BAB 12 RISIKO LIKUIDITAS - WordPress

3y ago
47 Views
9 Downloads
540.66 KB
10 Pages
Last View : 11d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jamie Paz
Transcription

BAB 12RISIKO LIKUIDITASTIK (Tujuan Instruksional Khusus)Pada perkuliahan keduabelas ini mahasiswa diharapkan:1.Mampu memahami definisi likuiditas dan sebab – sebab terjadinya risiko likuiditas.2.Mampu memahami identifikasi likuiditas dan jenis – jenis risiko likuiditas.3.Mampu memahami langkah – langkah dalam melakukan manajemen risiko likuiditas.4.Mampu memahami pengukuran risiko likuiditas dan strategi informasi manajemenrisiko likuiditas.5.Mampu memahami hubungan likuiditas dan solvabilitas12.1. Definisi LikuiditasSecara umum, definisi likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana(cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai. Dari sudut aktiva, likuiditas adalahkemampuan untuk mengubah seluruh aset menjadi bentuk tunai (cash), sedangkan dari sudutpasiva, likuiditas adalah kemampuan bank memenuhi kebutuhan dana melalui peningkatanportofolio reliabilitas. Apabila bank tidak mampu memenuhi kebutuhan dana dengan segerauntuk memenuhi kebutuhan transaksi sehari-hari maupun guna memenuhi kebutuhan danayang mendesak maka muncullah “risiko likuiditas“.Definisi Risiko Likuiditas adalah risiko terjadinya kerugian yang merupakan akibat dariadanya kesenjangan antara sumber pendanaan yang pada umumnya berjangka pendek danaktiva yang pada umumnya berjangka panjang. Besar kecilnya risiko likuiditas ditentukanantara lain:a. Melaksanakan monitoring secara harian atas besarnya penarikan dana yang dilakukanoleh nasabah baik berupa penarikan melalui kliring maupun penarikan tunai.b. Melaksanakan monitoring secara harian atas semua dana masuk baik melalui incomingtransfer maupun setoran tunai nasabah.c. Membuat analisa sensitivitas likuiditas Bank terhadap skenario penarikan danaberdasarkan pengalaman masa lalu atas penarikan dana bersih terbesar yang pernahDewi Cahyani PangestutiManajeme Risiko Bisnis1

terjadi dan membandingkannya dengan penarikan dana bersih rata-rata saat ini. Darianalisa tersebut dapat diketahui tingkat ketahanan likuiditas Bank.d. Selanjutnya Bank menetapkan secondary reserve untuk menjaga posisi likuiditas Bank,antara lain menempatkan kelebihan dana ke dalam instrumen keuangan yang likuid.e. Menetapkan kebijakan Cash Holding Limit pada kantor-kantor cabang Bank.Melaksanakan fungsi ALCO (Asset & Liability Committee) untuk mengatur tingkatbunga dalam usahanya dan meningkatkan/menurunkan sumber dana tertentu.Oleh karena itu bank wajib menyediakan likuiditas tersebut dengan cukup danmengelolanya dengan baik, karena apabila likuiditas tersebut terlalu kecil maka akanmengganggu kegiatan operasional bank, namun demikian likuiditas juga tidak boleh terlalubesar, karena apabila jumlah likuiditas terlalu besar maka akan menurunkan efisiensi banksehingga berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas.12.2. Jenis – Jenis Risiko likuiditasa. Risiko likuiditas pasar dimana risiko yang timbul karena bank tidak mampu melakukanoffsetting tertentu dengan harga karena kondisi likuditas pasar yang tidak memadai atauterjadi gangguan dipasar. Contohnya Bank XXX Syariah memberikan bagi hasil yangtidak wajar misalkan 80% (eq.rate 12 %) agar nasabah dana mau menyimpan dananyapadahal pada saat yang bersamaan pasar hanya eq. rate 8.5 %.b. Risiko likuditas pendanaan dimana risiko yang timbul karena bank tidak mampumencairkan assetnya atau memperoleh pendanaan dari sumber dana lain. ContohnyaBank Zulfikar Syariah pada saat membutuhkan likuditas, Bank Zulfikar Syraiah tidakmampu menjual obligasi yang dimilikinya walaupun sudah diberikan discount cukupbesar.Selain itu peristiwa risiko likuiditas yang sering kali terjadi meliputi : Tingkat dimanadibutuhkan penambahan dana dengan biaya tinggi dan atau menjual aset dengan hargadiscount, Ketidaksesuaian jatuh tempo (maturing mismatch) anntara eraning assets danpendanaan, Pinjaman jangka pendek (borrow short) dan pembiayaan jangka panjang (lendlong) dengan spread yang lebar, dan Kontrak mudharabah mengijinkan nasabah untuk menarikdananya setiap saat tanpa pemberitahuan. Selain peristiwa tersebut, juga terdapat faktor ataupenyebab meningkatnya risiko likuiditas yaitu : Penurunan kepercayaan terhadap sistemDewi Cahyani PangestutiManajeme Risiko Bisnis2

