3. Utilitarianisme, adalah jabaran dari kata latin utilis, yang berarti bermanfaat.Utilisme mengatakan bahwa ciri pengenal kesusilaan adalah manfaat suatuperbuatan. Ada dua bentuk utilitarianisme, yaitu: utilitarianisme tindakan,utilitarianisme peraturan.4. Theonom, mazhab ini berpendapat bahwa kehendak Allah merupakan ukuranbaik-buruknya suatu tindakan yang terbagi dua yaitu, teori theonom murnidan teori umum kodrat.Etika secara umum dibagi menjadi sebagai berikut:a. Etika umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar cara manusia bertindak secaraetis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moraldasar yang menjadi pegangan bagi manusiadalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etikaumum dapat dianalogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas pengertian umumdan teori-teori.b. Etika khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupanyang khusus. Penerapan ini bisa berwujud:Bagaimana saya mengambil keputusan danbertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasarioleh cara, teori atau prinsip-prinsip moral dasar, bagaimana saya menilai perilaku sayadan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh

kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis? Cara bagaimana manusiamengambil suatu keputusan atau tindakan, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.Etika khusus dibagi menjadi dua bagian:a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinyasendiri.b. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusiasebagai anggota umat manusia. Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosialtidak dapat dipisahkan satu sama lain dengan tajam karena kewajiban manusia terhadapdiri sendiri sebagai anggota umat manusia saling berkaitan.B. Selintas Sejarah Etika di YunaniUntuk pertama kalinya etika dikaji secara rasional dan berdasarkan pada ilmupengetahuan, oleh bangsa Yunani. Ahli –ahli filsafat Yunani kuno tidak banyakmemperhatikan etika, tetapi kebanyakan kajiannya mengenai alam sehingga datangSophisticians(seorang yang bijaksana). Mereka adalah golongan ahli filsafat, danmenjadi guru di beberapa negeri. Buah pikiran dan pendapat mereka berbeda-beda,tetapi tujuan mereka adalah satu, yaitu menyiapkan angkatan muda bangsa Yunani,angar menjadi nasionalis yang tidak lagi merdeka dan mengetahui kewajiban merekaterhadap tanah airnya.Tidak banyak perbedaan yang terdapat pada setiap ajaran para filsuf dalammenentukan sesuatu, baik dan buruknya. Akan tetapi, perbedaan yang terpentingadalah mengenai dorongan jiwa untuk melakukan perbaikan. Menurut ahli filsafatYunani, pendorong untuk melakukan perbuatan baik adalah pengetahuan ataukebijaksanaan.C. Antara Etika dan MoralEtika perlu dibedakan dengan moral. Ajaran moral memuat pandangan tentangnilai dan norma moral yang terdapat pada sekelompok manusia. Ajaran moralmengajarkan cara seseorang harus hidup. Ajaran moral merupakan rumusansistematik terhadap anggapan tentang hal-hal yang bernilai serta kewajiban manusia.Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai dan ajaran moral. Etika merupakan filsafat

yang merefleksi ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai 5 ciri, yaitu bersifatrasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif(tidak sekadar melaporkanpandangan moral melainkan menyelediki bagaimana pandangan moral yangsebenarnya). Paling tidak ada 3 pandangan moral yang berbeda-beda, yaitu:1. Pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya perbedaan suku, daerah danagama yang hidup berdampingan.2. Modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur dan nilai kebutuhanmasyarakat yang akibatnya menantang pandangan moral tradisional.3. Berbagi ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan, masing-masingdengan ajarannya sendiri tentang cara manusia harus hidup.D. Pendasaran Konseptual Etika dan MoralDapat dikatakan bahwa perbedaan makna antara moral, sopan, santun, dan etiketdenga etika, bila moral memiliki makna cara sesorang berperilaku sesuai dengantuntutan norma-norma atau nilai-nilai yang diakui oleh individu atau kelompok etikabergaul dengan individu atau kelompok lainnya, pada etika atau filsafat moral, selainsesorang dituntut dapat berperilaku sesuai dengan norma-norma atau nilai-nilaitertentu, juga dituntut untuk mengetahui dan memahami sistem, alasan-alasan dandasar-dasar moral serta konsep-konsepnya secara rasional guna mencapai kehidupanyang lebih baik. Dengan kata lain, dalam etika atau filsafat moral, berperilaku moralsama pentingya dengan mengetahui dan memahami alasan-alasan dan dasar-dasarnorma-norma moral.E. Tujuan Moralitas bagi ManusiaMoralitas ditentukan oleh kesesuaiannya dengan alam realitas yang beradadisekitarnya. Disinilah letak pentingnya sikap kemandirian dalam pencarian nilainilai moral. Mesipun terdapat perbedaan pandangan ahli dalam wilayah epistemologimoral yang meniscayakan perbedaan pula dalam cara mendekati dan mengarahkandirinya pada tujuan moralnya, tetapi pada prinsipnya mereka menginginkan tujuanyang sama, yaitu kebahagiaan yang sejati.

