Hadis-hadis Kitab Bulûgh Al-Marâm Abstrak

2y ago
39 Views
5 Downloads
256.63 KB
26 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Abram Andresen
Transcription

Hadis-hadis Kitab Bulûgh al-Marâm(Penelitian atas Ketepatan Penulisan dan Kesahihan Hadis)Oleh: Muhammad Dailamy*AbstrakIbnu Hajar salah seorang ulama hadis abad ke-9 H. (773-852 H) dikenalsebagai seorang hâfizh dan bahkan Amirul Mu minîn dalam bidang hadis, penulisberbagai macam kitab yang jumlahnya tidak kurang dari 318 judul kitab , dan salahsatu di antaranya ialah kitab Bulûgh al-Marâm. Kitab ini merupakan himpunanhadis hukum yang dikutip dari hadis hukum yang berserakan pada tidak kurangdari 29 kitab hadis karya ulama Mutaqaddimin. Kitab Bulûgh al-Marâm cukuppopuler di kalangan masyarakat muslim Indonesia. Kitab ini telah dijadikan rujukanutama dalam kajian hadis di berbagai pesantren dan perguruan tinggi Islam, danpaling banyak di antara kitab hadis yang diterjemah ke dalam bahasa Indonesia.Tulisan ini mencoba untuk mengungkap cara Ibnu Hajar mengutip hadis darisumber aslinya dan kualitas hadis yang belum di-takhrîj oleh ash-Shan’âni dalamkitab Subul as-Salâm, Abdul Qâdir bin Syaibah al-Hamd dalam kitab Fiqh alIslâm dan Muhammad Yasin bin Abdillah dalam kitab Nail al-Marâm.Kata kunci:Bulûgh al-Marâm, takhrîj, ta’dîl dan tajrîh.A. PendahuluanDalam perspektif ajaran Islam, hadis memiliki kedudukan yangfundamental, karena telah diyakini oleh kebanyakan umat Islam sebagaisumber ajaran Islam setelah al-Quran.1 Sahabat - yang juga murid dansekaligus teman Nabi, -kebanyakannya diberi umur panjang -, menurutkeyakinan jumhur umat Islam, merupakan sosok pribadi yang sangatmemperhatikan secara saksama dan kritis terhadap apa yang diterimanya*Dosen mata kuliah Hadis dan Ilmu Hadis pada Sekolah Tinggi Agama IslamNegeri Purwokerto, alumni S3 Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN)Syarif Hidayatullah Jakarta.1 Keyakinan seperti ini merujuk kepada al-Quran dan al-Hadîts atau al-Sunnah.Dari al-Quran antara lain pada S.3:179, S. 4:59,65 dan 80; S. 5:92, S. 59:7, juga merujukkepada pendapat imam al-Syâfi’iy yang mengartikan kata hikmah dalam S. 2: 129, S. 3:164,dan S. 4:113, adalah berarti sunnah Rasul. Dari hadis antara lain hadis Mu’adz bin Jabalriwayat Abu Dawud. Lihat Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, (Mesir: al-Maktabah alTijariyyah al-Kubrâ, 1369 H./1951 M.), Cet.ke-2, Juz III, p. 412-413, hadis nomor urut3592. Untuk mengetahui secara rinci alasan-alasan dimaksud, lebih lanjut lihatMuhammad ‘Ajaj al-Khathîb, Ushûl al-Hadîts ‘Ulûmuhu wa Mushthalahuhu, (MakkahMukarramah: al-Maktabah al-Faishaliyyah, 1401 H./1981 M.), Cet.ke-4, p. 36-40.SOSIO-RELIGIA, Vol. 5 No. 2, Februari 2006

