PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJU PENGERINGAN

2y ago
28 Views
2 Downloads
2.25 MB
90 Pages
Last View : Today
Last Download : 3m ago
Upload by : Pierre Damon
Transcription

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJUPENGERINGAN JAGUNG PADA PENGERINGKONVENSIONAL DANFLUIDIZED BEDSkripsiDisusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Syarat-syaratGuna Memperoleh Derajat Sarjana Pada Fakultas TeknikUniversitas Sebelas MaretSurakartaOleh:Muchamad TaufiqNIM. I0499034FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2004

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJUPENGERINGAN JAGUNG PADA PENGERINGKONVENSIONAL DANFLUIDIZED BEDOleh:Muchamad TaufiqNIM. I0499034Dosen Pembimbing :Suyitno, ST. MT.NIP. 132 297 382Telah dipertahankan di depan Tim Dosen Penguji pada hari Sabtu 31 Juli 2004 :1. Budi Kristiawan, ST. MTNIP. 132 233 154: .2. Tri Istanto, ST, MTNIP. 132 282 194: .3. WiBawa Endra J., ST. MT.NIP. 132 258 059: .Mengetahui,a.n Dekan Fakultas TeknikPembantu Dekan IIr. Paryanto, MSNIP. 131 569 244Ketua Jurusan Teknik MesinIr. Agustinus Sujono, MTNIP. 131 472 632

MOTTO“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”(QS. Alam Nasyrah : 6)“Dan bahwasannya seorang tiada memperoleh selain apa yang mereka usahakan.”(QS. An-Najm: 39)Ketahuilah bahwa segala sesuatu yang luput darimu tidak akan menimpamu dansesuatu yang menimpamu tidak bias luput darimu. Ketahuilah bahwa kemenanganitu menyertai kesabaran, kelapangan itu menyertai kesempitan dan kemudahan itumenyertai kesulitan(Al-Hadist)Sesuatu kesenangan / kecintaan itu akan hilang karena hilangnya sebab, makaberutunglah kita bila menyandarkan cinta / kesenangan kita berdasarkan cintakepada Dzat yang Maha Kekal tidak pernah sirna / hilang yaitu Allah(Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah)We can’t change the wind direction but we can change the wing direction(Reza Syarif)Take time to think, it is the source of power. Take time to read, it is the foundationof wisdom. Take time to quiet, it is the opportunity to seek God. Take time todream, it is the future made of. Take time to pray, it is greatest power on earth.(author unknown).Melakukan sesuatu atas dasar ilmu itu selalu lebih baik daripada asal ikut-ikutanatau hanya karena nafsu(Penulis)

KATA PENGANTARSegala puji hanyalah bagi Allah SWT yang dengan rahmat-Nya penulis dapatmenyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarSarjana Teknik.Tugas akhir ini penulis susun berdasarkan pengambilan data yangdilaksanakan di Laboratorium Konversi Energi Teknik Mesin Fakultas TeknikUniversitas Sebelas Maret Surakarta.Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telahberpartisipasi dalam pelaksanaan pengambilan data dan penulisan Laporan TugasAkhir ini, yaitu kepada:1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah mendidik memberikan kasih sayangdan memenuhi kebutuan selama kuliah.2. Bpk. Ir. Agustinus Sujono, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.3. Bpk. Suyitno, ST, MT yang telah membimbing saya selama penyusunan tugasakhir ini.4. Seluruh Dosen Fakultas Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta.5. Rahmat dan Solihin selaku Laboran otomotif.6. Rakhmat Hidayatyang banyak membantu dan bekerjasama dalammenyelesaikan tugas akhir ini.7. Teman-teman Teknik Mesin untuk semua angkatan terutama angkatan 99.8. Cah-cah Kost Cattleya (Antok, Bank Nanang, Bank Koko, Adi, Aris, BankNardi), cah-cah Kost Ethnic (Bank Kovich, Teguh, Mas Joni, Toni), terutamacah kost Muhajirin (Bisri, Nanang, Iim, Furqon, Fajar, Reza, Bram, Kiki).9. Santri-santriwati TPA Al-Muhajirin sing nggemeske.10. Teman-teman aktivis KMTM dan YSM.11. Kakak (Mbak Lina Mawarda dan Mas Arief) dan Adhiku (Agus, Harun danLilis)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyakkekurangannya Oleh karena itu, untuk menambah khasanah pemikiran maka bila adasaran, koreksi dan kritik demi kesempurnaan laporan ini akan penulis terima denganikhlas dan dengan ucapan terima kasih.Dengan segala keterbatasan yang ada, penulis berharap semoga laporan inidapat digunakan sebagaimana mestinya.Surakarta,Juli 2004Penulis

