PENDIDIKAN ISLAM DAN LIBERALISME DI TENGAH PUSARAN ARUS .

3y ago
76 Views
2 Downloads
807.60 KB
20 Pages
Last View : 27d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Abby Duckworth
Transcription

53PENDIDIKAN ISLAM DAN LIBERALISMEDI TENGAH PUSARAN ARUS KAPITALISME.Lismiati1Email: lisnawati 8190@ymail.comAbstrackPendidikan Islam dan Pendidikan liberal merupakan konsepsi teoritisdalam mendesain pendidikan yang mengusung nilai-nilai humanis,demokratis dan membebaskan yang didasari oleh nilai-nilai islami. Sehinggakonsepsi pendidikan Islam fundamental lebih di elaborasi lagi dalampersepektif Islam sehingga menemukan titik temu antara pendidikan Islamyang selama ini dianggap kaku, rigit dan anti perubahan dengan konseppendidikan liberal yang selama ini di klaim sangat idealis dan finacialorineted dalam mengkonstruksi pendidikan konsepsi pendidikan dewasa ini.Selama ini respont yang digunakan oleh kelompok Islam dalam menghadapiserangan kapitalisme dalam sistem pendidikan Islam masih bersifat afirmatifyakni menguatkan keotentikan Islam. Dalam kondisi seperti ini pendidikanIslam ditantang untuk dapat meretas adanya distorsi nilai kemanusiaan,dengan demikian pendidikan Islam untuk dapat kembali pada perannyasebagai institusi pematangan nilai-nilai kemanusiaan dan mengangkatharkat dan martabat manusia. Tugas yang cukup berat bagi institusipendidikan Islam untuk mengembalikan pergeseran nilai kemanusiaantersebut. Pendidikan selama ini dianggap sebagai pabrik intlektual yanghanya mampu melahirkan aktor intlektual yang cerdas sementara prosespenanaman nilai kemanusiaan seringkali terabaikan.Key Word : Islamic Education, LiberalismeBerbicara tentang “Pendidikan Islam” bukanlah sebuah entitas yangberdiri sendiri, melainkan dikelilingi oleh entitas lain yang salingbersinergi.2 Oleh karena itu pembahasan tentang pendidikan tidak akan1Penulis Adalah Dosen Prodi PGMI Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Kamal NWKembang Kerang2Problem sosial politik, budaya,hukum dan ekonomi merupakan entitasyang berada diluar pendidikan yang memiliki pengaruh interkonektif denganpendidikan.Misalanya krisis ekonomi yang melanda indonesia pada tahun 1998,mau tidak mau berimbas pada daya tahan pendidikan untuk menjalankan rutinitasksehariannya. Harga yang melambung tinggi, BBM naik, SPP Naik Dan biayaOperasional bertambah sementara daya beli masyarakat pengguna Kampussemakin menurun, jika kondisi ini tidak dibarengi dengan peningkatan sumber

