BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Bronchopneumonia

2y ago
179 Views
3 Downloads
330.92 KB
43 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jacoby Zeller
Transcription

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1Konsep Bronchopneumonia2.1.1 Definisi BronchopneumoniaBronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyaipola penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalambronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan disekitarnya (Smeltzer &Suzanne, 2002 dalam NANDA NIC NOC, 2015).Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya menyerangdi brokioli terminal. Bronkeoli terminal tersumbat oleh eksudat mokopurulenyang membentuk bercak-bercak konsolidasi di lobuli yang berdekatan. Penyakitini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran pernapasan atas, demaminfeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh(Sudigdiodi dan Imam Supardi, 1998 dalam NANDA NIC NOC, 2015).Bronchopneumonia disebut juga pneumonia lobaris yaitu suatu peradanganpada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai alveolusdisekitarnya, yang sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan olehbermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.Bronchopneumonia lebih sering merupakan infeksi sekunder terhadap berbagaikeadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai infeksiprimer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang dewasa (Bradley dkk,2011)800

92.1.2 Etiologi BronchopneumoniaMenurut NANDA NIC NOC 2015, secara umum bronchopneumoniadiakibatkan oleh penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensiorganisme pathogen. Orang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanantubuh terhadap organ pernapasan yang terdiri atas: reflek glottis dan batuk, adanyalapisan mukus, gerakan silia yang menggerakan kuman keluar dari organ, dansekresi humoral setempat.Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur,protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia (Sandra M. Nettiria) antara lain:1.Bakteri: Streptococcus, Staphylococcus, H. influenza, Klebsiella2.Virus: Legionella Pneumoniae3.Jamur: Aspergillus Spesies, Candida Albicans4.Apirasi Makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru5.Terjadi karena kongesti paru yang lama2.1.3 Manifestasi Klinis BronchopneumoniaA.Tanda Gejala Terkait dengan Infeksi Pernapasan pada Bayi dan AnakAnak (Wong, 2008)1. Demama. Mungkin tidak ada pada bayi baru lahirb. Paling banyak terjadi pada usia 6 bulan sampai 3 tahunc. Suhu dapat mencapai 39,5o-40,5oC sekalipun pada infeksi ringand. Sering muncul dengan sebagai tanda awal infeksi

10e. Dapat berupa kelesuan dan iritabilitas atau terkadang euphoria dan lebihaktif dari normal, bersifat temporer; sebagian anak berbicara dengankecepatan yang luar biasaf. Kecenderungan untuk mengalami suhu tinggi pada infeksi keluargatertentug. Dapat mencetuskan kejang demamh. Kejang demam jarang terjadi setelah usia 3 atau 4 tahun2. Meningismusa. Tanda-tanda meningeal tanpa infeksi meningesb. Terjadi pada awitan demam yang tiba-tiba, disertai: sakit kepala, tandakernig, brudzinski positif, nyeri dan kekakuan pada punggung dan leher,berkurang bersamaan dengan penurunan suhu3. Anoreksiaa. Terjadi pada sebagian besar penyakit masa kanak-kanakb. Sering menjadi tanda awal adanya penyakitc. Menurun atau meningkat sela demam dari suatu penyakit, sering meluassampai tahap konvalensens4. Muntaha. Hanya sedikit anak kecil yang muntah pada saat sakitb. Petunjuk untuk awitan infeksi

11c. Dapat mendahului tanda-tanda lain selama beberapa jamd. Biasanya hanya sebentar namun dapat tetap ada selama sakit5. Diarea. Biasanya ringan, diare transien namun dapat menjadi beratb. Sering disertai infeksi pernapasan akibat visrusc. Sering menyebabkan dehidrasi6. Nyeri Abdomena. Keluhan utamab. Terkadang tidak dapat dibedakan dengan nyeri apendisitisc. Dapat disebabkan oleh limfedenitis mesenterikad. Spasme otot akibat muntah dapat menjadi salah satu faktor, terutama padaanak yang tegang dan gugup7. Hidung Tersumbata. Hidung anak yang kecil mudah tersumbat oleh pembengkakan mukosa daneksudasib. Dapat memengaruhi pernapasan dan pemberian makan pada bayic. Dapat menimbulkan otitis media dan sinusitis8. Rabas Hidunga. Sering terjadi