HUBUNGAN NILAI, NORMA DAN SANKSIA. Kajian Nilai dan EtikaPembahasan yang berkaitan dengan konsep nilai, sebenarnya merupakan kajianyang sangat etar secara substansial dengan persoalan etika. Oleh karena itu, kajiandalam persoalan nilai ini biasanya mempertanyakan apa yang baik dan tidak baik,atau bagaimana mesti berbuat baik serta tujuannya bernilai. Hal ini menyentuhpertanyaan dasar yang pembenaran suatu keputusan moral ketika disebut baik atautidak baik.1. Kajian tentang nilaiMembahas masalah nilai atau teori tentang nilai berarti kita membahas aksiologi.Aksiologi berasal dari bahasa Yunani axios(nilai) dan logos(teori). Encyclopediaof Philosophy menjelaskan bahwa aksiologi memiliki tiga bentuk:a. Nilai yang digunakan sebagai kata abstrak.b. Nilai sebagai kata benda konkret.c. Nilai sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, memberi nilai dan dinilai.Ada dua aliran dalam kajian nilai yaitu aliran naturalisme dan nonnaturalisme2. Kajian tentang etikaEtika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baikdalam suatu kondisi yang normatif(pelibatan norma). Untuk itu, jika etikabersinggungan dengan norma, muncullah pemikiran-pemikiran mengenai etika itusendiri.B. Nilai dan KeberadaannyaEksistensialitas nilai moral sangat terkait dengan manusia sebagai subjek moralyang bertanggung jawab, memiliki keinginan untuk mewujudkan nilai itu atas dasardesakan kesadaran dan kemauannya, serta adanya tuntutan kewajiban dari subjekmoral untuk bersedia menunaikan nilai moral itu dalam kehidupannya sekalipuntuntutan kewajiban itu ada kalanya datang dari luar diri subjek moral.Dapat pula dikatakan bahwa persoalan nilai moral tidak hanya terletak pada kawasanontologi-metaetika, atau epistemologi-metodologi, tetapi juga kawasan prescriptive-

implementative. Tegasnya, memahami nilai dan mengetahui sumber-sumber dandasar-dasarnya sama pentingnya dengan mengimplementasikan secara sadar suatunilai moral dalam perilaku senyatanya.C. Dilema Nilai MoralKendati diakui bahwa nikai-nilai moral itu pada lazimnya tumbuh danberkembang didasarkan atas norma dan aturan yang berlaku secara universalditengah-tengah masyarakat, mesti diakui bahwa dilema dan problematika moralselain tumbuh dari perkembangan internal psikis dan fisik yang tengah berlangsungpada diri anak, juga stimulus dinamika interaksi sosial anak dengan lingkungan diluardirinya. Bahkan, untuk yang terakhir ini, pada masa tertentu, lebih mendominasipenumbuhkembangan nilai-nilai moral anak dan tidak jarang akan menenggelamkannilai-nilai moral yang telah dimiliki anak pada masa-masa sebelumnya, atau bentukperilaku penyimpang lainnya.Implementasi nyata penumbuhkembangan nilai-nilai moral dalam pembelajaran,menjadikan klarifikasi nilai merupakan pilihan dalam menjawab dinamika psikososial dalam diri anak. Hal ini dikarenakan model pembelajarannya yang sangatmenekankan terwujudnya kemampuan anak untuk memilah, memilih, memahami,dan bereksplorasi secara cerdas terhadap nilai-nilai moral yang berkembangdisekitarnya.D. Penumbuhkembangan Nilai Moral secara RasionalUntuk melahirkan anak-anak yang mapu memilah dan memilih secara cerdasterhadap nilai-nilai moral yang terbaik untuk dirinya, pendekatan klarifikasi nilai saatini memang merupakan pilihan tepat. Hal ini dikarenakan klarifikasi nilai itu,sebagaimana diakui oleh para pencetusnya, merupakan semacam prosedur padakebebasan anak untuk menunjukkan kepentingan dirinya, tujuan dan aspirasinya,keyakinan dan sikapnya, dan indikator lain yang terkait dengan nilai.Kaitannya dengan interaksi sosial anak dengan dunia lingkungannya sebagaiproses penting dalam pembentukan perkembangan moral anak, melalui klarifikasinilai ini akan menjadikan anak didik memiliki sikap kritis dalam menghadapidinamika interaksi sosialnya.E. Nilai Dan Fungsional Etika Dan Moral

