Skripsi Pengendalian Banjir Di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan

1y ago
5 Views
1 Downloads
2.74 MB
141 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Nadine Tse
Transcription

SKRIPSIPENGENDALIAN BANJIR DI KECAMATAN PACITAN,KABUPATEN PACITANDisusun Oleh:RIAS ABDURRAHMAN08.23.015JURUSAN TEKNIK SIPILKONSENTRASI SUMBER DAYA AIRFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI NASIONALMALANG2014

Rias Abdurrahman 08.23.015, Pengendalian Banjir Di Kecamatan Pacitan,Kabupaten Pacitan, Dosen Pembimbing Ir. Endro Yuwono, MT, Erni Yulianti,ST.,MT Tugas Akhir Prodi Teknik Sipil S1 Konsentrasi Sumber Daya Air FakultasTeknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional MalangABSTRAKSISistem Pengendalian Banjir dengan merencanakan Embung Kali Kunir dan Kali Tanidi rencanakan pada DAS Teleng yang berada di Kecamatan Pacitan KabupatenPacitan Kota Pacitan Provensi Jawa Timur. Proyek ini bertujuan untukmengendalikan banjir di wilayah kota pacitan.Pada perencanaan tubuh Embung Kali Tani dan Kali Kunir guna mengendalikanbanjir di Kota Pacitan direncanakan menggunakan tipe Embung Urugan Homogendengan kemiringan hulu 1 : 3 m dan hilir 1 : 2.25. Dalam penentuan puncak muka airmaksimum maka di lakukan analisa penelusuran banjirmelalui embung yangakhirnya didapat elevasi Muka Air Banjir (MAB) pada Kali Tani sebesar 63.04 mdan Kali Kunir sebesar 35.99 m pada elevasi Muka Air Normal (MAN) kali Tanisebesar 62.87m dan Kali Kunir sebesar 34.17m. Dengan menilai beberapa acuanmaka elevasi puncak embung pada Kali Tani dan Kali Kunir adalah 63.79m dan36.74m. Dari hasil analisa di atas maka di peroleh tinggi total embung Kali Tani8.79m dan Kali Kunir 5.49m dan lebar puncak embung 3.00m dan lebar dasarembung kali Tani sebesar 51.24 m dan Kali kunir sebesar 32.94 m, maka debit banjiryang dapat di kendalikan 25.077m3.Kata Kunci :Pengendalian banjir, Embung tipe urugan, Sungai Tani dan Kunir

KATA PENGANTARDengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah swt., Yang MahaPengasih dan Maha Penyayang, Yang memberi perintah kepada manusia agar merekamemperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, dan Yang memberi larangankepada manusia agar mereka terjauh dari bencana dan mara bahaya. Alhamdulilla,hanya dengan pertolongan-Nya semata, penulis dapat menyelesaikan laporan skripsiini hingga selesai.Dalam menyelesaikan laporan skripsi ini, penulis mengambil judul:“Pengendalian Banjir Di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan”.Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnyakepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dan membimbing dalampenyusunan laporan skripsi ini.Melalui kesempatan ini pula, penulis mengucapkanbanyak terima kasih kepada:1.Bapak Ir. Soeparno Djiwo., MT.selaku Rektor ITN Malang.2.Bapak Dr.Ir.Kustamar., MT. selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil danPerencanaan.3.Bapak Ir. A. Agus Santoso, MT. Selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil S-1dan Dosen Wali angkatan 2008.4.Ibu Lila Ayu Ratna Winanda., ST, MT. Selaku Sekretaris Program Studi TeknikSipil S-1.5.Bapak Ir. Endro Yuwono, MT. selaku Dosen Pembimbing I

6.Ibu Erni Yulianti, ST.,MT. selaku Dosen Pembimbing II7.Keluargaku; Bapak, Ibu, berserta Saudara-saudaraku, yang telah mendoakan danmendukung saya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini.8.Rekan-rekan dan semua pihak yang secara tidak langsung ikut membantuterselesainya laporan skripsi ini.Penulis menyadari bahwa Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna, kamiharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna memperbaiki isi daribahasan ini. Semoga apa yang telah kami sampaikan dalam Laporan Skripsi ini dapatbermanfaat bagi kita semua khususnya Mahasiswa Teknik Sipil S-1 KonsentrasiSumber Daya Air.Malang, Agustus 2014Penulis