12b. Dapat encer dan berair (rinorea) atau kental dan purulentc. Bergantung pada jenis dan atau tahap infeksid. Berkaitan dengan rasa gatale. Dapat mengiritasi bibir atas dan kulit di sekitar hidung9. Batuka. Gambaran yang sering ditemukanb. Dapat terlihat hanya selama fase akutc. Dapat tetap ada selama beberapa bulan setelah penyakit10. Bunyi NapasBunyi napas yang berhubungan dengan penyakit pernapasan:a. Batukb. Serakc. Mendengkurd. Stridore. Mengi auskultasif. Mengig. Ronki kasarh. Tidak ada bunyi

1311. Sakit Tenggorokana. Sering dikeluhkan oleh anak-anak yang lebih besarb. Anak-anak yang masih kecil (tidak dapat menjelaskan gejala mungkintidak mengeluh bahkan ketika sudah sangat terinfeksi)c. Anak sering menolak untuk minum atau makan secara oral.B.NANDA (2015) menjelaskan:Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluranpernapasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderitabronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil,demam, nyeri dada pleuritic, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernapasmenggunakan otot bantu aksesorius, dan bisa timbul sianosis (Barbara C. Long,1996 dalam NANDA NIC NOC, 2015).Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadikonsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat) (NANDA NIC NOC, 2015).2.1.4 Patofisiologi BronchopneumoniaAgen penyabab pneumonia masuk ke paru-paru melalui inhalasi ataupunaliran darah. Diawali dari saluran pernapasan dan ahirnya masuk ke saluranpernapasan bawah. Kemudian timbul reaksi peradangan pada dinding bronkus. Selmenjadi radang berisi eksudat dan sel epitel (Manurung S dkk, 2008).Pneumonia adalah inflamasi atau infeksi pada parenkim paru. Pneumoniadisebabkan oleh satu atau lebih agens berikut: virus, bakteri (mikoplasma), fungi,parasit, atau aspirasi zat asing. Pola penyakitnya bergantung pada:

14a. Agens penyebabb. Usia anakc. Reaksi anakd. Luasnya lesie. Derajat obstruksi bronkus (Betz, 2009).

15Gambar 2.1 Pathway BronchopneumoniaSumber: NANDA, 2015

162.1.5 KlasifikasiMenurut PDPI 2003 :1.Berdasarkan klinis dan epideologis :a. Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)Pneumoni komunitas atau yang disebut juga dengan pneumonia didapat(acquired) adalah pneumonia yang terjadi di luar rumah sakit (Rab, onia/nosocomialpneumonia)adalah pneumonia yang didapat selama perawatan di rumah sakit, terutamapada usia lanjut, setelah operasi, dan pada pengguanaan ventilator (Rab,2010)c. Pneumonia aspirasid. Pneumonia pada penderita Immunocompromised2.Berdasarkan bakteri penyebaba. Pneumonia bakterial/tipikal. Dapat terjadi pada semua usia. Beberapabakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka, misalnyaKlebsiella pada penderita alkoholik, Staphyllococcus pada penderita pascainfeksi influenza.b. Pneumonia atipikal, disebabkan Mycoplasma, Legionella dan Chlamydiac. Pneumonia virusd. Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutamapada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised)

173.Berdasarkan predileksi infeksia. Pneumonia lobaris. Sering pada pneumonia bakterial, jarang pada bayidan orang tua. Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmenkemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya: padaaspirasi benda asing atau proses keganasanb. Bronkopneumonia. Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapanganparu. Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus. Sering pada bayi danorang tua. Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkusc. Pneumonia interstisial2.1.6 Pemeriksaan Penunjang BronchopneumoniaMenurut NANDA NIC NOC tahun 2015, pemeriksaan penunjang yangdapat menegakkan diagnosa keperawatan antara lain:a.Pemeriksaan Laboratorium1.Pemeriksaan darah2.Pemeriksaan sputum3.Analisa gas darah4.Kultur darah5.Sampel darah, sputum, dan urineb.Pemeriksaan Radiologi1.Rontgenogram Thoraks2.Laringoskopi/bronkoskopi

