RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

3y ago
73 Views
2 Downloads
1.05 MB
26 Pages
Last View : 15d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Rosemary Rios
Transcription

Audit Internal dengan Metode Observasi (Check List) untukMeningkatkan Pemenuhan Persyaratan Sistem Manajemen MutuISO 9001: 2008 pada Rumah Sakit Panti RapihKategori:Quality Medical CarePenulis:A. Yollan PermanaSr. Maria Elly, CBYF. IndartiniAquina MahariaRUMAH SAKIT PANTI RAPIHYOGYAKARTA1

ABSTRAKPendahuluan: Pelaksanaan audit internal dengan menggunakan metode wawancara danobservasi menggunakan alat bantu checklist (audit tool SMM ISO 9001: 2008, audit toolorthopedic center, audit tool urology center, dan audit tool kesehatan ibu dan anak). Auditdengan alat bantu checklist diharapkan dapat membantu auditor dalam melakukan pekerjaanlapangan (field audit) pada area audit yang telah kami tentukan secara komprehensif darisetiap klausul SMM ISO 9001: 2008 yang dipersyaratkan. Tujuan: Untuk membantu RumahSakit Panti Rapih dalam memenuhi persyaratan dokumen SMM ISO 9001: 2008 besertaimplementasinya serta memastikan bahwa metode wawancara dan observasi dengan alat bantuchecklist dapat membantu pelaksanaan audit internal secara komprehensif. Metode: studikasus analisis deskriptif dengan mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisis data, sehinggadapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang objek yang diteliti. Langkah-langkahpelaksanaan penelitian: (a)mengumpulkan informasi aktual secara rinci untuk menentukanarea audit internal (survei pendahuluan), (b) membuat perencanaan audit internal, (c)melakukan pemeriksaan pekerjaan lapangan (field audit), dan (d) membuat perbandingan dananalisis gab. Hasil: Audit internal dengan model observasi (checklist) cukup membantuauditor dalam melakukan pekerjaan lapangan terbukti dalam temuan audit internal SMM ISO9001: 2008 tahun 2011 meningkat banyak dibandingkan tahun 2009 dan 2010 belummenggunakan alat bantu checklis. Kesimpulan: Bidang Pengendalian Internal (BPI) Rumah SakitPanti Rapih, setelah melakukan pekerjaan lapangan (field audit) SMM ISO 9001: 2008 dengan metodeobservasi (checklist) dapat menyimpulkan: (1) Pelaksanaan audit jadi lebih komprehensif untuk setiapklausul SMM ISO 9001: 2008, dan (2) Auditor dapat melakukan audit lapangan lebih mudah karenamenggunakan alat bantu tersebut.Keyword: Audit internal, wawancara, observasi, checklist, Auditor, Auditee, dan SMM ISO9001: 2008.2

Bab IPendahuluanAudit Internal Rumah SakitPerubahan lingkungan eksternal bisnis yang sangat cepat secara langsung dapatmempengaruhi pengelolaan usaha, tidak terkecuali usaha di bidang jasa pelayanan kesehatanatau rumah sakit. Oleh karena itu, proses pengelolaan jasa pelayanan kesehatan khususnyarumah sakit diarahkan untuk menghasilkan kinerja keuangan dan non keuangan yang baikdengan berfokus pada tujuan rumah sakit. Demi tercapainyatujuan rumah sakit, makadiperlukan peran audit internal dalam pelaksanaan operasional pelayanan kesehatan dalammelakukan monitoring secara terus-menerus Sawyer et.al. (2003: 9-10), mendefinisikan auditinternal sebagai suatu penilaian yang sistematis dan obyektif. Audit internal melakukanpenilaian terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untukmenentukan:1.Keakuratan dan keandalan informasi keuangan dan operasi.2.Identifikasi dan meminimalkan risiko yang dihadapi perusahaan.3.Kepatuhan dan mengikuti peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal.4.Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi.5.Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis.Dengan demikian audit internal merupakan audit yang bertujuan untuk memperbaiki kinerjadan memberi konsultasi tindakan perbaikan.Pelaksanaan audit internal bisa dilakukan untuk memonitoring tingkat kepatuhanrumah sakit dalam mengikuti peraturan eksternal yang salah satunya dengan pelaksanaanmanajemen mutu secara konsisten. Audit internal mempunyai peranan penting dalammemastikan keefektifan proses kerja organisasi sekaligus hubungan antar proses dalamimplementasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008. Tujuan audit mutu internaladalah untuk memastikan keefektifan implementasi sistem manajemen mutu telah dijalankansesuai dengan persyaratan standar untuk mencapai maksud dan tujuan yang telahdirencanakan atau yang telah dijadikan komitmen dan kebijakan, serta tertuang dalam sasaranmutu rumah sakit.3

