BUKU PEGANGAN MAHASISWA KIMIA ORGANIK SINTESIS

2y ago
110 Views
13 Downloads
2.49 MB
58 Pages
Last View : 16d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Rafael Ruffin
Transcription

BUKU PEGANGAN MAHASISWAKIMIA ORGANIK SINTESISOleh:Dr. Amanatie M.Pd., M.SiEmail: amanatie@ uny.ac.idFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKATA

Prinsip Dasar Pendekatan DiskoneksiA. PendahuluanLaatrBelakangOranik sintesis merupakan ilmu yang memudahkan kimiawan melakukanpeniltian dalam sintesis senyawa organik. Perkembangan ilmu ini disebabkan pengetahuanstruktur suatu senyawa menjadi terbuka setelah diperkenalkan cara-cara mengidentifikansisenyawa organic dan berkembangnya bahan lama yang sangat pesat.Teori yang menunjangsemakin berkembangnya organic sintesisa dalam pendekatan diskoneksi.Pendekatan diskoneksi adalah metode yang dapat memudahkan para kimiawanalam merekayasa dan menentukan bahan dasar apa saja yang dapat digunakan pada penelitian. Dalam makalah ini akan dibahas tentang metode sintesis pendekatan deskoneksi dalammerancang proses sintesis dari suatu senyawa organik. Tujuan penyusunan makalah ini dapat membantu para kimiawan pemula dalam memahami proses sintesis pendekatandiskoneksi.B. Isi1.DiskoneksiDiskoneksi adalah pemotongan ikatan secara imaginer pemecah molekul yangdiharapkan lebih sederhana. Diskoneksi bias disebut kebalikan dari sintesis, jika sintesismereaksikan senyawa starting material menjadi suatu produk senyawa baru. ndapatsenyawayangdiinginkan.Apabila suatu senyawa kimia memiliki ikatan lebih dari satu yang harus diputus,maka harus dipilih salah satu pertimbangan:a. Sedapat mungkin di sekitar bagian tengah molekul sehingga didapatkan dua molekulyang seimbang.b. Sebaiknya pada titik cabang yang lebih memberikan fragmen berantai lurus untukmeminimalkan gangguan sterik dalam reaksi.c. Diskoneksi untuk senyawa-senyawa aromatic secara umum dilakukan pada gugus/subtituennya.

d. Memilihr untutan reaksi juga harus didasarkan pada factor efisiensi dan kelayanreaksi serat bahan baku yang digunakan.e. Jika pada suatu senyawa aromatic terdapat dua gugus yang berbeda, makapemotongan ikatan berdasarkan pada reaktivitas relatifnya. Gugus penarik elektron(deaktivasi) mendapat prioritas pertama dalam pemutusan ikatan dan seterusnya.(Budimarwati: 2012)2.InterkonversiGugusFungsiTahapan analisis dilakukan pengenalan gugus fungsional yang dada pada molekultarget terkait dengan keelektronegatifannya, pengaruh pada sintesis dan penentuandiskoneksi secara langsung atau harus diubah terlebih dahulu memalui interkonversi gugusfungsi atau IGF. Diskoneksi dilakukan dengan cara demikan supaya senyawa gsional (Stuart: 1995).Gambar 1. Proses Interkonversi Fungsional (Stuart: 1995).3.SintonDiskoneksi aromatik yang berguna lainnya adalah sinton. Sinton merupakanfragmen ideal yang dapat atau tidak dapat terlibat dalam reaksi, tetapi yang membantu untukmenentukan reagen-reagen yang sesuai untuk digunakan. Reagen inilah yang disebutsebagai material pemula, yaitu senyawa yang digunakan dalam reaksi sintesis sebagaipengganti sinton (Stuart: 1995). Berikut merupakan mechanism ediskoneksi.

Gambar 2. Mekanismediskoneksi(Stuart: 1995).Bila analisis lengkap, maka sinton harus digantikan oleh reagen untuk kegunaanpraktis.Untuk sinton an ionic, reagen yang sering digunakan adalah hidrokarbon yangbersangkutan, untuk sinton kationik reagen yang umum digunakan merupakan halide yangbersangkutan (Stuart: 1995).

