MODEL KOMUNIKASI DALAM PENGELOLAAN WISATA

2y ago
73 Views
2 Downloads
896.25 KB
90 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Javier Atchley
Transcription

MODEL KOMUNIKASI DALAM PENGELOLAANWISATA HALAL DI ACEH BESAR DAN BANDA ACEHSKRIPSIDiajukan OlehNAMA : SUCI FERIDHANIM : 411307101Jurusan Komunikasi dan Penyiaran IslamFAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRYBANDA ACEH1439 H / 2018 MSKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan KomunikasiUIN Ar-Raniry Darussalam Banda AcehSebagai Salah Satu Syarat untuk MemperolehGelar Sarjana S-1 dalam Ilmu DakwahJurusan Komunikasi dan Penyiaran IslamOlehNAMA : SUCI FERIDHANIM : 411307101Disetujui Oleh:Pembimbing I,Zainuddin T., M.SiNIP. 19701104 200003 1 002Pembimbing II,Azman S.Sos, I.,M.I.KomNIP. 19830713 201503 1 004

KATA PENGANTARSegala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telahmemberi rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat beriring salamkepada Nabi Muhammad Saw keluarga dan sahabatnya sekalian yang telahmembawa umat manusia dari alam jahiliyyah ke alam yang penuh ilmupengetahuan.Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT dan hidayah-Nya sehingga penulisdapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Model Komunikasi DalamPengelolaan Wisata Halal Di Aceh.” Skripsi ini disusun untuk melengkapi danmemenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Dakwah danKomunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh.Dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuandari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih yang sedalamdalamnya kepada mereka yang telah berjasa begitu besar kepada penulis. Olehkarena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yangsebesar-besarnya kepada :1. Ayahanda Asril dan Ibunda Rosniar Lekha serta kepada mami Asnitayang tercinta berkat doa kasih sayang dan dukungan baik moril maupunmaterial sehingga dapat melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebihtinggi, serta kepada adik-adik tercinta yang selalu penulis banggakanLara Anjani, Azura Aprisha Maula, dan Balqis Asrimarfirah. Sertai

kepada keluarga yang sangat saya cintai dari keluarga Ayah danKeluarga Bunda yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.2. Ibu Dr. Kusmawati Hatta, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Dakwah danKomunikasi, Bapak Dr. Hendra syahputra, ST., MM. ketua JurusanKomunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Ucapan terima kasih penuliskepada Bapak Zainuddin T, M.Si. selaku pembimbing I dan BapakAzman S.Sos,I.,M.I.Kom selaku pembimbing II, serta kepada BapakTaufik, SE. Ak.,M.Ed. sebagai penasihat akademik. Kepada Bapak Dr.Hendra Syahputra,M M dan Ibu Rusnawati, S.Pd,. M.Si. selaku pengujisidang skripsi saya yang telah banyak memberikan masukan sehinggaskripsi ini dapat disempurnakan dengan baik.3. Kepada dosen dan seluruh karyawan di lingkungan Fakultas Dakwahdan Komunikasi Universitas Islam Negeri serta seluruh civitas akademikdan perpustakaan yang telah banyak berjasa dalam menjaga danmengarahkan penulis.4. Bapak M. Syahputra Azwar selaku Kepala Seksi PengembanganKomunikasi dan Strategi Pemasaran Pariwisata Pada Dinas Kebudayaandan Pariwisata Provinsi Aceh, kak Elvina sebagai staf bidangpengembangan usaha pariwisata dan kelembagaan Dinas Kebudayaandan Pariwisata Aceh, bang Fadli Nora Iranda selaku duta wisata AcehPeriode 2016-2017, bang Hendra Murdani sebagai tim publikasi dandokumentasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh, sertabang Aulia Fitri sebagai pengelola komunitas I love Aceh (Komunitasii

