ETIKA BISNIS Modul 5 PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS

3y ago
94 Views
21 Downloads
99.53 KB
21 Pages
Last View : 5d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Harley Spears
Transcription

ETIKA BISNISModul 5PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS

Prinsip-prinsip Etika Profesi Dalam tuntutan professional sangat erathubungannya dengan suatu kode etik untuk masingmasing profesi. Kode Etik itu berhubungan denganprinsip etika tertentu yang berlaku untuk suatu profesiPrinsip-prinsip etika pada umumnya berlaku bagisemua orang, serta berlaku pula bagi kaumprofesional.

Adapun prinsip-prinsip etikaprofesi adalah : 1. Prinsip tanggung-jawabadalah salah satu prinsip pokok bagi kaum profesional,karena orang yang profesional sudah dengansendirinya berarti bertanggung-jawab atas profesi yangdimilikinya. Dalam melaksanakan tugasnya dia akanbertanggung-jawab dan akan melakukan pekerjaandengan sebaik mungkin dengan standar di atas ratarata, dengan hasil maksimal serta mutu yang terbaik. 2.Prinsip Keadilanyaitu prinsip yang menuntut orang yang profesionalagar dalam melaksanakan profesinya tidak akanmerugikan hak dan kepentinganpihak tertentu,khususnya orang-orang yang dilayani dalam kaitannyadenganprofesi yang dimilikinya.

3. Prinsip Otonomiyaitu prinsip yang dituntut oleh kalangan profesionalterhadap dunia luar agar mereka diberikan kebebasansepenuhnya dalam menjalankan profesinya.Sebenarnya hal ini merupakan konskewensi darihakekat profesi itu sendiri karena hanya mereka yangprofesional ahli dan terampil dalam bidang profesinya,tidak boleh ada pihak luar yang ikut campur tangandalam pelaksanaan profesi tersebut. 4. Prinsip Integritas moralyaitu prinsip yang berdasarkan pada hakekat dan ciriciri profesi di atas, terlihat jelas bahwa orang yangprofesional adalah orang yang juga mempunyaiintegritas pribadi atau moral yang tinggi. Oleh karenaitu mereka mempunyai komitmen pribadi untukmenjaga keluhuran profesinya,nama baiknya, dan jugakepentingan orang lain maupun masyarakat luas

Bisnis sebagai profesi yang Luhur Pada dewasa ini bisnis sudah dianggap sebagai suatuprofesi. Bahkan bisnis seakan-akan menjadi sebutanprofesi, tetapi sekaligus juga menyebabkan pengertianprofesi menadi suatu bahasa yang rancu ataukehilangan pengertian dasarnya Itu terutama karenabisnis modern mensyaratkan dan menuntut para pelakubisnis untuk menjadi orang yang profesional. Pada persaingan di dunia bisnis yang ketat saat ini,menuntut dan menyadarkan para pelaku bisnis untukmenjadi orang yang profesional.

Sehingga profesionalisme menjadi suatu keharusan dalammelakukan bisnis. Hanya saja sering kali sikap profesionaldan profesionalisme yang dimaksukan dalam dunia bisnishanya terbatas pada kemampuan teknis menyangkutkeahlian dan ketrampilan yang terkait dengan bisnis seperti:manajemen, produksi, pemasaran,keuangan, personalia danseterusnya. Hal ini terutama dikaitkan dengan prinsip efisiensi demimendatangkan keuntungan yang maksimal. Yang seringdiabaikan dan dilupakan adalah profesionalisme dan sikapprofesional, juga mengandung pengertian komitmen pribadidan moral pada profesi tersebut dan pada kepentingan pihakpihak yang saling terkait. Orang yang profesional selaluberarti orang yang memiliki komitmen pribadi yang tinggi,yang serius menjalankan pekerjaannya, yang bertanggungjawab atas pekerjaannya agar tidak sampai merugikan pihaklainnya. Orang yang profesional adalah orang yangmenjalankan pekerjaannya secara tuntas dengan hasil danmutu yangsangat baik karena komitmen dan tanggung jawabmoral pribadinya.

