BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keanekaragaman Hayati

2y ago
49 Views
4 Downloads
397.40 KB
8 Pages
Last View : 13d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Wade Mabry
Transcription

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman hayati merupakan variabilitas antar mahluk hidup darisemua sumber daya, termasuk di daratan, ekosistem perairan dan kompleksekologis termasuk juga keanekaragaman dalam spesies di antara spesies danekosistemnya. Sepuluh persen dari ekosistem alam berupa suaka alam, suakamarga satwa, taman nasional, hutan lindung, dan sebagian lagi untuk kepentinganbudidaya plasma nutfah yang dialokasikan sebagai kawasan yang dapat memberiperlindungan bagi keanekaragaman hayati (Arief, 2001).Menurut Indriyanto (2006) Keanekaragaman hayati merupakan varibilitasantar mahluk hidup dari semua sumber daya, termasuk di daratan, ekosistemperairan dan kompleks ekologis termasuk juga keanekaragaman dalam spesies diantara spesies dan ekosistemnya. Sepuluh persen (10%) dari ekosistem alamberupa Suaka Alam, Suaka Marga Satwa, Taman Nasional, Hutan Lindung dansebagian lagi untuk kepentingan budidaya plasma nutfah yang dialokasikansebagai kawasan yang dapat memberi perlindungan bagi keanekaragaman hayati.Selain itu menurut Barnes, (1997) Biodiversitas merupakan berbagaimacam jenis jumlah dan pola penyebaran dari suatu organisme atau sumberdayaalam hayati dan ekosistem. Biodiversitas terdiri atas dua komponen, yaitu jumlahtotal jenis perunit area dan kemerataan (kelimpahan, dominasi, dan penyebaranspasial individu jenis yang ada). Indeks yang menggabungkan kedua hal tersebutdalam suatu nilai tunggal disebut indeks biodiversitas. Variabel-variabel yangdisatukan kedalam suatu nilai tunggal menyangkut jumlah jenis, kelimpahanspesies relatif, homogenitas dan ukuran petak contoh. Untuk itu, indeksbiodiversitas tergantung pada indeks kekayaan (Richnree indices), indekskeragaman (Diversity indeces) dan indeks kemerataan (Evenness indisces)(Barnes et al., 1997).Keanekaragaman hayati menurut Undang Undang Nomor 5 Tahun 1994adalah keanekaragaman di antara mahluk hidup dari semua sumber termasuk di5

antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain, serta karagamannya,mencakupkeanekaragaman dalam spesies, antarspesies, dan eanekaragamanmerupakan tinggi rendahnya suatu nilai yang menunjukkan tinggi rendahnyakeanekaragaman dan kemantapan komunitas. Komunitas yang memiliki nilaikeanekaragaman semakin tinggi maka hubungan antar komponen dalamkomunitas akan semakin kompleks. Nilai indeks keanekaragaman di Indonesiadapat dikatakan tinggi jika nilainya lebih dari 3,5.Menurut Wardah (2008) Keanekaragaman hayati, baik secara langsungatau tidak, sangat berperan dalam kehidupan manusia berupa sandang, pangan,papan, obat-obatan, wisata, pengembangan ilmu pengetahuan dll. Peran lain darikeanekaragaman hayati yang tidak kalah pentingnya adalah dapat mengatur prosesekologis sistem penyangga kehidupan termasuk menghasilkan oksigen, mencegahpencemaran udara dan air, mencegah banjir, erosi dan longsor, dan menunjangkeseimbangan hubungan pemangsadanyang dimangsa dalambentukpengendalian hama alami.Menurut Sutoyo (2010) dalam penelitiannya mengenai keanekaragamanhayati Indonesia bahwa Negara Indonesia merupakan satu diantara pusatkeragaman hayati terkaya di dunia, sehingga Indonesia disebut sebagai negaramega-biodiversity yang artinya mempunyai banyak keunikan genetiknya, tinggikeragaman jenis spesies, ekosistem dan endemisnya. Eksploitasi spesies flora danfauna yang berlebihan akan menimbulkan kelangkaan dan kepunahan,penyeragaman varietas tanaman dan ras hewan budidaya menimbulkan erosigenetik. Ancaman keanekaragaman hayati di Indonesia dapat diatasi dengan ilmupengetahuan dan teknologi, yaitu dengan cara identifikasi dan engelolaannya.6pemanfaatan,dansistem