Pada dasarnya, moralitas merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalampengembangan eksistensialitas manusia itu pada prinsipnya adalah moralitas. Dariprespektif ini dapat dikatakan pula bahwa moralitas merupakan inti darieksistensialitas manusia.Kemestian mengikuti nilai moral dalam setiap aktivitas pembelajaran di sekolah,apalagi dalam setiap materi pelajaran, memang bukan sesuatu yang baru, tetapisayangnya fenomena pembelajaran disekolah, pada materi-materi pelajaran tertentujustru enggan mengikutsertakan nilai-nilai moral yang mesti disampaikan melaluimateri pelajaran tersebut.F. Nilai, Moral dan SanksiPerbuatan merupakan objek etika, hal yang masih perlu diperhatikan untukselanjutnya adalah perbuatan yang dapat dan boleh dihubungkan dengan nilai etis.Perbuatan yang dapat ditinjau dari sudut suasana batin subjeknya terdiri atas duamacam.1. Perbuatan oleh diri sendiri: tindakan yang dilakukan diri sendiri dalam situasibebas. Perbuatan ini debagi dua:a. Perbuatan sadar, yaitu tindakan yang benar-benar dikehendaki oleh pelakunya,yaitu tindakan yang telah dipilihnya berdasarkan kemauan sendiri, yaitukemauan bebasnya. Jadi, suatu tindakan yang dilakukan tanpa tekanan atauancaman dari manapun.b. Perbuatan tak sadar, yaitu tindakan yang tejadi begitu saja diluar kontrolsukmanya. Namun, bukanpula terjadi karena tekanan atau paksaan. Perbuatantak sadar ini bisa terjadi pada suatu waktu: (1) subjek dalam keadaan sadar,maka perbuatan tersebut dinamakan gerak refleks; (2) subjek dalam keadaantidak sadar, misalnya dalam mimpi, sakit dan sebagainya.2. Perbuatan oleh orang lain: tindakan yang dilakukan karena pengaruh orang lain.Adapun perbuatan yang terjadi akibat pengaruh orang luar atau orang lain,mempunyai corak yang berlainan. Pengaruh ini dilancarkan berhubung adanyaberbagai alasan yang dianggap perlu oleh pihak yang memengaruhinya. Kuatlemahnya alasan menentukan bentuk pengaruh yang dilancarkan. Pengaruh inibisa berupa saran, anjuran, nasihat, tekanan, paksaan, peringatan dan ancaman.