Itu sebabnya mengapa bisnis, hampir tidak pernah atau belumdianggap sebagai suatu profesi yang luhur. Bahkan sebaliknyaseakan ada jurang yangmemisahkan dunia bisnis denganetika. Tentu saja ini terutama disebabkan oleh suatu pekerjaankotor, tipu menipu, penuh kecurangan dan etika buruk.Bahkan tidak hanya masyarakat, melainkan sering orangbisnis menganggap dirinya bahwa memang pekerjaannyaadalah tipu menipu, curang, membohongi oranglain dansebagainya. Sehingga tidak heran bisnis mendapat predikatjelek,sebagai kerjanya orang-orang kotor.Kesan dan sikapmasyarakat tentang bisnis serta bisnis sendiri, sepertiitudisebabkan olah ulah orang-orang atau lebih tepatnyabeberapa orang bisnis yangmemperlihakan citra yang begitunegatif di masyarakat. Beberapa orang bisnis yang hanyaingin mengejar keuntungan dengan menawarkan barang danjasa dengan mutu rendah, yang tidak memperdulikanpelayanan terhadapkonsumennya bahkan tidak menghiraukankeluhan konsumennya yang tidak sesuai dengan iklan ataupunjanji terhadap barang atau jasa yang ditawarkannya.Sehinggahal ini membuat citra negative bagi bisnis tersebut.

Berdasarkan pengertian profesi yang menekankan keahlian danketrampilan yang tinggi serta komitmen moral yang mendalam,maka jelas kiranya bahwa pekerjaan yang kotor tidak akandisebut sebagai profesi. Oleh karenanya bisnis itu bukanlahmerupakan profesi, jika bisnis dianggap sebagai sebagaipekerjaan kotor, kendati istilah profesi, profesional, danprofesionalisme sering diucapkan dalan kaitan kegiatan bisnis. Dipihak lain tidak dapat disangkal bahwa ada hanya pebisnis danjuga perusahaan yang sangat menghayati pekerjaan dankegiatan bisnisnya sebagi sebuah profesi dalam pengertiannyasebagaimana kita ketahui bersama. Mereka tidak hanya memilikikeahlian dan ketrampilan yang tinggi tetapi punya komitmenmoral yang mendalam. Oleh karena itu bukan tidak mungkinbahwa bisnis pun dapat menjadi sebuah profesi dalampengertiannya yang sebenar-benarnya bahkan menjadi sebuahprofesi yang luhur. Untuk melihat tepat tidaknya kata profesidipakai juga untuk dunia bisnis dan untuk melihat apakah bisnisdapat menjadi profesi yang luhur, mari kita tinjau dua pandangandan penghayatan yang berbeda mengenai pekerjaan dankegiatan bisnis yang dianut oleh para pelaku bisnis.

1.Pandangan Praktris – Realisitis Pandangan ini melihat bisnis sebagai suatu kegiatan di antaramanusia yang menyangkut memproduksi, menjual danmembeli barang dan jasa untuk mendapatkankeuntungan.Dalam pandangan ini ditegaskan bahwa secarajelas tujuan utama bisnis adalah mencari keuntungan. Bisnisadalah suatu kegiatan profit making. Dasar pemikirannyaadalah orang yang terjun ke dalam dunia bisnis tidak punyakeinginan dan tujuan lain ingin mendapatkan keuntungan.Kegiatan bisnis adalah kegiatan ekonomis dan bukan kegaitansosial. Sehingga keuntungan tersebut untuk menunjangkegiatan bisnis, tanpa keuntungan bisnis tidak dapat berjalan.Pandangan ini dianggap sebagai pandangan ekonomi klasik(AdamSmith) dan ekonomi neo-klasik (Milton Friedman). Adam Smith berpendapat bahwa pemilik modal harus dapatkeuntungan untuk bisa merangsang menanamkan modalnyadan itu berarti tidak ada kegiatan ekonomi produktif samasekali. Pada akhirnya tidak ada pekerja yang dipekerjakan dankonsumen tidak akan mendapatkan barang kebutuhannya