Muhammad Dailamy: Hadis-hadis Kitab Bulugh al-Maram352dari Nabi, baik yang berupa perkataan, perbuatan maupun ketetapannya. 2Sahabat diyakini memiliki sifat-sifat keadilan yang sempurna, dan sangatberhati-hati serta penuh kesungguhan dalam memelihara danmengembangkan hadis. Dengan didasari rasa takut akan ancaman Nabibagi siapapun yang berani mendustakannya, sahabat sangat berhati-hatiterhadap hadis. 3 Ada diantara mereka yang berusaha menghafalnya,4 adajuga yang diam-diam menulisnya,5 tidak mau menyampaikan kepada oranglain selagi hadis baru didengarnya dari Nabi barang satu dua kali,6 dan jikamenyampaikan kepada orang lainpun tidak akan bersifat obral, ataumerubah susun lafalnya.7 Apa yang didengar itu pula yang disampaikankepada orang lain tanpa ada perubahan, baik berubah karena berbedasusun lafal, dengan menambah dan atau mengurangi lafal, dan apalagiberubah makna yang diemban. Sejak dituturkan oleh Nabi sampai denganakhir abad pertama Hijriyah, hadis belum ditulis secara resmi. Berbagaialasan disampaikan, seperti langkanya umat Islam yang bisa menulis, jika.ada jumlah merekapun sangat terbatas, dan telah tersedot untukkepentingan penulisan al-Quran; Khalifah-khalifah pengganti Nabi sibukmengurusi wilayah Islam baru; di samping itu muncul juga kekhawatirankalau malah umat Islam berpaling dari al-Quran karena disibukkan denganpenulisan hadis,8 dan yang sangat mendasar ialah secara tekstual2Abd al-Mun’im al-Namr, Ahâdîts Rasûl Allah Kaifa Washalat Ilainâ, (Kairo: DârKutub al-Mishriy, 1407 H./1987 M.), Cet.ke-1, p.34. Lihat juga Rifa’at Fauzi ‘Abd alMuthallib, al-Madkhal ilâ Tautsîq al-Sunnah wa Bayân Makânatihâ Fî Binâ i al-Majtama’ alIslâmiy, (Mesir: Muassasah al-Khâijiy, 1398 H./1978 M.), Cet.ke-1, p. 31.3 Apa yang dilakukan sahabat, merujuk pada hadis riwayat al-Baghawiy dan jugariwayat al-Bukhâriy dari jalan Ali bin Abi Thâlib. Lihat lebih lanjut al-Baghawiy, Syarh alSunnah, (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1424 H./2002 M.), Cet.ke-3, Juz I, p. 208.4 Berdasar hadis riwayat al-Hâkim dari jalan Abu Hurairah. Lihat al- Hâkim, alMustadrak ‘Alâ al-Shahîhain, (Beirut: Dâr al-Ma’rifah, 1418 H./1997 M.), Cet. Ke-1, Juz I,p. 218. Hadis yang sama telah dikutip oleh Ibnu Hajar dalam kitab Fath al-Bâriy SyarhShahîh al-Bukhâriy, (Riyadh: Dâr al-Salâm, 1418 H./1997 M.), Cet.ke-1, Juz I, p. 215.5 Sebagaimana dilakukan oleh sahabat Abdullah bin Amer bin al-Âsh. Lihat alHâkim, al-Mustadrak ‘Alâ , Ibid., p. 302.6 Dialog antara Abu Umâmah dengan ‘Amer bin ‘Anbasah, sebagaimanadiriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal, menyatakan demikian. Lihat Ahmad bin Hanbal,Musnad Ahmad bin Hanbal, Cet.ke- II, (Beirut: Dâr al-Fikr, 1398 H./1978 M.), Juz IV, p.112-113.7 Abdullah bin Umar adalah salah satu sahabat yang sangat konsisten dalam halini. Hal ini tercermin dalam dialognya dengan Yazid bin Busyrin -salah seorangmuridnya-, ketika mengajarkan hadis tentang urutan rukun Islam. Lihat lebih lanjut alKhathîb al-Baghdâdiy, al-Kifâyah fî ‘Ilmi al-Riwâyah, Cet.ke-2, (Mesir: Dâr al-Kitab al‘Arabiy, 1406 H./1987 M.), p. 210 dan 215.8 Lihat Subhi al-Shâlih, ‘Ulûm al-Hadîts wa Mushthalahuhu, Cet.ke-18, (Beirut: Dâral-‘Ilmi li al-Malâyîn, 1991 M.), p. 41.SOSIO-RELIGIA, Vol. 5 No. 2, Februari 2006