54mengalami titik final selama kehidupan manusia masih ada. Prosestransformasi sosial budaya yang semakincepat, pergeseran nilaikemanusiaan akibat sistem kapitalisme mulai tercerabut dari akarbudaya bangsa indonesia, yang terilhami oleh pergaulan bebas daridunia barat yang sangat sekuler lewat berbagai tindakan propagandis,nilai ekonomi yang lebih cenderung pada sistem kapitalisme.3Pergeseran nilai kemanusiaan tersebut akan menjadi tanggung jawabberat institusi pendidikan islam untuk menata kembali nilai kemanusiaanyang sudah berada pada titik nadir. Sehingga jangan disalahkan jikapenomena tersebut menjadi sasaran kritik Paulo Preiere dalam bukunya“Pendidikan Kaum tertindas” yaitu :daya keuangan para pengguna jasa pendidikan, maka akan berdampak pada prosespendidikan yang tidak maksimal.Lihat, Mustafa Rembangy, PendidikanTransformatif ;Pergulatan Kritis merumuskan pendidikan di tengah pusaran arus globalisasi,(Yogyakarta: Teras, 2008), hal.xiii.3Istilah Kapitalisme muncul pada abad ke 16,perkrmbangan kapitalismemenurut Max Weber yang dikutif oleh Pritrof Copra; Kapitalisme terkait eratdengan dengan konsep panggilan agama yang merefleksikan kesadaran terhadapadaanya kewajiban moral untuk memenuhi tugas sesorang untuk memenuhikebutuhan duniawi. Munculnya etos kerja untuk memenuhi kebutuhan duniawisama denga kebaikan. Max Weber dalam dalam tulisannya Etika Protestanmengatakan ada hubungan yang kuat antara kapitalisme dengan agama protestan,hal ini menunjukkan bahwa dukungan agama kristen protestan terhadapkapitalisme telah mendorong tumbuh suburnya kapitalisme di Eropa. Kapitalismesering digunakan pada Sistem ekonomi yang mengacu Pada teori Adam Smith,dalam pandangan Adam Smith dalam bukunya The Wealt of Nation ; Untukmeningkatkan kesejahteraan Rakyat maka intervensi pemerintah harus dihilangkan, apabila negara mengintervensi harga pasar maka akan terjadi gangguansehingga menyebabkan ketidakseimbangan harga. Sistem ekonomi pasar bebasmenghendaki tidak adanya intervensi negara dan hambatan non tarif sehinggabarang bebas keluar masuk suatu negara dalam rangka akumulasi modal, sistem iniyang biasa kita kenal dengan sistem ekonomi Kapitalis. Kapitalisme sebagai sebuahbudaya dan Idiologi masyarakat dunia saat ini telah memberi pengaruh yangbegitu besar terhadap berbagai asfek kehidupan, termasuk pada dunia pendidikan,sehingga pendidikan di indonesia lebih berorientasi pada financial. Jelas lihat,Thedy Herlambang dkk, Ekonomi Makro, teori analisis dan Kebijakan, (Jakarta ;Gramedia,2002),hal,138. Lihat juga, Robert N Bellah, Benyond Belief Esai tentangagama di dunia Modern,(Jakarta ; Paramadina,2000), hal,75-76.

55Pendidikan kaum tertindas yang dijiwai oleh rasa kedermawanan,kemurahan hati humanisyang menampilkan diri sebagai sebuahpendidikan bagi seluruh ummat manusia. Pendidikan yang dimulaidengan kepentingan egoistis kaum penindas dan menjadikan strumempertahankan dan menjelmakan penindasan itu sendiri dan iamerupakan perangkat dehumanisasi.4Dalam kondisi seperti ini pendidikan Islam ditantang untuk dapatmeretas adanya distorsi nilai kemanusiaan, dengan demikian pendidikanIslam untuk dapat kembali pada perannya sebagai institusi pematangannilai-nilai kemanusiaan dan mengangkat harkat dan martabat manusia.Tugas yang cukup berat bagi institusi pendidikan Islam untukmengembalikan pergeseran nilai kemanusiaantersebut. Pendidikanselama ini dianggap sebagai pabrik intlektual yang hanya mampumelahirkan aktor intlektual yang cerdas sementara proses penanamannilai kemanusiaan seringkali terabaikan. Konsepsi pendidikan islamdewasa ini harus lebih diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuandan penanaman nilai keagamaan. Islam sebagai agama yang universaldan diakui sebagai pandangan hidup dalam kehidupan sehari-hari,pendidikan yang dikembangkan harus selaras dengan islam sehinggapendidikan dijadikan sebagai penentu segala kepentingan manusiadidunia. Pendidikan menurut Islam tidak dipandang secara fungsionalyaitu sebagai pemuas kebutuhan sesaat di dunia, melainkan menjangkaukepentingan manusia masa depan yang lebih esensial yakni diakhiratkelak.5 Dengan demikian pendidikan Islam yang membebaskan4Paulo Preiere, Pendidikan kaum tertindas,(Jakarta; LP3ES,1991), hal,26.Abdul Aly,Pendidikan Islam di Indonesia sebuah kajian institusional,(Bandung:Mizan,1992) hal.18.5