Asumsi Adam SmithDalam masyarakat modern telah terjadi pembagian kerjadimana setiap orang tidak bisa lagi mengerjakan segalasesuatunya sekaligus dan bisa memenuhi kebutuhanhidupnya sendiri.Manusia modern harus memenuhikebutuhan hidupnya dengan menukarkan barang produksinyadengan barang produksi milik orang lain. Dalamperkembangan zaman ada yang berhasil mengumpulkanmodal danmemperbesar usahanya sementara yang lainnyahanya bisa menjadi pekerjaorang lain. Maka terjadi kelassosial.Kedua, bahwa semua orang tanpa kecuali mempunyaikecenderungan dasar untuk membuat kondisi hidupnyamenjadi jauh lebih baik. Dalam keadaan sosial yang telahterbagi menjadi kelas-kelas sosial, jalan terbaik untuk tetapmempertahankan modalnya dalam kegaitan produktif yangsangat berguna bagi kegiatan ekonomi nasional dan ekonomidunia termasuk kelas pekerja. Hanya dengan membuatpemilik modal menanamkan modalnya,maka banyak orangbisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

Satu-satunya secara kuantitatif melalui kegiatan produktifkeadaan modalnya- serta moral dan sosial baik, antara lainkarena punya dampak yang berguna bagi orang banyak.Karena itu secara moral tidak salah jika pelaku bisnis itumencarikeuntungan.Dalam kaitan dengan ini, tidak mengherankan bahwa MiltonFriedman mengatakan bahwa omong kosong jika bisnis tidakmencari keuntungan. Ia melihat bahwa dalam kenyataanyahanya keuntunganlah yang menjadi satu-satunya motivasiatau daya tarik bagi pelaku bisnis.Menurut Friedman, mencari keuntungan bukan hal yangjelek, karena semua orang memasuki bisnis selalu denganpunya satu motivasi dasar yaitu mencari keuntungan. Artinyakalau semua orang masuk dalam dunia bisnis dengan satumotivasi dasar untuk mencari keuntungan, maka sah dan etisjika pebisnis pun mencari keuntungan dalam bisnis

2.Pandangan Ideal Pandangan ideal ini dalam kenyataanya masih merupakansuatu hal yang ideal dalam dunia bisnis. Harus diakui bahwasebagian pandangan yang ideal pandangan ini baru dianutoleh sebagian orang yang dipengaruhi oleh idealismetertentu nilai tertentu yang dianutnya.Menurut pandangan inibisnis tidalk lain adalah suatu kegiaitan di antaramanusiayang menyangkut produksi, menjual dan membeli barangdan jasa untuk memenuhi kebutuhan masayarkat.Pandangan ini tidak menolak bahwa keuntungan adalahtujuan utama bisnis. Tapi keuntungan bisnis tidak dapatbertahan. Namun keuntungan hanya dilihat sebagaikonsekwensi logis dalamkegiatan bisnis, yaitu bahwa denganmemenuhi kebutuhan masyarakat secara baik, keuntunganakan datang dengan sendirinya. Masyarakat akan merasaterkait membeli barang dan jasa yang ditawarkan olehperusahaan yang memenuhi kebutuhan mereka denganmutu dan harga yang baik itu

Dasar pemikirannya adalah pertukaran timbal balik secara fair diantara pihak-pihak yang terlibat. Maka yang mau ditegakkandalan bisnis yang menganut pandangan ini adalah keadilankomutatif, khususnya keadilan tukar atau pertukaran dagangyang fair. Sesungguhnya pandangan ini pun bersumber dariekonomi klasiknya Adam Smith. Menurut Adam Smith, pertukaran dagang terjadi karena satuorang memproduksi lebih banyak barang tertentu sementara iasendiri mebutuhkan barang lainyang tidak dapatmemproduksinya sendiri. Jadi sesungguhnya kegiatan bisnisbisa terjadi karena keinginan untuk saling memenuhi kebutuhanhidup masing-masing. Hal itu berarti kegiaitan bisnis merupakan perwujudan hakekatsosial manusia saling membutuhkan satu denganlainnya.Dengan kata lain keuntungan bukan merupakan tujuandalam melakukan kegiatan bisnis. Walaupun menurut AdamSmith pertukaran dagang didasarkan atas kepentingan pribadimasing-masing yang secara moral baik, pertukaran dagang ataubisnis merupakan upaya saling memenuhi kebutuhan masingmasing,yang hanya akan paling mungkin dipenuhi masingmasing orang diperhatikan

