Report Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Pengolahan Limbah

3y ago
47 Views
8 Downloads
5.12 MB
80 Pages
Last View : 19d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Aliana Wahl
Transcription

Republik IndonesiaPEDOMAN TEKNISPERHITUNGAN BASELINEEMISI GAS RUMAH KACASEKTOR PENGELOLAANLIMBAHRepublik Indonesia2014

Tim PenulisPenasehatEndah Murniningtyas, Deputi Bidang Sumber Daya Alam danLingkungan Hidup, BappenasKoordinatorWahyuningsih Darajati, Direktur Lingkungan Hidup, BappenasTim PenulisBadariah Yosiyana, Budhi Setiawan, Citara Nayla Iqbal, Darwanto,Dida Migfar, Gan Gan Dirgantara, Gracia, Hari Wibowo, MulkanGani, Nanda L.E Sirait, Nela Anjani, Nina Indrasari, Rangga Akib,Sandhi Eko Bramono, Syamsidar Thamrin, Vika Ekalestari, Wukir ARukmi, Yustika A.WTim Pendukung TeknisDini Artiani, Harliana, Lestira Wattimena, Novita Sari, TantiHariyanti, Septy HaryannyBadan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan HidupJl. Taman Suropati No. 2Jakarta 10310Telp. (021) 31936207Website: www.bappenas.go.idRepublik Indonesia

PEDOMAN TEKNISPERHITUNGAN BASELINEEMISI GAS RUMAH KACASEKTOR PENGELOLAANLIMBAH

KATA PENGANTARDalam rangka menyusun recana aksi nasionalpenurunan emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) sepertidiamanatkan oleh Peraturan Presiden No. 61 tahun2011, diperlukan suatu buku pedoman teknis yangsederhana dan mudah dipahami oleh para pihak yangberkepentingan. Buku pedoman teknis ini disusununtuk meningkatkan pemahaman berbagai pihakdi tingkat nasional, provinsi dan kabupaten untukmenyusun Rencana Aksi Nasional (RAN) dan RencanaAksi Daerah (RAD) GRK.BadanPerencanaanPembangunanNasionalmengucapkan terima kasih kepada Tim Ahli yangmewakili Kementerian Lingkungan Hidup danKementerian Pekerjaan Umum yang telah meluangkanwaktu dan pemikirannya untuk penyusunan pedomanini. Pedoman ini merupakan living document yangakan diperbaharui sesuai dengan perkembangan ilmupengetahuan yang terkait dengan faktor emisi danpenetapan data aktivitas, serta kesepakatan para pihakterkait dengan kebijakan nasional dan hasil negosiasi ditingkat internasional.Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan LingkunganHidup BappenasDr. Ir. Endah Murniningtyas, M.Sc

UCAPAN TERIMA KASIHTerima kasih kami ucapkan kepada seluruh staf diKedeputian Bidang Sumber Daya Alam dan LingkunganHidup, Kementerian PPN/Bappenas atas bantuanfasilitasi teknis dalam penyusunan pedoman ini.Penyusunan Pedoman Umum Rencana Aksi PenurunanEmisi Gas Rumah Kaca ini didukung oleh DeutscheGesellschaft fuer Internationale Zusammenarbaeit(GIZ) melalui Proyek Policy Advice for Environment andClimate Change (PAKLIM). Dukungan tersebut sangatdihargai.Proses penyusunan dokumen ini tidak terlepas daridukungan kemitraan dan dedikasi berbagai institusiberikut:1. Kementerian Lingkungan Hidup2. Kementerian Pekerjaan Umum3. JICATerima kasih yang setinggi-tingginya juga disampaikankepada para pihak yang telah banyak memberikanmasukan dalam penyempurnaan pedoman ini.