DAFTAR ISIHALAMAN SAMPULLEMBAR PERSETUJUANLEMBAR PENGESAHANABSTRAKKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBARBAB IBAB IIPENDAHULUAN .11.1Latar Belakang .21.2Identifikasi Masalah .31.3Rumusan Masalah .31.4Batasan Masalah.41.5Maksud dan Tujuan.41.6Lokasi Studi .4LANDASAN TEORI .62.1Analisa Hidrologi .62.2Curah Hujan Harian Areal Maksimum .6a. Cara Tinggi rata-rata Aljabar .7b. Cara Polygon Thiessen .7

c. Cara Isohyet .2.39Analisa Curah Hujan Rancangan . 10a. Metode Log Pearson Type III . 10b. Metode E.J. Gumbel . 122.4Pemeriksaan Uji Kesesuaian Distribusi . 142.5Analisa Debit Banjir Rancangan . 172.5.1 Koefisien Limpasan . 172.5.2 Analisa Hidrograf Satuan Sinetik. 182.6Perencanaan Teknis Embung . 242.6.1. Kapasitas Tampungan Embung . 242.6.2. Pelusuran Banjir (flood Routing) . 252.6.3. Tipe Embung . 272.6.4. Lebar Puncak Embung . 292.6.5. Kemiringan Lereng Embung . 292.6.6. Tinggi Jagaan . 302.6.7. Tinggi Tubuh Embung . 32BAB III METODELOGI . 333.1Umum. 333.2Jenis dan Sumber Data . 331)Pengumpulan Data . 332)Data Hidrologi . 34

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. 364.1. Analisa Hidrologi . 364.1.1 Curah hujan rerata daerah . 364.1.1.1.Metode Log Pearson Type III . 374.1.1.2.Metode Gumbel . 404.1.2 Uji Kesesuaian Distribusi Chi Square . 434.1.2.1 Metode Log Pearson Tipe III . 434.1.2.2 Metode E.J. Gumbel. 454.1.3 Uji Kesesuaian Distribusi Smirnov Kolmogorov . 474.1.3.1 Metode Log Pearson Type III . 474.1.3.2 Metode Gumbel. 504.1.4 Analisa Debit Banjir Rancangan . 554.1.4.1 Koefisien pengaliran . 554.1.4.2 Curah hujan jam-jaman . 554.1.4.3 Hidrograf satuan sintetik nakayasu . 59A.Kali Tani . 59B.Kali Kunir . 744.2. Analisa Perencanaan Embung . 894.2.1. Lengkung Kapasitas Tampungan Embung . 894.2.2. Analisa Tampungan Efektif . 934.2.3. Penelusuran banjir . 984.2.3.1. Kali Tani . 98

4.2.3.2. Kali Kunir . 1064.2.4. Tipe Tubuh Embung . 1114.2.5. Tinggi Jagaan Embung . 1114.2.6. Tinggi Tubuh Embung . 1124.2.7. Lebar Puncak Embung . 1134.2.8. Kemiringan Lereng Embung . 113BAB VPENUTUP5.1. Kesimpulan . 1145.2. SaranDAFTAR PUSTAKALAPIRAN. 115

DAFTAR TABELTabel 2.1 Hubungan Antara Koefisien Run Off dan Aliran . 18Tabel 2.2 Kesesuaian Antara Tipe Embung dengan Jenis Pondasi, lembah,dan Bahan Bangunan. 28Tabel 2.3 Lebar Puncak Embung . 29Tabel 2.4 Kemiringan lereng urugan untuk tinggi maksimum . 30Tabel 2.5 Tinggi Jagaan . 32Tabel 4.1 Curah Hujan Harian Maksimum Stasiun Pacitan . 37Tabel 4.2 Analisa Curah Hujan Rancangan Metode Log Person Type III . 38Tabel 4.3 Analisa Hujan Rancangan Metode Log Person Type III . 40Tabel 4.4 Analisa Curah Hujan Rancangan Metode Gumbel . 41Tabel 4.5 Analisa Hujan Rancangan Metode Gumbel . 42Tabel 4.6 Uji Chi Square Log Pearson Type III . 44Tabel 4.7 Uji Chi Square E.J Gumbel . 46Tabel 4.8 Pengujian Probabilitas Log Person Type III . 49Tabel 4.9 Pengujian Probabilitas Gumbel . 52Tabel 4.10 Hujan Rancangan . 53Tabel 4.11 Perhitungan Uji Chi Square . 53Tabel 4.12 Perhitungan Uji Smirnov-Kolmogrov . 53Tabel 4.13 Perhitungan Curah Hujan Jam-Jaman Kali Tani. 58Tabel 4.14 Perhitungan CurahHujan Jam-Jaman Kali Kunir. 59