Rumah Sakit dan Sertifikasi ISO 9001: 2008Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yangdimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakanpelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap,rawat jalan, dan gawat darurat. Dengan demikian rumah sakit harus memberikan pelayanankesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajatkesehatan masyarakat.ISO sebagai lembaga standar internasional yang bertujuan membuat standar mutu yangsama baik untuk produk industri maupun jasa (termasuk jasa layanan kesehatan). Rumah sakityang bergerak dibidang jasa pelayanan kesehatan yang berfokus pada kepuasan konsumen dankeselamatan pasien sudah selayaknya menetapkan sistem manajemen mutu yang berstandar.Sistem manajemen mutu yang berstandar mensyaratkan suatu organisasi:a. perlu menunjukkan kemampuannya untuk menyediakan produk yang memenuhipersyaratan pelanggan, perundang-undangan, peraturan yang berlaku secara konsisten, danb. bertujuan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan sistem yang efektif,termasuk proses peningkatan sistem secara berkelanjutan dan jaminan kesesuaian terhadappersyaratan pelanggan dan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.Sertifikasi merupakan rangkaian kegiatan penerbitan sertifikat terhadap produk danjasa yang bertujuan memberikan jaminan tertulis dari lembaga sertifikasi untuk menyatakanbahwa produk dan jasa telah memenuhi standar yang dipersyaratkan. Rumah sakit dinyatakanlulus sertifikasi ISO, berarti bahwa manajemen layanan rumah sakit tersebut telah diakuimemiliki sistem manajemen yang sepadan dengan organisasi lain yang bersertifikat ISO dinegara manapun. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 merupakan sebuah standar sistemmanajemen kualitas yang berfokus pada proses dan pelanggan, maka sejak tahun 2009,Rumah Sakit Panti Rapih telah mulai menerapkan SMM ISO 9001: 2008 untuk meningkatkanmutu pelayanan kepada masyarakat. Pelaksanaan SMM 9001: 2008 di Rumah Sakit PantiRapih mengalami beberapa permasalahan terutama dalam memenuhi persyaratan dokumendan perekamannya yang menjadi tanggungjawab departemen administrasi. Untuk menjagakonsistensi pelaksanaan SMM ISO 9001: 2008, maka dilakukan audit internal secara terjadualsupaya proses penyusunan dan implementasinya dapat berjalan sesuai yang diharapkan.4

Sesuai dalam klausul 8.2.2 SMM ISO 9001: 2008 menyatakan, organisasi harus melaksanakanaudit internal yang direncanakan berkala untuk menentukan apakah sistem manajemen mutu:a. sesuai dengan pengaturan yang direncanakan terhadap persyaratan Standar Internasionaldan persyaratan sistem manajemen mutu yang ditetapkan oleh organisasi, danb. sudah diterapkan secara efektif dan dipelihara.Pelaksanaan audit internal di Rumah Sakit Panti Rapih berada di bawah koordinasi BidangPengendalian Internal (BPI) dari proses merencanakan, menentukan model audit,melaksanakan audit, dan membuat laporan audit internal. Dalam makalah ini kami menuliskanpelaksanaan audit internal dengan menggunakan metode wawancara dan observasimenggunakan alat bantu checklist, karena dengan alat bantu ini kami dapat melakukan auditpada area audit yang telah kami tentukan secara komprehensif dari setiap klausul SMM ISO9001: 2008 yang dipersyaratkan.5