Penggerak Wisata Halal) yang telah bekerjasama dan memberikaninformasi yang cukup yang berkaitan dengan penelitian penulis.5. Kepada sahabat-sahabat saya tercinta Nyak Uswa, Syukri, Aton, Arif,Unni Tila, Dara Canden, Cut Des, kakak Dupi, dan kepada seluruh anakunit 06 yang telah memberikan bantuan berupa doa, dukungan, saranjuga semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, sertakawan-kawan jurusan KPI angkatan 2013 yang tidak mungkindisebutkan satu persatu.Tidak ada satupun yang sempurna di dunia ini, begitu juga penulismenyadari bahwa ada banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu ditingkatkanbaik dari segi ini maupun itu datang dari penulis sendiri, untuk itu penulis sangatmengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaanpenulisan karya ilmiah ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah harapanpenulis, semoga jasa yang telah disumbangkan semua pihak mendapat balasanbalasan-Nya. Amin Ya Rabbal’alamiiin.Banda Aceh, 04 januari 2018Penulisiii

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR.DAFTAR ISI.DAFTAR TABEL .DAFTAR GAMBAR.DAFTAR LAMPIRAN .ABSTRAK .iivviviiviiiixBAB I : PENDAHULUAN.A. Latar Belakang Masalah .B. Rumusan Masalah.C. Tujuan Penelitian .D. Manfaat Penelitian .E. Definisi Operasional .1. Model Komunikasi.2. Wisata Halal .11678889BAB II : LANDASAN TEORI .A. Penelitian Sebelumnya yang Relevan .B. Model Komunikasi.1. Pengertian Model Komunikasi.2. Fungsi Model Komunikasi .3. Teori AIDDA .4. Analisis SWOT .5. Hambatan Komunikasi.C. Wisata .1. Pengertian Pariwisata .2. Pengelolaan Wisata Halal.1010131320212425252528BAB III : METODE PENELITIAN.A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .B. Informan Penelitian.C. Lokasi Penelitian .D. Teknik Pengumpulan Data.1. Wawancara .2. Observasi.3. Dokumentasi.4. Studi Kepustakaan.5. Internet Searching atau Penulusuran Online.E. Teknik Analisis Data.3333343535353636363737BAB 1V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.1. Profil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh .383838iv

2. Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh.B. Bentuk Wisata dan Promosi.1. Bentuk Wisata.2. Promosi .C. Sasaran Pengelolaan Wisata Halal Di Aceh .D. Proses Komunikasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ProvinsiAceh Dalam Mengelola Wisata Halal Di Aceh .E. Model-Model Komunikasi Dinas Kebudayaan dan PariwisataProvinsi Aceh Dalam Mengelola Wisata Halal Di Aceh.F. Analisis Data dan Pembahasan .1. Analisis Data.2. Pembahasan. BAB V : PENUTUP .A. Kesimpulan .B. Saran .DAFTAR PUSTAKADAFTAR RIWAYAT HIDUPLAMPIRANv39404044475156595965717172

DAFTAR TABELTabel 4.1 Tabel kunjungan wisatawan mancanegara. 50Tabel 4.2 Tabel capaian dan target wisatawan mancanegara . 50Tabel 4.3 Tabel capaian dan target wisatawan lokal. 50vi

DAFTAR GAMBARGambar 2.1 Model komunikasi Lasswell. 15Gambar 2.3 Model Komunikasi dua arah . 17Gambar 2.3 Model komunikasi Matematikal Shannon dan Weaver . 17Gambar 4.1 Rumoh Aceh (Rumah adat Aceh) . 41Gambar 4.2 Pamflet wisata Islami Lampuuk . 42Gambar 4.3 Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh . 43Gambar 4.4 Disbudpar Aceh mempromosikan destinasi Sabang melaluimediainstagram. 47Gambar 4.5 Proses komunikasi dalam pengelolaan wisata halal di Aceh . 52vii