Tabel 4.15 Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu Kali Tani . 62Tabel 4.16 Ordinat Hidrograf Banjir Rencana 2 Tahunan Kali Tani . 64Tabel 4.17 Ordinat Hidrograf Banjir Rencana 5 Tahunan Kali Tani . 66Tabel 4.18 Ordinat Hidrograf Banjir Rencana 10 Tahunan Kali Tani . 68Tabel 4.19 Ordinat Hidrograf Banjir Rencana 25 Tahunan Kali Tani . 70Tabel 4.20 Ordinat Hidrograf Banjir Rencana 50 Tahunan Kali Tani . 72Tabel 4.21 Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu Kali Kunir . 76Tabel 4.22 Ordinat Hidrograf Banjir Rencana 2 Tahunan Kali Kunir . 78Tabel 4.23 Ordinat Hidrograf Banjir Rencana 5 Tahunan Kali Kunir . 80Tabel 4.24 Ordinat Hidrograf Banjir Rencana 10 Tahunan Kali Kunir . 82Tabel 4.25 Ordinat Hidrograf Banjir Rencana 25 Tahunan Kali Kunir . 84Tabel 4.26 Ordinat Hidrograf Banjir Rencana 50 Tahunan Kali Kunir . 86Tabel 4.27 Hubungan Elevasi, Luas Genangan dan VolumeTampungan Embung Kali Tani . 89Tabel 4.28 Hubungan Elevasi, Luas Genangan dan VolumeTampungan Embung Kali Kunir . 91Tabel 4.29 AnalisaTampungan Efektif Embung Kali Tani. 93Tabel 4.30 Analisa Tampungan Mati dan Elevasi Mercu Spilway Kali Tani . 95Tabel 4.31 Analisa Tampungan Efektif Embung Kali Kunir . 96Tabel 4.32 AnalisaTampungan Mati dan Elevasi Mercu Spilway Kali Kunir . 97Tabel 4.33 Elevasi Muka Air dan Kapasitas Spilway Kali Tani . 100Tabel 4.34 Parameter Debit danTampungan Embung Kali Tani . 102

Tabel 4.35 Penelusuran Banjir Melalui Embung Kali Tani . 104Tabel 4.36 Elevasi Muka Air dan Kapasitas Spilway Kali Kunir . 107Tabel 4.37 Parameter Debit dan Tampungan Embung Kali Kunir . 108Tabel 4.38 Penelusuran Banjir Melalui Embung Kali Kunir . 110

DAFTAR GAMBARGambar 1.1Peta Andministrasi Kecamatan Pacitan.5Gambar 2.1Peta Polygon Thiseen .8Gambar 2.2Peta Isohyet .9Gambar 2.3Sketsa Hidrograf Satuan Sintetis Metode Nakayasu . 21Gambar 4.1Grafik Hidrograf Banjir Rencana 2 Tahunan Kali Tani. 65Gambar 4.2Grafik Hidrograf Banjir Rencana 5 Tahunan Kali Tani . 67Gambar 4.3Grafik Hidrograf Banjir Rencana10 Tahunan Kali Tani. 69Gambar 4.4Grafik Hidrograf Banjir Rencana 25 Tahunan Kali Tani . 71Gambar 4.5Grafik Hidrograf Banjir Rencana 50 Tahunan Kali Tani . 73Gambar 4.6Grafik Hidrograf Banjir Rencana 2 Tahunan Kali Kunir. 79Gambar 4.7Grafik Hidrograf Banjir Rencana 5 Tahunan Kali Kunir. 81Gambar 4.8Grafik Hidrograf Banjir Rencana10 Tahunan Kali Kunir . 83Gambar 4.9Grafik Hidrograf Banjir Rencana 25 Tahunan Kali Kunir. 85Gambar 4.10 Grafik Hidrograf Banjir Rencana 50 Tahunan Kali Kunir. 87Gambar 4.11 Hubungan Elevasi, Luas Genangan dan VolumeTampungan Kali Tani. 90Gambar 4.12 Hubungan Elevasi, Luas Genangan dan VolumeTampungan Kali Kunir. 92Gambar 4.13 Grafik Inflow dan Outflow Kali Tani . 105Gambar 4.14 Grafik Inflow dan Outflow Kali Kunir . 111