Muhammad Dailamy: Hadis-hadis Kitab Bulugh al-Maram353ditemukan hadis yang secara tegas melarang untuk menulis hadis.9 Dalamkeadaan tidak tertulis secara resmi itulah hadis berkembang dalammasyarakat melalui tuturan lisan.Secara resmi hadis baru ditulis sejak dikeluarkan instruksi penulisanoleh Umar bin Abdul Aziz (61-101 H) ketika tabiin yang satu ini menjadikhalifah (99-101 H). Ini berarti dalam kurun waktu hampir satu abadlamanya hadis telah berkembang melalui tuturan lisan. Sahabat, -generasipertama umat Islam telah langka,- dan jika masih ada, jumlah merekapuntinggal beberapa saja, dan itupun telah tua renta. Tabiin - muridsahabatpun-, telah mulai menua. Hal ini berimplikasi tidak jarang kitatemukan hadis yang di dalam matannya ada ungkapan "au kamâ qâla, aunahwahu, au syibhahu”,10 dan juga berkembang istilah periwayatan bi alMa’na dan bi al-Lafdzi. Tercatat dalam sejarah hadis, tabiin Muhammad binMuslim bin Ubaidillah bin Syihab az-Zuhri (51-124 H) adalah orangpertama yang menulis hadis berdasar instruksi khalifah.11 Baru setelah itu,para ulama di berbagai wilayah negeri mengikuti jejak az-Zuhri. Sepertiimam Malik di Madinah, Ibnul Juraij di Mekah, Sufyan ats-Tsauri diKufah, Ibnul Mubârak di Khurasan dsb.Persoalan politik pasca Utsman wafat, dan juga persoalan lainnyaseperti persoalan Kalam, fanatik mazhab, banyaknya tukang kisah/ceriteradi masyarakat, telah ikut mewarnai perkembangan hadis. Faktor-faktortersebut sering dinyatakan sebagai di antara penyebab kemunculan hadispalsu dalam masyarakat.12 Seiring dengan hal tersebut, muncul pula ulama9 Hadis riwayat Muslim dari jalan Abu Sa’îd al-Khudzriy. Lihat al-Nawawiy, ShahîhMuslim bi Syarh al-Nawawiy, Cet.ke-1, (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1411 H./1990M.), Juz XVIII, p. 129.10 Ahmad Muhammad Syâkir, al-Ba’îts al-Hatsîts Syarh Ikhtishâr ‘Ulûm al-Hadîts li alHafîzh Ibni Katsîr, Cet. Ke-4, (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1414 H./1994 M.), p.136. Lihat juga Muhammad Muhammad Abu Zahw, Al-Hadîts wa al-Muhadditsûn AuInâyah al-Ummah al-Islâmiyyah bi al-Sunnah, (Mesir: Dâr al-Fikr al-‘Arabiy, tth.), p.205. Diantara contoh hadis yang di dalamnya terdapat ungkapan au kamâ qâla, dapat dibaca padaAhmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz I, p. 452.11 Ibnu Hajar, Fath al-Bâriy , p. 275.12 Penyebab lain dari kemunculan hadis palsu ialah, merebaknya mazhab baikdalam bidang fiqih maupun kalam,tingkah ulama sû yang ingin mendekat kepada penguasa,amalan fadhâ il al-A’mâl, adanya pemahaman yang keliru terhadap agamanya, polah kaumZindiq yang sejak awal tidak munyukai agama Islam, di antara ulama ada yang inginmencari popularitas, dan penghidupan, adanya fanatik suku atau negara; lihat AhmadAmin, Fajr al-Islâm, Cet.ke-10, (Mesir: Dâr al-Kitab al-‘Arabiy, 1969 M.), p. 212-215; lihatjuga Ibnu Hajar, Nuzhah al-Nazhâr Fî Syarh Nukhbah al-Fikâr Fî Mushthalah Ahli al-Atsar,al-Dâr al-Tsaqafiyyah, Cet. Ke-1, (Beirut: Dar al-Fikr, 1418 H./1998 M.), p. 70; Shubhi alShâlih, ‘Ulûm al-Hadîts , p.267-270; Al-Shan’âniy, Taudhîh al-Afkâr li Ma’âniy Tanqî alAnzhâr, (Beirut: Dâr al-Fikr, tth.), Juz I, Juz II, p. 67-70; Mahmud al-Thahhân, TaisîrSOSIO-RELIGIA, Vol. 5 No. 2, Februari 2006

