PEMANFAATAN KUBIS (Brassica Oleracea Var. Capitata Alba .

2y ago
133 Views
3 Downloads
851.80 KB
36 Pages
Last View : 9d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Warren Adams
Transcription

LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIANPROGRAM HIBAH KOMPETISI A2PEMANFAATAN KUBIS (Brassica oleracea var.capitata alba) SEBAGAI KANDIDATANTIKEPUTIHANOleh :Dra. Dewi RusmiatiSri Agung Fitri Kusuma,M.Si.Yasmiwar Susilawati, M.Si.Dra. SulistianingsihFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS PADJADJARANBANDUNG2007

URAIAN UMUM1. Judul Penelitian: Pemanfaatan Kubis (Brassica oleracea L. Var.Capitata alba) Sebagai Kandidat Antikeputihan2. Ketua Peneliti:- Nama Lengkap: Dewi Rusmiati, Dra.- Jabatan: Lektor- Bidang Keahlian: Mikrobiologi3. Tim PenelitiNoNama LengkapBidangKeahlianTugas dalampenelitianmengkoordinasikansemua aspek yangterlibat dalampenelitian danmengerjakanseluruh uji aktivitasPenentuan (KHM)dan uji bandingaktivitasAlokasi waktu(jam/minggu)1Dewi Rusmiati, Dra.Mikrobiologi2Sri Agung F. K.,M.SiMikrobiologimolekuler3Yasmiwar, M.SiFarmakognosiekstraksi an waktukontak tercepat danInokulasi jamur1215124. Mahasiswa Tugas Akhir yang terlibatNo.Nama gas DalampenelitianUji aktivitas Juskubis terhadapCandida albicansUji AktivitasEkstrak Kubisterhadap CandidaalbicansMahasiswaTAiWaktu LulusFebruari 2007November2007

KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan Rahmat-Nyasehingga penyusunan laporan akhir Hibah Penelitian dengan judul ‘Pemanfaatan Kubis(brassica oleracea var. Capitata alba) Sebagai Kandidat Antikeputihan’ dapatdiselesaikan.Penelitian ini dibiayai oleh Program Hibah Kompetisi A2 Fakultas FarmasiUniversitas Padjadjaran tahun anggaran 2007. Penelitian ini dilakukan sebagai usahapencarian dan pengembangan kandidat antikeputihan baru terhadap jamur Candidaalbicans dengan memanfaatkan potensi empiris antijamur yang dimiliki Kubis. Adanyahasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah publikasi di jurnalilmiah nasional dan membantu dalam pelaksanaan tugas akhir mahasiswa.Penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Program HibahKompetisi A2 tahun 2007, Pimpinan dan seluruh dosen Fakultas Farmasi UniversitasPadjadjaran serta seluruh pihak yang telah membantu proses penelitian ini. Semoga hasilpenelitian ini dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sarandan kritik sangat penulis harapkan guna penyempurnaan selanjutnya.Bandung, November 2007Penulisii

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk memperoleh fraksi aktif antijamur dari ekstraketanol Kubis terhadap terhadap Candida albicans. Hasil penelitian menunjukkanbahwa fraksi etil asetat menghasilkan daya hambat tertinggi dibandingkan denganfraksi air dan n-heksan. Kandungan senyawa antijamur ditunjukkan pula dengansemakinmeningkatnyadiameter zonahambatyangterbentukterhadapmeningkatnya konsentrasi fraksi etil asetat. Konsentrasi hambat minimum fraksietil asetat terletak pada rentang konsentrasi 0,25-0,5. Nilai banding fraksi etilasetat Kubis terhadap Ketoconazole yang relatif rendah yaitu 1 : 0,018 sertamempunyai waktu kontak tercepat membunuh pada konsentrasi 0,6 % dan terlamapada konsentrasi 0,4 %, menunjukkan bahwa fraksi etil asetat Kubis berpotensisebagai antiseptik alami yang aman.Kata kunci : Brassica oleraceae, etil asetat, Candida albicans, antikeputihan.iii

ABSTRACTThis study was intended to obtain the active fraction of cabbage etanol extractthat giving highest antifungi avctivity against Candida albicans. It showed thatacetic ethyl fraction produced higher inhibition zone than other fraction, such aswater and n-Hexane fraction. The existence of antifungi substances also showedby progressive greater effect on the diameter of inhibition zone as theconcentration increment. The minimum inhibition concentration of acetic ethylwas at 0,25-0,5 %. The lower rate of equation acetic ethyl fraction of cabbageagainst Ketoconazole which is 1 : 0,018 and the short term contact at lowconcentration on 0,6 % and long term contact on 0,4 % showed that acetic ethylfraction of cabbage potentially could be safe natural antiseptic.Key words : Brassica oleraceae, acetic ethyl, Candida albicans, antiflour abus.iv