Tugas AkhirBAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangAir merupakan sumber daya alam yang menjadi bagian terpenting bagikehidupan manusia. Untuk dapat memanfaatkan potensi air yang ada diperlukansarana sehingga kebutuhan air dapat terpenuhi berdasarkan konsepsi, rancangan,rencana dan operasi dari sarana yang ada. (Linsley,1985:1). Sistem penyediaan air diKabupaten Pacitan belum optimal sehingga waktu musim kemarau air tidak cukupuntuk di manfaatkanPada dasarnya banjir/genangan adalah genangan air yang terjadi padadaerah yang tidak diinginkan adanya genangan air. Genangan air yang terjadi di suatutempat merupakan proses alami dan menjadi konsekuensi logis dari perubahan tataguna dan geometri lahan. Disamping itu genangan terjadi juga dikarenakanmeningkatnya limpasan air permukaan, hal ini lebih diakibatkan oleh makinberkurangnya vegetasi penutup dan tingginya intensitas hujan.Dengan adanya kejadian-kejadian banjir/genangan dibeberapa wilayah disepanjang jalan arteri primer Kota Pacitan, dan mengacu pada rancangan peraturandaerah tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Pacitan, maka /genangantersebutdenganpemahaman/kajian sistem daerah pengaliran secara menyeluruh bukan parsial.1

Tugas AkhirKarena berdasarkan kondisi topografi Kota Pacitan terbebas daribanjir/genangan. Oleh karena itu maka diperlukan ”Pengendalian Banjir DiKecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan”. Pada perencanaan teknis tersebut harusdievaluasi permasalahan secara keseluruhan kondisi hidrologi dan penanganannyapada sungai utama dan anak sungai.Sebagian besar penduduk di Kabupaten Pacitan bermukim di daerahPerkotaan Pacitan, dimana kota Pacitan ini merupakan kota yang berada di pinggirpesisir pantai yang memiliki 3 (tiga) sungai besar yang mengalir di sebelah barat dantimur kota Pacitan dan 2 (dua) diantaranya mengalir di pusat kota Pacitan, sungaitersebut termasuk sungai musiman, yaitu Kali Tani dan Kali Kunir yang termasukdalam DPS Teleng. Keberadaan sungai ini merupakan potensi yang dapat digunakandi dalam pengembangan sistem drainase perkotaan. Elevasi air sungai tersebut, selaindipengaruhi oleh musim penghujan juga dipengaruhi oleh pasang surut air laut dimuara, saat musim hujan debit air Kali Tani dan Kali Kunir meningkat danmengakibatkan genangan disepanjang jalan S.Parman, Letjen Suprapto, dan SasuitTubun yang berda di pusat perkotaan Pacitan. Sedangkan pada musim kemarauterjadi kekurangan air di karenakan air hujan langsung terbuang ke laut tanpa adanyatampungan (reservoir) di hulu sungai baik Kali Tani maupun Kali Kunir. Sehinggakajian tentang pengendalian banjir perlu dilakukan untuk memberikan alternatifpengendalian banjir.2

Tugas Akhir1.2. Identifikasi MasalahPembangunan atau pengembangan di daerah menyebabkan kerusakanlahan, air hujan yang seharusnya dapat masuk ke dalam tanah harus melimpasseluruhnya. Pertumbuhan kawasan kota yang cepat, alih fungsi lahan, pembangunankawasan pemukiman baru, berkurangnya kawasan retensi dan resapan, dantidak/kurangnya upaya pengendalian limpasan di tingkat lokal, memberikan andilsignifikan terhadap pertambahan volume limpasan.Untuk mengatasi luapan air di sungai, perlu adanya kajian pengendalianbanjir secara menyeluruh. Kajian pengendalian bajir ini perlu di lakukan agar aktifitaswarga sekitar tidak terganggu pada musim penghujan. Dan sungai dapat dimanfaatkan dengan optimal.1.3. Rumusan MasalahDari hasil identifikasi masalah dan batasan masalah maka permasalahanyang akan dibahas dalam studi adalah:1.Berapa debit banjir sungai dengan kala ulang 50 tahun ?2.Berapa kapasitas tampungan embung?3.Berapa dimensi embung yang seharusnya direncanakan untuk menanggulangibanjir?4.Berapa debit banjir yang dapat di kendalikan?3