DAFTAR ISIKATA PENGANTARUCAPAN TERIMA KASIHDAFTAR ISIBAB 1 PENDAHULUANBAB 2 GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN-PENGELOLAAN SAMPAHDI INDONESIA2.1 Limbah Padat Domestik (Sampah)2.1.1 Kegiatan Dalam Pengelolaan Sampah2.1.2 Permasalahan pada Aspek Pengelolaan Sampah di Indonesia2.1.3 Potensi Emisi GRK Sektor Sampah2.1.4 Konsep Program Pengelolaan Sampah2.2 Limbah Cair Domestik (Air Limbah)2.2.1 Pengelolaan Air Limbah2.2.2 Permasalahan pada Aspek Pengelolaan Air Limbah di Indonesia2.2.3 Potensi Emisi GRK Sektor Air LimbahBAB 3 EMISI GAS RUMAH KACA SEKTOR LIMBAH3.1 Kategori Sumber dan Jenis Emisi GRK3.2 Emisi GRK Limbah Padat Domestik (Sampah)3.3 Emisi GRK Limbah Cair Domestik (Air Limbah)BAB 4 CONTOH PERHITUNGAN BAU BASELINE EMISI GRK SEKTORPENGELOLAAN LIMBAH4.1 Perhitungan BAU Baseline Provinsi Sumatera Selatan4.1.1 Limbah Padat Domestik4.1.2 Limbah Cair Domestik4.2 Perhitungan BAU Baseline Provinsi Kalimantan Barat4.2.1 Limbah Padat Domestik4.2.2 Limbah Cair DomestikBAB 5 PENUTUPDAFTAR PUSTAKAivPEDOMAN TEKNISPERHITUNGAN BASELINE EMISI GAS RUMAH KACA SEKTOR PENGELOLAAN 9606566

DAFTAR GAMBARGambar 1.Gambar 2.Gambar 3.Gambar 4.Gambar 5.Gambar 6.Potensi Utama Gas Rumah Kaca dari Sektor LimbahKlasifikasi dan Distribusi Jenis Kota di IndonesiaKondisi Pengelolaan Sampah PerkotaanPola Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan Secara UmumAlur Sampah dan GRK yang Dihasilkan dari Tiap ProsesKonsep Program Kementerian PU dalam Pengelolaan Emisi GRKSektor SampahGambar 7. Kategori Sumber Utama Emisi GRK dari Kegiatan PengelolaanLimbahGambar 8. Emisi GRK BAU Baseline Sektor Limbah Berdasarkan KompilasiDokumen RAD-GRKGambar 9. Pengukuran Densitas SampahGambar 10. Perbandingan Tipe Timbunan Sampah Provinsi Sumatera SelatanGambar 11. BAU Baseline Emisi GRK Sektor sampah Provinsi Sumatera SelatanGambar 12. BAU Baseline Emisi GRK Sektor Air Limbah di ProvinsiSumatera SelatanGambar 13. BAU Baseline Emisi GRK Sektor Limbah di Provinsi SumateraSelatanGambar 14. Perbandingan Tipe Timbunan Sampah (domestic) ProvinsiKalimantan BaratGambar 15. Emisi GRK (BAU) dari Sektor SampahGambar 16. BAU Baseline Sektor Sampah Provinsi Kalimantan BaratGambar 17. Estimasi CH4 dari Air Limbah Provinsi Kalimantan BaratGambar 18. BAU Baseline Emisi GRK Sektor Limbah Provinsi Kalimantan Barat288101213223036434748495559596263DAFTAR TABELTabel 1.Tabel 2.Tabel 3.Tabel 4.Tabel 5.Tabel 6.Tabel 7.Pengolahan dan Pembuangan Limbah Cair, dan Potensi Emisi GRKBeberapa Komposisi Sampah (dalam % Berat Basah) di BeberapaDaerah di IndonesiaPrediksi Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010dan Proyeksinya s.d 2020Komposisi dan Dry Matter Content Sampah Domestik ProvinsiSumatera SelatanEstimasi dan Proyeksi Volume Sampah Provinsi Sumatera SelatanTahunan (2010-2020)Rekapitulasi Aktifitas Pengangkutan, Pembuangan SampahSembarangan, Komposting dan Open Burning (2010)Estimasi dan Proyeksi (BAU) Volume Sampah ProvinsiSumatera Selatan Masuk ke TPA Sampah dari 2010 s.d 202019243738404142DAFTAR ISIv

