EKOLOGI, MANFAAT & REHABILITASI

2y ago
158 Views
8 Downloads
4.31 MB
192 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Maleah Dent
Transcription

EKOLOGI, MANFAAT & REHABILITASIHUTAN PANTAI INDONESIAFaisal Danu TuheteruMahfudzBALAI PENELITIAN KEHUTANAN MANADOManado, 2012

Pengarah:Dr. Ir. Bambang Trihartono, M.F.(Kepala Pusat Penelitian dan pengembangan Produktivitas Hutan)Dr. Ir. Mahfudz, M.P.(Kepala Balai penelitian Kehutanan Manado)Penyunting:Dr. Ir. Martina A. Langi, M.ScTuheteru, FD dan Mahfudz. 2012. Ekologi, Manfaat & Rehabilitasi,Hutan Pantai Indonesia. Balai Penelitian Kehutanan Manado. Manado,Indonesia. 178 hal.ISBN 978-602-96800-2-7Diterbitkan oleh:Balai Penelitian Kehutanan ManadoJl. Raya Adipura, Kel. Kima Atas Kec. MapangetManado, IndonesiaTelp: 0431 3666683Email: bpk mdo@yahoo.comWeb: www.bpk-manado.litbang.dephut.go.idCetakan Pertama, 2012Foto Sampul:M. Farid FahmiEva Betty SinagaTata letak dan desain sampul:Lulus Turbianti

KATA PENGANTARIndonesia telah dikarunia 15 formasi hutan alam yang terbentang dariujung barat di Sabang sampai ujung timur di Merauke yang merupakan habitatutama berbagai jenis flora dan fauna. Salah satu dari 15 formasi hutan tersebutadalah hutan pantai. Hutan pantai merupakan bagian dari ekosistem pesisir danlaut yang menyediakan sumberdaya alam yang produktif baik sebagai sumberpangan, penghasil obat-obatan yang bernilai ekonomi tinggi, tambang mineraldan energi, maupun kawasan rekreasi atau pariwisata pantai serta penemuanproduk biochemical. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kebutuhanekonomi masyarakat yang tinggi maka desakan terhadap hutan pantai sangatmengkhawatirkan. Data menunjukan bahwa luas vegetasi pantai dari tahun ketahun cenderung menurun, jika pada tahun 1996 luas vegetasi pantai mencapai180.000 ha sampai tahun 2004 hanya tersisa 78.000 haMengingat begitu besar desakan terhadap hutan pantai dan kurangnyaliteratur yang berhubungan dengan hutan pantai di Indonesia maka penulisberkeinginan untuk menulis buku ” Ekologi, Manfaat dan Rehabilitasi HutanPantai Indonesia” . Kehadiran buku ini diharapkan dapat menjadi salah satumedia atau sarana yang dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan sertamenambah koleksi materi pendidikan konservasi di Indonesia. Isi buku diawalidengan informasi hutan Indonesia dan segala permasalahannya kemudiandilanjutkan dengan materi ekologi hutan pantai, fungsi dan manfaat hutanpantai, bentuk-bentuk kerusakan dan dampak yang ditimbulkan serta rehabilitasidan konservasi hutan pantai.Buku ini dapat dijadikan pegangan bagimahasiswa program sarjana dan pascasarjana yang mendalami bidang hutanansertakonservasisumberdaya alam hayati dan hutan.Atas terselasainya buku ini, kami sampaikan terima kasih kepada Prof.Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS [Staf Pengajar Fakultas Kehutanan IPB], Prof. Dr.Andi Bahrun, M.Agric.Sc [Staf Pengajar Fakultas Pertanian Unhalu], Ir. Hj. HusnaFaad, MP [Staf Pengajar Jurusan Kehutanan Unhalu], Ir. Rr. Anna S Kartika, MM[staf Pusat Informasi Konservasi Alam], Ir. Iwan Tri Cahyo Wibisono [WetlandsIndonesia Programe] serta Eva Prihatiningtyas, S. Hut., M.Si (Dosen Fak.i