354Muhammad Dailamy: Hadis-hadis Kitab Bulugh al-Marampemerhati hadis yang memusatkan perhatiannya terhadap pemurnianhadis. Usaha-usaha mengisnadkan hadis, meneliti perawinya (ibaratmeneliti uang palsu), dan membuat berbagai kaidah hadis, menjadi sangatpopuler. Tadwîn aI-Hadîts dengan spesifikasi tersendiri bermunculan.Klimaknya ialah muncul kutub al-Sittah atau kutub al-Sab’ah pada abad ke-3H.13 Jerih payah ulama menghasilkan pembagian hadis menjadi tigakategori, yakni hadis sahih, hasan dan daif. Perbedaan kategori sematamata terletak pada perbedaan kualitas perawinya. Pada abad-abadberikutnya, usaha-usaha mengembangkan dan memurnikan hadis menjadisangat intensif dan variatif. Ada di antara ulama hadis yang berusahamengumpul hadis-hadis yang belum terkumpul pada kitab terdahulu, adayang mengumpul hadis-hadis sejenis dari berbagai kitab, lalu ditulis dalamkitab tersendiri, ada yang berusaha mensyarah, mentahkik atau mentakhrîj.Kitab Bulûgh al-Maram adalah salah satu di antara 318 kitab karyalbnu Hajar al-Asqalâniy ( 773-852 H.)14 merupakan salah satu kitab hadisdengan spesifikasi khusus. Hadis-hadis yang tertulis di dalamnya adalahhadis-hadis bermuatan hukum. Dilihat dari ujudnya kitab Bulûgh al-Marâmtermasuk kecil, ia hanya memuat 1596 buah nomor hadis, terhimpundalam 16 kitab dan 102 bab. Dimulai dari kitab ath-Thaharah dan diakhiridengan kitab al- Jami', sebagaimana tampak pada tabel berikut:Mushthalah al-Hadîts, Cet.ke-8, (Riyadh: Maktabah al-Ma’ârif, Riyadh, 1407 H./1987 M.),p. 90-92.13 Dimaksudkan dengan kutub al-Sittah ialah 6 buah kitab hadis, yang masingmasing ditulis oleh a. Imam al-Bukhâry (194-256 H.), b. Imam Muslim (206-261 H. ); c.Imam Abu Dawud (202-275 H.); d. Imam al-Turmudzy (209-279 H.); e. Imam al-Nasâ y(215-303 H.); f. Imam Ibnu Majah (209-273 H.). Jika yang enam buah kitab tersebutditambah dengan kitab Musnad Ahmad yang ditulis oleh imam Ahmad bin Hanbal (164241 H.), maka ketujuh kitab hadis tersebut disebut kutub al-Sab’ah; lihat MuhammadMuhammad Abu Syahbah, Fî Rihâb al-Sunnah al-Kutub al-Shihhah al-Sittah, (Mesir: Majma’al-Buhûts al-Islâmiyyah al-Azhar 1389 H./1969 M.), p. 42, 80, 102, 116 dan 127; Shubhial-Shâlih, ‘Ulûm al-Hadîts wa Mushthalahuhu., p. 396-397.14 Syâkir Mahmud ‘Abd al-Mun’im dalam bukunya berjudul Ibnu Hajar al‘Asqalâniy Mushanifatuhu wa Dirâsah Fî Manhajihi al-Mawâridihi Fî Kitâbihi al-Ishâbah, telahmengelompokan karya Ibnu Hajar dalam 20 kelompok ilmu. Nama kelompok ilmu dankarya-karya Ibnu Hajar lebih lanjut, dapat dibaca pada Syâkir Mahmud ‘Abd al-Mun’imdalam bukunya berjudul Ibnu Hajar al-‘Asqalâniy Mushanifatuhu wa Dirâsah Fî Manhajihial-Mawâridihi Fî Kitâbihi al-Ishâbah, Cet.ke-1, (Beirut: Mu assasah al-Risâlah, 1417 H./1997M.), Juz I, p. 173-398.SOSIO-RELIGIA, Vol. 5 No. 2, Februari 2006