DAFTAR ISIHalamanUraian Umum .iKata Pengantar .iiAbstrak .iiiAbstract .ivDaftar Isi .vDaftar Gambar .viiDaftar Tabel .viiiBab 1Pendahuluan1.1 Latar Belakang .11.2 Pentingnya Penelitian Yang Direncanakan .21.3 Periode dan Lokasi pelaksanaan Penelitian .3Tinjauan Pustaka .42.1 Kubis (Brassica oleracea var. capitata) .42.1.2 Deskripsi .42.1.3 Kandungan Kimia .52.1.4 Khasiat dan Kegunaan .52.2 Jamur Candida .62.2.1 Sejarah .62.2.2 Morfologi .62.2.3 Patogenesis .72.2.4 Pengobatan .7Bab III Metode Penelitian .93.1 Bahan .93.1.1 Bahan Uji .93.1.2 Jamur uji .93.2 Alat .93.3. Metode Penelitian .103.3.1 Pengumpulan dan Determinasi Tumbuhan .10Bab IIv

vi3.3.2 Pembuatan Ekstrak Etanol Kubis .103.3.3 Penetapan Standar Ekstrak .103.3.4 Skrining Fitokimia .103.3.5 Inokulasi C. albicans .113.3.6 Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Daun Kubis.113.3.7 Fraksinasi Ekstrak Etanol Dalam Pelarut n-heksan,Etil asetat, dan Air .113.3.8 Uji Aktivitas Antijamur dari Fraksi n-heksan, Etilasetat, dan Air .123.3.9 Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) .123.3.10 Uji Banding Aktivitas Antijamur .133.3.11 Penentuan Waktu Kontak Tercepat .13BAB IV Hasil Dan Pembahasan .144.1 Pengumpulan dan Determinasi Tumbuhan .144.2 Ekstraksi Kubis .154.3 Skrining Fitokimia .154.4 Standarisasi Ekstrak .164.5 Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Daun Kubis .174.6 Fraksinasi Ekstrak Etanol Kubis Menggunakan Pelarutn-heksan, Etil asetat dan Air .184.7 Hasil Uji Aktivitas Fraksi n-heksan, air dan etil asetatdari Ekstrak Etanol Kubis .184.8 Hasil Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) .194.9 Uji Banding Aktivitas Antijamur .214.10 Penentuan Waktu Kontak Tercepat .22BAB V Simpulan Dan Saran .245.1. Simpulan .245.2. Saran .24Daftar Pustaka .25

vii

viii

DAFTAR GAMBARGambarHalaman1.Kubis (Brassica oleracea var. Capitata alba) .2.Zona Hambat Ekstrak Etanol Kubis pada Variasi KonsentrasiTerhadap C. Albicans .3.17Zona Hambat Fraksi Etil asetat, air dan n-heksan terhadapC. Albicans .4.1418Hasil Uji Aktivitas Fraksi n-Heksan, Etil asetat dan Air TerhadapC. albicans.195.Hasil Pengujian Konsentrasi Hambat Minimum .196.Zona Hambat Ketoconazole Terhadap C. Albicans .217.Grafik Hubungan Konsentrasi Ketoconazole Terhadap ZonaHambat .218.Zona Hambat Fraksi Etil Asetat Terhadap C. albicans .229.Grafik Hubungan Konsentrasi Fraksi Etil Asetat Terhadap ZonaHambat .vii22

DAFTAR TABELTabelHalaman1. Hasil Skrining Fitokimia .152. Hasil Standarisasi Ekstrak Etanol Daun Kubis .163. Diameter Zona Hambat Ekstrak Etanol Daun Kubis TerhadapC. Albicans .174. Data Diameter Hambat Fraksi Etil Asetat Pada BerbagaiKonsentrasi .205. Hasil Uji Waktu Kontak .23viii