56disamping berorientasi pada (antroposentrisme) nilai-niali kemanusiaanjuga berorientasi pada nilai teosentrisme, sehingga pendidikan Islamtidak kehilangan dimensi kerohanian dan spritual.6 Disilah letakugensitas pendidikan islam fundamental dan liberal di tengah Pusaranarus kapitalisme dalam rangka mengkonstruksi pendidikan Islam yangdemokratis dan membebaskan yang berlandaskan pada nilai keislamanserta dikontekstualkan dengan perkembangan masyarakat dalam rangkamembumikan pendidikan islam yang lebih egaliter dan dialogis di tengahmasyarakat yang hedonis dan kapitalistik.Penggunaan Istilah “Fundamentalisme” dan “Liberalisme” dalamdunia pendidikan islam sangat penulis sadari, untuk memberikanbatasaan secara definitif memerlukan kehati-hatian dan ketelitian, halini tidak lepas dari kata liberal sebagai asal kata dari liberalisasi yangpada awalnya kata tersebut lebih cenderung politis. Pada era sekarangpenggunaan kata fundamental sering di Sandarkan pada kelompokIslam yang memahami Islam secara tekstual dan kaku, menolakperubahan, intoleransi, tertutup, kekakuan madzhab, keras, tundukkepada turâts (tradisi), kembali ke belakang, dan menentangpertumbuhan dan perkembangan.7Sedangkan istilah Liberalismedilabelkan pada kelompok sebaliknya yaitu kelompok yang memahamiIslam secara kontekstual, terbuka dan historis. Oleh karena undamental dan liberal dapat memicu kontraversi dikalanganMasyarakat. Kontraversi tersebut lebih dipengaruhi oleh cara pandang6Khoirun Rosyidi, Pendidikan Islam Propertik,(Yogyakarta ;Pustakapelajar,2004),hal,5.7Roger Garaudy, Al Ushûliyyah Al Mu'âshirah; Asbabuha Wa Madhahiruha. Ta'rib Khalil Ahmad Khalil.( Paris, Dar Alfain, 1992), hal.13.

57mereka yang berbeda dalam memaknai istilah tersebut. Bagi kalanganyang “alergi” dengan istilah tersebut, maka penggunaan istilah itudianggap sebagai sesuatu yang dilarang, walaupun digunakan dalamkonteks yang sebenarnya berbeda dengan asumsi negatif mereka.Pendidikan fundamentalisme, merupakan konsepsi pendidikan yangdibangun berdasarkan nilai-nilai dasar al-qur’an yang selama inidijadikan pijakan dalam menata sistem pendidikan islam. Oleh karenaitu, konsep liberalisasi pendidikan islam yang dimaksud dalam tulisan ini,berbeda dengan konsep liberalisasi dalam bidang ekonomi ataumenjadikan pendidikan Islam sebagai komoditas ekonomi atau pasar.Paradigma tersebut bertolak belakang dengan konsep yang akandikonstruksi dalam makalah ini. Pendidikan merupakan sebuah aktivitasyang mulia dan terhormat yang tingkat keberhasilannya tidak bisa diukurdengan materi-ekonomi semata, yang terpenting bagaimana dapatterciptanya manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman danbertakwa kepada tuhan yang maha esa, berkarakter, saling agaisaranamemanusiakan manusia8 harus dapat dirasakan secara adil oleh seluruhlapisan masyarakat indonesia tanpa mengenal diskriminasi sosialekonomi masyarakat. Pendidikan Islam fundamental dan liberalmerupakan konsep teoritis-praktis dalam mendesain pendidikan yang8Istilah kemanusiaan secara leksikal bermakna sifat –sifat manusia, berprilakulayaknya sebagai manusia atau ertindak dalam logika berfikir sebagai manusia. Sifat-sifatmanusia sebagai mahluk berakal dan mahluk social semakin langka di negeri ini, seakanakan proses pemanusiaan manusia mengalami stagnasi. Pemanusiaan manusia merupakanproses menjadikan manusia agar memiliki rasa hormat, saling menghargai,mengasihi,sehingga menjadi manusia dewasa yang seutuhnya dalam arti yang sesungguhnya. Lihat,Sudadarwan Danim, agenda pembaharuan sistem Pendidikan Nasional,(Yogyakarta:Pustakapelajar,2003), h.2.

