BUKU PANDUAN PRAKTIKUM - Fk.uinjkt.ac.id

2y ago
96 Views
6 Downloads
412.16 KB
56 Pages
Last View : 2d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Farrah Jaffe
Transcription

BUKU PANDUAN PRAKTIKUMMODULSPECIAL SENSES SYSTEMFormatted: Font: 14 ptSEMESTER 6Dipergunakan untuk kalangan sendiriHak cipta ada pada Tim Penyusun Modul dan STP Medical Education UnitPSKPD FKIKFK UIN Syarif Hidayatullah JakartaPROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN & ILMU KESEHATANUIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAFormatted: Space After: 0 pt

201786/201798"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidakmengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”QS. An-Nahl/16 : 78TIM PENYUSUN:dr. Ahmad Azwar H, MBiomeddr. Mustika A. Putri, MBiomedRizkiani Juleshodia W, MBiomedYuliati, MBiomeddr. Erfira, SpM

DAFTAR ISIPengantarGambaran Umum Panduan PraktikumSasaran PembelajaranPraktikum AnatomiPraktikum FaalPraktikum MikrobiologiDaftar RujukanMetode PraktikumSumber DayaPenilaian Hasil PraktikumPeraturan Tata Tertib PraktikumProsedur Keamanan dan Keselamatan PraktikumPeraturan Ujian Praktikum

um Warahmatullahi WabarakatuhPuji Syukur kami panjatkan atas karunia dan rahmat Allah SWT sehingga kami dapatmenyelesaikan menyajikan Buku Panduan Praktikum Modul SPECIAL SENSES SYSTEM TA2015201687/2016201798. Modul SPECIAL SENSES SYSTEM adalah salah satu modul tahapMedical Sciences yang diberikan pada Semester 6 selama enam minggu. Pembelajaran meliputikuliah, diskusi kelompok, dan praktikum dengan metode problem based learning (pembelajaranberdasarkan masalah/BDM). Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan antara lainmampu menjelaskan fungsi sistem Penginderaan serta mekanisme yang mendasari berbagaimekanisme kerja pada sistem Penginderaan.Terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu dan memfasilitasi penyusunan bukuini. Semoga Buku Panduan Praktikum Modul SPECIAL SENSES SYSTEM yang merupakan bagiandari tahap I pendidikan dokter ini dapat bermanfaat sehingga tercapainya peningkatan kualitasproses pembelajaran dan kompetensi lulusan dokter khususnya pada PSPD FKIK UIN SyarifHidayatullah Jakarta.Buku Panduan Praktikum Modul SPECIAL SENSES SYSTEM ini mempunyai banyak kekurangan,oleh karena itu mohon masukan sebagai perbaikan. Saran perbaikan dapat disampaikan melaluiSTP Medical EducationMEU PSKPD FKIKFK UIN Syarif Hidayatullah sehingga bersama kita dapatmemberikan yang terbaik bagi pendidikan dokter.Wassalammu’alaikum Warahmatullahi WabarakatuhJakarta, FebruariMaret 201987Tim PenyusunBuku Panduan Praktikum Modul Special Senses SystemFormatted: Indonesian

GAMBARAN UMUM PRAKTIKUMPada Buku Panduan Praktikum Modul SPECIAL SENSES SYSTEM disusun berupaberisi rangkaianmateri praktikum yang disesuaikan dengan kasus-kasus pada Modul SPECIAL SENSES SYSTEM.Buku ini berbertujuan agar mahasiswa mampu memahami mengerti dan mengintegrasikanpraktikum dengan semua aspek yang berkaitan dengan sistem Penginderaan.Panduan Praktikum Modul SPECIAL SENSES SYSTEM mengintegrasikan berbagai materipraktikum kedokteran (Preklinik) yaitu:-AnatomiFaalMikrobiologi

