POLITIK TATA KELOLA INFRASTRUKTUR - UIN Walisongo

2y ago
33 Views
2 Downloads
3.82 MB
157 Pages
Last View : 15d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Roy Essex
Transcription

POLITIK TATA KELOLA INFRASTRUKTUR(Studi Kasus Jalan Di Mijen Kota Semarang 2016 – 2018)SKRIPSIProgram Sarjana (S-1)Jurusan Ilmu PolitikOleh:Af’idatun Nisak1506016010FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGOSEMARANG20191

PERSETUJUAN PEMBIMBINGii

PENGESAHANiii

PERNYATAANiv

KATA m Wr. Wb.Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dankarunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudulPOLITIK TATA KELOLA INFRASTRUKTUR (Studi Kasus Jalan DiMijen Kota Semarang 2016 – 2018). Shalawat dan salam penulishaturkan kepada pemimpin umat Islam Nabi Muhammad SAW yangtelah membawa umatnya menjadi umat yang berakhlakul karimah,memiliki pengetahuan dan intelektual.Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelarSarjana Ilmu Politik S1 (S.IP) pada jurusan Ilmu Politik, Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang. Pada kesempatan ini,penulis mengucapkan rasa syukur atas rahmat dan karunia Allah SWTdan berbagai pihak yang telah memberikan bantuan moril maupunmateriil baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap penulisdalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai. Untuk itu, penulismenyampaikan banyak terima kasih kepada:1. Yang terhormat Rektor UIN Walisongo Semarang Prof. Dr. H.Imam Taufiq, M.Ag selaku penanggung jawab penuh terhadapberlangsungnya proses belajar mengajar di lingkungan UINwalisongo Semarang.v

2. Dr. H. Muhyar Fanani, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosialdan Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang yang telah memberiizin dalam pelaksanaan penulisan skripsi penulis.3. H. Amin Farih, M.Ag dan H. Adib, M.Si selaku Ketua danSekretaris jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik UIN Walisongo Semarang yang telah memberikanpengarahan dan nasehat kepada penulis khususnya dalampelaksanaan perkuliahan.4. H. Adib, M.Si dan Muhammad Mahsun, M.A selaku DosenPembimbing I dan Pembimbing II yang telah sabar dan tulusdalam memberi masukan maupun arahan, menuntun, memotivasi,dan meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran kepada penulisdalam penyusunan skripsi.5. Seluruh Dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik UIN Walisongo Semarang yang telah memberikanberbagai ilmu dan pengalamannya sehingga dapat bermanfaatdan sangat berguna bagi penulis.6. Seluruh Civitas Akademik dan Staf Administrasi Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang.7. Seluruh informan yang memberikan informasi kepada penulisuntuk melakukan penelitian dan memperoleh data.8. Kedua orang tua penulis yang tiada henti memberikan semangat,doa, dan nasihat sehingga penulis bisa mencapai pada tahap ini.vi

9. Beasiswa Prestasi UIN Walisongo yang telah memberi bantuanmateriil kepada penulis selama masa perkuliahan.10. Sahabat-sahabat penulis, Hamdy Smith Al Hadar, Sifa Fauzia,Hepy Luberisasi, Uswatun Hasanah, Fatkhuliyah Rizqianah,Anicka Muzaeni, Malihatin dan Anindya Putri Hapsari yang telahmembantu dan menyemangati penulis selama proses penyusunanskripsi.11. Teman-teman Ilmu Politik FISIP 2015 dan KKN Reguler ke-71Desa Getas Demak yang telah memberikan ilmu dan pengalamandi bidang non akademik bagi penulis.vii

PERSEMBAHANKarya ini penulis persembahkan kepada:Kedua orang tua penulis yang selalu mendukung dan mendoakan sertamenjadi penyemangat penulis selama ini.Almamater penulis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUIN Walisongo Semarang.viii

MOTTOEVERYTHING IS POSSIBLE. DO WHAT YOU WANNA DO!- Sasha Carrion & Dezel H. Washingtonix

