Nilai Moral Dalam Cerita Rakyat Sebagai Sarana Pendidikan .

3y ago
79 Views
2 Downloads
301.89 KB
14 Pages
Last View : 12d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Oscar Steel
Transcription

Nilai Moral Dalam Cerita RakyatSebagai Sarana Pendidikan Budi PekertiDwi SulistyariniFakultas Sastra Universitas Negeri MalangAbstrakKebudayaan merupakan konsep yang sangat luas dan kompleks yang dapatdiinterpretasikan secara beragam. Selain kebudayaan universal dikenal pulakebuayaan lokal yang menyimpan kearifan lokal. Sementara kearifan lokalyang kesemuanya merupakan sebuah kompleksitas kebudayaan. Salah satubudaya tradisi lisan seperti cerita rakyat juga mengandung kearifan lokaldalam isi ceritanya. Cerita rakyat sebagai bagian dari foklore dapatdikatakan menyimpan sejumlah informasi sistem budaya seperti filosofi,nilai, norma, perilaku masyarakat. Dalam Cerita Malin Kundang dan ceritaBatu yang Menangis bertemakan tentang anak yang durhaka karena tidakmengakui pada orang tuanya. Hal ini mengajarkan bahwa seorang anaktidak boleh berani bahkan tidak mengakui ibunya meskipun sudah kaya atauberparas cantik. Selain itu, dalam cerita Legenda Asal Mula Kalimasmengajarkan kepatuhan seorang patih kepada rajanya, Asal Mula UpacaraKasada, dan Lembusura mengajarkan rela berkorban, ajaran tentangkejujuran tersirat dalam cerita Joko Dolog. Apabila digali lebih jauhsebenarnya cerita rakyat mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangatpenting dalam masyarakat pendukungnya. Dalam cerita rakyat mengandungnilai luhur bangsa terutama nilai-nilai budi pekerti maupun ajaran moral.Apabila cerita rakyat itu dikaji dari sisi nilai moral, maka dapat dipilahadanya nilai moral individual, nilai moral sosial, dan nilai moral religi.Adapun nilai-nilai moral individual, meliputi:1)2)3)4)5)6)7)8)kepatuhan,pemberani,rela berkorban,jujur,adil dan bijaksana,menghormati dan menghargai,bekerja keras,menepati janji,1

9) tahu Balas Budi,10) baik budi pekerti,11) rendah hati, dan12) hati-hati dalam bertindak.Sedangkan nilai-nilai moral sosial, meliputi:13)14)15)16)17)18)19)bekerjasama,suka menolong,kasih sayang,kerukunan,suka memberi nasihat,peduli nasib orang lain, dansuka mendoakan orang lain.Nilai-nilai moral religi, meliputi:1.2.3.4.Percaya Kekuasaan Tuhan,Percaya Adanya Tuhan,Berserah Diri kepada Tuhan/Bertawakal, danMemohon Ampun kepada Tuhan.PengantarSastra daerah yang berbentuk lisan maupun tulisan merupakan cagar budayadan ilmu pengetahuan. Salah satu sastra daerah yang perlu dilestarikanadalah cerita rakyat. Setiap wilayah tentunya mempunyai cerita rakyat yangdituturkan secara lisan. Cerita rakyat yang pada mulanya dilisankan selainberfungsi untuk menghibur, juga dapat memberikan pendidikan moral.Namun, sekarang sudah digeser oleh berbagai bentuk hiburan yang lebihmenarik dalam berbagai jenis siaran melalui televisi, radio, surat kabar, danlain sebagainya.Sebelum media cetak dan media elektronik berkembang pesat sepertisekarang ini, cerita rakyat mendapat tempat yang baik di hati masyarakatpemiliknya. Cerita rakyat merupakan pencerminan dari kehidupanmasyarakat pada saat itu, pola pikir dan hayalan yang menarik, sehinggamasyarakat merasa tertarik dan memperoleh keteladanan moral. Adapunjenis ajaran moral mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan. Secara2

garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia itu dapat dibedakan kedalam persoalan1. hubungan manusia dengan diri sendiri,2. hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasukhubungannya dengan lingkungan alam, dan3. hubungan manusia dengan Tuhannya(Nurgiyantoro, 2000:324).Hal itu dapat disinyalir bahwa cerita rakyat mempunyai kedudukan danfungsi yang sangat penting dalam masyarakat pendukungnya. Cerita rakyatmengandung nilai luhur bangsa terutama nilai-nilai atau ajaran moral.Pada setiap wilayah cerita rakyat yang mempunyai nilai luhur tentunyaberagam. Namun ada pula yang mempunyai kemiripan tema, tetapipengungkapannya maupun unsur budaya yang mendorong tema berbeda.Misalnya legenda candi Prambanan sebagai wujud cerita Roro Jonggrangada kesamaan tema dengan legenda candi Jago yang ada di Malang. CeritaMalin Kundang ada kemiripan tema dengan cerita Batu yang Menangis,yaitu bertemakan tentang anak yang durhaka karena tidak mengakui padaorang tuanya. Apabila dikaji lebih jauh, isi cerita tersebut mempunyai pesanbahwa seorang anak tidak boleh sombong dan tidak mengakui ibunyameskipun kondisinya lebih baik dari ibunya. Akibatnya seperti yang adadalam cerita Malin Kundang menjadi batu dan anak gadis yang ada dalamcerita Batu yang Menangis kakinya juga menjadi batu atas kutukan ibunya.Hal itu mengandung budi pekerti yang luhur sebagai sarana untukmengajarkan moral kepada anak. Budi pekerti luhur yang terkandung dalamcerita rakyat itu dapat dijadikan pula sebagai bahan ajar sastra di sekolahuntuk disampaikan kepada siswa. Hal itu sesuai dengan hasil penelitianV.Propp. (1997) mengatakan bahwa cerita rakyat atau folklor sangat perludiperhatikan sebagai tanda perubahan masyarakat. Folklor dalammasyarakat menyuarakan perilaku proses mendidik sesamanya. Perubahanyang dilakukan manusia terutama melalui proses pengenalan kebudayaanyang terus menerus akan dapat diidentifikasikan pemahaman manusiakepada kebudayaannya. Selain itu, Danandjaja (1986) menerangkan bahwafolklor atau cerita rakyat mempunyai kegunaan dalam kehidupan bersamasuatu kolektif, misalnya sebagai alat pendidikan, penglipur lara, protessosial, dan proyeksi keinginan terpendam. Sedangkan berdasarkan hasilpenelitian (Sulistyorini, 2003), dalam cerita rakyat mempunyai nilai-nilailuhur yang perlu dilestarikan. Dibalik isi cerita terkandung makna yangbersifat mendidik, seperti halnya dalam cerita Mbok Rondho Dhadhapan,3

