Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Leverage Ukuran . - Unimed

1y ago
7 Views
2 Downloads
1.06 MB
16 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Duke Fulford
Transcription

Prosiding WEBINAR Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan“Strategi Dunia Usaha Menyikapi Status Indonesia Sebagai Negara Maju: Pra dan Pasca Covid-19”ISBN: 976-623-94335-0-5PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, LEVERAGE, GCG, DANUKURAN PERUSAHAAN TERHADAP FINANCIAL DISTRESSPERUSAHAAN ANEKA INDUSTRI DI BEI 2016-2018Ghina Aulia Atika*Universitas Negeri MedanJl. William Iskandar Ps. V Kenangan Baru, Sumatera UtaraJumaidi A WUniversitas Negeri MedanEmail: Jumiadi@unimed.ac.idAzizul KholisUniversitas Negeri MedanEmail: Azizulkholis@unimed.ac.idABSTRAKPermasalahan dalam penelitian ini adalah apakah likuiditas, profitabilitas,leverage, kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, danukuran perusahaan berpengaruh terhadap financial distress. Penelitian inibertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh secara simultan antaralikuiditas, profitabilitas, leverage, kepemilikan institusional, komisarisindependen, komite audit, dan ukuran perusahaan terhadap financial distress.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan aneka industri yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018. Dengan Purposive Sampling,Sampel yang diperoleh sebanyak 21 perusahaan pada periode 2016-2018 sehinggadiperoleh 63 data observasi. Kriteria financial distress dalam penelitian ini adalahperusahaan aneka industri yang memiliki nilai Altman Z-Score kurang dari 1,8atau dikatakan mengalami financial distress, perusahaan yang memiliki nilaidiantara 1,8 2,99 atau berada pada grey area dan perusahaan yang memilikinilai Z-score lebih dari 2,99. Analisis data dalam penelitian ini menggunakanpendekatan kuantitatif dengan melakukan uji asumsi klasik, analisis regresiberganda dan uji hipotesis dibantu dengan program SPSS 25. Hasil penelitian inimenunjukkan likuiditas secara parsial berpengaruh positif dan signifikanterhadap financial distres. Profitabilitas secara parsial berpengaruh positif dansignifikan terhadap financial distress. Leverage secara parsial berpengaruhnegative dan signifikan terhadap financial distress. Kepemilikan institusionalsecara parsial tidak berpengaruh terhadap financial distress. Komisarisindependen secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap financialdistress. Komite audit secara parsial tidak berpengaruh terhadap financialdistress. Ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap financialdistres. Secara simultan likuiditas, profitabilitas, leverage, kepemilikaninstitusional, komisaris independen, komite audit, dan ukuran perusahaanberpengaruh terhadap financial distress. Besarnya pengaruh ini juga ditunjukkanoleh nilai koefisien determinasi (R2) yaitu, 0,643 atau sebesar 64,3%.Kata Kunci: Likuiditas, Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Institusional,Komisaris Independen86

