ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN UNTUK ARAHAN

2y ago
114 Views
2 Downloads
303.30 KB
8 Pages
Last View : 18d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Raelyn Goode
Transcription

ISSN : 1907-5626ECOTROPHIC 9 (2) : 6-139 NOMOR 2 TAHUN 2015 VOLUMEANALISIS KEMAMPUAN LAHAN UNTUK ARAHAN PENGGUNAAN LAHANPADA LERENG TIMUR LAUT GUNUNG AGUNGKABUPATEN KARANGASEM-BALI1)I Gede Budiarta1*) , I Wayan Nuarsa2), dan I Made Adhika3)Program Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Lingkungan, Universitas Udayana2)Program Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Udayana3)Fakultas Teknik, Universitas Udayana.*)Email : budiartagd geo@yahoo.co.idABSTRACTThis research was conducted in the northeastern slopes of Mount Agung in Karangasem regency, Baliprovince. The research area is dry land with land use patterns that have not demonstrated compliance withexisting land potential. On the other hand, technological advances in the field of agriculture has been growingrapidly, one by analyzing the ability of the land to determine the potential of land resources and minimize therisk of failure of farmers. The results of the analysis of land capability is expected to serve as guidelines in amore optimal use of land in accordance with expectations.The purpose of this study was to determine the potential of land and recommends referral based land useconditions existing land capability in the area of research. The design used is descriptive design, with themain objective to provide a picture or description of land use capability and suitability of the study area.Guidelines for land capability analysis in this study refers to Arsyad (2006) and the Regulation of the Ministerof Environment No. 17 Year 2009 on Guidelines for Determining Environmental Carrying Capacity in RegionalSpatial Planning.The results showed that 1) land capability class research in areas ranging from class III to class VI.Land capability class III is spread on the land unit 1, land unit 2, land unit 3,and land unit 8. Capabilityclass IV land located on land unit 4, land unit 7, land unit 9, land unit 10 and land unit 12.Land capabilityclasses VI located on land unit 5, land unit 6, and land unit 11; 2) land use suitability value obtained was92.85%. This shows that almost the entire study area (92.85%) is in conformity between the ability of theland and its use. The rest (7.15%) classified as not appropriate. Suitability of the land use study area into thehigh criteria; 3) Referral land use adapted to the existing conditions of land units. In class III-IV land thatdoes not meet the user or not used optimally, land use options to do that seasonal crops, plantation crops.While on a class VI land use that is not appropriate or not used optimally, land use options to do that forestproduction and non-agricultural land use.Keywords: Classes of land capability, suitability of land use, land-use directives.1. PENDAHULUANKeterbatasan kondisi fisiografis lereng timurlaut Gunung Agung merupakan faktor pembatasyang menyebabkan penggunaan lahan menjadi tidakoptimal, sehingga masih banyak lahan yang tidakdimanfaatkan dengan baik. MenurutHadiwidjojo(1998), keadaangeologidaerah penelitianterdiridaribatuan gunungapi Gunung Agung (Qva), yangmencakup wilayah Desa Datah, Dukuh, Tulamben,Kubu, Baturinggit, dan Sukadana serta Tuff danendapan lahar Buyan-Bratan dan Batur (Qbb)terdapat pada wilayah Desa Ban. BerdasarkananalisisPeta Hidrologi Bali skala 1: 250.000 dan Peta TanahTinjau Bali Tahun 1970, rata-rata kandunganairtanah di daerah penelitian tergolong rendah dengandebit 0,1 liter/detik. Terdapat jenistanahRegosolKelabu di Desa Datah, Dukuh, Tulamben, Kubu,Baturinggit, dan Sukadana; serta Regosol Cokelat6di wilayah Desa Ban, dan sebagian Desa Sukadana.Data dari Badan Pusat Statistik KabupatenKarangasem (2013) menunjukkan curah hujan didaerah lereng timur laut Gunung Agung tergolongrendah, yaitu sebesar 1.300 mm per tahun denganrerata 114 mm per bulan. Curah hujan tertinggiterjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 207 mm,sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulanMei dan Juni sebesar 23 mm.Belum optimalnya penggunaan lahan di daerahpenelitian terlihat dari adanya lahan-lahan kosongyang tersebar di beberapa wilayah. Mengamatikondisi eksisting penggunaan lahan pada daerahpenelitian, ada kecenderungan bahwa petani belumadaptif terhadap perkembangan metode bertani yanglebih relevan. Pemanfaatan lahan yang tidakmemperhatikan potensi lahan, di sampingmemberikan resiko kegagalan juga dapat memicuterjadinya degradasi lingkungan. Sehingga dengan