SASARAN PEMBELAJARANSasaran Pembelajaran TerminalSetelah melalui modul ini, bila dihadapkan pada data tentang masalah klinik, laboratorium danepidemiologik penyakit di bidang penginderaan, mahasiswa mampu menafsirkan data tersebut danmenerapkan langkah pemecahan masalah yang baku terhadap masalah/penyakit pada alat indera,termasuk masalah etikolegal, dengan menggunakan teknologi kedokteran dan teknologi informasi yangsesuai. Dengan demikian mahasiswa mampu menyusun rencana tata laksana masalah klinik, termasuktindak pencegahan dan rujukan.Sasaran Pembelajaran PenunjangBila mahasiswa dihadapkan pada data masalah klinik, laboratorium dan epidemiologik penyakit sistempenginderaan:1. Mahasiswaa.b.c.d.e.diharapkan mampu:menjelaskan perkembangan embriologi organ penginderaanmenjelaskan struktur makroskopik dan mikroskopik sistem penginderaanmenjelaskan fisiologi organ indera dan interaksi dengan sistem organ lainmenjelaskan prinsip fisika yang mendasari fisiologi organ inderamenjelaskan prinsip biokimia dalam transmisi impuls saraf pada sistem indera.2. Bila diberi data sekunder tentang kelainan pada sistem penginderaan, mahasiswa mampu:a. merumuskan masalah yang dihadapi oleh pasienb. menjelaskan patogenesis dan penyebab penyakit pada organ terkaitc. menjelaskan patofisiologi kelainan yang ditimbulkannyad. memberikan (describe) histopatologi kelainan tersebute. menjelaskan dampak psikologis dan sosial dari kelainan tersebut3. Bila diberi kasus dengan kelainan/penyakit pada alat indera, mahasiswa mampu:a. menetapkan masalah medis dan kegawatdaruratannyab. menetapkan pemeriksaan penunjang yang tepat untuk menegakkan diagnosisc. menafsirkan hasil pemeriksaan penunjangd. menetapkan diagnosis dan diagnosis banding berdasarkan gejala dan tanda danmenjelaskan mekanisme yang mendasari timbulnya gejala dan tanda tersebute. menetapkan prognosis dan menjelaskan dasarnyaf. menyusun rencana tata laksana penyakit secara komprehensif, sampai ke tingkatrehabilitasinya dengan memperhatikan aspek medikolegalnya.4. Bila diberi data masalah kelainan penginderaan di komunitas, mahasiswa mampu:a. menentukan besarnya masalah tersebut secara nasionalb. menjelaskan faktor penyebab/risiko terjadinya masalah tersebutc. menyusun rencana penanggulangan masalah tersebut dengan menerapkanpencegahan primer dan sekunderd. menjelaskan tata laksana masalah gangguan penglihatan dan pendengaran sebagaimasalah nasional terutama katarak dan infeksi telinga tengah.

PRAKTIKUM UMALAT DANBAHANCARA KERJAHASILAnatomi PenginderaanFormatted: Font: BoldFormatted: Font: Bold, Indonesian1. Mengetahui organ dan struktur organ yang berhubungan dengansistem indera manusia2. Mengetahui anatomi dan hubungan organ penginderaan denganstruktur sekitarnya3. Menjelaskan berbagai kasus klinis penginderaan ditinjau dari ilmuanatomi1. Checklist praktikum minimal 70% telah diidentifikasi2. Terdapat catatan makna klinis yang telah dipelajari dan didiskusikanAlat :Pinset anatomi, scalpel, jarum warna-warni, benang warna-warniBahan :Kadaver & dan preparat organ penginderaan, manekin, poster anatomi1. Setiap mahasiswa yang telah mendapat buku panduan praktikum,wajib mempelajari terlebih dulu materi praktikum anatomi per station2. Saat hari praktikum, dilakukan pretest dan kuliah pengantar kemudianmasuk ke ruang lab praktikum.3. Mahasiswa yang telah dibagi menjadi lima kelompok menempati mejapraktikum masing-masing4. Ketua kelas memimpin doa dihadapan kadaver/sediaan kelompokmasing-masing5. Setiap kelompok mempelajari sediaan masing-masing sesuai denganpetunjuk dan checklist tiap station yang telah diberikan6. Selama 20-30 menit lakukan identifikasi serta beri tanda pada tabelchecklist setelah identifikasi, ; selanjutnya lakukan diskusi maknaklinisnya. Catat hasil diskusi serta dicatat dalam kolom hasil.7. Setelah semua sediaan di masing-masing meja telah dipelajari,diadakan diskusi bersama dan diakhiri dengan doa8. Mahasiswa mengumpulkan hasil praktikum dan boleh meninggalkanlaboratoriumTUGAS :1. Identifikasi dengan manekin atau preparat sediaan yang adamengenai:a. tulang pembentuk rongga orbita beserta struktur yang adab. otot ekstrinsik dan intrinsik matac. organ pendengaran dan keseimbangand. organ penghidu2. Diskusi dan Kerjakan kerjakan soal yang diberikan pada tiap station3. Tulis hasil kegiatan praktikum pada kolom ini !Formatted: Font: Italic, Check spelling and grammarFormatted: Font: Italic, Check spelling and grammar