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJUPENGERINGAN JAGUNG PADA PENGERINGKONVENSIONAL DANFLUIDIZED BEDMuchamad TaufiqABSTRAKSalah satu cara untuk memperpanjang daya simpan biji-bijian hasil pertanianadalah dengan pengeringan. Dewasa ini bermunculan pengeringan denganmenggunakan alat mekanis / pengeringan buatan untuk mengatasi kekurangankekurangan pengeringan dengan penjemuran. Pada penelitian ini dilakukanpengeringan jagung jenis Pioneer 11 dengan menggunakan pengering tipekonvensional dan fluidized bed.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki pengaruh teperaturterhadap laju pengeringan pada pengering tipe konvensional dan tipe fluidized bed.Variasi temperatur pengeringan yang digunakan adalah 50 oC, 55 oC, 60 oC, 70oC.Sebagai hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa waktu pengeringantercepat untuk mencapai kadar air 12%w.b dari kadar air 21% yaitu 57,4 menit danterjadi pada pengering fluidized bed dengan suhu pengeringan 70oC. Sehingga lajupengeringan tercepatnya juga teradi pada pengering fluidized bed dengan suhupengeringan 70oC.Kata kunci : Temperatur, Pengeringan, Jagung, Fluidized BedABSTRACTDrying is one way to get long life of cereals of agricultural product storage.Nowadays, pop out the dryer with mechanized drying or artificial drying to handlethe barrier in manually drying with sunlight. In this research, the experiment used thecorn, with specification Pioneer 11, also used the conventional and fluidized bedmethods.The objective of this research was to investigate the effect of temperaturetoward drying rate on conventional and fluidized bed methods. The temperaturevariation were used in this research are 50 oC, 55 oC, 60 oC, 70oC.As the result from this research showed that the best time to reach 12 % wbfrom 21 %wb water content is 57,4 minutes. So, the best drying rate also reach onfluidized bed method with temperature 70 oCKeyword : Temperature, drying, corn, fluidized bed

DAFTAR ISIHalHALAMAN JUDUL . iHALAMAN PENGESAHAN. iiHALAMAN MOTTO . iiiKATA PENGANTAR . ivABSTRAK . viDAFTAR ISI. viiDAFTAR TABEL . ixDAFTAR GAMBAR. xDAFTAR NOTASI. xiiDAFTAR LAMPIRAN . xivBAB I. PENDAHULUAN. 11.1 Latar Belakang . 11.2 Perumusan Masalah . 21.3 Batasan Masalah. 21.4 Tujuan Penelitian . 31.5 Sistematika Penulisan . 31.6 Manfaat Penelitian . 4BAB II. LANDASAN TEORI . 52.1 Prinsip Pengeringan . 52.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengeringan . 52.3 Pengaruh Suhu Pengeringan pada Proses Pengeringan . 62.4 Kadar Air Bahan . 72.5 Mekanisme Pengeringan Bahan. 72.6 Periode Laju Pengeringan . 92.7 Alat Pengeringan. 102.7.1 Alat pengering Tipe Konvensional . 112.7.2 Alat Pengering Fluidized Bed . 112.8 Mekanisme Fluidisasi . 122.9 Persamaan Model Empiris dan Semiempiris pada PeriodeLaju Menurun. 142.10 Pergerakan Air dalam Padatan selama Pengeringan padaPeriode Laju Pengeringan Menurun. 152.11 Efisiensi Pengeringan. 16BAB III. METODOLOGI PENELITIAN . 173.1 Waktu dan Tempat Penelitian . 173.2 Bahan Penelitian. 173.3 Alat yang Digunakan. 173.4 Cara Kerja . 183.5 Instalasi Alat Pengering Tipe Konvensional. 213.6 Instalasi Alat Pengering Fluidized Bed . 213.7 Mekanisme Pergerakan Udara Pengering . 22