58mengusung nilai-nilai humanis, demokratis dan membebaskan yangdidasri oleh nilai islam.Denagan demikian gagasan untuk meujudkan liberalisasi pendidikanadalah penghormatan terhadap hak asasi manusia sebagai fitrahnya.Sikap eksploitatif terhadap hak asasi manusia dalam pendidikan islamharus di eliminasi, sehingga terbentuk sikap yang mengahargai sesamamanusia.Pendidikan Islam Fundamental dan Liberalisme.Pendidikan Islamadalahkonsepsi pendiddikan yangdipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai fundamental yangterkandung dalam sumber dasarnya yaitu al-qur’an dan sunnah.9Secara harpiah kata fundamental berasal dari kata bahasa inggrisyang berarti pokok,asas, fundamental.10 Sedangkan kata pokok danasas dalam bahasa indonesia berarti dasar, alas, fundamen atausesuatu yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berpikir dansebagainya serta cita-ciata yang menjadi dasar.11 Sedangkan kataliberal berasal dari bahasa inggris yang berarti membebaskan,tindakan memerdekakan.12 EnsiklopediIndonesia gankebebasan.13Berdasarkan pengertian itu dalam makalah ini, pemaknaan liberal9Maslikhah,Quo Vadis Pendidikan Multikultural; rekonstruksi Madrasah yangberbasis kebangsaan, (Surabaya; kerjasama JP BOOK dengan STAINSalatiga,2007),hal,119.10Jhon M.Echol dan Hasan Shadily, Kamus bahasa Inggris Indonesia,cet VII,(Jakarta;PT Gramedia,1997),hal.260.11W.J.S. Poerwadaminata,kamus Umum bahasa indonesia cet.XII(Jakarata;Balai, Pustaka,1991),hal,61.12Jhon M.Echol dan Hasan Shadily, Kamus bahasa Inggris Indonesia,cet VII,(Jakarta;PT Gramedia,1997),hal.357.13Ensiklopedi indonesia,Pimpinan Redaksi, E Nugroho, EdisiKhusus,(Jakarta;PT Ichtiar Barau-van Hoeve,Hal,205.

59lebih ditekan pada sikap terbuka dan demokratis dalam membangunpendidikan islam. Oleh karena itu Pendidikan islam fundamental danliberal adalah konsepsi teoritis-praktis dalam mendesain atisdanmembebaskan yang didasari oleh nilai-nilai islami. Sehingga konsepsipendidikan Islam fundamental lebih di elaborasi lagi dalampersepektif islam sehingga menemukan titik temu antara pendidikanislam fundamental yang selama ini dianggap kaku, rigit dan antiperubahan dengan konsep pendidikan liberal yang selama ini diklaim sangat idealis dan finacial orineted dalam mengkonstruksipendidikan. Selama ini respont yang digunakan oleh kelompok islamfundamentalisme dalam menghadapi serangan kapitalisme dalamsistem pendidikan islam masih bersifat afirmatif yakni menguatkankeotentikan islam.15Epistimolgi Pendidikan Islam fundamental dan liberal.1. Pendidikan Islam dan liberal sebagai sarana Humanisasi.Seiring dengan perputaran waktu dan di ikuti olehperkembangan ilmu pengetahuan serta problematika kehidupanmasyarakat muslim yang semakin kompleks. Untuk mengatasiberbagai persoalan kemanusiaan yang di hadapi oleh masyarakat14Nilai humanitis pada dasarnya adalah pengakuan akan pluralitas,keragaman berupa idiologi, agama, pola pikir, tingkat ekonomi,strata sosial ,etnis,ras , budaya dan nilai tradisi yang berkembang di masyarakat. Maslikhah, QuoVadis Pendidikan Multikultural.,hal,167.15Ninik Masruroh & Umiarso,Modernisasi pendidikanIslam,(Yogyakarta;Arruz Media,2011), hal,174.

60muslim dewasa ini dapat ditempuh dengan melakukan penataankembali pendidikan islam. Aktivitas pendidikan merupakanproses yang dapat membembing manusia ke arah perubahan,perkembangan dan dapat memberikan imunitas diridariberbagai tuntutan hidup.16 Paulo Preire sebagai salah satu tokohyang menyerukan pendidikan yang humanis, dasar pemikirannyatidak terlepas dari ontologis manusia. Secara fitrah manusiamerupakan mahluk yang dapat berpikir secara kritis serta mampumembaca dan mengubah realitas dunia. Dalam penyelenggaraanpendidikan sangat tidak dibenarkanadanya intimidasi,pengekangan dan pembatasan terhadap kreativitas, pendidikanmerupakan instrumen untuk mengembangkan berbagai bentukkreatifitas dan penanaman nilai-nilai kemanusiaan.Konsepsi pendidikan humanis harus menjadi orientasi danaflikasi dalam praktek liberalisasi pendidikan islam, sikap salingmenghormati, saling menghargai dan menanamkan praktekpendidikan dengan penuh rasa cinta adalah sebuah keniscayaandalam membangun pendidikan islam yang humanis. Aktivitasatau kegiatan pendiddikan harus memiliki implikasi dan relevansidengan dengan tugas kehidupan manusia sebagai khalifah danhamba allah di muka bumi.17Pendidikan Islam yang humanis meniscayakan adanyapergeseran idiologi pendidikan yang selama ini hanya melakukantransfer ilmu pengetahuan saja, pendidikan humanisakanmenjadi sangat penting ditengah arus globalisasi yang semakinSholeh Subagja, Gagasan liberalisasi ,182.16