DAFTAR LAMPIRANLampiran 1 : Pedoman WawancaraLampiran 2 : Dokumentasi Hasil PenelitianLampiran 3 : Surat Keputusan Pembimbing SkripsiLampiran 4 : Surat Keterangan Perubahan Judul SkripsiLampiran 5 : Surat Izin Melakukan PenelitianLampiran 6 : Surat Izin Telah Melakukan PenelitianLampiran 7 : Daftar Riwayat Hidupviii

ABSTRAKPenelitian ini diberi judul Model Komunikasi dalam Pengelolaan Wisata Halal diAceh. Adapun latar belakang masalah penelitian ini adalah bahwa DinasKebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh sudah mulai menerapkan wisata halaldi Aceh, namun dari sisi fasilitas wisata dan aturan-aturan di lapangan masihbanyak kita lihat pelanggaran-pelanggaran terhadap syariat Islam. Sebut sajaTaman Putro Phang yang pengunjungnya sebagian besar pasangan kaum mudayang bukan muhrim dan wanita yang memakai pakaian ketat. Selain itu, masihada penginapan, rumah makan dan objek wisata yang belum mendapatkansertifikasi halal dari dinas terkait. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui apa saja bentuk wisata yang disediakan dan dipromosikan oleh DinasKebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh?, siapa sasaran dari pengelolaan wisatahalal di Aceh?, bagaimana proses komunikasi Dinas Kebudayaan dan PariwisataProvinsi Aceh dalam mengelola wisata halal di Aceh?, dan model-modelkomunikasi apa saja yang diterapkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ProvinsiAceh dalam mengelola wisata halal di Aceh?. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif danteknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dokumentasi,wawancara, studi kepustakaan, serta internet searching atau penelusuran online.Hasil penelitiannya yaitu bentuk wisata halal yang disediakan adalah wisatabudaya, wisata religi, wisata alam, dan wisata buatan yang dipromosikan melaluisosialisasi dan koordinasi dengan pelaku wisata dan industri, duta wisata, MUI,BPOM, serta komunitas penggerak wisata halal Aceh. Sasaran pengelolaan wisatahalal di Aceh yaitu wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara, untukwisatawan lokal ditargetkan mulai dari angka 2 juta hingga 2,7 juta wisatawanuntuk tahun 2017 hingga tahun 2019, sedangkan untuk wisatawan mancanegaraditargetkan mulai dari angka 150 ribu hingga 700 ribu wisatawan untuk tahun2017 hingga tahun 2019. Proses komunikasi terjadi antara internal dan eksternalDinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh. Model komunikasi yangdigunakan yaitu model Lasswell dan Model Komunikasi Dua Arah.Kata kunci : Model Komunikasi, Proses Komunikasi, Wisata Halalix

PENDAHULUANBAB IA. Latar Belakang MasalahKehidupan manusia pada dasarnya tidak terlepas dari yang namanyakomunikasi. Sejak pertama kali dilahirkan manusia sudah berkomunikasi denganlingkungannya, serta disadari atau tidak komunikasi merupakan bagian darikehidupan manusia itu sendiri. Menurut Edward Depari komunikasi adalah prosespenyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang mengandung arti dilakukan olehpenyampai pesan (komunikator) ditujukan kepada penerima pesan (komunikan).Dalam proses komunikasi kebersamaan diusahakan melalui tukar menukarpendapat, penyampaian pesan informasi, serta perubahan sikap dan perilaku.1Selain itu, manusia satu juga memerlukan manusia lain dalam ikatankelompok atau masyarakat. Terbentuknya sekelompok manusia yang mengadakansuatu ikatan untuk dapat menyelenggarakan kehidupan bersama inilah yangdisebut organisasi dan semua organisasi hanya dapat melakukan fungsinya denganbaik melalui komunikasi. Komunikasi merupakan saluran untuk menerimapengaruh, perubahan, dan motivasi yang memungkinkan suatu organisasi dapatmencapai tujuannya dan tanpa komunikasi, tujuan organisasi tidak akan tercapai.Karena, komunikasi merupakan bagian sentral dari suatu organisasi serta dengankomunikasi yang baik, maka hubungan kerja dalam suatu organisasi akan dapatberjalan baik.21H.a.w. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Cet Ke 2 (Jakarta: PT Rineka Cipta,2000), Hal. 89.2Ibid, Hal.88.1