Bab IITujuanRumah Sakit Panti Rapih melalui visi dan misi yang menentukan kebijakan mutu yaitu”Manajemen dan Staf RS Panti Rapih akan menjamin selalu terpenuhinya kepuasan pelanggandengan cara: (1) memberikan pelayanan medis tercepat dan menyediakan fasilitas medisterlengkap terutama pada pelayanan unggulan, sesuai dengan kemampuan rumah sakit, (2)meyempurnakan sistem manajemen kerja organisasi melalui pelaksanaan evaluasi kinerjasetiap tiga bulan sekali.” Berdasarkan kebijakan mutu rumah sakit tersebut, setiap unitpelayanan menentukan sasaran mutu sebagai tindakan perbaikan yang berkelanjutan. Untukmemastikan pelaksanaan dan pencapaian kebijakan mutu serta sasaran mutu diperlukan peranaudit internal dengan berbagai metode dan teknik audit melakukan perencanaan danpelaksanaan audit, membuat laporan, dan bersama auditee, mencari solusi untuk tindakanperbaikan dan tindakan pencegahan yang diperlukan.Tujuan penelitian ini adalah untuk membantu Rumah Sakit Panti Rapih dalammemenuhi persyaratan dokumen SMM ISO 9001: 2008 beserta implementasinya sertamemastikan bahwa metode wawancara dan observasi dengan alat bantu checklist dapatmembantu pelaksanaan audit internal secara komprehensif. Selain itu tujuan penulisan iniuntuk memperoleh pembuktian audit dengan alat bantu checklist juga dapat meningkatanjumlah temuan audit, sehingga tindakan perbaikan dan pencegahan dapat disusun denganlengkap.6

Bab IIIMetodePenelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus analisis deskriptif yaitu denganmengumpulkan, menyajikan, dan menganalisis data, sehingga dapat memberikan gambaranyang cukup jelas tentang objek yang diteliti. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian iniadalah:a. mengumpulkan informasi aktual secara rinci untuk menentukan area audit internal (surveipendahuluan);b. membuat perencanaan audit internal;c. melakukan pemeriksaan pekerjaan lapangan (field audit);d. membuat perbandingan atau evaluasi beserta analisisnya;e. membuat laporan audit internal beserta rencana tindakan perbaikan dan pencegahan.7

Bab IVHasilSurvei PendahuluanBPI melakukan survei pendahuluan untuk memperoleh gambaran awal dari unit kerja (areaaudit) terhadap kelengkapan dokumen, kelengkapan sarana, dan proses operasionalnya. Surveipendahuluan ini juga mempelajari temuan audit internal dan eksternal yang sudah terjadisebagai bahan untuk memahami permasalahan sebelumnya yang telah terjadi. Contoh hasilsurvei pendahuluan sebagai berikut:No1Area AuditCB2RAHal-hal Positip Sasaran mutu tahun 2011sudah dibuat dan dilakukanevaluasi kinerja setiap 3 bulansekali sesuai dengan kebijakanmutuAda kesediaan untukmemperbaiki dan merubah.Personil memilik kepedulianakan relevamsi dan artipenting kegiatan merekaterhadap pencapaian SMMISO melalui keterbukaan dansikap welcome selama prosesaudir internal (6.2.2.d).Dokumen persyaratan SMMISO 9001: 2008 Manual mutu(ikut bidang keperawatan),kebijakanmutu,contextdiagram level 1, contextdiagram level 2, prosedurkerja, sasaran mutu, laporankinerja fungsi dan usulanpenyempurnaan triwulan Itahun 2012, standar asuhan,instruksikerja,formulirpemantauan, dan pengendalianrekaman sudah tersedia.Hal-hal yang Perlu MendapatPerhatian Dokumen uraian tugas danwewenang belum dicap kendalidokumen, misal:1. UTW Perawat Siaga(RSPR/04.S2/UTW 003)2. UTW Kepala Jaga RSPanti Rapih(RSPR/04.S2/UTW 009) Hasil pemanatauan totalseharusnya merupakan rata-ratadari hasil pemantauan enambenar bukan pemantauan enambenar secara terpisa:(benar pasien benar obat benar dosis benar cara benarwaktu benar dokumentasi)6 Cap kendali pada dokumenkebijakan mutu padapenomoran kepemilikanharusnya 01 (sekretariat rumahsakit) bukan 06 (bidangkeperawatan).8