Tabel 8.Tabel 9.Tabel 10.Tabel 11.Tabel 12.Tabel 13.Tabel 14.Tabel 15.Tabel 16.Tabel 17.Tabel 18.Tabel 19.Tabel 20.Tabel 21.Tabel 22.Tabel 23.Tabel 24.Tabel 25.Tabel 26.Tabel 27.Tabel 28.Tabel 29.viRekapitulasi Sampah Open Dumping, Open burning dan TerolahDikomposkan (BAU) Provinsi Sumatera Selatan43Hasil Estimasi Emisi GRK dari Aktifitas Penimbunan Sampah/OpenDumping (BAU)44Estimasi-Proyeksi Emisi GRK Provinsi Sumatera Selatan dari AktifitasOpen Burning (BAU)45Estimasi-Proyeksi Emisi GRK Provinsi Sumatera Selatan dari AktifitasPengomposan Sampah (BAU)46Rekapitulasi Estimasi dan Proyeksi Emisi GRK Provinsi Sumatera Selatandari Sektor Sampah ( BAU)46Potensi Emisi CH4 dan N2O untuk Air Limbah Domestik diSumatera Selatan47Potensi Emisi GRK dari Air Limbah di Provinsi Sumatera Selatan48Potensi Emisi GRK Sektor Limbah Provinsi Sumatera Selatan48Prediksi Jumlah Penduduk Kalimantan Barat Tahun 2010 danProyeksinya s.d 202051Komposisi dan Dry Matter Content Sampah Domestik ProvinsiKalimantan Barat52Estimasi dan Proyeksi Volume Sampah Provinsi Kalimantan Barat perTahun dari 2010 s.d 202052Estimasi dan Proyeksi (BAU) Volume Sampah Provinsi Kalimantan Baratyang Masuk ke TPA dari 2010 s.d 202053Estimasi dan Proyeksi (BAU) Sampah Terolah dari 2010 s.d 202054Rekapitulasi Sampah Open Dumping, Open burning dan Terolah/Di komposkan (BAU)55Hasil Estimasi Emisi GRK dari aktifitas Open Dumping (BAU)56Estimasi-Proyeksi Emisi GRK untuk Provinsi Kalimantan Barat dariAktifitas Open Burning (BAU)57Estimasi-Proyeksi Emisi GRK untuk Provinsi Kalimantan Barat dariAktifitas Pengomposan Sampah Domestik(BAU)58Rekapitulasi Estimasi dan Proyeksi Emisi GRK untuk ProvinsiKalimantan Barat dari Sektor Sampah (BAU)58Potensi Emisi CH4 dan N2O untuk Air Limbah, Pengolahan Lumpur,dan Sistem Pembuangan Air Limbah Domestik di Kalimantan Barat60Estimasi Emisi GRK Berdasarkan Distribusi Sistem Pembuangan AirLimbah Domestik di Kalimantan Barat61Potensi Emisi GRK dari Limbah Cair Domestik di Provinsi Kalbar62Potensi Emisi GRK Sektor Limbah Provinsi Kalimantan Barat62PEDOMAN TEKNISPERHITUNGAN BASELINE EMISI GAS RUMAH KACA SEKTOR PENGELOLAAN LIMBAH

DAFTAR ISIvii

viiiPEDOMAN TEKNISPERHITUNGAN BASELINE EMISI GAS RUMAH KACA SEKTOR PENGELOLAAN LIMBAH

BAB 1PENDAHULUANGas Rumah Kaca atau yang sering disingkat sebagaiGRK merupakan gas-gas di atmosfer yang dapatmenyebabkan peningkatan suhu rata-rata dunia, ataubiasa disebut sebagai efek rumah kaca. Gas tersebutdapat muncul secara alami di lingkungan maupuntimbul sebagai akibat dari aktivitas manusia. Gas rumahkaca yang paling banyak adalah dalam bentuk uap air.Selain itu GRK terdapat juga dalam bentuk karbondioksida, metana, nitrogen oksida, dan gas lainnya.Perhitungan emisi GRK dalam sektor limbah pentingdilakukan mengingat sektor limbah merupakan salahsatu sektor yang berkontribusi signifikan terhadappeningkatan emisi GRK. Limbah dapat timbul dariberbagai aktivitas kehidupan antara lain aktivitasdomestik (rumah tangga), industri, kesehatan,komersial, dan lain-lain. Timbulan limbah cenderungmeningkat seiring dengan pertumbuhan populasi,peningkatan ekonomi dan perubahan pola konsumsiserta perilaku masyarakat. Peningkatan kuantitaslimbah juga berkorelasi dengan potensi peningkatanemisi GRK yang muncul dari proses alami yang terjadiberdasarkan kandungan kimiawi limbah maupun dariproses pengolahan yang dilakukan.Berdasarkan International Panel on Climate Change/IPCC (2006), potensi utama GRK dari sektor limbahdapat dilihat pada skema di bawah ini (Gambar 1)BAB 1PENDAHULUAN1