KESIMPULAN

Formatted: Font: (Default) TahomaMATERI PRAKTIKUM ANATOMI PER STATIONSTATION 1BAHAN : manekin organ penglihatan, textbook1. Identifikasi struktur/bagian dari organ penginderaan pada sediaan/ manekinsesuai dengan ceklist yang telah diberikan!2. Jelaskan beberapa aspek anatomi klinis berikut :a. Hordeolum, Chalazionb. Sindrom hornerc. Apa yang bisa Anda jelaskan bila pasien hanya dapat melihat sepertigambar di bawah ini ?3. Otot mata manakah yang berperan ?Melihat benda di.Mata kiriMata kanana. kirib. atasc. kiri atasSTATION 2BAHAN : manekin organ pendengaran, manekin organ penghidu, textbook1. Identifikasi struktur/bagian dari organ pendengaran dan keseimbangan padasediaan/ manekin sesuai dengan ceklist yang telah diberikan!2. Identifikasi struktur/bagian dari organ penghidu pada sediaan/ manekin sesuaidengan ceklist yang telah diberikan!3. Jelaskan beberapa aspek anatomi klinis berikut :a. Otitis eksternab. Hyperacusiac. AnosmiaFormatted. [1]Formatted. [2]Formatted. [3]Formatted. [4]Formatted. [5]Formatted. [6]Formatted. [7]Formatted. [8]Formatted. [9]Formatted. [10]Formatted. [11]Formatted. [12]Formatted. [13]Formatted. [14]Formatted. [15]Formatted. [16]Formatted. [17]Formatted. [18]Formatted. [19]Formatted. [20]Formatted. [21]Formatted. [22]Formatted. [23]Formatted. [24]Formatted. [25]Formatted. [26]Formatted. [27]Formatted. [28]Formatted. [29]Formatted. [30]Formatted. [31]Formatted. [32]Formatted. [33]Formatted. [34]Formatted. [35]Formatted. [36]Formatted. [37]Formatted. [38]Formatted. [39]Formatted. [40]Formatted. [41]Formatted. [42]

