PENERAPAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG PADA MATERI KOLOID UNTUK .

3y ago
81 Views
5 Downloads
425.83 KB
10 Pages
Last View : 14d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Nadine Tse
Transcription

Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA (JIPI), 1(1): 6-15, Juni 2017ww. jurnal.unsyiah.ac.id/jipip-ISSN: 2614-0500PENERAPAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG PADA MATERI KOLOIDUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIKUci Sulfia* dan HabibatiProgram Studi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111*Corresponding Author: ucisulfia@gmail.comAbstract. Research on "Application of Cross Puzzle Media on the Material of Colloid Systems toImprove Learning Outcomes of Students Grade XI SMA Negeri 3 Banda Aceh". This study aims todetermine learning results, activities and responses of learners after studying the materials colloidsystem with the implementation of TTS media. This study used a qualitative approach and the typeof experimental research. Subjects in this study were students of class XI MIA 7 as anexperimental class and class XI MIA 6 as the control class. Data collected by observation activities,attitudes, the TTS media, the LKPD, tests and questionnaires. The instruments used wereobservation of sheet activities, attitudes, the TTS media, the LKPD and test questions as wellresponses of learners. The results showed that the classical completeness learning outcomes ofstudents in the experimental class knowledge aspect 84.37% higher than the control class that is43.75%. The average value of the activity of students in the first meeting and the second using theTTS media is 91.66% greater than the control class using the LKPD is 75.42%. Positive response oflearners to use the TTS media obtained by percentage of 92.27% is included in the excellent.Based on the results of this study concluded that the application of the TTS media the materialscolloid system can accomplish the learning outcomes of students, increases the activity of learners,and give a positive response to the learning activities.Keywords: TTS, learning outcomes, activities, colloids.PENDAHULUANMateri sistem koloid merupakan materi yang terdapat dalam pembelajaran kimiadan memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan sehari-hari. Materi yang terdapatdalam sistem koloid terdiri dari pembahasan yang bersifat konseptual. Pembelajaranmateri ini selain membutuhkan keterampilan dalam melakukan praktikum jugadiperlukannya pemahaman konsep yang lebih mendalam. Menurut Rakhmadhani dkk.(2013), materi yang dianggap sulit adalah materi sistem koloid karena terdapat sebagiankonsep yang bersifat abstrak dan sebagian konsep yang konkret karena sangat dekatdengan kehidupan sehari-hari serta terdapat istilah-istilah yang sulit dipahami. Hal inilahyang menyebabkan siswa menjadi kesulitan sehingga harus menghafal untuk memahamimateri koloid.Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan Program Pengalaman Lapangan(PPL) di SMAN 3 Banda Aceh, penyampaian materi sistem koloid hanya disampaikandengan metode eksperimen saja. Namun, tidak semua materi tentang sistem koloiddapat di lakukan praktikum karena terbatasnya waktu. Solusinya peserta didik seringsekali mencatat semua materi tentang sistem koloid. Akibatnya peserta didik hanyamemahami yang dilakukan pada praktikum sedangkan mencatat semua materi sistemkoloid akan membuat peserta didik cenderung merasa bosan dan motivasi untukmemahami materi sistem koloid menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan peserta didikmenjadi kesulitan untuk mengingat konsep.Berdasarkan hal tersebut pada proses pembelajaran masih banyak peserta didikyang belum mencapai nilai ketuntasan. Hal ini bisa dilihat dari hasil ulangan harianmateri pokok sistem koloid semester 2 tahun 2015 menunjukkan bahwa nilai ketuntasanpeserta didik dalam pembelajaran ini masih rendah yaitu hanya 48,38% yang mengalamiketuntasan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya dapatmemilih dan menerapkan media pembelajaran yang mampu meningkatkan pemahamanpeserta didik dalam pembelajaran dan membuat suasana dalam proses pembelajaranmenjadi lebih menyenangkan sehingga peserta didik dapat termotivasi dan mengingatmateri yang telah dipelajari. Menurut Aunurrahman (2009), guru harus dapat mengatasimasalah belajar siswa karena keberhasilan seorang guru adalah ketika dapat memahami6

Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA (JIPI), 1(1): 6-15, Juni 2017ww. jurnal.unsyiah.ac.id/jipip-ISSN: 2614-0500materinya dan memiliki prestasi belajar yang bagus. Dari hal tersebut dapat dipahamibahwa keberhasilan proses pembelajaran merupakan muara dari seluruh aktivitas yangdilakukan guru dan siswa. Menurut Kuo dkk. (2011), guru harus dapat memanfaatkanberbagai tugas dan media untuk memotivasi siswa sehingga siswa lebih aktif dan terciptapembelajaran efektif melalui penerapan media yang sesuai dengan kemampuan siswa.Media pembelajaran yang sesuai terhadap materi ini adalah media pembelajaranTeka-Teki Silang (TTS). Hal ini dikarenakan media pembelajaran tersebut dapatmeningkatkan motivasi peserta didik serta pemahaman peserta didik yang lebih baikdibandingkan dengan media pembelajaran lainnya, khususnya hanya untuk materi yanglebih banyak bersifat konseptual daripada algoritma. Menurut Njorege dkk. (2013), TTSdapat digunakan sebagai alternative teknik pembelajaran yang berdampak padapengembangan teori dan memotivasi para siswa untuk mengganti kebiasaan hanyamenghafalkan materi pada cara belajar mereka. Menurut Ayu dkk. (2013), pada mediaTTS, peserta didik dituntut aktif dalam proses pembelajaran agar tidak mudah bosan.Selain itu, dengan menjawab salah satu soal lalu akan memancing untuk dapatmenjawab soal lain karena terbantu satu atau lebih huruf dari jawaban sebelumnyasehingga akan lebih termotivasi dalam belajar.TTS merupakan permainan bahasa dengan cara mengisi kotak-kotak denganhuruf-huruf, sehingga membentuk kata yang dapat dibaca, baik secara vertikal maupunhorizontal. TTS ini dikembangkan dengan pertanyaan yang berisi tentang pembelajarankimia khususnya materi koloid. Penerapan media TTS dapat mengurangi rasa jenuh yangdialami peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung. Siswa sangat termotivasidengan mengggunakan media TTS yang dapat merangsang daya nalarnya untukmemahami materi, sehingga dapat mudah diingat (Wijayanti, 2010). Media TTS hanyadapat menyajikan materi yang berkarakteristik teori. Namun, media TTS tidak dapatmenyajikan materi yang berkarakteristik perhitungan. Menurut Fathonah dkk. (2013),pembelajaran kimia melalui pendekatan CTL materi zat adiktif dan psikotropika dapatmeningkatkan prestasi belajar kognitif dan afektif peserta didik pada penggunaan mediaTTS lebih tinggi dibanding media kartu. Menurut Rohmah dkk. (2014), penggunaanmodel pembelajaran TAI dengan proyek TTS pada materi koloid memberikan prestasibelajar lebih tinggi dibandingkan dengan TAI dilengkapi lembar kerja peserta didik(LKPD). Menurut Denta dkk. (2014), penggunaan model pembelajaran TGT yang disertaimedia TTS efektif meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada materi minyak bumi.Berdasarkan uraian di atas, dirumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: (1)bagaimanakah hasil belajar peserta didik dengan penerapan media TTS pada materisistem koloid di kelas XI SMA Negeri 3 Banda Aceh; (2) bagaimanakah aktivitas pesertadidik dengan penerapan media TTS pada materi sistem koloid di kelas XI SMA Negeri 3Banda Aceh; (3) bagaimanakah tanggapan peserta didik dengan penerapan media TTSpada materi sistem koloid di kelas XI SMA Negeri 3 Banda Aceh. Penelitian ini bertujuanuntuk (1) mengetahui hasil belajar peserta didik dengan penerapan media TTS padamateri sistem koloid di kelas XI SMA Negeri 3 Banda Aceh; (2) mengetahui aktivitaspeserta didik dengan penerapan media TTS pada materi sistem koloid di kelas XI SMANegeri 3 Banda Aceh; (3) mengetahui tanggapan peserta didik dengan penerapan mediaTTS pada materi sistem koloid di kelas XI SMA Negeri 3 Banda Aceh.METODEPenelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Banda Aceh. Jenis penelitian deskriptifdengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan usaha mendeskripsikansuatu gejala, peristiwa, yang terjadi saat sekarang. Subjek pada penelitian ini adalahpeserta didik kelas XI MIA 7 yang berjumlah 32 orang terdiri dari 17 orang wanita dan 15orang laki-laki sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 6 yang berjumlah 32 orangterdiri dari 18 orang wanita dan 14 orang laki-laki sebagai kelas kontrol yang diberiperlakuan dengan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Penentuan subjek berdasarkanteknik purposive sampling yang ditentukan berdasarkan saran atau rekomendasi dariguru kimia SMA Negeri 3 Banda Aceh yang mengajar di kelas tersebut. Selain itu,7

Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA (JIPI), 1(1): 6-15, Juni 2017ww. jurnal.unsyiah.ac.id/jipip-ISSN: 2614-0500peserta didik pada kelas XI MIA 6 dan kelas XI MIA 7 memiliki minat belajar dan aktivitasyang lebih rendah dibandingkan kelas lain sehingga cocok dijadikan sebagai sampelpenelitian. Data tentang aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran denganmenerapkan media TTS diperoleh melalui observasi. Observasi peserta didik selamaproses pembelajaran diperoleh data yang dilakukan oleh observer. Sikap yang dinilaiterdiri atas jujur, kerjasama, tanggung jawab, dan hormat pada guru. Hasil belajarpeserta didik dilihat dari aspek pengetahuan dan pemahaman peserta didik pada materisistem koloid melalui pretest dan posttest. Tanggapan peserta didik kelas XI MIA 7sebagai kelas eksperimen terhadap penerapan media TTS pada materi sistem koloiddapat diketahui dengan mengggunakan angket. Sebelum instrumen penelitiandigunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil data yangdiperoleh digunakan rumus excel sehingga didapatkan soal yang valid dan tingkatreliabilitas. Validitas merupakan salah satu ukuran yang digunakan dalam membuktikantingkat valid atau kesalihan instrument. Suatu instrumen yang valid bila memilikivaliditas tinggi, sedangkan yang rendah kurang valid.HASIL DAN PEMBAHASANAktifitas Peserta DidikAktifitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung diperoleh denganmenggunakan lembar observasi aktifitas peserta didik yang dinilai oleh observer padasetiap pertemuan. Pada pertemuan pertama peserta didik dibagi ke dalam 6 kelompokdan berdiskusi dalam mengerjakan media TTS. Peserta didik sangat memperhatikan guruketika mengarahkan petunjuk menggunakan media TTS maupun ketika gurumenjelaskan tentang sistem koloid. Sebagian besar peserta didik sangat antusias dalammenjawab soal pada media TTS. Peserta didik saling kerjasama mencari jawaban dengantepat dan membaca rujukan buku lainnya untuk menambah wawasan tentang materisistem koloid. Pada aktifitas peserta didik, kepedulian antara sesama teman terlihat jugaketika sedang kesulitan dalam menjawab atau mencari jawaban yang tepat sehinggapeserta didik dapat bertukar pendapat dalam berdiskusi. Menurut Rabiah dan Nurjannah(2008), media TTS dapat meningkatkan motivasi siswa dalam menjawab soal karenaterdapat unsur permainan, meningkatkan kerjsaama yang sehat antar siswa untukberfikir kritis dan kreatif, memicu siswa untuk lebih teliti dalam mengerjakan soal. Padapertemuan kedua, sebagian besar peserta didik sangat antusias dalam membacaberbagai macam rujukan buku lainnya agar dapat menjawab soal media TTS denganbenar dan tepat. Aktifitas peserta didik kelas eksperimen selama proses pembelajaranberlangsung sudah sangat baik. Hal ini terlihat dari presentase keaktifan peserta didiksetiap pertemuan selama proses pembelajaran secara berturut-turut yaitu 90,00 dan93,33%. Selanjutnya, menurut Denta dkk. (2014), media TTS dapat meningkatkankerjasama antar peserta didik, merangsang peserta didik untuk aktif berfikir sertamembantu peserta didik untuk lebih teliti dalam menjawab pertanyaan. Prosespembelajaran yang berlangsung akan lebih menyenangkan dan meningkatkan aktifitaspeserta didik sehingga memperoleh hasil belajar yang tinggi. Gaikwad dan Farida (2012)menyatakan bahwa media TTS adalah alat yang efektif untuk belajar mandiri dan dapatdigunakan sebagai strategi pembelajaran aktif. Pada kelas kontrol menunjukkan aktifitaspeserta didik selama proses pembelajaran berlangsung memiliki kategori yang baik. Padapertemuan pertama peserta didik kurang bertanya dan menyampaikan pendapat dalamdiskusi serta kurang tertarik untuk mencari solusi dalam menyelesaikan LKPD, namunpada pertemuan kedua aktifitas peserta didik semakin meningkat. Peserta didik sudahsemakin antusias berdiskusi dalam menyelesaikan LKPD. Presentase keaktifan pesertadidik setiap pertemuan di kelas kontrol secara berturut-turut yaitu 72,92 dan 77,92%.Meskipun demikian, presentase rata-rata aktifitas peserta didik pada kelas kontrol masihlebih rendah dibandingkan kelas eksperimen.8

Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA (JIPI), 1(1): 6-15, Juni 2017ww. jurnal.unsyiah.ac.id/jipip-ISSN: 2614-0500Hasil Belajar Peserta DidikHasil belajar ketuntasan peserta didik yang diperoleh dalam kelas eksperimen dankelas kontrol secara berturut-turut adalah 84,37 dan 43,75%. Pada kelas eksperimenguru menjelaskan tentang materi sistem koloid serta menggunakan media TTS untukmempermudah proses pembelajaran. Nilai pengetahuan peserta didik kelas eksperimendisajikan pada Tabel 1.Tabel 1. Nilai Pengetahuan Peserta didik Kelas erataMedia 02,90Nilai konversiSkala ,5075,0072,5076,723,07PredikatKet.B BBB B B B BBB BBBB BB BBC BBB B BB B BB k tuntastidak ntastidak tuntastidak ntasTuntastidak tuntasTuntasTuntasTuntasBerdasarkan data pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa 27 orang peserta didik tuntasdan 5 orang tidak tuntas. Persentase ketuntasan peserta didik pada kelas eksperimenyaitu sebesar 84,37% dengan perhitungan sebagai berikut:Ketuntasan (%) jumlah peserta didik yang tuntasjumlah seluruh peserta didik 100%27 100% 84,37%32Penerapan media TTS dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasilbelajar peserta didik, sehingga soal tes yang diberikan hampir seluruhnya mampudiselesaikan dengan baik dan memuaskan. Hasil penelitian Sugiharti dkk. (2013)9

Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA (JIPI), 1(1): 6-15, Juni 2017ww. jurnal.unsyiah.ac.id/jipip-ISSN: 2614-0500menunjukkan prestasi belajar peserta didik pada aspek kognitif yang diajarkan denganmenggunakan media TTS lebih tinggi dibandingkan yang menggunakan media LKS. Halini dikarenakan media TTS merupakan warna baru bagi para peserta didik, sehinggapeserta didik merasa sangat antusias dan bersemangat mengikuti pelajaran. MenurutAwan dkk. (2011), motivasi berprestasi memberikan kontribusi positif terhadap hasilbelajar. Siswa yang memiliki motivasi tinggi lebih baik secara akademis daripada siswatermotivasi rendah. Pada kelas kontrol guru menjelaskan materi sistem koloid denganmenggunakan LKPD. Berikut adalah data pengetahuan peserta didik kelas kontrol.Tabel 2. Nilai Pengetahuan Peserta didik Kelas ,952,702,50Nilai konversiskala ,7567,5062,5067,632,71PredikatKet.BCBC C BBBBBBC BBBBB BBBCCBBBBBC BBBC Tuntastidak tuntastidak tuntastidak tuntastidak tuntasTuntastidak tuntasTuntasTuntastidak tuntastidak tuntastidak tuntastidak tuntasTuntastidak tuntasTuntasTuntasTuntastidak tuntasTuntastidak tuntastidak tuntastidak tuntasTuntasTuntastidak tuntasTuntastidak tuntasTuntasTuntastidak tuntastidak tuntasBerdasarkan data pada Tabel 2 sebanyak 18 peserta didik yang tidak tuntassedangkan hanya 14 orang peserta didik yang tuntas pada materi sistem koloid atau43,75% dari keseluruhan peserta didik kelas kontrol dengan perhitungan berikut:Ketuntasan (%) jumlah peserta didik yang tuntasjumlah seluruh peserta didik 1432 100% 100% 43,75%10

Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA (JIPI), 1(1): 6-15, Juni 2017ww. jurnal.unsyiah.ac.id/jipip-ISSN: 2614-0500Nilai tertinggi dan nilai terendah peserta didik secara berturut-tutut adalah 81,25dan 50. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan LKPD pada materi sistem koloid kurangberpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik karena peserta didik lebih terfokusdengan bahan bacaan yang terdapat pada LKPD untuk menjawab pertanyaan sehinggawawasan pengetahuan tentang materi sistem koloid menjadi berkurang. Oleh sebab ituhasil jawaban soal tes peserta didik kurang memuaskan. Menurut Rohmah dkk. (2014),peserta didik yang memiliki prestasi belajar aspek kognitif tinggi juga memiliki prestasibelajar aspek afektif yang tinggi dan peserta didik yang memiliki prestasi belajar aspekkognitif yang rendah juga memiliki prestasi belajar aspek afektif rendah. Nilai akhir sikappeserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol secara berturut-turut adalah 89,26 dan80,37. Berikut ini adalah nilai akhir penilaian sikap peserta didik kelas eksperimenselama dua kali pertemuan dapat dilihat pada Tabel 3.Tabel 3. Hasil Penilaian Sikap Peserta didik Kelas )(4)(5)1AN87,503,50Sangat Baik3AA93,753,75Sangat ngat ik10HA93,753,75Sangat Baik11HN90,633,63Sangat Baik12IA96,883,88Sangat Baik13JA78,133,13Baik14KT90,633,63Sangat Baik15ME90,633,63Sangat Baik16MA87,503,50Sangat Baik17MH84,383,38Baik18MH100,004,00Sangat Baik19MI84,383,38Baik20MR90,633,63Sangat Baik21NA87,503,50Baik22NF90,633,63Sangat Baik23NZ87,503,50Baik24NA90,633,63Sangat Baik25RF93,753,75Sangat Baik(1)(2)(3)(4)(5)26RM90,633,63Sangat Baik27SA90,633,63Sangat Baik28TM81,253,25Baik11

Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA (JIPI), 1(1): 6-15, Juni 2017ww. jurnal.unsyiah.ac.id/jipip-ISSN: 2614-0500Tabel 3. Lanjutan Hasil Penilaian Sikap Peserta didik Kelas TA93,753,75Sangat Baik30TY93,753,75Sangat Baik31WA93,753,75Sangat Baik32JR93,753,75Sangat BaikJumlah2856,25114,25Rata-rata89,263,57Nilai rata-rata sikap peserta didik kelas eksperimen yaitu 89,26 dengan kategorisangat baik. Nilai tersebut menunjukkan adanya keberhasilan penggunaan media TTSpada materi sistem koloid. Nilai sikap tertinggi dan nilai terendah peserta didik kelaseksperimen yaitu 100 dan 78,13. Peserta didik pada kelas eksperimen menunjukkanantusias saling kerjasama, jujur, tanggung jawab, dan hormat pada guru.Tabel 4. Hasil Penilaian Sikap Peserta didik Kelas CA90,633,63Sangat Baik8DQ87,503,50Sangat Baik9DK87,503,50Sangat 8Sangat 50Sangat Baik19MF84,383,38Baik20MG87,503,50Sangat 3Sangat