No2Area AuditCB4BKHal-hal Positip Sasaran mutu tahun 2011sudah dibuat dan dilakukanevaluasi kinerja setiap 3 bulansekali sesuai dengan kebijakanmutuAda kesediaan untukmemperbaiki dan merubah.Personil memilik kepedulianakan relevamsi dan artipenting kegiatan merekaterhadap pencapaian SMMISO melalui keterbukaan dansikap welcome selama prosesaudir internal.Dokumen persyaratan SMMISO 9001 : 2008 Manual mutu(ikut bidang keperawatan),kebijakan mutu, contextdiagram level 1, contextdiagram level 2, prosedurkerja, sasaran mutu, laporankinerja fungsi dan usulanpenyempurnaan triwulan Itahun 2011, standar asuhan,instruksi kerja, formulirpemantauan, dan pengendalianrekaman sudah.Sasaran mutu tahun 2011 yaitu”pemberian obat pada pasiendilakukan sesuai denganprinsip 6 benar (benar pasien,benar obat, benar dosis, benarcara, benar waktu, dan benardokumen)” dengan target100% sudah tercapai.Pemantauan suhu kulkas danobat ED sudah berjalandengan baik.Hal-hal yang Perlu MendapatPerhatian Dokumen uraian tugas danwewenang belum dicap kendalidokumen, misal:1. UTW Perawat Siaga(RSPR/04.S2/UTW 003).2. UTW Kepala Jaga RS PantiRapih (RSPR/04.S2/UTW009). Hasil pemanatauan totalseharusnya merupakan rata-ratadari hasil pemantauan enambenar bukan pemantauan enambenar secara terpisah:(benar pasien benar obat benar dosis benar cara benarwaktu benar dokumentasi)6(Gambar 4.1)9

Membuat Perencanaan Audit InternalSetelah memperoleh informasi dari hasil survey pendahuluan BPI melakukan perencaan auditinternal SMM ISO 9001:2008 adalah sebagai berikut:1.Tujuan Audit Internal:Untuk memastikan keefektivitasan proses kerja rumah sakit sekaligus hubungannya antarproses.2.Ruang Lingkup Audit Internal:a. Proses di Rawat Inapb. Proses di Rawat Jalanc. Proses di Penunjang Medisd. Proses di Farmasie. Proses di Logistik dan Keuanganf. Proses P2K dan Infrastrukturg. Proses Penunjang Administrasi3.Kriteria Audit Internal:a. Memeriksa kesesuaian prosedur dengan peryaratan SMM ISO 9001:2008.b. Memeriksa kefektivitasan sistem manajemen mutu yang dijalankan dan kesesuaianterhadap legal yang terkait.c. Memastikan kesesuaian aktivitas kerja terhadap sistem manajemen yang telahditetapkan.4.Tim Audit Internal:a. A. Yollan Permana, M.M., Akb. Y.F. Indartini, AMKc. Sr. Maria Elly, CBd. Aquina Maharia, S.Farm., Apte. John Hartono, drf. Herin Anggreni, drg. Nurlita Agnes5.Pelaksanaan Audit Internal:19-24 September 201110

Melakukan Pekerjaan Lapangan (Field Audit)Auditor internal perlu memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal yangmemadai untuk merencanakan audit dengan melaksanakan prosedur untuk memahami desainpengendalian yang relevan. Setelah memperoleh pemahaman tersebut, auditor menaksir resikopengendalian dari area yang diauditnya. Bukti audit yang cukup dan kompeten harusdiperoleh. Untuk memperoleh bukti-bukti tersebut dapat dilakukan metode inspeksi,pengamatan (observasi), permintaan keterangan, dan konfirmasi.Dalam studi kasus penelitian ini digunakan metode untuk memperoleh bukti auditmelalui observasi dengan menggunakan checklist tools sesuai persyaratan ISO 9001: 2008.Checklist tools dokumentasi SMM ISO 9001: 2008 ini dimaksudkan agar auditor memperolehgambaran menyeluruh tentang kemampuan Rumah Sakit dalam memenuhi standar systemmanajemen mutu yang dipersyaratkan dalam sertifikasi ISO 9001: 2008.Observasi atas pemenuhan persyaratan klausul 4 sampai dengan klausul 8 SMM ISO9001:2008 dengan menggunakan checklist tools yang dilakukan di Rumah Sakit Panti Rapihyang disajikan berikut ini diambil dari data audit Bidang Pengendalian Internal pada bulanSeptember 2011.Observasi dilakukan pada masing-masing business process yang ada di Rumah SakitPanti Rapih, meliputi: ruang perawatan, penunjang medik dan penunjang administasi yangmendukung layanan Rumah Sakit Panti Rapih secara keseluruhan. Selain itu, BPI RumahSakit Panti Rapih juga melakukan audit atas layanan Kesehatan ibu dan Anak (KIA), Ortopedidan Urologi yang menjadi layanan unggulan Rumah Sakit. Beberapa contoh hasil observasidengan menggunakan alat bantu checklist, sebagai berikut:11