2Sebagai sebuah organisasi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsiAceh juga menjalin dan mempertahankan hubungan baik organisasi merekadengan berbagai pihak, di antaranya dengan publik, seperti masyarakat, media,serta mitra-mitra kerja. Hubungan ini tentu tidak akan terwujud tanpa adanyaproses komunikasi, karena proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakankomunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). 3Selain itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh juga bertugas dalampengembangan, pembangunan, serta pengelolaan wisata yang ada di Aceh.Pariwisata merupakan salah satu primadona bagi negara-negara dalammeningkatkan sumber pendapatannya di luar migas dan pajak. Indonesia sebagaisalah satu negara berkembang mulai mempromosikan negaranya guna menarikpandangan mata dunia lain, hal ini dimaksudkan agar Indonesia semakin terkenalbagi warga/penduduk negara lain untuk berkunjung ke Indonesia. Setiap trianpariwisataterusdiupayakan bagi wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawanmancanegara.4Objek wisata merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki oleh setiapdaerah. Oleh karenanya objek wisata sangat membutuhkan pelaku informasi yanghandal agar dapat menumbuhkan citra positif dari publik. Sektor pariwisatamerupakan suatu sektor yang memiliki kaitan dengan sektor-sektor lainnya,termasuk sektor keamananpun terkait di dalamnya. Oleh karena itu, objek wisata3Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008), Hal.8.4Deddy Prasetya Maha Rani, “Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Sumenep,Madura, Jawa Timur (Studi Kasus: Pantai Lombang), Jurnal Politik Muda, VOL.3, NO. 3,Agustus-Desember (2004).

3sudah seharusnya ditangani dan dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah, mulaidari kesiapan objeknya, pengelolaannya, serta upaya promosinya agar dapatdiketahui oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. 5Pengelolaan tempat wisata sangat diperlukan untuk menarik minatwisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara agar ingin tinggal lebih lama didaerah tujuan wisatanya serta ingin membelanjakan uang sebanyak-banyaknyaselama masa perjalanannya. Hal ini tentu tidak mudah untuk terlaksana,mengingat tempat wisata di Aceh sendiri sangat banyak, mulai dari yang sudahdikelola maupun yang belum terlaksana pengelolaannya.6Berikut capaian jumlah kunjungan wisatawan Aceh dari tahun 2012 s.d2016 :NoTahunWisatawan LokalWisatawan lah903,079118,466Sumber data: Dinas kebudayaan dan pariwisata provinsi Aceh5Maman Chatamallah, “Strategi Publik Relation dalam Promosi Pariwisata : Studi KasusDengan Pendekatan Marketing Publik Relation di Provinsi Banten”, Jurnal Unisba, VOL 9, NO 2,Desember (2008).6Fani Sartika, dkk, “Pengaruh Produk dan Bauran Promosi Wisata Terhadap Citra(Image) Destinasi dan Dampaknya Pada Niat Wisatawan Untuk Melakukan Kunjungan Ulang KeProvinsi Aceh”, Jurnal Online, VOL 3, NO. 1, Febuari (2014).