Prosiding WEBINAR Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan“Strategi Dunia Usaha Menyikapi Status Indonesia Sebagai Negara Maju: Pra dan Pasca Covid-19”ISBN: 976-623-94335-0-5PENDAHULUANSetiap perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan yang besarsecara terus menerus, dimana keuntungan tersebut akan digunakan untuk membiayaikegiatan operasional perusahaan dan aktivitas lainnya dalam rangka mempertahankankelangsungan hidup usahanya. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua perusahaandapat mewujudkan hal tersebut, dikarenakan masih banyaknya perusahaan yangmengalami kebangkrutan sebagai akibat dari adanya permasalahan financial distress yangtidak dapat diatasi dengan baik. Financial distress didefinisikan sebagai tahap penurunankondisi keuangan perusahaan sebelum mencapai kebangkrutan ataupun likuidasi (Platt danPlatt, 2002) dalam (Putri dan Merkusiwati, 2014).Pada penelitian ini, financial distress dihitung dengan menggunakan teori Altman ZScore. Dengan nilai cutoff 2,99 dan 1,81. Artinya jika nilai Z yang diperoleh lebih dari 2,99maka perusahaan diprediksi tidak mengalami kesulitan keuangan, perusahaan yang nilai Znya berada diantara 1,81 dan 2,99 berarti perusahaan tersebut berada dalam kategori greyarea, yaitu kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau hampirmengalami kesulitan keuangan walaupun tidak seserius masalah perusahaan yangmengalami kesulitan keuangan dan jika perusahaan memiliki nilai Z dibawah 1,81 makaperusahaan diprediksi mengalami kesulitan keuangan.Salah satu hal yang berpengaruh terhadap financial distress adalah rasio keuanganyang dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Dalam halini rasio keuangan yang ada dapat digunakan untuk memprediksi apakah sebuahperusahaan sedang mengalami financial distress. Rasio likuiditas menggambarkankemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendeknya secaratepat waktu (Fahmi, 2017:59). Artinya, apabila perusahaan ditagih, perusahaan akanmampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang jatuh tempo. Rasio likuiditasyang biasa dipakai adalah current ratio. Menurut Hanifah dan Purwanto (2013), Currentratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknyadengan menggunakan aktiva lancarnya. Semakin besar nilai rasio likuiditasnya makasemakin baik kinerja keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan memperkecil risikosuatu perusahaan mengalami kondisi financial distress (Safitri, 2010). Rasio profitabilitasdapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress. Rasio ini biasanyadicerminkan dalam return on asset (ROA). Menurut Wahyu (2009), Rasio return on assetyang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset, yang berarti perusahaan mampumenggunakan asset yang dimiliki untuk menghasilkan laba dari penjualan dan investasiyang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Selain rasio profitabilitas, rasio leverage jugadapat digunakan sebagai indikator untuk memprediksi terjadinya financial distress. Rasioleverage mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Fahmi, 2017:62).Rasio leverage yang biasa digunakan adalah rasio utang (debt ratio). Untuk calon kredituratau pemberi pinjaman, informasi rasio utang ini juga penting karena melalui rasio utang,kreditur dapat mengukur seberapa tinggi risiko utang yang diberikan kepada suatuperusahaan. Selain menggunakan rasio keuangan, terdapat pula faktor lain yaitu corporategovernance yang ada di dalam perusahaan. Good corporate governance memiliki tujuanuntuk memastikan manajer selalu mengambil tindakan yang tepat agar semua pihak yangterkait dalam perusahaan, baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaanmendapatkan keuntungan. Dengan kata lain, dalam penerapan good corporate governancemanajer tidak boleh mementingkan kepentingannya sendiri, melainkan manajer juga harus87

