NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 Cm - UIN Walisongo

3y ago
69 Views
3 Downloads
211.84 KB
21 Pages
Last View : 12d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ronnie Bonney
Transcription

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 Cm(Kajian Semiotik Roland Barthes)SINOPSIS TESISDiajukan sebagai Persyaratan untukMemperoleh Gelar Magister Studi IslamOleh:Inarotuzzakiyati Darojah115112018PROGRAM PASCASARJANAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGOSEMARANG2013

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 Cm(Kajian Semiotik Roland Barthes)AbstrakPenelitian terhadap novel 5 cm karya Dhonny Dhirgantoromemfokuskan pada nilai-nilai moral yang ada dalam novel 5 cm yang mampumenjadi motivasi untuk menggapai impian dalam kehidupan. Dianalisisdengan menggunakan kajian semiotika, bertujuan untuk mengetahui nilainilai moral dan tanda-tanda yang dipakai dalam memberi makna novel 5 cm.Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah penelitian kualitatifdengan menginterpretasikan kalimat-kalimat yang terdapat pada novel 5 cm.Penulisan tesis ini penulis memfokuskan pada nilai-nilai moral yang adadalam novel 5 cm yang dianalisis dengan menggunakan kajian semiotika.Data yang digunakan berupa teks-teks yang menggambarkankandungan nilai moral dalam alaur cerita novel 5 cm. Data tersebutdihimpun melalui dokumen berupa novel 5 cm.Hasil penelitian menemukan beberapa nilai-nilai moral yang diperolehpada setiap babnya. Analisis dilakukan dengan mencari kalimat-kalimat yangdianggap mengandung makna moral setelah itu dilakukan signifikasi maknayang telah dihubungkan dengan konsep di luar tanda tersebut. Nilai-nilaimoral yang terdapat pada novel 5 cm ini meliputi (1) Nilai moral dalamhubungan antara manusia dengan dirinya Sendiri seperti kejujuran, kerjakeras, percaya diri, bertanggung jawab, disiplin, berpikir logis dan kritis,rasa ingin tahu, dan mencintai ilmu. (2) Nilai moral dalam hubunganmanusia dengan sesama manusia, meliputi sadar akan kewajiban diri danorang lain, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai karya dan prestasiorang lain, demokratis serta santun. (3) Nilai moral dalam hubungan antaramanusia dengan alam semesta, meliputi nilai nasionalis. (4) Nilai moraldalam hubungan antara manusia dengan Tuhan, meliputi sifat sabar danselalu mematuhi perintah-Nya serta tidak melakukan hal yang dilarang-Nya,berbaik sangka kepada-Nya, bersyukur atas nikmat-Nya, dan rela atas qadladan qadar-Nya.Kata Kunci: nilai moral, novel dan semiotika.A. PendahuluanMoralitas merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalampengembangan eksistensi manusia. Bahkan, tidaks berlebihan untukdikatakan bahwa eksistensi manusia itu pada prinsipnya adalah moralitas.Dengan demikian, moralitas merupakan inti dari eksistensi manusia.1

Tanpa mengecilkan eksistensi manusia yang lain, sesungguhnyamoralitas memang milik manusia, karena selain secara esensial telahditakdirkan memiliki moralitas dan kemampuan untuk mengembannya, jugadituntut baik dari perspektif teologis dan sosiologis untuk mengejawantahkanmoral potensial yang telah ada dalam diri manusia menjadi moral aktualdalam hidup kesehariannya. Begitu eksplisitnya eksistensis manusia denganmoral seperti diungkap di atas menjadikan ungkapan bahwa manusia adalahmakhluk bermoral, atau moral merupakan pembeda antara manusia danmakhluk lainnya adalah sesuatu yang mesti ditindak lanjuti.Moral secara ekplisit merupakan hal-hal yang berhubungan denganproses sosialisasi individu. Tanpa moral manusia tidak bisa melakukan prosessosialisasi. Moral di zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyakorang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yangsempit.Moral merupakan nilai keabsolutan dalam kehidupan bermasyarakatsecara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakatsetempat. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalamberinteraksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuaidengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima sertamenyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memilikimoral yang baik, begitu juga sebaliknya. Dengan demikian, dapatdisimpulkan bahwa moral adalah produk dari budaya dan Agama.Kenny menjelaskan bahwa moral dalam cerita biasanya dimaksudkansebagai suatu saran yang berhubungan dengan nilai moral yang bersifatpraktis, yang dapat diambil (dan ditafsirkan) lewat cerita yang bersangkutan.1Keberadaan moral adalah sebagai kontrol sosial yang dijadikan pedomanberinteraksi dalam segala masalah kehidupan. Moral bersifat praktis karenatampilannya dalam kehidupan nyata sebagaimana tampilan sikap dan tingkahlaku tokoh dalam cerita.Moral dalam novel dapat dikatakan mempunyai makna yang samadengan amanat, pesan. Unsur amanat dijadikan gagasan yang mendasari suatu2