4Selain mempromosikan tempat-tempat wisata yang ada di Aceh, saat iniDinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh juga sedang mempromosikan produkwisata baru yang disebut wisata halal. Salah satu alasan Aceh terpilih sebagaidestinasi wisata halal adalah karena Aceh merupakan satu-satunya provinsi yangmenerapkan syariat Islam di Indonesia dan telah lama dikenal sebagai SerambiMekkah. Selain itu, Aceh juga dikenal dengan objek wisatanya, sehinggamempunyai peluang dalam pengembangan wisata halal.7Secara umum wisata halal dapat diartikan sebagai kegiatan wisata yangdikhususkan untuk memfasilitasi kebutuhan berwisata umat Islam. Global MuslimTravel Index (GMTI) merupakan acuan pertama dari standardisasi industri wisatahalal di Indonesia. Indikator pengembangan wisata halal sesuai dengan GlobalMuslim Travel Index (GMTI) mempunyai 3 (tiga) kelompok standar yangditurunkan dalam 11 indikator, yaitu:1. Destinasi ramah keluarga, mencakup destinasi ramah keluarga,keamanan umum dan bagi wisatawan Muslim, serta jumlahkedatangan wisatawan Muslim.2. Layanan dan fasilitas di destinasi ramah Muslim, mencakup pilihanmakanan dan jaminan halal, akses ibadah, fasilitas di bandara, sertaopsi akomodasi.3. Kesadaran halal dan pemasaran destinasi, mencakup kemudahankomunikasi, jangkauan dan kesadaran kebutuhan wisatawan Muslim,konektivitas transportas udara, serta persyaratan visa.8Dalam mewujudkan hal tersebut, PEMKO Banda Aceh setempat dan dinasterkait lainnya terus melakukan berbagai langkah. Langkah itu antara lainmenyelenggarakan event pariwisata, promosi pariwisata berkelanjutan, penguatan7Hasil Wawancara, Elvina (Staf Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata danKelembagaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh), tanggal 14 febuari kriteria-wisata-halal, (diakses)16 april2017).

5SDM pariwisata, pengembangan budaya dan tradisi, pembenahan prasarana dansarana wisata, pengembangan transportasi wisata, dan senantiasa mendorongmasyarakat sadar wisata.9Selain itu, Reza Fahlevi selaku kepala Dinas Kebudayaan dan PariwisataProvinsi Aceh mengatakan “pemilihan duta wisata juga merupakan salah satulangkah dalam menyongsong destinasi wisata halal ini. Pemilihan duta wisatadiharapkan dapat mempromosikan potensi pariwisata provinsi Aceh secarabersama-sama”.10 Tujuan pengembangan destinasi wisata halal yaitu menjadikanIndonesia sebagai world’s best tourism destination dalam rangka menggarappeluang besar pasar pariwisata halal menuju 20 juta Wisatawan mancanegara dan275 juta perjalanan Wisatawan nusantara pada tahun 2019.11Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh saat ini sudah mulaimenerapkan wisata halal, namun dari sisi fasilitas dan fakta yang kita lihat dilapangan masih belum menunjukkan bagian dari wisata halal tersebut. Sebut sajaTaman Putro Phang yang pengunjungnya sebagian besar pasangan kaum mudayang bukan muhrim, pantai di Banda Aceh seperti Uleelheu yang kebersihanpantainya masih kurang. Selain itu, masih ada penginapan, rumah makan danobjek wisata yang belum mendapatkan sertifikasi halal dari dinas terkait. Katahalal di sini bukan hanya dilihat dari bahan dasar pembuatan makanan danminuman yang akan dipasarkan, tetapi juga dariproses pembuatan u-wisata-halal-dunia, (diakses 8 t-wisata-halal-aceh, (diakses 7 januari 2017).Maman Chatamallah, “Strategi Publik Relation dalam Promosi Pariwisata : Studi KasusDengan Pendekatan Marketing Publik Relation di Provinsi Banten”, Jurnal Unisba, VOL 9, NO 2,(2008).11