Kehutanan Univ. Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan)atas segalamasukan yang sangat berarti dan berharga dalam persiapan awal publikasi,serta kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.Manado,PenulisiiMei 2012

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR.iDAFTAR ISI .iiiDAFTAR TABEL .vDAFTAR GAMBAR .vii1.PENDAHULUAN .12.HUTAN DAN PERMASALAHANNYA .52.1. Pengertian Hutan .52.2. Formasi Hutan Indonesia .62.3. Fungsi dan Manfaat Hutan .132.4. Kerusakan Hutan .20EKOLOGI HUTAN PANTAI .233.1. Jenis Pantai di Indonesia .233.2. Ekologi Hutan pantai Indonesia .283.3. Faktor Habitat Hutan Pantai .51FUNGSI DAN MANFAAT HUTAN PANTAI.614.1. Fungsi Fisik Hutan pantai .614.2. Fungsi Ekologi Hutan Pantai .724.3. Fungsi Sosial dan Ekonomi Hutan Pantai .77KERUSAKAN HUTAN PANTAI DAN DAMPAKNYA .855.1. Faktor Penyebab Kerusakan Hutan Pantai .855.2. Dampak Kerusakan .89REHABILITASI DAN KONSERVASI HUTAN PANTAI .936.1. Rehabilitasi Hutan Pantai.936.2. Budidaya Jenis Tumbuhan Hutan Pantai .966.3. Kepentingan Konservasi .112HUBUNGAN CEMARA LAUT DENGAN FRANKIA .1237.1. Cemara Laut .1237.2. Frankia .1277.3. Hubungan Frankia dan C. Equisetifolia Miq .1367.4. Hubungan Fungi mikoriza dan C. Equisetifolia Miq. .1393.4.5.6.7.iii

8.BUDIDAYA PERTANIAN DI LAHAN PASIR .1478.1. Pendahuluan .1478.2. Budidaya Jenis Tanaman Semusim .1488.3. Analisa Usaha Budidaya Tanaman Semusim .1519.PENUTUP .15510.DAFTAR PUSTAKA.15711.GLOSARIUM .167iv

DAFTAR TABELTabel 1. Jenis dan golongan HHBK.16Tabel 2. Dampak bentuk kerusakan terhadap fungsi hutan .21Tabel 3. Perbedaan pantai berpasir kasar dan halus .25Tabel 4. Jenis burung yang mengunjungitanaman Erythrina orientalis saat berbunga .30Tabel 5. Jenis Tumbuhan berkayu yang umumnya ditemukandi hutan pantai Asia Tenggara .40Tabel 6. Bentuk toleransi tanaman terhadap salinitas .52Tabel 7. Rata-rata nilai salinitas tanah di hutan pantaicagar alam Leuweung Sancang, Jawa Barat .54Tabel 8. Adaptasi tanaman di gumuk pasir pantaiterhadap tekanan faktor lingkungan .55Tabel 9. Analisis sifat kimia tanah di hutan pantaicagar alam Leuweung Sancang, Jawa Barat .57Tabel 10. Jenis-jenis burung pantai di Indonesia .73Tabel 11. Jumlah jejak dan sarang 4 (empat) jenis penyudi pantai Jamursba Medi, Papua.76Tabel 12. Sebaran pantai di Indonesia sebagai kawasan pariwisata .78Tabel 13. Manfaat vegetasi hutan tanaman untuk obat-obatan .82Tabel 14. Potensi dan penyebaran sumber daya mineraldi laut Indonesia.84Tabel 15. Kejadian abrasi pantai di beberapa daerahdi Indonesia .90Tabel 16. Kriteria persemaian untuk budidaya tanaman pantai .98Tabel 17. Kriteria lokasi penanaman yang sesuaiuntuk tanaman pantai .99Tabel 18. Taman Nasinal di Indonesiayang memiliki ekosistem hutan pantai .Tabel 19. Kawasan Pelestarian alan dan Kawasan suaka Alamberupa dataran yang memiliki perairan lautv114