PRINSIP-PRINSIP DASAR SINTESIS SENYAWA AROMATIKDalam sintesis senyawa aromatik digunakan term-term teknik diskoneksi, interkonversigugus fungsional (IGF), dan sinton.A. Diskoneksi dan IGF dalam sintesis senyawa aromatikDiskoneksi merupakan kebalikan dari langkah sintesis atau reaksi. Diskoneksi dilakukanbila dihasilkan reaksi kimia yang sesuai dan lazim (reliable reaction) untuk senyawaaromatik.Terdapat 4 macam reaksi substitusi elektrofilik terhadap senyawa aromatik.1. Reaksi halogenasiX X2FeX3panas HXSebagai elektrofil adalah X , dihasilkan dari reaksi antara X2 FeX3.2. Reaksi nitrasiNO2 HNO3H2SO4 pekat H2 OpanasSebagai elektrofil adalah NO2 (ion nitronium), dihasilkan dari reaksi antara HNO3 danH2SO4.HNO3 H2SO4H-OH-NO2 HSO4HH-OH-NO2HH2O NO2ion nitronium3. Reaksi sulfonasiBenzena bereaksi lambat dengan H2SO4 pada suhu tinggi menghasilkan asam benzenasufonat.

NO2 HNO3H2SO4 pekat H2 OpanasSebagai elektrofil adalah SO3 yang merupakan elektrofil relatif kuat karena atom S yangkekurangan elektron, atau SO3H yang dihasilkan dari reaksi:SO3 H3O HSO4-2 H2SO4atauHSO4- H H2SO4OH2SO4 H H-O-S-O-HHOOH2O SO3HH-O - S-O-HHO4. Reaksi Friedel-CraftsReaksi Friedel-Crafts meliputi reaksi alkilasi dan reaksi asilasi.Reaksi alkilasi:R RXFeX3 HXSebagai elektrofil dalam reaksi alkilasi Friedel-Crafts adalah ion karbonium (R ). reaksipnyusunanulang(rearrangement) membentuk karbonium yang lebih stabil.Reaksi asilasi:OO R-C-XCRFeX3Sebagai elektrofil dalam reaksi asilasi Friedel-Crafts adalah ion asilium, terbentuk darihasil reaksi:OOR-C FeX4ion asiliumPada reaksi asilasi Friedel-Crafts tidak erjadi reaksi penataan ulang.R-C-X FeX3

Dengan memahami keempat reaksi substitusi elektrofilik terhadap senyawa aromatiktersebut kita dapat menentukan dimana dilakukan diskoneksi pada tahap analisis,sehingga pada tahap sintesis akan didapatkan reaksi yang lazim terhadap senyawaaromatik.Senyawa benzokaina (1) yang merupakan senyawa patirasa lokal adalah senyawa ester,ester dapat dibuat dari reaksi antara: alkohol dengan asam karboksilat menggunakankatalis asam, alkohol dengan anhidrida asam karboksilat, atau reaksi antara alkoholdengan asilhalida. Pada tahap analisis dilakukan diskoneksi pada ikatan C-O, diskoneksidiberi label untuk memperlihatkan reaksi pebuatannya.Analisis :OCO2HOEtC-O EtOHesterNH2NH2Benzokaina (1)Pada tahap analisis 1 didapatkan senyawa asam p-aminobenzoat, dimana terdapat gugusCOOH dan NH2 yang terikat pada cincin aromatik. Bila dilakukan diskoneksi baik padaCOOH atau NH2, maka tidak dikenal reaksi yang bersangkutan dengan diskoneksi ini.Oleh sebab itu yang dapat dilakukan adalah melakukan interkonversi gugus fungsionaluntuk mengubah gugus fungsional COOH dan NH2 ke gugus fungsional yang lain,sehingga dapat dilakukan diskoneksi. Asam aromatik dapat dibuat dari reaksi oksidasigugus metal, dan gugus amino dapat dibuat dengan reaksi reduksi gugus amino. Sehinggapada tahap analisis 2 dapat dilakukan IGF sebagai berikut:Analisis 2:CO2HNH2CO2HIGFNO2CH3IGFNO2Pada tahap analisis 2, yaitu dengan IGF akan didapatkan senyawa dengan gugus NO2 danCH3 terikat pada cincin aromatik. Sekarang diskoneksi gugus nitro dapat dilakukan danrasional, karena diketahui bahwa nitrasi toluena secara mudah dapat dilakukan dilaboratoium, dan toluena mudah didapatkan.Analisis 3:

