SUDAHKAH CALON GURU BIOLOGI MERENCANAKAN PEMBELAJARAN .

3y ago
21 Views
2 Downloads
819.83 KB
9 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Mia Martinelli
Transcription

Sri Anggraeni/ Sudahkah Calon Guru SUDAHKAH CALON GURU BIOLOGI MERENCANAKAN PEMBELAJARANBIOLOGI YANG SESUAI DENGAN HAKEKAT SAINS ?Sri AnggraeniJurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan IndonesiaAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan calon guru biologi dalammerencanakan pembelajaran biologi yang sesuai hakekat sains pada saat melaksanakanProgram Latihan Profesi. Sebanyak 25 RPP mahasiswa yang diambil secara randomditeliti dan dinilai dengan menggunakan pedoman penilaian kinerja guru menurutSamani, dkk, (2006) yang telah mengalami sedikit modifikasi. Hasilnya menunjukkanbahwa kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran secara struktur sudah baik namunisi masih lemah terutama dalam memilih kata kerja operasional yang mengarah padakegiatan proses sains dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Tujuan pembelajaranmasih terfokus pada penguasaan konsep. Pemilihan materi lebih bersifat teoritis, minimdalam memilih materi yang kontekstual dan contoh-contoh nyata dalam kehidupansehari-hari. Cukup pintar memilih media pembelajaran yang murah dan mudah didapat,namun masih jarang menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi. Kemudianmahasiswa juga terlihat kurang kreatif membuat atau memodifikasi media. Padaumumnya media pembelajaran yang paling banyak dipakai ialah buku atau LembarKerja Siswa non eksperimental yang berisi materi dan pertanyaan yang tertutup. Metodadan strategi pembelajaran yang dipilih pada umumnya bersifat ceramah, dominansi gurumenonjol, sedikit sekali kegiatan yang mengajak siswa merumuskan hipotesis,bereksperimen, mengumpulkan data, menganalisis, menginterpretasi data, dan menarikkesimpulan berdasarkan bukti. Penilaian umumnya masih konvensional, secara tertulisatau lisan dalam hal penguasaan konsep dengan ranah kognitif tingkat pemahaman.Dari hasil analisis rencana pembelajaran ini nampak bahwa calon guru biologi lebihmenekankan pada penguasaan fakta dan konsep biologi serta kurang terlatihmerencanakan pembelajaran biologi yang sesuai dengan hakekat sains. yaitupembelajaran mengarah pada penggunaan proses sains dan pemecahan masalah untukmenemukan konsep-konsep ilmiah.Kata kunci : rencana pembelajaran, hakekat sains.PENDAHULUANDengan adanya perubahan dari paradigma mengajar menjadi paradigma belajarmaka pembelajaran biologi di sekolah selayaknya di arahkan pada pembelajaran yangbersifat aktif, kreatif dan menyenangkan. Namun sayangnya menurut anonim1 (2001),biologi lebih banyak disuguhkan melalui pendekatan konsep atau produk yang berupahafalan. Pengajaran biologi lebih banyak bersifat informatif, hanya menekankan padapenguasaan fakta dan konsep.Pembelajaran sains yang efektif mempunyai karakteristik melibatkan siswa secaraaktif, pendekatakan kolaboratif, dan menekankan hasil/kompetensi akademik siswa. Dalampembelajaran ini peranan guru lebih sebagai fasilitator untuk keberhasilan belajar siswadari pada sebagai sumber ilmu pengetahuan (Killen, 1998). Pembelajaran sains yangefektif bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dankreatif, kebebasan dalam berfikir, membangun penguasaan konsep esensial, serta bentukbentuk dasar berfikir saintifik , membangun kepercayaan diri dalam mengajukan masalahatau pertanyaan serta menyelesaikannya atau mencari pemecahannya (Lawson, 1995).Menururt Liliasari (2005), pembelajaran sains sesungguhnya mempunyai kekuatan untukmembangun kemampuan berpikir siswa. Kemampuan merumuskan pertanyaan, berpikir analitis,sintesis, kritis dan pemecahan masalah dapat dikembangkan melalui kegiatan inkuiri sains.Kemampuan memprediksi menjadi kunci keberhasilan memecahkan masalah. Kemampuan iniB-340