perbankan, Penurunan kepercayaan terhadap suatu Bank, Ketergantungan kepada deposan inti,Berlebihnya dana jangka pendek atau long term asset, Keterbatasan secara Syariah pada assetsecurization karena pembatasan untuk menjual utang (sale of debt).12.3. Pengelolaan LikuiditasPengelolaan likuiditas bank juga merupakan bagian dari pengelolaan leabilitas (liabilitymanagement). Melalui pengelolaan likuiditas yang baik, bank dapat memberikan keyakinanpada para penyimpan dana bahwa mereka dapat mengambil dananya sewaktu-waktu atau padasaat jatuh tempo. Oleh karena itu bank harus mempertahankan sejumlah alat likuid gunamemastikan bahwa bank sewaktu-waktu dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.Dalam likuiditas terdapat dua risiko yaitu risiko ketika kelebihan dana dimana dana yangada dalam bank banyak yang idle, hal ini akan menimbulkan pengorbanan tingkat bunga yangtinggi. Kedua risiko ketika kekurangan dana, akibatnya dana yang tersedia untuk mencukupikebutuhan kewajiban jangka pendek tidak ada. Dan juga akan mendapat pinalti dari banksentral. Kedua keadaan ini tidak diharapkan oleh bank karena akan mengganggu kinerjakeuangan dan kepercayaan masyarkat terhadap bank tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwaketika bank mengharapkan keuntungan yang maksimal akan berisikopada tingkat likuiditasyang rendah atau ketika likuiditas tinggi berarti tingkat keuntungan tidak maksimal.disinitearjadi konflik kepentingan antara mempertahankan likuiditas yang tinggi dan mencarikeuntungan yang tinggi.Pengeleloan likuiditas sangat penting bagi bank terutama untuk mengatasi risiko likuiditasyang disebabkan oleh dua hal diatas. Untuk menjaga agar risiko likuiditas ini tidak terjadikebijakan manajemen likuiditas yang dapat dilakukan antara lain dengan menjaga asset jangkapendek, seperti kas,Pada umumnya likuiditas bank ditentukan oleh adanya beberapa faktor:a.kewajiban reserve yang ditetapkan otoritas moneter atau bank sentral.b.Tipe-tipe dana yang ditarik oleh bank.c.Komitmen nasabah atau pihak lain untuk memberikan fasilitas pembiayaan ataumelakukan investasi.Likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untukmemenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaranDewi Cahyani PangestutiManajeme Risiko Bisnis3

(alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatanmembayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatanmembayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harusdipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu memiliki kemampuanmembayar.Kemampuan membayar baru terdapat pada perusahaan apabila kekuatan membayar-nyaadalah demikian besarnya sehingga dapat memenuhi semua kewajiban finansiilnya yang segeraharus dipenuhi. Dengan demikian maka kemampuan membayar itu dapat diketahui setelahmembandingkan kekuatan membayar-nya di satu pihak dengan kewajiban-kewajibanfinansiilnya yang segera harus dipenuhi di lain pihak.Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar sedemikian besarnya sehinggamampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi, dikatakan bahwaperusahaan tersebut adalah likuid, dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuanmembayar adalah illikuid.12.4. Penghitungan Ratio LikuiditasUntuk menilai likuiditas perusahaan terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan sebagaialat untuk menganalisa dan menilai posisi likuiditas perusahaan, yaitu:a. Current RatioCurrent Ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditassuatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat megetahui dan mendugasampai dimanakah kiranya kita, apabila memberikan kredit berjangka pendek kepadaseorang nasabah, dapat merasa aman atau tidak. Dasar perbandingan tersebutdipergunakan sebagai alat petunjuk, apakah perusahaan yang mandapat kredit itu kira-kiraakan mampu ataupun tidak untuk memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayarankembali atau pada pelunasan pada tanggal yang sudah ditentukan. Dasar perbandingan itumenunjukan apakah jumlah aktiva lancar itu cukup melampaui besarnya kewajiban lancar,sehingga dapatlah kiranya diperkirakan bahwa, sekiranya pada suatu ketika dilakukanlikuiditas dari aktiva lancar dan ternyata hasilnya dibawah nilai dari yang tercantum dineraca, namun masih tetap akan terdapat cukup kas ataupun yang dapat dikonversikanmenjadi uang kas di dalam waktu singkat, sehingga dapat memenuhi kewajibannya.Dewi Cahyani PangestutiManajeme Risiko Bisnis4

Current ratio yang tinggi maka makin baiklah posisi para kreditor, oleh karenaterdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu akan dapat dibayarpada waktunya. Hal ini terutama berlaku bila pimpinan perusahaan menguasai pos-posmodal kerja dengan ketat/dengan semestinya. Dilain pihak ditinjau dari sudut pemegangsaham suatu current ratio yang tinggi tak selalu paling menguntungkan, terutama bilaterdapat saldo kas yang kelebihan dan jumlah piutang dan persediaan adalah terlalu besar.Pada umumnya suatu current ratio yang rendah lebih banyak mengandung risiko daripada suatu current ratio yang tinggi, tetapi kadang-kadang suatu current ratio yang rendahmalahan menunjukkan pimpinan perusahaan menggunakan aktiva lancar sangat efektif.Yaitu bila saldo disesuaikan dengan kebutuhan minimum saja dan perputaran piutang daripersediaan ditingkatkan sampai pada tingkat maksimum. Jumlah kas yang diperlukantergantung dari besarnya perusahaan dan terutama dari jumlah uang yang diperlukan untukmembayar utang lancar, berbagai biaya rutin dan pengeluaran darurat.Munawwir menyatakan current ratio 200% kadang sudah memuaskan bagi suatuperusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya rasio tergantung pada beberapa faktor,suatu standar atau rasio yang umum tidak dapat ditentukan untuk seluruh perusahaan.Current ratio 200% hanya merupakan kebiasaan atau rule of thumb dan akan digunakansebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa yang lebih lanjut.Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangkapendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapisuatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapatdibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proposisi atau distribusi dariaktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggidibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaranpersediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebutatau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih.Adapun formulasi dari current ratio (CR) adalah sebagai berikut :Current ratio (aktiva lancar : hutang lancar) x 100%b. Quick ratioRasio ini disebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingkan antara aktiva lancardikurangi persediaan dengan utang lancar. Rasio ini merupakan ukuran kemampuanDewi Cahyani PangestutiManajeme Risiko Bisnis5

perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan,karena menganggap persediaan memerlukan waktu lama untuk direalisir menjadi kas,walaupun pada kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari piutang. Rasio ini lebihtajam dari pada current ratio karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid. Jikacurrent ratio tinggi tapi quick ratio rendah, hal ini menunjukkan adanya investasi yangsangat besar dalam persediaan.Adapun formulasi dari quick ratio adalah sebagai berikut :Quick Ratio ( Aktiva Lancar – Persediaan) : (utang lancar) x 100%12.5. Risiko likuiditasBank wajib menyediakan likuiditas tersebut dengan cukup dan mengelolanya dengan baik,karena apabila likuiditas tersebut terlalu kecil maka akan mengganggu kegiatan operasionalbank, namun demikian likuiditas juga tidak boleh terlalu besar, karena apabila jumlah likuditasterlalu besar maka akan menurunkan efisiensi bank sehingga berdampak pada rendahnyatingkat profitabilitas. Dalam hal Bank tidak mampu memenuhi kebutuhan dana dengan segerauntuk memenuhi kebutuhan transaksi sehari-hari maupun guna memenuhi kebutuhan danayang mendesak maka muncullah risiko likuditas.Risiko Likuditas adalah risiko terjadinya kerugian yang merupakan akibat dari adanyakesenjangan antara sumber pendanaan yang pada umumnya berjangka pendek dan aktiva yangpada umumnya berjangka panjang. Besar kecilnya risiko likuditas ditentukan antara lain:a. Kecermatan dalam perencanaan arus kas atau arus dana berdasarkan prediksipembiayaan dan prediksi pertumbuhan dana, termasuk mencermati tingkat fluktuasidana;b. Ketepatan dalam mengatur struktur dana termasuk kecukupan dana-dana non PLS;c. Ketersediaan aset yang siap dikonversikan menjadi kas; dand. Kemampuan menciptakan akses ke pasar antar bank atau sumber dana lainnya,termasuk fasilitas lender of last resort.Apabila kesenjangan tersebut cukup besar maka akan menurunkan kemampuan Bank untukmemenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu untuk mengantisipasiterjadinya risiko likuiditas, maka diperlukan manajemen likuiditas, yang mana pengelolaanlikuiditas bank juga merupakan bagian dari pengelolaan liabilitas.Dewi Cahyani PangestutiManajeme Risiko Bisnis6

Dalam mengantisipasi terjadinya Risiko Likuditas, aktivitas Manajemen Risiko yangumumnya ditetapkan oleh Bank antara lain adalah:a. Melaksanakan monitoring secara harian atas besarnya penarikan dana yang dilakukanoleh nasabah baik berupa penarikan melalui kliring maupun penarikan tunai.b. Melaksanakan monitoring secara harian atas semua dana masuk baik melalui incomingtransfer maupun setoran tunai nasabah.c. Membuat analisa sensitivitas likuiditas Bank terhadap skenario penarikan danaberdasarkan pengalaman masa lalu atas penarikan dana bersih terbesar yang pernahterjadi dan membandingkannya dengan penarikan dana bersih ratarata saat ini. Darianalisa tersebut dapat diketahui tingkat ketahanan likuiditas Bank.d. Selanjutnya Bank menetapkan secondary reserve untuk menjaga posisi likuiditas Bank,antara lain menempatkan kelebihan dana ke dalam instrumen keuangan yang likuid.e. Menetapkan kebijakan Cash Holding Limit pada kantor-kantor cabang Bank.f. Melaksanakan fungsi ALCO (Asset & Liability Committee) untuk mengatur tingkatbunga dalam usahanya.g. Meningkatkan/menurunkan sumber dana tertentu.12.6. Strategi Manajemen Cadangan dan KebijakannyaDalam menjaga tingkat profitabilitas bank dan menjaga kepercayaan masyarakat, makadisini sangat diperlukan manajemen risiko. Secara umum yang dimaksudkan dengan risikoadalah sebagai bentuk peristiwa yang mempunyai pengaruh terhadap kemampuan seseorangatau lembaga untuk mencapai tujuannya Dalam pengertian umum di atas belum terlihatgambaran ukuran besar atau luas dampak risiko tersebut terhadap pencapaian tujuan bankBank Indonesia mendefinisikan manajemen risiko sebagai “serangkaian prosedur danmetodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikanrisiko yang timbul dari kegiayan usaha bank”. Dalam mengaplikasikan definisi risiko tersebutdalam program manajemen risiko, maka semua kegiatan atau usaha yang dilakukan akanmelibatkan semua kegiatan yang membutuhkan perhatian, kewaspadaan, pengetahuan yangharus dikembangkan, pengalaman yang memadai serta kemampuan yang terus ditingkatkan.Risiko mempunyai potensi suatu peristiwa terjadi atau tidak terjadi dengan dampak / peluanguntung (upside) atau rugi (downside).Dewi Cahyani PangestutiManajeme Risiko Bisnis7