Muhammad Dailamy: Hadis-hadis Kitab Bulugh al-Maram355Tabel ISistematika Bulûgh al-Maram dalam Kitab dan BabSerta Jumlah Hadis di hBab1017Nama Bab1. al-Miyah2. al-Aniyah3. al-IzalahalNajasah4. al-Wudlu5. al-Mash ‘ala alKhufain6. Nawaqidz alWudlu7. Adab Qadla alHajat8. al-GhuslwaHukmalJunub9. at-Tayamum10.al-Haidl1. al-Mawaqit2. al-Adzan3. Syuruth ashShalah4. Sitr ash-Shalah5. al-Hats ‘ala alKhusyu’6. al-Masajid7. ShifahashShalah8. Sujud as-Sahwwa Ghairuhmin Sujud9 ShalahatTathawwu’10 Jama’ah wa alImamah11 ShalahalMusafir wa alMaridl12. ShalahalJum’ah13. ShalahalKhauf14. Shalahal‘IdainSOSIO-RELIGIA, Vol. 5 No. 2, Februari 499-50817509-525JumlahAkhir162

Muhammad Dailamy: Hadis-hadis Kitab Bulugh al-Maram35615. ShalahKusuf16. ShalahIstisqa’17. 87310874-8831. Shadaqah alFithri2. Shadaqah atTathawwu’3. QasmashShadaqah1. ShaumatTathawwu’ waMa Nuhiya‘an Shaumih2. al-I’tikaf waQiyamRamadan1. Fadlluhu waBayanManFuridla ‘alaih2. al-Mawaqit3. WujuhalIhramwaShifatuh4. al-Ihram waMa Yata’alluqbih5. Shifah al-HajjwaDukhulMakkah6. al-Fawat waal-Ihshar1. Syurutih waMa Nuhiya‘Anha2. al-Khiyar3. ar-Riba4. ar-RukhshahFi ‘Aray awaBai’ al-Ushulwa Tsamar5. as-Salam waal- Qardl waar-RahnSOSIO-RELIGIA, Vol. 5 No. 2, Februari 200639266485774