Media pembelajaran yang sesuai terhadap materi ini adalah media pembelajaran Teka-Teki Silang (TTS). Hal ini dikarenakan media pembelajaran tersebut dapat meningkatkan motivasi peserta didik serta pemahaman peserta didik yang lebih baik dibandingkan dengan media pembelajaran lainnya, khususnya hanya untuk materi yang lebih banyak bersifat konseptual daripada algoritma. Menurut Njorege dkk .

Related Documents:

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DILENGKAPI TEKA-TEKI SILANG BERBASIS FLASH PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA KELAS XI SMA/MA Sekripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) dalam Ilmu Biologi Oleh: Apri Bayu Saputra NPM : 1211060148 Jurusan :Pendidikan Biologi Pembimbing I : Dr. Bambang Sri Anggoro, M. Pd Pembimbing II .

pada Majalah Tempo Edisi Teka Teki Wiji Thukul 2) untuk mengetahui penelusuran Jurnalis Investigasi terhadap jejak-jejak pelarian Wiji Thukul. Peneliti menggunakan teknik analisis wacana model Teun A.Van Dijk. Dengan penelitian deskriptif kualitatif peneliti lebih fokus pada analisis wacana berita mengenai Teka teki Wiji Thukul, pada Majalah Tempo yang diterbitkan pada 2013 silam. Metode .

Salah satu media pembelajaran Adobe Flash dilengkapi dengan Crossword Puzzle Digital, Crossword . teka-teki silang sebagai pembelajaran peserta didik dianggap memenuhi syarat sebagai media pendukung pembelajaran mempermudah sebagai media dalam menyampaikan isi pembelajaran. Penelitian serupa yaitu penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Magfiroh (2017) dengan memperoleh hasil validasi .

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN CD INTERAKTIF DILENGKAPI TEKA-TEKI SILANG BERBASIS FLASH PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI SEL DI KELAS XI SMA/MA Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh: Heni Permita NPM. 1311060248 Jurusan : Pendidikan Biologi

Pengembangan Media Pembelajaran CD Interaktif Materi Struktur dan Fungsi Sel dilengkapi Teka-Teki Silang Berbasis Flash . Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr. Margareta Rahayuningsih, S.Si, M.Si dan Pembimbing Pendamping Drs. Kukuh Santosa. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru biologi kelas XI di SMA Negeri 1 Bumiayu materi struktur dan .

Aplikasi ini juga dilengkapi dengan uraian materi, animasi, soal evaluasi serta permainan berupa teka-teki silang. Aplikasi ini telah divalidasi oleh validator dan dinyatakan valid dengan skor ahli materi sebesar 40 dan skor validasi ahli media sebesar 46 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Selanjutnya, skor hasil persepsi siswa terhadap aplikasi mobile learning yaitu 50,35 dan .

khusus dalam menyelesaikan masalah, serta 4) masalah teka-teki seringkali digunkan untuk rekreasi dan kesenangan sebagai alat yang bermanfaat untuk tujuan afektif dalam pembelajaran matematika. Sedangkan menurut Holmes (1995) terdapat dua kelompok masalah dalam matematika yakni masalah rutin dan masalah nonrutin.

development—year 1 (2012–13) FINAL PROJECT REPORT by Qing Shen, P.I.*; Peng Chen*; Peter Schmiedeskamp*; Alon Bassok*; Suzanne Childressy *University of Washington yPuget Sound Regional Council for Pacific Northwest Transportation Consortium (PacTrans) USDOT University Transportation Center for Federal Region 10 University of Washington More Hall 112, Box 352700 Seattle, WA 98195-2700 .