-besaranyangkonsekuensi logis munculnya budaya baru.Pendidikan humasnispada dasarnya merupakan modelpendidikan yang memberikan penghargaan yang tinggi terhadapanak didik untuk diberikan ruang seluas-luasnya untuk berfikirsecara kreatif dan mengembangkan fotensi yang dimiliki.Pendidikan humanis akan mencoba membongkar bebagai bentukketimpangan yang menindas dan eksploitasi. Model realasi iniperlu di ubah agar menjadi setara,saling menghargai dan padaakhirnya memanusiakan.Ada beberapa prinsip umum sebagai upaya re-orientasipemikiran pendidikan islam yang humanisdalam konteksmasyarakat global saat ini ; 1). Menumbuhkan kesadaran krirtispada pesereta didik. 2). Berorientasi masa depan . 3). Orientasipada pengembangan nilai-nilai humanis yang semakin tereduksioleh perkembangan zaman.18Pergeseran cara pandang ummat manusia tentang nilai-nilaikemanusiaantelah memberikan dampak yang cukup besarterhadap mainset masyarakat. Berbagai persoalan yang munculditengah masyarakt dewasa ini seperti Korupsi, terorisme,perdagangan anak dan tauran, merupakan akibat secara tidaklansung, bahwa nilai kemanusiaan dalam kehidupan manusiasemakin luntur. Dengan melihat fakta yang berkembang sekarangini, dunia pendidikan islam memiliki peran yang sangat pentingdalam proses transformasi nilai kemanusiaan. Pendidikanhumanis pada dasarnya merupakan proses memanusiakan18Mustafa Rembangy, Pendidikan Transformatif ., hal.100

62manusia dari sistem yanghumanisasi tadak hanyamasih membelenggu. Prosespada peserta didik, melainkan terkaiterat dengan realitas masyarakt sekitarnya. sehingga situasihumanis yang berbasis pada moralitas tatanan dalam kehidupanmanusia.19 Di samping itu juga tujuan pendidikan islam harusdirancang untuk mengkonstruksi penanaman nilai moral danteori iptekyang fungsional bagi masalah hiddupnya.20Pendidikan humanis mestinyadilaksanakan sebagai proseshumanisasi manusia dan peningkatan kualitas SDM, akibat daripergeseran budaya manusia yang kapitalistik21 berdampak padaproses penyelenggaraan pendidikan, pendidikan hanya dimaknaisecara parsialdan pragmatis bahwapendidikanuntukpenyediaan lapangan pekerjaan. Pendidikan islam yang humanisharus dibangun dari sekarang melalui proses pembelajaran yanglebih menekankan pada nilai kemanusiaan untuk membentukkesadaran kritis terhadap perkembangan realitas listik; budaya ysng dionstruksi didasrkan padaperkembangan sistem ekonomi kapitalis yang berorientasai pada akumulasi modaluntuk mendapat keuntungan oleh kelompok yang menguasai faktor-faktorproduksi. Institusi Pendidikan juga tidak luput dari pengaruh kapitalis, lembagapendidikan yang pada prinsifnya temapt mencetaak intlektual yang memilikikepekaan sosial telah bergeser menjadi, lembaga pencetak pekerja atau robot-robotyang akan ditempatkan sesui kebutuhan pasar. Pendidikan tidak lagi beorientasipada pembentukan nilai moral akan tetapi lebih pada pembentukan sikappragmatis. Lihat Francis Wahono,Kapitalisme Pendidikan antara kompetensi dankeadilan, cet II, (Yogyakarta;InsisT kerjasama dengan Pustaka pelajar,20100,hal,41.21Budaya