Muhammad Dailamy: Hadis-hadis Kitab Bulugh al-Maram8an-Nikah146. at-Taflis waal-Hujr7. ash-Shulh8. al-HawalahwaadlDlaman9. asy-Syirkahwa al-Wakalah10. al-Iqrar11. al-Ariyah12. al-Ghashb13. asy-Syuf’ah14. al-Qiradl15. al-Masaqahwa al-Ijarah16. Ihy al-Mawat17. al-Waqf18. al-Hibbah waal-‘Umr awaar-Ruqba19. al-Luqathah20. al-Faraidl21. al-Washaya22. 3103010311041104210551. al-Kafa’ah waal-Khiyâr2. ‘IsyrahanNisa’3. ash-Shadaq114. al-Walimah175. al-Qasm106. al-Khulu’47. ath-Thalaq238. ar-Ruj’ah39. al-Ilawa adzDzihar wa alKafarah10. al-Li’an3SOSIO-RELIGIA, Vol. 5 No. 2, Februari 12111231124112611271134357193

Muhammad Dailamy: Hadis-hadis Kitab Bulugh ��imahal-AimanwaanNudzural-Qadla’11. al-‘Iddah waal-Ihdad waal-Istibra waGhair Dzalika12. ar-Radla’22113511561113. an-Nafaqat1214. 16121712184-181. ad-Diyat12222. Da’w ad-DamwaalQasamah3. Qital Ahl alBaghyit4. Qital al-Janiwa Qatl alMurtad-31. al-Jizyah waal-Hudnah2. as-Sabaq waar-Ramy-7478513151. ash-Sha id waadz-Dzab âih2. al-Adlahi93. al-Aqiqah525-24-171 422414101426*)14271435*) Dalam kitab al-Qadlâ hadisnya mestinya berjumlah 37, tetapi pada nomor urut1419 yang ditulis bersamaan dengan nomor urut 1420, ternyata hanya memuat 1 buahhadis saja; dengan demikian jumlah hadis dalam kitab ini penulis tulis apa adanya, yakniberjumlah 36 saja.SOSIO-RELIGIA, Vol. 5 No. 2, Februari 2006

Muhammad Dailamy: Hadis-hadis Kitab Bulugh al-Maram15.16.al-Itqal-Jami’162. ad-Dawa awaal-Bayyinat-11121. al-MudabbarwaalMukatab waUmmalWalad1. al-Adab72. al-Birr wa ashShilah3. az-Zuhd waal-Wara4. at-Tarhib MinMasawialAkhlaq5. at-Targhib FiMakarim alAkhlaq14SOSIO-RELIGIA, Vol. 5 No. 2, Februari 4821495149615061507154619154715653115661596131