2.2 Tingkat Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman hayati menurut World Wildlife Fund (1989) dalamIndrawan dkk. (2007) adalah jutaan tumbuhan, hewan dan mikroorganisme,termasuk yang mereka miliki, serta ekosistem rumit yang mereka bentuk menjadilingkungan hidup. Sehingga dari pengertian tersebut maka dapat diketahui bahwakeaneragaman hayati bukan saja mengenai tumbuhan tetapi juga mengenailingkungan yaitu seperti tempat tumbuh suatu spesies, berikut tingkatanKeanekaragaman hayati menurut (Indrawan, 2007) :A. Keanekaragaman yangditemukan di bumi, termasuk bakteri dan protista serta spesies darikingdom bersel banyak (tumbuhan, jamur, hewan, yang bersel banyak ataumultiseluler). Spesies dapat diartikan sebagai sekelompok individu yangmenunjukkan beberapa karakteristik penting berbeda dari kelompokkelompok lain baik secara morfologi, fisiologi atau biokimia.B. Keanekaragaman genetikKeanekaragaman genetik merupakan variasi genetik dalam satuspesies baik di antara populasi-populasi yang terpisah secara geografikmaupun di antara individu-individu dalam satu populasi. Individu dalamsatu populasi memiliki perbedaan genetik antara satu dengan lainnya.Variasi genetik timbul karena setiap individu mempunyai bentuk-bentukgen yang khas.C. Keanekaragaman ekosistemKeanekaragaman ekosistem merupakan komunitas biologi yangberbeda serta asosiasinya dengan lingkungan fisik (ekosistem) masingmasing.Selain itu, Menurut Bappenas (2004) terdapat juga tiga pendekatankeanekaragaman hayati, yakni tingkat ekosistem, tingkat taksonomik atau spesies, dan tingkat genetik . Berikut uraiannya Keanekaragaman ekosistem: mencakup keanekaan bentuk dan susunanbentang alam, daratan maupun perairan, di mana makhluk atau organisme7

danmembentuk keterkaitan dengan lingkungan fisiknya. Keanekaragaman spesies: adalah keanekaan spesies organisme yangmenempati suatu ekosistem, di darat maupun di perairan. Dengandemikian masing-masing organisme mempunyai ciri yang berbeda satudengan yang lain. Keanekaragaman genetis: adalah keanekaan individu di dalam suatuspesies. Keanekaan ini disebabkan oleh perbedaan genetis antar individu.Gen adalah pembawa sifat yang dimiliki oleh setiap organisme serta dapatdiwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.Contoh keterkaitan ketiga tingkat keanekaragaman hayati tersebut dapatdilihat pada kawasan yang mempunyai keanekaan ekosistem yang tinggi, biasanyajuga memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi dengan variasi genetis yangtinggi pula.2.3 Nilai Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman hayati yang tinggi pada suatu daerah tentunya memilikinilai penting bagi lingkungan tersebut. Menurut Bappenas (2004) NilaiKeanekaragaman Hayati Keanekaragaman hayati memiliki beragam nilai atau artibagi kehidupan. Ia tidak hanya bermakna sebagai modal untuk menghasilkanproduk dan jasa saja (aspek ekonomi) karena keanekargaman hayati jugamencakup aspek sosial, lingkungan, aspek sistem pengtahuan, dan etika sertakaitan di antara berbagai aspek ini. Berdasarkan uraian tersebut, berikut inisetidaknya ada 6 nilai keanekaragaman hayati menurut Bappenas (2004) yaitu ;1.Nilai eksistensiNilai eksistensi merupakan nilai yang dimiliki oleh keanekaragaman hayatikarena keberadaannya.2.Nilai jasa lingkunganNilai jasa lingkungan yang dimiliki oleh keanekaragaman hayati ialah dalambentuk jasa ekologis bagi lingkungan dan kelangsungan hidup manusia.8