STATION 3BAHAN : lembar kasus klinik 40.1 (telinga), textbook1. Diskusikan learning issues yang telah disusun oleh kelompok Anda!2. Jawablah pertanyaan berikut dengan menggunakan bahasa sendiri pada bukupraktikum Anda !a. Bagaimana teknik pemeriksaan telinga dengan menggunakan otoskoppada orang dewasa dan bayi ?b. Gambarkan membran timpani yang terlihat ! Tentukan pula areadilakukan myringotomy dan mengapa dipilih area tersebut ?c. Mengapa bila terjadi infeksi/bisul pada liang telinga luar akan terasasangat sakit?d. Apa yang dapat dirasakan saat Anda membersihkan telinga menggunakancotton butbud? Mengapa hal tersebut dapat terjadi ?STATION 4BAHAN : lembar kasus klinik 40.2 (telinga), textbook1. Diskusikan learning issues yang telah disusun oleh kelompok Anda!2. Jawablah pertanyaan berikut dengan menggunakan bahasa sendiri pada bukupraktikum Anda !a. Jelaskan 4 kemungkinan perjalanan infeksi otitis media?b. Bagaimana prinsip penggunaan garpu tala? Bagaimana teknikpemeriksaan tes Rinne dan Weber ?STATION 5BAHAN : lembar kasus klinik 40.3 (mata), textbook1. Diskusikan learning issues yang telah disusun oleh kelompok Anda!2. Jawablah pertanyaan berikut dengan menggunakan bahasa sendiri pada bukupraktikum Anda !a. Jelaskan mengenai jaras visual (N.II) dan lesi pada lokasi tertentu!b. Jelaskan mengenai gerakan kombinasi bola mata (yoke muscle)!c. Apa yang dimaksud dengan :i. Tatapan konjugatii. Refleks cahaya langsung dan refleks cahaya konsensualiii. Refleks akomodasiFormatted. [43]Formatted. [44]Formatted. [45]Formatted. [46]Formatted. [47]Formatted. [48]Formatted: Font: (Default) TahomaFormatted. [49]Formatted. [50]Formatted. [51]Formatted. [52]Formatted: Font: (Default) TahomaFormatted. [53]Formatted. [54]Formatted. [55]Formatted. [56]Formatted. [57]Formatted. [58]Formatted. [59]Formatted. [60]Formatted: Right

PRAKTIKUM FAALFormatted: Font: ItalicFormatted: Font: (Default) Body (Calibri), Italic, English(United States), Do not check spelling or grammarPENGLIHATANTOPIKPRAKTIKUMVisus ( Ketajaman Penglihatan )TUJUAN UMUMMelakukan pemeriksaan visus dan refraksi pada seseorang serta mengoreksikelainan yang ditemukan.Refraksi dan KoreksinyaTUJUANKHUSUS1. Menjelaskan dasar pembuatan optotipi Snellen2. Menjelaskan pengertian visus dan refraksi pada manusia3. Menjelaskan dasar-dasar penetapanmenggunakan optotipi Snellenvisusseseorangdengan4. Mendemonstrasikan berbagai kelainan refraksi serta prinsip tindakankoreksinya pada manusia5. Mendemonstrasikan adanya astigmatisme pada seseorang denganmenggunakan gambar kipas Lancaster-Regan dan keratoskop placido1. Optotipi SnellenALAT YANGDIPERLUKAN2. Seperangkat lensa3. Gambar kipas Lancaster-Regan4. Keratoskop PlacidoCARA KERJAI.VISUS (KETAJAMAN PENGLIHATAN)1. Minta orang percobaan duduk menghadap optotipi Snellen pada jarak6m1.1 Mengapa jarak baca harus 6 m?2. Pasang bingkai kaca mata khusus pada orang percobaan dan tutupmata kirinya dengan penutup hitam khusus yang tersedia dalamkotak lensa3. Periksa visus mata kanan orang percobaan dengan menyuruhnyamembaca huruf yang saudara tunjuk. Dimulai dari baris huruf yangterbesar (seluruh huruf) sampai baris huruf yang terkecil (seluruhhuruf) yang masih dapat dilihat dengan jelas dan tegas serta dibacaOP dengan lancar tanpa kesalahan.1.2 Apabila pada pemeriksaan tersebut orang percobaan hanyamampu membaca lancar tanpa kesalahan sampai pada baris hurufyang ditandai dengan angka 30 Ft (9,14m), berapakah visus matakanan OP?4. Catat visus mata kanan orang percobaan