Muhammad Dailamy: Hadis-hadis Kitab Bulugh al-Maram360Nama lengkap kitab Bulûgh al-Marâm ialah Bulûgh al-Maram MinAdillah al-Ahkâm, suatu kitab hadis yang khusus menghimpun hadis-hadisyang berpautan dengan soal hukum Islam, dan disusun dengan modelkitab fiqh. Ditulis sebagai ungkapan rasa syukurnya kepada Allah SWT.,sehubungan dengan kelahiran anak laki-lakinya yang sejak lama sangatdidambakannya.15 Bulûgh al-Marâm merupakan kumpulan hadis yangdihafal dan atau dinukil dari 29 buah kitab hadis mutaqaddimînKitab Bulûgh al-Marâm menarik untuk diteliti dikarenakan beberapahal:a. Jika dilihat dari sumber rujukannya yang mencapai 29 kitab hadisterdahulu, membuktikan kepada siapapun bahwa penulisnya adalahulama yang tidak saja menguasai banyak kitab hadis, tetapi jugamenguasai hadis dengan segala seluk beluknya,b. Penulisnya termasuk salah satu ulama hadis yang diberi gelar Amîr alMu minîn fî al-Hadîts,c. Di Indonesia kitab Bulûgh al-Maram termasuk salah satu kitab yangbanyak diterjemah ke dalam bahasa Indonesia,16d. Dijadikan bahan ajar pada berbagai pondok pesantren di Indonesi,17e. Kitab syarahnya yakni Subul al-Salam, telah dijadikan rujukan resmipada Perguruan Tinggi Agama Islam.1815Syâkir Mahmud ‘Abd al-Mun’im, Ibnu Hajar al-‘Asqalâniy Mushanifatuhu waDirâsah Fî Manhajihi al-Mawâridihi Fî Kitâbihi al-Ishâbah, Cet.ke-1, (Beirut: Mu assasah alRisâlah, 1417 H./1997 M.), Juz I, p. 71. Satu-satunya anak nak Laki-laki Ibnu Hajar diberinama Muhammad Badr al-Dîn Abu al-Ma’âliy, lahir tahun 815 H.16 Di antara penerbit yang telah menerbitkan kitab Bulûgh al-Maram lengkapdengan terjemahnya ialah, Penerbit Thaha Putra, Pustaka Amani, Wicaksana, Persisi danGema Risalah Press. Lihat Harian Republika, Kitab Kuning Dari Pesantren ke Plaza, 6September 1996, p. 8.17 Wawancara (lewat telepon) dengan sdr.Azmi Hafizh salah seorang staf IkatanKeluarga Pondok Modern Gontor (Jawa Timur), dan dengan sdr. Akrim M. salahseorang pengurus Pondok Pesantren Pabelan Muntilan (Jawa Tengah), pada tanggal 9-012005. Di antara Pondok Pesantren yang menjadikan kitab Bulûgh al-Maram sebagai salahsatu kitab bahan ajarnya ialah, Pondok Modern Gontor (Jawa Timur), Pondok PesantrenPabelan Muntilan, Pondok Pesantren al-Salâm, dan Pondok Pesantren al-MukminNgruki ketiganya di Jawa Tengah.18 Sampai dengan tahun 1998 Direktorat Jendral Pembinaan Kelembaga AgamaIslam Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam Departemen Agama Republik Indonesiamasih mencantumkan kitab Bulûgh al-Marâm dan kitab Subul al-Salâm (salah satu kitabsyarah Bulûgh al-Marâm) sebagai buku referensi wajib bagi dosen-dosen mata kuliah Hadispada berbagai fakultas di lingkungan IAIN atau STAIN; lihat lebih lanjut DepartemenAgama Republik Indonesia, Topik Inti Kurikulum Nasioanl Perguruan Tinggi AgamaIslam Fakultas Syari’ah, Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, Jakarta, 1998, p. 6669 dan p. 152-155.SOSIO-RELIGIA, Vol. 5 No. 2, Februari 2006

Muhammad Dailamy: Hadis-hadis Kitab Bulugh al-Maram361f.Merupakan salah satu kitab hadis dengan spesifikasi khusus. Hadishadis yang tertulis di dalainnya adalah hadis-hadis bermuatan hukumKualitas hadisnya sebagaimana diakui oleh penulisnya, sangatberagam. Ada yang sahih, ada yang hasan ada pula yang daif; bahkan adapula yang belum jelas statusnya, jumlahnya ada 97 buah hadis.Ibnu Hajar yang hidup pada abad ke-9 H. ( 773-852 H.) dikenalsebagai raja pensyarah kitab Shahîh al-Bukhariy, bukanlah seorang rawihadis. la lebih dikenal sebagai ulama pemerhati hadis yang berkatketekunannya tak segan-segannya untuk menimba ilmu dari berbagaiulama, baik ulama di daerahnya, maupun ulama di berbagi wilayah negeri.Dengan metode thariqah adzkiya, akhirnya Ibnu Hajar mencapai derajatAmîr al-Mu minîn dalam bidang hadis, suatu gelar tertinggi yangdisandangkan kepada ulama hadis. Karya karyanya sangat spektakuler,jumlahnya tidak kurang dari 318 buah karangan, dan sangat beragamdalam berbagai ilmu keislaman. Kitab Bulûgh al-Maram adalah salah satudiantaranya. Menuangkan hafalan ataupun menukil hadis dari berbagaikitab kedalam kitab tertentu, haruslah sangat berhati-hati. Sebagai seoranghâfizh dan juga Amîr al-Mu minîn dalam bidang hadis,19 Ibnu Hajar sangatmengerti hal tersebut. Namun demikian, sebagai manusia biasa tidakmustahil kiranya jika terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam menukil.Sehingga tidak mustahil matan yang dinukilnya berbeda dengan matan