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKeputihan atau Fluor Albus merupakan suatu gejala gangguan alat kelaminyang dialami oleh wanita, berupa keluarnya cairan berwarna putih kekuninganatau putih kelabu dari saluran vagina. Secara normal, setiap wanita dapatmengalami keputihan. Namun perlu diwaspadai bahwa keputihan juga dapatterjadi karena infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau juga parasit.Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal didalam vagina dan di sekitar bibir kemaluan bagian luar. Pengobatan menggunakanantibiotik merupakan salah satu usaha yang dilakukan demi kesembuhan enerus tersebutdapatmengakibatkan berkurangnya flora normal yang terdapat pada vagina. Akibatnyajamur menggantikan posisi flora normal yang menguntungkan tersebut. Telahdilaporkan bahwa Candida sp. merupakan jamur yang paling banyak ditemukanpada sekret vagina wanita yang mengalami keputihan. Dari 100 spesies Candidayang berhasil diisolasi, 50-60% nya adalah C. albicans.C. albicans adalah flora normal selaput mukosa saluran pernapasan, saluranpencernaan dan genitalia wanita. Jamur ini merupakan spesies candida yangpaling berbahaya. Dilaporkan bahwa 85-95% penyebab keputihan adalahC. albicans (Wozniak, et all., 2002). Di Itali, infeksi C. albicans meningkat tiaptahunnya, mulai dari 31% pada tahun 1999 meningkat menjadi 64% pada tahun2003. C. albicans tidak hanya terdapat pada permukaan mukosa, namun jugamampu bersifat invasif bila pertahanan tubuh menurun sehingga mengakibatkancandidiasis sistemik dan menyerang organ penting lainnya. Pada penelitianterdahulu, dilaporkan bahwa sekitar 70% jamur yang diisolasi dari penderitacandidiasis sistemik adalah C. albicans. Dilaporkan candidiasis sistemikmengakibatkan kematian sebesar 30-40% dan endokarditis melebihi 60%. Selain1

2itu, jamur ini juga dapat menyerang otak sehingga menyebabkan terjadinyameningitis (Pinjon, E. et al., 2005).Pengobatan infeksi candidiasis tersebut dilakukan dengan pemberian obatgolongan Azol. Mekanisme kerja obat ini adalah dengan menghambat biosintesisergosterol yang dibutuhkan untuk perakitan membran sel C. albicans. Namunakhir-akhir ini telah dilaporkan bahwa C. albicans telah resisten terhadap obatgolongan azol tersebut (JF., Ryley , et. all., 1984). Oleh karena itu, perludilakukan pencarian senyawa aktif baru yang efektif untuk menanggulangi infeksicandidiasis tersebut.Dewasa ini perkembangan pengobatan telah mengarah kembali ke alam(Back to nature) karena obat tradisional telah terbukti lebih aman dan tidakmenimbulkan efek samping seperti halnya obat-obat kimia. Salah satu tumbuhanobat yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat kita untuk mengatasi masalahkeputihan adalah kubis (Brassica oleracea var. capitata alba). Secara tradisional,rebusan daun kubis dapat mengurangi rasa gatal pada vagina akibat candidiasis.Namun kelemahan obat tradisional adalah lamanya waktu penyembuhan akibatkadar senyawa aktif yang tidak mampu membunuhjumlah jamur yang terusberkembangbiak. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan fraksinasisenyawa aktif dari kubis yang memberikan efek antijamur terbesar terhadapC. albicans. Sejauh ini, kami sedang melakukan penelitian awal untuk mengujiaktivitas antijamur rebusan kubis terhadap C. albicans.1.2 Pentingnya Penelitian yang DirencanakanIndonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil bumi. Kubismerupakan salah satu hasil bumi Indonesia yang jumlahnya sangat berlimpah.Namun daun kubis tersebut bersifat mudah layu dan cepat membusuk (Suryani,2004). Sementara itu,Dengandemikianmemberikannilaiselama ini kubis hanya dikonsumsi sebagai sayuran.pemanfaatanmanfaatkubissebagaiyang tinggibagialternatifantijamur dapatmasyarakat.Berdasarkanpenggunaannya sebagai sayuran yang dikonsumsi sehari-hari, maka zat aktif