Tugas Akhir1.4. Batasan MasalahDengan melihat permasalahan diatas maka batasan masalah yang diambildalam studi ini adalah:1.Analisa di lakukan di DAS Teleng Kecamatan Pacitan2.Banjir hanya terjadi di Kecamatan Pacitan3.Tidak membahas aspek hidraulika, usia guna embung, dan fungsi irigasi padaembung1.5. Maksud Dan TujuanMaksud dari studi ini adalah untuk mengetahui penyebab banjir diperkotaan pacitan, menyusun strategi perencanaan pengendalian banjir secaramenyeluruh, serta memberikan alternative dalam penanggulangannya.Tujuan dari studi ini adalah untuk mendapatkan kajian pengendalianbanjir yang tepat dalam tinjauan aspek hidrologi.1.6. Lokasi StudiPerkotaan Pacitan merupakan salah satu dari 12 (dua belas) Kecamatan diKabupaten Pacitan dan juga ditetapkan ibu kota Kabupaten Pacitan. Adapun batasadministrasi Perkotaan Pacitan :a.Sebelah Utara: Kecamatan Arjosarib.Sebelah Selatan : Samudera Indonesia4

Tugas Akhirc.Sebelah Timur : Kecamatan Kebonagungd.Sebelah Barat: Kecamatan PringkukuDaerah Aliran Sungai Grindulu mempunyai wilayah paling besar yaitu meliputisebagian wilayah 9 kecamatan yaitu Kecamatan Pacitan, Kebonagung, Arjosari,Tulakan, Punung, Pringkuku, Tegalombo, Nawangan dan Bandar. Sub DAS Teleng,dengan luas 1682.491 Ha.Gambar 1.1. Peta Lokasi Perencanaan Embung5

Tugas AkhirBAB IILANDASAN TEORI2.1. Analisa HidrologiUntuk mengetahui besarnya debit banjir rancangan, maka terlebih dahuluharus diketahui debit hujan rencana dengan berpedoman kepada luas Daerah AliranSungai (DAS), tata guna lahan dan karakteristik dari daerah pengaliran tersebut.2.2. Curah Hujan Harian Areal MaksimumAda tiga cara yang berbeda dalam menentukan tingginya curah hujanrata-rata areal dari data curah hujan dibeberapa titik pos penakar atau pencatat.(Hidrologi Teknik; C. D. Soemarto, 31:1986) yaitu:a.Cara Tinggi Rata-rata Aljabarb.Cara Polygon Thiessenc.Cara IsohyetKetiga cara diatas akan diuraikan dibawah ini, akan tetapi didalamlaporan ini yang akan dipakai dalam menganalisa curah hujan dengan metode yaituCara Tinggi Rata-rata Aljabar.6

Tugas Akhira.Cara Tinggi rata-rata AljabarTinggi rata-rata Aljabar curah hujan didapatkan dengan mengambil hargarata-rata hitung (Arithmetic Mean) dari penakaran pada pos penakar hujan arealtersebut.Dengan demikian maka untuk menghitung tinggi hujan dengan metodeRata-rata Aljabar (Arithmetic Mean) rumus yang dipakai sebagai berikut:d d 1 d 2 d 3 . d n nn 1din.(2.1)dimana:d Tinggi curah hujan rata-rata areald1, d2, d3,.dn Tinggi curah hujan pada pos penakar 1, 2, 3,.nn Banyaknya pos penakar hujan.Cara ini akan memberikan hasil yang dapat dipercaya, asalkan pos-pospenakarnya terbagi merata diareal tersebut, dan hasil penakaran masing-masing pospenakar tidak menyimpang jauh dari rata-rata pos penakar.b.Cara Polygon ThiessenCara ini didasarkan atas rata-rata timbang (weight average). Masing-masingpenakar mempunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambar garis-garissumbu tegak lurus terhadap garis penghubung antara dua pos penakar. (HidrologiTeknik; C. D. Soemarto, 32:1986)7