5. Ulangi pemeriksaan ini padaa.Mata kirib.Kedua mata bersama – sama6. Catat hasil pemeriksaan saudaraII. REFRAKSI DAN KOREKSINYADari pemeriksaan visus di atas telah diketahui visus tanpa menggunakanlensa. Pada pemeriksaan berikut ini akan diperiksa daya bias susunan optikmata (refraksi mata).A. REFRAKSIJika visus orang percobaan tanpa lensa 6/6, maka refraksi mata itutak mungkin miop (M). Refraksi mata tersebut mungkin E (emetrop)atau H (hipermetrop).2.1 a. Dapatkah visus seseorang lebih besar dari 6/6?b. Mengapa mata hipermetrop dapat mempunyai visus 6/6 ?Untuk membedakan refraksi mata OP yang mempunyai visus 6/6tersebut emetrop atau hipermetrop, maka dilakukan pemeriksaansebagai berikut :1. Pasang bingkai kaca khusus pada orang percobaan dan tutup matakirinya dengan penutup hitam khusus.2. Pasang di depan mata kanannya lensa sferis 0,25 D dan periksalagi visusnya.2.2 Bila sekarang visusnya menjadi lebih kecil, apakah kesimpulansaudara?2.3 Bila visus nya ternyata tetap 6/6, bahkan OP merasa melihatlebih jelas, apakah kesimpulan saudara?3. Jika refraksi mata kanan OP adalah E, pemeriksaan dihentikan.4. Jika refraksi mata OP adalah H, teruskan pemasangan lensa-lensadengan setiap kali memberikan lensa positif yang 0,25 D lebih kuat.5. Lensa positif yang terkuat, yang memberikan visus maksimalmerupakan ukuran bagi derajat hipermetrop yang dinyatakan dalamdioptri (D).6. Catat derajat H orang percobaan dalam dioptri.B. KOREKSIJika visus mata kanan OP tanpa lensa lebih kecil dari 6/6, makarefraksi mata OP biasanya M. Untuk menetapkan derajat miopdilakukan pemeriksaan sebagai berikut :

1. Pasang bingkai kaca mata khusus pada orang percobaan dan tutupmata kirinya dengan penutup hitam khusus.2. Pasang di depan mata kanannya lensa sferis negatif, mulai dari 0,25 D dengan setiap kali memberikan lensa negatif yang 0,25 Dlebih kuat.3. Periksa lagi visusnya setiap kali setelah perubahan kekuatan lensa.4. Lensa negatif yang terlemah, yang memberikan visus maksimal,merupakan ukuran bagi derajat miop yang dinyatakan dalamdioptri.5. Catat derajat M orang percobaan dalam dioptri.2.4 Jika visus mata kanan OP lensa lebih kecil dari 6/6, kelainanrefraksi apa yang mungkin dijumpai selain M?2.5 Bila pada orang tua diperoleh visus tanpa lensa lebih kecil dari6/6, maka kelaianan refraksi apa yang mungkin dijumpai padaorang tersebut?2.6 Apakah pada orang tua dapat diperoleh visus 6/6? Bagaimanaketerangannya?C. Jika pada pemberian lensa sferis visus tetap tidak mencapai 6/6 makaharus diingat adanya kelainan refraksi astigmatismat. Caramemperbaiki astigmatismat dilakukan dengan lensa silindris sebagaiberikut :1. Pasang bingkai kaca mata khusus pada OP dan tutup mata kirinyadengan penutup hitam khusus2. Pasang di depan mata kanannya lensa sferis sehingga visus OPtersebut maksimal.3. Suruh OP melihat gambar kipas. Bila warna hitam garis pada semuameridian terlihat merata, berarti refraksi OP tidak astigmat. Hentikanpemeriksaan refraksi. Bila terdapat gambar garis yang lebih kabur,tentukan meridiannya.4. Tambahkan sekarang di depan lensa sferis tersebut lensa silindrispositif atau negatif yang sesuai dengan jenis lensa sferis di atas,dengan sumbu lensa silindris tegak lurus pada garis meridian yangterlihat paling tegas, sehingga warna hitam garis pada semua meridianmerata.5. Suruh OP melihat kembali ke optipi snellen. Tentukan dan catatjenis serta kekuatan lensa sferis dan silindris, yang memberikan visusmaksimal serta arah sumbsu lensa silindris tersebut.2.7 Sebutkan nama alat lain untuk menentukan adanya kelainanrefraksi astigmatisma!