BAB IV. DATA DAN ANALISA . 234.1 Data . 234.1.1 Data Hasil Pengamatan . 234.1.2 Data pengukuran . 234.2 Analisa. 234.2.1 Pengaruh Variasi Suhu Pengeringan terhadapPenurunan Kadar Air pada Pengering Konvensionaldan Pengering Fluidized Bed . 244.2.2 Pengaruh Temperatur pada Kadar Air Kritik II(Critical Moisture Content II / CMC II) . 264.2.3 Pengaruh Temperatur terhadap Kadar Air padaTahap Laju Pengeringan Menurun Kedua . 284.2.4 Pengaruh Temperatur terhadap Laju Pengeringan MenurunTahap I . 304.2.5 Pengaruh Temperatur terhadap Laju Pengeringan MenurunTahap II . 324.2.6 Pengaruh Temperatur pada Laju Pengeringan MenurunTahap I antara Rak Bawah dan Fluidized Bed . 344.2.7 Pengaruh Temperatur pada Laju Pengeringan MenurunTahap II antara Rak Bawah dan Fluidized Bed. 364.3 Analisa Perhitungan . 404.3.1 Menghiting Fluidisasi Minimum. 404.3.2 Menghitung Efisiensi Pengeringan . 40BAB V. PENUTUP. 445.1 Kesimpulan . 445.2 Saran. 45DAFTAR PUSTAKA . xvLAMPIRAN. xvi

DAFTAR TABELHalTabel 3.1 Variasi pengujian yang dilakukan. 19Tabel 4.1 Persamaan hubungan antara kadar air dan waktu padatahap laju pengeringan turun tahap I. 27Tabel 4.2 Kadar air kritik II (critical moisture content II/ CMC II) . 28Tabel 4.3 Persamaan hubungan antara kadar air dan waktu padatahap laju pengeringan turun tahap II. 30Tabel 4.4 Persamaan laju pengeringan pada tahap laju pengeringan menuruntahap I. 31Tabel 4.5 Waktu pengeringan yang dibutuhkan dari kadar air awal sampaikadar air 12% . 38Tabel 4.6 Laju rata-rata sampai kadar air 12% . 39Tabel 4.7 Efisiensi pengeringan . 42Tabel 4.8 Efisiensi alat pengering. 42

DAFTAR GAMBARGambar 2.1 Gambaran proses pengeringan pada kurva psikrometrik .8Gambar 2.2 Grafik hubungan kadar air dengan waktu .10Gambar 2.3 Beragam jenis kontak batch padatan dengan fluida.14Gambar 3.1 Diagram alir penelitian.18Gambar 3.2 Instalasi alat pengering tipe konvensional .21Gambar 3.3 Instalasi alat pengering tipe fluidized bed .21Gambar 4.1 Grafik hubungan kadar air dengan waktu pada pengeringkonvensional rak atas dengan berbagai tingkat suhu yangberbeda .24Gambar 4.2 Grafik hubungan kadar air dengan waktu pada pengeringkonvensional rak bawah dengan berbagai tingkat suhu yangberbeda .24Gambar 4.3 Grafik hubungan kadar air dengan waktu pada pengeringfluidized bed dengan berbagai tingkat suhu yang berbeda.25Gambar 4.4 Grafik hubungan kadar air dengan waktu pada laju pengeringanmenurun tahap I untuk pengering konvensional rak atas denganvariasi suhu pengeringan.26Gambar 4.5 Grafik hubungan kadar air dengan waktu pada laju pengeringanmenurun tahap I untuk pengering konvensional rak bawah denganvariasi suhu pengeringan.26Gambar 4.6 Grafik hubungan kadar air dengan waktu pada laju pengeringanmenurun tahap I untuk pengering fluidized bed denganvariasi suhu pengeringan.27Gambar 4.7 Grafik hubungan kadar air dengan waktu pada laju pengeringanmenurun tahap II untuk pengering konvensional rak atas denganvariasi suhu pengeringan.28Gambar 4.8 Grafik hubungan kadar air dengan waktu pada laju pengeringanmenurun tahap II untuk pengering konvensional rak bawah denganvariasi suhu pengeringan.29Gambar 4.9 Grafik hubungan kadar air dengan waktu pada laju pengeringanmenurun tahap II untuk pengering fluidized bed denganvariasi suhu pengeringan.29Gambar 4.10 Grafik hubungan laju pengeringan dengan waktu padapengering konvensional rak atas dengan variasi suhupengeringan untuk laju pengeringan menurun tahap I .30Gambar 4.11 Grafik hubungan laju pengeringan dengan waktu padapengering konvensional rak bawah dengan variasi suhupengeringan untuk laju pengeringan menurun tahap I.31Gambar 4.12 Grafik hubungan laju pengeringan dengan waktu pada pengeringfluidized bed dengan variasi suhu pengeringan untuk lajupengeringan menurun tahap I.31