Tugas AkhirGambar 2.1 Peta Polygon ThiessenMisal A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar 1, A2 adalah luas daerahpos penakar 2, dan seterusnya.Jumlah A1 A2 An A, merupakan jumlah luas daerah/seluruh arealyang dicari tinggi curah hujannya.Jika pos penakar 1 menakar tinggi hujan R1, pos penakar 2 menakar hujanR2 hingga pos penakar n menakar hujan Rn, maka untuk menghitung tinggi hujandengan metode Polygon Thiessen dipakai rumus sebagai berikut: R A1.R1 A2 .R2 A3 R3 An.Rn.(2.2)Adimana:A Luas daerahR Tinggi curah hujan rata-rata arealR1, R2,.Rn Tinggi curah hujan pada pos penakar 1, 2,.n8

Tugas AkhirA1, A2, A3,.An Luas bagian areal yang dibatasi olehpoligon pos penakar yang bersangkutanc.Cara IsohyetDalam hal ini kita harus menggambar dahulu garis contour/garis tranchesdengan tinggi hujan yang sama (isohyet), seperti terlihat pada gambar di bawah ini.Gambar 2.2 Peta IsohyetKemudian luas di antara isohyet-isohyet yang berdekatan diukur danharga rata-ratanya dihitung sebagai harga rata-rata timbang dari nilai kontur, sepertiberikut ini :nd d 0 d12A1 d1 2d 2 A2 A1 A2 And n 1 d n2 d i 1 d i21n AAin d i 1 d i21AAi.(2.3)iiDimana:A Luas daerahd Tinggi curah hujan rata-rata areald0, d1, d2,.dn Tinggi curah hujan pada pos penakar 0, 1, 2,.n9

Tugas AkhirA1, A2, A3,.An Luas bagian areal yang dibatasi olehIsohyet-isohyet yang bersangkutanIni adalah cara yang paling teliti, tetapi membutuhkan jaringan pospenakar yang relatif lebih padat guna memungkinkan untuk membuat garis-garisisohyet.Cara ini memberikan hasil yang dapat dipercaya, asalkan pos-pospenakarnya terbagi rata di areal tersebut dan hasil penakaran masing-masing pospenakar tidak menyimpang jauh dari harga rata-rata seluruh pos penakar. Metodeyang sering digunakan dalam menghitung curah hujan maksimum adalah denganmenggunakan metode Thiessen. (Hidrologi Teknik; C. D. Soemarto, 33:1986)2.3. Analisa Curah Hujan RancanganCurah hujan rancangan adalah curah hujan terbesar tahunan yangmungkin terjadi di dalam suatu dearah dengan kala ulang tertentu, yang dipakaisebagai dasar perencanaan dimensi suatu bangunan. Dalam analisa curah hujanrancangan ada dua metode yang sering digunakan yaitu :a.Metode Log Pearson Type III.Terdapat 12 buah distribusi Pearson, tapi hanya distribusi Log PearsonType III yang dipakai dalam analisa hidrologi. Tidak ada syarat khusus dalamdistribusi ini, disebut Log Pearso Type III karena memperhitungkan 3 parameterstatistic. Prosedur perhitungan :10

Tugas Akhir Mengubah data sebanyak n buah (x1, x2 . xn) menjadi Log x1, Log x2, .Log xn. .(2.4)Menghitung curah hujan rata-rata:nLog x log xii 1Menghitung haraga simpangan baku (standar deviasi) :ni 1 n 1 2.(2.6)Menghitung Koefisien Kepencengan:nCs log xi log xiSd .(2.5)n log xi log xii 1 3 n 1 n 2 S i 3 .(2.7)Menghitung nilai ekstrim :Log xT log x G Sd .(2.8)Dimana:Log xT Nilai ekstrim dengan kala ulang t tahunLog x Nilai rata-rata curah hujanG Fungsi dari Cs dan Probabilitas.Sd Simpangan baku.11