cerita Kera ngujang, dan cerita Joko Bodho yang ada di Tulungagung.Pemahaman nilai-nilai luhur bangsa melalui cerita rakyat merupakan bekalanak untuk mengembangkan kepribadiannya berdasarkan etika. Upayamengembangkan kepribadian dalam perilaku melalui cerita rakyat tersebutdapat memengaruhi etika dalam pergaulan hidup sehari-hari.Cerita Rakyat sebagai Potensi Budaya LokalKebudayaan merupakan konsep yang sangat luas dan kompleks yang dapatdiinterpreatasikan secara beragam. Selain kebudayaan universal dikenalpula kebudayaan lokal yang menyimpan kearifan lokal. Salah satunyaadalah cerita rakyat yang merupakan budaya lokal warisan leluhur yangdisampaikan secara turun temurun. Cerita rakyat yang ada di Indonesia iniada beribu-ribu cerita. Masing-masing daerah di Indonesia tentunyamemiliki cerita rakyat suatu cerminan budaya lokal dengan karakter yangkhas.Cerita rakyat adalah sastra tradisional karena merupakan hasil karya yangdilahirkan dari sekumpulan masyarakat yang masih kuat berpegang padanilai-nilai kebudayaan yang bersifat tradisional (Dharmojo, 1998:21).Kesusastraan tradisional kadang-kadang disebut sebagai cerita rakyat dandianggap sebagai milik bersama. Hal tersebut tumbuh dari kesadarankolektif yang kuat pada masyarakat lama.Danandjaja (1986:2)mengemukakan bahwa folklor adalah sebagian kebudayaan suatukolektif yang tersebar dan diwariskan turun-temurun, diantara kolektifmacam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalambentuk lisan maupun contoh yang disertai gerak isyarat atau alat pembantupengingat (mnemonic device). Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwacerita rakyat adalah kisahan atau cerita anonim dari zaman dahulu yanghidup di kalangan masyarakat dan diwariskan secara lisan atau turuntemurun sebagai saran untuk menyampaikan pesan atau amanat.Menurut Bascom (dalam Danandjaja, 1986:50) cerita rakyat dapat dibagidalam tiga golongan besar, yaitu:1. mite (myth),2. legenda (legend), dan3. dongeng (folktale).Mite adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi sertadianggap suci oleh yang empunya cerita. Legenda adalah prosa rakyat yangmempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap pernah benar4

benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Dongeng adalah cerita prosa rakyatyang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita. Isidongeng itu banyak yang tidak masuk akal, penuh dengan khayal. Isidongeng banyak yang tidak masuk akal terjadi karena dongeng itudisampaikan dari mulut ke mulut dan setiap orang bercerita tanpa disadarimemasukkan serba sedikit tentang khayalannya sendiri ke dalam dongengitu sehingga kebenaran isinya makin kurang. Hal itu mungkin disebabkankarena cara berpikir nenek moyang kita yang masih sangat primitif dandipengaruhi oleh tahyul. Banyak peristiwa dalam alam yang tidak dipahamioleh mereka, misalnya tentang petir, gempa bumi, topan, dan banjir. Dalammemahami hal-hal yang serupa itu, mereka mengarang cerita yangbercampur baur dengan khayal sejalan dengan jalan pikiran mereka masaitu (Iper, Dunis, 1998:5).Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa mite, legenda, dan dongengmerupakan bagian dari cerita rakyat. Cerita rakyat yang merupakan salahsatu budaya lokal dapat pula dimanfaatkan sebagai bahan ajar sastra. Isicerita yang ada dalam cerita rakyat dapat dijadikan sebagai sarana untukpembelajaran budi pekerti. Pemanfaatan budaya lokal sebagai bahan ajarsastra tersebut diharapkan dapat mewujudkan pembelajaran bermaknakarena para generasi muda dapat memahami arti maupun makna yangtersirat dalam folklore. Apabila cerita rakyat akan dimanfaatkan sebagaibahan ajar sastra, guru hendaknya menggunakan strategi yang tepat untukditerapkan. Ada tiga strategi yang dapat digunakan antara lain:1. Strategi Reading Guide,2. Strategi Assesment Search,3. Strategi Focussed Listing.Budi Pekerti dalam Cerita RakyatCerita rakyat sebagai bagian dari foklore dapat dikatakan menyimpansejumlah informasi sistem budaya seperti filosofi, nilai, norma, perilakumasyarakat. Dalam cerita rakyat juga tersirat kearifan lokal yangterkandung dibalik isi cerita. Menurut I Wayang Geriya dalam Wuriantomenyatakan bahwa ada tiga dimensi kearifan lokal meliputia. dimensi potensi budaya baik berupa unsur tangible maupun yangintangible,5