ABSTRACTThe study of urban politics is how the government manages thecity (as a public servant), then the assumptions that underlie thegovernment to make certain urban policy choices and the impact causedby these policy choices and the involvement of non-government elementsin urban politics itself. This research will specifically look at how apolicy is taken by the government, what the process is, and who theactors are. In the problems that exist in Mijen Semarang City, which thenbecomes the main discussion that is related to the development of roadinfrastructure, especially city roads which is one of the problems that canbe seen from the study of urban politics.Mijen is the largest area but the population is the least in the cityof Semarang, which has been the author of a thorough study of roadinfrastructure, especially city roads because the practice of roadconstruction in Mijen has increased to become an independent city. In theconstruction of the city road there are also political and private figureswho are used to working on road projects. This is the reason for theauthors to conduct research in Mijen. Because in terms of spatialplanning, Mijen is on the edge of the city center but can be anindependent city.The research method that I use is a qualitative method with apolitical economy approach to the type of critical political economy thatis an approach that discusses the relationship between social structure,power structure and historical power relations. So that relations betweencountries, businesses and communities in this type are dynamic. Themain concept in the political economy of the type of critical politicaleconomy is the social political process and the economic process. In thesocio-political process, urban development is largely determined by howthe city government bargains within the socio-political framework withthe community to determine which development is most suitable for thecity. Whereas the economic process sees that urban development ispurely an effort made by business groups.x

The results of the field interviews can be concluded that the roadinfrastructure governance model in Semarang City Mijen 2016 - 2018 is ademocratic regime with an economic capitalism. The regime as a wholesystem of institutions involved in the economy (government andconstruction entrepreneurs) and mutual influence with each other with theaim of helping people to provide the goods and services needed toachieve prosperity. The influence of the regime on the allocation of roadsin Mijen, if it is associated with efforts to develop road infrastructureunder the authority of the public works office, civil society is still theobject for the supply of goods and services needed to achieve prosperity.So that the alignment of the vision and mission of urban politics withurban realities in Mijen Semarang City 2016 - 2018 is still dynamic.Keywords: Urban Politics, Governance, Road Infrastructure.xi

ملخص تتمثل دراسة السياسة الحضرية في كيفية إدارة الحكومة للمدينة (كموظف عام) ، ثم االفتراضات التي تقوم عليها الحكومة في اتخاذ بعض خيارات السياسة الحضرية والتأثير الناجم عن هذه الخيارات السياسية وإشراك عناصر غير حكومية في السياسة الحضرية نفسها . سوف يبحث هذا البحث على وجه التحديد في الكيفية التي تتخذ بها الحكومة السياسة ، وما هي العملية ، ومن هم الفاعلون . في المشاكل التي توجد في مدينة سيمارانج ميخن نفسها ، والتي تصبح بعد ذلك المناقشة الرئيسية المتعلقة بتطوير البنية التحتية للطرق ، وخاصة طرق المدينة التي تعد واحدة . من المشاكل التي يمكن رؤيتها من خالل دراسة السياسة الحضرية ، التي كانت مؤلفة دراسة Semarang هي أكبر منطقة ولكن السكان هم األقل في مدينة Mijen قد Mijen شاملة للبنية التحتية للطرق وخاصة الطرق في المدينة ألن ممارسة بناء الطرق في ازدادت لتصبح مدينة مستقلة . في بناء طريق المدينة ، هناك أيضًا شخصيات سياسية و خاصة معتادة على العمل في مشاريع الطرق . هذا هو السبب وراء قيام المؤلفين بإجراء البحوث في على حافة وسط المدينة ولكنها يمكن أن Mijen ميجن . ألنه من حيث التخطيط المكاني ، تقع . تكون مدينة مستقلة طريقة البحث التي أستخدمها هي طريقة نوعية مع نهج االقتصاد السياسي لنوع االقتصاد السياسي الحرج وهو نهج يناقش العالقة بين الهيكل االجتماعي وهيكل السلطة وعالقات القوة التاريخية . بحيث تكون العالقات بين البلدان والشركات والمجتمعات من هذا النوع ديناميكية . المفهوم الرئيسي في االقتصاد السياسي لنوع االقتصاد السياسي الحرج هو العملية االجتماعية السياسية والعملية االقتصادية . في العملية االجتماعية - السياسية ، يتم تحديد التنمية الحضرية إلى حد كبير من خالل كيفية المساومة بين حكومة المدينة في اإلطار االجتماعي والسياسي مع المجتمع لتحديد التنمية األكثر مالءمة للمدينة . في حين أن العملية االقتصادية ترى أن التنمية . الحضرية هي مجرد جهد تبذله مجموعات األعمال يمكن استنتاج نتائج المقابالت الميدانية أن نموذج حوكمة البنية التحتية للطرق في مدينة سيمارانج ميجن 6102 - 6102 هو نظام ديمقراطي برأسمالية اقتصادية . النظام ككل نظام للمؤسسات المشاركة في االقتصاد (أصحاب المشاريع الحكومية والبناء) والتأثير المتبادل مع بعضهم البعض بهدف مساعدة الناس على توفير السلع والخدمات الالزمة لتحقيق الرخاء . تأثير النظام على تخصيص الطرق في ميجن ، إذا ارتبط بالجهود المبذولة لتطوير البنية التحتية للطرق تحت سلطة مكتب األشغال العامة ، فال يزال المجتمع المدني هو الهدف لتزويد السلع والخدمات الالزمة لتحقيق الرخاء . بحيث ال يزال التوفيق بين رؤية ومهمة السياسة الحضرية مع . الواقع الحضري في مدينة ميين سيمارانج 6102 - 6102 ديناميكية الكلمات المفتاحية : السياسة الحضرية ، الحوكمة ، البنية التحتية للطرق xii