novel, gagasan yang mendasari diciptakannya novel sebagai pendukungpesan. Novel senantiasa menawarkan pesan moral yang berhubungan dengansifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia.2Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks. Karena itu,untuk dapat memahaminya karya sastra harus dianalisis. Dengan demikian,makna keseluruhan karya sastra akan dapat dipahami. Untuk menganalisiskarya sastra, peneliti harus menganilisis sistem tanda itu dan menentukankonvensi-konvensi apa yang memungkinkan tanda-tanda atau struktur tandatanda dalam karya sastra itu mempunyai makna. Karena itu, untukmendapatkan makna karya sastra harus diketahui konvensi-konvensi yangmemungkinkan diproduksinya makna.B. Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan metode kualitatif, karena kemampuannyamenguak informasi yang tersembunyi, sehingga dapat memberikan informasiyang lebih rinci dan mendalam. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitianyang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dariorang-orang dan perilaku yang dapat diamati.3 Data primer dalam penelitianini adalah kata-kata dalam novel 5 cm. Sementara data sekunder datasekunder berupa resensi novel 5 cm di berbagai situs internet. Pengumpulandata dilakukan dengan metode dokumentasi. Penulis menggunakan dokumenberupa novel 5 cm. Adapun subyek penelitian ini adalah novel 5 cm.Sementara itu, objek penelitiannya yaitu kata-kata yang mengandung nilaimoral.Secara keseluruhan novel ini terdiri dari 10 bab, yang tiap babnya berisicerita bersambung hingga akhir. Kemudian penulis pilih beberapa dialogataupun prolog dari novel 5 cm yang menonjolkan nilai-nilai moral. Untuklangkah awal, data disajikan dalam bentuk potongan dialog atau prolog yangdisertai dengan penulisan keterangan. Setelah itu, mendeskripsi struktur danpemaknaan tanda dengan signifikansi dua tahap Barthes, yaitu tahap denotatifdan tahap konotatif yang merupakan unit analisis. Dengan tujuan untuk3

mengetahui makna nilai-nilai moral dalam novel 5 cm baik dari tanda-tandayang tampak (manifest content) dan yang tidak tampak atau tersembunyi(latent content).C. Kerangka TeoriI. Nilai-nilai moral dalam novelPerihal pentingnya teori resepsi untuk kepentingan kajian nilai-nilaimoral dalam novel yang tersembunyi pada karya sastra ini diungkapkanBarthes dalam salah satu cuplikan konsepnya yang dikutip oleh Janet Wolfflewat bukunya The Social Pruduct of Art, Barthes mengungkapkan sebagaiberikut:A text is made of multiple writings, drawn from many cultures andentering into mutual relations of dialouge, parody, contestation, but there isone place is the reader, not, as was hitherto said, the author. A text’s unitylies not in its origin but in its destinations. The birth of the reader must be atthe cost of the death of the author.4Sebagaimana diketahui, bahwa dalam diskursus estetika modernisme,„pengarang‟ adalah figur yang sangat penting dan sentral. Sebuah teks selaludiidentifikasikan dengan penciptanya. Sebagaimana prinsip Hegel dalamPhenomenology of Spirit (1956), yang secara garis besar mengatakan bahwakarya adalah ekspresi diri dari sang subjek, yang nilai-nilainya diserap olehsubjek untuk pengembangan diri selanjutnya.Moral dalam novel dapat dikatakan mempunyai makna yang samadengan amanat, pesan. Unsur amanat dijadikan gagasan yang mendasari suatunovel, gagasan yang mendasari diciptakannya novel sebagai pendukungpesan. Novel senantiasa menawarkan pesan moral yang berhubungan dengansifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia.5Semiotik atau ilmu tentang tanda menganggap bahwa fenomenasosial/ masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotikasastra bertujuan untuk menganalisis tanda-tanda atau sistem tanda yang adadalam sebuah karya sastra lalu mengkonvensikannya dengan konvensi sastrasehingga karya sastra itu berarti. Studi sastra bersifat semiotik adalah usaha4