[I Gede Budiarta, dkk.] : Analisis Kemampuan Lahan Untuk Arahan Penggunaan Lahan Pada Lereng Timur Laut Gunung Agung .demikian masukan metode yang adaptif danmampu menjadi solusi alternatif dalam upayamemajukan pertanian di daerah penelitian sangatperlu untuk dikembangkan.Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian iniadalah :1. Memetakan kelas kemampuan lahan padalereng sebelah timur laut Gunung Agung.2. Mengevaluasi kesesuaian antara penggunaanlahan dan kelas kemampuan lahan pada lerengsebelah timur laut Gunung Agung.3. Merekomendasikan arahan penggunaan lahanberdasarkan kondisi kemampuan lahan danpenggunaan lahan eksisting pada daerahpenelitian.2.2. METODE PENELITIAN2.1. Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian dilakukan selama 6 (enam) bulanyaitu bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan April2014 di di lerengtimurlautGunungAgung,Kabupaten Karangasem-Bali.2.2. Prosedur Penelitian1. Langkah pertama untuk menentukan kelaskemampuan lahan daerah penelitian adalahmembuat peta unit lahan. Unit lahanmerupakan sebidang lahan yang memiliki3.kondisi sama dalam hal bentuk lahan, jenistanah, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan(Sitorus, 1985). Unit lahan ini diturunkan daribeberapa peta yaitu peta jenis tanah, petakemiringan lereng, dan peta penggunaan lahan.Ketiga peta kemudian ditumpangsusunkansehingga menghasilkan peta unit lahan. Sifathomogen pada unit lahan akan memudahkanproses penelitian karena unit-unit lahan yangsama akan diwakili oleh satu unit.Pengumpulan data secara langsung terkaitkualitas dan karakteristik lahan yangdibutuhkan dalam mengungkap potensi lahan didaerah penelitian. Kualitas dan karakteristiklahan ini kemudian dianalisis berdasarkanpedoman penelitian. Data dan analisisnya akanmemberikan gambaran bagaimana kelaskemampuan dan kesesuaian penggunaan lahanyang terdapat pada daerah penelitian.Pedoman penentuan kelas kemampuan lahanpada penelitian ini adalah pedoman yang dirujukdari Arsyad (2006). Sementara pedomanpenentuan kesesuaian penggunaan lahan adalahLampiran Peraturan Direktur JenderalRehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial(RLPS) Nomor : P.04/V-Set/2009 Tanggal 05Maret 2009.Secara lebih rinci, cara penentuan kelaskemampuan lahan dapat dilihat pada Tabel 1.Tabel 1 Pedoman Penentuan Kemampuan LahanSumber : Arsyad (2006); PerMen LH No. 17 Tahun 2009.2.3. Analisis DataPenelitian ini menitikberatkan pada tiga aspek,yaitu klasifikasi kemampuan lahan, penentuankesesuaian penggunaan lahan, serta rekomendasipenggunaan lahan. Pedoman penentuankemampuan lahan yang digunakan dalam penelitianini adalah pedoman yang dikemukakan oleh Arsyad(2006) serta Peraturan Menteri Lingkungan HidupNomor 17 Tahun 2009. Sementara untuk menentukankesesuaian penggunaan lahan (KPL) daerahpenelitian, pedoman yang digunakan adalahLampiran Peraturan Direktur Jenderal RehabilitasiLahan dan PerhutananSosial (RLPS) Nomor : P.04/V-Set/2009 Tanggal 05 Maret 2009.Klasifikasinilai kesesuaian penggunaan lahan ditentukanmenggunakan formula:7