ABSTRAKKajian politik perkotaan adalah bagaimana pemerintah mengelolakota (sebagai pelayan publik), kemudian asumsi-asumsi apa yangmendasari pemerintah melakukan pilihan kebijakan perkotaan tertentudan dampak yang ditimbulkan atas pilihan kebijakan tersebut sertaketerlibatan elemen non-pemerintahan dalam politik perkotaan itusendiri. Dalam penelitian ini akan secara khusus melihat bagaimanasebuah kebijakan diambil oleh pemerintah, bagaimana prosesnya, sertasiapa saja aktornya. Dalam permasalahan yang ada di Mijen KotaSemarang sendiri, yang mana hal ini kemudian menjadi pembahasanutama yakni terkait pembangunan infrastruktur jalan khusunya jalan kotayang merupakan salah satu permasalahan yang dapat dilihat dari studipolitik perkotaan.Mijen merupakan wilayah terbesar tetapi penduduknya palingsedikit di Kota Semarang yang sudah penulis teliti mengenai infrastrukturjalan khusunya jalan kota karena praktik pembangunan jalan di Mijentersebut mengalami peningkatan hingga menjadi kota mandiri. Di dalampembangunan jalan kota tersebut juga ada tokoh politik dan swasta yangsudah biasa untuk mengerjakan proyek jalan. Hal tersebut yang menjadialasan penulis untuk melakukan penelitian di Mijen. Karena dari segi tataruang wilayah, Mijen berada ditepi dari pusat kota tetapi bisa menjadikota mandiri.Metode penelitian yang penulis gunakan yaitu metode kualitatifdengan pendekatan ekonomi politik tipe critical political economy yaitupendekatan yang membahas tentang hubungan antara struktur sosial,struktur kekuasaan dan relasi kekuasaan secara historis. Sehinggahubungan negara, bisnis dan masyarakat dalam tipe ini bersifat dinamis.Konsep utama dalam ekonomi politik tipe critical political economyadalah proses sosial politik dan proses ekonomi. Dalam proses sosialpolitik, pembangunan kota banyak ditentukan dari bagaimana pemerintahkota melakukan tawar-menawar dalam kerangka sosial politik denganmasyarakat untuk menentukan pembangunan yang dirasa paling cocokbagi kota. Sedangkan proses ekonomi melihat bahwa pembangunanperkotaan merupakan murni sebuah upaya yang dilakukan olehkelompok-kelompok bisnis.xiii