3antijamur yang terkandung dalam kubis dapat dikatakan aman untuk digunakanoleh manusia. Secara empiris, rebusan kubis telah digunakan untuk mengobatikeputihan akibat infeksi Candida. Hipotesis penelitian ini adalah diduga salah satukandungan kimia dari kubis berpotensi sebagai anti jamur terhadap C. albicans.Pada penelitian ini, isolasi dilakukan sampai tingkat fraksinasi. Dengan asumsibahwa senyawa aktif antijamur tersebut terakumulasi lebih banyak dalam fraksidibandingkan dalam ekstrak. Berdasarkan pustaka, fraksi aktif yang didugasebagai antijamur dari kubis tersebut belum pernah diisolasi sebelumnya. Dengandemikian apabila fraksi aktif tersebut berhasil diisolasi dan diformulasikan kedalam bentuk sediaan antiseptik maka efek terapeutik yang diharapkan akan lebihcepat tercapai dibandingkan hanya diobati dengan rebusan kubis. Apalagimengingat banyak efek samping yang ditimbulkan oleh zat-zat kimia yangterkandung dalam antiseptik yang selama ini digunakan, maka senyawa aktif yangberasal dari tumbuhan cenderung lebih aman.1.3 Periode dan Lokasi Pelaksanaan PenelitianPenelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2007 sampai dengan bulanNovember 2007 bertempat di Laboratorium Mikrobiologi dan Farmasi BahanAlam Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Bandung.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Kubis (Brassica oleracea var. capitata)2.1.1 KlasifikasiNama Ilmiah: Brassica oleracea var. capitataNama Lokal: KubisDunia: PlantaeDivisi: MagnoliophytaKelas: MagnoliopsidaSub Kelas: DilleniidaeBangsa: CapparalesSuku: BrassicaceaeMarga: BrassicaSpesies: Brassica oleracea var. capitata (Backer, 1963)2.1.2 DeskripsiBrassica merupakan salah satu genus yang memiliki keragaman spesis.Hampir 40 spesies dari Brassica tersebar diseluruh dunia. Sebagian besar tumbuhdidaerah beriklim sedang, dan beberapa diantaranya bahkan tumbuh diiklimsubartik. Beberapa tanaman umumnya diketahui sebagai crucifer yang sangatdikenal oleh masyarakat karena manfaatnya bagi kesehatan dan kandungangizinya yang tinggi juga berguna bagi manusia. Beberapa diantara tanaman kubiskubisan merupakan sayuran daun dan akar setahun dan dua-tahunan. Kubiskubisan adalah tanaman herba dikotil setahun dan dua-tahunan; bentuk duatahunan umumnya ditanam sebagai tanaman setahun. Ketika berupa kecambahmuda, berbagai tanaman kubis-kubisan akan sulit dibedakan, tetapi tidak lamakemudian masing-masing mengembangkan karakteristik yang dapat dibedakan(Vincent, 1998).Keluarga kubis-kubisan memiliki jenis yang cukup banyak, yang lazimditanam di Indonesia antara lain, kubis bunga, brokoli, kubis tunas, kubis rabi, dan4

5kale. Jenis kubis-kubisan ini diduga dari kubis liar Brassica oleracea var.sylvestris, yang tumbuh di sepanjang pantai Laut Tengah, pantai Inggris,Denmark, dan sebelah utara Perancis Barat (Dalimartha, 2000).Kepala kubis lebih tepat digambarkan sebagai tunas akhir tunggal yangbesar, yang terdiri atas daun yang saling bertumpang-tindih secara ketat, yangmenempel dan melingkupi batang pendek tidak bercabang. Tinggi tanamanumumnya berkisar antara 40 dan 60 cm. Pada sebagian kultivar, pertumbuhandaun awalnya memanjang dan tiarap. Daun berikutnya secara progresif lebihpendek, lebih lebar, dan lebih tegak, dan mulai menindih daun yang lebih muda.Pembentukan daun yang terus berlangsung dan pertumbuhan daun terbawah daridaun yang saling bertumpang-tindih meningkatkan kepadatan kepala yangberkembang. Bersamaan dengan pertumbuhan daun, batang juga lambat launmemanjang dan membesar. Pertumbuhan kepala bagian dalam yang terusberlangsung melewati fase matang (keras) dapat menyebabkan pecahnya kepala.Variabel komoditas yang penting adalah ukuran kepala, kerapatan, bentuk, warna,tekstur daun, dan periode kematangan (Vincent, 1998).2.1.3 Kandungan KimiaKubis segar mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium,fosfor, besi, natrium, kalium, vitamin ( A, C, E, tiamin, riboflavin, mengandungsenyawasianohidroksibutena (CHB), sulforafan, dan iberin yang merangsang pembentukanglutation (Dalimartha, 2000). Brassicadanbanyakgenus Brassicaceaemengandung senyawa glukosinolat yang diubah oleh enzim mirosinase menjadisenyawa yang berasa pahit (Vincent, 1998).2.1.4 Khasiat dan KegunaanDilaporkanbahwakubisberkhasiat untukmengobatipiraig( out,pembengkakan sendi), diare, tuli, dan sakit kepala; lumatan kubis adalah ramuanyang biasa digunakan untuk mengobati keracunan jamur (Vincent, 1998). Selainitu tanaman kubis juga secara tradisional sering digunakan sebagai obat gatal