6penyediaan fasilitas yang bersih dan sehat yang akan menjamin kesehatan kepadapelanggan dan turis yang berkunjung ke Aceh.12Oleh karena itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh berperanbesar dalam pengelolaan dan pengembangan program wisata halal. Salah satunyaadalah dengan cara menghimbau, mensosialisasikan dan mengajak para pelakupariwisata untuk mengurus sertifikasi halal untuk restoran, hotel, travel dantempat-tempat wisata lainnya, serta untuk bekerja sama dengan instansi-instansiterkait dengan kepariwisataan seperti Dinas PERINDAG (Perindustrian danPerdagangan) untuk menggalakkan program wisata halal. Selain itu pelaksanaanprogram kepariwisataan ini juga di jelaskan dalam UU Republik Indonesia Nomor10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan dan dalam Qanun Aceh No 8 Tahun 2013Tentang Kepariwisataan, Lembaran Aceh Tahun 2013 No 8, tambahan lembaranAceh no 52.13Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untukmengadakan suatu penelitian terhadap Model Komunikasi Dalam PengelolaanWisata Halal Di Aceh Besar dan Banda Aceh, Sehingga dengan upaya danstrategi yangdilakukan diharapkan dapat menciptakan opini positif di matapublik, khususnya para wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara.B. Rumusan MasalahDari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diperoleh beberapaidentifikasi masalah yang dapat diteliti, yakni l-Aceh, diakses 07 januari 2017.Hasil Wawancara, Elvina (Staf Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata danKelembagaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh), tanggal 14 febuari 2017.13

71. Apa saja bentuk wisata yang disediakan dan dipromosikan oleh DinasKebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh?2. Siapa sasaran dari pengelolaan wisata halal di Aceh?3. Bagaimana proses komunikasi Dinas Kebudayaan dan PariwisataProvinsi Aceh dalam mengelola wisata halal di Aceh Besar dan BandaAceh?4. Model-model komunikasi apa saja yang diterapkan Dinas Kebudayaandan Pariwisata Provinsi Aceh dalam mengelola wisata halal di AcehBesar dan Banda Aceh?C. Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian yanghendak dicapai ialah sebagai berikut :1. Untuk mengetahui apa saja bentuk wisata yang disediakan dandipromosikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh.2. Untuk mengetahui siapa sasaran dari pengelolaan wisata halal di Aceh.3. Untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi pada DinasKebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh dalam mengelola wisatahalal di Aceh.4. Untuk mengetahui model-model komunikasi apa saja yang diterapkanDinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh dalam mengelolawisata halal di Aceh.

8D. Manfaat Penelitian1. Manfaat TeoritisPenelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan baru dalamtatanan kehidupan sosial dan dapat bermanfaat bagi publik, khususnya bagipemerintah Aceh yang berkeinginan agar potensi objek wisata Aceh dapat dikenaloleh wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara.2. Secara praktisMemberikan wawasan ilmiah khususnya bagi mahasiswa jurusankomunikasi dan sosial dalam memahami makna dan pesan dari model komunikasidalam pengelolaan wisata halal di Aceh.E. Definisi Operasional1.Model KomunikasiModel ialah suatu gambaran atau skema sederhana. Deutsch menyatakanbahwa model adalah struktur simbol dan aturan kerja yang diharapkan selarasdengan serangkaian poin yang relevan dalam struktur atau proses yang ada, sertamemberi kita kerangka kerja yang bisa kita gunakan untuk mempertimbangkansuatu masalah.14 Model komunikasi dimaksudkan untuk menggambarkan secarasederhana mengenai proses komunikasi supaya lebih mudah dipahami.1514Deutsch dalam Werner J.Severin. James W. Tankard, Jr, Teori Komunikas: Sejarah,Metode, dan Terapan Di Dalam Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2011), Hal. 53.15Suranto Aw, Komunikasi Sosial Budaya, Cet Ke 1 (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),hal. 8

92. Wisata HalalMakna wisata halal mungkin akan berbeda-beda bagi setiap orang, adayang mengartikan sebagai penyajian makanan dari bahan-bahan yang halal atauaturan-aturan perwisataan yang mengikuti tata cara dalam syariat Islam. Wisatahalal bermakna industri pariwisata yang ditujukan untuk wisatawan muslim danpelayanan merujuk pada Islam. Artinya pemerintah akan melarang aktor-aktorpariwisata menjajakan minuman yang mengandung genre-genre yang berbau nonIslam, menyediakan fasilitas yang terpisah antara laki-laki atau perempuan yangnon-muhrim (bukan suami-isteri).1616Hafizah Awalia, “Komodifikasi Pariwisata Halal NTB dalam Promosi DestinasiWisata Islami di Indonesia”, Jurnal Studi Komunikasi,VOL. I, NO 1, (2017).