Hasil dari wawancara di lapangan dapat disimpulkan bahwamodel tata kelola infrastruktur jalan di Mijen Kota Semarang 2016 –2018 adalah rezim demokratis dengan ekonomi kapitalisme. Rezimtersebut sebagai sistem keseluruhan lembaga-lembaga yang terkait dalamperekonomian (pemerintah dan pengusaha konstruksi) dan salingmempengaruhi satu sama lain dengan tujuan membantu masyarakat untukmenyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan agar tercapaikemakmuran. Pengaruh rezim terhadap alokasi jalan di Mijen ini, jikadikaitkan dengan upaya pembangunan infrastruktur jalan yang menjadikewenangan Dinas Pekerjaan Umum, masyarakat sipil masih menjadiobjek untuk penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan agar tercapaikemakmuran. Sehingga kesesuaian visi dan misi politik perkotaan denganrealitas urban di Mijen Kota Semarang 2016 – 2018 masih bersifatdinamis.Kata kunci: Politik Perkotaan, Tata Kelola, Infrastruktur Jalan.xiv

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL . iHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.iiHALAMAN PENGESAHAN . iiiHALAMAN PERNYATAAN . ivKATA PENGANTAR. vPERSEMBAHAN . viiiMOTTO. ixABSTRACT . x ملخص .xiiABSTRAK . xiiiDAFTAR ISI . xvDAFTAR TABEL . xviiiDAFTAR GAMBAR . xixBAB I : PENDAHULUAN . 1A. Latar Belakang . 1B. Rumusan Masalah. 7C. Tujuan Penelitian . 7D. Manfaat Penelitian . 8E. Tinjauan Pustaka . 9F. Kerangka Teori . 141. Teori Rezim . 142. Teori Politik Perkotaan; Model Proses Politik . 18G. Metode Penelitian . 22xv

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian . 222. Definisi Konseptual . 233. Sumber dan Jenis Data . 274. Teknik Pengumpulan Data . 285. Teknik Analisis Data . 30H. Sistematika Penulisan . 32BAB II : LANSKAP KOTA SEMARANG . 34A. Kondisi Geografis dan Demografi Kota Semarang . 341. Geografis Kota Semarang . 342. Demografi Kota Semarang . 36B. Kondisi Sosial dan Budaya Kota Semarang . 391. Kondisi Sosial Kota Semarang . 392. Kondisi Budaya Kota Semarang . 40C. Kekuatan-kekuatan Politik di Kota Semarang . 421. Partai-partai Politik. 422. Kondisi Masyarakat Sipil . 47D. Tata Kelola Kota Semarang; Tinjauan Sejarah . 521. Era Orde Baru di Kota Semarang . 522. Era Reformasi di Kota Semarang . 53E. Jalan Kota di Mijen Kota Semarang . 57BAB III : MODEL REZIM TATA KELOLA INFRASTRUKTURJALAN DI MIJEN KOTA SEMARANG . 60A. Tata Kelola Infrastruktur Jalan . 60B. Implementasi Tata Kelola . 631. Transparansi Informasi . 63xvi

2. Pelelangan Jalan . 683. Realisasi Program Kerja . 76C. Model Rezim Tata Kelola Infrastruktur Jalan . 80BAB IV : MODEL REZIM DALAM ALOKASI JALAN DI MIJENKOTA SEMARANG . 89A. Hubungan Pemerintah, Pengusaha Konstruksi dan Masyarakat Sipil.89B. Pengaruh Terhadap Alokasi Jalan di Mijen Kota Semarang . 98BAB V : PENUTUP . 103A. Kesimpulan . 103B. Saran . 104DAFTAR PUSTAKA. 106LAMPIRANDAFTAR RIWAYAT HIDUPxvii

DAFTAR TABELTabel 1. Jumlah Penduduk Kota Semarang 2018 . 37Tabel 2. Daftar Walikota Semarang Era Orde Baru. 52Tabel 3. Daftar Walikota Semarang Era Reformasi . 54Tabel 4. Karakteristik Jalan Kota di Mijen . 58.xviii