ECOTROPHIC VOLUME 9 NOMOR 2 TAHUN 2015ISSN : 1907-5626LPSKPL x 100%(1)Luas DaerahSumber: Lampiran Peraturan Direktur JenderalRehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS)Nomor : P.04/V-Set/2009 Tanggal : 05 Maret 2009.Ket:KPL Kesesuaian Penggunaan LahanLPS (ha) luas penggunaan lahan yang sesuai didaerah penelitian.Luas daerah (ha) luas daerah penelitian.Klasifikasinilaikesesuaian penggunaan lahan(KPL)disajikanpada Tabel 2.Tabel 2 Klasifikasi Nilai Kesesuaian Penggunaan LahanNoNilai KPLKelasSkor(1)123(2) 75 %40-75 % 40 %(3)TinggiSedangRendah(4)1353.HASIL DAN PEMBAHASAN3.1. KemampuanLahan Daerah PenelitianMenentukan kelas kemampuan lahan di daerahpenelitian merupakan salah satu tujuan utamadalam penelitian ini. Diperlukan beberapa tahapanagar dapat menentukan bagaimana kondisikemampuan lahan yang ada pada daerah penelitian.Parameter yang digunakan untuk menentukankemampuan lahan dalam penelitian ini mengacukepada pedoman kemampuan lahan Arsyad (2006),serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor17 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penentuan DayaTabel 3 Kemampuan Lahan Pada Daerah PenelitianSumber :Analisis Data Primer (2014)8Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan RuangWilayah.Lebih detil mengenai kemampuan lahan padadaerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.Berdasarkan data pada Tabel 3, dapat diketahuibahwa kelas kemampuan lahan pada unit lahan 1adalah kelas III, dengan faktor penghambat/pembatas berupa kedalaman efektif tanah (k).Kemampuan lahan pada unit lahan 1 ini tergolongcukup tinggi karena lahan kelas III dapat digunakanuntuk jenis tanaman semusim. Menurut PerMen LHNomor 17 Tahun 2009, lahan kelas III dapatdimanfaatkan untuk berbagai penggunaan, diantaranya untuk pertanian tanaman semusim,tanaman yang memerlukan pengolahan tanah,tanaman rumput, padang rumput, hutan produksi,hutan lindung, dan cagar alam. Sementara untukpenggunaan nonpertanian, lahan kelas III dapatdigunakan untuk kegiatan rekreasi serta obyekpenelitian. Wahyuaskari (2010) menyatakan bahwatanah pada lahan kelas III sesuai untuk segala jenisusaha pertanian dengan tindakan pengawetan tanahyang khusus seperti pembuatan terasering,pergiliran tanaman dan sistem penanaman berjalur.Untuk mempertahankan kesuburan tanah perlupemupukan.Kemampuan lahan pada unit lahan 2 juga tergolongkelas III dengan faktor pembatas utama berupatekstur tanah (t), dan kedalaman efektif tanah (k).Potensi kemampuan lahan pada unit lahan 2tergolong cukup tinggi. Seperti halnya unit lahan 1,unit lahan 2 juga dapat dimanfaatkan untukberbagai penggunaan, misalnya untuk tanamansemusim, tanaman perkebunan, tanaman yangmemerlukan pengolahan tanah, tanaman rumput,padang rumput, hutan produksi, hutan lindung dansuaka marga satwa.Unit lahan 3 memiliki kemampuan lahan kelasIII dengan faktor pembatas/penghambat berupa