Prosiding WEBINAR Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan“Strategi Dunia Usaha Menyikapi Status Indonesia Sebagai Negara Maju: Pra dan Pasca Covid-19”ISBN: 976-623-94335-0-5memperhatikan kepentingan stakeholder (Al-Haddad et al, 2011). Penerapan mekanismecorporate governance yang baik akan meminimalkan risiko perusahaan mengalami kondisifinancial distress. Adapun mekanisme corporate governance yang diteliti dalam penelitian iniialah kepemilikan institusional, komisaris independen, dan kompetensi komite audit.Kepemilikan institusional akan membuat manajer memfokuskan perhatian padakinerja perusahaan. Kepemilikan institusional yang semakin besar akan meningkatkanpemanfaatan aktiva perusahaan sehingga financial distress dapat diminimalisir(Bodroastuti, 2009). Selain kepemilikan institusional tindakan manajemen dapat diawasidengan adanya komisaris independen. Komisaris independen diharapkan mampumenempatkan keadilan sebagai prinsip utama dalam memperhatikan kepentingan pihakpihak yang mungkin sering terabaikan, seperti pemegang saham minoritas dan parastakeholders lainnya. Dengan meningkatnya jumlah komisaris independen dalam suatuperusahaan diharapkan risiko terjadi financial distress akan semakin kecil (Emrinaldi,2007). Di sisi lain, adanya komite audit juga mempengaruhi mekanisme corporategovernance. Komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwalaporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlakuumum, struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, pelaksanaanaudit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku dantindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen.Ukuran perusahaan juga digunakan untuk memprediksi kemungkinan terjadinyafinancial distress. Menurut Ambarwati, Yuniarta dan Sinarwati (2015) ukuran perusahaanadalah ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin banyak jumlahaset suatu perusahaan seharusnya semakin baik juga kondisi suatu perusahaan tersebut danmenarik perhatian bagi para investor untuk menanam sahamnya pada perusahaan tersebut(Yustiana, 2011). Semakin besar total asset yang dimiliki perusahaan diharapkanperusahaan semakin mampu dalam melunasi kewajiban di masa depan, sehinggaperusahaan dapat menghindari permasalahan keuangan.Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Ni Wayan Krisnayanti ArwindaPutri dan Ni Kt Lely A. Merkusiwati (2014). Perbedaan penelitian ini dengan penelitiansebelumnya adalah terletak pada tahun penelitian, variabel independen, dan objekpenelitian. Pada penelitian sebelumnya peneliti menggunakan variabel independen berupagood corporate governance, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan. Sedangkan dalampenelitian, peneliti menggunakan tambahan variabel profitabilitas, karena peneliti melihatmasih ada proksi indikator keuangan lain yang dapat mempengaruhi financial distress, sertapeneliti melihat dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya bahwa terdapatketidakkonsistenan hasil penelitian pada variabel likuiditas, profitabilitas, good corporategovernance, leverage, dan ukuran perusahaan. Objek yang digunakan dalam penelitian iniadalah perusahaan aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dipilihnyaperusahaan aneka industri karena berdasarkan data kementrian keuangan per 31 Desember2018 sektor aneka industri merupakan sektor perusahaan manufaktur yang paling banyakterancam bangkrut (Nasional.kontan.id, 2019). Selain itu, sektor industri merupakan salahsatu penopang perekonomian nasional karena sektor ini memberikan kontribusi yang cukupsignifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan terfokusnya penelitian ini padasatu sektor usaha, diharapkan akan diperoleh hasil prediksi financial distress yang lebih baikdan bermanfaat. Berdasarkan penelitian terdahulu, diperoleh hasil yang tidak konsistenatau bertentangan mengenai pengaruh likuiditas, profitabilitas, leverage, good corporate88