18Menurut Doenges tahun 2000, pemeriksaan penunjang yang dapatmenegakkan diagnosa keperawatan antara lain:1. Sinar X : Mengidentifikasi distribusi structural; dapat juga menyatakan tratemenyebaratauterlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/perluasan infiltrat nodul (virus).Pneumonia mikroplasma sinar X dada mungkin bersih.Gambaran radiologis mempumyai bentuk difus bilateral dengan peningkatancorakan bronkovaskular dan infiltrate kecil dan halus yang tetsebar di pinggirlapang paru. Bayangan bercak ini sering terlihat pada lobus bawah2. GDA : Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibatdan penyakit paru yang ada.mungkin menunjukkan hipoksemia danhipokarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik3.Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : Diambil dengan biopsy jarum,aspirasi transtrakeal, bronkparu untuk bronkoskopifiberotik atau biopsypembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab4. JDL : Leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi padainfeksi virus, kondisi tekanan imun memungkinkan berkembangnyapneumonia bacterial. Infeksi virus leukosit normal atau meningkat (tidaklebih dari 20.000/mm3 dengan limfosit predominan) dan infeksi bakteri;leukosit meningkat 15.000-40.000/mm3 dengan neutrophil yang predominan5. Pemeriksaan Serologi : Titer virus legionella, agglutinin dingin6. LED : Meningkat

197. Pemeriksaan fungsi paru : Volume mungkin menurun (kongesti dan kolapsalveolar); tekanan jalan napas mungkin meningkat dan complain menurun,hipoksemia8. Elektrolit : Natrium dan klorida mungkin rendah9. Bilirubin : Mungkin meningkat10. Aspirasi perkutan/biopsy jaringan paru terbuka : Menyatakan intranukleartipikal dan keterlibatan sitoplasmik (CMV).2.1.7 Penatalaksanaan BronchopneumoniaMenurut NANDA NIC NOC 2015, Penatalaksanaan yang dapat diberikanantara lain:1.Menjaga Kelancaran Pernapasan2.Kebutuhan IstirahatPasien ini sering hiperpireksia maka pasien perlu cukup istirahat, semuakebutuhan pasien harus ditolong ditempat tidur3.Kebutuhan Nutrisi dan CairanPasien bronkopneumonia hampir selalu mengalami masukan makanan yangkurang. Suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan masukan cairanyang kurang dapat menyebabkan dehidrasi. Untuk mencegah dehidrasi dankekurangan kalori dipasang infus dengan caieran glukosa 5% dan NaCl 0,9%4.Mengontrol Suhu Tubuh5.PengobatanPengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi. Akan tetapi,karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya maka biasanya

20diberika Penisilin ditambah dengan Cloramfenikol atau diberikan antibioticyang mempunyai spektrumluas seperti ampisilin. Pengobatan ini diteruskansampai bebas demam 4-5 hari. Karena sebagian besar pasien jatuh ke dalamasidosis metabolic akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikankoreksi sesuai dengan hasil analisis gas darah arteri.2.2 Konsep Hipertermia2.2.1 Definisi HipertermiaBeberapa definisi dari hipertermia menurut beberapa ahli yaitu:a. Hipertemia adalah peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal (NANDA,2015)b. Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal yang tidakteratur, dan disebabkan ketidakseimbangan antara produksi dan pembatasanpanas (Sodikin, 2012)c. Hipertermia didefinisikan dengan suatu keadaan dimana suhu tubuh melebihititik set, yang biasanya diakibatkan oleh kondisi tubuh atau eksternal yangmenciptakan lebih banyak panas daripada yang dikeluarkan oleh tubuh(Sodikin, 2012)2.2.2 Etiologi HipertermiaHipertermia dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yangmempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efekperangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demamdisebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat

21lain. Terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik/pirogen yangdihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selamakeadaan sakit.Faktor penyebab hipertermia:a. Dehidrasib. Penyakit atau traumac. Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringatd. Pakian yang tidak layake. Kecepatan metabolisme meningkatf. Pengobatan/anesthesiag. Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang)h. Aktivitas yang berlebihan2.2.3 Batasan KarakteristikBatasan karakteristik menurut NANDA (2015), yaitu:1. Konvulsi2. Kulit kemerahan3. Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal4. Kejang5. Takikardi6. Takipnea7. Kulit terasa hangat