[I Gede Budiarta, dkk.] : Analisis Kemampuan Lahan Untuk Arahan Penggunaan Lahan Pada Lereng Timur Laut Gunung Agung .kedalaman efektif tanah (k) dan kerikil/batuan (b).Potensi kemampuan lahan pada unit lahan 3tergolong cukup tinggi. Lahan ini dapat dipergunakanuntuk berbagai penggunaan. Hal ini tercantumdalam PerMen LH No 17 Tahun 2009 yangdigunakan sebagai pedoman penentuan kemampuanlahan daerah penelitian, selain literatur lain yangmendukung, seperti Arsyad (2006).Unit lahan 4 mampunyai kemampuan lahankelas IV, dengan beberapa faktor pembatas, diantaranya adalah kedalaman efektif tanah (k),keadaan erosi (e), dan kerikil/batuan (b).Kemampuan lahan pada unit ini tergolong sedang,karena hambatan dan ancaman kerusakan padalahan kelas IV lebih besar dari pada lahan kelas III.Pilihan tanaman pada lahan kelas IV juga lebihterbatas. Jika digunakan untuk tanaman semusimdiperlukan pengelolaan yang lebih hati-hati dantindakan konservasi yang lebih sulit diterapkan dandipelihara. Tindakan tersebut seperti pembuatanteras bangku, saluran bervegatasi dan dampenghambat, di samping tindakan yang dilakukanuntuk memelihara kesuburan dan kondisi fisiktanah. Hal ini sesuai dengan uraian dariWahyuaskari (2010), yang menyatakan bahwa tanahpada lahan kelas IV ini masih dapat dijadikan lahanpertanian dengan tingkatan pengawetan tanah yanglebih khusus dan lebih berat.Kemampuan lahan pada unit lahan 5 beradapada kelas VI, dengan faktor pembatas berupakedalaman efektif tanah (k). Kemampuan lahan inilebih buruk dari kemampuan lahan pada unit-unitlahan sebelumnya. Potensi unit lahan 5 tergolongrendah karena lahan pada kelas ini mempunyaifaktor penghambat berat yang menyebabkanpenggunaan tanah sangat terbatas. Lahan kelas VImempunyai ancaman kerusakan yang sangat sulituntuk dihilangkan. Namun demikian lahan kelasVI masih dapat digunakan untuk beberapapenggunaan, seperti yang disebutkan dalam Arsyad(1989), penggunaan lahan yang dapat diupayakanadalah hutan produksi, hutan lindung dan cagaralam.Kemampuan lahan pada unit lahan 6 masukdalam kategori kelas VI. Adapun faktorpenghambatnya yaitu kedalaman efektif tanah (k)dan kerikil/batuan (b). Kemampuan lahan ini samadengan kemampuan lahan pada unit lahan 5.Potensinya tergolong rendah sehinggapenggunaannya pun sama seperti unit lahan 5, yaituhutan produksi, hutan lindung dan cagar alam.Lahan kelas VI dapat juga dimanfaatkan untukpenggunaan nonpertanian, misalnya tempat rekreasidan obyek penelitian.Kemampuan lahan pada unit lahan 7 tergolongkelas IV, dengan faktor penghambat/pembatas berupakedalaman efektif tanah (k). Potensi kemampuanlahan pada unit lahan 7 tergolong sedang. Lahan inimemang dapat digunakan untuk tanaman semusimnamun diperlukan pengelolaan yang lebih hati-hatidan tindakan konservasi yang lebih sulit. Memeliharakesuburan dan kondisi fisik tanah sangat perlu untukdilakukan pada lahan kelas IV. Secara lebih rinci,lahan kelas IV dapat digunakan untuk tanamansemusim dan tanaman pertanian dan pada umumnya, tanaman rumput, hutan produksi, padangpenggembalaan, hutan lindung dan cagar alam.Kemampuan lahan pada unit lahan 8 tergolongkelas III, dengan faktor penghambat berupakedalaman efektif tanah (k), keadaan erosi (e), dankerikil/batuan (b). Potensi kemampuan lahan yangdimiliki tergolong cukup tinggi. Lahan ini dapatdigunakan untuk berbagai keperluan. Seperti yangtelah diuraikan pada unit lahan lain yang tergolongkelas III, unit lahan ini dapat dipergunakan untukpertanian tanaman semusim, tanaman yangmemerlukan pengolahan tanah, tanaman rumput,padang rumput, hutan produksi, hutan lindung,serta cagar alam. Sementara untuk penggunaannonpertanian, lahan kelas III ini dapat digunakanuntuk kegiatan rekreasi serta obyek penelitian(Arsyad, 1989).Unit lahan 9 memiliki kemampuan lahan yangtergolong kelas IV, dengan faktor pembatas berupakerikil/batuan (b). Potensi lahan pada unit lahan 9tergolong sedang. Hambatan dan ancamankerusakan tanah lebih besar dari kelas III, danpilihan tanaman juga lebih terbatas. Perlupengelolaan hati-hati untuk tanaman semusim, dantindakan konservasi lebih sulit diterapkan.Penggunaan lahan yang dapat diupayakan antaralain tanaman semusim dan tanaman pertanian padaumumnya, tanaman rumput, hutan produksi,padang penggembalaan, hutan lindung, dan suakaalam.Kemampuan lahan pada unit lahan 10 adalahkelas IV, dengan faktor pembatas/penghambat utamayaitu kedalaman efektif tanah (k). Potensikemampuan lahan pada unit lahan 10 tergolongsedang. Pilihan tanaman yang dapat diusahakanlebih terbatas. Jika digunakan untuk tanamansemusim maka diperlukan diperlukan pengelolaanyang lebih hati-hati dan tindakan konservasi yanglebih sulit untuk diterapkan. Namun demikian,lahan kelas IV sesungguhnya dapat digunakan untuktanaman semusim dan tanaman pertanian dan padaumumnya.Kemampuan lahan pada unit 11 adalah kelasVI dengan faktor penghambat/faktor pembatasberupa kedalaman efektif tanah (k). Potensi lahanpada unit lahan 11 tergolong rendah. Unit lahan 11mempunyai faktor penghambat berat yangmenyebabkan penggunaan lahan sangat terbataskarena mempunyai ancaman kerusakan yang sulitdihilangkan. Umumnya lahan kelas VI terletak padalereng curam, sehingga jika dipergunakan untukpenggembalaan dan hutan produksi harus dikeloladengan baik untuk menghindari erosi.9