6akibat jamur Candida (candidiasis), jamur dikulit kepala, tangan dan kaki, kadarkolesterol darah tinggi, radang sendi (artritis), antidotum pada mabuk alkohol(hangover), racun dihati, sulit buang air besar, mencegah tumor membesar, danmeningkatkan produksi ASI (Dalimartha, 2000).2.2 Jamur Candida2.2.1 SejarahJamur Candida telah dikenal dan dipelajari sejak abad ke-18, dan penyakityang disebabkannya dihubungkan dengan higiene yang tidak baik. Robin (1850)melihat jamur itu pada stomatitis (sariawan). Berdasarkan bentuk jamur yangbulat agak lonjong dan berwarna putih, maka diberi nama Oidium albicans. NamaOidium berubah menjadi Monilia, yang dianggap lebih sesuai karena spora-sporajamur yang tampak merupakan untaian manik-manik menyerupai kalung (monile).Nama Monilia dianggap menjadi sebuah masalah, karena dalam ilmupertanian telah dikenal jamur Monilia yang merupakan penyebab penyakit padatumbuh-tumbuhan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka Berkhout dala mdisertasinya (1923), membentuk genus Candida untuk jamur Monilia tersebut.Nama Candida diperkenalkan pada Third International

LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN PROGRAM HIBAH KOMPETISI A2 PEMANFAATAN KUBIS (Brassica oleracea var. capitata alba) SEBAGAI KANDIDAT ANTIKEPUTIH

Related Documents:

RESPONS KALUS BEBERAPA VARIETAS APEL TERHADAP . dan Air Kelapa terhadap Pertumbuhan Kubis Bunga (Brassica Oleracea. Var. Botrytis L.)”. Penulis juga telah mendapatkan sertifikat kompetensi dari Badan . Pertumbuhan dan Perkembangan Kalus . 11 2.5. Prekursor Flavonoid .

2001 Chaff 10k var 1986 . BDDs . 100 var 1992 GSAT 300 var 1996 . Stålmarck . 1000 var . 1996 GRASP 1k var 1960 . DP . . 10 var 1988 . SOCRATES . . 300 var

Types 6 Listing2.4-PrimitiveTypes 1 var myBool: boolean true; 2 3 var myString: string "A String"; 4 5 var myNumberA: number 5; 6 7 var myNumberB: number 3.14; 8 9 var myAnyA: any "Another String"; 10 11 var myAnyB: any 80; 12 13 var myAnyC: any false; namedbool,butthiswasupdatedinthe earlypreviewof0.9.

8 Avicenna Al Zahrawi 17620056 STUDI KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI SUNGAI SUMBER WAYUH KOTA BLITAR Prof. Dr. drh. Bayyinatul Muchtaromah, M.Si Mujahidin Ahmad, M.Sc Mandiri 9 Dynda Adha Fastabiqul Arsy 17620124 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA LIMBAH KUBIS (Brassica oleracea) Prof. Dr. drh. Bayyinatul Muchtaromah, M.Si

tween the VaR of the portfolio and the VaR of a reference portfolio. The absolute approach is generally used when there is no reference portfolio or benchmark; it allows the one-month VaR to be up to 20% of the NAV. UCITS IV establishes strict rules for the computation of VaR and requires regular stress- and back-testing to complement VaR .

2.5 Pemanfaatan Teknologi Informasi 2.5.1 Pengertian Pemanfaatan Teknologi Informasi Menurut Ellyana dkk (2009) Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup adanya (a) pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronik, dan (b) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat

Tortilla Chips 2/ 7 Assorted Var. 9-16 oz. Bachman Pretzels 299 Assorted Var. 9.5-14 oz. Nabisco Chips Ahoy Cookies 399 Assorted Var. 3-4 oz. PopChips Potato Chips 2/ 5 Assorted Var. 18 oz. Core Organic Drink 2/ 5 Assorted Var. 1 Liter White Rock Seltzer 99 12 Pack 12 oz. Cans Rolling Rock Beer 1099 Snack Savings

Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas Sebelas Maret. Penetapan profil dan learning outcome ini dimaksudkan untuk membantu pemerintah dalam menyiapkan guru akuntansi yang bermutu menurut persepsi mahasiswa, alumni, dosen, pengguna lulusan, Asosiasi Profesi, dan pengambil keputusan. Sumber data penelitian ini adalah 96 orang mahasiswa, 248 orang alumni, 15 orang dosen, 15 orang pengguna lulusan .