BAB IILANDASAN TEORIA. Penelitian Sebelumnya yang RelevanPenelitian ini dilakukan sesuai dengan bidang keilmuan penulis yangsedang menyelesaikan studi di prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam konsentrasikomunikasi. Penelitian yang dilakukan mengangkat konsep penelitian yangmengacu kepada model komunikasi dan wisata halal. Secara tekhnis, banyakpenelitian yang telah dilakukan dengan mengangkat masalah mengenai modelkomunikasi dan wisata halal. Berikut penelitian yang sudah pernah dilakukanyang berkaitan dengan model komunikasi dan wisata halal.Kajian ilmiah mengenai model komunikasi dan wisata halal sudah pernahdilakukan oleh peneliti sebelumnya. Salah satu penelitian terdahulu yang diambildalam penelitian ini adalah Skripsi : “Peran Humas Dalam Pencitraan BandaAceh Sebagai Bandar Wisata Islami Indonesia (Humas Pemerintah Kota BandaAceh)”, oleh Muhardin (Mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, 2012,Banda Aceh). Dalam skripsi ini peneliti ingin menjelaskan bagaimana peranHumas pemerintah kota Banda Aceh dalam menyeimbangkan informasi danmemberikan penerangan terhadap masyarakat serta menjadi mediator antarapemerintah dengan publik.11Muhardin, Strategi Humas Dalam Pencitraan Banda Aceh Sebagai Bandar WisataIslami Indonesia (Humas Pemerintah Kota Banda Aceh), dalam skripsi, (Banda Aceh, FakultasDakwah dan Komunikasi, 2012), Hal. ix10

11Penelitian ini menggunakan metode analisis propestik, dan untukmemperoleh data yang diperlukan peneliti melakukan teknik pengumpulan ayangbersumberdokumentasi, serta memanfaatkan berbagai macam jenis teori yang dikumpulkanmelalui berbagai pustaka, penunjang guna melengkapi data yang berhubungandengan topik penelitian. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa peranHumas Sekretaris Pemerintah Kota Banda Aceh dalam pencitraan Kota BandaAceh sebagai kawasan bandar wisata Islami Indonesia adalah untuk menciptakancitra positif, menyampaikan informasi kepada masyarakat serta menjalinkemitraan dengan media massa dan lembaga-lembaga yang terkait sertameningkatkan pelayanan terhadap engembanganSektorKepariwisataan di Kabupaten Lampung Timur yang ditulis oleh Superda A.Masyono dan Bambang Suhada. Pengembangan objek wisata hendaknyadilakukan dengan lebih fokus melalui penataan dan pengembangan berbagai objekpariwisata secara gradual dan sistematis dengan melengkapi segala fasilitaspendukungnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menetapkanobjek pariwisata yang perlu mendapatkan skala prioritas sebagai wisata unggulanyang akan dikembangkan serta mendapatkan rumusan strategi dalam rangkapengembangan objek wisata di kabupaten Lampung Timur.32Ibid, Hal. ixSuperda A. Masyono dan Bambang Suhada, “Strategi Pengembangan SektorKepariwisataan di Kabupaten Lampung Timur”, Jurnal Online, VOL. 9, No. 1, April (2015).3