632. Pendidikan Islam Yang membebaskan.Reom Timatifasung dalam bukunya “Pendidikan itu candu”22menjelaskan ; kalau kita memotret konsidi pendidikan kitasekarang ini,telah begitu banyak melahirkan manusia yangterasing dan tercerabut dari realitas dirinya sendiri dan realitassekitarnya, oleh karena itu pendidikan harus dikembalikankepada fungsinya yang sebenarnya. Pendidikan bukan lagimenjadi alat legitimasi penguasa dan alat untuk mencarikeuntungan, pendidikan harus memberikan keleluasaan kepadasetiap orang untuk mengatakan dengan kata-katanya sendiribukan kata orang lain, pendidikan harus dibangun berdasarkankebutuhan masyarakat bukan karena pesanaan atau kebutuhanpasar, seperti dalam sistem kapitalis sekarang ini.Ivan Illich seorang tokoh pendidikan jerman mengatakankegagalan pendidikan bersumberkarena sistem pendidikandewasa ini hanya memperkuat posisi tawar kaum elit yang sudahmapan, hal senada juga dikemukakan oleh Everat Reimermenyatakan; bahwa sekolah bagi kebanyakan orang adalahmerupakan institusi yang mendukung hak-hak istimewa dan padasaat yang sama pendidikan juga menjadi instrumen Mobilitasvertikal.23 Di saat pendidikan menjadi satu-satunya harapanmasyarakat untuk memperbaiki kualitas kehidupan secaramoralitas, pada waktu bersamaan pula pendidikan menggeserfungsinya menjadi lembaga yang elitis, sehingga tidak mampudijangkau oleh kaum dhu’afa. Maka ada benarnya apa yang22Reom Timatifasung, pendidikan itu candu,(yogyakarta; Pustakapelajar,1998),hal,vi.23. Muharir,Pendidikan Kritis, Demokratis dan paradigma Pragmatis, DalamMajalah LPM Ro’yuna, STAIN Mataram, Edisi 06,Th IV,2002.

64dikatan oleh Prancis Wahono, bahwa pendidikan telah mati.Karena tidak berfungsi sebagaimanaa mestinya.Analisis pemikiran pendi

orineted dalam mengkonstruksi pendidikan konsepsi pendidikan dewasa ini. Selama ini respont yang digunakan oleh kelompok Islam dalam menghadapi serangan kapitalisme dalam sistem pendidikan Islam masih bersifat afirmatif yakni menguatkan keotentikan Islam. Dalam kondisi seperti ini pendidikan

Related Documents:

BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian Pendidikan Islam Dalam bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “an”, mengandung arti “perbuatan” (hal, cara dan sebagainya).1 Istilah pendidikan ini berasal dari bahasa yunani, yaitu “paedagogie”, yang

dibuktikan melalui buku-bukunya antara lain, Ilmu Pendidikan Islam, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, Filsafat Pendidikan Islam,Metodologi Studi Islam, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Perspektif Islam t

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 2 PEKUNCEN BANYUMAS Miftahudin, NIM. 082338040, udin miftah132@gmail.com Progran Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto) ABSTRAK Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang sangat penting bagi

Islam, sedangkan pendidikan Islam adalah nama sistem, yaitu . merupakan dasar yang utama dalam pendidikan Islam. b. As-Sunnah Setelah Al-Qur’an maka dasar dalam pendidikan Islam adalah As-Sunnah, As-Sunnah merupakan perkataan, . 18 Marasudin Siregar, “Konsepsi Pendidikan Ibnu Khaldun .

agar tujuan pendidikan islam tercapai. 9. Lingkungan pendidikan Keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan islam. C. Landasan Pendidikan Islam 1. Landasan Normatif-Teologis Mengajarkan kepada pemeluknya untuk memasuki islam secara kaffah (menyeluruh) sebagai lawan dari berislam yang parsial.

8) S-1 Pend. Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah 9) S-1 Bahasa dan Sastra Indonesia 10) S-1 Ilmu Perpustakaan 11) S-1 Pendidikan Bahasa Inggris 12) S-1 Bahasa dan Sastra Inggris 13) S-1 Pendidikan Bahasa Arab 14) S-1 Pendidikan Bahasa Jerman 15) S-1 Pendidikan Bahasa Mandarin 16) S-1 Pendidikan Seni Rupa 17) S-1 Pendidikan Seni Tari dan Musik

Diajukan kepada Program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : Alfian Ricky Saputro NIM. 14422078 Dosen Pembimbing : Drs. H. A.F. Djunaidi, M.Ag. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM

Second Grade – English/Language Arts Kentucky Core Academic Standards with Targets Student Friendly Targets Pacing Guide . Page 2 of 40 Revised 2/28/2012 College and Career Readiness Anchor Standards for Reading The K-5 standards on the following pages define what students should understand and be able to do by the end of each grade. They correspond to ten broad College and Career Readiness .