DAFTAR GAMBARGambar 1. Tata Ruang Wilayah Kota Semarang. 34Gambar 2. Jumlah Anggota DPRD Kota Semarangperiode 2014-2019 . 44Gambar 3. Perolehan Suara Kandidat dalam Pilkada Walikota danWakil Walikota Semarang Tahun 2015 . 45Gambar 4. Peta Citra Mijen Kota Semarang . 57Gambar 5. Smart Infrastruktur Pekerjaan Umum.65Gambar 6. Pemenang Lelang Umum Jalan BandungsariRaya Mijen 2018 . 72Gambar 7. Pemenang Lelang Umum Jalan Iman SoepartoMijen 2017. 73Gambar 8. Pemenang Lelang Umum Jasa Konsultansi Badan UsahaDED Lingkar Luar Segmen Mijen Cangkiran PerintisKemerdekaan 2016 . 74xix

DAFTAR LAMPIRANLampiran 1. Surat Izin Penelitian . 113Lampiran 2. Panduan Wawancara . 124Lampiran 3. Narasumber Penelitian . 126Lampiran 4. Dokumentasi . 128Lampiran 5. Daftar Jalan Kota di Mijen . 132Lampiran 6. Data-data Pemenang Lelang . 134xx

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangIndonesiapascareformasi1998 ditandaidenganperubahan besar yang diikuti oleh kebijakan desentralisasi.Kebijakan pertama menghantarkan pelimpahan kekuasaan dankewenangan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Hal inisebagaimana amanat Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah. Undang-undang tersebut untuk memenuhituntutan reformasi yaitu mewujudkan suatu Indonesia baru yanglebih demokratis, adil dan sejahtera. Kebijakan kedua ditandaidengan proses pemilihan kepala daerah secara langsung, inisesuai dengan amanat Undang-undang No. 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan revisi atasregulasi sebelumnya tersebut (Masyarakat Ilmu PemerintahanIndonesia, natkan dalam regulasi itu, dipandang sejalan dengan aimemperkuat sistem pemerintahan lokal dan otonomi daerahsebagai suatu proses demokratisasi. Namun, pemilihan secaralangsung dinilai menimbulkan banyak persoalan, seperti money1

politics, konflik antarkapabilitaskepalapendukung calondaerahterpilihkarenadan rendahnyaterabaikannyakompetensi kandidat dan dominasi uang dalam proses pemilihan(Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia, 2009). Kemudiansetelah pilkada usai, kepala daerah dituntut untuk melakukaninovasi dan membuat terobosan-terobosan baru dalam rangkamendorong pembangunan daerah yang lebih progresif (Abdullah,2005).Salah satu fokus terobosan pembangunan daerah yaitusektor infrastruktur jalan. Jalan sebagai salah satu infrastrukturmerupakan unsur penting dalam pengembangan kehidupanberbangsa dan bernegara, dalam pembinaan persatuan dankesatuan bangsa, wilayah negara, dan fungsi masyarakat sertadalam memajukan kesejahteraan umum. Untuk terpenuhinyaperanan jalan sebagaimana mestinya, pemerintah mempunyaikewajiban membangun jalan, agar jalan dapat dilaksanakansecara berdaya guna dan berhasil maka diperlukan keterlibatanmasyarakat (Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2016 TentangPerubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun tas).Berkaitan dengan pernyataan di atas, studi ini melihat kebijakantata kelola infrastruktur jalan di Mijen Kota Semarang 2016 –2018. Dalam studi ini, penulis membatasi pada tata kelolainfrastruktur jalan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota2