222.2.4 Faktor yang BerhubunganFaktor yang berhubungan menurut NANDA (2015) yaitu:1. Anestesia2. Penurunan respirasi3. Dehidrasi4. Pemajanan lingkungan yang panas5. Penyakit6. Pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan7. Peningkatan laju metabolisme8. Medikasi9. Trauma10. Aktivitas berlebihan2.2.5 PatofisiologiTamsuri (2007), mengatakan suhu tubuh dalam keadaan normaldipertahankan di kisaran 37oC oleh pusat pengatur suhu di dalam otak yaituhipotalamus. Pusat pengatur suhu tersebut selalu menjaga keseimbangan antarajumlah panas yang diproduksi tubuh dari metabolisme dengan panas yang dilepasmelalui kulit dan paru sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan dalam kisarannormal. Walaupun demikian, suhu tubuh memiliki fluktuasi setiap saat.Hipertermia merupakan suatu keadaan dimana terdapat peningkatan suhutubuh yang disebabkan kenaikan set point di pusat pengatur suhu di otak melebihi38oC. Hipertermia memang disebabkan oleh berbagai penyakit infeksi danperadangan, alergi, penyakit autoimun, kelainan darah dan keganasan. Berbagai

23proses tersebut akan memicu pelepasan pirogen, yaitu mediator penyebab demam,ke dalam peredaran darah yang lebih lanjut akan memicu pelepasan zat tertentuyang bernama prostaglandin sehingga akan menaikkan set point di pusatpengaturan suhu di otak. Set point di pusat pengatur suhu di otak tiba-tiba naiktersebut akan membuat tubuh merasa bahwa suhu badan berada dibawah nilainormal akibatnya pembuluh darah akan menyempit untuk mencegah kehilanganpanas badan dan tubuh akan mulai menggigil untuk menaikkan suhu tubuh.Penyebab lainnya kenaikan suhu tubuh yang tinggi yang disebabkan olehpeningkatan suhu inti tubuh secara berlebihan sehingga terjadi kegagalanmekanisme pelepasan panas.Tabel 2.1 Suhu Tubuh NormalUmur3 bulan1 tahun3 tahun5 tahun7 tahun9 tahun13 tahunSuhu(Derajat Celcius)37,537,737,237,036,836,736,6Sumber: Hidayat, AAA., 2009Tabel 2.2 Suhu Tubuh NormalKategoriBayiAnakDewasaSuhu(Derajat Celcius)36,1-37,736,3-37,736,5-37,5Sumber: Muhlisin, A., 2018

24Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat yaitu :A.VasodilatasiVasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua areatubuh. Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis padahipotalamusposterior atasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan pemindahanpanas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak.B.BerkeringatPengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhuyang melewati batas kritis, yaitu 37 C. Pengeluaran keringat menyebabkanpeningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi. Peningkatan suhu tubuhsebesar 1 C akan menyebabkan pengeluaran keringat yang cukup banyaksehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari metabolisme basal10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan salah satu mekanisme tubuhketika suhu meningkat melampaui ambang kritis. Pengeluaran keringat dirangsangoleh pengeluaran impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras sarafsimpatis ke seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada sarafkolinergic kelenjar keringat, yang merangsang produksi keringat. Kelenjarkeringat juga dapat mengeluarkan keringat karena rangsangan dari epinefrin dannorefineprin.

25C.Penurunan pembentukan panasBeberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis kimia danmenggigil dihambat dengan kuat.Pelepasan toksikDi invaginasi oleh leukositMelepaskan zat interkulin ke dalam cairan tubuhHipotalamusSet point (titik tetap) berubah dari titik “0”Reaksi peningkatan suhu panas tubuhTubuh mengeluarkan panasHipertermiaaGambar 2.2 Pathway HipertermiaSumber: (Tamsuri, 2007)

262.3 Konsep Asuhan Keperawatan pada Anak2.3.1 Pengkajian KeperawatanA. Konsep Asuhan Keperawatan :1.Mengidentifikasi DataCatat tanggal dan tempat kelahiran, nama panggilan, serta nama pertamaorang tua (jika berbeda dengan nama pertama anak, tanyakan nama terkhir)(Bickley, 2008).2.Keluhan UtamaKeluhan utama yang sering menjadi alasan klien dengan pneumonia untukmeminta pertolongan keshatan adalah sesak napas, batuk, dan peningkatan suhutubuh/demam (Muttaqin, 2008).3.Riwayat Penyakit Saat IniPengkajian ini dilakuakan untuk mendukung keluhan utama. Lakukanpertanyaan yang bersifat ringkas sehingga jawaban yang diberikan klien hanyakata “ya” atau “tidak” atau hanya dengan anggukan dan gelengan kepala. Apabilakeluhan utama adalah batuk, maka perawat harus menanyakan sudah berapa lamakeluhan batuk muncul (onset). Pada klien dengan pneumonia, keluhan batukbiasanya timbul, mendadak dan tidak berkurang setelah minum obat batuk yangada di pasaran.Pada awalnya keluhan batuk tidak produktif, tapi selanjutnya akanberkembang menjadi batuk produktif dengan mukus purulen kekuning-kuningan,kehijau-hijauan, kecokelatan atau kemerahan, dan sering sekali berbau busuk.Klien biasanya mengeluh mengalami demam tinggi dan menggigil (onset