ECOTROPHIC VOLUME 9 NOMOR 2 TAHUN 2015Unit lahan 12 tergolong memiliki kemampuanlahan kelas IV, dengan faktor penghambat ataupembatas berupa kedalaman efektif tanah (k) dankerikil/batuan (b). Potensi kemampuan lahannyatergolong sedang. Hal ini disebabkan oleh karenahambatan dan ancaman kerusakan tanah pada lahanini lebih besar dari kelas III, dan pilihan tanamanjuga terbatas. Perlu pengelolaan hati-hati untuktanaman semusim, tindakan konservasi juga lebihsulit diterapkan. Jika digunakan untuk tanamansemusim maka diperlukan pengelolaan yang lebihhati-hati dan tindakan konservasi yang lebih sulituntuk diterapkan.Berdasarkan hasil analisis dari masing-masingunit lahan yang ada di daerah penelitian, secaraumum kemampuan lahan di daerah penelitianmenunjukkan potensi yang cukup tinggi, karenasebagian besar unit lahan berada pada kisarankemampuan lahan kelas III hingga kelas IV. Lahanlahan tersebut dapat dipergunakan untuk berbagaipenggunaan, baik pertanian maupun nonpertanian.Dengan kemampuan lahan yang cukup tinggi inisemestinya pertanian lahan kering pada daerahpenelitian dapat berjalan dengan lebih intensif.Secara lebih rinci mengenai persebaran kelaskemampuan lahan pada daerah penelitian, dapatdiamati pada Gambar 1.ISSN : 1907-5626Gambar 1. Peta Kemampuan Lahan Daerah PenelitianBerdasarkan Gambar 5.1, kemampuan lahankelas III dan kelas IV merupakan kelas kemampuanlahan yang paling dominan (96,03 %) pada daerahpenelitian. Hanya sebagian kecil (3,97 %) dariwilayah penelitian yang memiliki kemampuan lahankelas VI. Hal ini menunjukkan bahwa daerahpenelitian memiliki potensi yang cukup tinggi untukdikembangkan, khususnya dalam bidang pertanianlahan kering. Potensi kemampuan lahan yang cukupTabel 4. Kesesuaian Penggunaan Lahan Daerah PenelitianSumber:Interpretasi Peta Rupa Bumi, Observasi Lapangan (2013), Analisis Laboratorium Tanah Universitas Udayana, 2014.10

[I Gede Budiarta, dkk.] : Analisis Kemampuan Lahan Untuk Arahan Penggunaan Lahan Pada Lereng Timur Laut Gunung Agung .tinggi ini seharusnya diimbangi dengan penggunaanlahan yang optimal, sehingga aktivitas pertaniandapat memberikan hasil sesuai dengan harapan.3.2. KesesuaianPenggunaanLahan DaerahPenelitianBerdasarkan hasil penelitian, maka kesesuaianpenggunaan lahan pada daerah penelitian tergolongtinggi, dengan persentase kesesuaian 92,85 %. Inimenunjukkan bahwa hampir seluruh bagianwilayah penelitian (92,85 %) adalah sesuai antarakelas kemampuan lahan dan penggunaan lahannya.Sementara sebagian kecil lagi (7,15 %) masih belummenunjukkan kesesuaian.Secara rinci, kondisi kesesuaian penggunaanlahan pada daerah penelitian dapat dilihat padaTabel 4.Berdasarkan perhitungan, persentasekesesuaian penggunaan lahan daerah penelitianadalah 92,85 %. Ini menunjukkan bahwa sebagianbesar (92,85) % dari total luas daerah penelitianmemiliki kesesuaian antara penggunaan lahandan potensi lahan yang ada (kemampuanlahan). Persentase ini berada pada kisaran tinggi,dengan skor 1. Tergolong kisaran tinggi karenapersentase kesesuaiaannya mencapai lebih dari 75%. Secara lebih rinci mengenai kondisi kesesuaianpenggunaan lahan daerah penelitian dapat diamatipada Gambar 2.Gambar 2. Peta Kesesuaian Penggunaan Lahan Daerah Penelitian3.3.Arahan Penggunaan Lahan DaerahPenelitianRekomendasi penggunaan lahan yangdikemukakan dalam pembahasan ini disusunberdasarkan kondisi penggunaan lahan eksistingpada daerah penelitian. Kemampuan lahan pada unitlahan 1, unit lahan 2, unit lahan 3 dan unit lahan 8adalah yang paling potensial, yaitu kelas III.Penggunaan lahan pada unit lahan 1, unit lahan 2dan unit lahan 8 adalah perkebunan rakyat, namuntidak intensif. Sementara pada unit lahan 3penggunaan lahan yang dominan adalah tegalan.Secara umum terdapat kesesuaian antara potensi danpenggunaan lahan pada unit-unit lahan tersebut.Namun demikian, potensi lahan yang ada seharusnyadimanfaatkan seoptimal mungkin. Selain untukperkebunan (tanaman tahunan), lahan kelas IIImemiliki potensi untuk pertanian tanamanmusiman, seperti yang tercantum di dalam PerMenLH No 19 Tahun 2007. Seharusnya unit lahan 1,unit lahan 2, unit lahan 3, dan unit lahan 8diintensifkan dengan memadukan antara tanamantahunan dan tanaman semusim sebagai tanamansela untuk memperoleh hasil seperti yangdiinginkan. Hal ini didukung oleh Pranowo danPurwanto (2011), yang menyatakan bahwapenanaman tanaman sela di antara tanamanperkebunan merupakan salah satu usahaoptimalisasi lahan pemanfaatan lahan untukmeningkatkan produktivitas lahan melaluidiversifikasi tanaman.Menurut Wahyuaskari (2010),lahan kelas IIIsesuai