PENDENGARANTOPIKPRAKTIKUMAudiometriTUJUAN UMUMMemahami cara pemeriksaan ketajaman pendengaran dengan menggunakanaudiometer (audiometri).TUJUANKHUSUS1.Menerangkan cara mengukur ketajaman pendengaran OP denganmenggunakan audiometer2.Menggambarkan audiogram pada formulir yang tersedia3.Membuat kesimpulan mengenai cacat dengar (hearing loss) dariaudiogram hasil pemeriksaan, sehingga dapat menetapkan apakahpendengaran OP dalam batas-batas normal atau tidak.ALAT YANGDIPERLUKANAudiometer dan formulirCARA KERJALihat gambar dan petunjuk keterangan Audiometer pada saat praktikumPersiapan pasien1. Sebelum tes dilakukan, lakukan terlebih dulu pemeriksaan telinga.Inspeksi visual daun telinga dan liang telinga harus dilakukan untukmenyingkirkan adanya infeksi aktif atau kemungkinan kolaps liang telingaakibat pemasangan earphone. Pengukuran harus dimulai dengan telingayang lebih baik terlebih dulu bila teridentifikasi. Apabila pasienmenggunakan alat bantu, pasien diminta untuk melepaskan alat bantudengar setelah instruksi dijelaskan.2. Pasien sebaiknya didudukkan untuk mendapatkan hasil tes yang valid in:(1)menghindari pasien mendapatkan petunjuk visual terhadap pemeriksaanyang sedang dilakukan, (2) memudahkan observasi respons pasienterhadap stimulus bunyi, (3) memungkinkan untuk mengawasi danmemberikan tanggapan terhadap respons pasien.3. Instruksi. Instruksi harus diberikan dalam bahasa dan cara yang sesuaiuntuk pasien. Pada pasien dengan gangguan dengar berat bilateralsebaiknya dibantu dengan instruksi tertulis. Instruksi harus meliputi :a. Tujuan tes untuk mengidentifikasi dan merespons suara terlemah

yang bisa didengarb. Duduk diam, tidak berbicara, selama pemeriksaanc. Tiap telinga akan diperiksa dengan berbagai frekuensi dan kekerasanbunyid. Pasien diminta untuk mengangkat jari - sesuai sisi telinga yangmendengar, apabila merasa mendengar suara walaupun kecil danmenurunkannya apabila sudah tidak terdengar.4. Interpertasi respons. Parameter utama yang digunakan audiologis untukmenentukan ambang dengar adalah mengidentifikasi respon “on” dan“off”, latensi respons dan jumlah respons yang salah. Pada tiap responspasien harus dapat membedakan awal (on) dan akhir (off) stimulus bunyi.Latensi untuk menyatakan mendengar bervariasi sesuai stimulus yangdiberikan. Apabila pada kali pertama diberikan stimulus didapatkanrespons yang lambat, berikan stimulus 5 dB lebih besar sampaididapatkan respons yang baik. Respons yang salah dapat terjadi pada duakeadaan, yaitu : (a) kesalahan positif, apabila pasien memberikan responssaat tidak ada stimulus, atau (b) kesalahan negatif, tidak ada responspada saat audiologis memberikan stimulus yang diperkirakan dapatdidengar pasien. Pada keadaan ini sebaiknya pasien diberikan instruksikembali. Jumlah respons yang salah dapat dikurangi dengan melakukanvariasi waktu pemberian stimulus, memberikan stimulus berdenyut atauberdengung.5. Memberikan tanda pada grafik audiometri. Setelah didapatkan ambangdengar pada frekuensi yang diperiksa, besarnya ambang dengar padafrekuensi tersebut dicatat dengan menempatkan lambang pada grafikaudiometri. Lambang untuk ambang hantaran udara kanan adalah Odengan warna merah, sedangkan untuk ambang hantaran udara kiriadalah X dengan warna biru. Lambang untuk ambang hantaran udarasetelah dilakukan masking adalahkanan dandengan warna merah untuk sisidengan warna biru untuk sisi kiri. Ambang hantarantulang kanan diberi tanda dengan warna merah, sedangkan sisi kiri dengan warna biru. Lambang untuk ambang dengar hantaran tulang