Prosiding WEBINAR Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan“Strategi Dunia Usaha Menyikapi Status Indonesia Sebagai Negara Maju: Pra dan Pasca Covid-19”ISBN: 976-623-94335-0-5governance yang diproksikan dengan kepemilikan institusional, komisaris independen, dankomite audit, serta ukuran perusahaan terhadap financial distress. Hal itu menarik untukmeneliti lebih lanjut. Maka, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambiljudul “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Leverage, Good Corporate Governance danUkuran Perusahaan Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Aneka IndustriYang Terdaftar Di BEI Periode 2016-2018 ”.LANDASAN TEORITIS1. Pengaruh Likuiditas terhadap Financial DistressRasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuanperusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya, apabilaperusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutamautang yang jatuh tempo. Apabila perusahaan mampu mendanai dan melunasi kewajibanjangka pendeknya dengan baik maka potensi perusahaan mengalami financial distress akansemakin kecil.2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Financial DistressDalam penelitian ini profitabilitas diproksikan dengan return on asset (ROA) sepertiyang telah dilakukan Almilia (2003). Semakin besar nilai rasio profitabilitas menunjukkankinerja keuangan perusahaan yang semakin baik, dengan demikian maka semakin rendahkemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan.3. Pengaruh Leverage terhadap Financial DistressRasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh manaaktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Apabila suatu perusahaan pembiayaannya lebihbanyak menggunakan utang, hal ini beresiko akan terjadi kesulitan pembayaran di masayang akan datang akibat utang lebih besar dari aset yang dimiliki. Jika keadaan ini tidakdapat diatasi dengan baik, potensi terjadinya financial distress pun semakin besar.4. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Financial DistressKepemilikan institusional merupakan salah satu mekanisme good corporategovernance yang dapat mengurangi masalah teori keagenan antara perusahaan dan manajer.Makin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktivaperusahaan, sehingga potensi kesulitan keuangan dapat diminimalkan karena perusahaandengan kepemilikan institusional yang lebih besar (lebih dari 5%) mengindikasikankemampuannya untuk memonitor manajemen (Bodroastuti, 2009).5. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Financial DistresKomisaris independen berfungsi sebagai kekuatan penyeimbang, dengan adanyakomisaris independen, selain adanya pengawasan pengambilan keputusan manajemen olehdewan komisaris, pengawasan juga dilakukan oleh pihak ekstrenal yang independen agarkeputusan yang diambil tepat dan menjauhkan perusahaan dari kemungkinan mengalamikesulitan keuangan (Triwahyuningtias, 2012).6. Pengaruh Komite Audit terhadap Financial Distres89

Prosiding WEBINAR Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan“Strategi Dunia Usaha Menyikapi Status Indonesia Sebagai Negara Maju: Pra dan Pasca Covid-19”ISBN: 976-623-94335-0-5Keberadaan komite audit yang efektif merupakan salah satu aspek penilaian dalamimplementasi Good Corporate Governance. Menurut Hanifah (2013), komite auditmerupakan mekanisme corporate governance yang diasumsikan mampu mengurangimasalah keagenan yang timbul pada suatu perusahaan yang apabila terjadi terus menerusdapat menimbulkan financial distress pada perusahaan.7. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Financial DistressUkuran perusahaan menggambarkan seberapa besar total aset yang dimilikiperusahaan tersebut. Semakin besar total aset yang dimiliki perusahaan diharapkanperusahaan semakin mampu dalam melunasi kewajiban di masa depan, sehinggaperusahaan dapat menghindari permasalahan keuangan.8. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Institusional, KomisarisIndependen, Kompetensi Komite Audit terhadap Financial DistressRasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaanuntuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo denganaktiva lancar yang tersedia. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaanmenghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Semakinmerugi perusahaan semakin tinggi probabilitasnya untuk mengalami financial distress.Rasio leverage juga dapat digunakan sebagai indikator untuk memprediksiterjadinya financial distress. Apabila suatu perusahaan pembiayaannya lebih banyakmenggunakan utang, hal ini beresiko akan terjadi kesulitan pembayaran di masayang akan datang.Kehadiran pemilik institusional, komisaris independen, kompetensi komite auditsebagai bagian dari corporate governance dianggap dapat meningkatkan pengawasanterhadap kinerja perusahaan dan manajemen yang mengalami agency problem sehinggamampu menurunkan probabilitas financial distress. Ukuran perusahaan juga mempengaruhifinancial distress. Ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya asset yang dimiliki olehperusahaan.90