untuk menganalisis sastra sebagai suatu system tanda-tanda dan menentukankonvensi-konvensi apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai arti.6Semiotik sastra yaitu usaha sungguh-sungguh untuk mengemukakankonvensi-konvensi yang memungkinkan adanya makna, atau berusahamencari cirri-ciri kode yang menjadikan komunikasi sastra mungkin.Mukarovsky dan Vodicka dalam Jabrohim (2001) bahwa untuk dapatmemahami sastra sepenuh-penuhnya sebagai struktur, harus diinsafi ciri khassastra sebagai tanda (sign), kemudian tanda itu baru bermakna bila diberimakna oleh pembaca berdasarkan konvensi yang berhubungan dengannya.7a. Moral dalam IslamMoral dalam Islam disebut akhlak dalam kehidupan manusiamenempati tempat yang penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagaimasyarakat, kata akhlak berasal dari khalaqa atau khuluqan yang berartitabiat, adat.Secara kebahasaan akhak adalah yang berasal dari bahasa Arabmempunyai kesamaan dengan arti budi pekerti atau kesusilaan dari bahasaIndonesia adapun secara terminologi akhlak ialah : الخلق عببرة عن هيئت فى النفس راسخت عن تصدراالفعبل بسهىلت ويسر من غير حبجت الي فكرورويت Artinya : Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang sifat n8pertimbangan pikiran.Secara istilah akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap dantindakan yang mencakup pola-pola hubungan dengan Allah, sesama manusiadan dengan alam. Menurut Islam ada beberapa kriteria moral yang benar yangpertama memandang martabat manusia dan yang kedua mendekatkan dirikepada Allah. Dalam hal ini Rasulullah telah menyatakan bahwa ia diutusuntuk menyempurnakan martabat dan derajat manusia. Manusia harusmemiliki dan mengembangkan sifat mulia. Dalam hal ini manusia terlepasdari keuntungan dan kerugian yang didapatkan dari tindakan dan5

kebiasaannya selalu mengetahui apakah tindakan atau sifat tertentu akanmenjaga martabatnya.b. Novel; antara Kenyataan dan ImajinasiHakikat masyarakat dan kebudayaan pada umumnya adalah kenyataan,sedangkan hakikat karya sastra adalah rekaan atau biasa disebut imajinasi.Imajinasi dalam karya sastra adalah imajinasi yang didasarkan ataskenyataan, imajinasi yang juga diimajinasikan oleh orang lain. Meskipundemikian karya sastra tidak bisa dikatakan imajinasi secara keseluruhan,seperti dijelaskan dalam Ratna9 karena: Pertama, meskipun karya seni (dalamhal ini sastra novel) adalah rekaan, tetapi jelas karya seni dikonstruksi atasdasar kenyataan. Kedua, dalam setiap karya seni, khususnya sastra,terkandung unsur-unsur tertentu yang memang merupakan fakta objektif.Pada umumnya, fakta-fakta tersebut merupakan nama-nama orang, namatempat, peristiwa bersejarah, monumen dan sebagainya. Ketiga, karya seniyang secara keseluruhan merupakan imajinasi justru tidak dapat dianalisis,tidak dapat dipahami secara benar sebab tidak mempunyai relevansi sosial.Meskipun imajinasi didasarkan atas kenyataan, tetapi imajinasi tidaksama dengan kenyataan yang dilukiskan. Imajinasi memiliki kemampuanuntuk menampilkan kembali, memplotkan berbagai bentuk yang diperolehmelalui berbagai sumber, seperti: (1) pengalaman praktis sehari-hari, (2)pengalaman teknologis dengan membaca buku, media massa, (3) kemampuanuntuk mengadakan kontemplasi itu sendiri.10Karya sastra dengan hakikat imajinasi dan kretivitas tidak terlepas samasekali dengan kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari,bahkan hampir secara keseluruhan karya sastra bersumber pada masyarakat.Perbedaannya, melalui medium bahasa, karya sastra telah dijadikan modeldunia lain, sebagai dunia dalam kata-kata.112. Semiotika Roland BarthesSalah satu pertimbangan penerapan semiotika Roland Barthes inikarena relatif memiliki perspektif yang cukup komprehensif untukmemberikan ruang kajian. Kelemahan pendekatan semiotika ini mungkin ada6