27mungkin tiba-tiba dan bahaya). Adanya keluhan nyeri dada pleuritic, sesak napas,peningkatan frekuensi pernapasan, lemas, dan nyeri kepala (Muttaqin, 2008).4.Riwayat Penyakit Masa Lalua. Riwayat Kelahiran. Data ini terutama penting saat terjadi masalahneurologis dan perkembangan. Dapatkan catatan rumah sakit jikadiperlukan (Bickley, 2008).a)Pranatalkesehatan maternal: pengobatan; penggunaan tembakau, obat-obatan, danpengguanaan alcohol; perdarahan vagina; pertambahan berat badan;durasi kehamilanb)Natalsifat persalinan dan kelahiran, berat badan lahir, skor Apgar pada 1 dan 5menit pertamac)NeonatalUsaha resusitasi, sianosis, icterus, infeksi, pelekatan.b. Riwayat Makan. Data ini terutama penting pada kekurangan nutrisi ataukelebihan nutrisi (Bickley, 2008).a)Menyusui air susu ibu (ASI): frekuensi dan durasi menysui,kesulitan dan waktu metode penyapihanb)Pemberian susu botol: jenis; jumlah; frekuensi; muntah; kolik;diare; suplemen vitamin, zat besi, dan fluoride; pengenalan padamakanan padatc)Kebiasaan makan: tipe dan jumlah makanan yang dimakan, sikaporang tua, dan respons terhadap masalah makan

28c. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan. Data ini penting ketikaterjadi keterlambatan pertumbuhan, retardasi psikomotor dan intelektual,serta gangguan perilaku (Bickley, 2008).a)Pertumbuhan fisik: berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepalapada saat lahir dan sebelum berusia 2 tahun; periode pertumbuhan cepatatau lambatb)Tahap perkembangan yang penting: usia anak ketika ia dapatmengangkat kepala, berguling, duduk, berdiri, berjalan, dan berbicarac)Perkembangan wicara: performa di pra-sekolah dan sekolahd)Perkembangan soaial: pola tidur malam dan siang hari; toilettraining, masalah dalam bicara; kebiasaan perilaku; masalah disiplin;prestasi di sekolah; hubungan dengan orang tua, saudara kandung, danteman sebaya5.Pengkajian psiko-sosio-spiritualPengkajian psikologis klien meliputi beberapa dimensi yang memungkinkanperawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitifdan perilaku klien. Perawat mengumpulkan data hasil dari pemeriksan awal kliententang kapasitas fisik dan intelektual saat ini. Data ini penting untuk menentukantingkat perlunya pengkajian psiko-sosio-spiritual yang saksama. Pada kondisiklinis, klien dengan pneumonia sering mengalami kecemasan bertingkat sesuaidengan keluhan yang dialaminya. Hal lain yang perlu ditanyakan adalah kondisipemukiman di mana klien bertempat tinggal, klien dengan pneumonia seringdijumpai bila bertempat tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk (Muttaqin,2008).

296.Status Kesehatan Sekarang (Bickley, 2008)a.Alergi. Beri perhatian khusus pada riwayat eczema, urtikaria, rhinitisalergi lama, intoleran makanan, hipersensitivitas serangga, dan mengiberulangb.Imunisasi. Termasuk tanggal pemberian imunisasi dan reaksi yangtidak menguntungkanc.Uji Skrining. Cenderung bervariasi sesuai dengan kondisi medis dansosial anak. Termasuk hasil skrining nayi baru lahir, skrining anemia, timbaldarah, penyakit sel sbait, penglihatan, pendengaran, dan lain-lain (misal:tuberkulosis).B.Pengkajian Pneumonia pada Anak menurut Betz, 2009.:1.Lihat pada bagian pengkajian respirasi2.Kaji kepatenan jalan napas3.Kaji adanya tanda-tanda gawat pernapasan dan respons terhadap terapioksigen. Pantau nilai saturasi oksigen4.Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi5.Kaji respon anak terhadap pengobatan6.Kaji kemampuan keluarga untuk mengelola program pengobatan di rumah.C.Pengkajian fungsi pernapasan menurut Wong, 2008.:1.PernapasanPola pernapasan diobservasi berdasarkan frekuensi, kedalaman, kemudahandan irama pernapasan