Gambar 1.Potensi Utama Gas Rumah Kaca dari Sektor LimbahProses pemerosesan akhir sampah yangtidak terkelola (open dumping) danyang terkelola (sanitary landfill dancontrolled landfill)Emisi GRKSektor LimbahProses pengolahan sampah secarabiologis, seperti pengomposan danbiogasProses pengolahan sampah secaratermalProses pengolahan air limbah secarabiologisAktivitas LainnyaSumber: IPCC (2006)Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonyapada pertemuan G-20 di Pittsburg, Amerika Serikat,25 September 2009, menyatakan bahwa Indonesiaberkomitmen untuk menurunkan emisi GRK sebesar 26%pada tahun 2020 dengan upaya sendiri dan mencapai 41%apabila mendapat dukungan internasional. Komitmentersebut dituangkan pada Peraturan Presiden No. 61Tahun 2011 (Perpres 61/2011) tentang Rencana AksiNasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK).Sesuai dengan Perpres 61/2011 tersebut, pengelolaanlimbah merupakan salah satu dari lima bidang yangmenjadi prioritas dalam penurunan emisi GRK di Indonesia,selain sektor kehutanan, pertanian, proses industri, danpemanfaatan sumber energi (transportasi, domestik danindustri).Berdasarkan dokumen Second National Communication2010), estimasi total emisi GRK nasional pada tahun2020 adalah sebesar 2,95 Gigaton CO2(eq). Sementaraitu estimasi potensi emisi GRK dari sektor limbah secaratotal pada tahun 2020 adalah sekitar 0,25 GigatonCO2(eq), yang berarti sekitar 8,5 % terhadap estimasipotensi GRK nasional. Dari estimasi emisi GRK pada sektor2PEDOMAN TEKNISPERHITUNGAN BASELINE EMISI GAS RUMAH KACA SEKTOR PENGELOLAAN LIMBAH