(kawasan konservasi pesisir dan laut) .116Tabel 20. Penggunaan pohon Casuarina untuk berbagai tujuan.126Tabel 21. Karakteristik sumber inokulum frankia .135Tabel 22. Pengaruh inokulasi frankia ORS 021001pada C. Equisetifolia umur 11 bulan .136Tabel 23. Perbandingan performa 2 klon C. Equisetifoliayang diinokulasi dan tidak diinokulasi frankia .137Tabel 24. Pengaruh inokulasi fankia strain ORS 021001terhadap biomassa dan serapan N C. Equisetifoliaumur 1, 2 dan 3 tahun penanaman .137Tabel 25. Daftar jenis FMA dan EcM yang berasosiasidengan C. Equisetifolia.141Tabel 26. Pertumbuhan dan biomassa tanaman C. Equisetifoliayang diinokulasi dengan FMA dan frankia .144Tabel 27. Serapan hara tanaman C. Equisetifoliayang diinokulasi dengan FMA dan frankia .145Tabel 28. Analisa pendapatan usaha tani lahan pantai berpasir .151Tabel 29. Analisa finansial usaha tani lahan pantai berpasir .152vi

DAFTAR GAMBARGambar 1.Pantai, mangrove dan terumbu karang diAsia Tenggara .Gambar 2.2Pembukaan Konferensi dan Pameran NasionalPenyelamatan Hutan pantai dan PeningkatanKesejahteraan Masyarakat Pesisir olehPresiden RI, Bapak Dr. Susilo Bambang Yudhoyono(detik.com) .Gambar 3.4Contoh zonasi pada hutan mangrove di SegaraAnakan, Cilacap Jawa Tengah (Noor et al.2006) .7Gambar 4.Hutan pantai di TWA Pulau Pombo, Maluku Tengah .8Gambar 5.Penampang melintang keberadaan faunapada gumuk pasir di wilayah tropik .Gambar 6.Jenis Myrmecodia sp. (Rubiaceae) yang berasosiasidengan vegetasi pantai .Gambar 7.2629Buah dan biji dari beberapa jenis pohonhutan pantai yang penyebarannyadi bantu arus air laut .Gambar 8.Kecenderunganumum tanamandi gumuk pasir pantai berdasarkan latitude.Gambar 9.3132Profil tumbuhan hutan pioneerCasuarina equisetifolia-Hibiscus tiliaceusdi pantai Minarjerwi, Papua Bagian Selatan.34Gambar 10. Profil tumbuhan pantai yang didominasiCocos nucifera - Casuarina equisetifoliaTerminalia catappa - Hibiscus tiliaceusdi pasir hitam pantai Minarjerwi, Papua Bagian Selatan .34Gambar 11. Kenampakan Ipomea pes-caprae (L.) Sweet .35Gambar 12. Kenampakan jenis Spinifex littoreus Merrildi gumuk pasir di Kabupaten Kebumen .37Gambar 13. Kenampakan pohon Barringtonia asiatica .43vii

