ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR, SUKU BUNGA SBI .

3y ago
51 Views
2 Downloads
302.07 KB
20 Pages
Last View : 24d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Camden Erdman
Transcription

Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Terhadap Tingkat InflasiANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR,SUKU BUNGA SBI, NILAI TUKAR TERHADAPTINGKAT INFLASIHeru PerlambangAlumni Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti 2012Email : heru herlambang@yahoo.comAbstractInflation is one of the effects of a prolonged economic crisis that hit thecountry. Inflation is a situation where there are price rises sharply (Absolute)which continues over a period of time. The purpose of this study analyzes themonetary policy conducted by Bank Indonesia and its influence as the moneysupply, interest rates and exchange rates SBI (IDR / USD) of the inflation rate.The method used is multiple linear regression based on test results indicateavariable effect on money supply, interest rate of SBI, and the exchange rate(Rp / USD) in 2004 to 2009. By using eviews 4.0 software obtained from theresults of research following the money supply and exchange rate (Rp/USD)had no significant effect on inflation while the interest rate (SBI) have asignificant effect on inflation.Keywords: Money Supply, Interest Rates, Exchange Rate (IDR/USD),multiplelinear regression, Inflation1

Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2010PENDAHULUANSalah satu peristiwa moneter yangpenting dan hampir dijumpai semuaNegara di dunia adalah inflasi. Inflasiberasal dari bahasa latin “inflance” yangberarti meningkatkan. Secara umum inflasiadalah perkembangan dalam perekonomian, dimana harga dan gajimeningkat, permintaan tenaga kerjamelebihi penawaran dan jumlah uang yangberedar sangat meningkat. Inflasi selaluditandai dengan peningkatan harga-hargasecara cepat (Ensiklopedia Indonesia :1991, 445). Inflasi merupakan proseskenaikan harga barang-barang secaraumum dan berlaku terus-menerus. Ini tidakberarti bahwa harga berbagai macambarang itu naik dengan persentase yangsama. Mungkin dapat terjadi kenaikanharga umum barang secara terus-menerusselama periode tertentu, kenaikan yangterjadi hanya sekali saja (meskipun dalampersentase yang cukup besar) bukanmerupakan inflasi(Nopirin, 1992 : 25).Pada masa krisis terutama tahun 1998,Indonesia mengalami inflasi tertinggi yaitumencapai 77,6 %. Peningkatan laju inflasiterutama disebabkan oleh depresiasi nilaitukar rupiah, krisis ekonomi danekspektasi terhadap inflasi yang tinggi.Sebelumnya Indonesia pernah mengalamihiper inflasi pada masa akhir orde lamayaitu pada tahun 1966. Sehingga secarapsikologis inflasi merupakan krisis bagimasyarakat Indonesia (A.M. Soesilo,2002:1).2Secara umum inflasi menyebabkantimbulnya sejumlah biaya sosial yangharus ditanggung oleh masyarakat.Pertama, inflasi menimbulkan dampaknegatif pada distribusi pendapatan.Masyarakat golongan bawah danberpendapatan tetap akan menanggungbeban inflasi dengan turunnya daya belimereka. Sebaliknya, masyarakat menengahdan atas yang memiliki aset-aset finansialseperti tabungan dan deposito dapatmelindungi kekayaannya dari inflasi,sehingga daya beli mereka relatif tetap.Kedua, inflasi yang tinggi berdampaknegatif terhadap pertumbuhan ekonomi.Salah satu kebijakan dalam pengendalian inflasi adalah kebijakan moneter.Untuk kebijakan moneter, pada umumnyakebijakan yang dilakukan oleh pihakotoritas moneter untuk mempengaruhivariabel moneter,jumlah uang beredar,suku bunga SBI dan nilai tukar. Padaumumnya kebijakan moneter adalahdicapainya keseimbangan intern (internalbalance) dan keseimbangan ekstern(external balance). Keseimbangan internalbiasanya ditunjukkan dengan terciptanyakeseimbangan kerja yang tinggi, tercapainya laju pertumbuhan ekonomi yangtinggi dan dipertahankan laju inflasi yangrendah. Disisi lain keseimbangan internalbiasanya ditunjukkan dengan neracapembayaran yang seimbang (Insukindro,1994:204).Kebijakan moneter yang harusdilakukan di negara berkembang padaumumnya lebih berat dan sulit jikadibandingkan dengan negara-negara maju.

Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Terhadap Tingkat InflasiFaktor pertama yang menjadi penyebabnya bahwa tugas untuk menciptakanpenawaran uang yang cukup sehinggapertambahannya dapat selalu selarasdengan jalannya pembangunan yangmemerlukan disiplin yang kuat di kalanganotoritas moneter dan pemerintah.Kekurangan modal dan terbatasnyapendapatan pemerintah seringkalimenimbulkan dorongan yang kuat kepadapemerintah untuk meminjam secaraberlebihan kepada Bank Sentral. Kalau inidilakukan, maka laju pertambahan jumlahuang beredar akan menjadi lebih cepat,akibatnya terjadi inflasi.Faktor yang kedua yaitu, Bank Sentraldi negara-negara berkembang harus secaralebih teliti dan berhati-hati mengawasiperkembangan penerimaan valuta asingdan mengawasi kegiatan dalam ekspor danimpor. Kegiatan di sektor ini sangat mudahmenimbulkan inflasi karena berfluktuasinya harga-harga bahan mentahyang diekspor, sehingga penerimaan darikegiatan ekspor mengalami perubahanyang tidak teratur, adakalanya kenaikannyabesar sekali dan adakalanya menjadi sangatmerosot. Akibatnya dari naik turunnyapendapatan ekspor, akan berpengaruhnyaatas terjadinya ketidak stabilan ekonomidan moneter serta ketidakstabilanpembangunan nasional.Jika suatu negara ingin mempertahankan laju inflasi yang rendah,tentunya pemerintah tersebut harusmenekan kenaikan harga. Usaha untukmenekan harga ini dapat dilakukan denganmenekan laju kenaikan jumlah uangberedar misalnya dengan pembatasanpemberian kredit atau dengan menaikkansuku bunga pinjaman (tight money policy).Tetapi dampak yang ditimbulkan adalahakan terjadi kelesuan investasi, danmeningkatnya pengangguran yang padaakhirnya akan menurunkan PendapatanNasional.Dengan fluktuasi tingkat suku bungayang terjadi akan mempunyai implikasiyang penting terhadap sektor riil maupunsektor moneter dalam perekonomian.Tingkat bunga yang tinggi akan menjadimasalah yang menyulitkan bagi investasidi sektor riil. Tapi tingkat bunga yangtinggi akan merangsang lebih banyaktabungan masyarakat. Untuk itulah tingkatfluktuasi bunga harus senantiasaterkontrol agar tetap mendorong kegiataninvestasi dan produksi serta tidakmengurangi hasrat masyarakat untukmenabung dan tidak mengakibatkanpelarian modal ke luar negeri.Faktor inflasi di Indonesia jugadisebabkan oleh faktor luar negerimengingat bahwa Indonesia adalah suatunegara dengan perekonomian terbukayang di tengah-tengah perekonomiandunia. Dengan keadaan seperti itu makaimplikasinya adalah adanya gejolakperekonomian di luar negeri akanberpengaruh terhadap perekonomian didalam negeri. Bagi Indonesia dalam upayamembangun kembali perekonomiannyatingkat inflasi yang tinggi harus dihindariagar supaya momentum pembangunanyang sehat dan semangat dalam dunia usahaagar dapat tetap terpelihara.3

Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2010Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas,makapermasalahan yang dirumuskandalam penelitian ini adalah:1. Bagaimana pengaruh Jumlah UangBeredar terhadap Tingkat Inflasi?2. Bagaimana pengaruh Suku Bunga SBIterhadap Tingkat Inflasi?3. Bagaimana pengaruh Nilai TukarRupiah terhadap Dollar terhadapTingkat Inflasi?TINJAUAN PUSTAKATeori InflasiAda cukup banyak definisi mengenaiinflasi. Sejak awal 1970-an para ahliekonomi mengartikannya sebagai naiknyatingkat harga umum secara terus menerus.Venieris dan Sebold dalam Anton HermantoGunawan (1991), mendefinisikan inflasisebagai kecenderungan yang terus menerusdari tingkat harga umum untuk meningkatsetiap waktu. Kenaikan harga umum yangterjadi sekali waktu saja, menurut definisiini, tidak dapat dikatakan sebagai inflasi.Sedangkan menurut Ackley dalamIswardono (1993), inflasi adalah suatukenaikan harga yang terus menerus daribarang-barang dan jasa secara umum(bukan satu macam barang saja dan sesaat).Menurut definisi ini kenaikan harga yangsporadis bukan dikatakan sebagai inflasi.Sehingga menurut Venieris dan Sebolddalam Anton Hermanto Gunawan(1991) didalam definisi inflasi tersebut tercakup tigaaspek, yaitu:41. Adanya “kecenderungan” (tendency)harga-harga untuk meningkat, yangberarti mungkin saja tingkat harga yangterjadi aktual pada waktu tertentu turunatau naik dibandingkan dengansebelumnya, tetapi tetap menunjukkankecenderungan yang meningkat2. Peningkatan harga tersebut berlangsung“terus menerus” (sustained) yangberarti bukan terjadi pada suatu waktusaja, yakni akibat adanya kenaikanharga bahan baker minyak pada awaltahun saja misalnya.3. Mencakup pengertian “tingkat hargaumum” (general level of prices), yangberarti tingkat harga yang meningkatbukan hanya pada satu atau beberapakomoditi saja.Menurut Nopirin (1992), Jenis inflasimenurut sifatnya dibagi menjadi 3, yaituInflasi merayap (creeping inflation), Inflasimenengah (galloping inflation) dan Inflasitinggi (hyper inflation). Sedangkan, jenisinflasi menurut sebab terjadinya dibagimenjadi 2, yaitu Demand Pull InflationdanCost Push Inflation(Dernburg, 1994).Jenis inflasi menurut asal dari inflasidibagi menjadi (Boediono, 1995):a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri(domestic inflation)Inflasi yang berasal dari dalam negeritimbul misalnya karena defisitanggaranbelanja yang dibiayai denganpencetakan uang baru, panenan gagaldansebagainya.b. Inflasi yang berasal dari luar negeri(imported inflation)

Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Terhadap Tingkat InflasiPenularan inflasi dari luar negeri kedalam negeri ini dapat mudah terjadipadanegara-negara yang perekonomiannya terbuka. Penularan inflasi inidapatterjadi melalui kenaikan hargaharga baik itu impor maupun eksporbaik secarademand inflation maupuncost inflation.Jumlah Uang Beredar (JUB)Kuantitas uang sebagai jumlah dolaryang dipegang publik dan kita mengasumsikan Bank Sentral AS mengendalikanjumlah uang beredar dengan meningkatkanatau menurunkan jumlah uang dollar dalamsirkulasi melaui operasi pasar terbuka.Meskipun merupakan pendekatan pertamayang baik, penjelasan ini tidak lengkap,karena mengabaikan peran sistemperbankan dalam menentukan jumlah uangberedar . Jumlah Uang Beredar tidak hanyaditentukan oleh kebijakan bank Sentral,tetapi juga oleh pelaku rumah tangga (yangmemegang uang) dan bank (di mana uangdisimpan). Kita mulai dengan mengingatbahwa jumlah uang beredar meliputi matauang asing di tangan publik dan depositodi bank-bank yang bisa digunakan rumahtangga untuk bertransaksi, seperti rekeningkoran. Yaitu, dengan M menyatakan jumlahuang beredar, C mata uang asing, dan Drekening giro (demand deposit), dan dapatditulis:M C DTeori Permintaan Uang KeynesKeynes menyatakan, bahwa permintaanuang kas untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga tergantung dari pendapatannya.Makin tinggi tingkat pendapatan, makabesar keinginan akan uang kas untuktransaksi dan berjaga-jaga. Seseorangataumasyarakat yang tingkat pendapatannyatinggi, biasanya melakukan transaksi yanglebih banyak dibanding seseorangmasyrakat yang pendapatannya rendah.Menurut keynes terjadinya inflasidisebabkan oleh permintaan agregat initidak hanya karena ekspensasi banksentral, namun dapat pula disebabkan olehpengeluaran investasi baik oleh pemerintah,maupun oleh swasta dan pengeluarankonsumsi pemerintah yang melebihipenerimaan (defisit anggaran belanjanegara) dalam kondisi full employment.Secara garis besar keynes menyebutkanbahwa inflasi terjadi karena suatumasyarakat ingin hidup di luar bataskemampuan ekonominya.Hubungan Jumlah Uang Beredar danPengaruh Terhadap InflasiNilai uang ditentukan oleh supply dandemand terhadap uang. Jumlah uangberedar ditentukan oleh Bank Sentral,sementara jumlah uang yang diminta(money demand) ditentukan oleh beberapafaktor, antara lain tingkat harga rata-ratadalam perekonomian. Jumlah uang yangdiminta oleh masyarakat untuk melakukantransaksi bergantung pada tingkat hargabarang dan jasa yang tersedia. Semakintinggi tingkat harga, semakin besar jumlahuang yang diminta.Peningkatan harga kemudian mendorong naiknya jumlah uang yang diminta5

Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2010masyarakat. Pada akhirnya, perekonomianakan mencapai equilibrium baru, saatjumlah uang yang diminta kembaliseimbang dengan jumlah uang yangdiedarkan. Penjelasan yang menggambarkan bagaimana tingkat harga ditentukandan berubah seiring dengan perubahanjumlah uang beredar disebut teorikuantitas uang (quantity theory of money).Berdasarkan teori ini, jumlah uang yangberedar dalam suatu perekonomianmenentukan nilai uang, sementarapertumbuhan jumlah uang beredarmerupakan sebab utama terjadinya inflasi.Secara umum, teori kuantitas uangmenggambarkan pengaruh jumlah uangberedar terhadap perekonomian, dikaitkandengan variabel harga dan output.Hubungan antara jumlah uang beredar,output, dan harga dapat ditulis dalampersamaan matematis sebagai berikut:MxV PxYDimana P adalah tingkat harga (GDPdeflator), Y adalah jumlah output (real GDP),M adalah jumlah uang beredar, PxY adalahnominal GDP, dan V adalah velocity ofmoney (perputaran uang). Persamaan inidisebut sebagai persamaan kuantitas(quantity equation). Velocity of money(perputaran uang) mengukur tingkatdimana uang bersirkulasi dalam perekonomian Atau dapat dikatakan mengukur kecepatan perpindahan uang dari satuorang ke orang lainnya. Velocity of moneydapat dihitung melalui pembagian antaraGDP nominal dengan jumlah uang beredar.6Suku Bunga SBISertifikat Bank Indonesia adalah suratberharga sebagai pengakuan utangberjangka waktu pendek dalam mata uangrupiah yang diterbitkan oleh BankIndonesia dengan system diskonto. SBIditerbitkan tanpa warkat (scripless), danseluruh kepemilikan maupun transaksinyadicatat dalam sarana Bank Indonesia BI.Pihak-pihak yang dapat memiliki SBIadalah bank umum dan masyarakat.Bankdapat membeli SBI di pasar perdanasementara masyarakat hanya diperbolehkan membeli di pasar sekunder.Penerbitan SBI di pasar perdanadilakukan dengan mekanisme lelang padasetiap hari Rabu atau hari kerja berikutnya(dalam hal hari dimaksud adalah hari libur).SBI diterbitkan dengan jangka waktu(tenor) 1 bulan sampai dengan 12 bulandengan satuan unit terkecil sebesar Rp1juta. Saat ini Bank Indonesia menerbitkanSBI dengan tenor 1 bulan dan 3 bulan.Penerbitan SBI tenor 1 bulan dilakukansecara mingguan sedangkan SBI tenor 3bulan dilakukan secara triwulanan. Pesertalelang SBI terdiri dari bank umum dan pasaruang Rupiah dan Valas (www.bi.go.id).Metode lelang penerbitan SBI dilakukandengan menggunakan 2 (dua) cara yaitumelalui Variable Rate Tender (peserta lelangmengajukan penawaran kuantitas dengantingkat diskonto yang ditetapkan oleh BankIndonesia) dan dengan Fixed Rate Tender(peserta lelang mengajukan penawarankuantitas dengan tingkat diskonto yangditetapkan oleh Bank Indonesia).

Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Terhadap Tingkat InflasiSejak awal Juli 2005, Bank Indonesiamenggunakan mekanisme BI rate(sukubunga BI), yaitu BI mengumumkantarget suku bunga SBI yang diinginkanolehBank Indonesia untuk pelelangan padamasa periode tertentu. BI rate inikemudianyang digunakan sebagai acuanpara pelaku pasar dalam mengikutipelelangan. Definisi BI rate sendirimenurut Bank Indonesia adalah suku bungainstrumentsinyaling Bank Indonesia yangditetapkan pada Rapat Dewan Gubernurtriwulanan untuk berlaku selama triwulanberjalan, kecuali ditetapkan berbeda olehRapatDewan Gubernur bulanan dalamtriwulan yang sama(www.bi.go.id).BI rate digunakan sebagai acuan dalampelaksanaan operasi pengendalianmoneteruntuk mengarahkan agar rata-ratatertimbang suku bunga SBI 1 bulanhasillelang operasi pasar terbuka berada disekitar BI rate, Selanjutnya suku bunga SBI1bulan diharapkan mempengaruhi sukubunga pasar uang antar bank dan sukubungajangka yang lebih panjang. PerubahanBI rate (SBI tenor 1 bulan) ditetapkansecarakonsisten dan bertahap dalamkelipatan 25 basis poin (bps).BI rateditetapkan oleh dewan gubernur denganmempertimbangkan hal-hal sebagaiberikut :1) Rekomendasi BI rate yang dihasilkanoleh fungsi reaksi kebijakan dalammodelekonomi untuk pencapaiansasaran inflasi2) Berbagai informasi lainnya sepertiindikator makro ekonomi, survey,pendapatahli, hasil-hasil riset ekonomi.Saat ini Bank Indonesia menggunakantingkat suku bunga SBI sebagai salah satuinstrumen untuk mengedalikan inflasi.Apabila inflasi dirasakan cukup tinggimaka Bank Indonesia akan menaikkantingkat suku bunga SBI untuk meredamkenaikan inflasi. Perubahan tingkat sukubunga SBI akan memberikan pengaruhbagipasar modal dan pasar keuangan. Apabilatingkat suku bunga naik maka secaralangsung akan meningkatkan beban bunga.Perusahaan yang mempunyai leverageyangtinggi akan mendapatkan dampak yangsangat berat terhadap kenaikan tingkatbunga. Kenaikan tingkat bunga ini dapatmengurangi profitabilitas perusahaansehingga dapat memberikan pengaruhterhadap harga saham perusahaan yangbersangkutan.Hubungan Suku Bunga SBI DanPengaruh Terhadap InflasiHubungan suku bunga SBI dan inflasidijelaskan dengan menggunakan hipotesa,Zulverdi (1998), menyatakan bahwaterdapat hubungan antara tingkat sukubunga SBI dan tingkat inflasi yangdiperkirakan tingkat suku bunga SBI jugadipengaruhi inflasi atau dengan kata laintingkat inflasi mempunyai pengaruh atauefek terhadap tingkat suku bunga SBIsebagai sasaran. Tingkat suku bunga SBIcenderung akan meningkat pada saat inflasiyang diperkirakan meningkat.Kegiatan transaksi ekonomi lebihbanyak di sektor keuangan ini dibandingkan dengan sektor riil.Selanjutnyadiketahui pula bahwa, tingkat suku bunga7

Media Ekonomi Vol. 19 No. 2, Agustus 2010SBI mempunyai hubungan dengan tingkatinflasi.Nilai Tukar (KURS)Menurut Hamdy (2008) nilai tukaradalah harga mata uang lokal terhadapmatauang asing. Jadi, nilai tukar merupakan nilaidari satu mata rupiah yang ditranslasikanke dalam mata uang negara lain. Misalnyanilai tukar rupiah terhadapDolar AS, nilaitukar rupiah terhadap Yen, dan lainsebagainya.Kurs sebagai salah satu indikator yangmempengaruhi aktivitas di pasarsahammaupun di pasar uang karena investorcenderung akan berhati-hati untukmelakukan investasi. Menurunnya kursrupiah terhadap mata uang Asingkhususnya Dollar AS memiliki pengaruhnegatif terhadap ekonomi dan pasar modal(Sitinjak dan Kurniasari,2003).Hubungan Nilai Tukar Dan PengaruhTerhadap InflasiPerubahan nilai tukar ini perludicermati lebih seksama bagaimanakejutannilai tukar akan mempengaruhiperekonomian dan inflasi. Perubahan nilaitukar initentunya akan berimplikasiterhadap karakteristik fluktuasi nilai tukardanpengaruhnya terhadap perekonomianterbuka. Rupiah mendapatkan tekanan tekanan depresiatif yang sangat besardiawali dengan krisis nilai tukar. Nilai tukarrupiah secara simultan mendapat tekananyang cukup berat karena besarnya capitaloutflow akibat hilangnya kepercayaaninvestor asing terhadap prospek8perekonomian Indonesia. Tekananterhadap nilai tukar tersebut diperberat lagidengan semakin maraknya kegiatan.sehingga sejak krisis berlangsung nilaitukar mengalami depresiasi hinggamencapai 75 persen.Kerangka PemikiranBerdasarkan latar belakang permasalahan dan kerangka teoritis yangdiajukan, maka diperoleh faktor-faktoryang mempengaruhi inflasi, antara lainjumlah uang beredar, suku bunga SBI dannilai tukar rupiah terhadap dollar.Hipotesa1. Adanya pengaruh positif inflasi denganjumlah uang beredar.2. Adanya pengaruh positif inflasi dengansuku bunga SBI.3. Adanya pengaruh positif inflasi dengannilai tukar rupiah terhadap dollar.Penelitian TerdahuluPenelitian yang dilakukan oleh NovaRiana (2008), dengan meninjau dari analisaRegresi Liner Berganda ditemukan bahwaperubahan suku bunga SBI, perubahan nilaitukar, perubahan jumlah uang beredar,memberikan respon terhadap pengaruhperubahan inflasi.Dari analisa RegresiLiner Berganda. hasil nilainya menyatakanbahwa kejutan inflasi menjadi penjelasterbesar fluktuasi perubahan suku bungaSBI terhadap inflasi. pengaruh kejutanperubahan inflasi terhadap fluktuasiperubahan semakin menurun namun tetapmemberikan pengaruh yang besar. Padaperubahan inflasi memberikan pengaruh

Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Terhadap Tingkat InflasiGambar 1Kerangka Pemikiranyang kecil dalam menjelaskan variasiperubahan nilai tukar, perubahan jumlahuang beredar. Namun pa

Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Terhadap Tingkat Inflasi Abstract Inflation is one of the effects of a prolonged economic crisis that hit the country. Inflation is a situation where there are price rises sharply (Absolute) which continues over a period of time. The purpose of this study analyzes the

Related Documents:

disusun diduga terdapat pengaruh dan signifikan dari (X1) Konsumsi, (X2) Investasi, (X3) Jumlah uang beredar, dan (X4) Tingkat Inflasi terhadap suku bunga SBI 3 bulanan. Prosedur pengujian hipotesis mempunyai sistematika tertentu. Adapun langkah-langkah dari pengujian tersebut adalah (1) menyatakan hipotesis nol (H 0

menyebabkan nilaibtukar rupiah melemah atau terjadi depresiasi. 4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.2.1 Nilai Tukar Rupiah Nilai tukar uang atau yang biasa disebut dengan kurs mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing dalam harga mata uang domestik, atau bisa disebut dengan harga mata uang domestik dalam mata uang asing.

Tabel 4.9 Peramalan Jumlah Penduduk dengan Metode DES Parameter α 0,4 42 Tabel 4.10 Peramalan Jumlah Penduduk dengan Metode DES Parameter α 0,5 43 Tabel 4.11 Peramalan Jumlah Penduduk dengan Metode DES Parameter α 0,6 45 Tabel 4.12 Peramalan Jumlah Penduduk dengan Metode DES Parameter α 0,7 46 Tabel 4.13 Peramalan Jumlah Penduduk

penduduk. Pada tahun 2000, jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas diperkirakan meningkat sekitar 15,3 juta (7,4%) dari jumlah penduduk. Pada tahun 2005, jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 18,3 juta (8,5%). Pada tahun 2005-2010 jumlah lanjut usia akan sama dengan jumlah angka balita, yaitu sekitar 19,3 juta jiwa (9%) dari jumlah penduduk.

Bab 14. Pasar Uang amanitanovi@uny.ac.id BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 182 A. PENGERTIAN Pasar uang (money market) merupakan pasar yang menyediakan sarana pengalokasian dan pinjaman dana jangka pendek. Jangka waktu surat berharga yang diperjualbelikan biasanya kurang dari satu tahun. Karena itu pasar uang merupakan pasar likuiditas primer. Pelaku utama dalam pasar uang: 1. Lembaga-lembaga .

jumlah penduduk di Jawa Timur mengalami peningkatan, jumlah penduduk pada tahun 2017 sebesar 39.292.972 ribu jiwa. Jumlah angkatan kerja yang ada di Jawa Timur juga mengalami kenaikan pada tahun 2017. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2017 sebesar 20.937.716 ribu jiwa. Hal tersebut

Beberapa faktor tersebut yaitu, "Data Tingkat Inflasi, Jumlah Uang Beredar, BI Rate, Indeks Bursa Saham Global (Indeks S&P 500), Serta Nilai Tukar Rupiah". VECM dipopulerkan pertama kali oleh Engle B. Analisis Deret Waktu Deret waktu adalah suatu himpunan pengamatan yang diperoleh pada titik waktu yang berbeda dengan selang waktu yang sama .

intelligence until Deep Blue won the world championship from Kasparov—but even these researchers agree that something important is missing from modern AIs (e.g., Hofstadter 2006). While this subfield of Artificial Intelligence is only just coalescing, “Artificial General