NILAI DALAM KODE ETIK PROFESIA. Eksistensialitas Nilai dalam KehidupanPada dasarnya moralitas merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalampengembangan eksistensialitas manusia, bahkan tidak berlebihan untuk dikatakan bahwaeksistensialitas manusia itu pada prinsipnya adalah moralitas. Dan perspektif ini, dapatdikatakan pula moralitas merupakan inti dari eksistensialitas manusia.Pembelajaran materi apapun dalam pendidikan mesti mengikutsertakan nilai-nilai moraldisamping pengetahuan yang akan diberikan. Bahkan yang paling utama dalam keberhasilanpendidikan apabila melibatkan moalitas sebagai kunci keberhasilannya. Sebaliknya, apabiladalam pembelajaran tidak dilibatkan unsur-unsur etika dan moralitas, yang terjadi adalahkegagalan dalam pembelajaran pendidikan dalam arti umum.Dengan demikian eksistensialitas nilai moral sangat terkait dengan manusia sebagaisubjek moral yang bertanggung jawab, memiliki keinginan untuk mewujudkan nilai itu atasdasar desakan kesadaran dan kemauannya. Selain itu, ada tuntutan kewajiban dari subjekmoral untuk bersedia menunaikan nilai moral itu dalam kehidupannya sekalipun tuntutankewajiban tersebut datang dari luar subjek moral.B. Problem Moral dan Profesi ManusiaDalam kehidupan masyarakat, banyak aspek penting dari masyarakat tergantung padafungsinya profesi-profesi yang baik. Kegiatan pengembangan dan penerapan ilmudilaksanakan dalam suatu konteks profesional. Profesi-profesi dalam sistem sosial,okopasi(pekerjaan) menempati kedudukan yang sangat strategis.Terhadap profesi-profesi yang terdapat dalam masyarakat dapat terjadi kemerosotandalam kegiatan dari para pengemban profesi itu, sebagai akibat dari dilanggarnya etika dankode etik profesi oleh sebagian pengemban profesi itu.C. Pengertian ProfesiBelum ada kata sepakat mengenai pengertian profesi karena tidak ada standarpekerjaan/tugas yang bagaimanakah yang bisa dikatakan sebagai profesi. Ada yangmengatakan profesi adalh jabatan seseorang walaupun profesi itu tidak bersifat komersial.Secara tradisional, ada empat profesi yang sudah dikenal yaitu kedokteran, hukum,pendidikan dan kependetaan.

1. ProfesionalismeProfesionalisme dipahami sebagai suatu kualitas yang wajib dimiliki oleh setiapeksekutif yang baik. Ciri-ciri profesionalisme adalah orang yang memenuhi kriteria:a. Memiliki keterampilan yang tinggi dalam suatu bidang.b. Memiliki ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis sesuatu.c. Memiliki sikap nerorientasi kedepan.d. Memiliki sikap mandiri bedasarkan keyakinan dan kemampuan pribadi.2. Ciri khas profesiMenurut artikel dalam International Encyclopedia Of Education, ada 10 ciri khassuatu profesi, yaitu:a. Bidang pekerjaan yang terorganisasi dari jenis intelektual yang terusberkembang dan diperluas.b. Tekhnik intelektual.c. Penerapan praktis dari tekhnik intelektual pada urusan praktisd. Periode panjang untuk pelatihan dan sertifikasi.e. Beberapa standar pernyataan tentang etika yang dapat diselenggarakan.f. Kemampuan untuk kepempinan pada profesi sendiri.g. Asosiasi dari anggota profesi yang menjadi suatu kelompok yang erat dengankualitas komunikasi yang tinggi antaranggotanya.h. Pengakuan sebagai profesi.i. Perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung jawab daripekerjaan profesi.j. Hubungan yang erat dengan profesi lain.3. Tujuan kode etik profesiAdapun tujuan pokok dari rumusan etika yang dituangkan dalam kode etik profesiadalah sebagai berikut:1. Standar-standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadapklien, institusi dan masyarakat pada umumnya2. Standar-standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yangharus mereka perbuat saat mereka menghadapi dilema-dilema etika dalampekerjaan.

3. Standar-standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan fungsiprofesi dalam masyarakat melawan perbuatan jahat dari anggota-anggota tertentu.4. Standar-standar etika mencerminkan/membayangkan pengharapan moral-moraldari komunitas. Dengan demikian, standar-standar etika menjamin bahwa paraanggota profesi akan menaati kitab UU (kode etik) profesi dalam pelayanannya.5. Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritasatau kejujuran dari tenaga ahli profesi.6. Kode etik profesi tidak sama dengan hukum (atau undang-undang). Seorang ahliprofesi yang melanggar kode etik profesi akan menerima sanksi atau denda dariinduk organisasi profesinya.D. Dinamika Perkembangan Kode EtikEtika akan memberikan semacam batasan ataupun standar yang akan mengaturpergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Etika adalah refleksi ”self control”karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompoksosial(profesi) itu sendiri. Kelompok profesional merupakan kelempok yang berkeahliandan berkemahiran yang diperoleh dari proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitasdan berstandar tinggi. Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan darimasyarakat, bila mana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untukmemerhatikan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesipada masyarakat yang memerlukannya.E. Profesionalisme Sebuah TuntutanAda beberapa karakteristik kompetensi: motif, sikap, konsep diri(attitude, nilai-nilaiatau imaginasi diri), pengetahuan dan keterampilan.1. Keterampilan melaksanakan tugas individu dengan evisien(task skill)2. Kemampuan mengelola beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaannya (taskmanagement skill)3. Keterampilan merespon dengan efektif hal-hal yang bukan pekerjaan rutin dankerusakan (contigency management skill)4. Keterampilan menghadapi tanggung jawab dan tuntutan lingkungan termasuk bekerjadengan orang lain dan bekerja dalam kelompok (job/role environment skill).F. Profesi, Kode Etik dan Profesionalisme