Tugas Akhir Mencari antilog dari Log xt untuk mendapatkan hujan (debit banjir) rancanganyang di kehendaki.b.Metode E. J. Gumbel.Metode ini di analisa berdasarkan data dari analisa curah hujan arealmaksimum. Prosedur perhitungan : Mencari Curah Hujan Rata-rata xi xi xi .(2.9)nDimana: xi Curah Hujann Banyaknya data/sampelStandart Deviasi (Sd) xi x i 2Sd n 1.(2.10)Dimana: Sd Standart Deviasixi Curah hujanx Curah hujan rata-rataSyarat distribusi Gumbel (Lily Montarich, 2009:63):oKoefisien kepencengan (skewnes) : Cs 1,14oKoefisien puncak (kurtosis) : Ck 5,412

Tugas AkhirRumus koefisin kepencegan Cs dan koefisien puncak (Ck) : Cs n ( xi xi)3 n 1 n 2 Sd 3Cs n 2 ( xi xi) 4 n 1 n 2 Sd 4Menghitung Reduced Variate sebagai Fungsi Balik (Yt)Untuk kala ulang 5 tahun Tr 1 ln ln Tr Yt . (2.11)Menghitung Frekuensi K untuk harga-harga ekstrim Metode E. J. Gumbelsebagai berikut:K Yt YnSn.(2.12)Dimana: K Faktor FrekuensiYt Reduced Variabel sebagai fungsi balikYn Reduced MeanSn Reduced Standart VariateMenghitung Debit Hujaan Rancangan (Qt)Xt x K S.(2.13)Dimana:13

Tugas AkhirXt Curah Hujan Rancanganxi Curah Hujan Rata-rataK Faktor FrekuensiS Standart Deviasi2.4. Pemeriksaan Uji Kesesuaian DistribusiPemeriksaan uji kesesuaian distribusi ini dimaksudkan untuk mengetahuisuatu kebenaran hipotesa distribusi frekuensi. Dengan pemeriksaan uji ini akandiketahui : Kebenaran antara hasil pengamatan dengan model distribusi yang diharapkanatau yang diperoleh secara teoritis. Kebenaran hipotesa (diterima/ditolak).Metode yang digunakan adalah:-Chi SquareDari distribusi (sebaran) Chi-Square, dengan penjabaran seperlunya, dapat diturunkanpersamaanDimana :X² (Ef Of)²EfX2 Harga Chi-Square14

Tugas AkhirEf Frekwensi ( banyaknya pengamatan ) yang diharapkan, sesuai denganpembagian kelasnya.Of Frekwensi yang terbaca pada kelas yang sama.Nilai X2 yang didapat, harus lebih kecil dari harga X2kritis untuk suatu derajat nyata tertentu, yang diambil 5%.Derajat kebebasan ini dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:Dk K – (P 1)Dimana :Dk Derajat kebebasanK Banyaknya kelasP Banyaknya keterikatan atau parameter, untuk sebaran Chi - SquareK 1 3.322log nDisarankan agar banyaknya kelas tidak kurang dari lima dan frekwensi absolut tiapkelas tidak kurang dari lima pula. Apabila ada kelas yang frekwensinya kurang darilima, maka dapat dilakukan penggabungan dengan kelas yang lain.-Uji secara horisontal dengan Smirnov – KolmogorovUji kecocokan Smirnov-Kolmogorov, sering juga disebut uji kecocokan nonparametrik (non parametrik test), karena pengujiannya tidak menggunakan fungsidistribusi tertentu, maka uji ini digunakan pada daerah studi.Langkah-langkah perhitungan adalah sebagai berikut :15

Tugas Akhir Menghitung peluang empiris dengan memasukan nomor urut data mulai daridata terkecil sampai dengan data terbesar dengan persamaan :Pe m 100%n 1 . . .(2.16) Mencari nilai Log Xi dari hujan rerata Mencari nilai G dengan persamaanG (Log Xi - Log X )/ S . . .(2.17) Mencari harga Pr melalui Table Distribusi Log Person Type III, Menghitung nilai Pt (x) dengan persamaanPt (x) (100 – Pr)/100 . . .(2.18)Menghitung nilai Pe dan Pt dengan persamaanΔmaks (Pe – Pt) . . .(2.19)Kemudian di bandingkan antara Δmaks dan Δcr distribusi yang dipilh dapatditerima apabila Δmaks Δcr, dan jika Δmaks Δcr berarti gagal.16