kemampuan lahan yang ada pada daerah penelitian. Parameter yang digunakan untuk menentukan kemampuan lahan dalam penelitian ini mengacu kepada pedoman kemampuan lahan Arsyad (2006), serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penentuan D

Related Documents:

KondisiPertanian Indonesia nSumber Daya Alam(SDA) - Lahan Sawah Sempit - Lahan Sawah Luas - Lahan Kering Sempit - Lahan Kering Luas - Lahan Gambut - Lahan Marjinal - Lahan dalamagroforestry - Lahan perkebunan Belumterciptanya sistem yang adil dalam pemanfaatan lahan pertanian (kepemilikan vs pengusahaan)

penggunaan lahan harus sesuai dengan kemampuan lahan supaya lahan tidak rusak dan dapat memberikan manfaat pada kehidupan masyarakat. Berdasarkan analisis data dengan metode matching dan skoring di dapatkan evaluasi kemampuan lahan dengan tingkat sebagian besar lahan dapat di gunakan untuk pertanian. . Kata

Satuan Kemampuan Lahan Pembuangan Limbah Satuan Kemampuan Lahan Terhadap Erosi Satuan Kemampuan Lahan Kemudahan di Kerjakan Apabila SKL diatas telah selesai dikerjakan, maka langkah selanjutnya yaitu semua peta SKL yang telah selesai dikerjakan di beri skor dan di overlay sehingga akan menghasilka

kemampuan lahan V terdapat di satuan lahan S1VAnRS, S4IIIAnRKb, S5IIILcS, S6IIIAnRS, S7IIAnRS, S8IILckS, F1ILckS. Kelas kemampuan lahan VI terdapat di satuan lahan S2IVAnRS, S3IVAnRKb, S3IVAnRS, S4IIIAnRS. Faktor pembatas dominan adalah tekstur tanah, pH tanah, per

Kemampuan matematis terdiri dari kemampuan pemecahan masalah, kemampuan penalaran matematis, kemampuan komunikasi matematis, kemampuan koneksi matematis, dan kemampuan representasi matematis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan matematis siswa dalam memahami materi eksponen dan logaritma.

potensial). Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhu

Kemampuan kerja adalah kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Dimana kemampuan individu pada hakekatnya tersusun dari dua faktor yaitu: kemampuan intelektual dan kemampuan fisik (Robbins, 2006:52). Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang

2nd Language - Hindi (Based on Curriculum issued by the council for the Indian School Certificate Examination, New Delhi First – Edition Nov 2016, Published by RDCD) 1st Term Syllabus GunjanHindi Pathmala – 4 1.Bharat ke bacche 2.Idgaah 3.Swami vivekanand 4.Prakrati ki sushma 5.Hamara tiranga jhanda 6.Everest e saath meri bhet 7.Chiti aur kabootar 8. Kabaddi Bhasha Adhigam evam Vyakaran .