yakni sifatnya yang sistematik keilmuan, sehingga orang awam akanmengalami kesusahan untuk memahaminya, tetapi kajian semacam i,yangmemperlihatkan perspektif kemanusiaan, sehingga segala-galanya akanmenjadi sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia.12Dalam sejarah akademik, Barthes termasuk seorang pelopor yangmenaruh perhatian besar terhadap kajian budaya massa dan modern, karenameskipun ia sebagai seorang akademisi dengan latar belakang pendidikanklasik, namun dalam hidupnya ia juga tidak dapat dilepaskan dalam “massconsumer society”.13 Menurut pandangan Barthes, pengalaman hidup budayamodern berarti pengalaman mengonsumsi produk budaya modern ataubudaya media dari mode sampai iklan sabun, bahkan juga dari mainan anakanak sampai menu makanan. Disinilah Barthes menegaskan bahwa ruang danwaktu orang modern harus menyejarah, dan sehubungan dengan semiotika,disitulah semiotika harus berkembang, supaya menjadi kekuatan bagi kritikatas budaya modern.14Sebelum lebih lanjut, terlebih dahulu disajikan deskripsi singkatkeberadaan teori semiotik ini. Secara etimologis istilah semiotika berasal daribahasa Yunani “semeion” yang berarti ’tanda’15 atau seme, yang berarti”penafsir tanda”.16Semiotika kemudian didefinisikan sebagai studi tentangtanda dan cara tanda-tanda itu bekerja.Adapun nama lain dari semiotika adalah semiologi. Jadi sesungguhnyakedua istilah ini mengandung pengertian yang persis sama, walaupunpenggunaan salah satu dari kedua istilah tersebut biasanya menunjukkanpemikiran pemakainya; mereka yang bergabung dengan Peirce menggunakankata semiotika, dan mereka yang bergabung dengan Saussure menggunakankata semiologi. Namun yang terakhir, jika dibandingkan dengan anadanyakecenderungan, istilah semiotika lebih populer daripada istilah semiologisehingga para penganut Saussure pun sering menggunakannya.187

Pokok perhatian semiotika adalah tanda. Tanda itu sendiri adalahsebagai sesuatu yang memiliki ciri khusus yang penting. Pertama, tanda harusdapat diamati, dalam arti tanda itu dapat ditangkap. Kedua, tanda harusmenunjuk pada sesuatu yang lain. Artinya bisa menggantikan, mewakili danmenyajikan.Semiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinand deSaussure (1857-1913) dan Charles Sander Peirce (1839-1914). Kedua tokohtersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenalsatu sama lain. Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika Serikat. Latarbelakang keilmuan adalah linguistik, sedangkan Peirce filsafat. Saussuremenyebut ilmu yang dikembangkannya semiologi (semiology).Peirce menyebut ilmu yang dibangunnya semiotika (semiotics). BagiPeirce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia senantiasa dilakukanlewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalampikirannya, logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat ditetapkanpada segala macam tanda.19 Dalam perkembangan selanjutnya, istilahsemiotika lebih populer daripada semiologi.Sejak awal kemunculan semiotika lebih dekat dengan ilmu linguistikmodern, yaitu ilmu yang mempelajari bahasa baik tulis maupun lisan, namunyang menarik menurut Barthes adalah semiotika bukan pertama-tama sebagailinguistikakan tetapi semiotika dapat juga digunakan sebagai pendekatanuntuk mempelajari “other language”.20 Dalam hal ini, makna tugas semiotikalebih pas dengan harapan Saussure, yaitu: “the linguist must take the study oflinguistic structure as his primary concern, and relate all othermanifestations of language to it”. Dalam konteks inilah Barthesmembenarkan, bahwa dalam mempelajari semiotika jangan berhenti hanyapada bahasa semata, melainkan semiotika harus menjadi “general science ofsign”.21Dalam kaitannya secara khusus dengan kajian atas teks budaya massa,Barthes menegaskan bahwa semiotika merupakan salah satu pendekatan yangsangat efektif untuk mengkaji budaya massa, karena di dalamnya menjanjikan8