Prosiding WEBINAR Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan“Strategi Dunia Usaha Menyikapi Status Indonesia Sebagai Negara Maju: Pra dan Pasca Covid-19”ISBN: 976-623-94335-0-5Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitianterdahulu, maka peneliti membuat kerangka berfikir penelitian sebagai berikut:Likuiditas (X1)Profitabilitas X2)Leverage (X3)Financial Distress (Y)Kepemilikan Institusional (X4)Komisasris Independen (X5)Kompetensi Komite Audit (X6)Ukuran Perusahaan (X7)Berdasarkan kerangka konseptual di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagaiberikut:H1: Likuiditas berpengaruh terhadap financial distress.H2: Profitabilitas berpengaruh terhadap financial distress.H3: Leverage berpengaruh terhadap financial distressH4: Kepemilikan institusional berpengaruh pada financial distressH5: Komisaris independen berpengaruh pada financial distressH6: Komite audit berpengaruh pada financial distressH7 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap financial distressH8: Likuiditas, Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen,Komite Audit dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap FinancialDistressMETODEWaktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2020 sampai dengan Maret 2020.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Aneka Industri yang terdapat diBursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2018. Adapun metode yang digunakan dalampenentuan sampling adalah dengan menggunakan metode purposive sampling,beberapakriteria untuk pemilihan sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut:1. Perusahaan terdaftar sebagai perusahaan Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia selamaperiode 2016-20182. Perusahaan yang mempublikasikan laporan tahunan dan laporan keuangan selamaperiode tahun 2016 – 20183. Perusahaan menerbitkan laporan tahunan yang menyediakan semua data yangdibutuhkan mengenai variabel - variabel penelitian.91

Prosiding WEBINAR Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan“Strategi Dunia Usaha Menyikapi Status Indonesia Sebagai Negara Maju: Pra dan Pasca Covid-19”ISBN: 976-623-94335-0-54. Perusahaan aneka industri yang memiliki nilai Altman Z-Score kurang dari 1,8 ataudikatakan mengalami financial distress, perusahaan yang memiliki nilai diantara 1,8 2,99atau berada pada grey area dan perusahaan yang memiliki nilai Z-score lebih dari 2,99dipilih menjadi sampel dalam penelitian ini. Dengan kata lain perusahaan yang mengalamidan tidak mengalami financial distress.5. Perusahaan yang membuat laporan keuangan dengan satuan mata Rupiah (Rp).Metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui studi dokumentasi. Data yangdipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan yang telahdipublikasikan selama periode 2016-2018. Data yang diperoleh, diambil dari situswww.idx.co.id.Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresiberganda, metode ini dipilih karena dapat menyimpulkan secara langsung mengenai masing– masing variabel bebas yang digunakan secara parsial maupun simultan. Pengelolaanmetode ini menggunakan program Software Statistical Package Social Sciences (SPSS).Definisi Operasional1. Variabel Dependen (Y)Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependennya adalah financial distress.Financial distress dihitung dengan menggunakan model Altman Z-Score. Perusahaan yangmemiliki nilai Z-score lebih dari 2,99 maka perusahaan diprediksi tidak mengalami kesulitankeuangan, perusahaan yang nilai Z-score nya berada diantara 1,81 dan 2,99 berartiperusahaan tersebut berada dalam kategori grey area, yaitu kemungkinan perusahaanmengalami kesulitan keuangan atau hampir mengalami kesulitan keuangan walaupun tidakseserius masalah perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan jika perusahaanmemiliki nilai Z dibawah 1,81 maka perusahaan diprediksi mengalami kesulitan keuangan.Rumus untuk mengukur financial distress dengan menggunakan Altman Z-score adalah:Z 1,2 WC/TA 1,4 RE/TA 3,3 EBIT/TA 0,6 MVE/BVD 1,0 S/TAKeterangan :X1 Net Working Capital to Total Assets (WCTA)Rumus Perhitungan:WCTA (Aktiva Lancar- Hutang Lancar) / Total AktivaX2 Retained Earnings to Total AssetsRumus Perhitungan:RETA : Laba yang ditahan / Total AktivaX3 Earning Before Interest and Taxes to Total AssetsRumus Perhitungan:EBITTA Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Total AktivaX4 Market Value Equity to Book Value of DebtRumus Perhitungan:MVEBVD Nilai Pasar Terhadap Ekuitas / Kewajiban TotalMVE Harga Saham x Jumlah Saham yang BeredarX5 Sales to Total AssetRumus Perhitungan:STA Penjualan / Total Aset92