Gambar 14. Kenampakan pohon nyamplung(Callophyllum inophyllum) .43Gambar 15. Kenampakan pohon ketapang (Terminalia catappa)seperti pagoda .44Gambar 16. Kenampakan pandan (Pandanus tectorius) .44Gambar 17. Daun, bunga dan buah waru (Hibiscus tiliaceus) .45Gambar 18. Pohon cemara laut (Casuarina equisetifolia) .45Gambar 19. Kenampakan bunga dan buah bintaro(Cerbera manghas L.) .46Gambar 20. Kenampakan daun dan buah binoang laut(Hernandia peltata) .47Gambar 21. Kenampakan batang berbanir, buahdan biji merbau .48Gambar 22. Kenampakan Pongamia pinnata Merril .49Gambar 23. Kenampakan daun dan bunga Scaevola taccada .55Gambar 24. Penampang melintang keberadaan tanamanpada gumuk pasir di wilayah tropik .53Gambar 25. Variasi bentuk daun pada beberapa pohondi hutan pantai yang memiliki kutikuladan lapisan lilin yang berperandalam adaptasi terhadap garam .57Gambar 26. Penampang melintang faktor abiotikpada gumuk pasir di wilayah tropik .59Gambar 27. Gambar ikonos yang memperlihatkan peranhutan pantai dalam mereduksi tsunamidi pangandaran Jawa Barat,tampak sebelum dan sesudah tsunami tahun 2006 .65Gambar 28. Performa tanaman cemara udangsebagai tanggul angin di Pantai Samas,Bantul Yogyakarta, tahun tanam 2004 .67Gambar 29. Turbulensi angin yang dibuat oleh shelterbelt .69Gambar 30. Reduksi kecepatan angin oleh tanggul (tebal 1 H)dengan tingkat porositas .Gambar 31. Sketsa sembilan jalur sherterbelt dari tiga jenisviii70

dengan tinggi dan kerapatan yang berbeda .71Gambar 32. Tiga jenis pigeon yang sudah terancam punahdan hanya ditemukan di hutan pantai .75Gambar 33. Penampang Model 1 rehabilitasi pantai.95Gambar 34. Penampang Model 2 rehabilitasi pantai.95Gambar 35. Koreksi terhadap strategi penanamandari depanpantai ke belakang .96Gambar 36. Performa anakan beberapa jenis vegetasi pantai .111Gambar 37. Sebaran alami Casuarina sp. di dunia .123Gambar 38. Casuarina dan pemanfaatannya di China .126Gambar 39. Kultur strain frankia yang diisolasidari C. Cunninghamiana .129Gambar 40. Alur transfer C dan N dalam bintil akar .130Gambar 41. Proses terbentuknya bintil akar yang terjadi .132Gambar 42. Hubungan frankia dan tanaman inang.Proses infeksi frankia ke dalam akar tanamandan kemudian terbentuk bintil akar dan bantuan Pmaka frankia dapat memfiksasi nitrogen bebas.N hasil asimilasi dapat digunakanuntuk pertumbuhan dan produksi biomassa .138Gambar 43. Budidaya tanaman pertaniandi Pantai Samas , Bantul Yogyakarta .ix150

x

1. PENDAHULUANIndonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan jenis flora danfauna dengan tipe hutan yang bervariasi di dunia, sehingga Indonesia telahBrazildanZaire.Keanekaragaman yang tinggi ini didukung oleh wilayah yang luas denganbanyak kepulauan dan berada di daerah tropis yang memiliki pedoagroklimatyang sesuai. Indonesia memiliki sekitar 17.508 pulau dengan panjang pantaisekitar 81.000 km (Gambar 1), masing-masing mempunyai ciri khas tersendiridan memiliki potensi sumberdaya yang produktif. Diperkirakan Indonesia jugamemiliki 90 tipe ekosistem, baik di daratan maupun perairan dan terdapat 15formasi hutan alam yang tersebar dari ujung barat di Sabang sampai ujungTimur di Merauke yang merupakan habitat utama banyak spesies tumbuhan danhewan.Salah satu formasi hutan tersebut adalah hutan pantai. Hutan pantai yangdimaksud disini tidak termasuk hutan mangrove. Di Indonesia, formasi hutan inimempunyai keunikan tersendiri. Hutan pantai juga merupakan bagian dariekosistem pesisir dan laut yang menyediakan sumberdaya alam yang produktifbaik sebagai sumber pangan, tambang mineral maupun energi, mediakomunikasi dan edukasi maupun kawasan rekreasi atau pariwisata sertapenemuan produk biochemical.Namun, seiring dengan laju pertambahan penduduk dan dinamikapembangunan regional yang tidak taat asas kelestarian lingkungan hidup, tipehutan tersebut akhir-akhir ini mulai mengalami kerusakan yang berarti. Datamenunjukkan bahwa luas vegetasi pantai dari tahun ke tahun cenderungmenurun, jika pada tahun 1996 luas vegetasi pantai mencapai 180.000 hasampai tahun 2004 hanya tersisa 78.000 bagaipermasalahan terutama berkaitan dengan abrasi pantai, intrusi air laut,Ekologi, Manfaat & Rehabilitasi Hutan Pantai Indonesia1