b. dimensi metode dan pendekatan yang mengedepankan kearifan dankebijaksanaan,dimensi arah dan tujuan yang menekankan harmoni dankeberlanjutan.Budaya tersebut antara lain : bahasa lokal, pranata lokal, kearifan lokal, danseni pertunjukan. Budaya yang terkait dengan kearifan lokal meliputia.b.c.d.e.konsep lokal,cerita rakyat/ folk tale,ritual keagamaan,kepercayaan lokal,berbagai pantangan dan anjuran yang terwujud sebagai perilaku dankebiasaan publik.Kearifan lokal yang ada dalam cerita rakyat menyangkut moral maupunetika yang ditunjukkan pada dialog para tokohnya. Moral maupun etikatersebut merupakan bagian dari budi pekerti. Secara etimologi kata “etika”sama dengan etimologi kata “moral”, karena keduanya berasal dari katayang berarti kesusilaan. Hanya bahasa asalnya berbeda, moral berasal daribahasa Latin, sedangkan etika berasal dari bahasa Yunani. Poerwadarminta(1986:654) mengartikan moral sebagai ajaran tentang baik dan burukperbuatan dan kelakuan (akhlak, kewajiban dan sebagainya). Sedangkan,Suseno (1987:19) mengemukakan bahwa kata moral selalu mengacu padabaik buruknya manusia sebagai manusia. Berdasarkan pengertian tersebutdapat dikatakan moral berkaitan dengan pemberian nilai atau penilaianterhadap baik buruknya manusia. Penilaian ini menyangkut perbuatan yangdilakukan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Hal itu perludisadari bahwa pemberian nilai baik dan buruk terhadap perbuatan manusiarelatif. Artinya, suatu hal yang dipandang baik oleh orang yang satu ataubangsa pada umumnya, belum tentu sama bagi orang atau bangsa yang lain.Pandangan seseorang tentang moral, nilai-nilai atau kecenderungankecenderungan, biasanya dipengaruhi oleh pandangan hidup, way of lifebangsanya.Moral dalam cerita merupakan sarana yang berhubungan dengan ajaranmoral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil dan ditafsirkanmelalui cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Ia merupakan petunjukyang ingin diberikan pengarang tentang berbagai hal yang berhubungandengan masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santunpergaulan. Ia bersifat praktis sebab petunjuk itu dapat ditampilkan atauditemukan modelnya dalam kehidupan nyata sebagaimana model yang6

ditampilkan dalam cerita lewat tokoh-tokohnya (Kenny, dalamNurgiyantoro, 2000:321). Dalam cerita, melalui sikap, dan tingkah laku paratokohnya diharapkan pembaca dapat mengambil hikmah dari ajaran moralyang disampaikan.Budi Pekerti pada Nilai Moral Individu dalam Cerita RakyatNilai moral individual adalah nilai moral yang menyangkut hubunganmanusia dengan kehidupan diri pribadi sendiri atau cara manusiamemperlakukan diri pribadi. Nilai moral tersebut mendasari dan menjadipanduan hidup manusia yang merupakan arah dan aturan yang perludilakukan dalam kehidupan pribadinya.Adapun nilai moral individual, meliputi:1. kepatuhan,2. pemberani,3. rela berkorban,4. jujur,5. adil dan bijaksana,6. meng- hormati dan menghargai,7. bekerja keras,8. menepati janji,9. tahu Balas Budi,10. baik budi pekerti,11. rendah hati, dan12. hati-hati dalam bertindak.Untuk menanamkan budi pekerti pada anak dapat melalui nilai individualyang tersirat dalam cerita rakyat. Dalam cerita Legenda Asal Mula Kalimasmenunjukkan kepatuhan seorang patih kepada rajanya. Nilai moralkepatuhan yang terdapat dalam teks. Kepatuhan tersebut dapat dilihat padakutipan dialog berikut ini. Kepatuhan seorang Patih, yang bernama PatihSuradigda kepada Adipati Surabaya. Sebagai seorang Patih, Patih Suradigdapatuh sekali terhadap segala perintah yang telah diberikan oleh rajanya.Adapun kepatuhan dalam cerita Ajisaka ditunjukkan oleh abdi Ajisakabernama Dora dan Sembada. Mereka berdua rela mati daripada menghianatiperintah tuannya. Selain itu, nilai individual yang tercermin pada relaberkorban dapat dilihat pada cerita Asal Mula Upacara Kasada. Dalamcerita ini sikap rela berkorban ditunjukkan oleh seorang anak yang bernamaKusuma. Dia rela dijadikan korban untuk dilemparkan ke kawah gunungBromo, demi memenuhi keinginan Dewa Brahma. Dia rela berkorban untuk7