CH3CH3C-NnitrasiHNO2Pada tahap analisis 3 didapatkan toluena sebagai bahan awal. Dari tahap analisis sekarangdapat ditulis tahap sintesis dengan reagen yang sesuai. Sangat penting untuk mengetahuitipe reagen dan kondisi reaksi yang dibutuhkan, agar diperoleh hasil senyawa sepertiyang diharapkan. Sintesis senyawa benzokaina dapat dituliskan sebagai HHEtOHH Pd, CBenzokainaNH2Pada tahap sintesis dimungkinkan melaksanakan tahap-tahap reaksi dalam urutan yangberbeda, misalnya penggantian urutan dari dua langkah terakhir. Pada tahap sintesis diatas dilakukan reaksi reduksi gugus nitro terlebih dahulu, baru kemudian dilakukan reaksiesterifikasi. Bila urutan reaksi dibalik, dilakukan reaksi esterifikasi terlebih dahulu, barukemudian dilakukan reaksi redukdi gugus nitro.B. Sinton dalam sintesis senyawa aromatikDiskoneksi aromatik lainnya adalah yang berhubungan dengan reaksi Friedel-Crafts,yang akan digunakan dalam sintesis senyawa hawthorn blossom perfume (2). Sintesis inimerupakan sintesis satu langkah yang berawal dari suatu eter yang tersedia.Analisis:OHC-CO Friedel-CraftsOMehawthorn blossom (2)Sintesis:OMeCl

MeCOClAlCl3hawthorn blossomOMeDalam reaksi Friedel-Crafts, dan dalam reaksi nirasi yang melakukan penyeranganterhadap cincin benzena adalah kation MeCO untuk reaksi Friedel-Crafts, dan NO2 untukreaksi nitrasi. Bila dilakukan diskoneksi suatu ikatan pada cincin aromatik, maka secaranormal diharapkan tipe reaksi ini, yaitu reaksi antara cincin aromatik yang kaya elektrondengan suatu elektrofil. Dengan demikian dalam diskoneksi suatu ikatan pada cincinaromatik selain dapat ditentukan ikatan mana yang terpotong, juga dapat ditentukan dengancara apa, yaitu secara elektronik untuk memotongnya. Dengan demikian hasil pemotonganakan ditulis (a) dan bukan (b), disebabkan cincin aromatik berkelakuan sebagai nukleofil, danasam asil klorida sebagai elektrofil.OaO OMe(i)(ii)OOMeb OMe(iii)(iv)Fragmen (i), (ii), (iii), dan (iv) merupakan sinton, yaitu merupakan fragmen ideal yangdapat atau tidak dapat terlibat dalam reaksi, dan dapat membantu kita untuk menentukanreagen-reagen mana yang dapat digunakan. Fragmen (i) merupakan zat antara intermedietdalam sintesis, sedangkan fragmen (ii) bukan merupakan zat antara. Dalam analisis lengkap,sinton haru digantikan oleh reagen untuk kegunaan praktis. Untuk sinton anionik, reagensering merupakan hidrokarbon yang bersangkutan, untuk sinton kationik reagen seringmerupakan halida yang bersangkutan.