12Penelitian ini menggunakan teknik analisis Weighted Product sedangkanuntuk memperoleh strategi pengembangan kepariwisataan menggunakan analisisSWOT. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa strategi pengembanganobjek wisata unggulan di kabupaten Lampung Timur adalah sebagai berikut:1. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga (swasta) atau pihakkeswadayaan masyarakat.2. Meningkatkan dan mempertahankan aksebilitas eksternal kawasanagar tingkat pencapaian objek daya tarik wisata mudah dijangkau olehwisatawan.3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM agar pengelolaan objekdaya tarik wisata lebih optimal.4. Pengembangan fasilitas penunjang mengingat proporsi penggunaanlahan non terbangun masih besar, hal tersebut diatur oleh kebijakanpengembangan dan pengembangan pemasaran investasi dan pemasaranwisata.4Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang akanpenulis lakukan adalah pada subjek penelitian, tujuan dan permasalahannya, dimana penelitian pertama dilakukan dan difokuskan pada peran Humas pemerintahkota Banda Aceh dalam pencitraan Banda Aceh sebagai bandar wisata IslamiIndonesia dan penelitian kedua dilakukan pada strategi pengembangan sektorkepariwisataan di kabupaten Lampung Timur, sedangkan penelitian yang akanditeliti oleh penulis adalah model komunikasi dalam p

2017 hingga tahun 2019. Proses komunikasi terjadi antara internal dan eksternal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh. Model komunikasi yang digunakan yaitu model Lasswell dan Model Komunikasi Dua Arah. Kata kunci : Model Komunikasi

Related Documents:

Pakistan dengan peradaban tertua di dunia, keragaman budaya, keindahan gunung yang eksotis, pemandangan yang menawan dan variasi musim yang indah memiliki tempat-tempat wisata yang sangat besar untuk ditawarkan. Kawasan wisata meliputi wisata religius, wisata arkeologi dan sejarah, wisata petualangan dan wisata konvensional.

Silabus : Komunikasi Bisnis (Praktek) Kode : KEU2012 SKS : 2 NO Pertemuan Bahan Kajian 1 I MEMAHAMI KOMUNIKASI BISNIS a. Pengertian Komunikasi Bisnis b. Bentuk Dasar Komunikasi c. Proses Komunikasi d. Munculnya Kesalahpahaman Komunikasi e. Bagaimana Memperbaiki Komunikasi 2 II KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI a.

Pengelolaan komunikasi publik merupakan hal penting dalam sebuah pemerintahan. Implementasi kebijakan tentang pengelolaan komunikasi publik yang telah dibuat, sebagaimana pengelolaan komunikasi publik menjadi sarana penyampaian kebijakan Pemerintah, baik itu p

Manajemen komunikasi: bagaimana cara mengelola proses komunikasi. Komunikasi internal: komunikasi yang dilakukan dalam lingkup internal . pelaksana yang kompeten dalam pengelolaan pengaduan; 2) Penyelenggara berkewajiban mengelola pengaduan yang berasal dari penerima pelayan

Modul e-learning Universitas Budi luhur Pengantar Ilmu komunikasi 1 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BUDI LUHUR Dr. Nawiroh Vera, M.Si. POKOK BAHASAN 1. Definisi-definisi komunikasi, 2. Karakteristik komunikasi, 3. Prinsip-prinsip Komunikasi, 4. Elemen-elemen komunikasi, 5. Fungsi komunikasi DEKRIPSI SINGKAT Mengapa manusia perlu berkomunikasi?

Pola Komunikasi dalam Stuktur Organisasi. Komunikasi Vertiksal Komunikasi Horisontal. Komunikasi Informal Komunikasi Formal. Bentuk Komunikasi Grapevine. GOSIP Satu orang berkomunikasi kepada banyak orang CLUSTER Banyak orang ber

1. Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik. Dalam melaksanakan tugas Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik; b. perumusan kebijakan teknis bidan

Part 4 Authorized Inspection (ASME) . The 2019 Edition of NB-263, RCI-1 Rules for Commissioned Inspectors replaces the 2017 Edition. RCI-1 is arranged into Parts, as listed below: Part 1 – National Board Commissions and Endorsements Part 2 – National Board Commission and Endorsement Examinations Part 3 – Inservice Inspection Part 4 – Authorized Inspection (ASME .