orang tua, adik-adiknya, dan keselamatan orang-orang Tengger padaumumnya. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan cerita “Sudahlah, bu!Hilangkan perasaan hati ibu. Saya bersedia menjadi korban demi ayah ibu,adik-adik serta keselamatan orang-orang Tengger pada umumnya. Saya relamenjadi korban, Bu!”. Kutipan tersebut menunjukkan pengorbanan Kusumasangat besar demi orang tuanya, adik-adiknya, dan orang-orang Tenggerpada umumnya. Nilai individu terkait rela berkorban juga tersirat pada ceritayang berjudul Lembusura. Raden Wimba atau Lembusura rela melakukanapa saja demi seorang wanita yang dicintainya. Dia rela memenuhipermintaan Putri Dyah Ayu Pusparani untuk membuat sumur di puncakgunung Kelud. Adapun moral individu terkait pada kejujuran tersirat padacerita Joko Dolog. Kejujuran ini dimiliki oleh Jaka Jumput. Diamengatakan dengan jujur kepada Adipati Surabaya apa yang sebenarnyatelah terjadi. Sikap jujur juga tampak pada cerita Batu Balang ditunjukkanmelalui tokoh Darung Bawan. Darung Bawan mengalami kegagalan dalammembuat riam, jujur mengakui bahwa ia telah gagal, dan ia langsungmenemui Kameloh Buang Penyang untuk memberitahukannya. Karenakegagalnnya itu, ia mundur dan pulang ke desa asalnya. Bekerja kerasmerupakan salah satu moral individu yang tercermin dalam cerita GuhungRawai. Dalam cerita tersebut diceritakan bahwa untuk memperolehkehidupan yang layak seseorang perlu bekerja keras dengan menggunakanwaktu sebaik-baiknya. Rawai dan teman-temannya selalu bekerja kerasdengan mengerjakan pekerjaan yang bermanfaat untuk meningkatkan tarafhidup mereka. Selain itu, sikap rendah hati juga tercermin dalam cerita JokoBodho. Joko bodho selalu rendah hati meskipun ia dapat mengobati orangyang sakit. Joko bodho pun juga suka menolong terhadap sesama tanpapamrih. Orang-orang desa pergi ke rumah Joko Bodho dengan sendirinyatanpa ada pemberitahuannya kalau ia dapat mengobati orang sakit.Moral individu yang ada dalam cerita dia atas dapat diajarkan kepada anakuntuk memahami etika. Nilai-nilai luhur berkaitan dengan moral yangterdapat dalam cerita perlu disampaikan kepada anak. Kepatuhan, relaberkorban, kejujuran, bekerja keras, dan rendah hati merupakan bagian darimoral individu yang dapat diterapkan dalam etika bertingkahlaku.Sehingga, anak dapat mengerti bahwa perlu adanya etika dalam bersikappada kehidupan sehari-hari. Hal itu diharapkan dapat memupuk budipekerti pada anak. Sebenarnya jika ditelusuri lebih jauh masih banyak ceritarakyat yang mengandung nilai moral individu yang dapat diajarkan padaanak.Budi Pekerti pada Nilai Moral Sosial dalam Cerita Rakyat8