Pandangan ini juga telah dihayati dan dipraktekkan dalamkegiatan bisnis oleh beberapa orang pengusaha, bahkanmenjadi etos bisnis dari perusahaanyang mereka dirikan.Sebagai contoh : Matsushita, berpendapat tujuan bisnissebenarnya bukanlah mencari keuntungan melainkanmelayani kebutuhan masyarakat, Sedangkan keuntungantidak lain hanyalah simbol kepercayaan masyarakat ataskegaitan bisnis suatu perusahaan. Hal ini berarti bahwa karena masyarakat merasa kebutuhanhidupnya dipenuhi secara baik mereka akan menyukaiproduk perusahaan tersebut yang memang dibutuhkannyatapi sekaligus juga puas dengan produk tersebut. Sehinggamereka akan tetap akan membeli produk tersebut. Dari situakan mengalir keuntungan . Dengan demikian yang pertama-tama menjadi fokusperhatian dalam bisnisnya bukanlah mencari keuntungan,melainkan apa kebutuhan masyarakat dan bagaimanamelayani kebutuhan masyarakat itu secara baik dan darisana akan mendapatkan keuntungan.

Pandangan Matsushita, sebenarnya dalam arti tertentutidak sangat idealisitis, karena lahir dari visi bisnis yangkemudian diperkuat dengan dukungan olehpengalamannya dalam mengelola bisnisnya. Ternyata perusahaan dan bisnisnya berhasil bertahanlama, tanpa perlu harus mengggunakan segala carademi mencapai keuntungan. Demikian pula pandanganseperti itu diakui dan dibuktikan kebenarannya olehpengalaman banyak perusahanan yang jugamengembangkan nilai-nilai budaya perusahaan tertentuatau etos bisnis bagi perushaan tersebut

Dengan melihat kedua pandangan yang berbeda di atas dapatditarik kesimpulan bahwa citra jelek dunia sedikit banyakdisebabkan oleh pandanganpertama sekedar bisnis mencarikeuntungan. Tentu saja, pada dirinya sendiri,sebagaimanatelah dikatakan keuntungan tidak jelek. Hanya saja sikap yangtimbul dari kesadaran bahwa bisnis hanya pada satu tujuanuntuk mencari keuntungan sangat berbeda dengan alternativelainnya. Yang terjadi adalah munculnya sikap dan perilaku yangmenjurus pada menghalalkan secala cara,termasuk cara yangtidak dibenarkan siapapun hanya demi mendapatkankeuntungan. Akibatnya pelaku bisnis tersebut hidup dalamsuatu dunia yangbahkan ia sendiri sejauh sebagai manusiatidak diinginkannya. Salah satu upaya untuk membangun bisnis sebagi profesi yangluhur adalah membentuk, mendukung dan memperkuatorganiasi profesi. Melalui organisasi profesi tersebut bisnis bisadikembangkan sebagai sebuah profesidalam pengeritan yangsebenar-benarnya sebagaimana dibahas, jika bukanmenjadiprofesi yang luhur tentu saja sangat sulit untuk membentuksebuahorganisasi profesi yang mencakup semua bidang bisnis.

Pengertian Profesi & Pelaksanaan Profesi Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orangbahwa suatu hal yang berkaitan dengan bidang tertentuatau jenis pekerjaan (occupation) yang sangatdipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehinggabanyak orang yang bekerja tetapi belum tentudikatakan memiliki profesi yang sesuai. Tetapi dengankeahlian saja yangdiperoleh dari pendidikan kejuruan,juga belum cukup untuk menyatakan suatupekerjaandapat disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teorisistematis yangmendasari praktek pelaksaan, danpenguasaan teknik intelektual yangmerupakanhubungan antara teori dan penerapandalam praktek. Adapun hal yang perlu diperhatikan olehpara pelaksana profesi.