Sebagai contoh jasa ekologis ,misalnya, hutan, salah satu bentuk dariekosistem keanekaragaman hayati, mempunyai beberapa fungsi bagilingkungan sebagai: pelindung keseimbangan siklus hidrologi dan tata air sehinggamenghindarkan manusia dari bahaya banjir maupun kekeringan penjaga kesuburan tanah melalui pasokan unsur hara dari serasahhutan 3.pencegah erosi dan pengendali iklim mikro.Nilai warisanNilai warisan adalah nilai yang berkaitan dengan keinginan untuk menjagakelestarian keanekaragaman hayati agar dapat dimanfaatkan oleh generasimendatang.4.Nilai pilihankeanekaragaman hayati menyimpan nilai manfaat yang sekarang belumdisadari atau belum dapat dimanfaatkan oleh manusia; namun seiring denganperubahan permintaan, pola konsumsi dan asupan teknologi, nilai ini menjadipenting di masa depan. Potensi keanekaragaman hayati dalam memberikankeuntungan bagi masyarakat di masa datang ini merupakan nilai pilihan.5.Nilai KonsumtifManfaat langsung yang dapat diperoleh dari keanekaragaman hayati disebutnilai konsumtif Dari keanekaragaman hayati. Sebagai contoh Dari nilaikomsumtif ini ialah pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk pemenuhankebutuhan sandang, pangan maupun papan.6.Nilai ProduktifNilai produktif adalah nilai pasar yang didapat dari perdagangankeanekaragaman hayati di pasar lokal, nasional maupun internasional.2.4 komposisi dan struktur vegetasiHutan biasanya terdiri dari jenis-jenis yang beragam yang melakukanhubungan timbal balik antar jenisnya, beragamnya jenis ini dapat dilihat darikomposisi penyusun hutan tersebut. Menurut (Fachrul, 2012). Komposisi9

ekosistem tumbuhan adalahjenis flora yang menyusun suatu komunitas.Komposisi jenis tumbuhan merupakan daftar floristik dari jenis tumbuhan yangada dalam suatu komunitas. Jenis tumbuhan yang ada dapatdiketahuidaripengumpulan atau koleksi secara periodik dan identifikasi di tervegetasiuntukmengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan dalam komunitas.Bentuk atau susunan vegetasi dalam suatu luasan hutan tergantung padapenyebaran suatu spesies tumbuhan, Menurut (Michael, 1995) Struktur suatukomunitas tergantung pada cara dimana tumbuhan dan hewan tersebar atauterpencar di dalamnya. Pola penyebaran bergantung pada sifat fisikokimialingkungan maupun keistimewaan biologis organisme itu sendiri. Berdasarkanhal tersebut maka pola penyebaran terbagi menjadi tiga kategori yaitu : (i)penyebaran teratur atau seragam, dimana individu-individu terdapat pada tempattertentu dalam komunitas. (ii) penyebaran acak atau kebetulan, di manaindividu-individu menyebar dalam beberapa tempat dan mengelompok dalamtempat lainnya. (iii) penyebaran berumpun, di mana individu-individu selaluada dalam kelompok-kelompok dan sangat jarang sendiri secara terpisah.Selain itu, Menurut Arief (1994), struktur tegakan adalah susunan tegakanberdasarkan tinggi, umur, kelas, diameter, tajuk dan kelas pohon lainnya. Dalammendeskripsikan tegakan hutan adalah dengan mempelajari komposisi (susunan)dan struktur (bentuk) tegakan yang dihitung secara kuantitatif dengan parameterkerapatan, frekuensi dan penutupan tajuk ataupun luas bidang dasar.2.5 Analisis vegetasiAnalisisi vegetasi merupakan cara untuk mengetahui struktur maupunkomposisi vegetasi penyusun pada lingkungan hutan. Menururt Marsono (1977)Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisivegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan.Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupantajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter, dan10

tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutantersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentangstruktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Kelimpahan jenis ditentukan,berdasarkan besarnya frekuensi, kerapatan dan dominasi setiap jenis.Selain dapat menegtahui strukur dan komposisi vegetasi pada hutananalisis vegetasi juga dapat mengetahui kondisi hutan tersebut. Menurut Fachrul(2007), analisis vegetasi dapat juga digunakan untuk mengetahui pengaruhdampak lingkungan, ini merupakan suatu cara pendekatakan yang khas, karenapengamatan terhadap berbagai aspek vegetasi yang dilakukan harus secaramendetail dan terdiri atas vegetasi yang belum terganggu (alamiah). Aspek-aspekvegetasi yang perlu diketahui antara lain:a. Ada atau tidaknya jenis tumbuhan tertentu,b. Luas basal area,c. Luas daerah penutup (cover),d. Frekuensi,e. Kerapatan,f. Dominansi,g. Nilai penting.Analisis vegetasi yang dilakukan pada area luas tertentu umumnya berbentuk segiempat, bujur sangkar, lingkaran serta titik-titik. Untuk tingkat semai sertatumbuhan bawah yang rapat digunakan petak contoh titik atau bentuk kuadratuntuk tumbuhan yang tidak rapat.2.6 Hutan Pendidikan Bambu Universitas Muhammadiyah MalangHutan Pendidikan Bambu Universitas Muhammadiyah Malang berlokasidi petak 194 B wilayah Desa Kucur Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Hutanpendidikan bambu UMM merupakan Hutan yang disiapkan oleh program studiKehutanan, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai pelengkappembelajaran dan penelitian mahasiswa Kehutanan Universitas Muhammadiyah11

Malang. Luas areal hutan pendidikan bambu yaitu 3,7 Ha. Hutan pendidikanbambu UMM terletak dipetak 194 B, di Desa Kucur, Kecamatan Dau, KabupatenMalang. Tanaman yang ada di dalam hutan berbagai macam dimana fungsinyauntuk menjaga kelestarian alam. Hutan pendidikan bambu ini sangat membantujurusan kehutanan dalam pengaplikasian dari materi-materi yang telah diberikanpada saat kuliah, contohnya seperti penanaman.12

ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antarspesies, dan ekosistem. Soerianegara (1996) mengatakan bahwa indeks keanekaragaman merupakan tinggi rendahnya suatu nilai yang menunjukkan tinggi rendahnya keanekaragama

Related Documents:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini berfungsi untuk pedoman dan pembanding penelitian yang akan dilakukan. Urfan (2017) melakukan penelitian berjudul Aplikasi Kalender Event Seni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang aplikasi mobile berbasis android yang dibuat oleh universitas atau berisi info seputar kampus atau panduan bagi mahasiswa atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Keagenan Keagenan adalah hubungan yang mempunyai kekuatan hukum yang terjadi bilamana kedua pihak bersepakat, memuat perjanjian, dimana salah satu pihak diamakan agen, setuju untuk mewakili pihak lainnya yang

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Chronic kidney disease (CKD) a. Definisi Chronic kidney disease merupakan suatu keadaan kerusakan ginjal secar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengacu pada beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada dimana masing-masing penulis menggunakan metode yang berbeda sesuai dengan permasalahan yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Umum tentang Arbitrase 1. Pengertian Arbitrase Suatu hubungan keperdataan yakni dalam suatu perjanjian selalu akan ada resiko kemungkinan timbulnya suatu perselisihan dalam prosesnya baik antar pihak maupun dengan objek perjanjian. Sengketa tersebut dapat