Nilai moral sosial itu terkait hubungan manusia dengan manusia yang laindalam kehidupan bermasyarakat. Dalam melakukan hubungan tersebut,manusia perlu memahami norma-norma yang berlaku agar hubungannyadapat berjalan lancar atau tidak terjadi kesalahpahaman. Manusia punseharusnya mampu membedakan antara perbuatan yang baik dan yangburuk dalam melakukan hubungan dengan manusia lain. Adapun nilai-nilaimoral sosial tersebut, meliputi:1.2.3.4.5.6.7.bekerjasama,suka menolong,kasih sayang,kerukunan,suka memberi nasihat,peduli nasib orang lain, dansuka mendoakan orang lain.Dalam cerita rakyat tersirat nilai moral sosial yang dapat dijadikan sebagaipendidikan budi pekerti. Budi pekerti dalam cerita rakyat yangmencerminkan sikap bekerjasama tersirat pada cerita Asal Mula UpacaraKasada. Dalam cerita tersebut diceritakan adanya kerjasama sepasangsuami istri yang bernama Ki Seger dan Nyai Anteng. Mereka selalubekerjasama dalam mengolah tanah untuk memenuhi kebutuhan hidupmereka. Sikap bekerjasama juga tercermin dalam cerita Harimau Gembong.Kerjasama dalam cerita ini ditunjukkan oleh warga Kendalbulur Boyolanguyang bekerjasama menghadapi harimau gembong. Para warga keluar darirumah dengan membawa berbagai senjata dan berkumpul untuk meringkusharimau gembong tersebut. Kerjasama warga tersebut dapat membawahasil, yaitu harimau berhasil digiring warga dan diringkusnya. Adapunsikap suka menolong dapat ditemukan dalam cerita Joko Dolog. Sikap iniditunjukkan oleh Jaka Jumput saat dia mendengar orang meminta tolong,dia langsung mencari arah suara itu. Setelah menemukan, Jaka Jumputlangsung menolong orang yang bernama Pangeran Jaka Taruna yangtersangkut di dahan pohon yang tinggi. Suka menolong juga tersirat dalamcerita Ajisaka. Ajisaka telah menolong para penduduk yang sedang lariketakutan. Dia meminta agar para penduduk mau tinggal bersamanya dirumah Mbok Rondo Sengkeran. Dalam cerita Punden Setono Badhong,sikap suka menolong juga ditunjukkan oleh warga yang bergegas menolongsalah satu warga yang tenggelam di genangan sumber air.Hal itu dapat dilihat pada kutipan berikut:9

Ia berenang-renang di genangan air itu. Tiba-tiba ketika sedang asyikberenang, ada arus air yang menariknya dari bawah. Ia berteriak mintatolong. Temannya yang awalnya duduk di tepi langsung bergegas berenangmenyelamatkannya. Namun tidak berdaya karena arus bawah airnyasemakin deras menariknya. Temannya itu terus berenang menuju kearahnya, samapai ia dapat menggapai tangan temannya. Ia pun langsungmenarik temannya menuju tepi. (PSB:42).Kutipan di atas menunjukkan bahwa adanya kerjasama antar warga dankepedulian warga untuk menolong temannya. Sikap tolong menolong iniperlu diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Warga masyarakat tidakbisa hidup sendiri, mereka tentunya membutuhkan bantuan oranglain. Adapun moral sosial terkait dengan kerukunan tersirat dalamcerita Asal Mula Upacara Kasada. Hal ini dapat dilihat dari kerukunan KiSeger dan Nyai Anteng. Mereka berdua hidup rukun, sehingga rumahtangganya menjadi tentram. Selain itu dalam moral sosial juga ada sikapsuka memberi nasehat. Hal ini menunjukkan adanya kepedulian terhadaporang lain. Sikap suka memberi nasehat tercermin dalam cerita SyehBasarudin. Syeh Basarudin sebagai tokoh penyebar agama Islam, ia jugamengajarkan ilmu agama kepada masarakat dusun Srigading, desaBolorejo. Nasehat yang diberikan Syeh Basarudin terhadap muridmuridnya adalah selalu mengingatkan agar bersikap adil dan tidak lupasholat lima waktu. Hal itu dapat dilihat pada kutipan berikut.Murid-muridku, ingatlah sela