adalah [ dengan warna merah dan ] dengan warna biru. Apabila

Pinset anatomi, sca lpel, jarum warna-warni, benang warna-warni Bahan : Kadaver & dan preparat organ penginderaan, manekin, poster anatomi CARA KERJA 1. Setiap mahasiswa yang telah mendapat buku panduan praktikum, wajib mempelajari terlebih dulu materi praktikum anatomi per station 2. Saat h

Related Documents:

Praktikum Biologi Sel merupakan salah satu praktikum yang mendasari praktikum pada mata praktikum yang lain seperti Praktikum Teknik Analisa Biologi Molekuler, Praktikum Kultur Jaringan dan Sel Hewan serta Praktikum Imunologi. Petunjuk Praktikum Biologi Sel ini disusun sejak tahun akademik 2004/2006 yang saat itu hanya memuat tiga materi.

2 AKD-217 Praktikum Kimia Analisis 4 2 16 3 AKD-218 Praktikum Kimia Organik 2 2 8 4 8AKD-219 Praktikum Kimia Anorganik 2 2 . Praktikan wajib membawa buku penuntun praktikum, alat tulis, alat hitung dan penunjang praktikum seperti

buku panduan praktikum asuhan keperawatan keluarga penyusun: firdawsyi nuzula, s.kp.,m.kes akademi kesehatan rustida prodi d iii keperawatan semester iv tahun 2017 krikilan glenmore banyuwangi . ii buku panduan praktikum asuhan keperawatan keluarga tim fasilitator: firdawsyi nuzula, s.kp.,m.kes maulida nurfazriah, s.kep.,ns.,m.kes sayektiningsih, sst.,mm akademi kesehatan rustida prodi d iii .

Buku Panduan ini dengan cermat untuk memastikan bahwa Anda benar-benar puas bahwa pertanggungan yang disediakan berdasarkan Polis pilihan Anda sesuai dengan kebutuhan Anda. Cara Menggunakan Buku Panduan Ini Buku panduan ini adalah dokumen penting. Buku ini menetapkan hak Anda dan kewajiban Kami kepada Anda. Beserta Ikhtisar Manfaat pada bab 4, buku ini menjelaskan Polis WorldCare pilihan Anda .

Buku panduan praktikum Zoologi Chordata ini ditulis untuk memudahkan mahasiswa dalam melakukan praktikum dan menulis laporan hasil praktikum. Sehingga harapannya dapat membimbing mahasiswa menghasilkan laporan praktikum yang berkualitas. Tentunya tiada gading yang

menggunakan buku-buku paket dan buku LKS yang belum berbasis keterampilan proses sains, maka perlu sekiranya dilakukan pengembangan buku panduan praktikum kimia berbasis keterampilan proses sains agar dapat digunakan oleh siswa SMA serta sebagai salah satu bahan ajar kimia SMA bagi guru-gu

Buku Panduan Praktikum Kimia Farmasi Dasar Laboratorium Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo . kami diberikan kemudahan dalam penyusunan buku Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Dasar. Maksud penyusunan penuntun ini adalah untuk membantu mahasiswa dalam . -Timbangan Analitik -Erlenmeyer 100 mL, 250 mL, -Buret -Cawan -Pipet ukur -Labu .

S1 Akuntansi Pendidikan Profesi: PPAk S2 Magister Science, Magister Terapan S3 Ilmu Akuntansi Pendidikan IAI: KAPd. dan KASP Asosiasi Profesi Akuntansi: IAPI dan IAMI Asosiasi Profesi lain terkait akuntansi dan Internasional –Internal Auditor, CISA, ACCA, CMA, CIMA, CPA Negara lain Asosiasi Profesi PPAJP Kemenkeu Kemendiknas - DIKTI BNSP OJK Internasional .