LaporanAuditArea: CB2RADate: September 2011Auditee: Diyah Budi Noviyanti, AMKLead AuditorA. Yollan bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbI. Hasil Audit InternalII. Temuan Audit InternalNo123TemuanPerbaikan secara berkesinambungan dalam menjalankan SMMmasih terfokus pada pencapaian sasaran mutu.Pengendalian rekaman dan dokumen sesuai persyaratan ISObelum konsisten dilakukan, terbukti ada SPO yang sudah tidakberlaku di file dokumen.Prosedur terdokumentasi yang dipersyaratkan masihmenggunakan SM ISO 9001:2000, perlu direvisi sesuai SMM ISO9001:2008.Monitoring pencapaian sasaran mutu sudah terdokumentasi, tetapitidak dilakukan secara konsisten dengan mengganti sasaran mutuuntuk periode .1.(Gambar 4.2)12

LaporanAuditArea: CB4BKDate: September 2011Auditee: Yustina Kartikawati, AMKLead AuditorA. Yollan bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbI. Hasil Audit InternalII. Temuan Audit InternalNo12345TemuanPerbaikan secara berkesinambungan dalam menjalankan SMMISO masih terfokus pada pencapaian sasaran mutu.Prosedur terdokumentasi yang dipersyaratkan masihmenggunakan SMM ISO 9001:2000 dan seharusnya direvisidengan mengacu pada SMM ISO 9001:2008.Belum dilakukan pencegahan dokumen kadaluwarsa dalam sistemdokumentasi, terbukti SPO yang terkait tindakan keperawatanyang lama belum disisihkan.Monitoring pencapaian sasaran mutu sudah terdokumentasi, tetapibelum dilakukan secara konsisten.Pemantauan dan pengukuran terhadap proses (prosedur kerja)sudah dilakukan tetapi belum dilakukan ambar 4.3)13

Bab VAnalisis dan DiskusiAudit internal dengan model observasi (checklist) cukup membantu auditor dalammelakukan pekerjaan lapangan terbukti dalam temuan audit internal SMM ISO 9001: 2008tahun 2011 meningkat banyak dibandingkan tahun 2009 dan 2010 belum menggunakan alatbantu checklist. Tabel temuan audit tahun 2009, 2010, dan 2011 dapat dilihat dibawah ini.(Gambar 5.1)(Gambar 5.2)14

(Gambar 5.3)Sesuai dengan gambar 5.1. tabel temuan audit internal tahun 2009 menunjukan untuk klausul4.2. tentang persyaratan dokumen temuan audit internalnya sekitar 18 sampai dengan 30. Padagambar 5.2. tabel temuan audit internal tahun 2010 menunjukan untuk klausul 4.2 tentangpersyaratan dokumen temuan audit internya sekitar 23 sampai dengan 68, sedangkan untuktahun 2011 setelah menggunakan alat bantuan checklist, maka temuan audit internalnyadengan sampel yang sama yaitu klausul 4.2. terkait persyaratan dokumenmenunjukanpeningkatan yang banyak yaitu 78 sampai dengan 112.Selain temuan yang meningkat pelaksanaan audit internal juga semakin komprehensifuntuk setiap klausul seperti contohnya pada kalausul 7 (realisasi produk) dan 8 (pengukuran,analisis, dan peningkatan) juga semakin banyak.15