a. Tiga ciri utama profesi1. Mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi2. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikana3. Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.b. Tiga ciri tambahan profesi1. Adanya proses lisensi atau sertifikat2. Adanya organisasi3. Otonomi dalam pekerjaannya.c. Tiga fungsi dari kode etik profesi1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitasyang digariskan2. Merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atau profesi yang bersangkutan3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etikadalam keanggotaan profesi.G. Profesionalisme KerjaBagi seorang yang berbakat dan terampil, proses yang akan dijalani akan berjalanlan

Etika secara umum dibagi menjadi sebagai berikut: a. Etika umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar cara manusia bertindak secara etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moraldasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika

Related Documents:

Etika Bisnis Etika Etika Umum Etika Khusus Etika Individual Etika Sosial Etika Lingkungan Hidup Etika terhadap sesama Etika Keluarga Etika Politik Etika Profesi . Keraf, A. Sonny. 1998. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius 2. Muslich. 1998. Etika Bisnis, Pendeka

Dasar-dasar Agribisnis Produksi Tanaman 53. Dasar-dasar Agribisnis Produksi Ternak 54.Dasar-dasar Agribisnis Produksi Sumberdaya Perairan 55. Dasar-dasar Mekanisme Pertanian 56. Dasar-dasar Agribisnis Hasil Pertanian 57. Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian 58. Dasar-dasar Kehutanan 59. PertanianDasar-dasar Administrasi

Jadi, filsafat etika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari tingkah laku manusia yang baik dan buruk. Dasar filsafat etika yaitu etika individual sendiri. Menurut hukum etika, suatu perbuatan itu dinilai dari 3 tingkat, yaitu : a. Tingkat pertama: semasa belum lahir menjadi perbuatan, yakni berupa rencana dalam hati atau niat. b.

etika politik, Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa dan negara Re-publik Indonesia, nilai-nilai Pancasila seba-gai sumber etika, dan tulisan akan diakhiri dengan pelaksanaan etika politik Pancasila. Pengertian Etika, Nilai, Moral, dan N. orma 1. Etika. Etika secara etimologi berasal dari kata Yu-nani . ethos. yang berarti watak .

1 Franz Magnis Suseno, Etika Dasar -Masalah masalah Pokok Filsafat Moral, (Yogyakarta: Kanisius, 1987), 20. 2 Franz Magnis Suseno, Etika sosial, (Jakarta: Gramedia, 1989), 6-7. 3 Franz Magnis, Etika Dasar, 13-14. 4 Mohammad A. Shomali, Relativisme Etika –Menyisir perdebatan hangat dan memetik wawasan baru tentang

Dasar-dasar Komunikasi Agar etika komunikasi dapat diterapkan dengan baik maka harus mengetahui dasar-dasar etika itu sendiri, maka dapat dirumuskan dasar-dasar etika komunikasi dalam suasana komunikasi interpersonal yang sekaligus akan menjadi pedoman dalam penelitian ini: a. Sopan dan ramah kepada siapa saja

1. Mampu menjelaskan teori dasar matematika, teori dasar matematika terapan, konsep dasar algoritma dan pemrograman serta konsep dasar statistika (C3). 2. Mampu menerapkan teori dasar matematika, teori dasar matematika terapan, konsep dasar algoritma dan pemrograman serta kons

Animal Food Nutrition Science Public Health Sports & Exercise Healthcare Medical 2.3 Separate, speciality specific listings providing examples of the detailed areas of knowledge and application for each of the five new core competencies required by Registered Nutritionist within these specialist areas have been created and are listed later in this document under the relevant headings. 2.4 All .