Tugas Akhir2.5. Analisa Debit Banjir Rancangan2.5.1. Koefisien Limpasan(α)Koefisien limpasan (Run off) adalah perbandingan antara limpasanpermukaan (Run off) dengan hujan dan untuk itu ada beberapa pendapat:1.Melchior: angka koefisien limpasan α berkisar antara: 0,42 – 0,62 danMelchior menganjurkan: 0,52 .2.Weduwen: mendapatkan rumus untuk α sebagai berikut: 1 3.4,1q 7.(2.20)Haspers: mendapatkan rumus untuk α sebagai berikut: 1 0,012 f 0, 71 0,075 f 0, 7. (2.21)yang di dasarkan atas data dari sungai Bendo.4.Jepang: memakai angka koefisien limpasan (Run off) dari hasil penyelidikanyang di lakukan di Jepang seperti pada Tabel di bawah ini.17

Tugas AkhirTabel 2.1Hubungan antara koefisien run off dan daerah aliranUraian DaerahDaerah pegunugan berlereng terjalCp0.75 -.90Daerah perbukitan0,7 0,8Daerah bergelombang dan bersemak-semak0,5 0,75Daerah daratan yang digarap0,45 0,60Daerah persawahan Irigasi0,70 0,80Sungai didaerah pegunungan0,75 0,85Sungai kecil didaerah daratan0,45 0,75Sungai yang besar dengan wilayah pengaliran yang lebih dariseper

mendukung saya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini. 8. Rekan-rekan dan semua pihak yang secara tidak langsung ikut membantu terselesainya laporan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna, kami harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna memperbaiki isi dari bahasan ini.

Related Documents:

BAB II : KONSEP SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang dan perkembangan sistem pengendalian, pengertian sistem pengendalian manajemen, konsep dasar pengendalian, jenis-jenis pengendalian, dan keterbatasan suatu sistem pengendalian manajemen, serta soal latihan.

Kerusakan yang terjadi akibat banjir dapat berupa harta, maupun jiwa. Sehingga segala upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana banjir ini. Untuk itu dalam penanganannya harus diperhatikan semua faktor yang menyebabkan banjir. Dalam hal ini pada desa Rawa panjang, banjir disebabkan oleh meluapnya situ Cibereum dan banyaknya

Suku Talang Mamak di riau letaknya di kabupaten indragiri hulu, tediri dari empat kecamatan, yaitu: kecamatan kelayang, kecamatan batang cenaku, kecamatan batang gansal, kecamatan seberida. Yang dua kecamatan ini meliputi 17 desa khusus di Talang Mamak di dua Komunitas: 1. Kawasan Komunitas Talang Mamak tigabalai di ke camatan kelayang 2.

Evolusi Pengendalian Kualitas ( Feigenbaum , 1988 ) Tahun Perioda 1900 Pengendalian Kualitas oleh operator 1900-1920 Pengendalian Kualitas oleh mandor 1920-1940 Pengendalian Kualitas dengan inspeksi 1940-1960 Pengendalian Kualitas dengan statistik 1960 -1970 Pengendalian kualitas total (TQC) 1970-1980 TQ

Kajian sistem drainase ini menggunakan metode survei perencanaan sistem drainase berwawasan lingkungan yang disesuaikan dengan eksisting di Kota Bulukumba. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaiamana perencanaan drainase sumur resapan untuk pengendalian banjir di

Alih teknologi tentang cara pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi perlu diaplikasikan oleh petani. Sistem pengendalian hama terpadu (PHT) adalah suatu konsep atau cara berpikir dalam upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan hama dengan menerapkan berbagai teknik pengendalian yang dipadukan dalam satu kesatuan untuk mencegah .

Konsep Dasar Sistem Pengendalian Manajemen, (2) Kegiatan Belajar 2: Lingkungan/Struktur dan Proses Pengendalian Manajemen. Setelah mem-pelajari modul ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan: 1. konsep dasar : Sistem Pengendalian Manajemen. 2. batasan pengendalian manajemen dengan membedakan: a.

Alex Rider is not your average fourteen-year-old. Raised by his mysterious uncle, an uncle who dies in equally mysterious circumstances, Alex finds himself thrown into the murky world of espionage. Trained by MI6 and sent out into the field just weeks later, Alex [s first mission is to infiltrate the base of the reclusive billionaire suspected of killing his uncle. Filmic and fast-paced (the .