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009sangat ditunjang oleh kemampuan berhipotesis dan pembuktiannya. Kemampuan berpikir analisis –sintesis atau hipotetik-deduktif akan mendorong berpikir tingkat tinggi yaitu berpikir kreatif danpengambilan keputusan pada diri siswa.Gabel (1994) menyatakan bahwa PLP merupakan kesempatan baik bagi mahasiswa calonguru untuk menerapkan apa yang telah dipelajarinya di bangku perguruan tinggi sebagai pendidikprofesional. Sedangkan menurut NSTA (2003), di tingkat perguruan tinggi selayaknya merekadipersiapkan untuk dapat menggunakan beragam strategi, aktivitas, metodologi di dalam kelas.Harapan untuk mencetak calon guru biologi yang dapat memberikan pembelajaran biologi yangefektif sesuai dengan hakekat biologi sebagai sains sangat didambakan oleh institusi ini sebagailembaga pencetak tenaga guru. Namun seberapa jauh kemajuan yang telah dicapainya, salahsatunya bisa diukur dari kinerja calon guru yang sedang melakukan praktek pelatihan profesi disekolah. Guru biologi adalah guru sains yang mempunyai karakteristik khusus yaitu ruh yangberupa hakekat sains.Praktek Latihan Profesi selama satu semester dimaksudkan untuk memberikanpembekalan kompetensi paedagogik kapada mereka. Karir guru adalahprofesi, untukmempertajam paradigma ini perlu diperkuat dengan kualitas keprofesionalan baik selamapendidikannya maupun selama perjalanan karir nya menjalani profesi guru. Penelitian ini akanmengkaji, bagaimanakah kemampuan calon guru biologi merencanakan pembelajaran biologi?.Sudahkah calon guru biologi merencanakan pembelajaran biologi yang sesuai dengan hakekatsains?. Hasil penelitian akan memberikan gambaran yang dibutuhkan untuk proses pengembanganprogram pendidikan calon guru biologi dan pengembangan Program Latihan Profesi yangdiselenggarakan oleh UPT PLP.METODE PENELITIANPenelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, yang akan mendeskripsi-kan statuskeadaan sekarang dari subjek yang diteliti (Ruseffendi, 2001, Gall & Gall, 2003). Populasipenelitian adalah seluruh mahasiswa calon guru biologi yang sedang mengikuti PLP tahun ajaran2006/2007 di Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Pertama di Bandung. Cuplikan diambil secara random sebanyak 20 % dari jumlah populasi (Ruseffendi, 2001). Untukmempertelakan kemampuan calon guru biologi dalam merencanakan pembelajaran maka ditelitiRencana pembelajaran yang mereka buat selama mengikuti program PLP. Sebanyak 25 Rencanapembelajaran dinilai sesuai kriteria dan indikator penilaian yang dibuat oleh Samani, dkk, (2006)yang telah mengalami modifikasi.Aspek yang dinilai dari RPP mahasiswa calon guru tersebut adalah kemampuanmerumuskan tujuan pembelajaran, kemampuan memilih dan mengorganisasi materi ajar,kemampuan memilih sumber belajar dan media belajar, kemampuan menyusun skenariopembelajaran, dan kemampuan merencanakan penilaian.HASIL DAN PEMBAHASANDari penelaahan RPP mahasiswa calon guru biologi yang sedang melaksanakan PraktekLatihan Profesi, didapatkan hasil kemampuan merencanakan pembelajaran biologi sebagai berikutini :Gambar 1. Kemampuan merencanakan pembelajaran Biologi yang dinilai dari RPP mahasiswa calon gurubiologi dengan menggunakan lembar penilian dari Samani dkk (2006) dengan modifikasi(dengan skala penilaian max 4 (axis), indikator penilaian (absis)).1. Kemampuan Merumuskan Tujuan PembelajaranKomponen kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran diteliti berdasarkan kriteriakejelasan rumusan, kelengkapan cakupan, dan kesesuaian dengan kompetensi dasar. Untukkejelasan rumusan TPK atau indicator tidak memperlihatkan penafsiran ganda dan menggunakanB-341