limbah tersebut, sebagian besar (0,199 Gigaton CO2(eq))merupakan kontribusi dari limbah padat dan limbah cairindustri. Adapun kontribusi limbah padat domestik atausampah adalah sebesar 0,022 Gigaton CO2(eq), limbahcair domestik sebesar 0,013 Gigaton CO2(eq) dan limbahperkebunan Kelapa Sawit bersumber Crude Palm Oil/CPOsebesar 0,015 Gigaton CO2(eq).Berdasarkan dokumen RAN-GRK disebutkan bahwaPemerintah Indonesia menargetkan untuk menurunkanemisi gas rumah kaca dari sektor limbah, yang difokuskanpada limbah padat dan air limbah domestik, sebesar 0,048Gigaton CO2(eq) pada tahun 2020. Gas metana (CH4) yangterbentuk dari proses pengolahan limbah berbasis prosesbiologis (didominasi oleh proses lahan urug) di TempatPemrosesan Akhir (TPA) sampah dan air limbah mencakup90%, dan proses lahan urug itu sendiri berkontribusiterhadap 14 – 18% dari global anthropogenic methaneemissions. Oleh karena itu, harus dilakukan pengolahandan pengelolaan yang tepat pada TPA sampah ini dalamberbagai bentuk aksi mitigasi.Pada tahun 2012 seluruh Pemerintah Provinsi di Indonesiamenyusun dokumen Rencana Aksi Daerah PenurunanEmisi GRK. Pada dokumen-dokumen tersebut sektorlimbah, terutama limbah domestik menjadi salah satufokus dalam aksi mitigasi yang dilakukan di seluruhprovinsi di Indonesia. Potensi emisi GRK dari sektor limbahdi Indonesia dapat diperkirakan dengan melakukanestimasi terhadap baseline emisi GRK sektor limbah.Baseline adalah perkiraan tingkat emisi dan proyeksi GRKdengan skenario tanpa intervensi kebijakan dan teknologimitigasi dari bidang-bidang yang telah diidentifikasi dalamkurun waktu yang disepakati atau disebut juga bussinessas usual baseline (BAU baseline). Perhitungan baselineyang digunakan untuk penyusunan RAD-GRK pada sektorlimbah disusun dengan menetapkan tahun 20101 sebagaitahun dasar dan tahun 2020 sebagai akhir tahun proyeksi.Penyusunan pedoman teknis perhitungan baseline emisiGRK dalam sektor pengelolaan limbah ini dimaksudkanuntuk memberikan acuan bagi para pemangkukepentingan dalam sektor pengelolaan limbah baik1 Sebagai hasil konsensus antar Tim Pokja Perubahan Iklim tingkatnasional dengan Pemerintah daerah dengan pertimbangan komitmenpemerintah untuk penurunan emisi GRK dibuat diakhir tahun 2009,serta ketersediaan data terkini yang dapat memberikan gambaranterbaik untuk perkiraan emisi sampai dengan tahun 2020BAB 1PENDAHULUAN3

institusi pemerintah, di tingkat nasional, provinsi dankabupaten/kota, maupun lembaga non pemerintah sertaberbagai unsur masyarakat dalam perhitungan emisi gasrumah kaca pada sektor pengelolaan limbah. Mengingataksi mitigasi emisi GRK pada sektor pengelolaan limbah,baik di tingkat nasional maupun daerah, saat ini difokuskanpada penanganan limbah domestik, maka pedoman inihanya mencakup limbah padat serta air limbah domestik.Pedoman yang mengacu pada panduan IPCC (2006) inidiharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pemangkukepentingan terkait untuk melakukan perhitungan emisiGRK dari sektor pengelolaan limbah untuk kepentinganperencanaan, monitoring maupun evaluasi sertapelaporan dari berbagai aksi mitigasi-aksi mitigasi yangrelevan. Penyempurnaan terhadap pedoman ini akan terusdilakukan terutama untuk mendapatkan formula yangmenggambarkan karakteristik limbah di berbagai wilayahdi Indonesia secara lebih spesifik. Dengan demikian, padamasa datang estimasi perhitungan emisi GRK diharapkandapat dilakukan dengan kualitas yang lebih baik.4PEDOMAN TEKNISPERHITUNGAN BASELINE EMISI GAS RUMAH KACA SEKTOR PENGELOLAAN LIMBAH

BAB 1PENDAHULUAN5

6PEDOMAN TEKNISPERHITUNGAN BASELINE EMISI GAS RUMAH KACA SEKTOR PENGELOLAAN LIMBAH

BAB 2GAMBARAN UMUMPENGELOLAANPENGELOLAAN SAMPAHDI INDONESIA2.1 Limbah Padat Domestik (Sampah)Paradigma pengelolaan sampah di Indonesia berubahcukup signifikan denganditetapkannya UndangUndang Nomor 18 Tahun 2008 tentang PengelolaanSampah. Pola pengelolaan sampah lama „kumpulangkut-buang“ yang bertumpu pada pembuanganakhir, sudah bergeser kepada pengelolaan sampahyang bertumpu pada pengurangan sampah atau yangbiasa disebut dengan aktivitas 3R2, yaitu penguranganjumlah sampah dari sumbernya; pemanfaatan kembalimaterial sampah untuk kegunaan asalnya atau untukpenggunaan lain; serta pemanfaatan material sampahmenjadi produk baru yang dapat dimanfaatkan untukberbagai kepentingan.Berdasarkan data Adipura dari Kementerian LingkunganHidup (2012), sampai saat ini tingkat pengelolaansampah perkotaan di Indonesia masih belum memadai.Data tersebut mencakup 498 kota yang terklasifikasimenjadi 4 jenis berdasarkan jumlah penduduk yaitukota metropolitan, kota besar, kota sedang dan kotakecil dengan proporsi sebagaimana dapat dilihat padaGambar 2.23R merupakan singkatan dari Reduce-Reuse-Recycle.BAB 2GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN-PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA7