pemecahan problematika tentang kajian hubungan antara bahasa, budaya, danideologi, yang dijalankan lewat analisis proses dan pemaknaan.22Pernyataan Barthes yang paling dikenal adalah “La Mort de l’auteur”atau “matinya si penulis”, The death of the author yang dengan itu ia inginmenggarisbawahi bahwa tidak ada otoritasi interpretasi, dan interpretasi dapatterus berjalan. Buku Mithologie (mitologi), karya Roland Barthes merupakanbuku seri yang memuat artikel-artikel yang sebagian besar dipublikasikandalam majalah Les Leures Nouvelles antara tahun 1954 dan 1956. Tujuan darimajalah tersebut membahas nilai-nilai dan sikap yang secara implisit memuatberbagai pesan yang sesuai dengan kebudayaan seperti layaknya dalam koran,majalah, laporan, dan foto, melalui objek atau material seperti permainan,minuman, parfum dan mobil. Barthes menamakan pesan-pesan tersebutsebagai “mitos” (Yunani: muthos),artinya tuturan yang mempunyai maknapesan.Dalam cara baca semiotik Roland Barthes mengelompokkan kode-kodecara baca menjadi lima kisi-kisi kode, yakni kode hermeunetik, kodesemantik, kode simbolik, kode narasi, dan kode kultural atau kodekebudayaan. Uraian kode-kode tersebut dijelaskan Pradopo sebagai berikut:231. Kode Hermeneutik, yaitu artikulasi berbagai cara pertanyaan, teka-teki,respons, enigma, penangguhan jawaban, akhirnya menuju pada jawaban.Atau dengan kata lain, Kode Hermeneutik berhubungan dengan teka-tekiyang timbul dalam sebuah wacana. Siapakah mereka? Apa yang terjadi?Halangan apakah yang muncul? Bagaimanakah tujuannya? Jawaban yangsatu menunda jawaban lain.2. Kode Semantik, yaitu kode yang mengandung konotasi pada level penanda.Misalnya konotasi feminitas, maskulinitas. Atau dengan kata lain KodeSemantik adalah tanda-tanda yang ditata sehingga memberikan suatukonotasi maskulin, feminin, kebangsaan, kesukuan, loyalitas.3. Kode Simbolik, yaitu kode yang berkaitan dengan psikoanalisis, antitesis,kemenduaan, pertentangan dua unsur, skizofrenia.9

4. Kode Narasi atau Proairetik yaitu kode yang mengandung cerita, urutan,narasi atau anti narasi.5. Kode Kebudayaan atau Kultural, yaitu suara-suara yang bersifat kolektif,anonim, bawah sadar, mitos, kebijaksanaan, pengetahuan, sejarah, moral,psikologi, sastra, seni, legenda.Barthes mengatakan bahwa dalam semua sistem penanda adalah“ekspresi” (E) tanda, dan “isi” (I) dan penandaan terjadi ketika ada relasi (R)diantara kedua ranah: ERI.24 Dalam sistem pertama (ERI) menjadi ranahekspresi atau penanda dari sistem kedua. Di dalam sistem kedua, sistempertama (ERI) tidak menjadi ranah ekspresi sebagaimana dalam konotasi,tetapi menjadi ranah isi atau petanda dari sistem kedua.a) Denotasi dan KonotasiDenotasi merupakan makna yang bersifat langsung, Sedangkankonotasi menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang di dalamnyamengandung makna yang tersirat atau tidak langsung.25Dalam istilah yang digunakan Barthes, konotasi dipakai untukmenjelaskan salah satu dari tiga cara tanda dalam tatanan pertanda kedua.Konotasi menggambarkan interaksi yang berlangsung tatkala tanda bertemudengan perasaan atau emosi penggunanya dan nilai-nilai kulturalnya. tidaknyaintersubyektif, ini terjadi kala interpertant dipengaruhi sama banyak olehpenafsir dan objek atau tanda. Bagi Barthes faktor penting dalam konotasiadalah penanda dalam tatanan pertama. Penanda tataran pertama merupakantanda konotasi.26Pada dasarnya ada perbedaan antara denotasi dan konotasi dalampengertian secara umum dengan denotasi dan konotasi yang dimengertimelalui konsep Barthes. Dalam pengertian umum denotasi biasanyadimengerti sebagai makna harfiah, makna yang “sesungguhnya” kadang pulaada yang dirancu dengan referensi atau acuan. Di