OOClOHOMeOMeOMereagensintonReaksi alkilasi Friedel-Crafts juga merupakan reaksi yang berhasil guna, terutama denganhalida tersier. Sebagai contoh diskoneksi terhadap senyawa BHT (3) (butylatedhydroxytoluene hidroksitoluena terbutilasi, suatu antioksidan yang digunakan dalammakanan), akan dihasilkan kation tersier butil.Analisis:OHOHHHC-C FriedelCraftskationtersierbutilBHT(3)Sebagai reagen untuk kation t-butil dapat digunakan t-butil klorida dan AlCl3, isobutenadan asam protik, atau t-butil alkohol dan asam protik.Sintesis:OH H BHTPada reaksi asilasi Friedel-Crafts seringkali terjadi reaksi polialkilasi. Di samping itukarena melibatkan karbokation sebagai zat antara intermediet, seringkali terjadi reaksipenataan ulang (rearrangement reaction). Sehingga reaksi alkilasi Friedel-Craft terhadapbenzena menggunakan senyawa 1-kloro-2-metil propana dan AlCl3 memberikan hasilcampuran senyawa (4) dan (5).

Cl AlCl3(5)(4)Apabila ingin membuat senyawa (6) dapat ditempuh dengan menggunakan reaksi asilasiFriedel-Crafts, kemudian mereduksi gugus karbonil.OCOClZn, HgHCl pekatAlCl3(6)Apabila diinginkan menambah tepat satu atom karbon, seperti dalam sintesis aldehidaaromatik, dalam hal ini tidak dapat dilakukan dengan menambah reagen HCOCl karenamemang tidak terdapat reagen HCOCl. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalahdengan klorometilasi menggunakan CH2O HCl ZnCl2 memberikan gugus CH2Cl yangdengan mudah dapat dioksidasi menjadi CHO (IGF). Metode lain menambah satu atomkarbon dengan satu gugus fungsional diberikan pada tabel 1.Tabel 1. Elektrofil satu atom karbon untuk sintesis senyawa aromatikXHRXCH2ClCHOX RReagenCH2O HCl ZnCl2CHCl2 HOMe2N CH-OPOCl2(Me2NCHO POCl3)CO HCl AlCl3Zn(CN)2 HClReaksiKlorometilasiReimer-TiemennFormilasi Vilsmeir HaackSenyawa piperonal (7) yang merupakan senyawa parfum dapat dibuat dengan metodemenambahkan satu atom karbon ke cincin aromatik.Analisis:

lCH2OOoksidasipiperonalZnCl2HClheksaminOOOReaksi substitusi elektrofilik aromatik yang lain, misalnya reaksi nitrasi memasukkangugus NO2, reaksi halogenasi memasukkan Cl atau Br secara langsung ke cincin aromatik.Reagen untuk reaksi substitusi elektrofilik aromatik diberikan pada tabel 2.Tabel 2. Reagen untuk reaksi substitusi elektrofilik aromatikXHRSintonR RCO NO2 Cl Br SO2OH SO2ClArN2 X ReagenRBr AlCl3ROH H Alkena H RCOCl AlCl3HNO3 H2SO4Cl2 FeCl3Br2 FeH2SO4ClSO2OHArN2 RReaksiAlkilasi Friedel-CraftsAlkilasi orosulfonasiKoplingdiazoReaksi samping senyawa aromatik yang lain dapat ditambahkan dengan baik oleh IGF.IGF rantai samping senyawa aromatik dapat dilakukan dengan reaksi oksidasi, reduksi, dansubstitusi. Beberapa contoh perubahan rantai samping senyawa aromatik oleh IGF disajikanpada tabel 3.

Tabel 3. Perubahan rantai samping senyawa aromatik dengan lH2, Pd, CSn, HCl pekatNaBH4Misalnya Zn/Hg, HCl HCl2, PCl5SbF5HO- , CNC.XSubstitusi nukleofilik terhadap senyawa aromatikApabila dikehendaki penambahan atom oksigen pada cincin aromatik diperlukanpendekatan alternatif lain, yaitu dengan menambahkan sinton RO- pada senyawaaromatik dengan suatu gugus pergi (a leaving group). Reaksi ini dikenal dengan namareaksi substitusi nukleofilik terhadap senyawa aromatik. Reaksi akan berjalan denganbaik apabila gugus pergi adalah N2 (garam diazonium). Urutan sintesis adalah nitrasi,diazotasi, dan substitusi.