Bank dapat terhindar dari risiko yang tidak perlu terjadi dengan cara:a.Standarisasi dan memutakhirkan semua kebijakan dan prosedur bankb.Mengkaji penetapan limit risikoc.Membangun konstruksi portfolio assetd.Memanfaatkan keuntungan diversifikasie.Melakukan proses pendidikan mengenai risiko secara berkelanjutan untuk semuapegawaif.Membangun budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasiRisiko yang dapat merugikan bank antara lain :a.Tidak memadainya modal yang tersediab.Risiko pemberian fasilitas kreditc.Risiko kecuranganRisiko likuiditas timbul secara alamiah sebagai akibat dari mismatch atau Gap antara RateSensitive Assets (RSA) dan Rate Sensitive Liabilities (RSL). Bank mengelola risikolikuiditasnya agar dapat memenuhi setiap kewajiban yang jatuh tempo dan menjaga tingkatlikuiditas yang optimal. Tujuan tersebut dicapai oleh Bank dengan menetapkan danmengimplementasikan kebijakan cadangan likuiditas yang optimal, mengukur dan menetapkanlimit untuk risiko likuiditas serta penyusunan contingency plan.Tingkat likuiditas Bank diukur dengan besarnya tingkat cadangan primer dan cadangansekunder yang dipelihara Bank serta rasio likuiditas lainnya. Pengukuran rasio likuiditas Bankmeliputi struktur pendanaan, expected cash flow, akses pasar dan asset marketability.Pengelolaan cadangan primer dan cadangan sekunder adalah untuk keperluan pendanaanoperasional harian dan sebagai buffer untuk mengcover penarikan dana yang tidak terduga.Asset Liability Management Sering disebut dengan ALMA, merupakan alat utama untukmengendalikan risiko pasar : suku bunga, nilai tukar dan risiko likuiditasKebijakan ini memuat:a. Penetapan limit risiko oleh Asset Liabities Committeeb. Prosedur dan dokumentasi yang harus dipenuhic. Analisis yang harus dilakukand. Metode untuk mengendalikan eksposur suku bunga dan kurse. Menetapkan otorisasi dan proses menangani penyimpangan terhadap kebijakanDewi Cahyani PangestutiManajeme Risiko Bisnis8

f. Sistem penetapan harga dan penilaian pasarBank dapat membiayai kebutuhan nasabah / operasional dari beberapa sumber :a. Mendapatkan dana dalam bentuk simpanan jangka pendek dan jangka panjangb. Meningkatkan pinjaman jangka pendek maupun jangka panjangc. Meningkatkan modald. Menjual altiva bankBeberapa apek kunci dalam perspektif pengendalian risiko likuiditas a.l.:a. Menyusun strategi pendanaan khususnya pada kondisi pasar yang kurangmenguntungkanb. Mempersiapkan pedoman yang jelas mengenai pengelolaan risiko likuiditas sesuaidengan strategi yang diambilc. Aktif mengukur posisi likuiditas bankd. Mengkaji rencana darurat keuangan bank agar mampu mengatasi masalah likuiditasdengan biaya yang relatif murahContohKrisis yang melanda Indonesia, mulai mengenai perbankan dengan timbulnya masalahkekurangan likuiditas (liquidity mismatch), semula dialami oleh beberapa bank, tetapikemudian menjadi sistemik. Krisis likuiditas secara sistemik, yang dialami perbankan dimulaisekitar pelaksanaan kebijakan pencabutan ijin usaha atau likuidasi 16 bank tanggal 1 November1997. Kepercayaan terhadap Rupiah yang menurun sejak terjadinya gejolak moneter bulan Juli1997 menjadi lebih buruk lagi setelah diterapkan sistim nilai tukar yang mengambang secarabebas pada pertengahan Agustus 1997. Pembelian mata uang dollar (USD) atau penjualan asetrupiah ramai dilakukan, dimulai oleh pelaku pasar asing, akan tetapi kemudian diikuti olehpemain pasar dalam negeri dan pemilik dana dalam negeri.StrategiPemerintah menghadapi perkembangan ini dengan melakukan pengetatan moneter,dengan menggunakan tindakan fiskal (melalui pengurangan pengeluaran rutin maupunpembangunan dari APBN), kebijakan moneter (langkah BI menghentikan pembelian SBPUbank-bank dan peningkatan suku bunga SBI sampai lebih dari dua kali lipat), dan tindakanDewi Cahyani PangestutiManajeme Risiko Bisnis9