Gambar 4.13Gambar 4.14Gambar 4.15Gambar 4.16Gambar 4.17Gambar 4.18Gambar 4.19Gambar 4.20Gambar 4.21Gambar 4.22Gambar 4.23Grafik hubungan laju pengeringan dengan waktu padapengering konvensional rak atas dengan variasi suhupengeringan untuk laju pengeringan menurun tahap II.32Grafik hubungan laju pengeringan dengan waktu padapengering konvensional rak bawah dengan variasi suhupengeringan untuk laju pengeringan menurun tahap II.32Grafik hubungan laju pengeringan dengan waktu pada pengeringfluidized bed dengan variasi suhu pengeringan untuklaju pengeringan menurun tahap II .33Grafik hubungan laju pengeringan dengan waktu padapengering konvensional rak bawah dan fluidized beddengan suhu pengeringan 50 oC untuk laju pengeringan tahap I.34Grafik hubungan laju pengeringan dengan waktu pada pengeringkonvensional rak bawah dan fluidized bed dengansuhu pengeringan 55oC untuk laju pengeringan tahap I.34Grafik hubungan laju pengeringan dengan waktu pada pengeringkonvensional rak bawah dan fluidized bed dengansuhu pengeringan 60oC untuk laju pengeringan tahap I.35Grafik hubungan laju pengeringan dengan waktu pada pengeringkonvensional rak bawah dan fluidized bed dengansuhu pengeringan 70oC untuk laju pengeringan tahap I.35Grafik hubungan laju pengeringan dengan waktu pada pengeringkonvensional rak bawah dan fluidized bed dengansuhu pengeringan 50oC untuk laju pengeringan tahap II .36Grafik hubungan laju pengeringan dengan waktu pada pengeringkonvensional rak bawah dan fluidized bed dengansuhu pengeringan 55oC untuk laju pengeringan tahap II .36Grafik hubungan laju pengeringan dengan waktu pada pengeringkonvensional rak bawah dan fluidized bed dengansuhu pengeringan 60oC untuk laju pengeringan tahap II .37Grafik hubungan laju pengeringan dengan waktu pada pengeringkonvensional rak bawah dan fluidized bed dengansuhu pengeringan 70oC untuk laju pengeringan tahap II .37