Sri Anggraeni/ Sudahkah Calon Guru istilah yang jelas. Kemudian mengenai kelengkapan cakupan rumusan ditafsirkan bahwa TPKminimalnya mengandung komponen peserta didik (boleh tersirat), perilaku hasil belajar (dalambentuk kata kerja operasional), mengandung substansi materi. Untuk komponen kesesuaian dengankompetensi dasar mengandung arti bahwa TPK dijabarkan dari kompetensi dasar misalnyaketepatan milih kata kerja operasional dan materi. Dikaji juga kesesuaian TPK dengan hakekatsains dalam hal ini diterjemahkan dengan kegiatan yang mencerminkn proses dalam sains.Hasilnya bisa dilihat bahwa rata-rata kemampuan mahasiswa calon guru dalam merumuskanTujuan pembelajaran biologi adalah seperti tertera dalam gambar 2.indikatorskalaGambar 2. Kemampuan calon guru merumuskan TPK pembelajaran biologi pada saat PLPDari data tersebut dapat dinyatakan bahwa mahasiswa calon guru biologi sudah cukupmampu merumuskan TPK jika dilihat dari strukturnya namun jika dilihat dari isi, TPK yang dibuatmasih lemah memuat kegiatan belajar yang mengarah pada proses sains dan keterampilan berpikirtingkat tinggi. Jika dikaji dari kata kerja operasional dalam tujuan pembelajarannya maka fokusnyamasih pada penguasaan konsep (domain kognitif C1 dan C2) paling banyak adalah kata operasionalmenjelaskan sebanyak 31%, (lihat Gambar 2.) sedangkan domain psikomotor dan keterampilanproses sains ( 9,26 %), dan afektif tidak ada (0%). Di antara calon guru biologi tersebut tidak adayang mencantumkan sikap dalam tujuan pembelajarannya padahal di antara beberapa RPP adayang mencantumkan jenis penilaian sikap.Gambar 3.Pemilihan kata kerja operasional dalam RPP mahasiswa calon gurubiologi pada saat PLP. Ang berwana putih kelompok keterampilanproses sains.Sedikit sekali tujuan pembelajaran yang mengarah kepada keterampilan proses sainsbahkan untuk berpikir tingkat tinggi tidak terdapat sama sekali. Hal ini sesuai dengan pendapatTrowbridge et al (1973) bahwa sedikit sekali guru yang merealisasikan kerja ilmiah ke dalamtujuan pembelajarannya. Hal ini mungkin kemampuan calon guru dalam menjabarkan kompetensidasar masih sangat lemah atau mungkin kompetensi dasar itu sendiri yang kurang mampumengkomunikasikan tuntutan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan hakekat sains.Mahasiswa tidak terbiasa memasukkan kata kerja operasional yang bersifat active learning,kerja ilmiah atau keterampilan proses sains seperti kemampuan mengajukan/ merumuskan masalah,merumuskan hipotesis, mengamati, menganalisis informasi/data, memecahkan masalah,B-342