Gambar 2.Klasifikasi dan Distribusi Jenis Kota di IndonesiaKlasifikasi dan Distribusi Jenis Kota di Indonesia5%5%Metro 1419%Kota BesarKota SedangKota Kecil72%Cakupan pelayanan sampah di kota-kota tersebut sangat bervariasi. Gambaran ratarata pengelolaan sampah di kota metropolitan, kota besar, kota sedang dan kotakecil dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.Gambar 3.Kondisi Pengelolaan Sampah Perkotaan100%1 03%1.03%90%80%33.48%42.58%70%60%50%Tidak 20%1.83%0.33%4.81%10%0%Metro 14Kota BesarKota sedangKota kecilRerata Pengeloalaan sampah di Indonesia5.53%25.13%58.71110.63%3RDiangkut ke TPATidak TerangkutTidak TerkelolaSumber: Adipura (KLH,2012)8PEDOMAN TEKNISPERHITUNGAN BASELINE EMISI GAS RUMAH KACA SEKTOR PENGELOLAAN LIMBAHTidak TerangkutDi angkut ke TPA3R

Berdasarkan gambaran tersebut dapat dilihat bahwamasih banyak jumlah sampah yang belum ditangani.Jumlah tersebut akan terus meningkat sejalan denganpertumbuhan penduduk dan juga perubahan polakehidupan wilayah dari perdesaan menjadi perkotaan.2.1.1 Kegiatan Dalam Pengelolaan SampahPengelolaan sampah merupakan suatu rangkaian kegiatanyang dilakukan dalam berbagai tahap, mulai dari sumbertimbulnya sampah sampai dengan TPA. Lingkup kegiatanyang terkait dengan pengelolaan sampah antara lain:a. Pemilahan: dengan cara memisahkan sampahberdasarkan karakteristik jenis sampah ataulimbah yang terbentuk agar memudahkan dalampengelolaan selanjutnya.b. Pewadahan: dilakukan dengan mewadahi sampahberdasarkan jenisnya.c. Pengumpulan: merupakan proses pengelolaansampah dengan cara mengumpulkan dari masingmasing sumber untuk diangkut ke tempatpenampungan sementara atau ke pengolahansampah skala kawasan atau langsung ke tempatpemrosesan akhir sampah.d. Pengangkutan: yaitu proses membawa sampah darilokasi pemindahan atau dari sumber sampah secaralangsung menuju TPA sampah.e. Pengolahan: kegiatan yang bertujuan untukmengurangi volume sampah dan/atau mengurangidaya cemar sampah.f. Pemrosesan akhir: merupakan proses pengolahansampah dengan cara pengurugan.Secara umum pola pengelolaan sampah dapat dilihatpada Gambar 4 berikut ini:BAB 2GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN-PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA9

Gambar 4.Pola operasional pengelolaan sampah perkotaan secara umumPOLA OPERASIONAL SECARA UMUMSUMBERSAMPAHPEWADAHAN NGOLAHANPada Gambar 4 terlihat bahwa konsep 3R dapat dilakukandi sumber sampah saat atau sebelum sampah tersebutdihasilkan, pada proses pemindahan dan pembuanganakhir. Pengelolaan terbaik untuk pengolahan sampahadalah pada titik sumber sampah dengan menerapkankonsep 3R tersebut, sehingga dapat mengurangi bebanpada proses pengelolaan sampah berikutnya.2.1.2 Permasalahan pada Aspek PengelolaanSampah di IndonesiaPengelolaan sampah masih membutuhkan banyakpenyempurnaan dalam berbagai aspek. Aspek teknisteknologis sebagai salah satu ujung tombak dalam prosespengolahan sampah, masih membutuhkan berbagaiintervensi. Sampah sebagai salah satu permasalahan yangharus ditangani di perkotaan, membutuhkan teknologipengolahan yang mampu mereduksi volume sampahdan/atau daya cemar sampah dengan laju tinggi dan10PEDOMAN TEKNISPERHITUNGAN BASELINE EMISI GAS RUMAH KACA SEKTOR PENGELOLAAN LIMBAH