30a. Frekuensi: cepat (takipnea), normal atau lambat untuk anak tertentub. Kedalaman: kedalaman normal, terlalu dangkal (hipopnea), terlalu dalam(hiperpnea); biasanya diukur dari amplitudo ekskursi toraks dan abdomenc. Kemudahan: tanpa upaya, dengan upaya (dyspnea), ortopnea (kesulitanbernapas kecuali pada posisi tegak), berhubungan dengan rektraksiintercostal dan atau substernal (inspirasi “tenggelam” dan jaringan lunakberkaitan dengan kartilago dan tulang toraks), palsus paradoksus(teakanan darah menurun pada saat inspirasi dan akan meningkat saatekspirasi), pernapasan cuping hidung, kepala mengangguk (kepala anakyang sedang tidur dengan area suboksipital ditopang di lengan bawahpengasuh yang bergerak ke depan secara sinkron setiap inspirasi),mendengkur, mengid. Pernapasan sulit: kontinu, intermiten, memburuk awitan tiba-tiba , padasaat istirahat atau beraktivitas, berkaitan dengan mengi atau mendengkur,berkaitan dengan nyerie. Irama: kedalaman dan frekuensi pernapasan bervariasi2.Observasi LainSelain pernapasan, perhatian khusus juga diberikan pada hal-hal berikut:a. Tanda-tanda infeksi: periksa adanya peningkatan suhu, pembesarannodus limfe servikal, inflamasi membrane mukosa, dan rabas purulentdari hidung dari hidung, telinga, atau paru (sputum)

31b. Batuk: Observasi karakteristik batuk (jika ada); pada situasi apa batukterdengar (misalnya hanya di malam hari , pada ssaat bangun), sifat batuk(paroksismal dengan atau tanpa mengi, batuk croup atau kasar), frekuensibatuk, kaitannya dengan menelan atau aktivitas lain, karakter batuk(kering atau berdahak), produktivitas batukc. Mengi: inspirasi atau ekspirasi, bernada tinggi atau musical, memanjang,berkembang lambat atau tiba-tiba, berkaitan dengan kesulitan bernapasd. Sianosis: catat distribusi (perifer, perioral, fasial, badan, dan wajah),derajat durasi, kaitannya dengan aktivitase. Nyeri dada: dapat dikeluhkan oleh anak yang sudah besar. Catat lokasidan situasi terjadinya: setempat atau menyeluruh, di dekat leher atauabdomen, tumpul atau menusuk, dalam atau superfisial, kaitannyadengan pernapasan dangkal dan cepat atau mendengkurf. Sputum: anak-anak yang lebih besar dapat memberikan sampel sputumdengan membatukkannya, sedangkan anak-anak yang masih kecilmemerlukan pengisapan untuk mendapatkan sampel, catat volume,warna, viskositas, dan baug. Bau napas: dapat berkaitan dengan beberapa infeksi paru.D.Pengkajian Keperawatan Anak menurut Betz, 2009:1. PENGUKURANa. Suhub. Nadi

32c. Pernapasand. Tekanan darahe. Tinggi badanf. Berat badang. Lingkar kepala (kurang dari 2 tahun)2. PENGKAJIAN KARDIOVASKULARa. Nadi1) Denyut apikal: frekuensi, irama, kualitas2) Nadi perifer: ada atau tidak ada; jika ada, frekuensi, irama,kualitas, dan kesimetrisan; perbedaan antarektremitas3) Tekanan darah: semua ekstremitasb. Pemeriksaan toraks dan hasil auskultasi1) Lingkar dada2) Adanya deformitas dada3) Bunyi jantung: murmur4) Titik impuls maksimumc. Tampilan umum1) Tingkat aktivitas2) Tinggi dan berat badan