Semarang dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarangkhususnya pada pembangunan jalan di wilayah Mijen. DimanaMijen merupakan wilayah terluas di Kota Semarang tetapipenduduknya sedikit. Di sisi lain, Mijen mampu menjadi kotamandiri dengan selalu menaikan laju pertumbuhan pembangunaninfrastruktur.Salah satu strategi Pemerintah Kota Semarang dalammeningkatkan kualitas infrastruktur kota melalui kebijakanpengembangan sistem jaringan jalan yang terpadu. PemerintahKota Semarang menargetkan program pembangunan danpemeliharaan jalan Kota Semarang dengan target anggaran Rp419 miliar dalam RPJMD 2016 – 2021 Kota Semarang. Selainitu, APBD murni Kota Semarang 2018 ditetapkan sebesar Rp4,33 triliun dan alokasi 30% untuk pembangunan danpemeliharaan jalan (BPKAD Pemerintah Kota Semarang, uktur jalan di atas, peneliti melihat bahwa dinamikapolitik perkotaan di Kota Semarang berkutat pada ketersediaaninfrastruktur jalan yang memadai. Hal tersebut merupakan salahsatu daya tarik Kota Semarang dalam meningkatkan daya saingdaerah. Tentunya, dalam proses perkembangan kebijakaninfrastruktur jalan mempunyai proses politik yang aPemerintah Kota Semarang.3

Hakekatnya, dinamika politik perkotaan di atas terkaitkajian infrastruktur jalan merupakan sebuah masalah perkotaanyang dipandang secara berbeda oleh aktor-aktor perkotaan itusendiri. Dimana di satu sisi terdapat kelompok yang memandangbahwa dengan adanya kebijakan pembangunan infrastruktur akanmengatasi permasalahan infrastruktur jalan di Kota Semarangyang selalu berkutat pada perekonomian kota dan kebutuhanuntuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Sedangkan di sisilain, terdapat beberapa kelompok yang melihat bahwa kebijakanini dinilai merugikan pemerintah kota (Darmawan, 2012).Kajian politik perkotaan adalah bagaimana pemerintahmengelola kota (sebagai pelayan publik), kemudian asumsiasumsi apa yang mendasari pemerintah melakukan pilihankebijakan perkotaan tertentu dan dampak yang ditimbulkan ataspilihan kebijakan tersebut. Dalam pembahasan lain, dikaji pulatentang keterlibatan elemen non-pemerintahan dalam politikperkotaan itu sendiri (Darmawan, 2012).Contoh penelitian yang sudah dilakukan oleh M. LuthfiEko Nugroho & Fadjar Hari Mardiansjah (2016) dengan judul“Pergeseran Kebijakan Tata Ruang Kota Semarang 1975-2011:Dari Pembangunan Sektoral Menuju Keterpaduan Ruang”. Studipolitik perkotaan ini mengkaji tentang tata ruang kota denganperspektif sosiometrik. Artikel ini memfokuskan kajian padaprospek kebijakan tata ruang kota. Kesimpulannya adalah Kota4

Semarang fokus pada perdangangan dan jasa diikuti dengankepadatan penduduk Kota Semarang yang semakin bertambahsehingga menjadikan Kota Semarang sebagai pusat perdagangandan jasa berskala internasional yang aman, nyaman, produktif,dan berkelanjutan (Nugroho, 2016).Penelitian lain yang dilakukan oleh Argenti (2018)dengan judul “Civil Society, Shadow State Dan Local StrongmenDalam Kajian Politik Lokal”. Fokus kajian pada peran civilsociety. Kesimpulannya adalah dalam sistem demokrasi,eksistensi civil society sangatlah diperlukan sebagai pengawasjalannya roda pemerintahan. Representasi civil society berupaorganisasi non-pemerintah yang menjadi wadah berkumpulnyamasyarakat. Di era demokratisasi, peran kelompok-kelompokcivil society ini sangat penting karena semakin kuatnya civilsociety maka pembangunan politik ke arah konsolidasi demokrasilebih baik. Sehingga anomali demokrasi di daerah terminimalisir (Argenti, 2018).Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Prapti (2015)dengan judul “Analisis Dampak Pembangunan InfrastrukturJalan Terhadap Pertumbuhan Usaha Ekonomi Rakyat di KotaSemarang”. Artikel ini memiliki fokus kajian pada infrastrukturjalan bagi ekonomi warga. Kesimpulannyayaitu untukmenghasilkan output diperlukan input pada proses produksi yaitu5