Muhammad Dailamy: Hadis-hadis Kitab Bulugh al-Maram SOSIO-RELIGIA , Vol. 5 No. 2, Februari 2006 352 dari Nabi, baik yang berupa perkataan, perbuatan maupun ketetapannya. 2 Sahabat diyakin

Related Documents:

Imam az-Zahabi mengatakan, kitab hadis yang ditulis Imam Bukhari merupakan kitab yang tinggi nilainya dan paling baik setelah Al-Quran. Di antara sederet kitab hadis yang ditulis para ulama sejak abad ke-2 Hijriah, para ulama lebih banyak merujuk pada enam kitab hadis utama atau Kutub as-Sittah.

Pada tahun 70, ada sejumlah kitab dalam Alkitab yang diperdebatkan sehingga tidak tampak dalam beberapa versi terjemahan Alkitab. Beberapa kitab yang dimaksud di antaranya adalah: Kitab Yakobus, Kitab Ibrani, Kitab 1 Petrus dan Kitab 2 Petrus. Kitab-kitab tersebut tidak tercantum dalam beberapa terjemah

Bahasan Utama dalam Kitab Fiqih Pilihan — 126 3. Daftar Kitab Tata Bahasa Arab, Tajwid, dan Logika — 149 4. Daftar Kitab Akidah (Ushuluddin dan Tauhid) — 155 5. Daftar Kitab Tafsir Al-Quran — 158 6. Daftar Kitab Hadis Dan Ilmu Hadis — 160 7. Daftar Kitab Tasawuf dan

E. Kitab-Kitab yang Diperlukan dalam Takhrij Hadits3 Dalam melakukan takhtij hadits, kita memerlukan kitab-kitab yang berkaitan dengan takhrij hadits ini. Adapun kitab-kitab tersebut antara lain sebagai berikut. a. Hidayatul bari ila tartibi Ahadisil Bukhari Kitab ini disusun oleh Abdur Rahman Ambar Al-Misri At-Tahtawi, kitab

kitab tersebut sampai kepada draft terakhir yang dikerjakannya di masjid Nabawi Madinah16. Menurut penelitian Azami, ada sejumlah 9802 Hadis yang dimuat Imam al-Bukhari ke dalam kitab sahihnya, dan apabila dihitung tanpa memasukkan Hadis yang berulang, maka jumlahnya adalah 2602 Hadis. Jumlah ini tidak termasuk di dalamnya Hadis mauquf

a. Kitab negara kertagama : mpu prapanca b. Kitab sutasoma : mpu tantular c. Kitab pararaton : riwayat raja-rajasinghasari,majapahit d. Kitab sundayana : peristiwa bubat e. Kitab ranggalawe : pemberontakan ranggalawe f. Kitab sorandoka : pemberontakan sora g. Kitab usana jawa : penakhlukan bali olehgajah mada dan arya dama

penuh perhatian, kajian, telaah. Kitab shahih bukhari adalah kitab hadis yang paling shahih setelah al qur‟an. Sebagaimana seperti yang diungkapkan oleh imam nawawi dalam muqodimah syarah shahih muslim6. Berdasarkan penjelasan istilah-istilah di atas dapat di simpulkan bahwa maksud

(half serious, half playful) Yes – except for last summer, when you never came near me –Sheila (Act 1) Suggesting that she doesn [t fully trust him, despite the fact that theyre going to be married soon, but again shows how she is childish, and relatively light-hearted, as she is still half playful [ even in something which could be seen as quite serious. men with important work to do .