Prosiding WEBINAR Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan“Strategi Dunia Usaha Menyikapi Status Indonesia Sebagai Negara Maju: Pra dan Pasca Covid-19”ISBN: 976-623-94335-0-52. Variabel Independen (X)Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka yang menjadi variabelindependennya adalah:a. Likuiditas (X1)Rasio likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Current Ratio(CR). Current Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayarkewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aset lancar yang dimilikinya yaitu total aktivalancar dengan total passiva lancar (utang jangka pendek). Current ratio dapat dihitungdengan cara sebagai berikut:Current Ratio Aktiva Lancar / Hutang Lancarb. Profitabilitas (X2)Rasio profitabilitas diproksikan dengan rasio return on asset (ROA). ROAmencerminkan tingkat keuntungan bersih setelah pajak yang juga berarti suatu ukuranuntuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaan.Rumusan rasio ini dapat ukur menggunakan rumus:ROA Laba Bersih Setelah Pajak / Total Aktivac. Leverage (X3)Variabel leverage dalam penelitian ini diproksikan dengan Debt to Asset Ratio (DebtRatio). Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) merupakan rasio utang yang digunakan untukmengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utangperusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumusan rasio ini dapat ukurmenggunakan rumus:Debt Ratio Total Kewajiban / Total Aktivad. Kepemilikan institusional (X4)Kepemilikan institusional yang semakin besar akan meningkatkan pemanfaatanaktiva perusahaan sehingga financial distress dapat diminimalisir. Kepemilikan institusionaldiukur dengan membandingkan jumlah persentase saham yang dimiliki oleh institusidengan banyaknya saham yang beredar dalam perusahaan.KPI Jumlah Saham yang dimiliki / Jumlah Saham yang Beredare. Komisaris independen (X5)Komisaris independen diperlukan untuk mengawasi jalannya perusahaan dan untukmemastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan corporate governance. Komisarisindependen diukur dengan membandingkan jumlah komisaris independen dengan jumlahdewan komisaris dalam perusahaan.PDKI Jumlah anggota dewan komisaris independen / Jumlah total anggota dewanf. Komite audit (X6)Komite audit merupakan salah satu bagian dari mekanisme good corporategovernance yang membantu mengendalikan dan mengawasi manajemen.Komite auditdirumuskan dengan:KA Jumlah Anggota Komite Audit93

Prosiding WEBINAR Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan“Strategi Dunia Usaha Menyikapi Status Indonesia Sebagai Negara Maju: Pra dan Pasca Covid-19”ISBN: 976-623-94335-0-5g. Ukuran Perusahaan (X7)Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur dengan total aset perusahaan. Totalaset yang dimiliki oleh perusahaan mampu menunjukkan seberapa besar ukuranperusahaan. Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan rumus :Ukuran Perusahaan Ln Total AsetHASIL DAN PEMBAHASANUji Hipotesis1. Uji T (Parsial)Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independensecara parsial dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Berdasarkan hasil uji t yangtelah dilakukan, dapat diketahui arah dari koefisien beta regresi dan signifikansinya dengant tabel sebesar 2,00324 (df 63 – 7 56) pada signifikansi 0,05. Arah dari koefisien betaregresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:Tabel 1. Hasil Uji .736.000LEV-2.589.012INS OWN-.401.690IND COM2.047.045AC COM-.791.432SIZE1.384.172a. Pengujian pengaruh likuiditas terhadap financial distress berdasarkan tabel 1 diperolehnilai thitung sebesar 2,136 ttabel 2,00324 dan signifikansi sebesar 0,037 0,05 maka H1diterima, artinya likuiditas berpengaruh terhadap financial distress.b. Pengujian pengaruh profitabilitas terhadap financial distress berdasarkan tabel 4.9diperoleh nilai thitung sebesar 5,736 ttabel 2,00324 dan signifikansi sebesar 0,000 0,05maka H2 diterima, artinya profitabilitas berpengaruh terhadap financial distress.c. Pengujian pengaruh leverage terhadap financial distress berdasarkan tabel 4.9 diperolehnilai thitung sebesar -2,589 ttabel -2,00324 dan signifikansi sebesar 0,012 0,05 maka H3diterima, artinya leverage berpengaruh terhadap financial distress.d. Pengujian pengaruh kepemilikan institusional terhadap financial distress berdasarkantabel 4.9 diperoleh nilai thitung sebesar -0,401 ttabel 2,00324 dan signifikansi sebesar0690 0,05 maka H4 ditolak, artinya kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadapfinancial distress.e. Pengujian pengaruh komisaris independen terhadap financial distress berdasarkan tabel4.9 diperoleh nilai thitung sebesar 2,047 ttabel 2,00324 dan signifikansi sebesar 0,045 94