adminsitratif (instruksi Menkeu ke pada berbagai Yayasan dan BUMN untuk mengalihkandeposito mereka menjadi SBI).Pertanyaan untuk didiskusikan :1. Jelaskan pengertian risiko likuiditas dan mengapa risiko likuiditas itu penting bagai suatuperusahaan!.2. Apakah kondisi yang terjadi pada likuiditas suatu perusahaan dapat dijadikan sebagaiukuran bahwa satu perusahaan sedang berada dalam keadaan sehat dan tidak ? berikanpenjelasan anda!3. Mengapa seorang investor dalam menjadikan acuan analisanya sering menempatkanlikuiditas

Mampu memahami identifikasi likuiditas dan jenis – jenis risiko likuiditas. 3. Mampu memahami langkah – langkah dalam melakukan manajemen risiko likuiditas. 4. Mampu memahami pengukuran risiko likuiditas dan strategi informasi manajemen . Rasio ini disebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingkan antara aktiva lancar

Related Documents:

likuiditas. Risiko kredit adalah risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan pihak memenuhi kewajibannya.9 Selain risiko-risiko tersebut, bank syariah juga menghadapi satu risiko yang mempengaruhi tingkat keuntungan bank, yaitu risiko pembiayaan. Risiko pembiayaan adalah

mengelola risiko. 4. Proses atau tahapan dalam pengelolaan risiko. 5. Enterprise Risk Management (pengelolaan risiko dalam suatu . sebagian besar instrumen keuangan atau komoditas di dunia. Dengan . risiko: risiko murni dan risiko spekulatif, risiko subjektif dan objektif, dan dinamis dan statis. Gambar 1.2.

Tata Kelola Risiko 30 4. Sumber Daya Penerapan Manajemen Risiko 36 BAB III ASPEK OPERASIONAL 38 1. Pengantar 38 2. Manajemen Perubahan 40 3. Panduan Manajemen Risiko 42 4. Implementasi Manajemen Risiko 44 5. Komunikasi dan Konsultasi 45 6. Menentukan Konteks 46 7. Asesmen Risiko 51 8. Perlakuan Risiko 60 9. Monitoring dan Review 62 10.

Tim Pembimbingan dan Konsultasi Manajemen Risiko Kementerian Keuangan Formulir 1.0 Piagam Manajemen Risiko 33 9. Selera Risiko Ditetapkan oleh Komite Manajemen Risiko Persepsi UPR terhadap tinggi rendahnya risiko Tingkat risiko yang bersedia diambil oleh sebuah organisasi (instansi) da

tetap diadakan analisis risiko. 2.3 Manajemen Risiko 2.3.1 Pengertian Manajemen Risiko Definisi tentang manajemen risiko banyak sekali pendapat dari berbagai pakar, seperti: 1. Menurut Darmawi, (2000). Manajemen risiko adalah proses pengukuran atau penilaian risiko serta pengembangan

manajemen risiko adalah tentang cara menghindari, mengurangi, menyerap atau mentransfer risiko dan memanfaatkan peluang potensial. Menurut Thompson dan Perry (1991), proses manajemen risiko ini sebenarnya dibagi menjadi dua yaitu analisis risiko dan manajemen risiko. Anal

dikelola. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko sehingga proyek tersebut dapat bertahan, atau barangkali mengoptimalkan risiko.(Hanafi, 2006) Manajemen risiko proyek mencakup proses melakukan perencanaan manajemen risiko, identifikasi, analisa, perencanaan respon, dan pemantauan dan pengendalia

Artificial Intelligence (AI) has the potential to make a significant difference to health and care. A broad range of techniques can be used to create Artificially Intelligent Systems (AIS) to carry out or augment health and care tasks that have until now been completed by humans, or have not been possible previously; these techniques include inductive logic programming, robotic process .