kebutuhan luas lahan yang minimal. Saat ini, proses lahanurug, baik proses lahan urug terkendali atau lahan urugsaniter, masih menjadi proses utama yang digunakanuntuk mengolah sampah. Akan tetapi, keterbatasan lahandi perkotaan, menjadi kendala utama dalam mengolahsampah dengan proses lahan urug tersebut. Selain itu,penempatan lahan untuk penerapan proses lahan urug,sangat rentan dengan konflik sosial. Oleh karenanya,proses dalam pemilihan teknologi sampah di perkotaanadalah berdasarkan pertimbangan tersebut. Meskipuninfrastruktur pengolahan sampah, misalnya TPA danTPS 3R (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu dengansistem 3R), telah dibangun secara lengkap denganbiaya yang tinggi, namun bila tidak dioperasikan sesuaidengan pedoman pengoperasian yang ada, maka fungsiinfrastruktur tersebut tidak akan optimal dalam mereduksiemisi GRK.Untuk dapat menerapkan teknologi tersebut, dibutuhkanaspek kelembagaan dan pendanaan

2.2 Limbah Cair Domestik (Air Limbah) 14 2.2.1 Pengelolaan Air Limbah 16 . Prediksi Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 dan Proyeksinya s.d 2020 37 . Adapun kontribusi limbah padat domestik atau sampah adalah sebesar 0,022 Gigaton CO 2(eq), limbah

Related Documents:

3.9.2 Menganalisis dampak tidak adanya gas rumah kaca di atmosfer. 3.9.3 Mendeskripsikan sistem gas rumah kaca. 3.9.4 Menganalisis dampak kelebihan kadar gas rumah kaca. 4.9. Membuat tulisan tentang gagasan adaptasi/ penanggulangan masalah perubahan iklim 4.9.1 Menjelaskan model rumah kaca. C. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1

A. Pengertian Limbah Rumah Sakit . 1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dati kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas. 2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terditi d

Indonesia seperti tebu, ubi kayu, jagung dan gula bit (Medco, 2007). Sorgum memiliki potensi untuk bahan energi terbarukan, sehingga menghemat sumber daya fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Sorgum manis juga berfungsi sebagai pangan atau pangan fungsional, sehingga dapat menjadi sumber

fasilitasi teknis dalam penyusunan Petunjuk Teknis ini. Penyusunan Petunjuk Teknis Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan (PEP) Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca -GRK) ini (RAD didukung oleh . Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) melalui Program Advis Kebijakan Untuk Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Drainase menyebabkan perubahan kondisi gambut dari anaerob (miskin oksigen) menjadi aerob (kaya oksigen) sehingga mikroba pembusuk (decomposer) menjadi lebih aktif. Oleh karena itu, Hoojer (2006) menduga tingkat emisi gas rumah kaca dari lahan gambut berdasarkan tingka

Pelaksanaan audit internal bisa dilakukan untuk memonitoring tingkat kepatuhan rumah sakit dalam mengikuti peraturan eksternal yang salah satunya dengan pelaksanaan . serta tertuang dalam sasaran mutu rumah sakit. 3. Rumah Sakit dan Sertifikasi ISO 9001: 2008 . Rumah Sakit Panti Rapih telah mulai

a. Limbah Cair 1) Pengertian Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas. Limbah cair rumah sakit adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan meng

Woodland Park School District Reading Curriculum English Language Arts Curriculum Writers: Elisabetta Macchiavello, Nancy Munro, Lisa Healey-Wilk, Samantha Krasnomowitz, Monica Voinov, Michele Skrbic, Krystal Capo, Nicole Webb, Veronica Seavy, Pamela Yesenosky, Steve Sans, Rosemary Ficcara, Laura Masefield, Meghan Glenn 2016-2017 Carmela Triglia Director of Curriculum and Instruction. 1 .