NO2HNO3RH2SO4RPd, CN2NaNO3HCl, 5oCH2NH2ROHH2ORRSintesis senyawa fenol (8) dapat dianalisis dengan cara ini, OH diubah menjadiNO2. Brom dapat ditambahkan pada tingkat amino atau tingkat fenol, tetapi tingkatamino memberikan kontrol yang lebih baik.Analisis:NH2OHsubstvia N2MeMeBrC-Brbrominasi Br(8)NH2NO2IGFC-NnitrasiMeMeMetoluenDalam praktek di laboratorium, gugus amino dilindungi sebagai amida untukmencegah brom juga terikat pada posisi orto yang lain.Sintesis:NO2HNO3H2SO4MeMeMeNHAcHOAcNH2SnHCl pekatNH21. Br2, HOAc2. NaOHMeMeBr1. NaNO3HClsenyawa (8)2. H2OBeberapa nukleofil seperti CN-, Cl-, Br-, paling baik ditambahkan sebagai derivatCu(I). Daftar nukleofil lain yang dapat digunakan dalam reaksi pemindahan(displacement) nukleofilik dari garam diazonium disajikan pada tabel 4.

Tabel 4. Senyawa aromatik yang dibuat dengan pemindahan nukleofilik dari garamdiazonium HNO2ArN2 ZArZReagenH2OROHCu(I)CNCu(I)ClCu(I)BrKIArHH3PO2 atau EtOH/H ArNH2ZHOROCNClBrIArHSalah satu contoh sintesis senyawa aromatik dengan cara pemindahan nukleofilikdari garam diazonium adalah sintesis senyawa sianida aromatik (9).Analisis:MeMeMeIGFsubstvia N2 d, CNO2NH21. NaNO3HClsenyawa (9)2. Cu(I)CND. Substitusi nukleofilik dari halidaReaksi pemindahan langsung gugus halida dari cincin aromatik dengan suatu nukleofilhanya dimungkinkan apabila terdapat gugus nitro pada posisi orto dan para terhadap halida,atau gugus penarik elektron sejenis. Senyawa ini mudah dibuat dengan reaksi nitrasi.ClClNuNO2NO2Nu-HNO3H2SO4NO2NO2

Herbisida buatan Liley Company, seperti trifluralin B (10) merupakan contoh yang baikbagi pendekatan ini. Gugus amino dapat ditambahkan dengan cara ini, dan dua gugus nitrodimasukkan dengan reaksi nitrasi secara CF3CF3CF3(10)R n-propilSintesis:ClClNO2NO2basaHNO3H2SO4CF3senyawa (10)n-Pr2NHCF3E. Campuran produk orto dan paraReaksi nitrasi terhadap toluena akan menghasilkan produk orto nitro toluena dan paranitro toluena. Dalam praktek, suatu campuran akan terbentuk dan harus dipisahkan agarmemberikan isomer yang diinginkan. Seringkali dalam suatu reaksi dihindari terjadinyaproduk campuran, tetapi reaksi substitusi aromatik sangat mudah dikerjakan sehingga produkcampuran tidak dapat dihindari, dan langkah pemisahan dapat diterima, terutama biladilakukan pada urutan pertama. Reaksi kemudian dikerjakan pada skala besar untukmendapatkan isomer yang dikehendaki.Senyawa sakarina (11) dapat dibuat dengan cara pemisahan produk orto dan para.Diskoneksi imida akan menghasilkan senyawa diasid (12) yang dapat dibuat dengan IGF darisenyawa asam toluena-orto-sulfonat (13).