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009mengambil keputusan, mengemukakan pendapat/gagasan, mengajukan pertanyaan. Padahal semuaitu kadang-kadang nampak terrekam dalam kegiatan pembelajarannya. Jadi TPK yang dibuatnampak tidak koheren dan memberi kontribusi dalam pembelajaran atau sepertinya mahasiswacalon guru kurang mengenal kata-kata operasional seperti itu, atau kurang terlatih untukmerumuskan dan menyusun perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan hakekat sains.Kemungkinan lain adalah Rancangan Perencanaan Pembelajaran ini digunakan guru sebagaidokumen pelengkap tidak digunakan dengan sesungguhnya, tidak menjadi patokan atau acuan yangbenar-benar menjadi pemandu dalam pelaksanaan pembelajaran.Calon guru mungkin tidak menganggap penting merumuskan tujuan pembelajaran padahalseharusnya berawal dari TPK langkah pengembangan RPP dilakukan. Seperti yang dikatakan Uno(1999), ketika seorang guru merencanakan pembelajarannya maka ada beberapa pertanyaan yangharus dijawabnya dalam hal merumuskan tujuan belajar, yaitu apa yang seharusnya diketahui,disikapi, dan di lakukan (kinerja) siswa, di bawah kondisi apa siswa dapat memperlihatkankemampuan tersebut, bagaimana caranya agar siswa dapat mencapai kriteria yang telah gurutetapkan. Menurut Trowbridge et al (1973) membuat tujuan pembelajaran yang baik sangat pentingdalam pembelajaran sains. Tanpa TPK pembelajaran akan menjadi tidak terarah, membingungkandan membuat frustasi bagi guru dan tidak efektif bagi siswa.Dari hasil analisis tujuan pembelajaran ini nampak bahwa calon guru biologi lebihmenekankan pada penguasaan fakta dan konsep biologi serta kurang terlatih merencanakanpembelajaran biologi yang sesuai dengan hakekat sains. yaitu pembelajaran mengarah padapenggunaan proses sains dan pemecahan masalah untuk mendapatkan konsep-konsep ilmiah.2. Kemampuan Memilih dan Mengorganisasikan MateriDalam kemampuan memilih materi di dalam rancangan perencanaan pembelajarantergambar dalam grafik berikut ini :indikatorskalaGambar 4. Kemampuan memilih dan mengorganisasi materi.Kemampuan calon guru biologi pada umumnya dalam memilih materi berdasarkan tujuanpembelajaran atau kompetensi dasar sudah cukup baik namun masih jauh dari sempurna. Dalam halini keterampilan menjabarkan kompetensi dasar menjadi materi pembelajaran masih kurang,misalnya dalam menjabarkan keterkaitan komponen ekosistem dalam aliran energi dan siklusbiogeokimia, mereka masih memasukkan suksesi, bioma dan lain-lain. Kemudian pemilihan materipada umumnya masih terfokus pada konsep dan prinsip tidak ada satupun yang memasukkanproses sains dan sikap sebagai materi pembelajaran karena itu jangan heran jika TPK mereka tidakmemuat hal tersebut.Mahasiswa calon guru biologi masih lemah sekali dalam memperhatikan keragamanpeserta didik, padahal menurut Trowbridge, et al (1973) setiap peserta didik mempunyaikekhususan masing-masing (special), mempunyai gaya belajar yang berbeda dan latar belakangyang tidak sama. Pada umumnya mahasiswa calon guru biologi tidak peduli dengan siswa yangcepat atau lambat, yang mempunyai motivasi tinggi atau rendah, hal ini terlihat tidak adanyapengorganisasian materi, pemberian ilustrasi yang melayani kebutuhan siswa dalam skenarionnya.Apalagi sampai pada memikirkan pengubahan konsepsi siswa.Kemudian dalam hal pemilihan materi yang dikenal siswa sehari-hari atau penerapansehari-hari, materi yang kontekstual, prinsip kerja ilmiah, dan keterampilan dasar laboratoriumdapat dilihat gambarannya sebagai berikut :B-343

Sri Anggraeni/ Sudahkah Calon Guru skalaindikatorGambar 5. Kemampuan memilih dan mengorganisasi materi yang sesuai hakekat sains danTeknologi.Nampak materi yang bersifat kontekstual dan kerja ilmiah paling rendah porsinya dalampemilihan materi. Materi yang bersifat kontekstual adalah materi yang merujuk pada tuntutansituasi dan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki manfaat (nilai fungsional) bagikehidupan sehari-hari siswa. Sedangkan yang dimaksud dengan penerapan prinsip kerja imiahadalah pengamatan, penyusunan hipotesis, perencanaan dan pelaksanaan perconbaan, analisis data,penarikan kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil percobaan. Materi-materi tersebut kurangsekali dikaji dalam kegiatan inti. Dari grafik tersebut dapat kita katakan bahwa perencanaan calonguru biologi masih kurang sesuai dengan hakekat sains. Dalam hal ini calon guru masih perlubanyak mengkaji analisis materi yang bersifat kontekstual atau lebih banyak diperkenalkan denganpembelajaran yang bersifat kontekstual ketika pembekalan di bangku kuliahnya.skala3. Kemampuan Memilih Sumber Belajar dan Media BelajarPada umumnya mahasiswa calon guru biologi sudah mampu memilih media pembelajaranyang murah dan mudah didapat, namun masih jarang menggunakan dan memanfaatkan teknologiseperti penggunaan OHP, LCD, Film, atau alat bantu lainnya. Kemudian mahasiswa juga terlihatkurang kreatif membuat atau memodifikasi media pembelajaran. Pada umumnya mediapembelajaran yang paling banyak dipakai ialah buku atau Lembar Kerja Siswa non eksperimentalyang berisi materi dan pertanyaan yang tertutup atau bersifat selected response. Pertanyaan gurupada umumnya tidak menuntut siswa untuk berpikir tingkat tinggi, yang dituju guru adalahpenguasaan konsep, dengan demikian guru kurang memfokuskan perencanaan pembelajarannyauntuk mengembangkan keterampilan berpikir atau keterampilan ilmiah siswa.Menurut Samani (2006) yang dimaksud sumber belajar ialah bisa berupa orang,perpustakaan, lingkungan. Sedangkan media merupakan bagian dari sumber belajar yang dirancangsecara khusus. Gambaran pemilihan sumber belajar atau media belajar di dalam rencanapembelajaran sebagai berikut :indikatorGambar 4. Kemampuan memilih media dan sumber belajar dalm RPP mahasiswa calonguru biologi.Dari gambar nampak bahwa calon guru biologi masih belum optimal kemampuan memilihmateri baik yang sesuai dengan materi pembeljaran maupun yang sesuai dengan karakteristikpeserta didik, padah untuk biologi banayak sekali specimen yang bisa dimanfaatkan baik yangsegar maupun yang awetan. Fenomena biologipun sangat banyak di lingkungan hanya kepandaianB-344