ditampilkan dalam cerita lewat tokoh-tokohnya (Kenny, dalam Nurgiyantoro, 2000:321). Dalam cerita, melalui sikap, dan tingkah laku para tokohnya diharapkan pembaca dapat mengambil hikmah dari ajaran moral yang disampaikan. Budi Pekerti pada Nilai Moral Individu dalam Cerita Rakyat

Related Documents:

dan jati diri daerah asal cerita itu dalam kebhinekaan Indonesia. Untuk menghidupkan kembali kecintaan mereka terhadap cerita rakyat, maka buku ini hadir dan menyajikan cerita lokal dari Kabupaten Manggarai Barat yang sarat dengan nilai budaya, pesan moral, dan penanaman budi pekerti pada anak-anak. Cerita MULA DESA GOLO NGGELANG ASAL yang

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI CERITA RAKYAT BERDIRINYA KOTA PRABUMULIH . Ruwahyudi . 0811771024 . Cergam cerita rakyat ini merupakan suatu cerita legenda yang diangkat dari kisah nyata cerita daerah. Diceritakan 400 tahun yang lalu ada seorang kesatria yang bernama Kriye Budin selaku kepala adat dusun. Dalam kisah

Indonesia memiliki keanekaragaman cerita rakyat. Setiap daerah di Indonesia memiliki cerita rakyat yang bermacam-macam. Menurut William R. Bascom (Bascom, 1965 dalam Danandjaja, 2007:50) cerita prosa rakyat dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu mite, legenda, dan dongeng. Mitos ialah sebuah cerita yang memberikan pedoman dan arah

MTs Madrasah Tsanawiyah N Nilai Keluaran Nilai-nilai yang diperhatikan oleh para stakeholders Nilai Masukan Nilai-nilai yang dibutuhkan dalam diri setiap pegawai, dalam rangka mencapai keunggulan Nilai Proses Nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam bekerja, dalam rangka mencapai dan mempertahankan kondisi yang diinginkan

(b) cerita bergambar tanpa kata-kata, yakni cerita yang hanya berupa gambar tetapi memiliki urutan kegiatan yang jelas. Cerita bergambar ini tidak memiliki balon dialog dalam bentuk teks tetapi berupa gambar atau bahkan tidak ada sama sekali. 3) Fungsi Cerita Bergambar Cerita bergambar juga merupakan media komunikasi yang kuat.

Secara keseluruhan novel ini terdiri dari 10 bab, yang tiap babnya berisi cerita bersambung hingga akhir. Kemudian penulis pilih beberapa dialog ataupun prolog dari novel 5 cm yang menonjolkan nilai-nilai moral. Untuk langkah awal, data disajikan dalam bentuk potongan dialog atau prolog yang disertai dengan penulisan keterangan.

diterbitkan dalam bentuk buku, jurnal, prosiding, serta opini. Di antaranya, buku Yuk, Menulis Cerita, Nak! (Minaret, 2020), artikel "Pengembangan Buku Pengayaan Menulis Cerita Anak Bermuatan Nilai Karakter Berdasarkan Content and Languange Integrated Learning (CLIL) untuk Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi" (Jurnal

Precedence between members of the Army and members of foreign military services serving with the Army † 1–8, page 5 Chapter 2 Command Policies, page 6 Chain of command † 2–1, page 6 Open door policies † 2–2, page 6 Performance counseling † 2–3, page 6 Staff or technical channels † 2–4, page 6 Command of installations, activities , and units † 2–5, page 6 Specialty .