333) Perilaku: ketakutan4) Jari tabuh (clubbing) pada tangan dan/atau kakid. Kulit1) Pucat2) Sianosis: membrane mukosa, ekstremitas, dasar kuku3) Diaphoresis4) Suhu abnormale. Edema1) Periorbital2) Ekstremitas3. PENGKAJIAN RESPIRASIa. Bernapas1) Frekuensi pernapasan, kedalaman, dan kesimetrisan2) Pola napas: apnea, takipnea3) Retraksi: suprasternal, intercostal, subcostal, dan supraklavikular4) Pernapasan cuping hidung5) Posisi yang nyamanb. Hasil auskultasi toraks1) Bunyi napas merata

342) Bunyi napas abnormal: bising, ronki, mengi3) Fase inspirasi dan ekspirasi memanjang4) Serak, batuk, dan stridorc. Hasil pemeriksaan toraks1) Lingkar dada2) Bentuk dadad. Tampilan umum1) Warna: merah muda, pucat, sianosis, akrosianosis2) Tingkat aktivitas3) Perilaku: apatis, tidak aktif, gelisah, dan/atau ketakutan4) Tinggi dan berat badan4. PENGKAJIAN NEUROGISa.Tanda-tanda vital1) Suhu2) Pernapasan3) Denyut jantung4) Tekanan darah5) Tekanan nadib.Hasil pemeriksaan kepala

351) Fontanel: menonjol, rata, cekung2) Lingkar kepala (dibawah 2 tahun)3) Bentuk umumc.Reaksi pupil1) Ukuran2) Reaksi terhadap cahaya3) Kesamaan responsd.Tingkat kesadaran (lihat skala koma Glasgow [GCS] pada tabel 2.1)1) Kewaspadaan: respons terhadap panggilan dan perintah2) Iritabilitas3) Letargi dan rasa mengantuk4) Orientasi terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungane.Afek1) Alam perasaan2) Labilitasf.Aktivitas kejang1) Jenis2) Lamanya

36g.Fungsi sensorik1) Reaksi terhadap nyeri2) Reaksi terhadap suhuh.Refleks1) Refleks tendo superfisial dan profunda2) Adanya reflek patologis: misalnya babinskii.Kemampuan intelektual (bergantung pada tingkat perkembangan)1) Kemampuan menulis atau menggambar2) Kemampuan membaca5. PENGKAJIAN GASTROINTESTINALa. Hidrasi1) Turgor kulit2) Membrane mukosa3) Asupan dan haluaranb. Abdomen1) Nyeri2) Kekakuan3) Bising usus

374) Muntah: jumlah, frekuensi, dn karakteristik5) Feses: jumlah, frekuensi, dan karakteristik6) Kram7) Tenesmus6. PENGKAJIAN RENALa. Tanda-tanda vital1) Nadi2) Pernapasan3) Tekanan darahb. Fungsi ginjal1) Nyeri tekan pinggang atau suprapubis2) Disuria3) Pola berkemih: lancar atau menetes4) Frekuensi atau inkontinensia5) Urgensi6) Adanya asites7) Adanya edema: skrotum, periorbital, ekstremitas bawahc. Karakteristik urine dan berkemih1) Tampilan: bening atau keruh

382) Warna: kuning sawo, merah muda, merah, atau coklat kemerahan3) Bau: amonia, aseton, sirup maple4) Berat jenis5) Menagis setelah berkemihd. Hidrasie. Genitalia1) Iritasi2) Rabas7. PENGKAJIAN MUSKULOSKELETALa. Fungsi motorik kasar1) Ukuran otot: adanya atrofi atau hipertrofi otot; kesimetrisan massaotot2) Tonus otot: spastisitas, kelemahan, rentang gerak terbatas3) Kekuatan4) Gerakan abnormal: tremor, distonia, atetosisb. Fungsi motoric halus1) Manipulasi mainan2) Menggambarc. Gaya berjalan: ayunan lengan dan kaki, gaya tumit-jari

39d. Pengendalian postur1) Mempertahankan posisi tegak2) Adanya ataksia3) Bergoyang-goyange. Persendian1) Rentang gerak2) Kontraktur3) Kemerahan, edema, nyeri4) Tonjolan abnormalf. Tulang belakang1) Lengkung tulang belakang: scoliosis, kifosis2) Adanya lesung pilonodalg. Pinggul1) Abduksi2) Adduksi8. PENGKAJIAN HEMATOLOGISa. Tanda-tanda vital1) Nadi2) Pernapasan

40b. Tampilan umum1) Tanda-tanda gagal jantung kongestif2) Gelisahc. Kulit1) Warna abnormal: pucat, icterus2) Petekie3) Memar4) Perdarahan dari membrane mukosa atau dari luar suntikan ataupungsi vena5) Hematomad. Abdomen1) Pembesaran hati2) Pembesaran limpa9. PENGKAJIAN ENDOKRIN1) Tanda-tanda vital1) Nadi2) Pernapasan: kussmaul3) Tekanan darah2) Status hidrasi

411) Poliuria2) Polifagia3) Kulit kering4) Rasa haus berlebihan3) Tampilan umum1) Tinggi badan, berat badan2) Alam perasaan3) Iritabilitas4) Rasa lapar5) Sakit kepala6) Gemetar.