perubahan iklim mikro, dan turunnya nilaiproduktivitas hayati di ekosistempantai. Pada tahun 1997 tercatat lebih dari 60 lokasi pantai dan muara di 17propinsi telah terjadi bencana abrasi pantai diantaranya di seluruh pantai utaraJawa, pantai timur Sumatera, danpantai Sulawesi Selatan. Selain itu jugakekhawatiran berbagai pihak akan tenggelamnya 2.000 pulau di Indonesia padatahun 2030 akibat naiknya permukaan air laut seiring dengan perubahan iklimglobal dan rusaknya ekosistem pesisir bukanlah hal yang tidak mungkin jikakeadaan ini terus berlanjut.Gambar 1. Pantai, mangrove dan terumbu karang di Asia Tenggara (Sumber :Morgan and Valencia 1983; WCMC 1997; BAKOSURTANAL 1998dalam Wong 2005).Keasadaran masyarakat akan pentingnya hutan pantai di Indonesia mulaimuncul pasca tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004. Di beberapa daerah diIndonesia, gerakan penyelamatan hutan pantai dalam bentuk penanaman telah2Ekologi, Manfaat & Rehabilitasi Hutan Pantai Indonesia

dan sedang dilakukan. Gerakan-gerakan tersebut muncul atas inisiatif individu,kelompok, lembaga-lembaga non pemerintah, maupun yang dikelola pemerintahdaerah setempat. Untuk terus menggugah masyarakat Indonesia, baru-baru iniGerakan Perempuan Tanam dan Pelihara (GPTP) 2010 telah mengadakanKonferensi dan Pameran Nasional dengan tema ”Penyelamatan Hutan Pantai danPeningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir” bertempat di Gedung ManggalaWanabakti (Gedung Kementerian Kehutanan RI) Jakarta pada Tanggal23-25November 2010 (Gambar 2). Kegiatan tersebut dibuka resmi oleh PresidenRepublik Indonesia, Bapak Dr. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY dalamsambutannya menyatakan bahwa penyelamatan hutan pantai bisa membantumasyarakat Indonesia di kawasan pesisir keluar dari lilitan kemiskinan dansaatnya melakukan rehabilitasi terhadap hutan pantai dan mangrove yang rusakserta perlu perlindungan terhadap garis pantai Indonesia .Menyadari parahnya kerusakan lingkungan hidup dan hutan yang memilikiarti penting bagi keberlangsungan hidup seluruh mahluk hidup, baik untukgenerasi sekarang maupun yang akan datang maka perlu ada gerakan moraldari semua komponen bangsa untuk terus membangun kesadaran kolektif anakbangsa demi menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Salah satu gerakanyang telah dan sedang dilakukan di Indonesia adalah gerakan pendidikankonservasi.Ekologi, Manfaat & Rehabilitasi Hutan Pantai Indonesia3

Gambar 2. Pembukaan konferensi dan pameran nasional penyelamatan hutanpantai dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir olehPresiden RI, Bapak Dr. Susilo Bambang Yudhoyono (detik.com).Pendidikan konservasi bertujuan untuk menanamkan pengetahuan dankesadaran akan pentingnya lingkungan hidup dan hutan, mengembangkanketerampilan dan menumbuhkan kepedulian dan sikap hidup ramah lingkungan.Pendidikan ini diarahkan kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama bagi parasiswa atau generasi muda umumnya yang sedang menuntut ilmu pengetahuan,serta mereka yang berperan, baik secara langsung maupun tidak langsungdalam penentuan kebijakan dan atau usaha pembangunan kawasan hutan dankonservasi serta para pelaku ekonomi dan sebagainya. Output akhir giluntukturutmengabdikan diri dalam upaya mengurangi kemerosotan sumber daya hutandan kerusakan lingkungan hidup.4Ekologi, Manfaat & Rehabilitasi Hutan Pantai Indonesia