modal dan tenaga kerja sesuai fungsi produksi Cobb-Douglas.Salah satu bentuk modal adalah infrastruktur jalan. Peningkatanproduktivitas tenaga kerja juga memerlukan infrastruktur jalansebagai sarana pendukung. Oleh karena itu infrastruktur jalandinilai penting sebagai pendorong perekonomian (Prapti, 2015).Beberapa kajian di atas menujukkan bahwa studi-studitentang dinamika politik perkotaan selama ini berfokus pada fisiktata ruang, kepemimpinan dan partisipasi warga serta pelayananpublik dengan perspektif sosiologis. Beberapa studi tersebut tidakbanyak menyinggung persoalan model rezim yang dihasilkan frastruktur jalan. Padahal, menurut peneliti, model mmenentukan kegagalan atau kesuksesan pembangunan suatu kotadi Indonesia. Studi model rezim ini mengisi kekosongan tersebut.Oleh karena itu, penelitian ini secara khusus melihat bagaimanasebuah kebijakan diambil oleh pemerintah, bagaimana prosesnya,serta siapa saja aktornya, baik aktor pemerintah maupun nonpemerintah dalam tata kelola infrastruktur jalan yang merupakansalah satu permasalahan yang dapat dilihat dari studi politikperkotaan (Prapti, 2015).Pada kesempatan kali ini, peneliti melakukan penelitiantentang politik tata kelola infrastruktur jalan di Mijen KotaSemarang 2016 – 2018. Obyek penelitian penulis yaitu6

rakat sipil di Mijen. Dalam kasus politik perkotaan yangberlangsung di Mijen Kota Semarang, peneliti melihat bentukpersoalanPemerintahmodelKotarezim ruksidanmasyarakat sipil. Tentunya, hal ini untuk membuktikan bahwaasumsi penulis tentang adanya model rezim yang dihasilkan dariproses-proses politik berdampak pada infrastruktur jalan.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yangdapat dirumuskan adalah sebagai berikut:1. Bagaimana model rezim yang terbentuk dalam tata kelolainfrastruktur jalan di Mijen Kota Semarang 2016 – 2018?2. Bagaimana model rezim dalam alokasi jalan di Mijen KotaSemarang 2016 – 2018?C. Tujuan PenelitianDari rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah :1. Untuk memahami dan memperoleh pengetahuan tentangmodel rezim yang terbentuk dalam tata kelola infrastrukturjalan di Mijen Kota Semarang 2016 – 2018.2. Untuk mengetahui model rezim dalam alokasi jalan di MijenKota Semarang 2016 – 2018.7

D. Manfaat PenelitianHasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritismaupun secara praktis, yaitu sebagai berikut :1. Manfaat Teoritisa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikansumbangsih bagi perdebatan seputarpolitik lokaldan/atau politik perkotaan di Indonesia.b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai literaturdalam pelaksanaan penelitian yang relevan di masa yangakan datang.2. Manfaat Praktisa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikanperbaikan program pembangunan infrastruktur jalan diMijen Kota Semarang.b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikanperbaikan mengenai kinerja pelayanan publik di MijenKota Semarang.c. Hasil penelitian dapat menjadi prasyarat mendapatkangelar sarjana ilmu politik.8