Setelah auditor internal melakukan pekerjaan lapangan (field audit) masing-masing business process dengan menggunakan alat bantuchecklist auditor internal, maka dilakukan pengolahan data atau analisis dokumen disesuaikan dengan klausul persyaratan ISO 9001:2008 untuk memberikan gambaran yang jelas tentang tingkat pencapaian pemenuhan standar SMM ISO 9001: 2008. Dengan checklisttersebut audit internal cukup terbantu dalam melakukan proses evaluasi dan analisis pencapaian pemenuhan sesuai persyaratan SMMISO 9001: 2008 dan membuat rencana tindakan perbaikan yang perlu menjadi fokus perhatian pejabat struktural terkait danmanajemen Rumah Sakit. Beberapa contoh analisis hasil audit berdasarkan klausul dapat ditampilkan sebagai berikut:1. Analisis Kesesuaian Klausul 4.1.Gambar 5.4 : “Grafik pencapaian standar SMM ISO 9001:2008 Klausul 4.1. (Persyaratan Umum)”Hasil analisis tingkat ketercapaian kesesuaian SMM ISO 9001: 2008 khusus untuk klausul 4.1. terkait persyaratan umum dokumenmenunjukan bangsal EG1 (Rawat Inap Bangsal EG1) yang tertinggi dengan tingkat kesesuaian sebesar 75%.16

2. Analisis Kesesuaian Klausul 4.2.Gambar 5.5 : “Grafik pencapaian standar SMM ISO 9001:2008 Klausul 4.2. (Persyaratan Dokumentasi)”Hasil analisis tingkat ketercapaian kesesuaian SMM ISO 9001: 2008 khusus untuk klausul 4.2. terkait persyaratan dokumen terkaitmanual mutu, pengendalian dokumen, dan pengendalian rekaman dokumen menunjukan PHD (Pelayanan Hemodialisa) yangtertinggi dengan tingkat kesesuaian sebesar 75%.17

3. Analisis Kesesuaian Klausul 6.1.Gambar 5.6 : “Grafik pencapaian standar SMM ISO 9001:2008 Klausul 6.1. (Penetapan Sumber Daya - HRD)”Hasil analisis tingkat ketercapaian kesesuaian SMM ISO 9001: 2008 khusus untuk klausul 6.1. terkait persy

Pelaksanaan audit internal bisa dilakukan untuk memonitoring tingkat kepatuhan rumah sakit dalam mengikuti peraturan eksternal yang salah satunya dengan pelaksanaan . serta tertuang dalam sasaran mutu rumah sakit. 3. Rumah Sakit dan Sertifikasi ISO 9001: 2008 . Rumah Sakit Panti Rapih telah mulai

Related Documents:

A. Pengertian Limbah Rumah Sakit . 1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dati kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas. 2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terditi d

Pertimbangan Estetika dan Kenyamanan 36 BAB 11 PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH SAKIT Prinsip dan Implementasi 37 Perencanaan Infrastruktur 38 BAB 12 PERENCANAAN FISIK DAN STRATEGIS RUMAH SAKIT Arti Penting Manajemen Rumah Sakit 47 Tujuan dan Sasaran Perencanaan Fisik 47 Kerangka dan Konsep Kerja 48 Kriteria Umum 50 Produk 53 BAB 13 KONSEP .

IPAL rumah sakit dibangun dengan maksud untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan oleh rumah sakit agar dapat mengurangi, menghilangkan dan menurunkan bahan-bahan yang berbahaya yang terkandung dalam air limbah (Mulia, 2005). Rumah Sakit Kelas D merupakan rumah sakit umum bentuk

a. Limbah Cair 1) Pengertian Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas. Limbah cair rumah sakit adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan meng

produksi limbah cair rumah sakit sebanyak 48.985 ton/hari1. Pengelolaan limbah medis padat rumah sakit diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit bahwa pengelolaan limbah med

rumah sakit umum (RSU), yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua bidang dan jenis penyakit dan rumah sakit khusus (RSK), yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan . (mekanikal dan elektrikal) digedung. Ketiganya satu sarna lain saling terkait. Jika struktur mengedepan

instalasi penerangan, pendingin ruangan, pompa air, dan lift guna menunjang kebutuhan petugas dan pasien rumah sakit. Demi menunjang kelancaran kegiatan di rumah sakit maka dibutuhkan . Li-fu li dan Yong-man Lin, 2010). Perhitungan kebutuhan kapasitas AC mutlak diperlukan karena berhubungan pada

n Julian Le Grand supports the introduction of stronger market incentives to prompt improved performance among secondary care providers. He: – notes the positive effect market incentives have had in primary schools – argues that new structures (such as new systems of regulation and performance measurement) will help minimise undesirable consequences – suggests that, in 1991, the NHS .