Prosiding WEBINAR Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan“Strategi Dunia Usaha Menyikapi Status Indonesia Sebagai Negara Maju: Pra dan Pasca Covid-19”ISBN: 976-623-94335-0-50,05 maka H5 diterima, artinya komisaris independen berpengaruh terhadap financialdistress.f. Pengujian pengaruh komite audit terhadap financial distress berdasarkan tabel 4.9diperoleh nilai thitung sebesar -0,791 ttabel 2,00324 dan signifikansi sebesar 0,432 0,05maka H6 ditolak, artinya komite audit tidak berpengaruh terhadap financial distress.g. Pengujian pengaruh ukuran perusahaan terhadap financial distress berdasarkan tabel 4.9diperoleh nilai thitung sebesar 1,384 ttabel 2,00324 dan signifikansi sebesar 0,172 0,05maka H7 ditolak, artinya ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap financial distress2. Uji F (Simultan)Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen ataubebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadapvariabel dependen/terkait (Ghozali, 2018:99). Kriteria yang digunakan dalam menerimaatau menolak hipotesis adalah Ha diterima atau Ho ditolak apabila Fhitung Ftabel, pada α 5% dan nilai probabilitas level of significant sebesar 0,05. Hasil dari uji signifikansisimultan (Uji statistik F) disajikan dalam tabel 4.10.Tabel 2. Hasil Uji F (Simultan)Model1Sum of SquareDfMean ual114.449552.081Total361.50062a. Dependent Variable: FD z (score)b. Predictors: (Constant), SIZE, INS OWN, PRO, LEV, IND COM, LIQUID, AC COMHasil perhitungan uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 16,961 Ftabel sebesar 2,178dengan signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa H8diterima. Artinya, likuiditas, profitabilitas, leverage, kepemilikan institusional, komisarisindependen, komite audit, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadapfinancial distress.3. Koefisien DeterminasiKoefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model penelitianmenerapkan model regresi dalam menerangkan pengaruh variabel independen terhadapvariabel dependen. Adapun hasil uji koefisien Adjusted R Square disajikan dalam tabelberikut ini:Tabel 3. Hasil Uji Koefisien DeterminasiModelRR SquareAdjusted R SquareStd. Error of the Estimate1.827a.683.6431.44253a. Predictors: (Constant), SIZE, INS OWN, PRO, LEV, IND COM, LIQUID, AC COMb. Dependent Variable: FD [z score]95