Secara keseluruhan novel ini terdiri dari 10 bab, yang tiap babnya berisi cerita bersambung hingga akhir. Kemudian penulis pilih beberapa dialog ataupun prolog dari novel 5 cm yang menonjolkan nilai-nilai moral. Untuk langkah awal, data disajikan dalam bentuk potongan dialog atau prolog yang disertai dengan penulisan keterangan.

Related Documents:

MTs Madrasah Tsanawiyah N Nilai Keluaran Nilai-nilai yang diperhatikan oleh para stakeholders Nilai Masukan Nilai-nilai yang dibutuhkan dalam diri setiap pegawai, dalam rangka mencapai keunggulan Nilai Proses Nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam bekerja, dalam rangka mencapai dan mempertahankan kondisi yang diinginkan

sastra Indonesia, guru dapat menggunakan novel sebagai alternatif pembelajaran apresiasi sastra. Setiap karya sastra dapat menunjukan nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan, seperti nilai pendidikan religius, moral, sosial dan budaya. Namun dalam skripsi ini peneliti hanya membahas atau menganalisis .

ditampilkan dalam cerita lewat tokoh-tokohnya (Kenny, dalam Nurgiyantoro, 2000:321). Dalam cerita, melalui sikap, dan tingkah laku para tokohnya diharapkan pembaca dapat mengambil hikmah dari ajaran moral yang disampaikan. Budi Pekerti pada Nilai Moral Individu dalam Cerita Rakyat

ofmaking think and reform their ideas. And those true stories of import-antevents in the past afford opportunities to readers not only to reform their waysof thinking but also uplift their moral standards. The Holy Qur'an tells us about the prophets who were asked to relate to theirpeople stories of past events (ref: 7:176) so that they may think.File Size: 384KBPage Count: 55Explore further24 Very Short Moral Stories For Kids [Updated 2020] Edsyswww.edsys.in20 Short Moral Stories for Kids in Englishparenting.firstcry.com20 Best Short Moral Stories for Kids (Valuable Lessons)momlovesbest.comShort Moral Stories for Kids Best Moral stories in Englishwww.kidsgen.comTop English Moral Stories for Children & Adults .www.advance-africa.comRecommended to you b

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Nilai – Nilai Islam 1. Pengertian Nilai Dalam Islam Pada dasarnya konsep umum yang ada dalam masyarakat kita tentang istilah nilai merupakan konsep ekonomi. Hubungan suatu komoditi atau jasa dengan barang yang mau dibayarkan seseorang untuk memunculkan konsep nilai.

Hamzah Fansuri. 2. Pembahasan Naskah Syair Perahu karya Hamzah Fansuri ini terdapat bermacam-macam nilai agama diantaranya nilai tauhid, nilai akidah, dan nilai akhlak. Untuk penggunaan nilai tauhid yang terdapat di dalam Syiar Per

ditulis oleh Tere Liye diterbitkan oleh Republika pada tahun 2005 terdiri dari 265 halaman dan 19 episode. Adapun nilai-nilai edukatif dalam novel Hafalan Shalat Delisa dapat diambil beberapa nilai edukatif di antaranya adalah: kebers

A - provider is used by AngularJS internally to create services, factory etc. B - provider is used during config phase. C - provider is a special factory method. D - All of the above. Q 10 - config phase is the phase during which AngularJS bootstraps itself. A - true B - false Q 11 - constants are used to pass values at config phase. A - true B .