3)(12)MeC-SsulfonasiDalam praktek, lebih cepat untuk membuat senyawa sulfonil klorida (14) secara langsungdan memisahkan dari produk para (15).MeMeMe ClSO2OH TsClSO2Cl ClO2S(14)MeKMnO4SO2NH2CO2HSO2NH2Sakarina dibuat dalam skala besar, sehingga terdapat banyak toluena-p-sulfonil klorida(15) sebagai hasil samping dan murah. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa gugustosil merupakan gugus tinggal yang populer bagi ahli kimia organik.F. Term teknik pendekatan diskoneksi1. Molekul Target (MT): molekul yang disintesis2. Analisis atau analisis retrosintetik: proses pemotongan MT menjadi bahan awal (materialstart) yang tersedia, dilakukan dengan interkonversi gugus fungsional (IGF) dandiskoneksi.3. Interkonversi Gugus Fungsional (IGF): proses pengubahan suatu gugus fungsional satumenjadi gugus fungsional yang lain dengan reaksi substitusi, adisi, eliminasi, oksidasi,dan reduksi serta operasi balik yang digunakan dalam langkah analisis.4. Diskoneksi: operasi balik suatu reaksi. Proses pemotongan yang dibayangkan dari suatuikatan untuk memutus molekul menjadi material start yang mungkin.5.: simbol untuk diskoneksi atau IGF.

6. Sinton: fragmen ideal, biasanya suatu kation atau anion hasil dari diskoneksi.sintontersebut mungkin atau tidak mungkin merupakan zat antara dalam reaksi bersangkutan7. Reagen: senyawa yang digunakan dalam praktek untuk suatu sinton. Misalnya MeImerupakan reagen untuk sinton Me .Diskoneksi satu Gugus C-XDiskoneksi satu gugus C-X telah dimulai dengan senyawa aromatic, karena memang padasenyawa aromatic posisi diskoneksi dengan mudah dapat diputuskan. Kemudian dilanjutkan dengansenyawa eter, amida, dan silfida. Pada senyawa-senyawa tersebut sekali lagi posisi diskoneksi mudahditentukan, diskoneksi dilakukan pada ikatan yang menghubungkan antara karbon dengan heteroatom(X) diskoneksi ini diberi nama diskoneksi satu gugus karena hanya diperlukan pengenalan satu gugusfungsional sebelum dilakukan diskoneksi. Label C-X atau C-N, dan sebagainya dapat digunakan.Dalam diskoneksi akan menghasilkan sinton karbon kationik (R ). Reagen untuk sinton inibiasanya mempunyai gugus pergi yang baik (good leaving group) yang terikat pada R. dalam reaksibersangkutan hamper semua bersifat ionic, dan melibatkan heteroatom nukleofilik seperti alcohol(ROH), amina (RNH2) atau tiol (RSH). Reaksi yang terjadi adalah reaksi substitusi, reagen yang terlibatdapat suatu alkil halide, aril klorida, atau senyawa sejenis. Reagen yang paling baik adalah reagen yangpaling mudah mengalami reaksi substitusi.Hasil pemotongan menghasilkan sinton R , reagen untuk sinton ini adalah RY, dimana Y daparBr, Ots (para toluene sulfonil), atau gugus pergi yang baik lainnya.Senyawa Turunan Karbonil RCO-XSenyawa-senyawa turunan asam mudah untuk didiskoneksi, pertama kali didiskoneksi dilakukanpada ikatan antara gugus karbonil dan heteroatom.

Senyawa ester (1) merupakan senyawa pengusir serangga, atau sebagai pelarut dalam parfumdapat didiskoneksi dengan cara ini, yaitu pertamakali diskoneksi dilakukan pada ikatan antara guguskarbonil dan heteroatom.Analisis :Sintesis ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, untuk pembentukan ester dapat dilakukandengan mereaksikan alcohol dengan asam karboksilat, alcohol dengan anhidrida asam karboksilat, ataualcohol dengan asil halide. Untuk sintesi senyawa ester (1) diatas paling mudah adalah dengan rute asilklorida (Y Cl), menggunakan piridin sebagai katalis dan pelarut.Sintesis :Senyawa asil klorida sering digunakan dalam sintesis senyawa ester, karena senyawa inimerupakan turunan asam yang paling reaktif. Asil klorida dapat dibuat dari asamnya sendiri dengan PCl5atau SOCl2. Reaktivitas turunan asam dari yang paling reaktif adalah klorida asam anhidrida asam, ester,dan paling tidak reaktif adalah amida.Senyawa propanil (2) digunakan sebagi pembunuh rumput-rumputan/semak, merupakansenyawa amida, apabila didiskoneksi akan menghasilkan suatu amina dan klorida asam.Analisis :