42Tabel 2.3 GCSGejalaSkorMembuka Mata:Secara spontan4Terhadap suara3Terhadap nyeri2Tidak ada1Respon Verbal:Orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang baik5Respon verbal yang mengindikasikan konfusi dan disorientasi4Kata-kata tidak tepat sedikit kurang dimengerti3Suara yang tidak bermakna2Tidak ada1Respon Motorik:Patuh terhadap perintah untuk menggerakkan bagian tubuh5Berusaha menghentikan stimuli yang menyakitkan4Respon nyeri dikotikasi (fleksi lengan)3Respon nyeri deselebrasi (ekstensi dan rotasi internal lengan)2Tidak ada1Sumber: Betz, 20092.3.2 Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan menurut Speer, 2007:A. Hipertermia yang berhubungan infeksiB. Risiko defisit volume cairan yang berhubungan dengan kehilangancairan, akibat hipertermia atau hiperpnea (atau keduanya)C. Bersihan jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan inflamasi

432.3.3 Intervensi Keperawatan pada BronchopneumoniaIntervensi Keperawatan pada Pneumonia menurut Speer, 2007A. HipertermiayangberhubunganinfeksiHasil yang diharapkan:Anak akan mempertahankan suhu tubuh kurang dari 37,8oC.Intervensi :Tabel 2.4 Intervensi HipertermiaRencana Intervensi1. Pertahankan lingkungan yangdingin.RasionalLingkungan yang dingin akanmenurunkan suhu tubuh melaluikehilangan panas tik(asetaminofen atau ibu profen,biasanya mengurangi demamjangan aspirin), sesuai petunjuk.secara efektif.3. Pantau suhu tubuh anak setiapPeningkatan suhu tubuh secara1-2 jam, waspadai adanyatiba-tiba dapat mengakibatkankenaikan suhu secara tiba-tiba.kejang.4. Ambil sediaan sputum untukSediaan sputum membantudilakukan kulturmengidentifikasi penyebab.5. Berikan obat antimicrobial,Daya obat antimikrobial dengansesuai petunjuk.cara menyerang organismapenyebab.6. Berikan kompres basahKompres hangat basah akanodengan suhu 37 C bila perlu,mendinginkan permukaan tubuhuntuk mengurangi demam.dengan cara konduksi.Sumber: Speer, 2007B. terimia/viremia, peningkatan laju metabolisme umumBatasan Karakteristik:Foto rontgen toraks me

1996 dalam NANDA NIC NOC, 2015). Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat) (NANDA NIC NOC, 2015). 2.1.4 Patofisiologi Bronchopneumonia Agen penyabab pneumonia

Related Documents:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini berfungsi untuk pedoman dan pembanding penelitian yang akan dilakukan. Urfan (2017) melakukan penelitian berjudul Aplikasi Kalender Event Seni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang aplikasi mobile berbasis android yang dibuat oleh universitas atau berisi info seputar kampus atau panduan bagi mahasiswa atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Keagenan Keagenan adalah hubungan yang mempunyai kekuatan hukum yang terjadi bilamana kedua pihak bersepakat, memuat perjanjian, dimana salah satu pihak diamakan agen, setuju untuk mewakili pihak lainnya yang

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Chronic kidney disease (CKD) a. Definisi Chronic kidney disease merupakan suatu keadaan kerusakan ginjal secar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengacu pada beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada dimana masing-masing penulis menggunakan metode yang berbeda sesuai dengan permasalahan yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Umum tentang Arbitrase 1. Pengertian Arbitrase Suatu hubungan keperdataan yakni dalam suatu perjanjian selalu akan ada resiko kemungkinan timbulnya suatu perselisihan dalam prosesnya baik antar pihak maupun dengan objek perjanjian. Sengketa tersebut dapat