2. HUTAN DAN PERMASALAHANNYA2.1. Pengertian HutanDalam berbagai literatur terdapat beberapa pengertian/defenisi hutan,namun pada dasarnya semua mempunyai maksud yang sama. Pengertian hutandapat ditinjau dari faktor-faktor : wujud biofisik lahan dan tumbuhan, fungsi

2 Ekologi, Manfaat & Rehabilitasi Hutan Pantai Indonesia perubahan iklim mikro, dan turunnya nilai produktivitas hayati di ekosistem pantai. Pada tahun 1997 tercatat lebih dari 60 lokasi pantai dan muara di 17 propinsi telah terjadi bencana abrasi pantai diantaranya di seluruh panta i u

Related Documents:

1. Kajian ekologi berdasarkan pendekatan habitat yang dapat dibagi lagi menjadi beberapa kajian, seperti ekologi laut, ekologi air tawar, ekologi estuaria, ekologi darat, ekologi padang rumput, ekologi daerah aliran sungai, dan lain-lain. 2. Kajian ekologi

PEKERJAAN SOSIAL Dosen Pengampu: Haryanto. I. KONSEP DASAR REHABILITASI A. Tujuan Kuliah 1. Memahami pengerian dan hakekat rehabilitasi, 2. Memahami dan mengerti sasaran, tujuan dan ruang lingkup rehabilitasi, 3. Memahami, jenis-jenis, program dan tenaga-tenaga dari

alasan ekologi dan ekonomi hutan yang baru dapat terdiri atas jenis yang tidak asli. Restorasi ekologi adalah pemulihan kembali struktur, produktivitas, dan keanekaragaman jenis asli dari hutan yang ada. Pada saatnya proses dan fungsi ekologi akan ke

Arsitektur Ekologi Ekologi Ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya Arsitektur Ekologi: Pembangunan berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan potensi alam semaksimal

Progam rehabilitasi medik aktif sesudah serangan stroke : -Stroke penyumbatan : 3-5 hari -Stroke perdarahan : 2 -3 minggu Dilakukan secara komprehensif melibatkan -Terapi fisik, okupasi, wicara, dan ortotik/ penyangga -Peran aktif dari pasien, keluarga dan masyarakat PROGRAM REHABILITASI

rehabilitasi sosial mencakup banyak aspek manusiawi yang mana seperti tujuan awalnya, mengembalikan lagi kehidupannya (orang PMS) agar bisa bermasyarakat seperti adat dan istiadat yang berlaku. Mengapa hal ini disebutkan berkali-kali, karena terdapat berbagai jenis rehabilitasi yang juga memerlukan bentuk kontribusi lingkungan masyarakat.

2014 dengan memfokuskan pada tiga tema besar yakni sosek, silvikultur dan lingkungan. Kata kunci : sistem agroforestry, peran hutan rakyat, meningkat, riset status 2. LATAR BELAKANG Berdasarkan manfaatnya , hutan mempunyai manfaat ekologi, manfaat ekonomi, dan manfaat sosial (kondi

Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau kepada BPJS Ketenagakerjaan. 2. a. Selanjutnya dihitung penghasilan neto setahun, yaitu jumlah penghasilan neto sebulan dikalikan 12. b. Dalam hal seorang pegawai tetap dengan kewajiban pajak subjektifnya sebagai Wajib Pajak dalam negeri sudah ada sejak awal tahun, tetapi mulai bekerja setelah bulan Januari, maka .