Pada langkah reaksi orientasi untuk nitrasi benar, hambatan sterik akan mencegah pembentukasenyawa 1,2,3-trisubstitusi dalam jumlah yang banyak.Sintesis :Senyawa (3) merupakan contoh yang lebih sukar,

bila dihasilkan reaksi kimia yang sesuai dan lazim (reliable reaction) untuk senyawa aromatik. Terdapat 4 macam reaksi substitusi elektrofilik terhadap senyawa aromatik. 1. Reaksi halogenasi 3X 2 FeX panas X HX Sebagai elektrofil adalah X , dihasilkan dari reaksi antara X 2 FeX 3

Related Documents:

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA Kimia organik adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari senyawa organik. Pada awalnya (yaitu pada sekitar tahun 1700-an) senyawa organik didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang berasal dari organisme hidup, sehingga mempunyai “daya hidup” atau “vital force”.

2, dan Kimia Organik II. Dengan diterbitkannya buku ini diharapkan dapat membantu mahasiswa farmasi dalam mempelajari kimia organik. Sebab, keberhasilan bukan hanya ditentukan bagaimana cara mengajar gurunya tetapi juga ketekunan sang murid. Oleh karena itu, diharapkan buku

Konsep-konsep Dasar Kimia Organik Dr. Ratnaningsih Eko Sardjono, M.Si. Gambar 1.1. Kimia organik adalah ilmu yang mempelajari senyawa organik. Lebih dari 80% senyawa yang telah ditemukan di dunia ini adalah senyawa organik, mencakup senyawa-senyawa material biologis (tanaman, hewan), produk pabrikan (cat, obat, kosmetik, makanan, pewarna), material

penuntun praktikum kimia organik d3 analis kimia disusun oleh : jamaludin al anshori, s.si. laboratorium kimia organik program d3 jurusan kimia fakultas matematika dan i

Buku pegangan ini disusun untuk membantu admin dalam melakukan persiapan dan mendukung kelancaran Guru Pembelajar (GP). Diharapkan dengan adanya buku pegangan ini, calon admin mampu melakukan persiapan dan mendukung pelaksanaan kegiatan GURU PEMBELAJAR. Pada bagian awal buku pegangan ini terdapat deskripsi singkat yang meliputi latar

1. Mahasiswa mampu menggunakan prinsip-prinsip dasar ilmu kimia sebagai dasar dalam mempelajari ilmu yang berkaitan dengan kimia. 2. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan-perhitungan dasar kimia. Pokok Bahasan 1. Konsep Dasar Kimia 2. Model dan Struktur Atom 3. Konfigurasi Elektron dan Ikatan Kimia 4. Wujud Zat dan Perubahan Fase 5.

Praktikum Kimia Organik Laboratorium Kimia Organik Program Studi Kimia FMIPA - ITB ByDW2010 v Teori/prinsip percobaan, Cukup dimuat dengan singkat tapi meliputi garis besar percobaan, misalnya persamaan dan mekanisme reaksi, hal-hal yang khusus mengenai percobaan tersebut

Buku Pegangan (Buku Babon) (Buku Pegangan Siswa, Buku Pegangan Guru) Rumusan Kompetensi Guru dan Penyiapan Guru 18 Psikologi Pedagogi Sosio -eko kultural. Elemen Perubahan 5 19. 20 Elemen Perubahan Standar Kompetensi Lulusan Standar Proses Standar Isi Standar Penilaian Elemen Perubahan . Elemen Perubahan Elemen Deskripsi