E. Tinjauan PustakaTerkait masalah politik perkotaan, tidak sedikit studiyang telah dilakukan oleh para sarjana. Dari beberapa studi yangada, dapat dikelompokkan dengan tema kajian berikut:Pertama, studi politik perkotaan mengkaji tentang tataruang kota dengan perspektif sosiometrik. Diantara studi iniadalah artikel yang ditulis oleh M. Luthfi Eko Nugroho & FadjarHari Mardiansjah pada 2016 dengan judul “PergeseranKebijakan Tata Ruang Kota Semarang 1975-2011: DariPembangunan Sektoral Menuju Keterpaduan Ruang”. Denganmenggunakan metode kualitatif, artikel ini memfokuskan kajianpada prospek kebijakan tata ruang kota. Kesimpulannya adalahKota Semarang fokus pada perdangangan dan jasa. Diikutidengan kepadatan penduduk Kota Semarang yang semakinbertambah dinilai akan menjadikan Kota Semarang sebagai pusatperdagangan dan jasa berskala internasional yang aman, nyaman,produktif, dan berkelanjutan (Nugroho, 2016).Selain itu, artikel yang ditulis oleh Prihadi Nugroho &Agung Sugiri pada 2009 dengan judul “Studi KebijakanPembangunan Terhadap Perubahan Tata Ruang Di KotaSemarang”. Artikel ini menggunakan metode kualitatif, fokuskajian pada dampak kebijakan pembangunan. Kesimpulannyayaitu adanya kebijakan perubahan tata ruang kota memunculkanberbagai

adalah proses sosial politik dan proses ekonomi. Dalam proses sosial politik, pembangunan kota banyak ditentukan dari bagaimana pemerintah kota melakukan tawar-menawar dalam kerangka sosial politik dengan masyarakat untuk menentukan

Related Documents:

prinsip tata kelola perusahaan yang baik 2. struktur tata kelola perusahaan 3. sosialisasi dan penyempurnaan praktik tata kelola perusahaan yang baik 4. kode etik dan tanggung jawab profesional 5. sistem pelaporan pelanggaran 6. sistem pengendalian internal 7. manajemen risiko 8. pelaksanaan penerapan aspek dan prinsip tata kelola sesuai ketentuan otoritas jasa keuangan 146 148 182 185 188 194 .

PENERAPAN PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK Astra Life berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik bagi perusahaan perasuransian dalam seluruh aspek pengelolaan Perusahaan. Komitmen tersebut diwujudkan pada pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 73/POJK.05/2016 tentang Tata Kelola .

YANG BAIK 1. Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka yang selanjutnya disebut Pedoman Tata Kelola, memuat praktik tata kelola perusahaan yang baik sesuai dengan praktik internasional yang patut diteladani dan belum diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor Pasar Modal. 2. Pedoman Tata Kelola sebagaimana dimaksud pada angka 1 mencakup 5 (lima) aspek, 8 (delapan) prinsip tata .

POLITIK DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN ISLAM A. Politik 1. Konsepsi Politik Untuk memahami konsep Politik Pendidikan Islam, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai definisi politik. Menurut Suys, politik adalah perebutan kekuasaan. Menurut Jouseph Roucek, untuk masalah pusat, politik adalah distribusi dan kontrol kekuasaan.

Pedoman Tata Kelola Perusahaan ini mengatur dan menjelaskan mengenai struktur yang membangun corporate governance, hubungan antara organ Perusahaan, proses corporate governance, dan pengukuran terhadap penerapan corporate serta hubungan dengan stakeholders dalam pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan. D. Sistematika Panduan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) disusun .

L Tata Kelola Teknologi Informasi . Pedoman ini terdiri atas 6 (enam) bagian yaitu : Bagian I : Pendahuluan . Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik. 5. PT PERTAMINA (Persero) Code of Corporate Governance – Tata Kelola Perusahaan 2. Competitive (Kompetitif) Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi .

dari Kajian Tata Kelola Pendidikan Tinggi, yang menunjukkan adanya permasalahan pada tata kelola penelitian. Selain itu, adanya temuan BPK dan aduan masyarakat kepada KPK mengenai penyimpangan pengelolaan dana penelitian menguatkan dasar KPK untuk mengkaji lebih dalam mengenai tata kelola dana penelitian.

INTRODUCTION TO FIELD MAPPING OF GEOLOGIC STRUCTURES GEOL 429 – Field Geology Department of Earth Sciences Montana State University Dr. David R. Lageson Professor of Structural Geology Source: Schmidt, R.G., 1977, Geologic map of the Craig quadrangle, Lewis and Clark and Cascade Counties, Montana: U.S. Geological Survey GQ-1411, 1:24,000. 2 CONTENTS Topic Page Introduction 3 Deliverables 4 .