DAFTAR NOTASIAAcArcacpdphhshfgkM, MCMMinMeqmamkmwQqQ1Q2Q3RrT1T2TpT tUmfVvWaWbWsρρs Luas Penampang luas penampang Bilangan Archimedes Panas jenis air Panas jenis bahan Diameter partikel Ketinggian bed mengambang Ketinggian bed diam Panas laten penguapan air Konstanta pengeringan Kadar air Kadar air rata rata Kadar air awal Kadar air keseimbangan Massa air Massa kering Massa air yang diuapkan Jumlah panas yang digunakan untuk pengeringan Panas yang diberikan udara Panas sensibel jagung Panas sensibel air Panas laten penguapan air Konstanta gas ideal Koordinat partikel Temperatur udara masuk pengering Temperatur udara keluar pengering Temperatur akhir jagung Temperatur awal jagung Waktu Fluidisasi minimum Volume udara Kecepatan udara Bobot air bahan Bobot bahan basah Massa padatan Massa jenis Massa jenis partikel(m2)(m2)(KJ/kgoC)(KJ/kg J)(KJ)(KJ)(KJ)(KJ)(8314,4 J kg -1 (kg)(kg/m3)(kg/m3)ρgεµ Massa jenis udara(kg/m3) Porositas bed Viskositas udara(kg/m.s)

Subscriptsw.b Wet basis (basis basah)d.b Dry basis (basis kering)

DAFTAR LAMPIRANLampiran A. Data Hasil Pengamatan untuk Pengering Konvensional. xviLampiran B. Data Hasil Pengamatan untuk Pengerin

Variasi temperatur pengeringan yang digunakan adalah 50 oC, 55 oC, 60 oC, 70oC. Sebagai hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa waktu pengeringan tercepat untuk mencapai kadar air 12%w.b dari kadar air 21% yaitu 57,4 menit dan terjadi pada pengerifnlug idized bed den

Related Documents:

temperatur 26 C selama 7 hari. Temperatur, waktu, dan pH berpengaruh terhadap laju korosi. Laju korosi terbesar terjadi pada temperatur tinggi, tetapi semakin lama waktu perendaman laju korosi akan semakin menurun dan laju korosi menurun seiring dengan meningkatnya pH. Kata kunci: laju korosi, stainless steel, nira aren, asam asetat. Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suhu dan lama pengeringan daun kakao terhadap beberapa komponen mutu teh hijau daun kakao. Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor yaitu suhu pengeringan yang terdiri dari suhu (40oC, 50oC dan 60oC) dan lama pengeringan selama 40 menit dan 50 menit .

di atas. Nilai laju pengeringan yang diperoleh kemudian diuji statistik. Ulva sp. dan Sargassum sp. merupakan dua jenis rumput laut dengan karakter yang sangat berbeda, sehingga uji statistik hanya dilakukan untuk melihat pengaruh suhu terhadap laju pengeringan. Uji statistik di

Setelah dilakukan analisa statistik, diketahui bahwa suhu pengeringan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kelarutan kurkumin. Untuk mendapatkan tingkat kelarutan kurkumin yang tertinggi maka suhu pengeringan yang baik adalah 60 0C. Tabel 2. Pengaruh Suhu Air Pelarut Terhadap Kelarutan Kurkumin Taraf

dibandingkan dengan pengeringan pada kelembaban yang rendah (Ratnasari, 2014). Menurut Resmi (2014) dalam penelitiannya tentang “Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan Jamur Tiram”, suhu yang digunakan untuk pengeringan sayuran atau buah-buahan dengan alat pengeringa

Jurdik Kimia FMIPA Disampaikan Oleh : Dr. Kun Sri Budiasih . 1 2 Persamaan Laju 3 Orde reaksi 4 Pengaruh Temperatur terhadap laju reaksi Pengertian Yang dipelajari : 5 6 Pengaruh Konsentrasi terhadap laju reaksi Katalis . 5 6

Gambar 3. Nilai kadar protein ikan pari kering dengan metode pengeringan berbeda Gambar 3 menunjukan kadar protein terendah diperoleh perlakuan pada pengeringan oven pada suhu 100-130 C selama 5 jam sebesar 41,87% dan nilai kadar abu tertinggi diperoleh dari perlakuan pengeringan sinar matahari pada

Animal nutrition, life stage, diet, breed-specific, neutered AVAST array of life-stage diets are available, and these can be subdivided to encompass neutered pet diets, breed-specific diets and those with different requirements (whether a mobility or hairball diet). So, do pets require these different life-stage diets, or is it all a marketing ploy by nutrition companies? Selecting the right .