Prosiding WEBINAR Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan“Strategi Dunia Usaha Menyikapi Status Indonesia Sebagai Negara Maju: Pra dan Pasca Covid-19”ISBN: 976-623-94335-0-5Dari tabel diatas, menunjukan bahwa nilai adjusted R Square sebesar 0.643. Dengandemikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel likuiditas, profitabilitas, leverage,kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, dan ukuran perusahaanterhadap financial distress adalah sebesar 64,3%. Sedangkan sisanya sebesar 35,7%dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diukur atau diteliti dalam penelitian ini. StandarError of Estimates (SEE) sebesar 1,44253. Semakin kecil nilai SEE akan membuat modelregresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2018:100).Pembahasan Hasil Penelitian1. Pengaruh likuiditas terhadap financial distressHasil pengujian ini memperoleh bukti empiris bahwa hipotesis H1 diterima. Hasilpengujian likuiditas yang diproksikan dengan current ratio terhadap financial distressmenunjukkan nilai koefisien regresi variabel likuiditas sebesar 0,449 dengan nilaisignifikansi sebesar 0,037 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh positif signifikanantara variabel likuiditas terhadap financial distress (z-score) secara parsial. Sehingga besarkecilnya nilai current ratio akan mempengaruhi besar kecilnya nilai z-scoreLikuiditas bermanfaat untuk menunjukan perbandingan antara aktiva lancar denganutang lancar, semakin tinggi nilai likuiditas menunjukan bahwa perusahaan dapatmemenuhi kewajiban lancarnya, sehingga dapat menekan terjadinya kondisi financialdistress perusahaan begitupun sebaliknya.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusbardini danRashid (2019) dan Asfali (2019), yang menunjukkan likuiditas berpengaruh secara positifdan signifikan terhadap financial distres. Namun, hasil penelitian ini bertentangan denganpenelitian yang dilakukan oleh Silalahi, Kristanti, dan Muslih (2018) dan Putri danMerkusiwati (2014) yang menujukkan likuiditas tidak berpengaruh terhadap financialdistress.2. Pengaruh profitabilitas terhadap financial distressHasil pengujian ini memperoleh bukti empiris bahwa hipotesis H2 diterima. Hasilpengujian profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset terhadap financial distressmenunjukkan nilai koefisien regresi variabel profitabilitas sebesar 5,736 dengan nilaisignifikansi sebesar 0,000 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh positif signifikanantara variabel profitabilitas terhadap financial distress (z-sco

Ukuran Perusahaan Terhadap . Financial Distress . Pada Perusahaan Aneka Industri Yang Terdaftar Di BEI Periode 2016-2018 ". LANDASAN TEORITIS. 1. Pengaruh Likuiditas terhadap Financial Distress . Rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.

Related Documents:

Arifin. (2005). Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan di Indonesia. Arilaha, M. A. (2009). Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 78-87. Arilaha, M. A. (2009). Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas dan

satu rasio likuiditas, yaitu rasio yang menggukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Apabila tingkat Likuiditas . pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Berbeda dengan Lusiyati dan Salsiyah (2013) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

Leverage, Arus Kas Operasi, Sales Growth, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel likuiditas, leverage, arus kas operasi, sales growth, dan ukuran perusahaan terhadap financial

2.1.4. Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang segera jatuh tempo dengan sumber daya jangka pendek yang dimiliki untuk memenuhi kewajiban tersebut. Semakin tinggi rasio likuiditas maka semakin tinggi kemampuan

sudah ditentukan. Pada praktiknya ada 5 (lima) jenis rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage), rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar. Pada penelitian ini variabel rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage), rasio aktivitas dan rasio

Mampu memahami identifikasi likuiditas dan jenis – jenis risiko likuiditas. 3. Mampu memahami langkah – langkah dalam melakukan manajemen risiko likuiditas. 4. Mampu memahami pengukuran risiko likuiditas dan strategi informasi manajemen . Rasio ini disebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingkan antara aktiva lancar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap return on equity (ROE), return on assets (ROA) dan current ratio, terhadap harga penutupan perusahaan pada indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016 - 2020. Jenis penelitian yang

A Course on Rough Paths With an introduction to regularity structures June 2014 Errata (last update: April 2015) Springer. To Waltraud and Rudolf Friz and To Xue-Mei. Preface Since its original development in the mid-nineties by Terry Lyons, culminating in the landmark paper [Lyo98], the theory of rough paths has grown into a mature and widely applicable mathematical theory, and there are by .