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009memilih dan memanfaatkannya itulah yang perlu dilatihkan.4. Kemampuan Menyusun Skenario Pembelajaran, dan Kemampuan MerencanakanPenilaian.skalaMenurut Samani dkk (2006) yang harus dilihat dalam skenario pembeljaran dan penilaianini adalah bagaimana langkah-langkah pembelajaran secara eksplisit menunjukkan adanya tahapapembukaan, kegiatan inti dan penutup. Dimana dalam langkah-langkah tersebut harus tercerminstrategi dan metode yang digunakan termasuk alokasi waktu pada setiap tahap. Sedangkan untukpenilaian yang dilihat hanya keseuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran, misalnya jikadalam TPK kata operasionalnya adalah mengamati apakah betul tidak menilai kemampuanmengamati, yang jelas tes tulis untuk mengukur penguasaan pengetahuan, tes kinerja untukmengukur penampilan dan skala sikap untuk mengukur sikap. Gambaran hasil penelaahan RPPberikut ini hasilnya:Indikator SkenarioIndikator PenilaianGambar 5. Kemampuan merencanakan skenario dan penilaian pembelajaran dalam RPPmahasiswacalon guru biologiPada umumnya calon guru biologi sudah merencanakan skenario pembelajaran yang terdirimembuka pelajaran, kegiatan inti, dan penutup (3,31). Pada perencanaan apersepsi, calon gurusudah pandai memilih hal-hal yang menarik siswa melalui usaha menampilkan gambar, ataumembawa contoh specimen asli atau tiruan, atau mendemonstrasikan suatu fenomena di depankelas. Namun pertanyaan yang diajukan seringnya bersifat pertanyaan tertutup (64%), dan bersifatselected respons hanya cukup di jawab dengan satu dua kata, dan jawabannyapun biasanya tinggalmemindahkan dari artikel atau buku yang dibaca. Padahal menurut Mayer (1970), bahwa : ” toquestions well is to teach well”, pertanyaan menentukan apa yang seharusnya dipelajari, olehkarena itu pertanyaan biasanya berhubungan dengan pengembangan kemampuan berpikir siswa.Pertanyaan biasanya merupakan dasar untuk strategi mengajar yang mengembangkan berbagaifungsi intelektual siswa.Gambar 6. Jenis pertanyaan yang dituliskan guru dalam salah satu pembelajarannya ketikaB-345

Sri Anggraeni/ Sudahkah Calon Guru PLP.Namun ada juga yang mengajukan pertanyaan produktif yang jawabannya memerlukanobservasi , seperti pertanyaan berikut ini contohnya :1) Samakah bentuk akar pada kecambah jagung dan kecambah kacang tanah ?2) Adakah perbedaan bentuk daun dari kecambah jagung dan kecambah kacang merah ?3) Ada berapa keping biji pada kecambah jagung ?4) Samakah jumlah keping biji pada jagung dengan jumlah keping biji pada kacangmerah?Pada umumnya pertanyaan produktif lebih banyak muncul pada RPP yang menggalikemampuan dasar laboratorium atau kerja ilmiah siswa suatu pembelajaran yang lebih dekatdengan hakikat sains. Sayangnya sedikit sekali calon guru yang membuat RPP seperti jenis inibahkan untuk penampilan yang primanya saja (RPP untuk ujian PLP) masih banyak yang tidakmemasukkan kerja ilmiah atau keterampilan dasar laboratorium kedalam RPPnya.Calon guru biologi yang PLP ini pada umumnya ingin mencakup materi sebanyakbanyaknya, hal ini menyebabkan mau tidak mau pilihan akan jatuh pada metoda ceramah, tanyajawab, diskusi atau paling beruntung menggunakan LKS non Eksperimen. Bila diamati lebih jauhmaka jenis pertanyaan yang dikemukakan calon guru dalam LKS pada umumnya bersifatpertanyaan yang kurang mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Dapat kita lihat contohpertanyaan yang dituliskan guru di papan tulis yang harus dijawab siswa dalam diskusikelompoknya seperti pada gambar 6. di atas. Pertanyaan pada umumnya tidak berorientasi padainkuiri atau membuat siswa berinkuiri dan mencari jawaban melalui kegiatan inkuiri,investigasiatau observasi.Biologi adalah ilmu yang termasuk dalam kelompok sains, karena itu ketika merencanakantujuan belajar, calon guru biologi hendaknya mempertimban