1.Etika Profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukanseseorang sangatlahperlu untuk menjaga profesidikalangan masyarakat atau terhadap konsumen(klienatau objek). Dengan kata lain orientasi utama profesiadalah untukkepentingan masyara

etika. Tentu saja ini terutama disebabkan oleh suatu pekerjaan kotor, tipu menipu, penuh kecurangan dan etika buruk. Bahkan tidak hanya masyarakat, melainkan sering orang bisnis menganggap dirinya bahwa memang pekerjaannya adalah tipu menipu, curang, membohongi oranglain dan sebagainya. Sehingga tidak heran bisnis mendapat predikat

Related Documents:

Etika Bisnis Etika Etika Umum Etika Khusus Etika Individual Etika Sosial Etika Lingkungan Hidup Etika terhadap sesama Etika Keluarga Etika Politik Etika Profesi . Keraf, A. Sonny. 1998. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius 2. Muslich. 1998. Etika Bisnis, Pendeka

I.3. PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS DAN ETIKA KERJA Merupakan prinsip-prinsip dasar yang dianut sebagai acuan bagi: (i) Perusahaan, dalam melaksanakan kegiatan usahanya, termasuk dalam berinteraksi dengan pemangku kepentingan; dan (ii) Perorangan, yang termasuk etika hubungan antar Individu Perusahaan secara umum.

1. Etika Bisnis, DR. A. Sonny Keraf (1998), penerbit Kanisius 2. Pengantar Etika .Bisnis, K. Bertens (2000) Penerbit Kanisius 3. Etika Bisnis, Manuel G. Velasquez, (2005), Penerbit Andi 1. Tugas mandiri 2. UTS 3. UAS 4. Keaktifan mahasiswa Dapat memahami dan memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip etika bisnis dalam organisasi usaha.

Apa saja prinsip-prinsip etika bisnis? 4. Apa yang dimaksud dengan etika bisnis? Hal Yang Didiskusikan: 1. Identifikasi pelanggaran Etika Perusahaan Adam Air? 1. Penyelewengan data keuangan 2. Mengabaikan keselamata

Mewajibkan semua pelaku bisnis untuk mencegah tindakan-tindakan tidak etis, seperti penyuapan, pencucian uang, korupsi, dan praktik-praktik tidk etis lainnya. 2. Prinsip etika bisnis menurut Sonny Keraf (1998) a. Prinsip otonomi Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan dan tanggung jawab. b. Prinsip kejujuran

PRINSIP ETIKA BISNIS (Sonny Keraf, 1998) Bertens (2013), mengemukakan bahwa etika bisnis harus berdasarkan 3 sudut pandang berikut. Ekonomi, yakni bisnis yang baik menghasilkan keuntungan tanpa ada pihak yang dirugikan. Hukum, bisnis yang baik tidak melanggar aturan-aturan hukum yang telah ditetapkan.

ETIKA BISNIS Pokok Bahasan: “PRINSIP-PRINSIP BERBISNIS” Pertemuan ke 3. Sonny Keraf (1998) 1. Otonomi 2. Kejujuran 3. Keadilan 4. Saling Menguntungkan (mutual benefit principle) 5. Integritas Moral Main page. Ada tujuh Prinsip yang dideklarasikan: 1. Tanggung jawab bisnis 2. Dampak ekonomi dan social bisnis

How are you currently supporting your local tourism ADVENTURE INDUSTRY RESPONDENTS: OVERVIEW businesses concerning COVID-19? Tourism boards are primarily supporting the local industry through open communication, and by providing tools, resources and information to help members weather the crisis. % Percentage of respondents . 29 ORGANIZATIONAL CONCERNS (Tourism Boards) ATTA 2020 29. Q36 .