kerja ilmiah atau keterampilan proses sains seperti kemampuan mengajukan/ merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengamati, menganalisis informasi/data, memecahkan masalah, skala indikator . Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 B-343 mengambil .

Related Documents:

biologi, 2 guru biologi dari SMP Negeri 1 Sragen dan 3 guru biologi dari SMP Negeri 5 Sragen. Data penelitian berupa data primer yaitu pengamatan perencanaan, pelaksanaan dan review evaluasi pembelajaran dan data sekunder meliputi dokumentasi RPP yang dikembangkan oleh guru, tanggapan (Kepala

Pendidikan Indonesia, dengan diikuti oleh 26 orang peserta guru biologi SMA. Dari hasil evaluasi diperoleh hasil dan manfaat dari kegiatan pengabdian ini diantaranya adalah meningkatkan keterampilan guru-guru SMA dalam pembuatan preparat smear darah dan preparat awetan biologi sebagai media pembelajaran biologi. Kegiatan

the Gurus after Sri Guru Nanak Dev Ji are also called 2 nd-Nanak, 3 rd-Nanak 10 th-Nanak. Sri Guru Gobind Singh Ji placed the same ‘Guru Jot’ into Sri Guru Granth Sahib Ji. Sri Guru Granth Sahib Ji is our living eternal Guru. Here are some references from Sri Guru Granth Sahib Ji, that “Jot Roop God” Himself was called Sri Guru Nanak .

Sri Guru Granth Sahib (SGGS) is the most respected and sacred book of the Sikhs. It contains 5894 hymns, called Shabads, composed in 18 ragas (musical patterns). Out of these 5894 hymns, 976 are by Guru Nanak; 61 by Guru Angad; 907 by Guru AmarDas; 679 by Guru RamDas; 2216 by Guru Arjan; 118 by Guru Tegh Bahadur; and 937 by the 15bhagats and bards.

Susunan Tim Penyusun Buku Pedoman Praktek Kerja Lapangan Departemen Biologi Program Studi S-1 Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga 2012 Penanggungjawab : Ketua Departemen Biologi Ketua : Ketua Program Studi S-1 Biologi Anggota : 1. Dr. Alfiah Hayati 2. Dr. Hamidah 3. Drs. Noer Moehammadi, M.Kes. 4. Drs. Agus Supriyanto, M.Kes.

1.12 Merancang eksperimen biologi untuk keperluan pembelajaran atau penelitian . Indiktor Esensial : 1.1.1. Memahami hakikat biologi sebagai ilmu 1.2.1. Memahami langkah-langkah dalam metode ilmah 1.3.1 Menerapkan keterampilan proses sains dalam mempelajari biologi 2.1.1. Menguasai tentang ruang lingkup biologi dan hubungannnya denganpenerapan

ANALISIS SOAL ULANGAN HARIAN BUATAN GURU BIOLOGI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 DITINJAU DARI TINGKAT TAKSONOMI BLOOM Abstrak Soal ulangan harian yang dibuat guru Biologi di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta merupakan salah satu alat evaluasi dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk

The SBSS-prepared A02 and A0B MILS transactions carry the expanded length descriptive data, which could contain various types of information for part-numbered requisitions in rp 67-80, and requires mapping to the DLMS transaction. This information is common to the YRZ exception data used by DLA, and so can be mapped to the generic note field as specified above. b. DLMS Field Length .